Anda di halaman 1dari 7

Nama : Annisa Fitri

NPM :2141040057

Jurusan : Bimbingan dan Konseling Islam

1. Tetapkan topik serta metode penulisan

Cara membuat artikel ilmiah yang sukses dan berbobot tentu saja dimulai
dengan penentuan topik serta pemilihan metode pemilihan yang sesuai dan relevan
dengan topik yang diangkat.

2. Siapkan gambar dan tabel

Jangan biarkan artikel ilmiah anda menyajikan inforamsi serta paparan ilmiah
hanya dengan konten-konten deskriptif tertulis. Tambahkan juga gambar serta tabel
atau diagram guna mendukung model penyajian informasi agar lebih efektif dan
mudah dibaca.

3. Tulis hasil penelitian

Bagian ini akan menjawab pertanyaan “Apa yang Anda temukan?”.


Karenanya, hanya hasil representatif dari penelitian Anda harus disajikan. Dan
nantinya akan masuk di bab Diskusi.

4. Paparkan hasil diskusi

Di bagian ini, Anda menjabarkan apa yang didapat dari hasil penelitian.

5. Sajikan kesimpulan dengan jelas

Bagian ini menunjukkan bagaimana penelitian Anda berkontribusi bagi ilmu


pengetahuan saat ini.

6. Buat pengantar yang menarik

Ini adalah kesempatan Anda untuk meyakinkan pembaca bahwa penelitian


Anda bermanfaat.
7. Tulis abstrak

Abstrak memberi tahu para pembaca apa yang Anda lakukan dan apa
temuan penting dalam penelitian Anda.

8. Pastikan judul yang ringkas dan deskriptif

Ingat, agar cara membuat artikel ilmiah ini dapat diterapkan dengan
sukseskan, pastikan juga judul akhir yang digunakan dibuat ringkas, lugas, dan
deskriptif.

9. Terapkan sistem indeks dan referensi

Memastikan Anda tidak melakukan tindak plagiat, maka sebaiknya terapkan


system indeks pada artikel ilmiah yang anda buat.
ETIKA PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA

ABSTRAK

Pelayanan publik adalah segala kegiatan dalam rangka


pemenuhan kebutuhan dasar sesuai hak dasar setiap warga negara dan
penduduk atas suatu barang, jasa dan / atau pelayanan administrasi yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan
publik. Masyarakat sebagai pelanggan memiliki kebutuhan dan harapan pada
kinerja penyelenggara pelayanan publik yang profesional. Tugas Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah adalah memberikan pelayanan publik
yang mampu memuaskan masyarakat.Implementasi kebijakan desentralisasi
dan otonomi daerah di Indonesia mengakibatkan pemerintah daerah
mempunyai tanggung jawab dan kewenangan dalam menentukan standar
pelayanan minimal. Permasalahan mendasar dalam proses pelayanan publik
di Indonesia adalah tentang etika. Tidak ada standar universal tentang norma
atau etika serta sanksi yang mengatur secara khusus untuk pelanggaran yang
dilakukan dalam aparat pelayanan publik.

Kata kunci : Etika pelayanan, Pelayanan publik


PENDAHULUAN

Undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik


mendefinisikan pelayanan publik sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Praktek penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia saat ini masih penuh


dengan ketidakpastian biaya, waktu dan prosedur pelayanan (Dwiyanto, 2002). Hal
ini disebabkan tidak adanya prosedur pelayanan yang mengatur kewajiban secara
pasti dan transparan dari penyelenggara pelayanan dan hak apa saja yang diperoleh
warga sebagai pengguna layanan.

Pelanggaran moral atau etika dalam pelayanan publik sulit ditelusuri dan
dibuktikan, karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang menganggap tabu dalam
permasalahan pelayanan publik.

Pemerintah yang memiliki etika dan moralitas yang tinggi dalam


menjalankan kewenangan pemerintahannya, tentu memiliki akuntabilitas dan
penghormatan yang tinggi pula terhadap tuntutan aspirasi dan kepentingan
masyarakat yang dilayaninya.

PEMBAHASAN
Etika dan Pelayanan Publik

Etika pelayanan publik adalah suatu tata cara dalam melayani publik dengan
menggunakan kebiasaan yang mengandung nilai-nilai hidup dan hukum atau norma
yang mengatur tingkah laku manusia yang dianggap baik.

Menurut keban (2011), pelayanan publik dalam arti sempit adalah tindakan
pemberian barang dan jasa yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat dalam
rangka pemenuhan tanggung jawabnya kepada publik.

Bertens (2000), menggambarkan konsep etika dengan beberapa arti, yaitu


kebiasaan, adat, akhlak dan watak.

Setiap birokrasi pelayanan publik wajib memiliki sikap, mental dan perilaku
yang mencerminkan keunggulan watak, keluhuran budi, dan asas etis. Birokrat wajib
mengembangkan diri sehingga dapat memahami, menghayati, dan menerapkan
berbagai asasetis yang bersumber pada kebajikan moral, khususnya keadilan dalam
tindakan jabatannya.

Dalam pelayanan publik, etika diartikan sebagai filsafat moral atau nilai dan
disebut juga dengan “profesional standards” (kode etik) atau “right rules of
conduct” (aturan perilaku yang benar), yang seharusnya dipatuhi oleh pemberi
pelayanan publik (Denhardt, 1988).

Kehadiran kode etik berfungsi sebagai kontrol langsung terhadap


sikap dan perilaku dalam bekerja, mengingat tidak semua aspek dalam bekerja
diatur secara lengkap melalui aturan atau tata tertib yang ada dalam suatu
organisasi pelayanan publik.

Komitmen terhadap perbaikan etika ini perlu ditunjukkan, agar


masyarakat semakin yakin bahwa birokrasi publik sungguh-sungguh akuntabel
dalam melaksanakan kegiatan pelayanan publik.

Pradigma Etika Pelayanan Publik


Etika menitikberatkan tentang sikap, tindakan dan perilaku manusia
dalam berhubungan dengan sesamanya, baik dalam masyarakat maupun
organisasi publik dan juga mempunyai peran penting dalam praktek
administrasi publik.
Kondisi masyarakat yang semakin kritis mengakibatkan birokrasi publik
harus mengubah posisi dan peran (revitalisasi) dalam memberikan pelayanan
publik.

Birokrat juga harus menunjukkan perilaku yang profesional, efektif,


efisien, sederhana, transparan, terbuka, tepat waktu, reponsif, adaptif dan
dapat membangun kualitas pelayanan publik yang profesional.

Pelayanan publik yang profesional adalah pelayanan publik yang


berlandaskan akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan, yaitu
aparatur pemerintah.

KESIMPULAN
Etika pelayanan publik adalah suatu tata cara dalam melayani publik
dengan menggunakan kebiasaan yang mengandung nilai-nilai hidup dan
hukum atau norma yang mengatur tingkah laku manusia yang dianggap baik.

Setiap birokrasi pelayanan publik wajib memiliki sikap, mental dan


perilaku yang mencerminkan keunggulan watak, keluhuran budi, dan asas etis.

Kehadiran kode etik berfungsi sebagai kontrol langsung terhadap sikap


dan perilaku dalam bekerja, mengingat tidak semua aspek dalam bekerja
diatur secara lengkap melalui aturan atau tata tertib yang ada dalam suatu
organisasi pelayanan publik.

Komitmen terhadap perbaikan etika ini perlu ditunjukkan, agar


masyarakat semakin yakin bahwa birokrasi publik sungguh-sungguh akuntabel
dalam melaksanakan kegiatan pelayanan publik.

Etika menitikberatkan tentang sikap, tindakan dan perilaku manusia


dalam berhubungan dengan sesamanya, baik dalam masyarakat maupun
organisasi publik dan juga mempunyai peran penting dalam praktek
administrasi publik.

Birokrat juga harus menunjukkan perilaku yang profesional, efektif,


efisien, sederhana, transparan, terbuka, tepat waktu, reponsif, adaptif dan
dapat membangun kualitas pelayanan publik yang profesional.

Anda mungkin juga menyukai