Anda di halaman 1dari 75

PERILAKU ORGANISASI

Dr. Tatang Iman Sadewo, S.Sos, MM

1
BAB I

PENGANTAR DAN LATAR BELAKANG

A. Pengertian Perilaku Organisasi

Berbicara pengertian perilaku organisasi, banyak ahli memberikan definisi. Pendapat


pertama menurut Toha (2001) bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah suatu studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok
tertentu. Pendapat berikutnya dari John (1983) yang menyebutkan bahwa perilaku organisasi
merupakan suatu istilah yang agak umum yang menunjukkan kepada sikap dan perilaku individu
dan kelompok dalam organisasi, yang berkenaan dengan studi sistematis tentang sikap dan
perilaku, baik yang menyangkut pribadi maupun antar pribadi di dalam konteks
organisasi..Sedangkan pendapat yang lain menurut James L. Gibson, John. M. Ivancevich, James.
H. Donelly Jr. (1986) menyebutkan bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah studi tentang
perilaku manusia, sikapnya dan hasil karyanya dalam lingkungan keorganisasian. Senada dengan
pendapat diatas yaitu menurut Robbin (2001) bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi
yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam organisasi
dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi.

Berdasarkan dari berbagai pendapat diatas, maka secara singkat dapat dikatakan perilaku
organisasi tersebut berkenaan studi tentang apa yang dilakukan orang-orang dalam suatu
organisasi dan bagaimana perilaku (individu/kelompok) mempengaruhi kinerja dari organisasi.
Dalam kaitan ini maka ruang lingkup perilaku organisasi berkenaan dengan perilaku
individu/perorangan, perilaku kelompok dan struktur organisasi yaitu perilaku individu dan
perilaku kelompok mempengaruhi organisasi dan organisasi mempengaruhi perilaku individu dan
perilaku kelompok. Sehingga bahan kajian dalam perilaku organisasi meliputi sikap dan persepsi
manusia, dalam hal ini sikap pegawai/karyawan terhadap pekerjaannya, terhadap rekan sekerja,
pimpinanya dan sebagainya, serta perilakunya dalam konflik, kerjasama, komunuikasi, motivasi
dan lain-lain.

Menurut pendapat Cummings (1978), terdapat perbedaan antara perilaku organisasi dengan
ilmu-ilmu yang lain, misalnya :

2
- Perilaku Organisasi dengan Psikologi Organisasi

Perilaku organisasi konstruksi penjelasannya berasal dari multi disiplin sedangkan psikologi
organisasi membatasi konstruksi penjelasannya pada tingkat psikologi. Kesamaan kedua bidang
tersebut menjelaskan perilaku orang-orang di dalam organisasi

- Perilaku Organisasi dengan Teori Organisasi

Perbedaan perilaku organisasi dengan teori organisasi didasarkan pada dua perbedaan antara unit
analisanya dan pusat variabel tak bebas. Perilaku oeganisasi dirumuskan sebagai suatu studi
tingkah laku individu dan kelompok di dalam organisasi dan penerapan dari ilmu pengetahuan
tertentu. Teori organisasi adalah studi tentang susunan, proses dan hasil-hasil dari organisasi itu
sendiri.

- Perilaku Organisasi dengan Personel and Human Resources

Perilaku organisasi menekankan pada orientasi konsep sedang personel human resources
menekankan pada teknik dan tehnologi. Larry L. Cummings juga menekankan bahwa perilaku
organisasi adalah suatu cara berpikir, suatu cara untuk memahami persoalan-persoalan dan
menjelaskan secara nyata hasil-hasil penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahan.

1. Peranan dan Kontribusi Ilmu-Ilmu Lain dalam Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi merupakan disiplin ilmu yang tidak berdiri sendiri tetapi mendapat sumbangan
yang amat besar dari ilmu lainnya, diantaranya menurut Robbin (2001) adalah ilmu psikologi,
sosiologi, psikologi sosial, antropologi dan ilmu politik. Secara sekilas dan singkat peranan dan
kontribusi ilmu-ilmu tersebut kepada ilmu perilaku organisasi, dapat diuraikan berikut ini.

a. Psikologi

Psikologi adalah ilmu yang berkenaan dengan usaha untuk mengukur, menjelaskan dan
kadang-kadang mengubah perilaku manusia. Oleh karena itu para psikolog melibatkan diri
mereka dalam studi dan usaha untuk memahami perilaku individu. Secara spesifik
3
sumbangan mereka dalam bidang perilaku organisasi berkenaan dengan masalah-masalah
antara lain : kebosanan, kelelahan, kondisi kerja, persepsi, kepribadian, latihan,
kepemimpinan, motivasi, pengambilan keputusan dan pengukuran sikap.

b. Sosiologi

Pusat perhatian sosiologi mempelajari sistem sosial dimana para individu memainkan
peranannya. Artinya sosiologi tersebut mempelajari manusia dalam hubungannya dengan
manusia lain. Dalam kaitannya dengan perilaku organisasi maka konsep-konsep yang
berasal dari sosiologi dapat memberi masukan terhadap perilaku organisasi seperti :
dinamika kelompok, proses sosialisasi, budaya organisasi, struktur organisasi formal,
birokrasi, komunikasi, status, kekuasaan dan konflik.

c. Psikologi Sosial

Ilmu psikologi sosial mempelajari perilaku antar pribadi dalam arti berusaha mencari
penjelasan tentang bagaimana dan mengapa para individu berperilaku tertentu dalam
kegiatan kelompoknya. Kontribusi untuk perilaku organisasi yaitu bagaimana menerapkan
perubahan dan bagaimana mengurangi hambatan agar suatu perubahan dapat diterima,
mengukur dan mamahami serta mengubah sikap, pola komunikasi dan cara-cara
bagaimana kegiatan kelompok memenuhi kebutuhan individu.

d. Antropologi

Antropologi mempelajari masyarakat untuk mengetahui seluk beluk manusia dan


aktivitasnya. Hal yang dapat diambil dari antropologi untuk perilaku organisasi seperti
perbedaan-perbedaan fundamental dalam nilai, sikap dan norma tentang perilaku yang
dapat diterima mempengaruhi cara orang bertindak.

e. Ilmu Politik

Para ilmuwan politik mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam suatu lingkungan
politik. Berbagai hal yang dapat diambil dari ilmu politik oleh perilaku organisasi adalah
struktur konflik, alokasi kekuasaan dan bagaimana orang memanipulasi kekuasaan untuk
kepentingan pribadinya.

4
2. Tujuan Memahami Perilaku Organisasi

Secara jelas perilaku organisasi pasti mempunyai tujuan. Adapun tujuan perilaku organisasi adalah
untuk mendeterminasi bagaimana perilaku manusia mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-
tujuan organisasi. Semakin banyak perilaku atau kejadian yang dapat diprediksikan dan semakin
banyak yang dapat dijelaskan, maka pada gilirannya akan dibutuhkan bentuk kontrol atau
pengendalian perilaku. Maksudnya tidak lain agar perilaku individu dalam organisasi dapat selalu
diarahkan kearah yang positif, yaitu perilaku yang menunjang pencapaian sasaran organisasi
secara efektif.

B. Latar Belakang Sejarah

Berbicara tentang sejarah lahirnya disiplin ilmu perilaku organisasi terdapat beberapa peristiwa
dan pendapat dari beberapa ahli yang melatarbelakanginya. Adapun peristiwa/ pendapat para ahli
tersebut sebagai berikut :

- Max Weber
- Henry Fayol
- Frederick Winslow Taylor
- Gerakan Hubungan Kemanusiaan
- Masa Depresi
- Gerakan Serikat Buruh
- Penemuan Hawthorne
- Evolusi Ilmu Perilaku dalam Manajemen

Sebelum penjelasan dari para ahli diatas terdapat pendapat dari Plato bahwa jiwa manusia dibagi
3 bagian yaitu :

- Philosophic/ filosofis adalah suatu alat untuk mencapai ilmu pengetahuan dan pengertian
- Spirited/ ambisius adalah aspek jiwa manusia untuk berusaha mencari kekuasaan dan ambisi
- Appetite/ pencinta keberuntungan adalah keinginan untuk memenuhi selera misal makan,
minum, seks dan uang.

5
Semua orang mempunyai ketiga jiwa ini tetapi kadarnya berbeda-beda. Didalam berperilaku maka
manusia dipengaruhi ketiga jiwa manusia diatas.

1. MAX WEBER

Pendapat Max Weber menekankan pada organisasi. Menurut Max Weber manusia/seseorang itu
lemah membutuhkan bantuan dan menekankan kepada penjelasan mengenai organisasi dibanding
dari pengembangan suatu prinsip yang bisa dipakai untuk mencapai tujuan praktis.

2 (dua) aspek hasil kerja Max Weber yaitu :

a. Sebagai seorang ahli ilmu sosial, tertarik untuk menjelaskan preskripsinya dari
pertumbuhan organisasi yang besar.
b. Terkesan akan kelemahan-kelemahan manusia dengan pertimbangan yang kadang-kadang
tidak realistis dan bahwa manusia mempunyai rasa emosi

Jadi menurut Max Weber perilaku yang dicerminkan dari birokrasi yaitu rasa tidak percaya kepada
kesanggupan dan kemampuan manusia untuk menciptakan rasionalitas tertentu, mendapatkan
informasi yang baik, membuat keputusan yang obyektif karena seseorang selalu membutuhkan
bantuan.

2. HENRY FAYOL

Henry Fayol mempengaruhi pemikiran-pemikiran manajemen di Eropa. Pandangan Fayol


dianggap sebagai suatu pemikiran tentang organisasi administratif. Teori administrasinya dikenal
sebagai pendekatan fungsional. Dia berpendapat semua organisasi terdiri dari unit-unit/subsistem
yaitu :

a. Aspek teknik dan komersial dari kegiatan pembeliam, produksi dan penjualan
b. Kegiatan-kegiatan keuangan yang berhubungan dengan masalah-masalah permintaan dan
pengendalian kapital
c. Unit-unit keamanan dan perlindungan
d. Fungsi perhitungan

6
e. Fungsi administrasi dari perencanaan, organisasi, pengarahan, koordinasi dan
pengendalian

3. F. WINSLOW TAYLOR

Dasar dari penelitian F. Winslow Taylor yaitu lebih menekankan pada pentingnya akan waktu.
Seperti dijelaskan dibawah ini, tekanan dari pendapat F. Winslow Taylor adalah sebagai berikut :

- Efisien waktu/penelaahan waktu. Unsur ini dipergunakan untuk menetapkan secara


tepat berapa banyak waktu yang diperlukan oleh setiap orang di dalam setiap aspek
kerjanya.
- Penggunaan bagian perencanaan untuk menjelaskan bagaimana pekerjaan harus
dikerjakan dan serangkaian pengawasan fungsional untuk memberi pengarahan pada
pekerja agar bekerja menurut metode yang tepat.

Berdasarkan pendapat dari F. Winslow Taylor mulai dikenal dengan prinsip-prinsp manajemen
ilmiah. Taylor mengusulkan 3 (tiga) hal sebagai tujuan gerakannya yaitu :

- Amerika Serikat telah dirugikan banyak sekali akibat karena tidak adanya efisiensi di
hampir setiap usaha pada tiap harinya.
- Mencoba meyakinkan kepada masyarakat Amerika Serikat bahwa pengobatannya terletak
pada manajemen yang sistematis bukan pada usaha mencari orang-orang yang istimewa.
- Untuk membuktikan bahwa manajemen yang baik adalah suatu ilmu yang tepat yang
berdasarkan pada hukum-hukum yang jelas, aturan-aturan dan prinsip-prinsip.

Kesimpulan pemdapat F.W. Taylor bahwa perilaku manusia merupakan salah satu komponen
dalam suatu mesin produksi yang besar. Hanya kepada mereka yang dapat bekerja seperti mesin
yang akan mendapat tempat di dalam sistem produksinya.

4. GERAKAN HUBUNGAN KEMANUSIAAN

Penekanan pada Gerakan Hubungan Kemanusiaan ini adalah pada kerja sama dan semangat kerja
atau moral karyawan/pegawai yang digolongkan ke dalam aspek hubungan kemanusiaan.
Tokohnya adalah Raymond Miles, yang menyatakan bahwa pendekatan hubungan kemanusiaan

7
secara sederhana menempatkan karyawan sebagai manusia, tidak sebagai mesin yang
dipergunakan dalam berprodukai, artinya memahami kebutuhan-kebutuhan manusia yang ingin
dianggap ada dan merasa diperhatikan dengan cara didengarkan dan diperhatikan keluhan-
keluhannya jiika memungkinkan dan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan tertentu
baik mengenai kondisi pekerjaannya atau masalah-masalah lainnya.

Pada sejarah gerakan hubungan kemanusiaan terdapat 3 (tiga) kejadian yang memberikan
kontribusinya dalam penelaahan ilmu perilaku organisasi. Tiga kejadian tersebut antara lain :

a. Masa-masa depresi yang hebat


b. Gerakan kaum buruh
c. Hasil penemuan Hawthorne

5. MASA DEPRESI

Pada masa depresi terjadi kegoncangan yang hebat di bidang keuangan dan perekonomian pada
umumnya. Produksi yang merosot, pasaran yang lesu mewarnai kehidupan perekonomian saat itu.
Sebab-sebab dari depresi antara lain :

- Menumpuknya inventaris usaha dan akumulasi stok barang baru yang besar ditangan
konsumen
- Konsumen menolak naiknya harga dan naiknya biaya usaha
- Merosotnya minat pemanfaatan invesmen
- Akumulasi dalam jumlah yang besar dari kemampuan produksi baru dan pengembangan
teknologi
- Jarangnya investasi yang berskala besar dan kelesuan dari cadangan bank
- Melemahnya kepercayaan dan harapan-harapan

Akibat dari depresi yaitu muncul banyaknya pengangguran, ketidaktentuan hidup serta muncul
ketidakamanan dari masyarakat dengan banyaknya pencurian dan perampokan karena tuntutan
untuk kelangsungan hidup. Dengan adanya hal-hal seperti diatas maka muncul gagasan untuk
meletakkan unsur manusia sebagai unsur yang amat dominan dalam manajemen. Hasil dari depresi

8
yaitu mengutamakan hubungan kemanusiaan sekaligus perilaku kemanusiaan dan perilaku
organisasi mendapat perhatian secara seksama.

6. GERAKAN SERIKAT BURUH

Gerakan ini muncul disebabkan karena manajer-manajer tidak mau mengenal secara tepat
sumbangan manusia/ apa yang telah dikorbankan bawahan dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan. Pada waktu itu banyak perusahaan yang memperlakukan para pegawai atau buruh
dengan tidak layak, misalnya dengan memberikan gaji yang rendah, jam kerja yang tidak memadai
dalam arti para buruh bekerja dalam jam kerja yang panjang, serta kondisi tempat kerja yang
kurang patut/layak. Akibat dari semua itu maka timbullah gejolak dari kaum buruh. Kaum buruh
mulai mendirikan serikat buruh dan mengadakan demonstrasi untuk menuntut perbaikan ditempat
kerjanya. Gerakan serikat buruh tersebut apabila berlarut-larut maka akan sangat mengganggu
terhadap kelancaran atau kelangsungan suatu organisasi. Berdasarkan hal tersebut maka serikat
buruh diakui secara sah/resmi serta para manajer mulai menyadari untuk memberikan perhatian
kepada kaum buruh. Hampir semua manajer mencoba mendirikan unit/bagian kepegawaian
sebagai suatu jawaban untuk menangani persoalan-persoalan kepegawaian dan serikat buruh.
Manajer berusaha memberikan penekanan pada hubungan kerja para karyawannya dengan
pimpinan dan memberikan perhatian terhadap perbaikan gaji, jam kerja dan kondisi tempat kerja.

7. PENEMUAN HAWTHORNE

Tujuan dari penelitian Hawthorne antara lain untuk mencari sampai dimana pengaruh hubungan
antara kondisi fisik tempat bekerja dengan produktivitas karyawan. Secara khusus penelitian ini
ialah untuk mendapat gambaran yang jelas tentang pengaruh faktor-faktor seperti temperatur,
kelembaban udara dan cahaya terhadap kelelahan dan gerakan berulang dari pekerja. Penelitian
Hawthorne dilakukan atas beberapa langkah adalah sebagai berikut :

a. Fase pertama merupakan percobaan tentang cahaya lampu

Beberapa kelompok pekerja dicoba dengan memberi sejumlah penerangan cahaya lampu dalam
tempat mereka bekerja. Ada yang diberi penerangan cahaya lampu berlebihan, dan ada yang

9
kurang. Kemudian diamati dan dicatat perkembangannya. Hasilnya berlainan satu sama lain yaitu
terdapat kelompok yang hasilnya naik, ada kelompok yang hasilnya turun sedang terdapat
kelompot yang hasilnya tetap.

Secara umum hasil dari fase pertama ini adalah :

- Cahaya penerangan lampu hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil kerja
meskipun pengaruhnya kecil sekali.
- Beberapa faktor yang tidak sempat nampak, belum ada kesempatan yang baik untuk
diteliti pengaruhnya.

b. Fase kedua merupakan percobaan ruang istirahat.

Meneliti sekelompok kecil pekerja yang ditempatkan tersendiri dalam usaha untuk mengatasi
beraneka macam pengaruh dari tingkah laku pekerja ketika individu-individu itu mengetahui
bahwa mereka sedang diamati. Dua wanita dipilih dalam percobaan ini, mereka diminta memilih
4 pekerja lainnya untuk bersama-sama mereka di dalam ruang istirahat yang terpisah dari sisa
kelompok lainnya. Setelah diamati dan diinterview hasilnya hampir sama dengan fase yang
pertama.

c. Fase ketiga disebut studi tentang ruang bank tilgram

Tujuannya adalah untuk melakukan analisa pengamatan terhadap kelompok pekerja informal.
Kelompok ini terdiri dari 14 pekerja operator laki-laki, 9 tukang tilgram, 3 tukang solder dan 2
inspektur. Hasil dari fase ketiga ini yaitu tidak ada kenaikan produktivitas yang berlanjut.

Berdasarkan dari penelitian yang sudah dilakukan, maka hasil temuan dari Hawthorne
adalah sebagai berikut :

- Sikap dan perilaku positif serta produktivitas para karyawan tidak terlalu dipengaruhi
oleh fasilitas dan kondisi kerja, melainkan oleh perhatian yang diberikan manajer.
- Perilaku seorang pekerja sangat ditentukan oleh dan terikat pada norma-norma
kelompok kerja dimana seseorang menjadi anggota.

10
8. EVOLUSI ILMU PERILAKU DALAM MANAJEMEN

Berikut ini adalah catatan ikhtisar perkembangan ilmu perilaku dalam ilmu manajemen yang
dimulai dari anggapan Machiavelli sampai dengan ahli-ahli ilmu perilaku modern :

Asumsi dasar tentang sifat manusia

- Machiavelli

Ia beranggapan bahwa sifat manusia pada dasarnya adalah jahat dan diperbudak oleh
kehendak dari penguasa dan negara

- Filosof Inggris

Menilai manusia ini hakikatnya memerlukan kondisi mental yang kuat dalam rangka untuk
mencapai keinginannya.

- Max Weber

Manusia secara pokok adalah tidak rasional dan emosional yang membuat kurang baiknya
keputusan yang diambil

- Frederick W. Taylor

Manusia secara fundamental adalah malas dan harus senantiasa dikendalikan secara ketat
dan hati-hati agar dapat dihindarkan pemborosan

- Elton Mayo

Manusia adalah makhluk sosial yang menginginkan untuk bergabung dengan lainnya.
Kecenderungan ingin bekerja sama, bukan bersaing dan menimbulkan permusuhan

- Ahli Ilmu Perilaku Modern

Manusia bukan baik dan juga bukan jelek. Beberapa orang beranggapan bahwa manusia
mempunyai keunikan dalam hal perilaku yang terarah, lainnya beranggapan bahwa
perilaku manusia dalam banyak hal menunjukkan sebagai sasaran yang tidak teratur.

Pendekatan untuk menganalisa perilaku manusia

11
- Machiavelli

Menggunakan pendekatan analogi sejarah dan observasi dalam hubungannya dengan


lingkungan yang menyeluruh

- Filosof Inggris

Labih banyak menggunakan pendekatam falsafah yaitu semua percaya bahwa pengalaman
adalah sumber dari pengertian dan mereka menerima metode induksi sebagaimana yang
dirumuskan oleh Francis Bacon

- Max Weber

Menggunakan pendekatan rasional yang logis dan deduktif. Dimulai dari perumusan
premis yang baik berakhir dengan konklusi-konklusi tertentu

- Frederick W. Taylor

Menggunakan pendekatan yang eksperimen dan sangat ilmiah. Penggunaan


pendekatannya dimulai dari unsur-unsur kecil dari pekerjaan dan menghasilkan suatu teori
tentang manajemen

- Elton Mayo

Menggunakan metode eksperimen dan filosofis Di dalam melengkapi fakta-faktanya ia


memberikan pertimbangan kebebasan dengan dilambari pandangan-pandangan yang
filosofis.

- Ahli Ilmu Perilaku Modern

Menggunakan metode eksperimen dengan memberikan penekanan pada observasi


terkendali dan generalisasi dari data.

Nilai yang menonjol

- Machiavelli

Nilai kekuasaan dan praktika dari cara-cara berpolitik untuk mencapai tujuan

12
- Filosof Inggris

Aturan dan seperangkat aturan dalam rangka untuk mencapai pemerintahan yang
fungsional.

- Max Weber

Keputusan organisasi yang rasional dan logis

- Frederick W. Taylor

Upah harian yang jujur untuk kerja harian yang adil dan terbuka

- Elton Mayo

Di dalam hubungan organisasi maka diperlukan kesehatan mental dan kepuasan

- Ahli Ilmu Perilaku Modern

Pengertian yang ilmiah dengan deskripsi perilaku manusia yang menyeluruh

Yang memperolah keberuntungan dari preskripsi ilmu perilaku

- Machiavelli

Adalah para penguasa dan politisi

- Filosof Inggris

Adalah masyarakat lewat pemerintahan yang bersih

- Max Weber

Ialah organisasi sebagi suatu kesatuan yang rasional dan efisien

- Frederick W. Taylor

Manajer-manajer dari organisasi dan para pekerja melalui peningkatan upah

- Elton Mayo

Manajemen dan para pekerja melalui meningkatnya kepuasan dan kesehatan mental

13
- Ahli Ilmu Perilaku Modern

Melaui kepahaman dari perilaku manusia yang senantiasa bertambah. Nilai manajemen
terhadap kepahaman tersebut akan membawa kearah penyempurnaan pelaksanaan kerja.

Penghargaan pada manajemen modern

- Machiavelli

Hendaknya bisa diamalkan dalam praktek dan sesuai dengan tujuan

- Filosof Inggris

Dalam konsep mengenai aturan adalah idealistik

- Max Weber

Berpengharapan dalam dukungan-dukungannya yang rasional dan pengambilan keputusan


yang didukung oleh bahan-bahan keterangan yang lengkap

- Frederick W. Taylor

Pemaksaan dalam pandangan yang sederhana dari manusia ekonomi

- Elton Mayo

Menarik dalam gambarannya manusia sosial

- Ahli Ilmu Perilaku Modern

Pemaksaan dalam obyektivitasnya dan kerangkanya yang sistematis

C. Kesimpulan

Ilmu perilaku organisasi dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada perilaku individu-
individu yang bekerja dalam suatu organisasi tertentu. Sehingga kerangka dasar bidang
pengetahuan ini didukung paling sedikit oleh dua komponen, yakni individu-individu yang
berperilaku dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku individu tersebut.

14
Penempatan manusia kembali sebagai salah satu unsur yang amat penting dalam organisasi adalah
orientasi dasar dari ilmu perilaku organisasi. Perkembangan ilmu perilaku manusia dalam
organisasi ini menurut sejarahnya telah dimulai sejak awal perkembangan gerakan manajemen
ilmiah bahkan jauh sebelum itupun dapat dikenali sebagai langkah awal dari pengembangan ilmu
ini.

Konsep birokrasi Weber, penemuan administrasi Fayol dan gerakan manajemen ilmiah dari Taylor
memberikan sumbangan yang tidak ternilai dari sejarah awal perkembangan bidang pengajian
perilaku manusia dalam organisasi ini. Demikian pulan penelitian tim Mayo berikut penemuan-
penemuan dari Hawthorne benar-benar mengarahkan perkembangan ilmu baru peilaku ini.

15
BAB II

PENGERTIAN DAN UNSUR ORGANISASI

A. Pengertian

Organisasi ialah suatu kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan secara terperinci pengertian organisasi ialah sebagai tempat atau wadah untuk orang
berkumpul dan berkerja sama dengan secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin, dan
terkendali, dalam memanfaatkan suatu sumber daya baik uang, metode, material, dan lingkungan,
dan sarana-prasarana, data dan lain sebagainya yang digunakan secara efisen dan efektif untuk
mencapai suatu tujuan organisasi.

Pengertian Organisasi Menurut Para Ahli

1. Drs. Malayu S.P Hasibuan

Menurut Drs. Malayu S.P Hasibuan menyatakan bahwa organisasi ialah suatu sistem perserikatan
formal, berstruktur dan terkoordinasi dari suatu kelompok yang bekerja sama dalam mencapai
sebuah tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan sebuah alat dan wadah saja.

2. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro

Menurut Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro menyatakan bahwa organisasi ialah suatu struktur
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara suatu kelompok orang pemegang posisi
yang bekerjasama dengan secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu.

3. James D Mooney

Menurut James D Mooney menyatakan bahwa Organization is the form of every human,
association for the assignment of common purpose atau organisasi ialah setiap bentuk kerjasama
untuk pencapaian suatu tujuan bersama.

16
4. Chester L Bernard (1938)

Menurut Chester L Bernard (1938) menyatakan bahwa Organisasi ialah sebuah system kerjasama
antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system of cooperative of two or more
persons) yang sama-sama mempunyai visi dan misi yang sama.

5. Paul Preston dan Thomas Zimmerer

Menurut Paul Preston dan Thomas Zimmerer menyatakan bahwa Organisasi ialah suatu kumpulan
orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai suatu
tujuan bersama. (Organization is a collection people, arranged into groups, working together to
achieve some common objectives).

6. Stoner

Menurut Stoner menyatakan bahwa organisasi ialah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
orang-orang di bawah pengarahan sebuah atasan mengejar suatu tujuan bersama.

7. Chester I. Bernard

Menurut Chester I. Bernard menyatakan bahwa organisasi ialah sebuah sistem aktivitas kerja sama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

8. Stephen P. Robbins

Menurut Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi ialah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan suatu batasan yang relatif bisa diidentifikasi, yang bekerja
atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.

17
9. Janu Murdiyamoko & Citra Handayani

Menurut Janu Murdiyamoko & Citra Handayani menyatakan bahwa Organisasi ialah suatu sistem
sosial yang memiliki sebuah identitas kolektif secara tegas, progja yang jelas, prosedur dan cara
kerja, serta daftar anggota yang secara terperinci.

10. Max Weber

Menurut Max Weber menyatakan bahwa Organisasi ialah sebuah kerangka terstruktur yang di
dalamnya berisikan wewenang, tanggung jawab dan pembagian kerja untuk menjalankan masing-
masing fungsi tertentu.

Ciri-Ciri Organisasi

- Didalamnya mempunyai tujuan dan sasaran dalam mencapai tujuan


- Mempunyai suatu komponen yaitu atasan dan bawahan
- Adanya kerja sama yang terstruktur
- Mempunyai pendegelasian wewenang dan sebuah koordinasi tugas-tugas.
- Mempunyai sebuah keterikatan format dan tatat tertip yang harus ditaati.

B. Unsur-Unsur Organisasi

- Man, ialah salah satu unsur utama dalam pembentuk organisasi yang disebut dengan
personil atau anggota yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri atas sebuah unsur
pimpinan (administrator) sebagai pemimpin tertinggi organisasi, para manajer pemimpin
unit tertentu suatu kerja sesuai fungsinya dan para pekerja (workers). Setiap hal tersebut
ialah suatu kekuatan organisasi.
- Kerja Sama, ialah salah satu unsur organisasi yang dimana setiap anggota atau personil
melakukan suatu perbuatan secara bersama-sama untuk tujuan bersama.
- Tujuan Bersama, ialah sebuah Sasaran yang ingin dicapai/ diharapkan baik dari prosedur,
program, pola atau titik akhir dari suatu pekerjaan organisasi tersebut.

18
- Peralatan (Equipment), ialah suatu sarana dan prasarana yang berupa kelengkapan dari
organisasi tersebut baik itu berupa bangunan (gedung, kantor), materi, uang, dan
kelengkapan lainnya.
- Lingkungan (Environment), ialah salah satu unsur organisasi yang juga mempunyai
pengaruh. Faktor tersebut ialah ekonomi, sosial budaya, strategi, kebijaksanaan. anggaran,
dan suatu peraturan yang telah ditetapkan.
- Kekayaan Alam, yang termasuk dengan kekayaan alam yaitu air, cuaca, keadaan iklim,
flora dan fauna.
- Kerangka/Kontruksi Mental Organisasi, ialah sebuah landasan dari organisasi yang berada
pada visi organisasi tersebut dibuat.

Unsur-Unsur Organisasi Menurut Keith Davis

- Unsur Pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan


keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan
secara jasmaniah
- Unsur Kedua, adanya sikap sukarela dalam membantu kelompok mencapai tujuan tertentu.
- Unsur Ketiga, unsur tanggung jawab merupakan rasa yang paling menonjol dalam menjadi
anggota

Unsur-Unsur Dasar Organisasi

- Personil atau anggota


- Visi
- Misi
- Wewenang
- Struktur
- Hubungan
- Formalitas
- Sumber Energi
- Proses Kegiatan organisasi

19
C. Tujuan Organisasi

- Mengatasi terbatasnya kemampuan, kemandirian dan sumber daya yang dimilikinya untuk
mencapai suatu tujuan.
- Untuk mencapai tujuan secara lebih efektif dan efesien karena dilakukan bersama-sama.
- Untuk mengembangkan sumber daya dan tekhnologi bersama-sama.
- Tempat untuk mendapatkan sebuah jabatan dan pembagian kerja.
- Tempat untuk mengelola lingkungan secara bersama-sama.
- Tempat untuk mencari keuntungan bersama-sama.
- Tempat untuk menggunakan kekuasaan dan pengawasan (motif kekuasaan).
- Tempat untuk mendapatkan suatu penghargaan (motif penghargaan)
- Tempat untuk menambah pergaulan dalam lingkungan.

Fungsi Organisasi

- Untuk memberikan arahan dan pemusatan suatu kegiatan organisasi, dalam mengenai apa
yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan oleh sebuah organisasi.
- Untuk meningkatkan kemampuan suatu anggota organsasi dalam mendapatkan sebuah
sumber daya dan dukungan dari suatu lingkungan masyarakat.
- Bisa memberikan sebuah pengetahuan yang baru kepada anggotanya.

Manfaat Organisasi

- Tercapainya sebuah tujuan dalam mencapai tujuan


- Melatih mental dalam berbicara di publik
- Mudah dalam memecahkan suatu masalah
- Melatih leadership dalam kehidupan ataupun didunia kerja
- Dapat memperluas pergaulan dalam hidup
- Kuat dalam menghadapi sebuah tekanan
- Meningkatkan dalam wawasan dan pengetahuan
- Membentuk suatu karakteristik dengan seseorang

20
- Mampu dalam mengatur waktu dengan baik
- Sebagai ajang dalam sebuah pembelajaran kerja yang sebenarnya

Didalam dunia kerja akan pasti akan membutuhkan sebuah organisasi untuk mencapai suatu tujuan
bersama.

21
BAB III

TEORI, BENTUK DAN STRUKTUR ORGANISASI

A. Teori

Teori organisasi adalah teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi, Salah satu kajian
teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi
dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah
organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang didalamnya maupun lingkungan kerja
organisasi tersebut.

Menurut Lubis dah Husein (1987) bahwa teori organisasi itu adalah sekumpulan ilmu pengetahuan
yang membecarakan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari
kerjasama pada setiap individu.

Dalam pembahasan mengenai teori organisasi, mencakup masalah teori-teori organisasi yang
pernah ada dan berlaku beserta sejarah dan perkembangannya hingga sekarang. Yaitu meliputi
teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik dan teori organisasi modern.

TEORI ORGANISASI KLASIK

Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional, yang berisi konsep-
konsep tentang organisasi mulai dari tahun seribu delapan ratusan(abad 19) yang mendefinisikan
organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan,
kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja sama.

Dalam teori ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat
tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural

22
yang kaku tidak mengandung kreativitas. Teori ini juga berkembang dalam tiga aliran yang
dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :

a. Teori birokrasi :

dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of
Capitalism.

b. Teori administrasi :

dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta
Mooney dan Reiley dari Amerika.

c. Manajemen ilmiah :

dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor.

TEORI ORGANISASI NEOKLASIK

Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan manusiawi (The human
relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Anggapan dasar teori
ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun
sebagai bagian kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisikan
“suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama. Perkembangan teori
neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari
tulisan Huga Munsterberg.

Dalam hal pembagian kerja, teori neklasik telah mengemukaan perlunya hal-hal sebagai berikut:

a. Partiipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.


b. Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
c. Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.

23
TEORI ORGANISASI MODERN

Teori modern ditandai dengan ahirnya gerakan contingency yang dipelopori Herbert Simon,
yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip yang dangkal dan terlalu
disederhanakan bagi suatu kajian mengenai kondisi yang dibawahnya dapat diterapkan prinsip
yang saling bersaing. Kemudian Katz dan Robert Kahn dalam bukunya “the social psychology
of organization” mengenalkan perspektif organisasi sebagai suatu sistem terbuka. Buku tersebut
mendeskripsikan keunggulan-keunggulan perspektif sistem terbuka untuk menelaah hubungan
yang penting dari sebuah organisasi dengan lingkungannya, dan perlunya organisasi
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan. Teori
modern yang kadang – kadang disebut juga sebagai analisa system pada organisasi merupakan
aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen. Teori modern melihat bahwa semua
unsur organisasi sebagai satu kesatuan an saling ketergantungan, yang di dalamnya
mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan
lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan system terbuka.

B. Bentuk – Bentuk Organisasi

Berdasarkan strukturnya, bentuk organisasi dapat dibedakan atas :

1. Organisasi garis

Organisasi garis merupakan bentuk organisasi tertua, dan paling sederhana. Organisasi dengan
jumlah karyawan sedikit dan pemiliknya merupakan pimpinan tertinggi didalam
perusahaan/organisasi yang mempunyai hubungan langsungdengan bawahannya. Di sini setiap
bagian-bagian utama langsung berada dibawah seorang pemimipin serta pemberian wewenang dan
tanggung jawab bergerak vertical ke bawah dengan pendelegasian yang tegas, melalui jenjang
hirarki yang ada.

Kebaikan-kebaikan organisasi garis :

a. Bentuk organisasi sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan,


b. Pembagian tugas serta tanggung jawab dan kekuasaan cukup jelas

24
d. Adanya kesatuan dalam perintah dan pelaksanaan sehingga mempermudah pemeliharaan
disiplin dan bertanggung jawab,
e. Pengambilan keputusan dapat dilaksanakan secara cepat karena komunikasi cukup mudah.

Sedangkan kekurangan-kekurangannya adalah :

a. Bentuk organisasi tidak fleksibel,


b. Kemungkinan pemimpin untuk bertindak otokratis besar,
c. Ketergantungan pada seseorang cukup besar sehingga mudah terjadi kekacauan bila
seseorang didalam garis organisasi “hilang”.

2. Organisasi garis dan staf

Dalam organisasi ini ada dua kelompok orang-orang yang berpengaruh dalam menjalankan
organisasi itu, yaitu :

a. Orang yang melaksanakan tugas pokok organisasi dalam rangka pencapaian tujuan, yang
digambarkan dengan garis atau lini.
b. Orang yang melakukan tugasnya berdasarkan keahlian yang dimilikinya, orang ini
berfungsi hanya untuk memberikan saran-saran kepada unit operasional. Orang-orang
tersebut disebut staf.

Di dalam organisasi garis dan staf :

- Terdapat spesialisasi yang beraneka ragam yang dipergunakan secara maksimal.


- Dalam melaksakan pekerjaannya, anggota atau lini dapat menerima pengarahan serta
informasi dari staf.
- Pengarahan yang diberikan staf dapat dijadikan pedoman bagi pelaksana.
- Staf mempunyai pengaruh yang besar dalam pelaksanaan pekerjaan.

Organisasi ini mempunyai kebaikan, seperti :


25
- Adanya pembagian tugas yang jelas antara orang-orang yang melaksanakan tugas pokok
dan penunjang.
- Keputusan yang diambil biasanya telah dipertimbangkan secara matang oleh segenap
orang yang terdapat dalam organisasi, termasuk staf.
- Adanya kemampuan dan bakat yang berbeda-beda dari anggota organisasi memungkinkan
dikembangkannya spesialisasi keahlian.
- Adanya ahli-ahli dalam staf akan menghasilkan mutu pekerjaan yang lebih baik.
- Disiplin para anggota tinggi karena tugas yang dilaksanakan oleh seseorang sesuai dengan
bakat kealian, pendidikan dan pengalamannya..

Sedangkan kekurangan dari organisasi ini adalah :

- Bagi para pelaksana operasional perbedaan antara perintah dan saran tidak selalu jelas.
Maksudnya dalam pelaksana tugas – tugas operasional, orang-orang lini atua garis
dihadapkan pada dua macam atasan.yaitu atasan yang terdapat dalam komando yang
mempunyai hak memerintah dan pinpinan staf yang meskipun hanya berhak memberikan
saran, namun perlu pula ditaati karna sarannya berdasarkan pada keahlian dan wewenang
fungsional.
- Saran serta nasehat dari staf mungkin kurang tepat atau sulit dilaksanakan, karna kurang
adanya tanggung jawab terhadap perkerjaan.
- Pejabat garis cendrung untuk mengabaikan gagasan dari staf sehingga gagasan tersebut
dapat tidak berguna.
- Timbulnya kekacauan bila tugas-tugas tidak dirumuskan dengan jelas.

3. Organisasi fungsional

Organisasi dengan bentuk ini merupakan suatu organisasi yang berdasarkan pembagian tugasnya
serta kegiatannya pada spesialisasi yang dimiliki oleh pejabat-pejabatnya. Organisasi ini tidak
terlalu menekan hilarki sturtural, tetepai lebih pada sifat dan pungsi yang perlu dijalankan. Dalam
organisasi ini seorang bawahan dapat menerima beberapa instruksi dari beberapa pejabat serta
harus mempertanggung jawabkannya pada masing-masing pejabat yang bersangkutan.

26
Kebaikan-kebaikan dari pungsional organisasi fungsional :

a. Adanya spesialisasi menyebabkan perencanaan tugas dapat dengan baik.


b. Spesialisasi karyawan dapat dilakukan secara maksimal.
c. Koordinasi antara orang-orang dalam satu funsi mudah dilaksanakan atau dijalankan.
d. Pekerjaan mental dapat dipisahkan dari pekerjaan pisik.

Kekurangan – kekurangan orgganisasi fungsional antara lain adalah sebagai berikut :

a. Tanggung jawab terbagi-bagi, sehingga jika terjadi satu masalah tidak jelas siapa yang
harus bertanggung jawab penuh.
b. Ditinjau dari segi karyawan, banyaknya atasan yang membingungkan,
c. Terjadi saling mementinngkan fungsi masing-masing menyebabkan koordinasi yang
bersifat menyeluruh sukar dijalankan.
d. Pertukaran (mutasi) pekerjaan sukar dilakukan, karna anggota organisasi terlalu
menspesialisasikan diri dalam satu bidang keahliannya saja, sehingga untuk mengadakan
pertukaran jabatan harus dilakukan suatu pendidikan yang intensif terlebih dahulu.

4. Organisasi komite/panitia

Pendapat dari sekumpulan orang biasanya akan lebih baik dari pada hasil pemikiran satu orang.
Cara yang terbaik untuk menimbulkan kerja sama dari kelompok orang adalah dengan membentuk
satu kelompok tetap yang disebut komite. Komite adalah suatu badan yang terdiri dari sekumpulan
orang yang diberi kekuasaan tertentu dan dengan berunding mereka dapat membuat keputusan
bersama-sama. Dengan adanya komite, diharapkan dapat menghilangkan iri hati atau pertentangan
diantara anggota kelompok dan dapat dihindari hambatan-hambatan yang timbul akibat adanya
perintah perintah yang simpang siur antara pimpinan yang sesingkat :

Komite dapat dibagi atas 4 macam yaitu :

- Komite yang mempunyai kekuasaan penuh untuk bertindak (biasanya terdapat pada
tingkatan instrusional)

27
- Komite yang tidak mempunyai kekuasaan, tetapi mempunya hak untuk menolak (hak
veto).
- Komite penasehat.
- Komite pendidikan yang merupakan kelompok diskusi.

C. Struktur Organisasi

Robbins (2007) mendefinisikan struktur organisasi sebagai penentuan bagaimana pekerjaan


dibagi, dibagi, dan dikelompokkan secara formal.

Sedangkan organisasi merupakan unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri dari dua
orang atau lebih, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus-menerus guna mencapai
serangkaian tujuan bersama.

Dalam konteks desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan
keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen.
Dengan demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah
struktur organisasi.

Ada enam elemen yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika akan mendesain struktur
organisasi. Ke-enam elemen tersebut meliputi :

- Spesialisasi Pekerjaan adalah sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke


dalam beberapa pekerjaan tersendiri
- Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara
bersama-sama
- Rantai komando adalah garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak
organisasi ke unit terbawah dan menjelaskan siapa yang bertanggung jawab kepada siapa.

28
- Wewenang sendiri merupakan hak yang melekat dalam sebuah posisi manajerial untuk
memberikan perintah dan untuk berharap bahwa perintahnya tersebut dipatuhi
- Rentang Kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara
efisien dan efektif
- Sentralisasi – Desentralisasi. Sentralisasi adalah sejauh mana tingkat pengambilan
keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi
- Formalisasi adalah sejauh mana pekerjaan pekerjaan di dalam organisasi dilakukan.
- Rentang kendali adalah jumlah pegawai atau bawahan yang dapat dikendalikan secara
efektif oleh seorang manajer atau supervisor pada satu waktu.

Desain Organisasi Umum

a. Struktur Sederhana (simple structure)

Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi
yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan
sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak digunakan oleh usaha-usaha kecil di
mana manajer dan pemilik adalah sama. Kekuatan utama dari struktur sederhana ini terletak
pada kesederhanaanya. Cepat, fleksibel, tidak mahal untuk dikelola, dan akuntabilitasnya
jelas. Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa diterapkan pada organisasi yang besar.
Hal ini karena ketika diterapkan pada organisasi yang besar dimana formalisasi-nya yang
rendah dan sentralisasinya yang tinggi akan menyebabkan kelebihan beban (overload)
informasi di puncak. Pengambilan keputusan akan berjalan lambat karena tergantung
kepada satu orang yaitu pemilik sekaligus pimpinan organisasi.

b. Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas birokrasi yang sangat rutin
yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas
yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat,
rentang kendali sempit, dan pengambilan keputusan mengikuti rantai komando. Kekuatan

29
utama birokrasi adalah terletak pada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang
terstandar secara efisien. Sedangkan kelemahan struktur birokrasi adalah berlebihan dalam
mengikuti aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi, kurang inovatif dan birokrasi hanya
efisien sepanjang karyawan menghadai masalah-masalah yang sebelumnya sudah diatur
dengan jelas cara penyelesaiannya. Artinya, ketika dihadapkan pada permasalahan baru,
struktur birokrasi menjadi tidak efisien lagi karena diperlukan aturan-aturan baru untuk
menyelesaikan permasalah tersebut.

c. Struktur Matrik

Struktur matrik adalah sebuah struktur uang menciptakan garis wewenang ganda dan
menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur ini dapat ditemukan
pada agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, labolatorium penelitian, rumah
sakit, lembaga-lembaga pemerintah, dll. Kekuatan departementalisasi fungsional terletak
misalnya pada penyatuan para spesialis , yang meminimalkan jumlah yang diperlukan
sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber-sumber daya khusus untuk
seluruh produksi. Sedangkan kelemahannya adalah sulit mengkoordinasi tugas para
spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka selesai tepat waktu dan tepat
anggaran. Karakteristik struktur matrik ia mematahkan konsep kesatuan komando.
Karyawan yang berada dalam struktur matrik memiliki dua atasan (misal manajer produksi
dan manajer fungsional). Kelemahan utama dari struktur matrik adalah sering menyebabkan
kebingungan yang dapat meningkatkan stres karena ada ambiguitas peran sekaligus dapat
menciptakan konflik.

Model – Model Struktur

a. Model Mekanistik
- Mechanistic. Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu:
adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang tinggi, training atau

30
pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu penting, ada span of control yang lebar
serta adanya komunikasi yang bersifat vertikal dan tertulis.
- Mostly Mechanistic. Pada jenis organisasi ini, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya formalisasi
dan sentralisasi pada tingkat moderat, adanya training-training yang bersifat formal atau
wajib, span of control yang bersifat moderat serta terjadi komunikasi tertulis maupun
verbal dalam organisasi tersebut

b. Model Organik
- Organic. Pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam organisasi ini terdapat
tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi yang rendah, serta
diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas pekerjaan. Selain itu
terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi horisontal dalam
organisasi.
- Mostly Organic Pada organisasi yang berbentuk mostly organic, formalisasi dan
sentralisasi yang diterapkan berada di tingkat moderat. Selain itu diperlukan pengalaman
kerja yang banyak dalam organisasi ini. Terdapat span of control yang bersifat antara
moderat sampai lebar serta lebih banyak komunikasi horisontal yang bersifat verbal
dalam organisasi tersebut.

Faktor – Faktor Penyebab Perbedaan Struktur Organisasi

- Strategi. Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk
mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi maka logis
kalau strategi dan struktur harus terkait erat. Lebih tepatnya, struktur harus mengikuti
strategi
- Ukuran. Ukuran adalah besarnya suatu organisasi yang terlihat dari jumlah orang dalam
organisasi tersebut.
- Teknologi Organisasi. Teknologi organisasi adalah dasar dari subsistem produksi,
termasuk teknik dan cara yang digunakan untuk mengubah input organisasi menjadi
output.

31
- Lingkungan. Lingkungan mencakup seluruh elemen di luar lingkup organisasi. Elemen
kunci mencakup industri, pemerintah, pelanggan, pemasok dan komunitas finansial.

D. Bagan Organisasi

Pengertian Bagan organisasi : bagan organisasi organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara
dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian
suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan , dan bagan juga disebut dengan gambar
rancangan, gambar denah, skema. Bagan ialah alat berupa gambaran secara analisis dan statistik
tentang proses yg terjadi dalam alam, teknologi dan masyarakat. *sumber daya manusia
merupakan bagian dari ilmu manajemen, yang berarti merupakan suatu usaha untuk mengarahkan
dan mengelola sumber daya manusia di dalam suatu organisasi agar mampu berfikir dan bertindak
sebagaimana yang diharapkan organisasi.

Organisasi yang maju tentu dihasilkan oleh personil/pegawai yang dapat mengelola organisasi
tersebut ke arah kemajuan yang diinginkan organisasi, sebaliknya tidak sedikit organisasi yang
hancur dan gagal karena ketidakmampuannya dalam mengelola sumber daya manusia. *pengertian
modal adalah physical oriented. Dalam hubungan ini dapat dikemukakan misalnya pengertian
modal yang klasik, “dimana arti dari modal itu sendiri adalah sebagai hasil produksi yang
digunakan untuk memproduksi lebih lanjut”.

Dalam perkembangannya ternyata pengertian modal mulai bersifat non-physical oriented, dimana
pengertian modal tersebut lebih ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau
menggunakan, yang terkandung dalam barang-barang modal, meskipun dalam hal ini belum ada
kesesuaian pendapat di antara para ahli ekonomi sendiri. *Teknologi adalah satu ciri yang
mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah.
berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi
mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya.
Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri

32
dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.
Organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta
secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan
yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok
orang yang disebut dengan bawahan. Nilai tukar merupakan nilai tukar yang dibolehkan untuk
berbeda terhadap yang lain dan mata uang ditentukan berdasarkan kekuatan-kekuatan pasar atas
dari penawaran dan permintaan nilai tukar mata uang akan cenderung berubah hampir selalu
seperti yang akan dikutip pada papan pasar keuangan, terutama oleh bank-bank di seluruh dunia
sedangkan dalam penggunaan sistem pasak nilai tukar mata uang atau merupakan nilai tukar tetap
dengan ketentuan berlakunya devaluasi dari nilai mata uang.

Produktivitas adalah suatu konsep yang menunjang adanya keterkaitan hasil kerja dengan sesuatu
yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari tenaga kerja. Pengertian tentang pembangunan
sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan per-ubahan yang berencana dan
dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam
rangka pembinaan bangsa (nation building) Pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam
setiap perusahaan.

Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atauearnings . Pendapatan adalah
penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebut penjualan,
penghasilan jasa (fees ), bunga, dividen, royalti dan sewa.

E. Macam – Macam Bagan Organisasi

Dalam suatu Organisasi pasti lah ada juga sebuh Stuktur nya jika dalam organisasi tidak ada
strukturnya maka suatu perusahaan itu pasti akan bobrok dan hancur dalam penyusunan jabatannya
masing-masing dan berikut adalah contoh dari gambar Bagan yang biasa perusahaan-perusahaan
pakai pada umumnya yaitu:

33
a. Bagan Horizontal

mengapa bagan tersebut di katakan horizontal karena pada bagan tersebut jika semakin banyak
jabatan-jabatan yang di buat dalam perusahaan tersebut maka bagan ini akan semakin luas
menyamping

Bagan Struktur Organisasi Berbentuk Horizontal

b. Bagan Vertikal

Bagan vertikal adalah kebalikan dari bagan Horizontal. Bagan Vertikal pada umumnya bagan ini
jika dalam perusahaan banyak sekali jabatan atau kepala-kepala bagian dari masing-masing divisi
maka bagan ini akan semakin panjang ke bawah.

34
Bagan Struktur Organisasi Berbentuk Vertikal

C. Bagan Lingkaran

Kenapa bagan ini berbentuk lingkaran karna mungkin dalam suatu perusahaan memang sangat
memiliki perbedaan tersendiri dalam menyusun bagian-bagian dari perusahaan itu tersebut oleh
karena itu banyak sekali model bagan yang terbentuk. pada model bagan ini jika setiap
penambahan anggota maka bagan ini akan bertambah diameternya dan semakin membesar.

Bagan Struktur Organisasi Berbentuk Lingkaran

35
c. Bagan Piramid

Bagan ini sangat mudah digunakan karna bentuknya seperti Piramid yang menempatkan bagian-
bagian dalam perusahaan yang paling tertinggi di letakan pada bagian TOP dan untuk karyawan
di letakan MID dan untuk Office Boy di letakan pada Bagian LOWER.

Bagan Piramid

Pada umumnya bagan yang paling sering di gunakan adalah bagan Horizontal dan bagan Vertikal
karena bentuk dan pola yang cukup simple sehingga lebih mudah di mengerti oleh khalayak .

36
BAB IV

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU MANUSIA

A. Teori Pembentukan Kepribadian

Kepribadian merupakan keseluruhan cara seseorang, di mana seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat
yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Berbagai penelitian awal mengenai struktur
kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengidentifikasikan dan menamai karakteristik
permanen yang menjelaskan perilaku individu seseorang.

Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif, patuh,
malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristik-karakteristik tersebut jika ditunjukkan dalam
berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian. Sifat kepribadian menjadi suatu hal yang mendapat
perhatian cukup besar karena para peneliti telah lama meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat
membantu proses seleksi karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan
memandu keputusan pengembangan karier.

Teori Kepribadian Tsikodinamika

Teori psikodinamika berfokus pada pergerakan energi psikologis di dalam manusia, dalam bentuk
kelekatan, konflik, dan motivasi.

Teori Freud

Sigmund Freud berpendapat bahwa kepribadian terdiri dari tiga sistem utama: id, ego, dan
superego. Setiap tindakan kita merupakan hasil interaksi dan keseimbangan antara ketiga sistem
tersebut.

37
Teori Jung

Carl Jung pada awalnya adalah salah satu sahabat terdekat Freud dan anggota lingkaran koleganya,
tetapi pertemanan mereka berakhir dalam pertengkaran tentang ketidaksadaran. Menurut Jung, di
samping ketidaksadaran individual, manusia memiliki ketidaksadaran kolektif yang mencakup
ingatan universal, simbol-simbol, gambaran tertentu, dan tema-tema yang disebutya sebagai
arketipe.

Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian

a. Faktor Keturunan

Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender,
temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik
yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa
orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari
individu.

Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap
argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian
seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak-
anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga
meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.

Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari faktor
keturunan. Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif
dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa
sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang memperanguhi faktor-faktor
seperti tinggi badan dan warna rambut.

38
Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang dipisahkan sejak lahir
dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri
perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara anak-anak kembar
ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan
pengasuhan tidak begitu memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan kata lain,
kepribadian dari seorang kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih
mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan
saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.

b. Faktor Lingkungan

Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah
lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan
kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor
lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya
membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan
menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar
di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-
orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika
kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan
teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan
individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja
sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.

B. Proses Pembentukan Sikap dan Perilaku Manusia

Ada bermacam-macam pendapat yang dikemukakan oleh ahli-ahli psikologi tentang pengertian
sikap. Dunia Psikologi akan sedikit mengulas tentang apa sih yang dinamakan sikap? Seperti yang
dikatakan oleh ahli psikologi W.J Thomas (dalam Ahmadi, 1999), yang memberikan batasan sikap
sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif maupun negatif, yang berhubungan dengan

39
obyek psikologi. Obyek psikologi di sini meliputi : simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide
dan sebagainya.

Definisi Sikap

Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk
bereaksi (disposition to react) secara positif (favorably) atau secara negatif (unfavorably) terhadap
obyek – obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa
sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual,
dan kognitif mengenai aspek dunia individu.

Sedangkan La Pierre (dalam Azwar, 2003) memberikan definisi sikap sebagai suatu pola perilaku,
tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau
secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Lebih
lanjut Soetarno (1994) memberikan definisi sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai
kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada
sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa,
pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.

Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat-pendapat


tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang
menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di
dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap

Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk
pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor
yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:

40
- Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan
emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

- Kebudayaan. B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk
kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola
perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran)
yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan
untuk sikap dan perilaku yang lain.

- Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah
dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi
oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.

- Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio,
mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila
cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal
sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

- Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama
mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar
pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis
pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan
dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

41
- Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan
pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan
yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu
begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan
lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah
prasangka.

C. Hubungan Peranan dan Perilaku

Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung
pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam organisasi itu, para
anggotalah yang menentukan keberhasilannya. Sehingga berbagai upaya meningkatkan
produktivitas organisasi harus dimulai dari perbaikan produktivitas anggota. Oleh karena itu,
pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan
kinerjanya.

Anggota sebagai individu ketika memasuki organisasi akan membawa kemampuan, kepercayaan
pribadi, pengharapan-pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya sebagai karakteristik
individualnya. Oleh karena itu, maaf-maaf kalau kita mengamati anggota baru di kantor. Ada yang
terlampau aktif, maupun yang terlampau pasif. Hal ini dapat dimengerti karena anggota baru
biasanya masih membawa sifat-sifat karakteristik individualnya.

Selanjutnya karakteristik ini menurut Thoha (1983), akan berinteraksi dengan tatanan organisasi
seperti: peraturan dan hirarki, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem kompensasi dan
sistem pengendalian. Hasil interaksi tersebut akan membentuk perilaku-perilaku tertentu individu
dalam organisasi. Oleh karena itu penting bagi manajer untuk mengnalkan aturan-aturan organisasi
kepada anggota baru. Misalnya dengan memberikan masa orientasi.

42
Pada tingkat individu, jika anggota merasa bahwa organisasi memenuhi kebutuhan dan
karakteristik individualnya, ia akan cenderung berperilaku positif. Tetapi sebaliknya, jika anggota
tidak merasa diperlakukan dengan adil, maka mereka cenderung untuk tidak tertarik melakukan
hal yang terbaik (Cowling dan James, 1996) Untuk itu, ketika seseorang mempunyai ketertarikan
yang tinggi dengan pekerjaan, seseorang akan menunjukkan perilaku terbaiknya dalam bekerja
(Duran-Arenas et.al, 1998). Selanjutnya menurut Cowling dan James, tidak semua individu tertarik
dengan pekerjaannya. Akibatnya beberapa target pekerjaan tidak tercapai, tujuan-tujuan organisasi
tertunda dan kepuasan dan produktivitas anggota menurun.

Di lain pihak, organisasi berharap dapat memenuhi standar-standar sekarang yang sudah
ditetapkan serta dapat meningkat sepanjang waktu. Masalahnya adalah cara menyelaraskan
sasaran-sasaran individu dan kelompok dengan sasaran organisasi; dan jika memungkinkan,
sasaran organisasi menjadi sasaran individu dan kelompok. Untuk itu diperlukan pemahaman
bagaimana orang-orang dalam organisasi itu bekerja serta kondisi-kondisi yang memungkinkan
mereka dapat memberikan kontribusinya yang tinggi terhadap organisasi.

Belajar dari Vroom

Menurut Teori Pengharapan, perilaku kerja merupakan fungsi dari tiga karakteristik: (1) persepsi
anggota bahwa upayanya mengarah pada suatu kinerja (2) persepsi anggota bahwa kinerjanya
dihargai (misalnya dengan gaji atau pujian) (3) nilai yang diberikan anggota terhadap imbalan
yang diberikan. Menurut Vroom’s expectancy theory, perilaku yang diharapkan dalam pekerjaan
akan meningkat jika seseorang merasakan adanya hubungan yang positif antara usaha-usaha yang
dilakukannya dengan kinerja (Simamora, 1999). Perilaku-perilaku tersebut selanjutnya meningkat
jika ada hubungan positif antara kinerja yang baik dengan imbalan yang mereka terima, terutama
imbalan yang bernilai bagi dirinya. Guna mempertahankan individu senantiasa dalam rangkaian
perilaku dan kinerja, organisasi harus melakukan evaluasi yang akurat, memberi imbalan dan
umpan balik yang tepat.

43
Pengaruh Kelompok Terhadap Perilaku Individu

Pada dasarnya keanggotaan kelompok dapat mengubah perilaku individu ( Tedeschi & Lindskold,
1976 ), pengaruh kelompok ini dapat membuat anggotanya melakukan hal – hal dalam organisasi
yang tidak akan dilakukannya jika mereka sendiri. Keanggotaan kelompok ini dapat juga
mempengaruhi perilaku anggotanya bila tidak ada anggota lain disekitarnya. Pengaruh terhadap
perilaku ini besar sekali terutama dalam kelompok yang mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi.
Arah yang ditempuhnya sebagian besar tergantung dari norma – norma yang ada dalam kelompok
tersebut ( Jewell, LN; Siegall M, 1990 ).

Kohesivitas Kelompok

Kohesivitas kelompok mengacu pada sejauh mana anggota kelompok saling tertarik satu sama lain
dan merasa menjadi bagian dari kelompok tersebut. Dalam kelompok yang kohesivitasnya tinggi,
setiap anggota kelompok itu mempunyai komitmen yang tinggi untuk mempertahankan kelompok
tersebut. Kelompok – kelompok yang berbeda dalam hal kohesivitasnya, dan banyak yang tidak
pernah mencapai tingkat kelompok yang mempunyai daya tarik tertentu dan komitmen bersama
yang merupakan ciri kohesivitas yang kuat. Kohesivitas yang lebih besar terutama berkembang
dalam kelompok yang relatif kecil dan mempunyai organisasi yang lebih bersifat kerjasama
daripada persaingan ( Jewel & Reitz, 1981 ). Kesempatan saling berinteraksi antara para
anggotanya secara lebih sering membantu berkembangnya kohesivitas kelompok tersebut.

Kohesivitas yang lebih besar terdapat dalam kelompok yang mempunyai lebih banyak kemiripan
sikap, pendapat, nilai dan perilaku diantara para anggotanya ( Cartwright, 1968 ). Pada tahap awal
perkembangan kelompok tingkat kemiringan tadi mengurangi kemungkinan terjadinya
pertentangan yang mungkin memecah kelompok tadi menjadi fraksi – fraksi yang lebih kecil atau
menghancurkannya sama sekali. Perbedaan persepsi mengenai kelompok sendiri dan kelompok
lain digambarkan dalam studi mengenai hubungan antar kelompok dalam perusahaan yang besar
( Alderfer and Smith, 1982 ). Pendapat mengenai tujuan dan nilai dua kelompok organisasi dilihat
dari anggota sendiri dan dari anggota kelompok lain diperlihatkan dalam Skema 1. Adanya

44
kesamaan persepsi anggota dalam masing – masing kelompok dan perbedaan persepsi dengan
persepsi dari anggota dalam kelompok lain.

Meskipun perbedaan komposisi ras antara kedua kelompok dalam studi Alderfer dan Smith
mungkin meningkatkan perbedaan persepsi, namun harus diperhatikan bahwa kedua kelompok
tersebut mempunyai banyak persamaan. Semua anggota dari kedua kelompok tersebut adalah
karyawan dari organisasi yang sama, dan semua mempunyai tingkat yang mirip dalam hirarki
manajemen organisasi. Norma – norma adalah standar tidak tertulis mengenai perilaku, nilai dan
sikap yang tumbuh dari interaksi antar kelompok. Semakin tinggi rasa kebersamaan suatu
kelompok, semakin kuat norma – normanya, dan semakin besar kemungkinannya memaksakan
individu mengikuti norma kelompok ( Kiesler & Kiesler, 1969, dalam, Jewell, LN; Siegall M,
1990 ).

Norma – Norma dalam Organisasi Kelompok

Salah satu arti organisasi adalah sebuah kelompok yang besar dan mempunyai norma – norma
yang mempengaruhi perilaku para anggotanya. Norma tersebut merupakan budaya yang kuat dari
organisasi. Namun sebagian besar organisasi terlalu besar untuk menjadi kelompok yang
mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi dan sebagian besar norma – norma yang kuat untuk
karyawan sebagai individu berasal dari kelompok formal maupun informal yang lebih kecil.

Kelompok kerja yang mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi, standar ini mungkin sama
kuatnya ( atau bahkan lebih ) dibandingkan dengan aturan organisasi mengenai masuk kerja.
Penyesuaian anggota kelompok dengan norma tersebut adalah bagian dari harga yang harus
dibayar sebagai hasil dari diterima menjadi anggota kelompok tersebut ( Jewell, LN; Siegall M,
1990 ).

45
Kesimpulan

Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja secara bersamasama dengan


mengunakan sumber daya tertentu untuk berusaha mencapai tujuannya. Dengan kata lain bahwa
organisasi itu terdiri dari orang-orang yang bekerja dalam suatu system pencarian tujuan. Dalam
mencapai tujuan tersebut maka para anggta-anggotanya akan selalu berinteraksi dalam mencapai
tujuan-tujuan tersebut. Dalam interaksi maka karakteristik tiap individu akan membaur dalam
organisasi tersebut sehingga akan menjadi sebuah karakteristik organisasi. Manusia adalah salah
satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu
yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam organisasi itu, para anggotalah yang menentukan
keberhasilannya. Sehingga berbagai upaya meningkatkan produktivitas organisasi harus dimulai
dari perbaikan produktivitas anggota.

Pada dasarnya keanggotaan kelompok dapat mengubah perilaku individu ( Tedeschi & Lindskold,
1976 ), pengaruh kelompok ini dapat membuat anggotanya melakukan hal – hal dalam organisasi
yang tidak akan dilakukannya jika mereka sendiri. Keanggotaan kelompok ini dapat juga
mempengaruhi perilaku anggotanya bila tidak ada anggota lain disekitarnya. Pengaruh terhadap
perilaku ini besar sekali terutama dalam kelompok yang mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi.
Arah yang ditempuhnya sebagian besar tergantung dari norma – norma yang ada dalam kelompok
tersebut ( Jewell, LN; Siegall M, 1990 ).

Kohesivitas kelompok mengacu pada sejauh mana anggota kelompok saling tertarik satu sama lain
dan merasa menjadi bagian dari kelompok tersebut. Dalam kelompok yang kohesivitasnya tinggi,
setiap anggota kelompok itu mempunyai komitmen yang tinggi untuk mempertahankan kelompok
tersebut. Kelompok – kelompok yang berbeda dalam hal kohesivitasnya, dan banyak yang tidak
pernah mencapai tingkat kelompok yang mempunyai daya tarik tertentu dan komitmen bersama
yang merupakan ciri kohesivitas yang kuat. Kohesivitas yang lebih besar terutama berkembang
dalam kelompok yang relatif kecil dan mempunyai organisasi yang lebih bersifat kerjasama
daripada persaingan ( Jewel & Reitz, 1981 ). Kesempatan saling berinteraksi antara para
anggotanya secara lebih sering membantu berkembangnya kohesivitas kelompok tersebut.

46
BAB V

PERILAKU INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI

A. Mencoba Memahami Sifat – Sifat Manusia

Ilmu perilaku telah banyak mengembangkan cara-cara untuk memahami sifat-sifat manusia secara
individu. konsep tentang manusia itu sendiri telah banyak pula dikembangkan oleh para peneliti
perilaku organisasi. dan walaupun konsep-konsep tersebut terdapat perbedaan satu sama lain,
namun usaha pengembangan pemahaman mengenai sifat manusia pada umumnya telah banyak
dilakukan.

Salah satu cara untuk memahami sifat-sifat manusia ini ialah dengan mengenalisis kembali
prinsip-prinsip dasar yang merupakan salah satu bagian daripadanya. Prinsip-prinsip dasar tersebut
dikemukakan sebagai berikut:

a. Manusia Berbeda Perilakunya, Karena Kemampuannya Tidak Sama


- Prinsip dasar kemampuan ini amat penting diketahui untuk memahami mengapa
seseorang berbuat dan berperilaku berbeda dengan yang lain. karena terbatasnya
kemampuan ini, seseorang seorang pimpinan bisa mengatasi masalah yang rumit dalam
beberapa waktu saja sedangkan pimpinan yang lainnya membutuhkan waktu yang lama.
- Perbedaan kemampuan ini ada yang beranggapan karena disebabkan sejak lahir
manusia ditakdirkan tidak sama kemampuannya dan disebabkan juga karena
perbedaanya menyerap informasi dari suatu gejala. oleh karenanya kecerdasan
merupakan salah satu perwujudan dari kemampuan seseorang.

b. Manusia Mempunyai Kebutuhan Yang Berbeda


- Kebuthan seseorang berbeda dengan kebutuhan orang lain. misalnya seseorang
karyawan yang didorong untuk mendapatkan tambahan gaji supaya bisa hidup 1 bulan
dengan keluarganya, tingkah perilakunya jelas akan berbeda dengan karyawan yang
didorong oleh keinginan memproleh keududukan agar mendapatkan harga diri di dalam

47
masyarkat. kadangkala seseorang yang sudah berhasil memenuhi kebutuhan dasarnya,
kebutuhan akan berlanjut dan berubah atau berkembang yang ingin dicapai itu berganti
dengan kebutuhan yang lain.
- Pemahaman kebutuhan yang berbeda dari seseorang ini amat bermanfaat untuk
memahami konsep perilaku seseorang. Hal ini bisa dipergunakan untuk memprediksi
dan menjelasakan perilaku yang berorientasi tujuan di dalam pekerjaan. Ini juga dapat
meolong kita untuk memahami mengapa suatu hasil dianggap penting bagi sesorang.
dan juga menolong kepada kita untuk mengerti hasil manakah yang akan menjadi
terpentig untuk menentukan spesifikasi individu.

c. Orang Berpikir Tentang Masa Depan, dan Membuat Pilihan Tentang Bagaimana Bertindak

Kebutuhan-kebutuhan manusia dapat dipenuhi lewat perilakunya masing-masing. di dalam


banyak hal, seseornag dahadapkan dengan sejumlah kebutuhan yang potensial harus dipenuhi
lewat perilaku yang dipilihnya. cara untk menjelaskan bagaimana seseorang membuat pilihan di
antara sejumlah besar rangkaian pilihan perilaku yang terbuka baginya, adalah dengan
mempergunakan teori expectancy. Teori ini berdasrkan atas proposi yang sederhana yakni bahwa
seseorang memilih berprilaku demikian karena ia yakin dapat mengarahkan untuk
mendapatkansuatu hasil tertntu. misalnya mendapatkan hadiah atau upah, dan dikenal oleh atasan
yang menarik baginya karena sesuai dengan tuntutan kebutuhannya. teori ini didasarkan suatu
anggapan yang menunjukkan bagaimana mengenalisa dan meramalkan rangkaian tindakan apakah
yang akan diikuti oleh seseorang.

d. Seseorang Mempunyai Reaksi-reaksi Senang atau Tidak Senang


- Orang-orang jarang bertindak netral mengenai sesuatu hal yang mereka ketahui dan
alami. dan mereka cenderung untuk mengevaluasi sesuatu yang mereka alami dengan
cara senang atau tidak senang. selanjutnya evaluasinya itu merupakan salah satu faktor
yang teramat sulit di dalam mempengaruhi perilakunya dimasa yang akan datang.
- Perasaan senang dan tidak senang ini akan menjadikan seseorang berbuat yang berbeda
dengan orang lain di dalam rangka menaggapi sesuatu hal. misalnya seseorang bisa puas
mendapatkan gaji tertentu karena bekerja di suatu tempat tertentu, sedangkan orang lain

48
pada tempat yang sama mereka tidak puas. karena kepuasan dan tidak kepuasan ini
ditimbulkan karena adanya perbedaan dari sesuatu yang diterima dengan sesuatu yang
diharpakan seharusnya diterima.

B. Hampiran (Approach) Untuk Memahami Perilaku

Kita telah mengetahui bahwa jika karakteristik individu berinteraksi dengan karakteristik
organisasi maka akan terwujudlah perilaku individu dalam organisasi. Karakteristik individu dapat
terlihat pada kemampuan, kebutuhan, kepercayaan, pengalaman, pengharapan, dan lain-lain.

Sedangkan karakteristik organisasi dapat berupa hirarki, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab,
sistem reward, sistem kontrol, dan lain-lain.

Ilmu perilaku telah banyak mengembangkan cara-cara untuk memahami sifat manusia. Konsep
tentang manusia telah banyak dikembangkan oleh para peneliti perilaku organisasi, mekipun
dalam konsep tersebut banyak terdapat perbedaan, namun usaha pengembangan pemahaman
mengenai sifat manusia telah banyak dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan menganalisa
prinsip-prinsip dasar sifat manusia.

Prinsip-prinsip dasar sifat manusia tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Manusia berbeda perilakunya, karena kemampuannya tidak sama.

Prinsip ini penting untuk dapat memahami mengapa seseorang berbuat dan berperilaku
berbeda dengan lainnya. Perbedaan kemampuan ini ada yang beranggapan karena dibawa sejak
lahir dan ada pula yang beranggapan karena perbedaan menyerap informasi dari suatu
gejala/fenomena, ada pula yang menganggap karena hasil didikan dan pengalaman. Lepas dari
perbedaan tersebut kita dapat memahami bahwa kemampuan seseorang dapat membedakan

49
kemampuannya, dengan demikian kita akan paham pula mengapa seseorang berperilaku yang
berbeda dengan yang lain dalam mengerjakan suatu pekerjaan yang sama.

2. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda

Ahli ilmu perilaku umumnya berpendapat bahwa manusia itu berperilaku karena didorong
oleh serangkaian kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud adalah beberapa pernyataan dalam diri
seseorang (internal state) yang menyebabkan seseorang itu bertindak untuk mencapainya. Sebagai
suatu obyek atau hasil. Dan pemahaman mengenai kebutuhan ini akan lebih diuraikan dalam topik
tentang motivasi.

3. Orang berfikir tentang masa depan dan membuat pilihan bagaimana bertindak

Kebutuhan manusia dapat dipenuhi lewat perilaku masing-masing. Dalam banyak hal
orang dihadapkan pada sejumlah kebutuhan yang potensial harus dipenuhi lewat perilaku yang
dipilihnya. Cara untuk menjelaskan bagaimana seseorang membuat pilihan diantara sejumlah
besar rangkaian pilihan perilaku yang terbuka baginya, adalah dengan menggunakan penjelasan
teori expectancy. Teori ini berdasarkan atas proporsi yang sederhana yaitu bahwa seseorang
memilih berperilaku sedemikian karena dia yakin dapat mengarahkan untuk mendapatkan hasil
tertentu (misalnya mendapatkan hadiah atau upah, dan dikenal oleh atasan yang menarik baginya
karena sesuai dengan tuntutan kebutuhannya). Teori expectancy ini berdasarkan suatu anggapan
yang menunjukkan bagaimana menganalisa dan meramalkan rangkaian tindakan apakah yang
akan diikuti oleh seseorang manakala ia mempunyai kesempatan untuk membuat pilihan mengenai
perilakunya. (penjelasan lebih lanjut saat perkuliahan).

4. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu dan
kebutuhannya

Model expectancy, seperti halnya banyak hampiran yang dipergunakan untuk memahami
perilaku, menduga bahwa orang berperilaku itu menurut persepsinya terhadap dunia ini.

50
Memahami lingkungan adalah suatu proses yang aktif, dimana seseorang mencoba membuat
lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses yang aktif itu melibatkan seorang individu
mengakui secara selektif aspek-aspek yang berbeda dari lingkungan, menilai apa yang dilihatnya
dengan pengalaman masa lalu, dan mengevaluasi apa yang dialami itu dalam kaitannya dengan
kebutuhan dan nilai-nilainya. Lingkungan akan lebih banyak memberikan kepada manusia obyek
dan peristiwa dibandingkan dengan kemampuan manusia itu sendiri untuk memahami obyek dan
peristiwa tersebut.

5. Seorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang dan tidak senang (affective)

Orang jarang bertindak netral mengenai sesuatu hal yang mereka ketahui dan alami.
Mereka cenderung untuk mengevaluasi sesuatu yang mereka alami dengan cara senang atau tidak
senang. Perasaan senang dan tidak senang ini akan menjadikan seseorang untuk berbuat yang
berbeda dengan orang lain dalam menanggapi suatu hal, orang bisa merasa puas atau tidak puas.
Kepuasan atau tidak ini berhubungan dengan perbedaan antara harapan dan kenyataan maupun
membandingkan apa yang diperoleh dalam situasi tertentu dengan apa yang diterima orang lain
dalam situasi yang sama. Hasil perbandingan ini kadang kala kurang informasi mengenai ahan
masukan (input) dan hasil yang dicapai oleh orang lain tersebut. Urang tepatnya proses
perbandingan tersebut bisa dikatakan orang tersebut telah salah persepsi (misperception)

6. Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang.

Perilaku seseorang itu ditentukan oleh banyak faktor (dari 1 s/d 5 diatas). Adakalanya perilaku
seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, adapula karena kebutuhannya dan ada juga
dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya. Organisasi sebenarnya bisa mempengaruhi
perilaku seseorang dengan mengubah satu atau beberapa faktor penentu dari perilaku indivdu,
kesemuanya terbuka untuk dipengaruhi. Kebutuhan dan kemampuan tertentu umumnya sulit
dipengaruhi, karena mereka sering dibatasi oleh sifat psikologis dari seseorang, latar belakang dan
pengalamannya. Expectancy dan kemampuan tertentu yang dihasilkan dari proses belajar, disatu
pihak adalah terbuka untuk dipangaruhi. Selama keduanya dihasilkan oleh lingkungan kerja.
Pengaruh langsung dari lingkungan tempat kerja akan emberi pengaruh dalam perubahan perilaku

51
seseorang. Berdasarkan teori expectancy bagian lingkungan yang ikut menciptakan terjadinya
suatu yang diinginkan adalah penting untuk diketahui, karena hal ini bisa menyebabkan terjadinya
motivasi. Dengan demikian berdasarkan penelitian atau kaji tindak yang seksama terhadap faktor
manakah yang dianggap paling dominan dalam mempengaruhi perilaku selanjutnya
dikembangkan untuk mendapatkan keefektifan pelaksanaan pekerjaan dalam organisasi.

Adapun hampiran atau pendekatan yang seringkali dipergunakan untuk memahami perilaku
manusia itu, adalah hampiran kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut ringkasan dari
ketiga hampiran tersebut, yang masing-masing dilihat dari 6 hal, seperti misalnya : penekanannya,
penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu didalam menentukan perilaku,
tingkat dari kesadaran, dan data yang dipergunakan.

(1) Penekanan

Hampiran kognitif menekankan mental internal seperti misalnya berpikir dan menimbang.
Penafsiran atau persepsi individual tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting daripada
lingkungan itu sendiri.

Hampiran penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku


manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan
memperkuat respon-respon perilaku

Hampiran Psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas didalam menentukan sesuatu


perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya
untuk memuaskan keinginan-keinginan Id.

Penyebab Timbulnya Perilaku.

Didalam hampiran kognitif, perilaku dapat dikatakan timbul dari ketidaseimbangan atau
ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi-persepsi tentang
lingkungan.

Hampiran reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik
sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku.

52
Adapun menurut hampiran Psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh ketegangan-ketegangan
(tensions) yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan-keinginan yang berasal dari Id.

(2) Proses

Hampiran kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses
mental, yang menyempurnakan dan disempurnakan oleh struktur kognitif yang ada. Akibat adanya
ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian (inconsistency) didalam struktur, menghasilkan perilaku
yang dapat mengurangi ketidaksesuaian tersebut.

Dalam hampiran reinforcement, leingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang respon
yang ditentukan oleh keturunan dan sejarah reinforcement masa lalu. Sifat dan reaksi-reaksi
lingkungan pada respon tersebut (seperti misalnya, positif, negatif, atau netral) menentukan
kecenderungan-kecenderungan perilaku individu di masa yang akan datang.

Dalam hampiran Psikoanalitis, keinginan dan harapan-harapan dihasilkan dalam Id, dan kemudian
diproses dan dikerjakan oleh ego (puas, kecewa, terkejut) dan dibawah pengamatan Superego.
Hasil-hasil perilaku dari keputusan-keputusan ego tentang bagaimana memuaskan keinginan-
keinginan Id dan hambatan-hambatan superego.

(3) Kepentingan Masa Lalu Dalam Menentukan Perilaku

Menurut hampiran psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang relatif
penting bagi perilakunya. Sifat Id dan Superego adalah keduanya diturunkan, dan kekuatan-
kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan superego adalah ditentukan oleh interaksi-interaksi dan
pengembangannya dimasa lalu.

Hampiran kognitif tidak diperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu hanya
menentukan pada struktur kognitif. Adapun perilaku adalah suatu fungis dari pernyataan-
pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, dengan tanpa memperhatikan bagaimana
pernyataan-pernyataan itu isa masuk ke dalam sistem tersebut.

53
Teori reinforcement, bersifat historis, suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu adalah
menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya (misalnya bagaimana seringnya dan dengan cara
apa suatu respon dihargai pada masa lalu).

(4) Tingkat dari Kesadaran.

Didalam hampiran kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam
kegiatan mental yang sadar seperti misalnya: mengetahui, berpikir, dan memahami

adalah dipertimbangkan sangat penting.

Dalam teori reinforcement tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak sadar. Dalam kenyataannya,
biasanya aktivitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan idak
dihubungkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan kasus kekuasaan
apapun. Aktivitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku
terbuka. Tetapi hal tersebut bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan
terjadinya perilaku terbuka.

Dalam hampiran psikoanalitis hampir sebagian besar aktivitas mental adalah tidak sadar.
Aktivitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.

(5) Data

Didalam hampiran kognitif, data atas sikap-sikap, nilai-nilai, pengertian, dan penghargaan pada
dasarnya dikumpulkan lewat survei dan kuesioner.

Hampiran reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik yang dapat
diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi.

Hampiran psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan-keinginan, harapan-harapan,


dan bukti penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas,
teknik-teknik proyektif, dan hipnotis.

54
C. Susunan Kepribadian

Menurut Sigmund Freud, susunan kepribadian atau personalitas seseorang dapat dijelaskan dengan
kerangka ketidaksadaran. Ia percaya bahwa ada tiga hal yang saling berhubungan, dan seringkali
berlawanan (konflik). Konsep psikoanalisisnya adalah merangkum tiga hal yaitu: Id, Ego dan
Superego.

Konsepsi Id

Pada dasarnya Id adalah subsistem dari kepribadian. Ia adalah penampungan dan sumber dari
semua kekuatan jiwa yang menyebabkan berfungsinya suatu sistem. Id ini seringkali dilukiskan
sebagai kawah mendidih yang berisi pengharapan dan keinginan-keinginan yang memerlukan
pemuasan secepatnya.

Pengharapan-pengharapan ini berasal dari insting-insting psikologi yang dimiliki setiap orang
sejak lahir. Dalam rangka mencari pemuasan dari keinginan-keinginannya Id tidak terbelenggu
oleh faktor-faktor pembatas seperti etik, moral, alasan atau logika. Oleh karenanya tidaklah heran
jika terdapat dua hal yang bertentangan terjadi bersama-sama dalam satu Id. Suatu contoh,
keinginan untuk menghargai pimpinan dan dilakukan oleh seorang karyawan secara simultan pada
saat tertentu.

Id secara tetap merupakan suatu upaya untuk mendapatkan penghargaan, pemuasan dan
kesenangan. Upaya ini secara pokok diwujudkan lewat libido dan agressi.

Libido mengarah pada hubungannya dengan keinginan seksual dan kesenangan-kesenangan.

Agressi mendorong Id kearah kerusakan, termasuk diantaranya perang, berkelahi, berkuasa, dan
semua tindakan yang bersifat merusak.

Konsepsi Ego

Kalau Id diterangkan sebagai sumber dari ketidaksadaran manusia, maka Ego menunjukkan
sebaliknya ialah sumber rasa sadar. Ia mewakili logika dan yang dihubungkan dengan prinsip-
55
prinsip realitas. Ego merupakan subsistem yang brefungsi ganda yakni melayani dan sekaligus
mengendalikan dua sistem lainnya (Id dan Superego) dengan cara berinteraksi dengan dunia luar
atau lingkungan luar (external environment). Ego mengembangkan kepentingan Id dengan
menghubungkan ke dunia luar untuk mendapatkan pemuasan-pemuasan keinginannya. Dengan
kata lain Ego bertindak sebagai perantara bagi Id. Tujuan Ego adalah untuk melindungi kehidupan
ini dengan cara menafsiri dan menggali apa yang terjadi didalam lingkungan luar, sehingga Ego
menjadi sadar tentang apa yang terjadi didunia dan apa yang dialaminya. Ego dapat
mengembangkan keinginan Id dengan mempertimbangkan terlebih dahulu apakah keinginan
tersebut dapat memuaskan atau tidak.

Konsepsi Superego

Superego sebenarnya adalah kekuatan moral dari personalitas. Ia adalah sumber norma atau
standar yang tidak sadar yang menilai dari semua aktifitas Ego. Superego menetapkan suatu norma
yang memungkinkan Ego memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah. Ia juga bertindak
sebagai mediator terhadap hukuman dari penyimpangan-penyimpangan norma. Superego
berkembang dari saling interaksinya Ego dengan masyarakat.

Karakteristik Tiga Subsistem Kepribadian

56
D. Teori – Teori Pembentuk Kelompok

Thomas (2005) mengemukakan beberapa teori tentang terbentuknya kelompok, antara lain :

1. Teori Kedekatan (Propinguity Theory)

Merupakan teori yang sangat dasar tentang terbentuknya kelompok, yang menjelaskan bahwa
kelompok terbentuk karena adanya afiliasi (perkenalan) di antara orang-orang tertentu. Seseorang
berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya.

2. Teori Interaksi (George Homans)

Teori interaksi berdasarkan pada aktivitas, interaksi dan sentiment (perasaan atau emosi) yang
berhubungan secara langsung. Ketiganya dapat dijelakan sebagai berikut:

- Semakin banyak aktivitas seseorang dengan orang lain, semakin beraneka interaksinya
dan semakin kuat tumbuhnya sentiment mereka.
- Semakin banyak interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak kemungkinan
aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain.
- Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan semakin
banyak sentiment orang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak kemungkinan
ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.

3. Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)

Salah satu teori yang agak menyeluruh. (comprehensive) penjelasannya tentang pembentukan
kelompok ialah teori keseimbangan (a balance theory of group formation) yang dikembangkan
oleh Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain karena
ada kesamaan sikap di dalam menanggapi suatu tujuan.

4. Teori Pertukaran

Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori kedekatan, interaksi,
keseimbangan, semuanya memainkan peranan di dalam teori ini.

Secara praktis pembentukan kelompok bisa saja terjadi dengan alasan ekonomi, keamanan, atau
alasan social. Para pekerja umumnya memiliki keinginan afiliasi kepada pihak lain.

57
5. Teori Alasan Praktis (Practical Theory).

Teori ini menyatakan bahwa kelompok terbentuk karena kelompok cenderung memberikan
kepuasan atas kebutuhan-kebutuhan sosial yang mendasar dari orang-orang yang berkelompok.
Kebutuhan-kebutuhan sosial praktis tersebut dapat berupa alasan ekonomi, status sosial,
keamanan, politis dan alasan sosial lainnya.

6. Teori Kontrak Sosial/Perjanjian Sosial

Teori ini dikembangkan oleh Rousseau, Hobbes, dan Locke. Mereka sama-sama berangkat dari
sebuah pemikiran awal yang menyatakan bahwa terbentuknya sebuah negara adalah karena adanya
kesepakatan dari masyarakat atau individu-individu dalam masyarakat untuk melakukan
kesepakatan atau perjanjian. Mereka sama-sama mendasarkan analisis-analisis mereka pada
anggapan dasar bahwa manusialah sebagai sumber dari kewenangan sebuah negara.

7. Teori Hasrat Sosial

Teori ini berpendapat, manusia yang tadinya hidup terpisah-pisah kemudian hidup dalam
pergaulan antarmanusia disebabkan karena pada diri tiap individu terdapat hasrat sosial yang
senantiasa mendorong untuk bergaul dengan sesamanya.

8. Teori Tenaga yang Menggabungkan

Pencetus teori ini adalah P.J. Bowman. Ia berteori bahwa kelompok terbentuk karena manusia
senantiasa hidup bersama dalam suatu pergaulan yang didorong oleh tenaga-tenaga yang
menggabungkan atau mengintegrasikan individu ke dalam suatu pergaulan.

E. Pertumbuhan dan perkembangan Kelompok Kelompok

1. Pertumbuhan Kelompok

Tahap-tahap pertumbuhan kelompok

1) Tahap Pembentukan Rasa Kekelompokan

Pada tahap ini setiap individu dalam kelompok melakukan berbagai penjajagan terhadap anggota
lainnya mengenai hubungan antar pribadi yang dikehendaki kelompok, sekaligus mencoba

58
berperilaku tertentu untuk mendapatkan reaksi dari anggota lainnya. Bersamaan dengan tampilnya
perilaku individu yang berbeda-beda tersebut, secara perlahan-lahan, anggota kelompok mulai
menciptakan pola hubungan antar sesama mereka Pada tahap pertama inilah secara berangsur-
angsur mulai diletakkan pola dasar perilaku kelompok, baik yang berkaitan dengan tugas-tugas
kelompok, atau yang berkaitan dengan hubungan antar pribadi anggotanya, bangkan mungkin
dengan kelompok-kelompok pesaing dalam berusaha.

Dalam kaitannya dengan tugas kelompok, tujuan kelompok belum jelas dan satu sama lain masih
mencari-cari. Semua anggota mulai meraba-raba dan menjajagi situasi kelompok. Hubungan satu
sama lainnya diliputi oleh perasaan malu-malu, ragu-ragu, dengan sopan santun yang bersifat basa
basi. Suasanya hubungan satu dengan lainnya masih terlihat kaku, namun pada umumnya setiap
individu senang memperlihatkan aku-nya, dengan menceritakan berbagai keunggulan dirinya
secara lengkap dan berkepanjangan. Produk akhir dari fase forming ini diharapkan terbentuknya
rasa kekelompokan diantara anggotanya.

2) Tahap Pancaroba

Upaya memperjelas tujuan kelompok mulai tampak, partisipasi anggota meningkat. Sadar atau
tidak sadar, pada tahap ini anggota kelompok mulai mendeteksi kekuatan dan kelemahan masing-
masing anggota kelompok melalui proses interaksi yang intensif, ditandai dengan mulai terjadinya
konflik satu sama lain, karena setiap anggota mulai semakin menonjolkan aku-nya masing-masing.
Salah satu ciri penting dari fase ini adalah dengan berbagai cara apapun anggotanya akan saling
mempengaruhi di antara satu sama lain.

3) Tahap Pembentukan Norma

Dalam fase ketiga ini, meskipun konflik masih terjadi terus, namun anggota kelompok mulai
melihat karakteristik kepribadian masing-masing secara lebih mendalam, sehingga lebih
memahami mengapa terjadi perbedaan dan konflik, bagaimana berkomunikasi dengan orang-
orang tertentu, bagaimana cara membantu orang lain dan bagaimana cara memperlakukan orang
lain dalam kelompok. Dengan adanya pemahaman demikian, ikatan (cohesi) dan rasa percaya
(trust) serta kepuasan hubungan dan konsensus diantara anggota kelompok dalam pengambilan
keputusan meningkat, anggota mulai merasakan perlunya kesatuan pendapat mengenai perilaku
yang boleh dan yang tidak boleh ditampilkan dalam pergaulan kelompok atau norma kelompok,

59
agar kelompok bisa bekerja secara efektif dan efesien dalam memecahkan masalah yang dihadapi
bersama.

Kondisi akhir dari tahap pembentukan norma ini adalah terciptanya suasana penuh keharmonisan
dalam kelompok, sehingga hubungan antar pribadi yang semula penuh dengan keragu-raguan dan
konflik satu sama lain akibat ketertutupan diri, telah berubah menjadi sarana untuk pemecahan
masalah dan penyelesaian pekerjaan kelompok. Selain itu sudah jelas pula peran apa yang harus
dimainkan oleh setiap anggota dalam penyelesaian pekerjaan kelompok sesuai dengan
kemampuan yang bisa ia berikan kepada kelompok.

4) Tahap Berprestasi

Kelompok sudah dibekali dengan suasana hubungan kerja yang harmonis antara anggota yang satu
dengan yang lainnya, norma kelompok telah disepakati, tujuan dan tugas kelompok serta peran
masing-masing anggota telah jelas, ada keterbukaan dalam komunikasi dan keluwesan dalam
berinteraksi satu sama lain, perbedaan pendapat ditolerir, inovasi berkembang.

2. Perkembangan kelompok

Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan kelompok adalah
sebagai berikut:

1. adaptasi Proses adaptasi berjalan dengan baik bila:

a) Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru

b) Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan dinamika kelompok
tersebut.

c) Setiap anggota memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan , norma dan kepercayaan
anggota lain tanpa merasa intergeritasnya terganggu.

2. pencapaian tujuan Dalam hal ini setiap anggota mampu untuk :

60
a) menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama

b) membina dan memperluas pola

c) terlibat secara emosianal untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemampuannya.

Selain hal diatas, perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana komunikasi yang
terjadi dalam kelompok.Dengan demikian perkembangan kelompok dapat dibagi menjadi tiga
tahap, antara lain :

1. Tahap pra Merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan semua individu
akan saling mengenal satu sama lain. Kemudian hubungan berkembang menjadi kelompok yang
sangat akrab dengan saling mengenal sifat dannilai masing-masing anggota

2. Tahap fungsional Ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain,
tercipta homogenitas, kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok. Pada akhirnya akan terjadi
pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.

3. Tahap disolusi Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa tidak
membutuhkan lagi dalam kelompok. Tidak ada kekompakan maupun keharmonisan yang akhirnya
diikuti dengan pembubaran kelompok.

F. Dasar – Dasar Daya Antar Tarik Orang

Dalam bagian ini menjelaskan alasan mengapa orang tertarik pada orang lain sehingga terjadi
hubungan kelompok.

Dalam hal ini ada beberapa alasan :

1. Kesempatan untuk berinteraksi.

Hal yang membuat manusia tertarik pada orang lain dan kemudian membentuk satu kelompok
adalah kesempatan berinteraksi satu sama lain. Dengan kata lain orang yang jarang berinteraksi
akan sulit untuk saling tertarik. Interaksi timbul karena adanya daya tarik. Atau daya tarik akan
timbul karena adanya interaksi.

61
Sebuah penelitian membuktikan bahwa lingkungan merupakan salah satu factor yang dapat
menaikkan atau menurunkan kesempatan berinteraksi.[4] Hubungan interaksi dengan factor
lingkungan adalah :

a. Hubungan dengan jarak dan fisik

Orang yang tinggal atau bekerja berdekatan mempunyai kesempatan yang lebih besar dalam
berinteraksi. Dengan demikian kesempatan untuk membentuk kelompokn akan lebih besar
dibanding dengan mereka yang tinggal berjauhan.

Seorang peneliti yang meneliti sejumlah kantor ketatausahaan. Hasilnya membuktikan bahwa
jarak sangat mempengaruhi mereka dalam berinteraksi. Karyawan yang seringkali berinteraksi
akan mengembangkan jalinan hubungan karja dan kesetiaaan.

b. Jarak pisikologi dan arsitektur.

Selain jarak fisik, yang menyebabkan penghalang orang berinteraksi juga adalah pengaturan letak
susunan kerja hasil dari arsitektur. Dengan kata lain pengaturan arsitek dalam mendesain suatu
gedung tempat kerja atau tempat tinggal, memberikan pengaruh yang cukup besar dalam
kesempatan berinteraksi.

Arsitektur dapat menciptakan halangan-halangan atau dorongan-dorongan fisik atau pisikologi


untuk berinteraksi.

2. Status

Status merupakan salah satu daya tarik antarindividu. Ada dua tendensi di bidang ini. seseorang
itu lebih suka berinteraksi dengan orang lain karena adanya kesamaan status.[5] Dan seseorang itu
akan lebih tertarik pada orang yang bersetatus lebih tinggi.

Kecendrungan yang pertama menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai setatus tinggi lebih
menyukai berinteraksi sesamanya. Adapan kecendrungan yang kedua adalah orang yang dari
kelompok status lebih rendah akan lebih ingin untuk berinteraksi pada orang yang bresetatus lebih
tinggi dari dirnya dibanding berinteraksi dengan orang yang bersetatus sama dengannya.

62
BAB VI

PERSEPSI DAN KOMUNIKASI

A. Persepsi

Persepsi : merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang
diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung
antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu,
diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang
apa yang diindera.

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam
memahami informasi tentang lingkungan, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,
perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa
persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan
yang benar terhadap situasi.

Pendapat Krech menyimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses kognitif yang komplek dan
menghasilkan suatu gambar yang unik tentang kenyataan yang barang kali sangat berbeda dari
kenyataannya. Sedangkan menurut Duncan, persepsi itu dapat dirumuskan dengan pelbagai cara,
tetapi dalam ilmu perilaku khusunya psikologi, istilah ini digunakan untuk mengartikan perbuatan
yang lebih dari sekadar mendengarkan, melihat atau merasakan sesuatu.

Menurut Luthans persepsi adalah lebih komplek dan luas kalau dibandingkan dengan
penginderaan. Sedangkan perbedaan anatara persepsi dan penginderaan itu menurut Luthans
selanjutnya dikatakan penginderaan itu, cara kebiasan yang bisa dipergunakan untuk mengenalnya
anatara lain dengan dua aspek ini,

Aspek penginderaan yang mempunyai kesamaan antara satu orang dengan lainnya disebut
kenyataan. Kejadian tertubruknya mobil dengan truk di jalan raya disaksikan banyak orang sebagai
kenyataan, walaupun kemungkinan mereka tidak setuju suatu samalainnya mengenai sebab-sebab
terjadinya kecelakaan.

63
Penginderaan tersusun dalam cara yang unik bagi kita. Aspek proses persepsi ini tergantung pada
mekanisme biologis, pengalaman masa lalu, dan perkiraan masa sekarang. Kesemuanya ini berasal
dari kebutuhan-kebutuhan kita sendiri, pengalaman, nilai-nilai, dan perasaan. Ada beberapa
subproses dalam persepsi, dan dapat dipergunakan sebagai bukti bahwa sifat presepsi itu
merupakan hal yang kompleks dan interaktif.

- Subproses pertama yang dianggap penting adalah stimulus, atau situasi yang hadir. Mula
terjadinya persepsi diawali ketika seseorang diahadapkan dengan suatu situasi atau suatu
stimulus.
- Subproses selanjutnya adalah registrasi, interpretasi, dan umpan balik (Feed back). Dalam
masa registrasi gejala yang nampak ialah mekanisme fisik yang berupa peginderaan dan syaraf
seseorang terpengaruh, kemampuan fisik untuk mendengar dan melihat akan mempengarui
persepsi.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang, antara lain:

- Psikologi

Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini sangat dipengarui oleh keadaan
psikologi.

- Famili

Pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah famili.

- Kebudayaan
Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat
di dalam mempengarui sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami kedaan
di dunia ini.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu

- Faktor Internal

64
yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang
mencakup beberapa hal antara lain :
o Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh
ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap
lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-
beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
o Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk
memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada
suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap
obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
o Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak
energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual
vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari
stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
o Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang
individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai
dengan dirinya.
o Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam
arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk
mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
o Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini
menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi
bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
- Faktor Eksternal

Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan
obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut
pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang
merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi persepsi adalah : ·Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor
ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah
untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat

65
bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya
membentuk persepsi. ·Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya
lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang
sedikit. ·Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan
latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan
banyak menarik perhatian. ·Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan
memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya
sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa
mempengaruhi persepsi. ·Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan
perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan
dibandingkan obyek yang diam.

B. Pemilihan Persepsi

Dalam presepsi diperlukan adanya penyeleksian sehingga di peroleh suatu stimuli yang tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Pemilihan persepsi identik dengan penyeleksian semuanya yang
dapat mempengaruhi kinerja baik yang disebabkan faktor luar mapun dalam.

Faktor-faktor perhatian dari luar (eksternal)

- Intensitas

Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas
stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal-hal itu dapat dipahami ( to be
perceived)

- Ukuran

Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran sesuatu obyek, maka semakin mudah
untuk bisa diketahui atau dipahami.

- Keberlawanan atau kontras

66
Prinsif ini menyatakan bahwa stimuli luar yang penampilannya berlawanan dengan latar
belakangnya atau sekelilingnya atau samasekali di luar sangkaan orang banyak, akan
menarik banyak perhatian.

- Pengulangan (repitition)

Dalam prinsif ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memeberikan
perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan yang sekali dilihat.

- Gerakan (moving),

Prinsif gerakan ini antaranya menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian
terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dari obyek
yang diam.

- Baru dan familiar,

Prinsif ini menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal
dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.

Faktor-faktor dari dalam (Internal set Factors)

- Belajar atau pemahaman learning dan persepsi

Semua faktor–faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada sesuatu obyek
sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiawaan.

- Motivasi dan persepsi

Selain proses belajar dapat membentuk persepsi, faktor dari dalam lainnya yang juga
menentukan terjadinya persepsi antara lain motivasi dan kepribadian.

- Kepribadian dan persepsi

Dalam membentuk prsepsi unsur ini amat erat hubungannya dengan proses belajar dan
motivasi yang dibicarakan di atas yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan
dalam menghadiri suatu situasi.

67
C. Organisasi Persepsi

Hasil pengorganisasian persepsinya mengenai sesuatu informasi dapat berupa pengertian tentang
sesuatu obyek tersebut. Pengorganisasian persepsi itu meliputi tiga hal berikut:

- Kesamaan dan ketidaksamaan


Artinya obyek yang mempunyai ciri yang sama dipersepsi ada hubungannya, sedangakan
obyek yang mempunyai ciri tidak sama adalah terpisah.
- Kedekatan dalam ruang
Obyek atau peristiwa yang dilihat oleh orang karena adanya kedekatan dalam ruang
tertentu, akan dengan mudah diartikan sebagai obyek atau peristiwa yang ada
hubungannya.
- Kedekatan dalam waktu
Obyek atau peristiwa juga dilihat sebagai hal yang mempunyai hubungan karena adanya
kedekatan atau kesamaan dalam waktu.

D. Persepsi Sosial

Aspek sosial dalam presepsi memainkan peranan yang amat penting dalam perilaku organisasi,
sebab Persepsi sosial berhubungan secara langsung dengan bagaimana seseorang individu melihat
dan memahami orang lain.

Karakteristik orang-orang yang menilai ( perceiver) dapat dikemukakan antara lain :

- Mengetahui diri sendiri itu akan memudahkan melihat orang lain secara tepat
- Karakteristik diri sendiri sepertinya bisa mempengaruhi ketika melihat karakteristik orang
lain.
- Aspek-aspek yang menyenangkan dari orang lain sepertinya mampu dilihat oleh orang-
orang yang merasa dirinya berlebihan.
- Ketepatan menilai orang lain itu tidaklah merupakan kecakapan tunggal.

Karakteristik dari orang-orang yang dilihat atau dinilai (perceived) dalam proses persepsi sosial
itu antara lain :

68
- Status orang yang dinilai akan mempunyai pengaruh yang besar bagi persepsi orang yang
menilai.
- Orang yang dinilai biasanya ditempatkan dalam kategori-kategori tertentu
- Sifat perangai orang-orang yang dinilai akan memuberikan pengaruh yang besar terhadap
persepsi orang lain pada dirinya.

Hal yang menentukan peranan dalam proses sosial dan yang menghasilkan suatu perilaku, dapat
kiranya disebutkan sebagai berikut:

- Atribusi ( attribution )

Atribusi ini diartikan sebagai suatu proses begaimana seseorang mencari kejelasan sebab-
sebab dari perilaku orang lain.

- Stereotype

Stereotype adalah suatu proses yang cenderung melihat orang lain sebagai suatu bagian
dari suatu klas atau kategori. Serta adanya persatuan umum atas sifat- yang disandang, dan
timbulnya suatu perbedaan antara sifat yang disandang dengan sifat-sifat senyatanya.

- Halo effect

Halo effect dipergunakan untuk menilai pelaksanaan kerja seseorang berdasarkan atas
salah satu sifat yang diketahui oleh yang menilai.

E. Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu "Communis" atau "common" dalam bahasa Inggris
yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha mencapai kesamaan makna
"commonness", atau dengan ungkapan lain melalui informasi kita mencoba untuk berbadi
Informasi , gagasan atau sifat dengan partisipan lain. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah
sering kali kita mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang sama.

Komunikasi adalah salah satu cara manusia berhubungan yang melibatkan pengertian atau
maksud, dengan syarat mereka perlu setuju dengan definisi istilah-istilah yang digunakan
69
berdasarkan sesuatu yang simbolik seperti isyarat,huruf,nomor dan perkataan yang melambangkan
ide-ide yang dapat menyampaikan maksud.

Unsur-unsur komunikasi dalam organisasi

Ada 5 unsur yang terkandung dalam komunikasi:

- Komunikator (communicator) yaitu memberi berita,dalam hal ini adalah orang yang
berbicara, pengirim berita atau orang yang memberitakan.
- Menyampaikan Informasi atau berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengatakan,mengirim ataupun menyiarkan.
- Berita-berita ( Message ) yang disampaikan dapat dalam bentuk perintah,laporan atau
saran.
- Komunikan (communicate) yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung
yang menerima informasi atau berita.
- Reaksi atau tanggapan (respon) yaitu dalam bentuk tanggapan atau reaksi.

Kelima unsur komunikasi tersebut merupakan kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti apabila
salah satu unsur tidak ada maka komunikasi tidak akan terjadi.

Dengan demikian masing-masing unsur saling berhubungan dan saling ketergantungan. Dan
keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh semua unsur tersebut.

Cara penyaluran ide melalui komunikasi

Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi
masih dapat dilakukan dengan gerak gerik badan seperti tersenyum,menggelengkan kepala, dan
mengangkat bahu.

Dalam menyalurkan ide atau solusi harus ada si pengirim (sender) dan si penerima (receiver). Ide-
ide yang diambil pun tidak sembarangan, tetapi ada penyaringan dan seleksi untuk diambil ide

70
manakah yang terbaik untuk di ambil dan dilaksanakan untuk oleh organisasi tersebut agar
mencapai tujuan bersama,serta visi dan misi suatu organisasi.

Adapun tahapan-tahapan cara menyalurkan ide melalui komunikasi:

- IDE (gagasan) oleh sender.


- PERUMUSAN yaitu dalam perumusan ini ide si sender disampaikan oleh kata-kata.
- PENYALURAN (transmitting) yaitu penyaluran ini bisa lisan,tertulis,simbol maupun
isyarat,dll.
- TINDAKAN yaitu tindakan ini sebagai contoh perintah-perintah dalam organisasi
dilaksanakan.
- PENGERTIAN yaitu kata-kata si sender dalam perumusan tadi dijadikan ide oleh si
penerima.
- PENERIMAAN yaitu ide atau informasi ini diterima oleh penangkap berita (receiver).

Dalam membina kerjasama dalam kelompok inilah yang nantinya digunakan dalam rangka
membina koordinasi organisasi kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan
organisasi. Agar tercapai koordinasi dalam kerjasama, pada organisasi itu sangat penting
dilaksanakannya komunikasi yang tepat dan se-efektif mungkin sehingga koordinasi dan kerja
sama benar-benar dilaksanakan dengan tepat juga.

Hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi:

Hambatan Teknis

Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi semakin berkurang dengan
adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi. Sehingga saluran
komunikasi dapat diandalkan dan efisien sebagai media komunikasi.

Menurut Chruden dan Sherman, dalam bukunya Personnel Management , 1976, jenis hambatan
teknis dalam komunikasi:

71
a. Tidak adanya rencana dan prosedur kerja yang jelas

b. Kurangnya informasi atau penjelasan.

c. Kurangnya keterampilan membaca.

d. Pemilihan media (saluran) yang kurang tepat.

2. Hambatan Semantik

Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide secara
efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa.

Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian (komunikan dan
komunikator), tapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara simbol
dan dengan apa yang di simbolkannya dapat mengakibatkan data yang dipakai ditafsirkan sangat
berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya.

Untuk menghindari misi komunikasi yang seperti ini, seorang komunikator harus memilih kata-
kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihai kemungkinan
penafsirannya terhadap kata-kata yang dipakai.

3. Hambatan Manusiawi

Terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi, presepsi, kecakapan atau
ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan panca indera manusia,dll.

Menurut Chruden dan Sherman:

a. Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia yaitu perbedaan umur, perbedaan
presepsi,perbedaan keadaan emosi, perbedaan status, keterampilan mendengarkan, penyaringan
dan pencairan informasi.

72
b. Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi yaitu Suasana iklim kerja
dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staff dan efektifitas komunikasi organisasi.

Klasifikasi komunikasi dalam organisasi

Dalam komunikasi organisasi terdapat beberapa macam klasifikasi komunikasi dan diantaranya
adalan sebagai berikut:

1. Dari segi sifatnya:

a. Komunikasi lisan : komunikasi yang langsung berbicara.

b.Komunikasi tertulis : komunikasi yang melalui tulisan.

c. Komunikasi verbal : komunikasi yang dibicarakan / diungkapkan.

d. Komunikasi nonverbal : komunikasi yang tersirat.

2. Dari segi arahnya:

a. Komunikasi ke atas : komunikasi dari bawahan ke atasan.

b. Komunikasi ke bawah : komunikasi dari atasan ke bawahan.

c. Komunikasi horizontal : komunikasi ke sesama manusia yang derajatnya / tingkatnya sama.

d. Komunikasi satu arah : Komunikasi tanpa ada timbal balik.

e. Komunikasi dua arah : komunikasi dengan adanya timbal bakik / saling berkomunikasi.

3. Dari segi lawannya:

a. Komunikasi satu lawan satu : berbicara dengan lawan bicara yang sama.

b. Komunikasi satu lawan banyak(kelompok) : berbicara antara satu orang dengan satu kelompok.

c. Komunikasi lawan kelompok : berbicara antara satu kelompok dengan kelompok yang lain.

73
4. Dari segi keresmiannya:

a. Komunikasi formal : komunikasi yang langsung resmi.

b. Komunikasi informal : komunikasi yang tidak resmi.

74
TINJAUAN PUSTAKA

Kusdi.2009.Teori Organisai dan Administrasi. Jakarta : Salemba Humanika.

Thoha,Miftah.2009.Perilaku Organisasi :Konsep Dasar dan Aplikasinya Jakarta :Rajawali Pers.

Imam Wahjono, Sentot.2010.Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Ivancevich, dkk. 2008. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga

Robbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Jilid 2. Jakarta : Salemba Empat

Robbins, Stephen P. dan Thimothy A. Judge.2008. Organizational Behavior, edisi Indonesia ©


2008. Jakarta : Salemba Empat.

http://www.kompasiana.com/hasminee/persepsi-pengertian-definisi-dan-factor-yang-
mempengaruhi_552999136ea8349a1f552d01

http://ariantocahyadi.blogspot.com/2011/10/bentuk-bagan-struktur-organisasi.html

http://ayienyen.blogspot.com/2009/11/sistem-perilaku-organisasi.html. 18 Juli 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_organisasi

75

Anda mungkin juga menyukai