Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pemikiran Pendidikan Islam Dosen
Pengampu: Ahmad Muthohar, M.SI
Disusun Oleh:
Soleh Nurhidayat
NIM. 2011101053
2021
1
ABSTRAK
1
A. Pendahuluan
Pendidikan islam telah eksis semenjak islam pertama kali diturunkan yaitu
ketika Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rasul untuk menyebarluaskan ajaran
islam, maka apa yang dilakukan jelas dapat dikategorikan sebagai pendidikan.
Rasullulah adalah sosok guru yang agung, kepribadiannya merupakan
perwujudan ideal tentang seorang guru dan pendidik1.
B. Konsep
Konsep dari pembahasan tema pemikiran Pendidikan islam masa awal yaitu
pada zaman Rasullah saw ialah tentang institusi/Lembaga yang ada pada zaman
nabi baik dari priode mekah Madinah, serta bisa menggambarkan lebih dalam lagi
tentang sistem pendidikan baik dari segi kurikulum dan juga metode
pengimplementasikan nya dan juga pada zaman sahabat nabi, untuk itu agar kita
si pembaca memahami lebih dalam lagi tentang konsep dasar pemikiran
pendidikan awal maka dapat membaca makalah ini.
1
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam , Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah sampai Indonesia (Jakarta : Kencana, 2007) hal 44.
2
C. Pembahasan
Secara etimologi pemikiran dari kata dasar “pikir” yang berarti proses,
cara, atau perbuatan memikir, yaitu menggunakan akal budi untuk
memutuskan suatu persoalan dengan mempertimbangkan segala sesuatu
secara bijaksana. Pemikiran juga bisa diartikan sebagai upaya cerdas dan
proses kerja akal dan kalbu untuk melihat fenomena dan berusaha mencari
penyelesaiannya secara bijaksana2.
2
A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009) hal.3
3
Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam,…hal 4
3
Pada fase makkah ini ada dua tempat / lembaga pendidikan yang
digunakan melangsungkan kegiatan pendidikan yaitu:
1) Rumah Arqam ibnu Arqam. materi yang diajarkan di sini yaitu
berupa hukum Islam dan dasar-dasar agama Islam dan Rasullulah
sendiri pengajarnya. Ada beberapa alasan kenapa nabi memilih rumah
Arqam, Arqam sahabat Nabi yang setia sekaligus lokasinya yang
sangat baik, terhadang dari penglihatan kaum Qurays 4 , Arqam
memeluk Islam dalam usia masih remaja, yaitu berumur enam belas
tahun. Jadi kafir quraisy tidak menyangka kalau rumah seorang remaja
di jadikan sebagai markas sekaligus tempat melakukan pendidikan5.
2) Kuttab
4
Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Wacana Ilmu, 2001) hal. 13
5
http://arozakabuhasan.wordpress.com/2012/04/12/arqam-bin-abi-arqam-seorang-shahabat-
yang-istimewa/ diakses pada 17 November 2021 pukul 14.17
6
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam , Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah sampai Indonesia (Jakarta : Kencana, 2007) hal 38
4
terutama setelah kegiatan kodifikasi pada masa kekhalifahan ‘Usman
ibn Affan’. Senada dengan hal di atas, Samsul Nizar menjelaskan
bahwa hal tersebut disebabkan oleh dua faktor: (1) menjaga kesucian
al-quran, agar tidak sampai terkesan di permainkan para siswa dengan
menulis dan menghapusnya. Hal ini di sebabkan para siswa di ajarkan
tulis menulis di atas batu tulis, yang mana acap kali di hapus. (2) pada
masa awal islam pengikut nabi yang bisa baca tulis hanya sedikit,
kebanyakan mereka bertugas sebagai juru tulis nabi. Oleh sebab itu
kebanyakan guru baca tulis adalah kaum Zimmi dan para tawanan
perang, seperti tawanan badar. Untuk itu tidak mungkin mereka
memiliki kewenangan untuk mengajarkan al-quran kepada para
siswa7.
7
Depertemen Agama, Qur’an dan Terjamahnya, Surakarta: CV Al-Hanan
5
patung, agama islam melarang menyembah, memahat,
menjual patung8.
8
al-Mubarokfury. Sofiurrahman, al-Rahiqul al-Makhtum, (Lebanon : Dar al-Fikri, 2008)
9
Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Klasik
(Bandung: Angkasa 2004) hal. 35
10
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam… Ibid hal. 37
6
dimaksud kurikulum disini dipahami sebagai subjek atau materi ilmu
pengetahuan yang diajarkan dalam suatu proses pendidikan.
11
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam… Ibid hal. 11
12
Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga … op.cit hal. 135
13
Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga… Ibid hal.136
7
b. Fase Madinah (622-632 M)
Pada fase Madinah materi pendidikan yang diberikan
cakupannya lebih kompleks dibandingkan dengan materi
pendidikan fase Mekkah. Di antara pendidikan islam pelaksanaan
pendidikan islam di Madinah adalah14:
1) Pendidikan Ukhuwah {persaudaraan} antara kaum muslimin.
Dalam melaksanakan pendidikan ukhuwah ini, nabi Muhammad
SAW. Bertitik tolak dari struktur kekeluargaan yang ada pada masa
itu. Untuk mempersatukan keluarga itu nabi Muhammad SAW
berusaha untuk mengikatnya menjadi satu kesatuan yang terpadu.
Mereka di persaudarakan karena Allah bukan karena yang lain.
Sesuai dengan isi konstitusi Madinah pula, bahwa antara orang yang
beriman, tidak boleh membiarkan saudaranya menanggung beban
hidup dan utang yang berat diantara sesama mereka. Antara orang
yang beriman satu sama lainnya haruslah saling bantu membantu
dalam menghadapi segala persoalan hidup. Mereka harus bekerja
sama dalam mendatangkan kebaikan, mengurus kepentingan
bersama, dan menolak kemudaratan atau kejahatan yang akan
menimpa15.
2) Pendidikan kesejahtraan sosial. Terjaminnya kesejahtraan sosial,
tergantung pada terpenuhinya kebutuhan pokok dari pada
kehidupan sehari-hari. Untuk itu, setiap orang harus bekerja
mencari nafkah. Untuk mengatasi masalah pekerjaan tersebut, nabi
Muhammad SAW memerintahkan kepada kaum Muhajirin yang
telah dipersaudarakan dengan kaum Ansor, agar mereka bekerja
sama dengan saudara-saudara tersebut. Mereka kaum muhajirin
yang biasa bertani silakan mengikuti pertanian, yang biasa
berdagang silakan mengikuti saudaranya yang berdagang . untuk
pegamanan nabi Muhammad SAW membentuk satuan pengamat
yang mendapat tugas untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan
14
Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Penrj. Ali Audah(Jakarta : Balai Pustaka,1972)
15
Khaldun. Ibn, Mukaddimah Ibn Khaldun,( , Jakarta: Al-Kautsar,2001)
8
terjadinya serangan dan gangguan terhadap kehidupan kaum
muslimin. Satuan-satuan ini adalah merupakan embirin dari
pasukan yang bertugas untuk mengamankan dan mempertahankan
serta mendukung tugas dakwah lslam lebih lanjut16.
3) Pendidikan kesejahtraan keluarga kaum kerabat. Yang dimaksud
dengan keluarga adalah suami, istri dan anak-anaknya. Nabi
Muhammad SAW berusaha untuk memperbaiki keadaan itu
memperkenalkan dan sekaligus menerapkan sistem kekeluargaan
kekerabatan baru, yang berdasarkan takwa kepada Allah.
Diperkenankannya sistem kekeluargaan hak-hak keluarga dan
kemurnian keturunannya dalam kehidupan kekerabatan dan
kemasyarakatan yang adil dan seimbang, seperti yang terlihat dalam
surah Al-hujarat : 13
َ يََٰٓأَيُّ َها ٱلنَّاس ِإنَّا َخلَ ْقنَكم ِمن ذَك ٍَر َوأنثَى َو َج َع ْلنَك ْم شعوبًا َوقَبَآَٰئِ َل ِلت َ َع
ارف َٰٓو ۟ا ۚ ِإ َّن أ َ ْك َر َمك ْم
يرٌ علِي ٌم َخ ِبَ ّلل َ َّ ّلل أ َ ْتقَىك ْم ۚ ِإ َّن ٱ
ِ َّ عِندَ ٱ
Arab latin: Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa
unṡā wa ja'alnākum syu'ụbaw wa qabā`ila lita'ārafụ, inna
akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alīmun khabīr
Artinya :“Hai manusia sesunggguhnya kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan
kamu bangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu17”.
4) Pendidikan hankam {pertahanan dan keamanan}dakwah islam.
Masyarakat kaum muslimin merupakan satu state {Negara}
dibawah bimbingan nabi Muhammad SAW yang mempunyai
kedaulatan. Ini merupakan dasar bagi usaha dakwahnya untuk
mengajarkan ajaran islam kepada seluruh umat manusia secara
bertahap. Oleh karena itu, setelah masyarakat kaum muslimin di
madinah berdiri dan berdaulat, usaha nabi Muhammad SAW
16
Oxfort University, Oxfort Learners Pocket Dictionary, Oxfort University Prs 2008,
17
https://news.detik.com/berita/d-5660977/surat-al-hujurat-ayat-13-arti-bacaan-dan-maknanya
9
memperluas pengakuan kedaulatan tersebut dengan jalan mengajak
kabilah-kabilah sekitar madinah untuk mengakui konstitusi
madinah. Ajakan tersebut di sampaikan dengan baik-baik dan
bijaksana. Bagi mereka yang tidak mau mengikat perjanjian damai
tersebut ada dua kemungkinan tindakan nabi Muhammad SAW
a) Apabila mereka tidak menyatakan permusuhan dan tidak
menyerang kaum muslimin atau kaum kabilah yang telah mengikat
perjanjian dengan kaum musilimin, maka mereka dibiarkan saja.
b) Apabila mereka menyatakan yang sebaliknya maka mereka
harus ditundukkan/diperangi, sehingga mereka menyatakan dan
mengakui kedaulatan umum muslimin18.
18
Qomar. Mijammil, t.th., Epistemologi Pendidikan Islam, dari Metode Rasional Hingga
Metode Kritik, Jakarta : Penerbit Erlangga
19
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam… Op.cit hal. 16
10
antara Rasulullah dengan para sahabat untuk mengatur strategi
perang.
c. Diskusi atau Tanya jawab. Sering sahabat bertanya kepada
Rasulullah tentang suatu hukum, kemudian Rasul menjawabnya.
d. Metode perumpamaan, misalnya orang mukmin itu laksana suatu
tubuh maka anggota tubuh, lainnya akan turut merasakannya.
e. Metode demonstrasi. Membiasakan kaum muslimin shalat
berjamaah.
f. Metode hafalan misalnya para sahabat dianjurkan untuk menjaga
Al-qur’an dengan menghafalnya.
g. Metode kisah, misalnya kisah beliau dalam perjalanan isra’ dan
mi’raj dan tentang kisah pertemuan antara nabi Musa dan nabi
Khaidir.
h. Metode eksperimen, sosiodrama dan bermain peranan.
Metode Rasulullah SAW dalam mendidik anak dapat dilihat dari
arti hadis berikut ini;
Anas r.a. berkata, “Rasulullah SAW, adalah orang yang paling
baik ahlaknya. Aku punya saudara yang di panggil Abu Umar. Dia
anak yang sudah di pisahkan dari susuan. Jika datang beliau
berkata, “Wahai Abu Umar, apa yang dilakukan nughair (burung
kecil)?” kadang-kadang beliau bermain dengan dia. Jika tiba saat
sholat sementara beliau masih berada di rumah kami, beliau
memunta permadani yang ada di bawahnya, lalu permadani itu
beliau sapu dan di tiup-tiup. Kemudian berdiri dan diikuti oleh kami
di belakangnya.”(HR. Bukhari, Muslim, Tirmidji, dan Abu Daud ).
Dari hadist di atas nilai-nilai Tarbiyah yang dapat di petik ialah
sebagai berikut;
1. Meluangkan waktu untuk bermain dengan anak-anak.
2. Membersihkan pertanda adanya praktik amal untuk bisa berbuat
bersih secara iman dan perilakunya nyata.
3. Shalat Rasulullah di dalam rumah menanamkan pemahaman
teladan di dalam urusan ibadah.
11
4. Kalimat yang di ucapkan Rasulullah SAW, “Wahai Abu Umar,
apa yang dikerjakan Nughair?” punya beberapa faedah di antaranya:
a. Kata-kata akhirnya cocok dengan jiwa anak.
b. Mudah di hafal.
c. Mudah di ucapkan.
20
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam… Op.cit hal. 46
21
Suwendi, Sejarah & Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004)
hal.12
12
lebih “tinggi” yakni di masjid. Di masjid ada dua tingkat, dimana yang
membedakan diantaranya adalah kualitas gurunya 22.
22
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam… Op.cit hal. 47
23
Suwendi, Sejarah & Pemikiran Pendidikan Islam… Op.cit hal.11
24
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam … op.cit hal.45
13
Umar bin Khattab yang turut campur dalam menambahkan materi
pendidikan di kuttab. Para sahabat yang memiliki pengetahuan
keagamaan membuka majelis pendidikan masing-masing
D. Penutup
25
Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga… Op.cit hal.137
14
paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan
pengembangan peseta didik.
Institusi atau lembaga pendidikan Islam Fase Makkahyaitu Rumah
Arqam ibnu Arqam dan Kuttab.Sedangkan Fase Madinah Pengajaran
dilakukan baik didalam masjid atau disamping masjid dalam bentuk suffah
atau kuttab Kurikulum/ Materi Pendidikan Islam Masa Nabi Muhammad
SAW. Pada dasarnya baik pada fase makkah maupun madinah adalah Al-
Qur’an, Secara umum, materi yang disampaikan pada fase makkah oleh
Rasullulah menerangkan tentang kajian keagamaan yang menitikberatkan
pada teologi, ibadah, dan Akhlak, amal ibadah yaitu sholat. Adapun materi-
materi sains belum dijadikan sebagai mata pelajaran. Da pada fase Madinah,
Bidang keagamaan, Pendidikan akhlak, Pendidikan kesehatan jasmani,
Pengetahuan yang berkaitan dengan kemasyarakatan.
Adapun metode yang digunakan Rasullulah dalam melakukan
pengajaran antara lain: Metode ceramah, Dialog, Tanya Jawab, Diskusi,
Demonstrasi, Pembiasaan, hafalan, sejarah, eksperimen.
Pada masa pemerintahan Kulafaurasyidin lembaga pendidikan masih
sama dengan masa Raullulah, yang mana kegiatan pengajarannya
berlangsung di Masjid . Secara umum sistem pendidikan Islam pada masa
khulafaurasyidin dilakukan secara mandiri, tidak di kelola oleh pemerintah,
kecuali pada masa Umar bin Khatab
Kurikulum Pendidikan Islam pada Masa Kulafaurasyidin. Pendidikan
keimanan, Pendidikan akhlak, Kesehatan tentang kebersihan,sedangkan
masa Umar bin Khattab menginstruksikan kepada penduduk kota agar anak-
anak diajari berenang, mengendarai unta, memanah, membaca dan
menghapal syair-syair yang mudah. Sedangkan materi ditingkat menengah
dan tinggi terdiri dari Al-qur’an dan Tafsirnya, hadits dan
pengumpulannya, dan fiqih (tasyiri’
15
DAFTAR PUSTAKA
Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Penrj. Ali Audah. Jakarta : Balai Pustaka, 1972
https://news.detik.com/berita/d-5660977/surat-al-hujurat-ayat-13-arti-bacaan-dan-
maknanya
http://arozakabuhasan.wordpress.com/2012/04/12/arqam-bin-abi-arqam-seorang-
shahabat-yang-istimewa/
Kautsar, 2000
Engku, Iskandar. Sejarah Pendidikan Islam, Cet. I : PT Remaja Rosda Karya, 2014
Hanusi Saruji, Majadah. Turiq al-Ta’limFi al-Islam, Israel: Syifa Amaru al-
Ma’arif al-Tsaqafi, 1994
Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Terj. Ali Audah, Jakarta: Tintamas, 1972
16
Nasution, Harun. Pembaharuan Dalam Islam : Sejarah Pemikiran dan Gerakan,
Supardi, Ahmad. Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, Cet. II; Bandung:
Angkasa Bandung, 1990
17