Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PGSD REGULER E
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode Penjumlahan Bilangan Dengan
Penyebut Yang Berbeda Dan Penjumlahan Penyebut Sama ”.kami juga berterima kasih kepada
ibu Elvi Mailani, S.Si., M.Pd. selaku dosen yang memberikan bimbingan, materi, saran, dan kesempatan
kepada penulis.
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kami minta maaf jika
ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan tugas ini. Kami berharap semoga dengan makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi
para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah saya ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................3
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................................17
3.2 SARAN...........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................18
Langkah
4.
BAB I
PENDAHULUAN
Pecahan merupakan salah satu kajian inti dari materi matematika yang dipelajari
siswa di Sekolah Dasar (SD). Pembahasan materinya menitikberatkan pada pengerjaan
(operasi) hitung dasar yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, baik untuk
pecahan biasa, desimal, maupun persen.
Inventarisasi masalah yang dilakukan penulis pada saat pelatihan di PPPPTK Matematika
maupun di daerah terhadap guru pemandu dan pengawas SD tentang materi pecahan,
menunjukkan adanya kelemahan‐kelemahan dalam penguasaan materi, penyiapan dan
penggunaan media maupun pemilihan strategi/metodenya. Kelemahan‐kelemahan tersebut
antara lain meliputi materi: penjumlahan dan pengurangan pecahan berbeda penyebut, serta
perkalian dan pembagian pecahan baik untuk pecahan biasa maupun desimal.
Banyak orang cerdas dan berpendidikan tinggi tetapi belum mampu menjadi seorang
yang jujur. Lebih mudah menemukan manusia yang pintar daripada yang jujur sampai-
sampai ada sebuah quotes yang mengatakan kalau negara ini sedang tidak kekurangan orang
berpendidikan namun orang jujur. Matematika merupakan alat untuk memberikan cara
berpikir, menyusun pemikiran yang jelas, tepat, dan teliti. Hudojo (2005) menyatakan,
matematika sebagai suatu obyek abstrak, tentu saja sangat sulit dapat dicerna anak-anak
Sekolah Dasar (SD) yang mereka oleh Piaget, diklasifikasikan masih dalam tahap operasi
konkret. Siswa SD belum mampu untuk berpikir formal maka dalam pembelajaran
matematika sangat diharapkan bagi para pendidik mengaitkan proses belajar mengajar di SD
dengan benda konkret.
. Siswa Sekolah Dasar (SD) berada pada umur yang berkisar antara usia 7 hingga 12
tahun, pada tahap ini siswa masih berpikir pada fase operasional konkret. Kemampuan yang
tampak dalam fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan
kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret (Heruman,
2008). Siswa SD masih terikat dengan objek yang ditangkap dengan pancaindra, sehingga
sangat diharapkan dalam pembelajaran matematika yang bersifat abstrak, peserta didik lebih
banyak menggunakan media sebagai alat bantu, dan penggunaan alat peraga. Karena dengan
penggunaan alat peraga dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa
lebih cepat memahaminya
A. PENGERTIAN EKUIVALEN
Nah dari kue pie itu, yu makan 1/2-nya alias kuenya dipotong 2 trus yu ambil 1
bagian/potong.
Nah, itu kalo pie-nya (dibaca: pai) dipotong 2. Bagaimana kalo kue painya dipotong 4?
Wah, coba lihat deh. Ternyata ukuran kue pai yang yu makan ternyata sama kayak yu
makan 1/2. Berarti 1/2 itu sama dengan 2/4 alias 1/2 itu ekuivalen dengan 2/4. Hal yang
sama juga terjadi kalo yu makan 4/8 bagian yang artinya kuenya dipotong 8 trus diambil 4
potong.
Langkah
4.
Dari sini, kita bisa menyimpulkan bahwa 1/2 = 2/4 = 4/8 atau bisa dibilang 1/2, 2/4, dan
4/8 itu nilainya sama karena yu makan jumlah kue yang sama.
Perhatikan deh, kayaknya ada semacam pattern atau pola-polaan gitu. Ternyata 1/2 kalo
penyebut dan pembilangnya sama-sama dikali 2 menghasilkan 2/4. Begitupun dengan 2/4
kalo penyebut dan pembilangnya sama-sama dikali 2 menghasilkan 4/8. Wah, luar biasa
yah.
Itu artinya kalo potongannya ditambah hingga 2 kali lipat dan kamu makan 2 kali lipat dari
jumlah potongan sebelumnya, ternyata itu menghasilkan pecahan yang sama besar.
Faktanya, kalo kita mengalikan suatu pecahan dengan bilangan tidak nol yang sama maka
akan menghasilkan pecahan yang lain yang ekuivalen.
B. Penjumlahan Pecahan
Guru dapat membimbing kelompok siswa untuk memperagakan dengan berbagai cara, misalnya
menggunakan gambar bangun datar yang diarsir, garis bilangan, blok pecahan, atau kertas yang
dilipat. Peragaan ini sangat penting bagi siswa untuk mengkongkretkan hasil penjumlahan yang
didapat. Setelah siswa memperoleh pengalaman yang cukup dari peragaan, maka guru dapat
memberikan kegiatan yaitu mengisi lembar kerja siswa (LKS) untuk mencari kesimpulan.
Cara menghitung pecahan biasa maupun pecahan campuran sebenarnya tidak begitu sulit diselesaikan
.namun, masih ads sebagian orang yg mengaggab menghitung pecahan itu sulit. Hal ini mungkin
disebabkan karna cara menghitung pecahan berbeda dengan bilangan biasa .
3. Berarti, bilangan berpenyebut sama, maka penyebut tersebut tidak akan berubah. Tetap
saja.
Sehingga, operasi hitung pejumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama yang di atas, dapat
dituliskan seperti di bawah ini.
Jawaban
Pada jawaban nomor 1, terlihat hasilnya adalah 6/5 . Ternyata, bilangan pembilangnya lebih
besar dari penyebutnya. Nah, ini berarti harus diubah ke dalam bentuk pecahan campuran.
Bilangan pembilang “6” jika dibagi bilangan penyebut “5” hasilnya 1 dan bersisa 1. Sehingga
dituliskan: 1 1/5 .
Pada jawaban nomor 2, terlihat hasilnya adalah 3/6 . Karena bilangan penyebut “6”
merupakan kelipatan dari bilangan pembilang “3” , maka ini dapat disederhanakan menjadi
pencahan senilai.
Caranya, kedua posisi dibagi bilangan yang sama, menjadi:
Dengan cara seperti di atas, tidak ada masalah untuk menjumlahkan pecahan dengan bilangan
berpenyebut yang sama.
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Pada Bab II dan III telah disampaikan mengenai uraian materi, metodologi, dan media
pembelajaran yang membahas tentang konsep‐konsep pecahan dan penjumlahan pecahan
untuk jenjang SD disertai contoh‐contoh peragaan yang dapat dicoba. Ada beberapa catatan
yang perlu diperhatikan guru dalam menyampaikan pembelajaran penjumlahan pecahan antara
lain sebagai berikut.
1. Urutan konsep harus diperhatikan artinya pembelajaran harus urut (tidak melompat‐lompat)
karena konsep yang satu merupakan materi prasyarat konsep yang lain. Untuk pembelajaran
penjumlahan pecahan biasa, campuran, dan desimal diperlukan materi prasyarat yang harus
dikuasai siswa antara lain konsep:
a. pecahan biasa, campuran, dan desimal
b. pecahan senilai
c. mengubah bentuk pecahan
d. KPK
Contoh: penjumlahan pecahan biasa beda penyebut diberikan setelah siswa belajar
penjumlahan pecahan biasa yang sama penyebutnya dan pecahan senilai.
II. SARAN
Media pembelajaran sangat penting artinya bagi siswa untuk mengkongkretkan materi yang
disampaikan. Oleh sebab itu guru berusaha membuat atau memfasilitasi media untuk siswa
atau siswa diberi tugas membuat media yang sederhana. Media yang digunakan sebaiknya
bervariasi, sehingga kekurang berhasilan penggunaan satu media dapat ditutup oleh media
yang lain. Media yang digunakan guru tidak harus dari bahan yang mahal, tetapi dapat berupa
gambar/garis bilangan atau media yang dibuat dari bahan‐bahan/kertas bekas.
Langkah
4.
DAFTAR PUSTAKA