Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM 1

PENGENALAN MIKROSKOP DAN MORFOLOGI TUMBUHAN

Oleh

NAMA : NURALIZA KADIR


NIM : 2021310632
KELOMPOK : 4 (EMPAT)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BULUKUMBA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan


laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang
memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil
(mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang
organisme yang berukuran kecil. Perkembangan instrumen yang berkemampuan
melebihi indra manusia berjalan seiring kemajuan sains. Penemuan dan
penelitian awal tenteng sel menjadi maju berkat penciptaan mikroskop pada
tahun 1590 dan peningkatan mutu alat tersebut selama tahun 1600-an (Campbell
dkk, 2008).

Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil. Dalam
perkembangannya mikroskop mampu untuk mempelajari organisme hidup yang
berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Sehingga
mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan organisme pada
perkembangan sejarah mikrobiologi. Terdapat berbagai tipe mikroskop yang
masing-masing mempunyai tujuan pengunaan tertentu dengan berbagai macam
kelengkapannya mikroskop yang sering digunakan adalah mikroskop cahaya,
yang berlensa tunggal, mikroskop binokuler atau yang berlensa okuler
(Pramesti, H. 2000:2).

Penggunaan alat bantu pengamatan seperti mikroskop menjadi sangat


penting dalam kegiatan praktikum biologi. Pengamatan langsung terhadap objek
asli misalnyam sel, jamur uniseluler atau bakteri merupakan solusi
mengkonkretkan pemahaman siswa terhadap objek tersebut serta memberikan
pengalaman belajar yang lebih bermakna (Trisnayanti, 2010:1).

Mikroskop binokuler adalah mikroskop yang digunakan untuk pengamatan


benda-benda yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak. Penyinaran dapat
diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu (Tim Pengajar
Jurusan Biologi, 2011)
Mikroskop biologi adalah mikroskop yang digunakan pengamatan benda
tipis transparan. Penyinaran dilakukan dari bawah dengan sinar alam atau lampu
(M.Amin, 1994).

Mikroskop adalah alat utama dalam mempelajari struktur benda-benda


kecil. Mikrokskop optik dapat dibagi atas 2, yaitu mikroskop Biologi (monokuler)
dan mikroskop stereo (Binokuler) (Suripto, 1994).

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah


1. Mengetahui bagian-bagian mikroskop dan cara penggunaannya.
2. Mengamati slehidup dan sel mati.
3. Mengamati bentuk-bentuk sel.
4. Mengmati perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan.
Adapun tujuan praktikum pada mikrobiologi tumbuhan yaitu mahasiswa
mengetahui morfologi akar, batang dan daun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikroskop cahaya

Mikroskop cahaya adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengamati
benda yang berukuran kecil suatu ukuran sel lazim digunakan mikrometer.
Penggunaan mikroskop telah dimulai oleh Robert Hooke 300 tahun lalu untuk
mengamati irisan gabus dan kemudian pada tahun 1830 mikroskop mengalami
penyempurnaanhingga mampu untuk melihat benda-benda berukuran beberapa
micron. Pada tahun 1870 telah diciptakan alat pengiris yaitu mikrotom. Organ
yang akan diiris dengan alat ini harus melalui proses tertentu agar di peroleh
preparat/sedian yang baik, bentuk dan struktur jelas (Sumarjan, 2007:1)

Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat
kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Jenis paling umum dari mikroskop, dan
yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat
optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang
diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop
cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi
dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan
kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya,
mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati
bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati
bagian dalam sel (anonim, 2011).

Setiap bagian bagian mikroskop memiliki fungsi yang berbeda agar mampu
menghadirkan sebuah alat laboratorium yang memaksimalkan proses penelitian.
Mikroskop adalah pilihan tepat untuk melihat objek atau benda sangat kecil yang
sulit dilihat kasat mata. Bahkan jenis mikroskop pun cukup bervariasi
menyesuaikan kebutuhan penelitian di laboratorium.
No Nama Fungsi
1 Lensa Okuler Memperbesar tampilan objek dari lensa objektif
sehingga tampak oleh mata.
2 Lensa Objektif Memperbesar objek sampai dapat dilihat oleh lensa
okuler.
3 Tubus Bagian penghubung antara lensa okuler dengan lensa
objektif.
4 Makrometer Menaikkan atau menurunkan tabung mikroskop atau
tubus dengan cepat.
5 Mikrometer Menaikkan atau menurunkan tabung mikroskop atau
tubus dengan lambat.
6 Revolver Mengatur pembesaran lensa objektif
7 Reflektor Memantulkan cahaya dari cermin ke objek
pengamatan.
8 Diafragma Mengatur jumlah cahaya yang masuk
9 Kondensor Mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin
kemudian di fokuskan ke objek.
10 Meja Penjepit Memegang objek pengamatan agar tidak mudah
bergeser
11 Penjepit Kaca Sebagai pelapis objek pengamatan agar preparat
tidak bergeser dan mudah digerakkan
12 Lengan Sebagai pegangan ketika mikroskop akan
Mikroskop dipindahkan
13 Kaki Mikroskop Sebagai penyangga atau penopang mikroskop
14 Sendi Inklinasi Mengatur derajat kemiringan atau sudut tegak
mikroskop

Mikroskop cahaya memiliki tiga lensa objektif dengan perbesar lemah (4-
10 kali), sedang (40 kali), kuat (100 kali), sedangkan untuk lensa okuler yang
dimiliki oleh mikroskop cahaya memiliki perbesar 10 kali. Jadi pembesaran
minimum yang dimiliki mikroskop cahaya sebesar 40-100 kali dan pembesaran
maksimumnya 1000 kali.

Kelebihan mikroskop cahaya adalah tidak membutuhkan tempat yang luas


sehingga dapat dilihat langsung oleh pengamat serta mudah digunakan.
Sedangkan kekurangannya adalah tampilan gambarnya yang tidak sebagus
mikroskop electron karena gambar yang ditampilkan kadang masih kurang jelas
dan tidak mampu mengoptimalkan cara kerja mikroskop cahaya (Kurniati. T,
2020:1).
B. Mikroskop Listrik

Seorang ilmuwan bernama Ernst Ruska menggabungkan penemuan ini


dan membangun mikroskop transmisi elektron (TEM) yang pertama pada tahun
1931. Untuk hasil karyanya ini maka dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya
hadiah Penghargaan Nobel dalam fisika pada tahun 1986. Mikroskop yang
pertama kali diciptakannya adalah dengan menggunakan dua lensa medan
magnet, namun tiga tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut
dengan menambahkan lensa ketiga dan mendemonstrasikan kinerjanya yang
menghasilkan resolusi hingga 100 nanometer (nm) (dua kali lebih baik dari
mikroskop cahaya pada masa itu). Mikroskop elektron merupakan salah satu tipe
yang hasil pengembangan dari mikroskop trasmisi elektron (Abdullah, 2012:2).
Ada dua jenis mikroskop elektron, yaitu: mikroskop elektron transmisi
(trasmission electron microscope,TEM) dan mikroskop elektron payar (scanning
electron microscope, SEM). Mikroskop elektron payar (scanning electron
microscope, SEM) khususnya berguna untuk penelitian terperinci mengenai
permukaan specimen. Berkas electron memindai permukaan sampel, yang
biasanya dilapisi selapis tipis emas. Mikroskop elektron transmisi (trasmission
electron microscope, TEM) digunakan untuk mempelajari ultrastruktur internal
sel. TEM mengarahkan berkas electron melalui irisan spesimen yang sangat
tipis, mirip dengan cara mikroskop cahaya meneruskan cahaya melalui objek
(slide) (Campbell dkk, 2008).
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan
pembesaran objek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektroastatik dan
elektromagnetik mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki
kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih jelas dari pada
mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak
energy dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop
cahaya (Risal, 2012:1).
Kelebihan mikroskop elektron adalah dapat melakukan pembesaran dan
resolusi tinggi karena elektron menggunakan gelombang cahaya, beragam
aplikasi, gambarnya berkualitas tinggi, peningkatan kedalaman, pembesaran
yang lebih baik. Sedangkan kekurangan mikroskop elektron adalah ketidak
mampuan untuk menganalisis spesimen hidup karena mudah di hamburkan oleh
molekul lain di udara, gambar hitam putih yang dihasilkan mikroskop elektron.
Artefak yang tersisa dari persiapan sampel dan memerlukan pengetahuan
khusus tentang teknik persiapan sampel untuk menghindari biaya yang terbilang
yang sangat special. Ukuran dan pelatihan diperlukan untuk mengoperasikan
mikroskop elektron (Alfi, 2013:1).

C. Morfologi tumbuhan
Morfologi tumbuhan diperkenalkan pertama kali oleh ilmuwan
berkebangsaan Jerman yaitu Johann Wolfgang von Goethe pada tahun 1790.
Sejarah perkembangan morfologi tumbuhan berpusat di Jerman, selain Goethe
tokoh lain yang paling berpengaruh antara lain yaitu: Wilhelm Hofmeister, Karl
von Goebel, Walter Zimmermann, dan Wilhelm Troll. Metode yang digunakan
oleh Goethe adalah morfologi komparatif atau tipologi yang berpandangan
bahwa meskipun organ pada tumbuhan berbunga menunjukkan keragaman,
terdapat sebuah bentuk rancangan dasar yang disebut Bauplan yang mendasari
keragaman bentuk tubuh tumbuhan tersebut. Studi morfologi di Jerman
melibatkan perbedaan pandangan dan perdebatan oleh masing-masing ilmuwan.
Goethe yang hanya bisa menerima konsep jenis tumbuhan sedangkan
Zimmermann yang hanya menerima kelompok secara alami terbentuk melalui
evolusi serta berasal dari nenek moyang yang sama.
Pada saat yang sama, Agnes Arber pada tahun 1950 mempublikasikan
kelompok alami tumbuhan, yang berangkat dari pandangan bahwa
perkembangan tumbuhan akan terjadi terus-menerus. Sejak pertama kali
diperkenalkan oleh Goethe sampai melalui sejarah perdebatan antar ilmuwan,
konsep morfologi tumbuhan telah berkembang dan diterima secara umum bahwa
tumbuhan merupakan organisme yang berkembang melibatkan aspek dasar
botani yaitu: morfologi, dimensi, fungsi, dan anatomi; Fungsinya pun berkembang
selaras dengan evolusi organisme moyangnya. (Daniel Barthelemy, And Yves
Caraglio 2007).

Urpflanze merupakan konsep tumbuhan moyang yang menggambarkan


asal-muasal keberagaman bentuk tumbuhan. Konsep urpflanze diperkenalkan
oleh Goethe melalui publikasinya berjudul Metamorfosis tumbuhan (The
Metamorphosis of Plants) pada tahun 1978, ide Goethe mengenai konsep
urpflanze berawal dari sebuah pertanyaan “bagaimana saya dapat mengetahui
kalau suatu bentuk merupakan sebuah tumbuhan kalau itu semua tidak tercipta
dan berasal dari suatu ‘bentuk dasar’ yang sama?”.[10] Pada tahun 1786 sampai
1788 Goethe melakukan perjalanan ke Italia, pada saat itu pengetahuan tentang
tumbuhan dan botani belum begitu menjadi perhatian, bahkan diabaikan.
(Tjitrosoepomo, 2009:254).
Bagian tumbuhan yang secara nyata dapat menunjukkan perbedaan
(diferensiasi) dinamakan kormus yang merupakan bagian pokok tumbuhan,
terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Akar (radix)
2. Batang (caulis)
3. Daun (folium)
Organ-organ lain dapat digolongkan sebagai organ sekunder karena
terbentuk dari modifikasi bagian pokok atau kombinasi bagian-bagian pokok
yaitu:

1. Kuncup (gemma), modifikasi dari batang dan daun.


2. Bunga (flos), modifikasi dari batang dan daun.
3. Duri (spina), modifikasi dari dahan maupun daun.
4. Alat-alat pembelit (cirrhus), dapat berupa modifikasi daun maupun dahan.
5. Umbi (tuber), modifikasi dari batang.
6. Rimpang (rhizome), modifikasi dari batang beserta daun-daunnya.
7. Umbi lapis (bulbus), modifikasi dari batang dan daun.
Selain itu pada organ tumbuhan tertentu dapat ditemukan alat-alat lain
yang biasanya lebih kecil atau lebih halus yang dinamakan alat tambahan atau
alat pelengkap (organa accessoria), misalnya:
1. Rambut atau bulu (pilus).
2. Sisik (lepis).
3. Lentisel (lenticulus).
Alat hara masing-masing organ tumbuhan memiliki fungsi untuk menunjang
kehidupan tumbuhan, organ yang berkaitan dengan pencarian serta penyerapan
makanan bagi tumbuhan disebut alat hara (organum nutritivum) yang terdiri dari
daun, batang, dan akar. Daun merupakan alat hara yang hanya terletak pada batang
dan tidak pernah terdapat pada bagian lain, bagian batang tempat duduk atau
melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, sedangkan tempat di atas
daun yang berupa sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).
(Tjitrosoepomo, Gembong 2009).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A. Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan di Laboratium Kampus 1 Universitas
Muhammadiyah Bulukumba pada hari Sabtu tanggal 20 November 2021.
B. Materi Praktikum
Praktikum yang akan dilakukan melakukan percobaan dan pengamatan
terhadap sel hewan dan sel tumbuhan, serta mengindentifikasi morfologi
tumbuhan.
Adapun alat yang digunakan untuk mengamati yaitu mikroskop. Serta
bahan-bahan ataupun objek yang akan diamati yaitu mawar, kembang sepatu,
cabe, dan putri malu.

C. Metode Praktikum
Metode yang dilakukan praktikan kali ini yaitu metode percobaan dan
pengamatan terhadap objek yang akan di amati.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Kegiatan 1. Latihan menggunakan mikroskop

1. Letakkan potongan kertas bertuliskan huruf ‘A’ pada gelas objek,


kemudian tutuplah dengan gelas penutup. Selanjutnya amati di
bawah mikroskop dengan perbesaran lemah. Gambarlah bayangan
tersebut.

Gambar 4. 1. Kegiatan latihan menggunakan mikroskop

2. Bandingkan letak bayangan dengan letak objek yang diamati.


Apabila letak bayangan sama atau terbalik, apakah bayangan
tersebut merupakan bayangan cermin?
Jawaban : Terbalik karena adanya lensa cembung pada lensa
objektif yang berhadapan langsung dengan benda untuk
pembentukan bayangan.

3. Sambil melihat pada lensa okuler, geserlah preparat dari kiri ke


kanan, ke arah mana bayangan bergeser? Selanjutnya, ke arah
mana pula bayangan akan bergeser jika preparat digerakkan ke
depan?
Jawaban : Apabila dari kiri ke kanan maka arah bayangan akan
berlawan arah begitupun jika preparat di geser kearah depan maka
arah bayangan akan berlawanan arah.

4. Putarlah objektif lemah ke objektif kuat. Apakah pergantian tersebut


mengubah bidang pandang menjadi luas atau sempit? Apakah
pergantian tersebut mengubah kedudukan bayangan dan apakah
bayangan terlihat lebih gelap atau lebih terang?

Kegiatan 2. Mengamati sel mati pada tumbuhan (Preparat Awet yang


tersedia)
Sel mati adalah sei yang sudah tidak memiliki peranan dalam
proses kelangsungan kehidupan dan hanya berupa dinding sel.sel
mati terdapat pada serat kapuk,kapas,dan empelur ubi kayu.

Gambar 4. 2. Hasil pengamatan sel mati tumbuhan

Kegiatan 3. Mengamati preparat segar sel tumbuhan Bawang Merah


(Allium cepa)

Gambar 4. 3. Hasil pengamatan sel tumbuhan Bawang Merah


Kegiatan 4. Mengamati preparat segar sel hewan

Gambar 4. 4. Hasil pengamatan preparat sel hewan

No Nama Morfologi
Nama Latin
. Tumbuhan Akar Batang Daun
1.  Mawar  Rose Sp. Tunggang Bulat - Lengkap
bercabang menggarpu - Menyirip
sedikit - Meruncing
- Halus
2. Kembang Hibiscus Rosa Serabut Bulat - Lengkap
Sepatu Sinensis - Menyirip
- Meruncing
- Halus
3. Cabe Capsicum Serabut  Bulat - Lengkap
Frutescens monopodial - Meruncing
- Halus
4. Putri Malu Mimosa Pudica Serabut Menjalar pipih - Tidak
lengkap
- Halus

Tabel 4. 1. Identifikasi morfologi tumbuhan


Sumber : Data Hasil Praktikum Biologi Umum, 2021.
B. Pembahasan
1. Dari pengamatan objek mikroskop berupa potongan huruf A diperoleh hasil
berupa bayangan yang dibentuk adalah maya terbalik, diperbesar serta
terlihat jelas huruf berbentuk A terbalik . Namun dengan ukuran yang lebih
besar. Hal ini sesuai dengan literature (Syamsuri, 2006) yang menjelaskan
bahwa pengamatan objek mikroskopis menggunakan mikroskop dengan
perbesaran tertentu. Maka akan menghasilkan bayangan yang maya tegak
dan diperbesar.
2. Dari pengamatan objek mikroskop berupa sel mati, tidak diperoleh adanya
organel-organel di dalam sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati
sendiri asalnya dari sel hidup. Sel yang mati mempunyai dinding sel untuk
membatasi sel satu dengan sel lainnya. Hal ini sesuai dengan literature (Gul,
2006).
3. Dari pengamatan bawang merah diperoleh bagian dalam umbi lapis pada
mikroskop terlihat sel-sel bawang merah merah yang berlapis-lapis. Pada
sel-sel bawang merah terdapat organel-organel sel seperti sitoplasma,
dinding sel dan inti sel. Dinding sel berfungsi untuk melindungi dan memberi
bentuk pada sel.
4. Dari hasil pengamatan sel epitel pipih diperoleh perbedaan antara sel hewan
dan sel tumbuhan adalah, pada sel tumbuhan mempunyai dinding sel,
ukuran sel lebih besar dan struktur sel lebih rapi, sedangkan sel hewan
struktur sel tidak rapi, tidak mempunyai dinding sel, dan ukuran sel lebih
kecil.
5. Berdasarkan morfologi setiap tanaman yang telah di amati memperoleh hasil
yang berbeda-beda mulai dari tumbuhan mawar, kembang sepatu, cabe dan
putri malu memiliki akar, batang, dan daun yang berbeda. Ada yang memiliki
akar serabut, ada yang memiliki akar tunggang.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil pengamatan tersebut yaitu: percobaan dan


pengamatan yang dilakukan bahwa antara sel tumbuhan dan sel hewan memiliki
perbedaan yang sangat siknifikan diantaranya yaitu: sel hewan tidak memiliki
dinding sel, struktur sel yang tidak rapih dan ukurannya kecil, sedangkan pada
sel tumbuhan memiliki struktur sel yang lapisannya amat sangat rapih.

Serta dari hasil identifikasi dari hasil percobaan tersebut, ke empat


tumbuhan yaitu: bunga mawar, kembang sepatu, tanaman cabe dan putri malu.
masing-masing memiliki perbedaan ataupun karakteristik yang dapat kita lihat
secara langsung tentang bagaimna bentuk akar, daun maupun batangnya.

B. Saran

B. 1. Saran Untuk Laboratorium

Adapun saran untuk laboratorium, kami berharap untuk kedepan-nya situasi


dan kondisi laboratorium bias lebih kondusif agar proses percobaan atau
proses kegiatan di dalam laboratorium bias berjalan dengan lancer, dan
pengadaan sarana bias lebih di perhatikan lagi.

B. 2. Saran Untuk Asisten


Saran untuk asisten perlu adanya interaksi yang lebih terhadap mahasiswa
agar adanya komunikasi yang baik dan materi ataupun praktikum yang
dilakukan dapat berjalan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Daniel Barthelemy, And Yves Caraglio (11 January 2007). "Plant Architecture: A


Dynamic, Multilevel and Comprehensive Approach to Plant Form, Structure
and Ontogeny" (PDF). Annals of Botany. Berkley: Oxford University
Press. 99: 375–407

Nuraeni, Eni (2015). Anatomi Tumbuham Teori dan Pratikum. Bandung:


Departemen Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Respati, S.M.D. (2008). "Macam-Macam Mikroskop dan Penggunaannya".


Momentum.

Regine Claben-Bockhoff (14 August 2001). "Plant Morphology: The Historic


Concepts of Wilhelm Troll, Walter Zimmermann and Agnes Arber" (PDF).
Annals of Botany. Mainz, Germany: Academic Press. 88: 1153–1172.

Syabatini, Annisa. Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop dan Sel-sel


Penyusun jaringan Tumbuhan. 2007.

Tjitrosoepomo, Gembong (2009). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press. hlm. 1-2.

Tjitrosoepomo, Gembong (2009). "Alat Hara". Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press. hlm. 7-47.

Tjitrosoepomo, Gembong (2009). "Alat perkembangbiakan (organum


reproductivum)". Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. hlm. 120-251.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai