Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

ACARA KE- 11
“PEMBUATAN PETA KONTUR 3D”

WINANDA NATHANIA A-1


2110115220001
ASWIN NUR SAPUTRA,S.PD,M.SC

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
Daftar isi

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................

1.1. Latar Belakang Praktikum...............................................................................

1.2. Tujuan Praktikum............................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................

BAB III METODE PRAKTIKUM.................................................................................

3.1. Bahan dan Peralatan Praktikum......................................................................

3.2. Prosedur Kerja Praktikum...............................................................................

BAB PEMBAHASAN................................................................................................

4.1 Pembahasan.....................................................................................................

BAB V PENUTUP....................................................................................................

5.1 Kesimpulan.......................................................................................................

DAFTAR KEPUSTAKAAN..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Masa pembangunan dewasa ini, ketersediaan peta menjadi suatu hal yang
tidak dapat ditinggalkan, terlebih untuk pembangunan fisik. Sebagaimana
kemajuan di bidang ilmu teknologi yang demikian pesat, teknik pemetaan pun
sudah sedemikian berkembang, baik dalam hal teknik pengumpulan data
maupun proses pengolahan dan penyajian baik secara spasial maupun sistem
informasi kebumian lainnya. Pemetaan teristris adalah proses pemetaan yang
pengukurannya langsung dilakukan di permukaan bumi dengan peralatan
tertentu. Teknik pemetaan mengalami perkembangan sesuai dengan
berkembangnya ilmu dan teknologi. Dengan perkembangan peralatan ukur
tanah secara elektronis, maka proses pengukuran menjadi semakin cepat
dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Setiap teknik mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing, sehingga dalam pemilihannya sangat bergantung
dengan tujuan pemetaan, tingkat kerincian obyek yang harus disajikan, serta
cakupan wilayah yang akan dipetakan. Dalam pengukuran di lapangan
menggunakan peralatan pengukuran, seperti : GPS, theodolit, rambu ukur, pita
ukur, dan lain lain. Agar pengukuran dapat diwujudkan dalam bentuk peta,
setelah semua data dihitung, meliputi perhitungan koordinat (x,y), titik-titik
kerangka pemetaan (poligon), perhitungan ketinggian titik-titik poligon (z),
sudut arah dan jarak titik-titik detil serta ketinggiannya.

1.2.Tujuan praktikum

Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan kontur pada peta, serta melatih
ketrampilan dalam menggambar berbagai kontur di berbagai wilayah provinsi
maupun pulau,  yang terdapat pada suatu daerah. Agar dapat memberikan
informasi dengan kenampakan yang ada dipermukaan bumi melalui peta.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Peta adalah gambaran permukaan bumi yang digambar pada permukaan


datar, dan diperkecil dengan skala tertentu dan juga dilengkapi simbol sebagai
penjelas. Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan berbagai pengertian,
namun pada dasarnya peta mempunyai arti yang sama. Berikut pengertian
peta dari para ahli.

1. Menurut ICA (International Cartographic Association) Peta adalah


gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang
dipilih dari pemukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi
atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada
suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.

2. Menurut Aryono Prihandito (1998) Peta adalah gambaran permukaaan


bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui system
proyeksi tertentu.

3. Menurut Erwin Rainsz (1948)Peta adalah gambaran konvensional dari


ketampakan muka bumi yang ketampakannya kalau dilihat vertikal dari
atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai
penjelas.
4. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal
2005) Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data
kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana
dan pengambilan keputusan pada tahapan pada tingkatan
pembangunan. Dewasa ini sudah dikenal adanya peta digital (Digital
Map), yaitu peta yang berupa gambaran permukaan bumi yang diolah
dengan bantuan media komputer. Biasanya peta digital ini dibuat
dengan menggunakan software GIS (Geography Information System).
Ilmu yang mempelajari tentang peta dan pemetaan disebut dengan
kartografi dan orang yang ahli dalam bidang peta dan pemetaan disebut
kartograf. Jenis-jenis Peta sebagai berikut :

1. Berdasarkan Sumber Datanya

A. Peta Induk (Basic Map)

Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta
induk ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi,
sehingga dapat dikatakan pula sebagai peta dasar (Basic map). Peta dasar
inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.

B. Peta Turunan

Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah
ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan ini
tudak bisa digunakan sebagai peta dasar.

2. Berdasarkan isi Data yang disajikan

A. Peta Umum

Peta umum yaitu peta yang menggambarkan semua unsur topografi di


permukaan bumi, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia, serta
menggambarkan keadaan relief permukaan bumi. Peta umum dibagi menjadi
3 sebagai berikut

1. Peta Topografi peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap


dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta
digambar dalam bentuk garis kontur, Garis kontur yaitu garis pada peta
yang menghubungkan tempat-tempat ketinggian yang sama.

Sifat-sifat garis kontur pada peta topografi antara lain sebagai berikut

– Semakin rapat jarak antar garis kontur, menunjukan semakin curam


daerah tersebut. Begitu juga sebaliknya, bila jarak antar garis konturnya
jarang, maka tempat tersebut adalah landai.
– Bila ditemukan ada garis kontur yang bergigi, hal tersebut menunjukkan
di daerah tersebut terdapat depresi atau lembah.

2. Peta Chorografi peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian


permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang.
Contoh peta chorografi adalah atlas.

3. Peta Dunia Peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan
wilayah yang sangat luas.
B. Peta Tematik

Peta tematik yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema


tertentu/khusus. Misal peta Geologi, peta pegunungan lahan, peta persebaran
objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya. Salah satu contoh
peta Tematik yaitu peta pegunungan lahan. Peta ini merupakan peta yang
khusus menunjukkan persebaran penggunaan lahan suatu wilayah yang
dipetakan. Perhatikan contoh peta penggunaan lahan di bawah ini

3.Berdasarkan Skalanya

Peta Kadaster/teknik Peta ini mempunyai skala sangat besar antara 1 : 100 –
1 : 5.000 peta kadasterini sangat rinci sehingga banyak digunakan untuk
keperluan teknis, misalnya untuk perencanaan jaringan jalan, jaringan air, dan
sebagiannya.

– Peta skala besar Peta ini mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 :
250.000. Biasanya petaini digunakan untuk perencanaan wilayah.
– Peta skala sedang Peta ini mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 :
500.000
– Peta skala kecil Peta ini mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 :
1.000.000
– Peta Geografi/Dunia Peta ini mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.

Fungsi Pembuatan Peta

1. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif ( letak suatu tempat dalam


hubungannya dengan tempat lain ) di permukaan bumi
2. Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi
(misalnya bentuk benua dan gunung) sehingga dimensi terlihat dari peta
3. Menyajikan data tentang potensi suatu daerah
4. Memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas daerah
dan jarak

Beberapa metode penarikan garis kontur, antara lain metode langsung,


yaitu : titik-titik yang sama tinggi di lapangan secara langsung oleh alat
penyipat datar, rambu ukur, dan patok-patok yang jumlahnya banyak. Cara ini
kurang praktis dan membutuhkan waktu yang banyak di lapangan. Metode
tidak langsung, yaitu digambar atas dasar ketelitian detail hasil plotting yang
tidak merupakan kelipatan dari interval kontur yang diperlukan, sehingga
diperlukan penentuan posisi titik-titik yang mempunyai ketinggian kelipatan
dari intervalkontur. (Basuki 2006). Menurut Basuki (2006), metode tidak
langsung dapat dilakukan dengan metode matematis dengan menggunakan
interpolasi linier, interpolasi yang sebanding dengan jaraknya. Perhitungannya
sangat tepat dan diperlukan alat bantu hitung kalkulator. Metode semi segitiga
menggunakan mistar segitiga dengan ada angka pembagian sampai millimeter
atau alat interpolasi radialgraph yang terbuat dari kertas transparan. Metode
grafis digunakan untuk peta-peta skala menengah dan kecil. Cara metode ini
memberi angka ketinggian padasetiap garis kontur dan setiap lima buah kontur
atau angka kelipatan tertentu garis kontur dibuat agak tebal. Untuk
menghindari kesalahan morfologi dari garis kontur, distribusi dari detail
ketinggian harus disesuaikan dengan kondisi topografi medan dan skala peta
yang dibuat. Apabila medan bergelombang, maka untuk medan yang beda
tingginya lebih besar daripada besarnya kontur interval harus diukur, namun
pada medan kemiringannya seragam cukup diukur pada awal dan akhir
kemiringan tersebut walaupun jaraknya cukup jauh. Garis kontur mempunyai
arti yang penting bagi perencanaan rekayasa, karena dari peta kontur dapat
direncanakan, antara lain : penentuan rute, saluran irigasi, bentuk irisan,
tampang pada arah yang dikehendaki, gambar isometrik dari galian/timbunan,
besar volumegalian / timbunan, penentuan batas genangan pada waduk, dan
arah drainase. (Basuki 2006)Agar pengukuran dapat diwujudkan dalam bentuk
peta, setelah semua data dilapangan dihitung, meliputi perhitungan koordinat
(x,y), titik-titik kerangka pemetaan(poligon), perhitungan ketinggian titik-titik
poligon dari pengukuran sipat datar, penarikangaris-garis kontur, dan editing.
(Basuki 2006) Kesalahan yang terjadi pada saat penggambaran peta adalah
kesalahan plotting titik kontrol, ketelitian yang di isyaratkan sebesar 0,1 mm.
Ketelitian penggambaran peta yang disebabkan oleh alat-alat penggambaran
diusahakan tidak melebihi 0,2 mm. (Basuki 2006) Pengukuran detil merupakan
pekerjaan dimana posisi bentuk-bentuk planimetris dangaris-garis kontur
berdasarkan pada titik-titik kontol tertentu. Gambar detail dibuat di sekitar
titik-titik kontrol tertentu. Gambar detil dibuat di sekitar titik-titik kontrol
pembantu, yang akhirnya pengukuran detail dari gambar tersebut. (Basuki
2006)

Bentuk permukaan tanah dapat dinyatakan dengan susunan garis-garis


lengkung horizontal dengan interval tinggi tertentu.Elevasi lapangan dapat
diukur dengan garis-garis lengkung horizontal. Peta-peta topografi mempunyai
ketinggian garis-garis lengkung horizontal yang sama disebut jarak antara
garis-garis lengkung horizontal. (Sastrodarsono,2005)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

pembuatan peta kontur dilaksanakan pada tanggal 11 November 2021 yang


dimulai pada pukul 08.00 – 15.00 WIB bertempat di Mandiangin Barat, kec.
Karang Intan ,kab. Banjar, prov. Kalimantan selatan.

3.1. Bahan dan Peralatan Praktikum

 Peta RBI skala 1: 50.000


 Kertas kalkir / milimeter block
 Rapidograph / ballpoint milimeter
 Penggaris sablon
 Penggaris,alat tulis,tape / lem pleste
 Pensil warna, crayon, spidol

3.2. Prosedur Kerja Praktikum

 Persiapkan peta kontur yang sudah di salin pada praktikum sebelumnya


 Buat diagram cartecius 3D menyesuaikan dengan interval kontur daerah
setempat
 Salin tampilan 3D dari dengan mengambil sudut pandang antara 2 garis
melintang yang sudah dibuat pada acara sebelumnya
 Salin tampilan 3D menyesuaikan dengan diagram interval kontur
 Beri penampakan bayangan dari sinar matahari untuk memberi efek 3D
untuk kenampakan arah hadap lereng

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan

kontur merupakan praktikum yang dilakukan pada mata kuliah Teknik


Irigasi Permukaan dan Drainase. Praktikum kali ini, yaitu praktikum yang
menggunakan metode dalam proses pengukuran, seperti metode poligon
terbuka. Akhir dari praktikum kali ini yaitu pembuatan peta kontur. Kontur
adalah garis khayal yang menggambarkan semua titik yang mempunyai
ketinggian yang sama dari bidang referensi tertentu, umumnya bidang yang
digunakan adalah permukaan air laut. Kontur digambarkan dengan interval
vertikal yang reguler.Interval kontur adalah jarak vertikal antara dua garis
ketinggian yang ditentukan berdasarkan skalanya. Bentuk suatu kontur
menggambarkan bentuk suatu permukaan lahan yang sebenarnya.Kontur-
kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang terjal, kontur-kontur
yang berjauhan menunjukkan kemiringan yang landai. Garis kontur
menunjukkan tinggi suatu tempat di atas permukaan laut, menunjukkan
bentuk relief, menunjukkan bentuk lereng. Fungsi garis kontur di bidang
kehutanan dapat menunjukan rute jalan/irigasi, arah drainase, bentuk irisan
atau tampang pada arah yang dikehendaki. Peta kontur itu sendiri merupakan
peta yang menggambarkan sebagian bentuk-bentuk permukaan bumi yang
bersifat alami dengan menggunakan garis-garis kontur. Peta kontur merupakan
salah satu contoh dari peta khusus atau peta tematik. Ada beberapa
karakteristik garis-garis kontur, yaitu garis yang tertutup, tidak berpotongan,
berhimpit pada tempat lereng tegak, kondisi normal ketinggiannya semakin
naik, dan meruncing ke arah hulu. Interpretasi peta kontur memberikan
informasi tentang ketinggian tempat, bentuk lereng (apakah berbentuk
cekung, cembung, atau seragam ?), serta juga dapat menunjukkan kemiringan
lereng (apakah lereng tersebut landai atau terjal ?).Selain itu dari peta kontur
juga dapat digunakan untuk menentukan inversibility atau daerah yang tampak
yang diperoleh dari pembuatan profil atau diagram penampang. Profil atau
penampang adalah gambaran kenampakan suatu daerah apabila dipotong
secara vertikal oleh bidang tegak lurus terhadap permukaannya. Berdasarkan
gambar peta yang terdapat pada lampiran, terlihat bahwa semakin rapat garis
antar kontur, maka kemiringan lereng semakin terjal. Sebaliknya, semakin
jarang garis antar kontur, maka kemiringan lereng semakin landai. Selain untuk
mengetahui kemiringan lereng, identifikasi tentang garis kontur juga dapat
untuk mengetahui bentuk lereng. Berdasarkan bentuknya, lereng dapat
berbentuk seragam, cekung, ataupun cembung. Lereng dapat pula berbentuk
tegak lurus atau tebing, sehingga bila digambarkan menunjukkan garis kontur
yang saling berimpit.

Praktikum kali ini dimulai dengan menggunakan metode poligon terbuka.


Yaitu menyisir seluruh areal deangan membawa GPS Garmin sebagai alat, dan
pencatatan koordinat di lakukan setiap jarak 5 meter sampai seluruh areal
selesai. Hasil yang didapatkandari praktikum ini sangat dipengaruhi oleh
ketelitian pada proses praktikum, baik ketelitian dari alat maupun ketelitian
dari praktikan. Kondisi lingkungan juga berpengaruh pada proses praktikum
yang nantinya mempengaruhi juga hasil yang didapatkan.
BAB V
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini yaitu dalam
melakukan pengukuran suatu wilayah dapat menggunakan beberapa metode
sehingga akan memudahkan dalam proses pengukuran dan proses pembuatan
peta. Dalam pengukuran peta sebenarnya lebih baik menggunakan jarak yang
lebih pendek untuk setiap titik koordinat, karna semakin kecil jarak maka
semakin bagus ketelitiannya. Dan hasil pengukuran menggunakan GPS Garmin
tersebut dapat dituangkan hasil praktikum ke dalam sebuah peta kontur
dengan aplikasi ArcGis.93

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Slamet. 2006

. Ilmu Ukur Tanah

. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Sastrodarsono, Suyono. 2005.

Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan

. Jakarta: PradnyaParamita.

http://jajangroni.blogspot.co.id/2012/03/laporan-akhir-peta-kontur-
iutpw.html

http://harismeksasurvaier.blogspot.com/2013/09/modul-surfer-8.html

http://www.rockware.com/product/featuresLobby.php?id=129&category=597

http://andimandalaputra.blogspot.com/2012/03/laporan-tentang-surfer.html

Anda mungkin juga menyukai