Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGARUH PEDAGANG KAKI TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI

DAERAH LAMBARO

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Srinita, S.E., M.Si.

DISUSUN OLEH :

WILDA SALSABILA

2101101010050

EKONOMI PEMBANGUNAN

PROGRAM STUDI S-1 EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2021/2022
Kata Pengantar

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
cipataan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah
Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama
yang sempunya.

Saya disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah
yang saya beri judul Pedagang Kaki Lima (PKL).Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang perkembangan ekonomi di daerah masing-masing bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan segala kekurangan
dalam makalah ini saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Srinita, S.E., M.Si selaku Dosen
Pembimbing dalam mata kuliah Pengantar Mikro Ekonomi , sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Banda Aceh, September 2021

Penulis
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………................3

BAB I …………………………………………………………………..........................4

PENDAHULUAN    5

A. Latar Belakang…………………………………………………………..........   4
B. Rumusan Masalah….....………………………………………………….......    5
C. Tujuan masalah ……………………………………………………................   5

BAB II   …………………………………………………………………...................... 6

KERANGKA TEORITIS............ ……………………………………………...............6

Difinisi Pedagang Kaki Lima……………………………………………..........6

BAB III   …………………………………………………………………....................  10

PEMBAHASAN   ………………………...…………………………….......................  10

1. Pengertian Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.………………............……..........10

2. Pengukuran Pertumbuhan ekonomi….....………….…………............……….... 12

3. Pertumbuhan ekonomi daerah..............….....………………………...……...….. 12

4.keberadaan pedagang kaki lima berpengaruh terhadap perekonomian daerah........12

BAB IV…………………………………………………....……...................................14

PENUTUP…………………………………………………....……............................... 14

A.    KESIMPULAN   ………………………………………………………………  14
SARAN   …………………………………………………....……............................  14

DAFTAR PUSTAKA   ……………………..…………............................................  15
BAB I

PENDAHULUAAN

A. LATAR BELAKANG

Kota menjadi pusat pembangunan sektor formal, maka kota


dipandang lebih menjanjikan bagi masyarakat desa. Kota bagaikan
mempunyai Kekuatan magis yang mampu Menyedot warga desa,
sehingga terjadi perpindahan penduduk Dari desa ke kota. Kondisi
tersebut di atas dikenal dengan teori faktor pendorong dan faktor
penarik dalam urbanisasi. Akan tetapi kota tidak seperti apa yang
diharapkan kaum migran.

Tenaga kerja yang banyak tidak bisa sepenuhnya ditampung


sektor formal. Lapangan kerja formal Yang tersedia mensyaratkan
Kemampuan dan latar belakang Pendidikan tertentu yang sifatnya
Formal, sehingga tenaga kerja yang tidak tertampung dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya memilih sektor informal.
Fakta yang dapat dilihat adalah adanya ketidakmampuan sektor
formal dalam menampung tenaga kerja, serta adanya sektor
informal yang bertindak sebagai pengaman antara pengangguran
dan keterbatasan peluang kerja sehingga dapat dikatakan adanya
sektor informal dapat meredam kemungkinan keresahan sosial
sebagai akibat langkanya peluang kerja.

Kehadiran pedagang kaki lima sering dikaitkan dengan


dampak negatif bagi lingkungan perkotaan, dengan munculnya
kesan buruk, kotor, kumuh dan tidak tertib. Hal ini ditunjukkan
oleh penempatan sarana perdagangan yang tidak teratur dan tertata
serta sering menempati tempat yang menjadi tempat umum. Akan
tetapi adanya kebutuhan terhadap pedagang kaki lima oleh
masyarakat menjadikan keberadaan para pedagang kaki lima pun
semakin banyak.

B. RUMUSAN MASALAH

Apakah perkembangan pedagang kaki lima berpengaruh terhadap


perekonomian daerah?
Apakah ada kemajuan di daerah Lambaro baru ketika Pedagang
kaki Lima pesat?
C. TUJUAN MASALAH
-Mengetahui perkembangan ekonomi daerah Lambaro
-Mengetahui pengaruh warkop dan café terhadap perkembangan
ekonomi daerah
BAB II

KERANGKA TEORITIS

DEFINISI PEDAGANG KAKI LIMA


Pedagang adalah mereka yang melakukan perbuatan perniagaan
(perdagangan) sebagai pekerjaannya sehari-hari. Pedagang kaki lima
Merupakan pedagang atau orang yang melakukan kegiatan atau usaha kecil
Tanpa didasari atas ijin dan menempati pinggiran jalan (trotoar) untuk
Menggelar dagangan. Menurut Evens dan Korff2, “definisi pedagang kaki
Lima adalah bagian dan sektor informal kota yang yang mengebangkan
Aktivitas produksi barang dan jasa di luar kontrol pemerintah dan tidak
Terdaftar”.Banyak penjelasan yang dapat ditemui jika membahas mengenai
PKL.

Keberadaan PKL disini sangat menarik untuk dibahas satu persatu,


Misalnya mengenai dampak atas keberadaan PKL maupun mengenai cara
Pemerintah untuk menata PKL tersebut. Sekilas PKL hanyalah pedagang
Biasa yang menggelar dagangannya dipinggiran jalan, akan tetapi
Keberadaannya sangat mengganggu kenyamanan pengguna fasilitas umum
Dan juga mengganggu ketertiban kota. Seperti penjelasan tentang PKL
Diatas, dalam hal ini jika kita membuka Kamus Umum Bahasa Indonesia
Yang disusun oleh WJS Poerwadarminta (1976) makna istilah kaki lima
itubMempunya arti: “lantai (tangga) di muka pintu atau di tepi jalan”dan
lantai Diberi beratap sebagai penghubung rumah dengan rumah”.Pengertian
tersebut lebih mirip dengan trotoar yang luasnya lima kaki Atau 1,5 meter
yang dibuat masa penjajahan (Belanda dan Inggris). Namun Pengertian yang
dimaksudkan kamus itu juga bisa diartikan emperan toko. Karenanya, selain
trotoar, PKL juga berjualan diemperan toko.

Tingginya tingkat pengangguran perkotaan menumbuhkan


sektor informal. Pedagang kaki lima merupakan salah satu sektor
informal menjadi alternatif bagi mereka yang tidak mendapatkan
pekerjaan disebabkan mudahnya untuk masuk dan keluar di sektor
informal relatif mudah karena tidak ada aturan secara khusus yang
mensyaratkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kontribusi pedagang kaki lima terhadap multiplier
output,pendapatan, penyerapan tenaga kerja dan forward-backward
linkage terhadap perekonomian.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Pedagang Kaki Lima (PKL) terhadap


perekonomian daerah
1. PENGERTIAN PEDAGANG KAKI LIMA.
Kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah
Pedagang Kaki Lima (PKL), yaitu kumpulan pedagang
yang berjualan di trotoar jalan. Istilah ini digunakan untuk
menyebut para penjaja yang melakukan kegiatan jual beli
di daerah milik jalan yang diperuntukkan untuk para
pejalan kaki.
Para pedagang jenis ini biasanya tersebar di berbagai kota
di seluruh penjuru negeri ini, dan menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari mobilitas masyarakat. Terutama
a. Dampak pedagang kaki lima terhadap
perekonomian
Pedagang kaki lima dari sisi ekonomi memiliki dampak
positif yang meliputi, (1) Peningkatan jumlah barang dan
jasa Yang menyebabkan semakin Meningkatnya
pendapatan daerah, (2) Pedagang kaki lima dapat
menyerap Tenaga kerja khususnya tenaga kerja yang Tidak
memiliki ketrampilan dan keahlian, (3)Peningkatan
pendapatan masyarakat Dan (4) berpengaruh terhadap
Perkembangan industri hilir dan hulu.Tujuan dari
penelitian ini adalah Untuk mengetahui dampak pedagang
kaki Lima terhadap perekonomian Kota Lambaro, Yang
meliput lain juga mengatakan bahwa Istilah kaki lima
berasal dari zaman Rafles, Gubernur Jenderal
pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu kata "five feet" yang
berarti jalur pejalan kaki di pinggir jalan selebar 5 (lima)
kaki. Ruang yang digunakan untuk kegiatan berjualan
pedagang kecil sehingga disebut dengan pedagang kaki
lima.
PKL didefinisikan sebagai berikut:
“Pedagang Kaki Lima, yang selanjutnya disingkat PKL,
adalah pelaku usaha yang melakukan usaha Pedagangan
dengan menggunaka sarana usaha bergerak maupun tidak
bergerak, menggunakan prasarana kota, fasilitas sosial,
fasilitas umum, lahan dan bangunan milik pemerintah
dan/atau swasta yang bersifat sementara/tidak meneta"

2. KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA

Rata-rata pedagang kaki lima menggunakan atau


perlengkapan yang mudah dibongkar-pasang atau
dipindahkan, dan sering kali menggunakan lahan fasilitas
umum sebagai tempat usahanya. Beberapa karakteristik
khas pedagang kaki lima yang perlu dikenali adalah
sebagai berikut:

a. Pola persebaran pedagang kaki lima umumnya


mendekati pusat keramaian dan tanpa izin menduduki
zona-zona yang semestinya menjadi milik publik
(depriving public space).
b. Para pedagang kaki lima umumnya memiliki daya
sesistensi sosial yang sangat lentur terhadap berbagai
tekanan dan kegiatan penertiban. C. Sebagai sebuah
kegiatan usaha pedagang kaki lima umumnya
memiliki mekanisme involutiv penyerapan tenaga
kerja yang sangat longgar.

c. Sebagian besar pedagang kaki lima adalah kau


migran, dan proses adaptasi serta eksistensi mereka
didukung oleh bentuk-bentuk hubungan patronase
yang didasarkan pada ikatan faktor kesamaan daerah
asal (locality sentiment)

d. Para pedagang kaki lima rata-rata tidak memiliki


keterampilan dan keahlian alternatif untuk
mengembangkan kegiatan usaha baru luar sektor
informal kota.

e. Menurut Bromley diantara berbagai usaha sektor


informal usaha pedagang kaki lima, tampaknya
merupakan jenis pekerjaan yang penting dan relatif
khas dalam sektor informal kota. Kekhususan tersebut
dikarenakan usaha ini relatif paling mudah dimasuki
serta berhadapan langsung dengan kebijaksaan
perkotaan. Pengelompokan pedagang kaki lima
(biasanya disekitar bangunan pasar yang permanen)
secara sosiologis

3. PERAN PEDAGANG KAKI LIMA


Peran Sektor Informal pedagang kaki lima dimaksud
mendudukkan peran pada posisi konseptual yang mapan
atau dengan kata lain sebagai sebuah entitas akademik,
dimana dalam dimensi dan waktu bekerja atasnya,
sedangkan apa dan bagaimananya entitas tersebut bergeser
atau 14 berubah merupakan kajian perubahan.¹4 Krech
mengartikan peran sebagai pola kebutuhan, tujuan,
keyakinan, kepercayaan, perasaan, sikap, nilai dan tingka
laku yang oleh anggota masyarakat diharapkan menjadi
ciri dan sifat individu yang menduduki posisi tertentu ¹5.

Sedangkan menurut Susanto konsep peran


mengandung tiga pengertian yaitu: peran adalah meliputi
norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
kedudukan seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti
ini merupakan rangkaian peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan masyarakat, peran adalah suatu
konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat sebagai organisasi dan peran juga dapat
dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial. 16

Berdasarkan beberapa pengertian peran tersebut


dapat dikatakan bahwa konsep peran pedagang kaki lima
adalah suatu keadaan yang dikaitkan dengan status
sekaligus pilihan-pilihan yang mungkin diambil pedagang
kaki lima perkotaan. Termasuk apa yang dapat dilakukan
dan tidak dapat dilakukan atau dengan kata lain perilaku
pedagang kaki lima sebagai individu yang otonom
sekaligus bagian dari masyarakat perkotaan modern.

BAB III

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PERTUMBUHAN EKONOMI


Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan pada
kemampuan menurut suatu perekonomian pada menghasilkan
barang & jasa. Dengan istilah lain, pertumbuhan ekonomi lebih
memilih dalam perubahan yg bersifat kuantitatif & umumnya
diukur menggunakan memakai data produk domestik bruto atau
pendapatan hasil perkapita.
pertumbuhan ekonomi jua didefinisikan menjadi
peningkatan kemampuan menurut suatu perekonomian pada
menghasilkan barang-barang & jasa. Pertumbuhan ekonomi galat
satu indikator yg sangat krusial pada melakukan analisi mengenai
pembangunan ekonomi yg terjadi dalam suatu negara.

a. Ciri-Ciri Pertumbuhan Ekonomi


Prof. Simon Kuznets berpendapat bahwa terdapat enam
karakteristik pertumbuhan ekonomi modern yang terlahir dalam
analisa berdasarkan produk nasional dan komponennya, penduduk,
tenaga kerja, dll.
Ke enam ciri-ciri tersebut adalah adanya laju pertumbuhan
penduduk dan produk perkapita yang sangat cepat, perkembangan
produktivitas masyarakat, pertumbuhan tingkat struktural yang
melesat, tingkat urbanisasi yang tinggi, adanya ekspansi pada
negara maju, terjadi arus barang, modal dan manusia di berbagai
negara.

c. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi


1. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia atau yang biasa disingkat menjadi
SDM adalah suatu indikator perkembangan ekonomi pada suatu
bangsa. Faktor SDM mampu mempercepat dan bahkan mampu
memperlambat proses pertumbuhan ekonomi. Contohnya adalah
saat suatu negara mempunyai jumlah pengangguran yang
meningkat terhadap penduduknya, maka negara tersebut pun
dinilai mengalami kemunduran.

2. Sumber Daya Alam


Seperti yang sudah kita ketahui bahwa negara kita adalah
negara yang kaya akan sumber daya alam. Meskipun begitu,
kekayaan SDA yang kita miliki tidak diiringi dengan kualitas
peningkatan SDM yang baik dalam mengelolanya. Hasilnya,
negara kita menjadi sering melakukan ekspor barang mentah dan
mengimpornya kembali dengan barang yang sudah jadi dengan
harga yang lebih mahal.

3. Kemajuan IPTEK
Suatu negara akan dinilai maju dalam hal ekonomi jika
mengalami peningkatan terkait pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologinya. Hal yang sama berlaku untuk perusahaan yang
mengutamakan teknologi untuk melahirkan barang atau jasa yang
lebih efisien.
Adanya pemanfaatan teknologi yang sudah maju dinilai bahwa
perusahaan tersebut bisa melahirkan produk yang lebih cepat serta
efisien. Contohnya saja teknologi dalam hal peralatan produksi,
jika digunakan secara tepat, maka akan membantu mengurangi
penyerapan tenaga kerja sehingga anggaran tenaga kerja bisa
dipangkas dan digunakan untuk keperluan lain.

4. Tingkat Inflasi
Salah satu gejala yang mampu memberikan dampak pada
pertumbuhan ekonomi adalah inflasi. Inflasi adalah suatu kondisi
laju peredaran mata uang yang tidak terkendali.
Terjadinya peningkatan harga sangat berdampak pada
produktivitas bahan baku karena membuat peningkatan biaya
operasional perusahaan dalam hal memasok bahan mentah. Selain
itu, inflasi juga akan berdampak pada gaji karyawan.

5. Tingkat Suku Bunga


Tingkat suku bunga yang ada pada suatu negara juga mampu
mempengaruhi pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan tersebut
cenderung akan membuat tingkat suku bunga meningkat karena
adanya peningkatan pendapatan yang terjadi di masyarakat.
Suku bunga yang tinggi akan berpengaruh buruk pada suatu
perusahaan yang biasanya digunakan untuk modal pinjaman dalam
meningkatkan kualitas perusahaan.

2. PENGUKURAN PERTUMBUHAN EKONOMI


Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi akan dinilai
menggunakan perbandingan pada komponen yang mampu
mewakili keadaan ekonomi suatu negara terhadap periode atau
tahun sebelumnya. Terdapat dua komponen yang bisa
dimanfaatkan untuk menilai atau mengukur pertumbuhan ekonomi
pada suatu negara, yaitu:
1. Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
Produk Nasional Bruto yang sering disingkat menjadi PNB
atau dalam bahasa Inggris nya adalah Gross National
Product yang disingkat GNP, adalah pendapatan yang diperoleh
negara dalam kurun waktu tertentu berdasarkan pendapatan yang
diperoleh oleh masyarakatnya.
Cara menghitung pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan
PNB adalah dengan melakukan perbandingan PNB pada periode
berlangsung de. ngan periode sebelumnya.
2. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Cara perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross
Domestic Product (GDP) tentu berbeda dengan PNB. Jika PNB
menghitung berdasarkan penghasilan yang diperoleh oleh
masyarakat dimanapun mereka berada, maka perhitungan PDB
diukur dari pendapatan negara berdasarkan teritorialnya.
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan
PDB sama seperti PNB, yang mana membandingkan PDB pada
periode berlangsung dengan periode sebelumnya.

3. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH


 Pengertian pertumbuhan ekonomi daerah
    Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan
pendapatan masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu
kenaikan seluruh nilai tambah yang terjadi di wilayah tersebut.
Pertambahan pendapatan itu diukur dalam nilai rill, artinya diukur
dalam harga konstan.
    Pertumbuhan ekonomi suatu daerah diukur dengan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) dan laju pertumbuhannya atas
dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
memerlukan modal yang relatif besar yang akan digunakan untuk
memperkuat infrastruktur, baik fisik maupun sosial.

4. KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA


BERPENGARUH TERHADAP PEREKONOMIAN
DAERAH

1. Dampak Positif
Pada umumnya barang-barang yang diusahakan PKL memiliki
harga yang relatif terjangkau oleh pembelinya, dimana pembeli
utamanya adalah masyarakat menengah kebawah yang memiliki
daya beli yang rendah. Keberadaan PKL bisa menjadi potensi
pariwisata yang cukup menjanjikan, sehingga keberadaan PKL
banyak menjamur di sudut-sudut kota. Dampak positif lainnya
terlihat pula dari segi sosial dan ekonomi, karena sektor informal
memiliki karakteristik efesien dan ekonomis. Hal tersebut

Menurut Sethurahman selaku Koordinator penelitian sektor


Informal yang dilakukan ILO Di 8 negara berkembang, Karena
kemampuan Menciptakan surplus bagi Investasi dan dapat
membantu Meningkatkan pertumbuhan Ekonomi. Hal ini
dikarenakan Usaha-usaha sektor informal Bersifat subsisten dan
modal Yang digunakan kebanyakan Berasal dari usaha
sendiri.Modal ini sama sekali tidak Menghabiskan sumber daya
ekonomi yang besar.
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui dampak
PKL terhadap perekonomian Kota Lambaro,
diantaranya:
1. Kontribusi PKL terhadap koefisien produksi di
Kota Lambaro.
2. Kontribusi PKL terhadap koefisien pendapatan di
Kota Lambaro.
3. Kontribusi PKL terhadap penyerapan eksponensial
pekerja di Kota Lambaro.
. Hubungan pedagang asongan
dengan industri hilir dan hulu kota Lambaro

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ningrum


(2015) menunjukkan bahwa sektor informal di Indonesia
memegang peranan yang sangatpenting dalam perekonomian
, terutama dalam hal ketenagakerjaan. Menjadi wilayah yang
keberadaan tidak dapat disangkal dalam perekonomian
perkotaan, sektor informal tidak hanya menjadi fenomena yang
menarik bila ditelusuri dengan pendekatan sektoral , tetapi
sektor informal juga memiliki masalah dan potensi tersendiri.
Sebagai sektor dengan akses yang sangat bebas untuk
semua, sektor informal menjadi katup pengaman sosial suatu
negara (Prasetya, 2016). Artinya, jika sektor ini dikelola
dengan baik, masalah sosialdapat diminimalisir , terutama di
perkotaan. Kemampuan menarik tenaga kerja dengan tingkat
lembur dan membantu menyelamatkan perekonomian negara ,
sedangkan tidak sama dengan dengan perlakuan adil dari
pemerintah

BAB IV

PENUTUP

Simpulan
Keberadaan pedagang kaki lima perkotaan tidak dapat dipandang sebagai sektor
yang marginal, pedagang kaki lima memberikan kontribusi positif terhadap
perekonomian perkotaan, dari hasil penelitian dapat disimpulkan :1.
Keberadaan kaki lima di setiap sektor memberikan kontribusi atau pengaruh
positif bagi total output perekonomian Kota Lambaro. Perubahan terbesar
terjadi pada sektor industri pengolahan, yaitu sebesar 6,162 Sedangkan
kontribusi terendah pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan
dan komunikasi sebesar 0,854.2. Pedangan kaki lima pada setiap sektor
ekonomi memiliki pengaruh dan kontribusi yang positif terhadap pendapatan
rumah tangga. Perubahan terbesar setelah mengeinternalisasikan pedagang kaki
lima terjadi pada sektor listrik, gas, air bersih dan bangunan, yaitu sebesar
7,838. Kontribusi terendah diberikan oleh pedagang kaki lima pada sektor
perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi sebesar
0,715.3. Keberadaan pedagang kaki lima di setiap sektor memberikan
kontribusi Atau pengaruh positif bagi total penyerapan tenaga kerja Kota

Saran
1. Penataan dan pendataan pedagang kaki lima di Kota Lambaro perlu
dilakukan secara periodik agar dapat diketahui potensi ekonomi, tidak
mengganggu landscap dan peruntukan fasilitas umum kota.

2. Perlunya pembentukan assosiasi pedagang kaki lima agar dapat lebih mudah
dalam pengawasan dan upaya peningkatan kualitas.

Daftar Pustaka
Pertumbuhan ekonomi
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pedagang_kaki_lima

Dampak pedagang kaki lima terhadap perekonomian daerah


https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpd/article/view/27790

Teoritis
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpd/article/view/27790

Anda mungkin juga menyukai