Anda di halaman 1dari 62

i

Pengarah:
Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa

Penulis :
Edy Prabowo Atanaius, S.Si. MT.
Sri Handajani, S.Sos. MM.

Tim Peninjau :
Dr. Hj. Dedeh, M.A.
Dr. Nandi, M.Pd.

Tim Penyelia:
Pelaksana Tugas Bidang Program dan Informasi
Pelaksana Tugas Seksi Program
Penyusun Program Peningkatan Kompetensi PTK

Penata Sampul dan Isi :


Eko Haryono

Diterbitkan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan


Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa

Copyright © 2020

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga


Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

i
INFORMASI PENULIS

Edy Prabowo Atanaius adalah widyaiswara di Pusat


Pengembangan dan Perberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar
Biasa (PPPPTK TK dan PLB Bandung). Lahir di Klaten,
Provinsi Jawa Tengah. Pendidikan strata 1 pada jurusan
Matematika Program Peminatan Ilmu Komputer Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas
Padjajaran Bandung Jawa Barat, meraih gelar sarjana S1 pada
tahun 2000. Pendikan S2 (Magister Teknik) Program Studi
Jaringan Cerdas Multimedia Teknik Elektro Fakultas Teknik
Industri di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) pada
tahun 2010. Sejak bulan November tahun 2011 tugas sebagai
widyaiswara di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak- kanak dan
Pendidikan Luar Biasa Bandung. Dalam rangka
pengembangan kompetensi keahlian sesuai dengan tuntutan
tugas dan fungsi lembaga, telah mengikuti pelatihan penanganan hambatan Autisme
di National Autistic Society (NAS) London, United Kingdom, England, tahun 2011, dan
shortcourse Pengembangan Pembelajaran Inklusif di University of Sydney-Australia,
2016, Penanganan Pendidikan Multiple Disable Visual Impairment (MDVI)/ Deaf Blind
(DB) kerjasama dengan Perkins International, Amerika Serikat, tahun 2017.

Sri Handajani adalah widyaiswara PPPPTK TK dan PLB.


Pendidikan terakhir (S2) Konsentrasi Manajemen Pendidikan di
Universitas Pasundan (2015). Spesialisasi beliau adalah Multiple
Disability with Visual Impairment/Deaf Blind, kesulitan belajar,
vokasional, parenting dan pendidikan seksualitas. Selain mengajar,
beliau juga memberikan layanan parenting dan bimbingan
individual pada anak berkebutuhan khusus di layanan masyarakat
PPPPTK TK dan PLB. Beliau juga menulis modul dan artikel untuk
majalah dan jurnal.

ii
KATA PENGANTAR

Pandemi COVID 19 memberikan perubahan besar yang sangat signifikan di


dunia Pendidikan. Selain mengubah budaya beraktivitas, pembatasan ruang
gerak hingga perubahan di segala aspek. Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan
Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB) sebagai Unit Pelaksana Teknis
Kemendikbud, yang berperan dalam peningkatan kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan bagi guru dan tenaga kependidikan (GTK) taman kanak-
kanak dan pendidikan luar biasa, perlu menyesuaikan dengan cepat untuk
menangani permasalahan yang harus segera diselesaikan.

Dari tahun ke tahun, nilai PISA Indonesia menunjukkan penurunan angka dan
hal ini mengindikasikan bahwa siswa di indonesia memiliki masalah dengan
literasi, numerasi dan pengetahuan sains. Saat ini pembelajaran lebih
menekankan pada Lower Order Thinking Skill (LOTS) dan belum ke arah
Higher Order Thinking Skill (HOTS), dan hal ini menjadi perhatian pemerhati
pendidikan tidak terkecuali Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Untuk mengetahui hal ini, sesuai arahan beliau dilakukan survei Identifikasi
Permasalahan Peserta Didik dalam upaya melakukan peningkatan kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan bagi guru dan tenaga kependidikan (GTK)
taman kanak-kanak dan pendidikan luar biasa. Hasil pemetaan data dan
analisisnya menjadi rekomendasi tepat untuk diimplementasikan dalam bentuk
program pendidikan dan pelatihan (Diklat) GTK bidang taman kanak-kanak,
pendidikan luar biasa dan pendidikan inklusi melalui diklat dalam jaringan.

Saat ini proses pembelajaran dilaksanakan di rumah atau dikenal dengan


School From Home (SFH) diharapkan dapat berjalan dengan optimal. Tentunya
hal tersebut merupakan harapan yang sama bagi guru di tengah pandemi ini.
Sebagai lembaga yang diberikan mandat melaksanakan diklat bagi GTK bidang
bidang taman kanak-kanak, pendidikan luar biasa dan pendidikan inklusi,

iii
PPPPTK TK dan PLB menghadirkan 8 (delapan) paket Pendidikan dan
Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Berbasis Permasalahan
Peserta Didik (PKB – BPD) melalui dengan beberapa modul yang telah siap
sebagai salah satu sumber belajar di samping sumber belajar yang akan
disajikan oleh para pengajar diklat. Ke delapan diklat dimaksud terdiri dari 4
(empat) paket diklat bidang Taman Kanak-kanak, 2 (dua) paket diklat Bidang
Pendidikan Luar Biasa dan 2 (dua) paket diklat Bidang Pendidikan Inklusi. Kami
berharap Modul Pembelajaran ini dapat membantu guru dan tenaga
kependidikan mengembangkan kompetensi dan keterampilannya dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik dengan optimal.

Penggunaan modul ini sebagai sumber belajar diklat akan dievaluasi dan terus
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan problematika pembelajaran yang
dinamis. Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan
modul ini, diucapkan terima kasih.

Bandung, Agustus 2020


Kepala PPPPTK TK dan PLB

Drs. Abu Khaer, M.Pd.


NIP. 196604131991031002

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................... i
INFORMASI PENULIS .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….iv
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Deskripsi Modul .......................................................................................................... 4
B. Peta Kompetensi......................................................................................................... 7
C. Petunjuk Penggunaan Modul ..................................................................................... 7
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 STRATEGI PENDEKATAN STEM
PEMBELAJARAN SAINS................................................................................................. 8
A. Tujuan ......................................................................................................................... 8
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .............................................................................. 9
C. Uraian dan Contoh ...................................................................................................... 9
D. Aktivitas Pembelajaran………………………………………………………………......29
E Rangkuman……………………………………………………………………………… 32
F. Evaluasi…………………………………………………………………………………...33
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut………………………………………………………...34
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 STRATEGI PEMBELAJARAN IPS
JENIS/BENTUK HUBUNGAN SOSIAL ………………………………………………35
A. Tujuan ....................................................................................................................... 35
B. Indikator Keberhasilan Kompetensi .......................................................................... 35
C. Uraian dan Contoh .................................................................................................... 35
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................................. 45
E. Rangkuman ............................................................................................................... 46
F. Tes Formatif .............................................................................................................. 47
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut................................................................................ 48
PENUTUP ............................................................................................................................ 49
KUNCI JAWABAN .............................................................................................................. 51
A. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 1 ............................................................... 51
B. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 2 ............................................................... 52
DAFTAR BACAAN ............................................................................................................. 53

v
PENDAHULUAN

STEM adalah akronim dari


science, technology,
engineering, dan
mathematics. Kata STEM
diluncurkan oleh National
Science Foundation AS pada
tahun 1990-an sebagai
sebagai tema gerakan
reformasi pendidikan dalam
keempat bidang disiplin
bidang-bidang STEM.
Sebagai komponen dari
STEM, sains adalah kajian
tentang fenomena alam yang
melibatkan observasi dan
pengukuran, sebagai wahana untuk menjelaskan secara
obyektif alam yang selalu berubah. Terdapat beberapa
domain utama dari sains pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, yakni fisika, biologi, kimia, serta ilmu
pengetahuan kebumian dan antariksa. Teknologi adalah
tentang inovasi-inovasi manusia yang digunakan untuk
memodifikasi alam agar memenuhi kebutuhan dan
keinginan manusia, sehingga membuat kehidupan lebih baik
dan lebih aman. Teknologi-teknologi membuat manusia
dapat melakukan perjalanan secara cepat, berkomunikasi
langsung dengan orang di tempat yang berjauhan,
mendapati makanan yang sehat, serta alat-alat
keselamatan. Enjiniring (engineering) adalah pengetahuan
dan keterampilan untuk memperoleh dan mengaplikasikan
pengetahuan ilmiah, ekonomi, sosial, serta praktis untuk
mendesain dan mengkonstruksi mesin, peralatan, sistem,
material, dan proses yang bermanfaat bagi manusia secara
ekonomis dan ramah lingkungan. Selanjutnya, matematika
adalah ilmu tentang pola-pola dan hubungan-hubungan, dan
menyediakan bahasa bagi teknologi, sains, dan enjiniring.

6
Pendidikan di Indonesia termasuk di dalamnya adalah jenjang
pendidikan sekolah luar biasa (SLB) juga memberikan peserta didik
berkebutuhan khusus (PDBK) menerapkan pendekatan
pembelajaran STEM. Muatan materi yang dapat dikembangkan
disemua jenjang pendidikan dapat didesain oleh guru dengan
modifikasi sesuai dengan hambatan PDBK. STEM dalam bahan
ajar ini mencoba menguraikan tentang langkah praktis yang
berkaitan dengan rencana pembelajaran dengan mata pelajaran
terintegrasi dalam aspek STEM dengan topik mengenai sains.
Praktik dalam bahan pembelajaran ini memberikan inspirasi
terhadap langkah persiapan, pelaksanan dan penilaian dengan
mata pelajaran yang dijadikan sebagai contoh. Kemampuan
modifikasi dan desain pembelajaran yang disesuaikan dengan
PDBK dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan guru dengan
PDBK di sekolah masing-masing. Inspirasi pendekatan STEM
memberikan kemudahan dalam memilih tema pembelajaran yang
dapat dikembangkan dengan langkah-langkah yang diruaikan
dalam bahan pembelajaran ini. Materi yang esensial dan dirasakan
masih rendah pencapaian pemahaman PDBK dapat menjadi
prioritas untuk pengembangan pendekatan STEM. Materi esensial
yang berkaitan dengan STEM menjadi tema terintegrasi yang
diharapkan menjadikan pembelajran yang menumbuhkan
kreatifitas , komunikasi, penalaran dan berpikir pemecahan
masalah.

7
Pengembangan bahan ajar ini juga membahas mengenai
strategi pembelajaran ilnu pengetahuan sosial (IPS)
dengan materi jenis hubungan sosial yang terjadi di
lingkungan sekitar. Pengembangan materi ini
memberikan pemahamana mengenai arti hubungan
sosial, mampu mengidentifikasi jenis hubungan sosial
yang terjadi di lingkungan sekitar, mampu menganalisis
perilaku yang sesuai di setiap hubungan sosial, dan
mampu menerapkan strategi pembelajaran materi jenis
hubungan sosial yang terjadi di lingkungan sekitar.
Penting sekali untuk anak berkebutuhan khusus dapat
memahami arti hubungan, dapat mengidentifikasi
beberapa jenis hubungan, mengembangkan
keterampilan yang sesuai di setiap hubungan, dan
meningkatkan kesadaran apa arti hubungan.

Harapan dalam pelatihan


ini peserta dapat
meningkatkan
keterampilan dalam
pengembangan
pendekatan pembelajaran
dalam bidang sains ilmu
pengetahaun alam dan
ilmu pengetahuan sosial.
Keterampilan menyiapkan
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelaran
sains di SLB tentunya dengan kemampuan guru
memodifikasi integrasi materi pembelajaran menjadi
lebih menyenangkan dan melibatkan aktfitas PDBK.
Aktifitas PDBK dapat dikembangkan dalam
pendekatan berbagai aktifitas salah satunya dengan
STEM. STEM diharapkan dapat mengantarkan
pemhaman materi sains menjadi lebih aktif dan
bermaknsa. Materi sains dipilih merupakan materi yang
esensial dengan kemampuan prestasi hasil belajar
PDBK yang akan ditingkatkan.

8
A. Deskripsi Modul

Perkembangan teknologi yang semakin pesat serta


persaingan dunia kerja di abad 21 memerlukan
berbagai keterampilan yang harus dikuasai
terutama dalam bidang sains, teknologi, enjiniring, dan
matematika oleh semua orang, termasuk peserta
didik. Keterampilan tersebut dapat dikembangkan
melalui proses pembelajaran yang berorientasi High
Order Thinking skills. Pembelajaran berbasis STEM
mengintegrasikan empat bidang yaitu sains,
technologi, engineering, mathematics. Melalui
kegiatan ini peserta dapat mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi dan
komunikas.

Pendidikan di Indonesia termasuk di dalamnya adalah jenjang


pendidikan sekolah luar biasa (SLB) juga memberikan
kesempatan peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK)
menerapkan pendekatan pembelajaran STEM. Muatan materi
yang dapat dikembangkan disemua jenjang pendidikan dapat
didesain oleh guru dengan modifikasi sesuai dengan hambatan
PDBK. STEM dalam bahan ajar ini mencoba menguraikan
tentang langkah praktis yang berkaitan dengan rencana
pembelajaran dengan mata pelajaran terintegrasi dalam aspek
STEM dengan topik mengenai sains. Kurikulum 2013 tidak akan
dapat mengatasi permasalahan kualitas dan kuantitas
sumberdaya manusia Indonesia yang berdaya siang global, jika

9
tidak secara sistematik menyiapkan mereka mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dipersyaratkan dunia
kerja Abad ke-21, sebagaimana diwujudkan dalam Pendidikan
STEM. Untuk mengatasi hal tersebut Pendidikan dengan
pendekatan STEM bisa menjadi kunci bagi menciptakan
generasi penerus bangsa yang mampu bersaing di kancah
global. Oleh sebab itu, Pendidikan STEM perlu menjadi
kerangka-rujukan bagi proses pendidikan di Indonesia ke depan.

Sebagaimana dinyatakan dalam Kerangka Dasar


dan Struktur Kurikulum 2013, bahwa kurikulum
2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Dinyatakan pula dalam dokumen tersebut bahwa
salah satu pola pikir baru yang digunakan sebagai
dasar pengembangan Kurikulum 2013 adalah
pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal
(monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu
pengetahuan jamak (multidiscipline).

Rumusan tujuan dan pola pikir dalam


pengembangan Kurikulum 2013 yang
dikemukakan tersebut mengisyaratkan
bahwa Kurikulum 2013 memberikan
ruang bagi pengembangan dan
implementasi pendidikan STEM dalam
konteks implementasi Kurikulum 2013,
yang mengutamakan integrasi S, T, E
dan M secara multi- dan trans-disiplin
serta pengembangan pemikiran kritis,
kreativitas, inovasi, dan kemampuan
memecahkan masalah.

10
Praktik dalam bahan pembelajaran ini memberikan inspirasi
terhadap langkah persiapan, pelaksanan dan penilaian dengan
mata pelajaran yang dijadikan sebagai contoh. Kemampuan
modifikasi dan desain pembelajaran yang disesuaikan dengan
PDBK dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan guru
dengan PDBK di sekolah masing-masing. Inspirasi pendekatan
STEM memberikan kemudahan dalam memilih tema
pembelajaran yang dapat dikembangkan dengan langkah-
langkah yang diruaikan dalam bahan pembelajaran ini. Materi
yang esensial dan dirasakan masih rendah pencapaian
pemahaman PDBK dapat menjadi prioritas untuk
pengembangan pendekatan STEM. Materi esensial yang
berkaitan dengan STEM menjadi tema terintegrasi yang
diharapkan menjadikan pembelajran yang menumbuhkan
kreatifitas , komunikasi, penalaran dan berpikir pemecahan
masalah.

Pengembangan bahan ajar ini juga membahas mengenai strategi


pembelajaran ilnu pengetahuan sosial (IPS) dengan materi jenis
hubungan sosial yang terjadi di lingkungan sekitar. Pengembangan
materi ini memberikan pemahamana mengenai arti hubungan
sosial, mampu mengidentifikasi jenis hubungan sosial yang terjadi
di lingkungan sekitar, mampu menganalisis perilaku yang sesuai di
setiap hubungan sosial, dan mampu menerapkan strategi
pembelajaran materi jenis hubungan sosial yang terjadi di
lingkungan sekitar. Penting sekali untuk anak berkebutuhan khusus
dapat memahami arti hubungan, dapat mengidentifikasi beberapa
jenis hubungan, mengembangkan keterampilan yang sesuai di
setiap hubungan, dan meningkatkan kesadaran apa arti hubungan.

Harapan dalam pelatihan ini peserta dapat meningkatkan keterampilan dalam


pengembangan pendekatan pembelajaran dalam bidang sains ilmu pengetahaun
alam dan ilmu pengetahuan sosial. Keterampilan menyiapkan perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian pembelaran sains di SLB tentunya dengan kemampuan
guru memodifikasi integrasi materi pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan
melibatkan aktfitas PDBK. Aktifitas PDBK dapat dikembangkan dalam pendekatan
berbagai aktifitas salah satunya dengan STEM. STEM diharapkan dapat

11
mengantarkan pemhaman materi sains menjadi lebih aktif dan bermaknsa. Materi
sains dipilih merupakan materi yang esensial dengan kemampuan prestasi hasil
belajar PDBK yang akan ditingkatkan.

B. Peta Kompetensi
Kompetensi yang diharapkan dimiliki
peserta setelah mengikuti pembelajaran
Pendidikan sains berbasis STEM menuntut
pergeseran moda proses pembelajaran dari
moda konvensional yang berpusat pada
guru (teacher centered) yang
mengandalkan transfer pengetahuan ke
arah moda pembelajaran berpusat pada
peserta didik (student centered) yang
mengandalkan keaktifan, hands-on, dan
kolaborasi peserta didik. Pembelajaran
sains berbasis STEM perlu dilaksanakan
dalam unit-unit pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning), yang di
dalamnya peserta didik ditantang secara
kritis, kreatif, dan inovatif untuk
memecahkan masalah nyata, yang
melibatkan kegiatan kelompok (tim) secara
kolaboratif. Pembelajaran sains berbasis
STEM dalam kelas didesain untuk memberi
peluang bagi peserta didik mengaplikasikan
pengetahuan akademik dalam dunia nyata.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

Secara umum, penggunaan bahan ajar pada modul


pembelajaran disesuaikan dengan skenario pada setiap
kegiatan pembelajaran. Skenario pembelajaran digambarkan
sebagai alur pembelajaran yang disediakan pada setiap bab
dari modul ini. Skenario pembelajaran pada modul ini
dilakspeserta didikan dengan model tatap muka di dalam kelas
(in class) melalui moda kelas virtual menggunakan learning
management system (LMS) secara terstruktur pada suatu
waktu yang dipandu oleh fasilitator atau narasumber.

12
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

STRATEGI PENDEKATAN STEM PEMBELAJARAN SAINS

A. Tujuan

Melalui diskusi, paparan, dan tayangan informasi dan


contoh-contoh melalui berbagai fitur dalam moda daring
atau tatap muka, peserta pelatihan mampu menganalisis
keterampilan yang diperlukan pada abad 21 adalah berpikir
kritis dan menyelesaikan masalah (critical thinking and
problem solving), kreativitas dan inovasi (creativity and
innovation), komunikasi (communication), dan kolaborasi
(collaboration) untuk mengidentifikasi KD-KD yang bisa
diberikan muatan STEM, merumuskan indikator
keberhasilan, mengevaluasi waktu proses pembelajaran
STEM, formasi struktur STEM dalam kegiatan proses
pembelajaran kolaboratif untuk mengungkap ketercapaian
standar hasil pembelajaran. dengan baik.

13
B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Sebagai wujud keberhasilan proses belajar, perlu didukung oleh bukti-bukti yang
dapat diukur tingkat pencapaiannya. Oleh karena itu indikator pencapaian hasil
belajar peserta dalam kegiatan pelatihan dirumuskan sebagai berikut.

1. membedakan pengertian antara penyiapan dan pelaksanaan penyusunan


Instrumen STEM
2. membedakan pengertian antara penyiapan dan pelaksanaan penyusunan
Instrumen Pembelajran STEM pada Sains
3. memilih Alat Identifikasi dan Asesmen dalam konteks pembelajaran STEM

C. Uraian dan Contoh

Fase awal pengembangan pendidikan STEM menuntut


partisipasi sivitas akademika perguruan tinggi, khususnya
untuk mendesain model-model unit pembelajaran
berbasis STEM yang efektif implementasinya dalam
setting sekolah atau luar sekolah. Dalam kaitan ini, tesis
dan disertasi pascasarjana dalam bidang pendidikan
sains diharapkan berkontribusi pada pengembangan
model-model unit pembelajaran sains berbasis STEM dan
peralatan pembelajaran (teaching materials) yang teruji
efektivitasnya berdasarkan riset ilmiah berbasis kelas
(classroom-based scientific research). Riset-riset tersebut
meliputi dua tahap penting, yakni tahap pengembangan
dan tahap pengujian lapangan. Tahap pengembangan
mencakup analisis konten materi pokok dalam kurikulum
sains yang berlaku, kemudian menggagas inovasi
pembelajaran konten tersebut yang mengintegrasikan
teknologi (T), enjiniring (E), dan matematika (M) di
dalamnya, sehingga prospektif untuk mewujudkan literasi
STEM generasi muda. Tahap pengujian melibatkan
desain-desain eksperimentasi untuk menguji keefektifan
unit-unit pembelajaran sains (termasuk alat dan bahan
pembelajaran) berbasis STEM yang digagas dalam
berbagai setting sekolah.

14
Kontribusi perguruan tinggi pada tahap selanjutnya dapat berupa keterlibatannya
dalam advokasi pentingnya integrasi pendidikan STEM ke dalam kebijakan
kurikulum nasional, serta pengembangan kompetensi guru untuk menjamin
efektivitas implementasikan pendidikan STEM sesuai kurikulum yang berlaku.
Dukungan riset ilmiah perguruan tinggi dalam fase-fase tersebut diperlukan untuk
menginvestigasi efektivitas implementasi pendidikan STEM pada skala lebih makro,
serta terlibat dalam pengembangan kapasitas sekolah untuk mengelola pendidikan
STEM.

1. MODEL PEMBELAJARAN STEM

Menurut Tsupros (2009), STEM adalah pendekatan interdisipliner untuk


mempelajari berbagai konsep akademik yang disandingkan dengan dunia nyata
dengan menerapkan prinsip-prinsip sains, matematika, rekayasa dan teknologi ;
yang menghubungkan antara sekolah, komunitas, pekerjaan, dan dunia global,
memberikan ruang untuk pengembangan STEM literasi, dan dengannya memiliki
kemampuan untuk bersaing dalam dunia ekonomi baru.

Sedang menurut lifescience.com. STEM adalah Suatu basis kurikulum yang idenya
adalah mendidik Peserta didik dalam 4 disiplin ilmu: sains, teknologi, engineering,
dan matematika secara pendekatan interdisipliner, menyajikan paradigma
pembelajaran yang kohesif dengan basis aplikasi pada dunia nyata/alam.

15
Secara umum STEM adalah akronim dari science, technology, engineering, dan
mathematics, yaitu :

1. Sains adalah kajian tentang fenomena alam yang melibatkan observasi dan
pengukuran, sebagai wahana untuk menjelaskan secara obyektif alam yang
selalu berubah, atau Berkaitan dengan alam untuk memahami alam semesta
yang merupakan dasar dari teknologi

2. Teknologi adalah tentang inovasi-inovasi manusia yang digunakan untuk


memodifikasi alam agar memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, sehingga
membuat kehidupan lebih baik dan lebih aman, atau Modifikasi segala sesuatu
yang alamiah untuk memenuhi kebutuhan manusia

3. Enjiniring (engineering) adalah pengetahuan dan keterampilan untuk


memperoleh dan mengaplikasikan pengetahuan ilmiah, ekonomi, sosial, serta
praktis untuk mendesain dan mengkonstruksi mesin, peralatan, sistem, material,
dan proses yang bermanfaat bagi manusia secara ekonomis dan ramah
lingkungan, atau Aplikasi kreatif dari prinsipsains untuk merancang atau
mengembangkan rangkamesin, alat-alat suatu proses fabrikasi dalam membuat
rancangan yang telah dibuat berdasarkan berbagai perkembangan seperti
ekonomi dan keselamatan

4. Matematika adalah ilmu tentang pola-pola dan hubungan-hubungan, dan


menyediakan bahasa bagi teknologi, sains, dan enjiniring, atau Merupakan ilmu
yang mempelajari keteraturan pola dan hubungannya.

16
Secara umum tujuan dan manfaat dari model pembelajaran STEM yang
diharapkan, antara lain :

1. Mengasah keterampilan berpikir kritis dan kreatif, logis, inovatif dan produktif

2. Menanamkan semangat gotong royong dalam memecahkan masalah

3. Mengenalkan perspektif dunia kerja dan mempersiapkannya.

4. Memanfaatkan teknologi untuk menciptakan dan mengomunikasikan solusi


yang inovatif

5. Media untuk menumbuhkembangkan kemampuan menemukan dan


menyelesaikan masalah.

6. Media untuk merealisasikan kecakapan abad 21 dengan menghubungkan


pengalaman kedalam proses pembelajaran melalui peningkatan kapasitas
dan kecakapan peserta didik

7. Standar Literasi Teknologi.

Secara umum, ada 3 pendekatan yang digunakan dalam model pembelajaran


STEM, yaitu :

1. Pendekatan Silos, dimana setiap disiplin STEM diajarkan secara terpisah


untuk menjaga domain pengetahuan dalam batas-batas dari masing-masing
disiplin, contohnya seperti permainan jams session, dimana hanya satu alat
music yang dominan

2. Pendekatan embedded, lebih menekankan untuk mempertahankan integritas


materi pelajaran, bukan fokus pada interdisiplin mata pelajaran, materi pada
pendekatan tertanam tidak dirancang untuk dievaluasi atau dinilai, contohnya
seperti permainan music organ tunggal, dimana semua alat music ada pada
organ.

3. Pendekatan integrated, dimana setiap bidang STEM diajarkan seolah-olah


terintegrasi dalam satu subjek, contohnya adalah group band musik.

17
Sedangkan Prespektif Pendidikan model pembelajaran STEM ada 9, antara lain
(Bebey 2013):

1. STEM Equals Science (or Mathematics), seperti ekosistem hutan untuk pohon

2. STEM Means Both Science and Mathematics ( STEM as a reference for


science and mathematic), seperti silos dan postholes

3. STEM Means Science and Incorporates Technology, Engineering, or Math


(Separate Science Disciplines That Incorporate Other Disciplines), seperti
rumah yang terdiri dari beberapa ruang/kamar

4. STEM Equals a Quartet of Separate Disciplines, seperti silos

5. STEM Means Science and Math Are


Connected by One Technology or
Engineering Program, seperti mall yang
didalamnya terdiri dari beberapa took yang
terintegrasi

6. STEM Means Coordination Across


Disciplines, seperti membangun rumah
yang terdiri dari beberapa sub kontraktor

7. STEM Means Combining Two or Three


Disciplines, seperti membuat produk baru
dengan mengabungkan beberapa produk
yang sudah ada

8. STEM Means Complementary Overlapping


Across Disciplines, seperti dalam perakitan
mobil

9. STEM Means a Transdisciplinary Course or


Program, seperti group music

18
2. Aplikasi Model Pembelajaran STEM

Adapun langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran STEM,


meliputi :

1. Telaah Kurikulum 2013, pada prinsipnya sudah menerapkan kaidah-kaidah


STEM dalam KI/KD, agar penerapan STEM lebih optimal :

a. Membentuk Tim Pengembang Kurikulum untuk mengidentifikasi KD-KD


yang bisa diberikan muatan STEM, merumuskan indikator keberhasilan,
meengevaluasi waktu proses pembelajaran STEM, formasi struktur
STEM dalam kegiatan proses pembelajaran, TIK masuk kembali dalam
kurikulum

b. Mengingat karakteristik kurikulum sudah berdasarkan subject matter


maka disarankan beberapa hal antara lain :

• Pembelajaran dibuat tematik

• Proyek dibuat dengan mengintegrasi dari beberapa KD

• Adakan penelitian pada setiap satuan pendidikan

2. Bahan pembelajaran ini memberikan inspirasi mengenai KD yabg


diterapkan dalam jenjang sekolah menengah mengenai konsep menggunakan
Crosscutting konsep untuk memahami kesamaan pemikiran dari sudut
pandang di siplin ilmu yang berbeda. Cross Cutting (CC), merupakan konsep
untuk memahami kesamaan pemikiran dari sudut pandang disiplin ilmu yang
berbeda, ada 7 konsep CC, antara lain :

19
1. Patterns (pola), di temukan dari kegiatan observasi dan kita akan
menggunakan pola sebagai panduan/guide ketika kita melakukan
klasifikasi , dan ketika pembentukan pola berlangsung perlu ada penjelasan
pertanyaan tentang hubungan antar faktor atau pengaruh antar faktor.
Contoh : Penggunaan hasil Observasi untuk menjelaskan pola proses
pengembunan, bagaimana binantang/manusia dapat beradaptasi untuk
menjelankan keberlangsungan hidupnya.

2. Cause and effect (sebab- akibat), menjelaskan mekanisme proses


kejadian. Suatu peristiwa memiliki latar belakang dapat dijelaskan secara
sederhana atau kompleks. Sebagian besar peristiwa sains dapat diselidiki
penyebabnya dan mekanisme proses kejadiannya, seperti halnya
mekanisme pengujian untuk selanjutnya informasi tersebut dapat
digunakan untuk meramalkan dan menjelaskan peristiwa yang mungkin
terjadi pada situasi baru. Contoh : Penyelidikan terkait dangan proses
vibrasi dapat menghasilkan bunyi, kita dapat memprediksi kekuatan yang
dihasilkan dari penyebab getaran suatu material

3. Scale, proportion, and quantity (skala, proporsi dan jumlah), didalam


mengamati fenomena, perlu mempertimbangkan standar skala yang
dipergunakan, ukuran jarak, dan waktu. Apakah pengamatan kita
proposional sesuai standar?. Apakah cara melakukan pengukuran sudah
memenuhi standar proses untuk menghasilkan struktur sistem yang baik?.
Contoh : menggunakan keterangan sumber yang tepat, standar besaran
yang baku. Memilih alat ukur yang tepat, melakukan tehnik pengukuran
dengan standar

4. Systems and system models (sistem dan model sistem), mendefinisikan


sistem melalui study, membangun model sistem dengan batasannya,
menerapkan penggunaan model sistem dan rancang bangunnya,
melakukan pengujian terhadap model sistem pada aplikasi sains dan
enjiniring. Contoh : penggunaan model tentang sistem syaraf pada
komputer cerdas. Untuk komputer cerdas. Membangun prototype dari
model yang telah ada.

20
5. Energy and matter (Energi dan Materi), Transfer, siklus dan konservasi,
Tracking Fluxes energi dan materi (into, out, of), sistem energi (krisis dan
dampak pemecahannya), memahami kemungkinan dan keterbatasan
sistem energi. Contoh: pengukuran dan data untuk menunjukkan bukti
proses, ketersediaan, perubahan yang terjadi pada proses
pemanasan,pendinginan, perubahan materi dari suatu proses reaksi,
energi terbarukan.

6. Structure and function (Struktur dan Fungsi), Cara yang digunakan oleh
suatu objek atau pembentukan struktur suatu sistem dan fungsi elemen
pembentuknya. Contoh: penjelasan argumentasi tentang konstruk suatu
objek atau mahluk hidup terkait dengan fungsi faktor internal dan eksternal
yang mendukung terhadap keberlangsungan proses tersebut.

7. Stability and change (stabilitas dan perubahan), pembentukan dan


perubahan sistem/objek secara alam, kondisi kesetabilan dari faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan atau evolusi berdasarkan studi terhadap
elememen/unsur terkait. Contoh: menghadirkan data/grafik untuk
mengungkapkan pola perubahan misal terhadap fungsi waktu, kasus
tentang cuaca, iklim, musim dan lain sebagainya.

21
3. Penyiapan Instrumen

Keterampilan yang diperlukan pada abad 21 adalah berpikir kritis dan


menyelesaikan masalah (critical thinking and problem solving),
kreativitas dan inovasi (creativity and innovation), komunikasi
(communication), dan kolaborasi (collaboration). Beberapa hal teknis
agar penerapan STEM lebih optimal dapat dilakukan dengan
membentuk Tim Pengembang Kurikulum untuk mengidentifikasi KD-KD
yang bisa diberikan muatan STEM, merumuskan indikator keberhasilan,
mengevaluasi waktu proses pembelajaran STEM, formasi struktur STEM
dalam kegiatan proses pembelajaran, TIK masuk kembali dalam
kurikulum. Mengingat karakteristik kurikulum sudah berdasarkan subject
matter maka disarankan beberapa hal antara lain : (1). Pembelajaran
dibuat tematik, (2) Proyek dibuat dengan mengintegrasi dari beberapa
KD, (3) Diadakan penelitian pada setiap satuan pendidikan, (4)
Menggunakan Crosscutting konsep untuk memahami kesamaan
pemikiran dari sudut pandang disiplin ilmu yang berbeda.

Dalam bahan pembelajran ini diberikan contoh praktis mengenai


pendekatan STEM dari integrasi materi yang ada dijenjang sekolah
mengenah atas dengan deskripsi instrumen perencanaan dan
pengembangan pembelajarannya dimulai dengan tahap sebagai berikut
:

22
1. Langkah pertama adalah melakukan analisa KD dan model
pembelajarannya.
Pada tahap ini saudar asebagai guru akan mencoba untuk melakukan
analisa KD dengan kurikulum yang berlaku, dengan ketentuan ada
keterakaitan dengan tema dalam KD yang bersangkutan dan memiliki sifat
KD esensial. Langkah ini dilakukan dengan contoh instrumen sebagai
berikut :

23
ANALISA KD DAN MFODEL PEMBELAJARAN

Mata pelajaran :

Jenjang :

Kelas :

MODEL
No DISC INQ
KD3 KD4 PB PJ PB
. OVE UIR
L BL T
RY Y

3.1.Memahami 4.1.Mengukur gelombang


gelombang suara suara dan dimensi
1 V
dan sistem akustik sistem akustik ruang.
ruang

3.2.Memahami 4.2.Mendimensikan
2 psikoakustik ambang batas V
anatomi telinga daerah dengar
manusia telinga manusia.
3.3.Menerapkan 4.3.Menguji mikrofon
instalasi macam- pada sistem akustik
3 V
macam tipe pada posisi dengan
mikrofon pada level sumber bunyi
sistem akustik yang berbeda-beda.
3.4.Merencanakan 4.4.Membuat rangkaian
rangkaian penguat penguat depan audio
4 V
depan audio (universal pre-
(universal pre- amplifier).
amplifier)
3.5.Merencanakan 4.5.Mengukur rangkaian
5 rangkaian pengatur pengatur nada (tone V
nada (tone control) control) penguat
penguat audio. audio.
3.6.Merencanakan 4.6.Mengukur rangkaian
6 rangkaian pencampur (mixer) V
pencampur (mixer) audio.
audio.
3.7.Merencanakan 4.7.Membuat rangkaian
7 rangkaian penguat penguat daya V
daya audio (power
amplifier).
3.8.Menganalisis 4.8.Mengukur respon
8 rangkaian penguat frekuensi penguat V
daya audio (power daya audio
amplifier
3.9.Merencanakan 4.9.Menguji rangkaian
9 V
rangkaian proteksi proteksi loudspeaker,
loudspeaker, muting, limiter dan

24
muting, limiter dan indikator sistem
indikator sistem audio.
audio.
3.10. Merencanakan 4.10. Merancang
sistem akustik sistem akustik suara
10 ruang kecil untuk keperluan V
ruang kecil

2. Langkah kedua menguraikan KD dalam meteri pembelajaran dan


persiapannya

Dalam bahan ajar ini diberikan contoh inspirasi yang dapat dimodifikasi oleh saudara
sebagai guru sesuai dengan kebutuhan pembelajaran bagi peserta didik dengan
berkebutuhan khusus sesuai dengan kondisi disekolah masing-asing. Contoh ini
adalah inspirasi maka dapat dikembangakan dan dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran.

Contoh inspirasi :

Mata pelajaran :

Jenjang :

Kelas :

KD :

3.7 Merencanakan rangkaian penguat daya audio (power amplifier)


4.7 Membuat rangkaian penguat daya.

Masalah : semua sinyal yang dihasilkan oleh peralatan

input/tranduser audio (mic) tidak bisa langsung didengar oleh


manusia, maka perlu dibuatkan alat penguat sinyal audio yang
dapat didengar oleh manusia.

Project : Membuat Amplifier BTL

25
PEMBUATAN AMPLIFIER BTL

Science

1. Tegangan 1. Sumber tegangan ac dan dc


2. Alat ukur 2. Pengunaan dan pembacaan AVO, AFG
3. Larutan dan CRO
4. Elektromagnetik 3. Pembuatan larutan FeCl untuk etching
4. Mengubah listrik menjadi suara

Crosscutting Concept Dengan menggunakan cross-cutting


concept :
1. Pola.
2. Penyebab dan akibat 1. Pola, siswa dipandu untuk menganalisis
3. Skala, proporsi, dan kuantitas pola perubahan energy listrik menjadi
4. Sistem dan model system suara.
5. Energi dan materi 2. Sebab akibat, untuk merubah sinyal
6. Struktur dan fungsi listrik menjadi suara
7. Stabilitas dan perubahan 3. Skala, proposi dan kuantitas, untuk
menentukan ukuran pcb dan tataletak
komponen
4. System dan model system, untuk
mengetahui blok diagram atau bagian-
bagian amplifier
5. Energy dan materi, digunakan untuk
merubah tegangan ac menjadi dc dan
mengetahui bahan pembuat amplifier
6. Struktur dan fungsi, untuk mengetahui
keguanaan amplifier sebagai penguat
sinyal audio
7. Stabilitas dan perubahan, untuk
mengetahui kemampuan amplifier
terhadap perubahan tegangan, suhu dan
beban
Engineering Technology

1. Desain layout PCB 1. Perubahan energy listrik menjadi suara

Mathematics

1. Operasi bilangan 2. Hitung aljabar


2. Grafik
1. Menghitung penguatan tegangan 1. AV = Vo / Vi (kali) atau AV = 20 log Vo/Vi
2. Menghitung daya (dB)
3. Membuat grafik penguatan dan 2. P = Vo2 / R
bandwitdh 3. Membuat grafik semilog

26
Langkah ketiga lakukan analisa RPP

Saudara sebagai guru diminta untuk melakukan analisa Dalam bahan ajar ini diberikan
contoh inspirasi yang dapat dimodifikasi oleh saudara sebagai guru sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran bagi peserta didik dengan berkebutuhan khusus sesuai
dengan kondisi disekolah masing-asing. Contoh ini adalah inspirasi maka dapat
dikembangakan dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Contoh inspirasi :

ANALISA RPP

Mata pelajaran :

Jenjang :

Kelas :

KD :

3.7 Merencanakan rangkaian penguat daya audio (power amplifier)


4.7 Membuat rangkaian penguat daya

Masalah Proyek Materi Indikator Rancangan Pertanyaan

1 2 3 4 5

Sinyal Membuat • Macam- • Mencari jenis • Carilah rangkaian


output dari amplifier macam amplifier amplifier BTL
player BTL amplifier • Membuat • Identifikasi alat dan
belum bisa • Layout PCB layout PCB bahan yang dibutuhkan
• Penguatan • Membuat PRT untuk membuat
langsung
tegangan • Assembly amplifier BTL
didengar •
• Daya amplifier Buatlah desain layout
• Bandwidth • Pengujian amplifier BTL tampak
amplifier atas dan bawah
• Spesifikasi • Lakukan pembuatan
amplifier PRT amplifier BTL
• Lakukan perakitan
amplifier BTL
• Lakukan pengujian
amplifier BTL
• Buatlah data
spesifikasi amplifier
BTL

27
Langkah keempat pengembangan RPP

Dalam bahan ajar ini diberikan contoh inspirasi yang dapat dimodifikasi oleh saudara
sebagai guru sesuai dengan kebutuhan pembelajaran bagi peserta didik dengan
berkebutuhan khusus sesuai dengan kondisi disekolah masing-asing. Contoh ini
adalah inspirasi maka dapat dikembangakan dan dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran.

D. Aktifitas Pembelajaran

Silahkan saudara mengamati dan menganlisa serta evaluasi contoh inspirasi


penyusunan instrument STEM dari RPP yang Ada (perhatikan pola pikir bukan kajian
materinya). Selanjutnya saudara kembangkan modifikasi sesuai kondisi mapel atau
kelas tematik di sekolah saudara ✔

Amati dan modifikasi serta kembangkan dalam model pembelajaran masing-masing

Contoh inspirasi :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti
1. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasitentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Audio Video pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional,
regional, dan internasional
2. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang kerja Teknik Audio Video. Menampilkan kinerja di bawah
bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah

28
pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan,
meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
2. KD pada KI-2
3. KD pada KI-3
3.7 Merencanakan rangkaian penguat daya audio (power amplifier).
4. KD pada KI-4
4.7 Membuat rangkaian penguat daya

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


1. Indikator KD pada KI-3
a. Memahami konfigurasi (arsitektur) untuk menjelaskan evolusi konsep
dasar macam-macam klasifikasi penguat audio berdaya besar.
b. Mendesain rangkaian & PCB untuk macam-macam rangkaian penguat
audio berdaya besar untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan
reproduksi.
c. Merencana macam-macam casing (kotak) penguat audio berdaya tinggi
menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil perencanaan
d. Menganalisis macam-macam penguat audio berdaya tinggi dan
merencanakan penulisan/penyajian spesifikasi data teknis.
2. Indikator KD pada KI-4
a. Mendiagramkan konfigurasi (arsitektur)untuk menjelaskan evolusi konsep
dasar macam-macam klasifikasi penguat audio berdaya besar.
b. Membuat rangkaian &PCB untuk macam-macam rangkaian penguat audio
berdaya besar untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan
reproduksi.
c. Membuat casing dan melakukan instalasi macam-macam penguat audio
berdaya tinggimenggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil
pengujian
d. Melakukan pengujian macam-macam penguat audio berdaya tinggi dan
menyajikan kedalam spesifikasi data teknis

3. Indikator STEM
a. Memilih jenis amplifier
b. Membuat amplifier BTL
c. Menguji amplifier BTL

D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi dan menggali informasi, peserta didik mampu
Menjelaskan macam-macam amplifier dengan penuh rasa ingin tahu
2. Melalui kegiatan praktikum, peserta didik mampu membuat desain PCB amplifier
dan BOX dengan bertanggung jawab
3. Melalui kegiatan praktikum, peserta didik mampu menghitung penguatan
tegangan, daya dan bandwitdh dengan teliti
4. Disediakan galvanometer, beberapa kumparan dengan berbagai jumlah lilitan

29
berbeda, bebagai magnet dengan kekuatan kutub berbeda, peserta didik
mampu mendeskripksikan pengaruh perubahan fluks magnet terhadap
kumparan (Hukum Faraday) dengan penuh rasa ingin tahu.
5. Melalui kegiatan produk, peserta didik mampu membuat data spesifikasi
amplifier dengan bertanggung jawab

E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian amplifier
2. Jenis amplifier
3. Pembuatan amplifier

F. Pendekatan, Model PBM dan Metode


Pendekatan : SKEM
Model PBM : Product Base Learning
Metode : Observasi, Diskusi, Penugasan, Praktikum

G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan kesatu
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (20 menit)
• Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
• Mendiskusikan kompetensi yang telah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya terkait dengan kompetensi yang akan dipelajari.
• Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya bagi
kehidupan.
• Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan.
• Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
b. Kegiatan Inti (320 menit)
• Membagi siswa dalam 3 kelompok kerja, secara demokratis
• Menggali pengetahuan siswa dengan penentuan pertanyaan mendasar
(Start with the Essential Question) mengenai penguat audio berdasarkan
buku manualnya
• Tiap kelompok berdiskusi dalam Menyusun jadwal (Create a Schedule)
pembautan project penguat audio
• Guru Melakukan penilaian kemampuan dasar siswa dengan tes lisan
c. Penutup (20 menit)
• membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
• refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
2. Pertemuan kedua
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (20 menit)
• Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
• Mendiskusikan kompetensi yang telah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya terkait dengan kompetensi yang akan dipelajari.

30
b. Kegiatan Inti (320 menit)
• Siswa sesuai kelompoknya berdiskusi Mendesain perencanaan proyek
penguat audio, dengan cara mengamati dan mengumpulkan data tentang
tata letaknya
• Guru Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students
and the Progress of the Project) dalam melakukan desain penguat audio;
c. Penutup (20 menit)
• membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
• refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3. Pertemuan ketiga
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (20 menit)
• Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
• Mendiskusikan kompetensi yang telah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya terkait dengan kompetensi yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti (320 menit)
• Siswa bersama kelompoknya Menguji hasil (Assess the Outcome) penguat
audio dan Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience) dengan
mengasosiasikan data pengukuran dengan spesifikasi, serta
mengkomunikasikannya dalam bentuk laporan kerja atau jobsheet
• Guru Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students
and the Progress of the Project) dalam pengujian penguat audio
c. Penutup (20 menit)
• membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
• refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
• merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas
kelompok/perseorangan
• menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan


1. Instrumen dan Teknik Penilaian
a. Teknik Penilaian : tes lisan, penugasan
b. Instrumen Penilaian : daftar pertanyaan, lembar kerja
2. Analisis Hasil Penilaian
a. KKM aspek pengetahuan 60
b. KKM aspek keterampilan 70
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial : Siswa yang nilainya kurang KKM
b. Pengayaan : Siswa yang nilainya diatas KKM

I. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media : LCD, laptop
2. Alat : CRO, AFG, Multitester, Toolkit,
3. Bahan : Penguat audio Kit
4. Sumber Belajar : Modul penguat audio

31
Langkah kelima melakukan telaah RPP

Dalam bahan ajar ini diberikan contoh inspirasi yang dapat dimodifikasi oleh saudara
sebagai guru sesuai dengan kebutuhan pembelajaran bagi peserta didik dengan
berkebutuhan khusus sesuai dengan kondisi disekolah masing-masing. Contoh ini
adalah inspirasi maka dapat dikembangakan dan dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran.

Contoh inspirasi :

PENELAAHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN


PENDEKATAN STEM

Nama Guru : ……………………………………………….

Nip : ……………………………………………….

Mata Pelajaran : ……………………………………………….

SatuanPendidikan : ……………………………………………….

Topik Saat Supervisi : ………………………………………………

Kelas/Semester : ………………………………………………
Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor
No
Pembelajaran
Catatan
1 2 3
Tidak Lengka Sudah
A Identitas Mata Pelajaran ada p Lengka
p
1. Terdapat : satuan pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian,
mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan
Sesuai Sesuai
Tidak
B. Perumusan Tujuan Pembelajaran Sebagi Seluruh
Sesuai
an nya
1. Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai
2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

3. Kesesuaiandenganprinsippendekatan Stem
Sesuai Sesuai
Tidak
C. Perumusan Indikator Sebagi Seluruh
Sesuai
an nya
1. Kesesuaian dengan SKL,KI dan KD
2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi
yang diukur
3. Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
4 Kesesuai Indikator dengan prinsip pendekatan stem
Sesuai Sesuai
Tidak
D. Pemilihan Materi Ajar Sebagi Seluruh
Sesuai
an nya
1. Kesesuaiandengantujuanpembelajarandandibuattematikatauintegrasida
ribeberapa KD

2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik


3. Kesesuaian dengan alokasi waktu

32
4. Materidibuatsecaraberurutandandisesuaikandengan indicator
keberhasilan
Sesuai Sesuai
Tidak
E. Pemilihan Sumber Belajar Sebagi Seluruh
Sesuai
an nya
1. Kesesuaian dengan KI dan KD
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan stem
3. Kesesuaian dengan karakteristik pesertadidik
Sesuai Sesuai
Tidak
F. Pemilihan Media Belajar Sebagi Seluruh
Sesuai
an nya
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaiandenganmateripembelajarandanpendekatan stem
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
4 Melibatkansiswadalampembuatandanataupemanfaatanalatdansumberb
elajar
Sesuai Sesuai
Tidak
G. Model Pembelajaran Sebagi Seluruh
Sesuai
an nya
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. KesesuaiandenganpendekatanStem
Sesuai Sesuai
Tidak
H. Skenario Pembelajaran Sebagi Seluruh
Sesuai
an nya
1. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas
2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan stem
3. Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi
4. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi
Sesuai Sesuai
Tidak
I. Penilaian Sebagi Seluruh
Sesuai
an nya
1. Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik
2. Kesesuaian dengan indicator pencapaian kompetensi
3. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal
4. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal
5. Soal-soalmerepresentasikantingkatpencapaianpengetahuan level C1 –
C6, danketerampilansampaitingkat 5 (K5 : Naturalisasi – DAVE
atauOrisinal – SIMSON)
JUMLAH / PERIDAKAT

Keterangan :

Jumlah Nilai yg Diraih

Nilai yang diraih = ------------------------------------------ X 100

90

91 sd. 100 Amat Baik

81 sd. 90 Baik

71 sd. 80 Cukup

61 sd. 70 Kurang

33
Langkah keenam melakukan telaah pelaksanaan pembelajaran

Dalam bahan ajar ini diberikan contoh inspirasi yang dapat dimodifikasi oleh saudara
sebagai guru sesuai dengan kebutuhan pembelajaran bagi peserta didik dengan
berkebutuhan khusus sesuai dengan kondisi disekolah masing-asing. Contoh ini
adalah inspirasi maka dapat dikembangakan dan dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran.

Contoh inspirasi :

PENELAAHAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

DENGAN PENDEKATAN STEM

Nama Guru : .................................................

Sekolah : .................................................

Mata Pelajaran : ……………………………….

Topik : .................................................

Kelas : ………………………………..

Aspek yang Diamati Kualifikasi tampilan kinerja


Catatan / Temuan
Kegiatan Pendahuluan SK K C B AB
I. Apersepsi dan Motivasi
1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya.
2 Mengajukan pertanyaan menantang. (apersepsi, motivasi, dan
orientasi)
3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran dengan
pendekatan stem
4 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik.
5 Menyampaikan rencana kegiatan.
6 Mengangkat permasalahan untuk dipecahkan terkait dengan
Sains, Teknologi, dan Matematika
7 Menyampaikan aturan dan panduan keselamatan kerja dalam
mengerjakan projek
Kegiatan Inti
II. Penguasaan Materi Pelajaran dengan pendekatan Stem
1 Menunjukan penguasaan materi sain dan matematika yang
terkait dengan projek/pembelajaran.
2 Menunjukan penguasaan tenologi yang digunakan pada
projek/pembelajaran.
3 Mengintegrasikan stem dalam satu kesatuan bahan ajar.
4 Menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan atau
realita di masyarakat.
5 Memberikan pengayaan wawasan, pengetahuan dan
keterampilan baru pada siswa
III. Penerapan Strategi Pembelajaran dengan pendekatan
Stem

34
Aspek yang Diamati Kualifikasi tampilan kinerja
Catatan / Temuan
Kegiatan Pendahuluan SK K C B AB
1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai.
2 Mengangkat projek yang sesuai dengan materi pelajaran
3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut.
4 Menguasai kelas.
5 Mengajukan pertanyaan yang menuntun siswa membangun
konsep
6 Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan menalar
7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan.
8 Menekankan keterampilan proses/kerja ilmiah
IV. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam
Pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar
pembelajaran.
2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
pembelajaran.
3 Menghasilkan pesan yang menarik.
4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar
pembelajaran.
5 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
pembelajaran.
6 Melibatkan siswa dalam pembuatan dan atau pemanfaatan
alat dan sumber belajar
V. Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran
1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi
guru, peserta didik, sumber belajar.
2 Merespon positif partisipasi peserta didik.
3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik.
4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.
5 Menumbuhkan keceriaan atau antuisme peserta didik dalam
belajar.

VI. Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam


Pembelajaran
1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.
2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
VII. Penilaian Proses dan Hasil belajar Stem
1 Mengamati sikap dan perilaku peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran
2 Melakukan penilaian keterampilan peserta didik dalam
melakukan aktivitas individu/kelompok
3 Mendukumentasikan hasil pengamatan sikap perilaku dan
keterampilan peserta didik
Kegiatan Penutup
VIII. Penutup pembelajaran
1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan peserta didik.
2 Memberihan tes lisan atau tulisan .
3 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio.
4 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan
kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.
Jumlah

35
PENSKORAN:

No Aspek-aspek yang diamati SkorMaks

1 Apersepsi dan Motivasi 35

2 Penguasaan Materi Pelajaran dengan pendekatan STEM 25

3 Penerapan Strategi Pembelajaran dengan pendekatan STEM 40

4 PemanfaatanSumberBelajar/Media dalamPembelajaran 30

5 PelibatanPesertaDidikdalamPembelajaran 25

6 PenggunaanBahasa yang BenardanTepatdalamPembelajaran 10

7 Penilaian Proses danHasilbelajar Stem 15

8 Penutuppembelajaran 20

SKOR MAKSIMUM 200

Keterangan :

1. AmatBaik (AB) :5
2. Baik (B) :4
3. Cukup (C) :3
4. Kurang (K) :2
5. SangatKurang (SK) :1

Nilai: ∑Skorperolehan
X100

∑Skormaksimum

91 sd. 100 AmatBaik

81 sd. 90 Baik

71 sd. 80 Cukup

61 sd. 70 Kurang

36
F. Rangkuman

(1) Pendidikan STEM merupakan gerakan global


dalam praktik pendidikan yang mengintegrasikan
dengan berbagai pola integrasi untuk
mengembangkan kualitas SDM yang sesuai dengan
tututan keterampilan Abad ke-21. Pembelajaran sains
berbasis STEM sebagai salah satu wujud dari
pendidikan STEM kompatibel dengan sistem kurikulum
yang berlaku di Indonesia masa kini.

(2) Pembelajaran sains berbasis STEM adalah


pembelajaran materi pokok sains yang
mengintegrasikan di dalamnya perancangan desain-
desain sistem dan penggunaan teknologi untuk
pemecahan masalah nyata.

(3) Implementasi pembelajaran sains berbasis STEM


menuntut pergeseran moda pembelajaran dari
pembelajaran berpusat guru ke pembelajaran berpusat
peserta didik, dari pembelajaran individual ke arah
pembelajaan kolaboratif dan menekankan aplikasi
pengetahahuan sains, kreativitas dan pemecahan
masalah.

(4) Implementasi pembelajaran sains berbasis STEM


juga menuntut pergeseran metode penilaian, dari
penilaian konvensional bertumpu pada ujian ke arah
penilaian otentik yang menekankan penilaian kinerja
dan produk kerja.

(5) Riset-riset mahasiswa pascasarjana didorong untuk


berkontribusi pada pengembangan pendidikan STEM,
melalui mengembangan unit-unit pembelajaran
beserta alat dan bahan pembelajaran, yang terbukti
keefektifannya melalui riset ilmiah berbasis kelas

37
G. Evaluasi

Untuk memperkuat pemahaman Anda tentang konsep penilaian, silakan kerjakan


soal-soal berikut.

1. Jelaskan pengertian dari konsep S-T-E-M daripada STEM


(Dugger, n.d). Cara kedua adalah mengajarkan masing-
masing disiplin STEM dengan lebih berfokus pada satu
atau dua dari disiplin-disiplin STEM. Cara ketiga adalah
mengintegrasikan satu ke dalam tiga disiplin STEM,
misalnya konten enjiniring diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran sains, teknologi, dan matematika. Cara yang
lebih komprehensif adalah melebur keempat-empat
disiplin STEM dan mengajarkannya sebagai mata
pelajaran terintegrasi, misalnya konten teknologi, enjiniring
dan matematika dalam sains, sehingga guru sains
mengintegrasikan T, E, dan M ke dalam S.

2. Berikan ilustrasi manfaat penilaian bagu guru dan bagi


sekolah secara kelembagaan dengan contoh yang bisa
dilakukan di masa pandemik Covid-19 dengan
menggunakan pendeatan stEM.

3. Jelaskan dan beri contoh, bentuk penilaian yang cocok


untuk menilai aktivitas peserta didik ketika belajar dari
rumah dengan pendekatan STEM.

38
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini setidaknya


Anda sudah memahami Dalam kaitan dengan implementasi
Pendidikan STEM, Bybee (2013) menyatakan bahwa dalam
pembelajaran STEM, peserta didik pada jenjang pendidikan
dasar perlu lebih didorong untuk mengkoneksikan sains dan
enjiniring. Lebih daripada itu, pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi perlu ditantang untuk melakukan tugas-tugas
rekayasa otentik sebagai komplemen dari pembelajaran sains
melalui kegiatan-kegiatan proyek yang mengintegrasikan sains,
enjiniring, teknologi, dan matematika.

Pendidikan sains berbasis STEM menuntut pergeseran moda


proses pembelajaran dari moda konvensional yang berpusat
pada guru (teacher centered) yang mengandalkan transfer
pengetahuan ke arah moda pembelajaran berpusat pada
peserta didik (student centered) yang mengandalkan keaktifan,
hands-on, dan kolaborasi peserta didik. Pembelajaran sains
berbasis STEM perlu dilaksanakan dalam unit-unit
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), yang
di dalamnya peserta didik ditantang secara kritis, kreatif, dan
inovatif untuk memecahkan masalah nyata, yang melibatkan
kegiatan kelompok (tim) secara kolaboratif. Pembelajaran sains
berbasis STEM dalam kelas didesain untuk memberi peluang
bagi peserta didik mengaplikasikan pengetahuan akademik
dalam dunia nyata.

Seandainya Anda masih kurang memahami kelima hal tersebut,


sebaiknya Anda belajar kembali. Hal ini penting, terlebih
pembelajaran yang dilakukan secara daring, tentu berbeda
dengan pembelajaran secara luring. Kemandirian Anda sebagai
peserta didik pembelajaran sangat menentukan keberhasilan
belajar Anda.

39
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
STRATEGI PEMBELAJARAN IPS
JENIS HUBUNGAN SOSIAL

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini peserta dapat menerapkan strategi pembelajaran
IPS jenis hubungan sosial yang terjadi di lingkungan sekitar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peserta mampu memahami arti hubungan sosial.


2. Peserta mampu mengidentifikasi jenis hubungan sosial yang terjadi di
lingkungan sekitar.
3. Peserta mampu menganalisis perilaku yang sesuai di setiap hubungan sosial.
4. Peserta mampu menerapkan strategi pembelajaran materi jenis hubungan
sosial yang terjadi di lingkungan sekitar.

C. Uraian dan Contoh


Sebagian besar anak berkebutuhan khusus menjalani kehidupan yang terpisah
atau interaksi sosial mereka terbatas. Ini menjadi hambatan untuk memiliki
hubungan dengan berbagai orang. Akhirnya mereka kurang memiliki keterampilan
untuk membuat dan memelihara hubungan bahkan jika mereka memiliki
kesempatan.

40
Penting sekali untuk anak berkebutuhan khusus dapat memahami arti hubungan,
dapat mengidentifikasi beberapa jenis hubungan, mengembangkan keterampilan
yang sesuai di setiap hubungan, dan meningkatkan kesadaran apa arti hubungan.

Modul ini akan membahas Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDLB, KD 3.4 dan KD
4.4, yaitu:

3.4 Mengidentifikasi jenis/bentuk hubungan sosial yang terjadi di lingkungan


sekitar
4.4 Mempresentasikan jenis/bentuk hubungan sosial yang terjadi di lingkungan
sekitar.

1. Pengertian Hubungan Sosial


Hubungan sosial dapat dideskripsikan sebagai relasi yang melibatkan interaksi
antara dua orang atau lebih. Sedangkan menurut Gillin dan Gillin, hubungan
sosial merupakan hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan antar
individu, maupun antar kelompok, dan antar orang dengan kelompok.

Contoh hubungan antar individu: guru dengan guru; contoh hubungan antar
kelompok: pertandingan sepakbola yang mendatangkan 2 tim sepakbola;
contoh hubungan individu dengan kelompok: guru dengan murid.

Hubungan sosial dapat terjadi secara langsung dengan tatap muka atau
dengan secara tidak langsung yaitu menggunakan media, misalnya radio,
surat, telepon, televisi, media sosial, dan lain-lain. Proses hubungan sosial
tersebut terjadi saat dua individu atau lebih yang saling melakukan kontak dan
komunikasi.

41
2. Jenis Hubungan Sosial
Dalam menjelaskan jenis hubungan sosial pada peserta didik, akan mudah
apabila kita menggunakan lingkaran hubungan seperti gambar di bawah ini.

Lingkaran berwarna ini disebut lingkaran hubungan. Lingkaran hubungan ini


membantu kita memahami berbagai hubungan. Perilaku kita dalam sebuah
hubungan tergantung pada jenis hubungan.

Konsepnya menggunakan enam warna pelangi, yaitu ungu, biru, hijau, kuning,
oranye dan merah. Kode untuk warna disamakan dengan lampu lalu lintas.
Hijau berarti OK, Kuning dan Oranye sedang 'Waspadalah' sementara Merah
menandakan bahaya - 'Bahaya Orang Asing'.

• Lingkaran paling dalam adalah untuk anak dan disebut Lingkaran 'Saya'
(Lingkaran Ungu).
• Di luar lingkaran ‘Saya’, kita memiliki orang-orang yang sangat dekat
dengan kita, yaitu orang tua kita, anggota keluarga, (Lingkaran Biru).
• Lingkaran berikutnya adalah Lingkaran Hijau dan ini untuk teman.
• Lingkaran Kuning adalah yang berikutnya dan ini untuk orang-orang dekat
yang kita kenal dengan wajah dan nama.
• Berikutnya adalah Lingkaran Oranye untuk orang-orang yang hanya kita
kenal secara langsung. Kita tidak tahu nama mereka.
• Yang paling luar adalah Lingkaran Merah dan ini untuk Orang asing yaitu
orang-orang yang tidak kita kenal sama sekali (kita tahu tidak tahu wajah
atau nama mereka).

42
Jarak dari lingkaran dalam (Lingkaran Saya) menunjukkan tingkat hubungan.
Warnanya juga membantu membedakan tingkat keintiman yang berbeda dan
menyesuaikan perilaku.

3. Perilaku yang Sesuai di Setiap Hubungan Sosial


Berikut ini adalah perilaku yang sesuai di setiap hubungan sosial dalam
lingkaran hubungan.

Lingkaran Ungu • Lingkaran “Saya” ada di lingkaran


Lingkaran “SAYA” ungu.
• Di lingkaran ini, yang hanya ada satu
orang, yaitu kamu.
Saya

LINGKARAN BIRU Lingkaran biru


Lingkaran “Keluarga” • Lingkaran ini untuk orang yang
sangat, sangat dekat dengan kamu.
Mereka adalah orang yang saya peluk erat, pelukan • Keluarga merupakan orang-orang
kasih sayang. Saya memeluk- orang tua (ibu, ayah), yang mempunyai hubungan secara
saudara kandung (saudara laki-laki, saudara biologis, walaupun kita tidak selalu
perempuan), dan anggota keluarga yang sangat dekat bersama dengan mereka. Di dalam
(nenek, kakek). keluarga ada bapak, ibu, anak (adik
dan kakak), dan anggota keluarga
KELUARGA, SAUDARA KANDUNG, ORANG (nenek, kakek).
TUA

Keluarga

Saya

LINGKARAN HIJAU Lingkaran hijau


Lingkaran “Teman” Lingkaran ini untuk orang-orang yang
dekat dengan anak, yaitu teman, sahabat.
Ada beberapa orang yang saya beri pelukan sahabat,
seperti bibi, paman dan sahabat. TIPS UNTUK LINGKARAN HIJAU
• Telah mengenal orang tesebut dalam
Teman waktu yang lama
Keluarga • Melihat mereka atau sering
berhubungan dengan mereka
• Berbagi beberapa ikatan umum
Saya • Kenal mereka dengan baik
• Memiliki perasaan sayang untuk
mereka (kerabat)
• Memiliki perasaan ramah untuk
mereka (Teman)

43
LINGKARAN KUNING Lingkaran kuning
Lingkaran “Kenalan” Lingkaran kuning atau lingkaran kenalan
Lingkaran “Kenal Wajah Kenal Nama” adalah untuk orang-orang yang kenal
wajah kenal nama, contoh teman orang
Saya berjabat tangan dengan orang yang saya kenal tua anak.
nama kenal wajah. Diantaranya teman-teman orang
tua saya. Saya menyapa mereka dengan berjabat TIPS UNTUK LINGKARAN KUNING
tangan, mengucapkan salam dan mengatakan "Halo, • Dikenalkan kepada orang tersebut
Apa kabar?" setidaknya satu kali dengan nama
• Sesekali melihat mereka
• Setidaknya memiliki satu minat yang
Kenal Wajah Kenal Nama sama
• Mengetahui nama mereka
Teman
• Bersikap sopan dan tersenyum dan
Keluarga lakukan kontak mata
• Menunjukkan rasa saling
Saya menghormati
• Memberi dukungan dalam situasi
tertentu dan darurat

Lingkaran Oranye
LINGKARAN ORANYE Orang-orang yang ada di lingkaran ini,
Lingkaran “Kenal Wajah Tak Kenal Nama” anak hanya tahu secara langsung. Anak
tidak tahu nama mereka.Anak hanya
Saya melambaikan tangan kepada dokter, perawat. kenal wajah tidak kenal nama.
Saya melambaikan tangan ke tukang koran, tukang
pos, penjaga toko, tukang kebun, penjaga, petugas TIPS UNTUK LINGKARAN ORANYE
pengiriman paket, petugas cleaning • Anak tidak boleh bergabung karena
service. anak tidak mengenal mereka.
• Anak dapat menawarkan bantuan.
• Jika mereka mengundang anak untuk
bergabung dengan mereka, anak
Kenal Wajah Tidak Kenal Nama harus minta izin ke orang tua atau
pengasuh.
Kenal Wajah Kenal Nama
• Jika anak sendirian, anak tidak boleh
Teman pergi.
• Mereka adalah orang asing dan
Keluarga berada di Lingkaran oranye.

Saya

44
LINGKARAN MERAH Lingkaran Merah
Lingkaran “Tak Kenal Wajah Tak Kenal Nama” Orang yang ada di lingkaran ini adalah
Lingkaran “Orang Asing” orang asing, anak tidak kenal mereka dan
tidak tahu nama mereka.
Saya tidak menyentuh orang asing, orang asing tidak
menyentuh saya. TIPS UNTUK LINGKARAN MERAH
• Anak tidak boleh bergabung karena
anak tidak mengenal mereka
Tak Kenal Wajah, Tak Kenal Nama • Anak tidak boleh mengambil barang
dari orang asing
Kenal Wajah, Tak Kenal Nama • Anak tidak boleh pergi dengan orang
Kenal Wajah Kenal Nama asing
• Jika mereka mengundang anak untuk
Teman bergabung dengan mereka, anak
harus minta izin kepada orang tua
Keluarga
atau pengasuh. Jika anak sendirian,
anak tidak boleh pergi.
Sa
Saya • Mereka orang asing dan termasuk
dalam lingkaran merah.

4. Strategi Pembelajaran Materi Jenis Hubungan Sosial


Berikut beberapa modifikasi yang dapat dilakukan untuk strategi pembelajaran
materi jenis hubungan sosial.

1) Memahami Hubungan
Tanyakanlah pada peserta didik, apa yang mereka ketahui mengenai
hubungan, kemudian diskusikan. Jelaskan dengan bahasa yang sederhana
(sesuai dengan level komunikasi anak) bahwa hubungan adalah koneksi
antara dua orang. Ada hubungan yang dekat, yaitu hubungan dengan orang
yang kita kenal baik. Terkadang tidak ada hubungan, misalnya orang yang
tidak kita kenal.
2) Mengidentifikasi Perbedaan Orang di Lingkungan sekitar
a) Jelaskan bahwa kita semua hidup dalam perbedaan lingkungan,
misalnya: lingkungan rumah, lingkungan sekolah, lingkungan kerja, dan
lain-lain.

45
b) Jelaskan bahwa di setiap lingkungan, ada banyak orang yang berbeda.
Sebagai contoh di sekolah, mereka punya teman, guru, tukang kebun,
orang kantin dan sebagainya.
c) Minta anak menuliskan orang yang berbeda di lingkungan rumah (di
dalam dan sekitar rumah termasuk orang lain, misalnya: penjual,
satpam/hansip, orang asing, tetangga, dll).
d) Sebagai alternatif, anak dapat menggambar orang yang berbeda pada
kartu kecil.
e) Kita dapat menggunakan flashcard untuk membahas tentang perbedaan
orang di lingkungan.
3) Memahami Konsep Lingkaran Hubungan
a) Jelaskan konsep Lingkaran Hubungan, misalnya, katakan: "Ada banyak
orang dalam hidup kita, ada yang dekat dengan kita dan ada yang jauh”.
b) Gambarlah lingkaran kosentris pada kertas karton. Kemudian jelaskan
sebagai berikut: "Jika kamu berada di tengah lingkaran, lingkaran
berikutnya adalah untuk orang-orang terdekat dengan kamu. Lingkaran
setelah itu adalah untuk orang yang tidak begitu dekat. Lingkaran terjauh
adalah untuk orang yang tidak kamu kenal”.
c) Bantulah anak untuk mengidentifikasi lingkaran yang sesuai untuk
masing-masing orang yang mereka kenal tergantung seberapa dekat
hubungannya. Mereka bisa menulis/menempel gambar di kertas karton.
d) Biarkan setiap anak (bagi anak yang mampu) menjelaskan secara
singkat mengapa mereka tempatkan orang-orang di lingkaran yang
berbeda, kemudian diskusikan.
4) Memahami Perbedaan Interaksi Berdasarkan Lingkaran Hubungan
a) Gambarkan lingkaran di atas kertas karton dan jelaskan makna dari
setiap warna yang berbeda. "ini seperti lampu lalu lintas” Merah artinya
berhenti atau bahaya, hijau berarti aman, saat kuning dan oranye berarti
hati-hati.
b) Jelaskan perbedaan 'sentuhan' dalam hubungan pada lingkaran.
Jelaskan: Biru - adalah pelukan untuk orang yang sangat dekat misalnya
keluarga. Hijau - adalah pelukan sahabat untuk teman. Kuning - adalah
jabat tangan untuk orang yang kita kenal baik wajahnya juga namanya.

46
Oranye - adalah lambaian tangan untuk orang yang hanya kita kenal
wajahnya tetapi tidak dengan nama. Merah – adalah orang asing yang
kita tidak tahu wajah mereka ataupun nama mereka, kita tidak
menyentuh mereka.
5) Memahami perbedaan tingkat kedekatan dari tiap hubungan dalam
berbicara, berperilaku dan kepercayaan.
a) Gunakan konsep lingkaran yang sama.
b) Diskusikan berbagai tingkat pembicaraan, perilaku dan kepercayaan
yang dapat dimiliki anak dengan orang-orang di setiap lingkaran. Kita
bisa mengatakan:
• ‘Orang-orang di lingkaran biru adalah orang yang bisa kamu percaya,
kita dapat menceritakan masalah atau membagikan perasaan’. ‘Kita
tidak boleh membagikan informasi pribadi dengan orang-orang yang
berada di lingkaran berwarna kuning, oranye dan merah.'
6) Memahami hubungan dapat berubah seiring berjalannya waktu
• Untuk saling mengenal lebih baik, orang mungkin mulai sebagai orang
asing dan kemudian menjadi teman. Ini artinya akan ada perbedaan
dalam tingkat keintiman dalam hal sentuhan, bicara dan kepercayaan
dengan orang yang sama tergantung pada tingkat hubungannya.
Misalnya, anak bertemu dengan teman baru di sekolah. Awalnya
temannya itu orang asing, karena tidak kenal wajah dan tidak kenal
nama, tapi setelah berkenalan dan menjalin pertemanan berubah
menjadi teman.

47
Berikut beberapa contoh LK untuk peserta didik.

JENIS HUBUNGAN

Tentukan jenis hubungan apa yang ada di bawah ini. Kemudian masukkan ke LK
berbagai jenis hubungan.

Ani dan dr. Arif Ibu Lani dan Ipah

Ani bertemu dokter sebulan sekali Ibu Lani hidup sendirian dan
untuk mengecek penyakit membutuhkan bantuan untuk belanja,
epilepsinya. Dokter Adi selalu baik memasak dan membersihkan rumah.
pada Ani dan banyak bertanya pada Ipah dibayar untuk membantunya
Ani tentang kesehatan dan setiap minggu selama 10 jam dan
keadaannya. hubungan mereka sangat baik.

Riri dan Dina Pak Asep dan Gani

Sering bertemu dan pergi makan di Gani adalah anak pak Asep. Pak Asep
pujasera. Mereka memiliki banyak sangat menyayangi anaknya dan suka
kesamaan dan kesenangan dan selalu bermain bulutangkis dengan anaknya
terhubung melalui telepon. ketika akhir pekan.

Sandra dan Kiki


Faisal dan Pak Soni
Sandra dan Kiki bersaudara dan
Pak Soni adalah atasan Faisal. Mereka
mereka sangat akur dan
bekerja bersama tetapi mereka tidak
menghabiskan waktu bersama.
suka satu sama lain.
Mereka menyenangi belanja dan
berkebun bersama-sama.

48
BERBAGAI JENIS HUBUNGAN

TEMAN TEMAN DEKAT

SEKOLAH/KERJA KELUARGA

49
Tempel foto atau gambar orang-orang yang berada di bawah kategori ini.

Keluarga, adik kakak,


orang tua

Saya

Kemudian kita dapat melanjutkan menempel foto atau gambar pada orang-orang yang
berada di lingkaran hijau, kuning, oranye, dan merah.

D. Aktivitas Pembelajaran

Buatlah RPP untuk peserta didik belajar di rumah untuk KD 3.4 Mengidentifikasi
jenis/bentuk hubungan sosial yang terjadi di lingkungan sekitar, dan KD 4.4
Mempresentasikan jenis/bentuk hubungan sosial yang terjadi di lingkungan
sekitar. Sertakan pula nilai-nilai karakter yang terkandung ketika hubungan sosial
terjadi.

50
E. Rangkuman
Hubungan sosial dapat dideskripsikan sebagai relasi yang
melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih.
Hubungan sosial dapat terjadi secara langsung dengan
tatap muka atau dengan secara tidak langsung yaitu
menggunakan media, misalnya radio, surat, telepon,
televisi, dan lain-lain. Proses hubungan sosial tersebut
terjadi saat dua individu atau lebih yang saling melakukan
kontak dan komunikasi.

Kita dapat menjelaskan jenis hubungan sosial pada peserta


didik dengan menggunakan lingkaran hubungan.Lingkaran
hubungan ini membantu kita memahami berbagai
hubungan. Perilaku kita dalam sebuah hubungan
tergantung pada jenis hubungan.

Konsepnya menggunakan enam warna pelangi, yaitu ungu,


biru, hijau, kuning, oranye dan merah. Kode untuk warna
disamakan dengan lampu lalu lintas. Hijau berarti OK,
Kuning dan Oranye sedang 'Waspadalah' sementara
Merah menandakan bahaya - 'Bahaya Orang Asing'.

Pertama, lingkaran ungu disebut Lingkaran 'Saya’. Kedua,


lingkaran keluarga, (Lingkaran Biru). Ketiga, Lingkaran
teman atau Lingkaran Hijau. Keempat, Lingkaran Kuning
adalah untuk orang-orang dekat yang kita kenal dengan
wajah dan nama. Kelima, Lingkaran Oranye untuk orang-
orang yang hanya kita kenal secara langsung. Kita tidak
tahu nama mereka. Dan yang paling luar adalah Lingkaran
Merah dan ini untuk Orang asing yaitu orang-orang yang
tidak kita kenal sama sekali (kita tahu tidak tahu wajah atau
nama mereka).

51
F. Tes Formatif
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dari pertanyaan di bawah ini!

1. Berikut ini adalah alasan yang tepat mengapa kita harus mengajarkan tentang
perbedaan hubungan sosial kepada anak.
A. Agar anak dapat merasa nyaman dengan setiap orang yang berbeda yang
ada di lingkungan
B. Agar anak dapat berinteraksi dengan setiap orang yang berbeda dalam
setiap seting lingkungan yang berbeda pula
C. Agar anak dapat menjaga diri dari orang-orang yang tidak terlalu dekat
dengan anak atau orang asing
D. Agar keterampilan sosialisasi dan interaksi anak berkembang secara
optimal, sehingga mudah diterima oleh semua orang di berbagai lapisan
masyarakat
2. Berikut ini adalah alasan yang tepat mengapa kita harus mengajarkan tentang
perbedaan interaksi dalam hubungan sosial kepada anak.
A. Agar anak mengetahui bagaimana cara berinteraksi pada orang yang
berbeda di lingkungan yang berbeda.
B. Agar anak dapat berinteraksi dengan baik dengan semua orang
C. Agar anak meningkat keterampilan sosialnya, ia dapat berinteraksi dan
bersosialisasi denga siapa saja.
D. Agar anak meningkat keterampilan sosial dan komunikasinya, karena ia
berinteraksi dengan semua orang.
3. Apabila anak berada di lingkaran oranye, perillaku apa yang harus diajarkan?
A. Anak berjabat tangan dengan orang yang berada di lingkaran oranye.
B. Anak melambaikan tangan pada orang yang berada di lingkaran oranye.
C. Anak boleh memeluk orang yang berada di lingkaran oranye.
D. Anak memberi pelukan sahabat kepada orang yang berada di lingkaran
oranye.
4. Apabila anak berada di lingkaran kuning, oranye, dan merah, jenis pembicaraan
apa yang harus diajarkan?
A. Kita tidak boleh membagikan informasi pribadi dengan orang-orang yang
berada di lingkaran berwarna kuning, oranye dan merah.

52
B. Kita boleh membagikan informasi pribadi dengan orang-orang yang berada
di lingkaran berwarna kuning, oranye dan merah.
C. Kita boleh membagikan informasi pribadi dengan orang-orang yang di
lingkaran berwarna kuning dan oranye saja.
D. Kita tidak boleh membagikan informasi pribadi dengan orang-orang yang
berada di lingkaran berwarna merah.
5. Saya berjabat tangan dengan teman-teman orang tua saya. Saya menyapa
mereka dengan berjabat tangan, mengucapkan salam dan mengatakan "Halo,
Apa kabar?" Orang-orang tersebut berada di lingkaran...
A. Biru
B. Kuning
C. Oranye
D. Merah

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah jawaban evaluasi Anda dengan kunci jawaban yang ada di akhir
modul. Hitunglah jawaban yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Kegiatan Pembelajaran 2.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟


𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑔𝑎𝑠𝑎𝑛 = 𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙

Arti tingkat penguasaan:

90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda
dianggap menguasai kegiatan pembelajaran 2. Bagus! Jika tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80% maka Anda harus mengulangi
kegiatan pembelajaran 2, terutama bagian yang belum Anda pahami.

53
PENUTUP

Pendidikan STEM merupakan gerakan global dalam praksis pendidikan yang


mengembangkan kualitas SDM yang sesuai dengan tututan keterampilan Abad
ke-21. Pembelajaran sains berbasis pendidikan STEM kompatibel dengan
sistem kurikulum yang berlaku di Indonesia masa kini. Kompleksitas kehidupan
dan persaingan di Abad ke-21melahirkan tantangan bagi dunia pendidikan dalam
Abad tersebut. Dunia pendidikan global merespon tantangan Abad ke-21 dengan
menjadikan keterampilan Abad ke-21 (21st Century Skills) sebagai tujuan global
pendidikan. Greenstein (2012) menyatakan bahwa keterampilan Abad 21 terdiri
atas tiga komponen besar, yakni Thinking, Acting, dan Living in the World
(Greenstein, 2012:19-33). Komponen thinking meliputi berpikir kritis,
memecahkan masalah (problem solving), mengkreasi (mencipta), dan
metakognisi. Komponen acting meliputi komunikasi, kolaborasi, literasi digital,
literasi teknologi, fleksibilitas dan adaptabilitas, inisiatif dan mengarahkan sendiri.
Komponen living in the world meliputi tanggungjawab sosial, pemahaman global,
kepemimpinan, dan kesiapan karir. Pembelajaran Abad ke-21 bercirikan
pembelajaran yang berorientasi pada penumbuhan keterampilan-keterampilan
berpikir, bertindak, dan hidup di dunia sebagaimana dinyatakan sebagai
keterampilan Abad ke-21. Berbagai reformasi dan inovasi dilakukan sejumlah
negara maju untuk mewujudkan pendidikan yang berorientasi keterampilan Abad
ke-21, antara lain pendidikan STEM (STEM Education).

Modul yang dibahas pada Pembelajaran Sains dan IPS ini merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari rangkaian modul pada Diklat Pengembangan
Kompetensi Akademik Bagi Guru SLB. Perluasan wawasan dan pengetahuan
peserta berkenaan dengan substansi materi ini penting dilakukan, baik melalui
kajian buku, jurnal, maupun penerbitan hasil penelitian-penelitian lain yang
relevan. Di samping itu, penggunaan sarana perpustakaan, media internet, serta
sumber belajar lainnya merupakan wahana yang efektif bagi upaya perluasan
tersebut.

54
Keberhasilan dari kajian teori modul ini bukan diukur dari hasil tes formatif, tetapi
yang lebih hakiki adalah mengimplementasikannya. Keberhasilan peserta dalam
mempelajari modul ini tergantung pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen
peserta dalam mempelajari dan mempraktikan materi yang disajikan. Modul ini
hanyalah merupakan salah satu bentuk stimulasi bagi peserta untuk mempelajari
lebih lanjut substansi materi yang disajikan serta penguasaan kompetensi
lainnya.

Pada akhirnya, mudah-mudahan modul ini dapat menjadi tambahan wawasan


dalam mengajarkan IPA dan IPS kepada peserta didik dalam pembelajaran jarak
jauh.

55
KUNCI JAWABAN

A. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 1

Jawaban soal nomor 1

Berdasarkan fungsinya penilaian dikenali melalui 3 fungsi, yaitu:

a. Assessment of learning adalah penilaian terhadap apa yang telah dicapai peserta
didik, pada dasarnya adalah penilaian sumatif yang dilakukan pada akhir periode
pembelajaran, misalnya di akhir semester, atau akhir tahun pelajaran.

b. Assessment for learning adalah penilaian untuk mengidentifikasi kesulitan yang


mungkin dihadapi peserta dan menemukan cara atau strategi untuk membantu peserta
didik sehingga lebih mudah memahami dan membuat pembelajaran menjadi efektif.
Assessment for learning menyatu pada proses pembelajaran dan fokus pada umpan
balik bagi pembelajaran

c. Assessment as learning merupakan penilaian yang menekankan pada keterlibatan


peserta didik untuk secara aktif berpikir mengenai proses belajar dan hasil belajarnya
sehingga berkembang menjadi pembelajar yang mandiri (independent learner).

Jawaban soal nomor 2

Manfaat penilaian bagi guru, ketika penilaian dilakukan pada saat pembelajaran
maka penilaian tersebut akan dijadika sebagai feed back untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran. Bagi sekolah tentu merupaka informasi penting dalam
meningkatkan kualitas layanan pendidikan. Khususnya dalam melayani
pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang belajar dari rumah.
Ketika pandemi ini datang tiba-tiba, tidak ada persiapan sama sekali, maka
penilaian pembelajaran mempunyai peranan penting dalam memperbaiki kualitas
layanan.

51
Jawaban soal nomor 3

Pembelajaran dari rumah, dilakukan dengan beberapa asumsi, antara lain


pembelajaran membutuhkan batuan pengawasan dari orang tua, materi ajar tidak
secara langsung berkaitan dengan aspek-aspek akademik, arah pembelajaran
lebih ke penanaman karakter. Oleh karena itu, penilaian yang dilakukan harus
dapat dilakukan dengan bantuan orang tua, karena materi yang disampaikan lebih
mengarah kepada pembentukkan karakter (sikap) maka bentuk penilaian dapoat
berupa lembar pengamatan dengan skala sikap.

B. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 2

1. C
2. A
3. B
4. A
5. B

52
DAFTAR BACAAN

Kegiatan Pembelajaran 1

Arifin. (2012) Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung :


Remaja Rosdakarya.
Kemdikbud, (2016), Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD), Edisi Revisi,
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta.
Kemdikbud, (2017), Peraturan Dirjen Dikdasmen nomor 10 Tahun 2017 tentang
Kurikulim Pendidikan Khusus dan Program Kebutuhan Khusus.
Kemdikbud, (2020), Surat Edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disiase (Covid-19)
Kemdikbud, (2020), Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementrian
Penidikan dan Kebudayaan nomor 15 Tahun 2020, tentang
Pedoman Pelaksanaan Belajar Dari Rumah Selama Darurat
Bencana Covid-19.
Kemdikbud, (2016), Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
untuk SMA, Edisi November 2016, Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Jakarta.
Martaningsih, S.T., dkk. (2015) IbM Active Learning Guru SD dan Pelatihan
Penilaian Autentik. Modul Pelatihan. Prodi PGSD FKIP
Universitas Ahmad Dahlan. Bantul
Sudji Munadi, dkk. (2014). Proseding Seminar Nasional dalam Rangka Dies
Natalies ke 50 UNY. Yogyakarta: LPPM Universitas Negeri
Yogyakarta.

53
Kegiatan Pembelajaran 2

Family Health Development Division, Public Health Department, Ministry of Health


Malaysia. 2009. “LIVE LIFE, STAY SAFE” Reproductive Health for Children
and Adolescents with Disabilities.
Handajani, Sri. 2020. Life Skills bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Bahan ajar
Pendidikan Seksualitas bagi Anak Berkebutuhan Khusus. PPPPTK TK dan
PLB. Bandung.
Harini, Nita. 2020. Materi Utama Pendidikan Seksualitas bagi Anak Berkebutuhan
Khusus. PPPPTK TK dan PLB. Bandung.
Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor:
10/D/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti – Kompetensi
Dasar, dan Pedoman Implementasi Kurikulum 2012 Pendidikan Khusus.
https://www.autismag.org/membership/wp-
content/uploads/2016/12/TipsheetCircles1IntimRelation.pdf
https://pendidikan.co.id/pengertian-hubungan-sosial/
http://sosiologis.com/hubungan-sosial

54
PPPPTK TK dan PLB
dan Komitmen Peningkatan Kompetensi GTK TK dan PLB

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman


Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB) merupakan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sesuai dengan visi yang
diusung yaitu Mewujudkan Indonesia
Maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis,
kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global, PPPPTK TK dan PLB
bertugas untuk meningkatkan kompetensi GTK Bidang TK dan PLB. Berbagai program
telah dirancang dan dilaksanakan berkenaan dengan amanat tugas tersebut, baik dalam
bentuk pelatihan, workshop, seminar, maupun kajian pengembangan.

Dimasa Pandemi Covid-19 ini, PPPPTK TK dan PLB tetap


berkomitmen untuk memberikan layanan peningkatan
kompetensi guru dan tenaga kependidikan melalui
program-program pelatihan berbasis jaringan (Daring)
yang dapat diikuti oleh Guru dan Tenaga Kependidikan
bidang TK dan PLB. Sementara itu, untuk kegiatan
seminar, IG live dan FB live, yang juga disiarkan langsung
m elalui kanal Youtube, program yang diusajikan tidak
saja diikuti GTK TK dan PLB, tetapi juga dapat diikuti GTK
lainnya, termasuk praktisi dan orang tua peserta didik
yang relevan dengan pelayanan pendidikan anak usia dini dan pendidikan luar biasa.
Modul yang disusun ini merupakan salah satu bahan ajar Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Berbasis Kebutuhan dan Permasalahan Peserta Didik.

PPPPTK TK dan PLB yang berlokasi di Jl. Dr. Cipto No 9


Bandung, saat ini dipimpin oleh Drs. Abu Khaer, M.Pd., yang
lahir di Kabupaten Batang, Jawa Tengah pada tanggl 13 April
1966. Pengalaman kerja sebagai ASN dilalui di Balai
Pengembangan Media Televisi (26 tahun) dan Balai
Pengembangan Multimedia (satu tahun) keduanya adalah
UPT Pustekkom, sekarang Pusdatin. Pada saat bertugas di
dua balai pengembangan media tersebut banyak
mengembangkan bahan ajar berbasis TIK untuk sasaran
PAUD dan PLB. Drs. Abu Khaer, M.Pd menyelesaikan magister
pendidikannya dalam bidang Teknologi Pembelajaran dari Universitas Negeri Malang.

55
56

Anda mungkin juga menyukai