Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

RINGKASAN MATERI FALSAFAH KEPERAWATAN


MENURUT PARA AHLI
Diajikan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan

Dosen Pengampu : Miftahul Falah, MSN

Disusun oleh :
-Aulia Rahman -Nela Aprilia
-Sita Daniyah -Alsa Daiva Azhara
-Windiyani -Tiara Oktaviani
-Vina Mardiana -Nenti Sugiartini
-Nurbani Sya'adah -Nabila Meisyenur
-Teni Ameliani -Rinda Nuraisyah
-Dede Kurniasih -Wilfa Silmi
-Naila Rizka Apipah -Putri Salsa
-Nabila Bintang Rahmadanti -Dhea Nurdiansyah
-Herni Devi -Miftah Fauzi
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
Jl. Tamansari No.KM 2,5, Mulyasari, Kec. Tamansari, Tasikmalaya, Jawa Barat 46196

TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tasikmalaya, Oktober 2021

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR...................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Falsafah Keperawatan............................................................. 3
B. Paradigma Keperawatan……………………………………. 6
C. Falsafah Keperawatan Menurut Para Ahli ………………… 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................... 16
B. Saran...................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap
profesi yang kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan
dalam hal finansial. Oleh karena itu keperawatan harus berusaha keras untuk
menunjukkan pada dunia luar, di luar dunia keperawatan bahwa keperawatan
juga bisa sejajar dengan profesi – profesi lain. Tugas ini akan terasa berat bila
perawat-perawat Indonesia tidak menyadari bahwa eksistensi keperawatan
hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras perawat itu sendiri untuk
menunjukkan profesionalismenya dalam memberikan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan keperawatan baik kepada individu, keluarga maupun
masyarakat.
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan  suatu
bentuk  pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya  ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
mengingat ilmu keperawatan  merupakan ilmu terapan yang selalu berubah
mengikuti perkembangan zaman.Demikian juga dengan pelayanan keperawatan
di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
serta teknologi bidang  kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan
asuhan keperawatan di sebagian besar  rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.
Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang
profesi keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang
sifatnya membantu orang sakit atas instruksi – instruksi dokter bahkan
dikalangan praktisi perawat pun kadang – kadang masih memiliki pandangan
yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa
pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih bersifat vocasional belum
sepenuhnya beralih ke pelayanan yang profesional.
Untuk itulah falsafah dalam keperawatan sangat membantu masyarakat
secara umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan
berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek
pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi
profesi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan falsafah keperawatan ?
2. Falsafah keperawatan menurut para ahli ?

C. Tujuan Rumusan Masalah


1. Memahami pengertian falsafah keperawatan
2. Mengetahui pandangan para ahli tentang falsafah keperawatan

BAB II

PEMBAHASAN
A. Falsafah Keperawatan
1. Pengertian Falsafah Keperawatan

2
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman
untuk mencapai suatu tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup. Falsafah
menjadi ciri utama pada suatu komunitas baik komunitas berskala besar
maupun berskala kecil, salah satunya adalah komunitas profesi keperawatan.
Falsafah keperawatan adalah kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai
keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan,
baik kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Keyakinan
terhadap nilai keperawatan harus menjadi pegangan setiap perawat, termasuk
Anda sekarang ini. Sebagai seorang perawat wajib bagi Anda untuk
memegang dan menanamkan nilai-nilai keperawatan dalam diri Anda ketika
bergaul dengan masyarakat atau pada saat Anda memberikan pelanyanan
keperawatan pada pasien. Falsafah keperawatan bukan suatu hal yang harus
dihafal, melainkan sebuah artibut atau nilai yang melekat pada diri perawat.
Dengan kata lain, falsafah keperawatan merupakan “jiwa” dari setiap
perawat. Oleh karena itu, falsafah keperawatan harus menjadi pedoman bagi
perawat dalam menjalankan pekerjaannya. Sebagai seorang perawat tentunya
dalam menjalankan profesi keperawatan Anda harus senantiasa menggunakan
nilai-nilai keperawatan dalam melayani pasien.
Pada aspek lain bahwa falsafah keperawatan dapat digunakan untuk
mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas. Dalam
falsafah keperawatan pasien di pandang sebagai mahluk holistic, yang harus
dipenuhi segala kebutuhannya, baik kebutuhan biologis, psikolois, sosial dan
spiritual yang diberikan secara komprehensif. Pelayanan keperawatan
senantiasa memperhatikan aspek kemanusiaan setiap pasien berhak
mendapatkan perawatan tanpa ada perbedaan. Pelayanan keperawatan
merupakan bagian integral dari system pelayanan kesperawatan menjadikan
pasien sebagai mitra yang aktif, dalam keadaan sehat dan sakit terutama
berfokus kepada respons mereka terhadap situasi.
2. Pengertian Keperawatan
Keperawatan adalah pelayanan esensial yang di berikan oleh
perawat terhadap individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat yang
mempunyai masalah kesehatan pelayanan yang di berikan adalah upaya
untuk mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin  sesuai dengan
potensi yang di miliki dalam menjalankan kegiatan di bidang
promotif,proventif,kuratif,dan rehabilitatif dengan menggunakan proses
keperawatan sebagai metode ilmiah keperawatan pelayanan asuhan
keperawatan yang di lakukan oleh tenaga keperawatan bekerjasama dengan
team kesehatan lainnya dalam rangka mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. Dilaksanakan dalam rangka memenuhui kebutuhan kesehatan dan
keperawatan upaya dapat melaksanakan praktek keperawatan haruslah di
dasarkan atas sintesis dalam penerapan dari berbagai pengetahuan tentang

3
fisiologi,psikologi,sosial budaya,perkembangan,spiritual,serta pengetahuan
penunjang lainnya yang berkaitan.
3. Keyakinan yang harus dimiliki perawat
a) Manusia adalah individu yang unik holistik
b) Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
c) Kolaborasi dengan tim kesehatan dan pasien/keluarga.
d) Proses keperawatan
e) Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat
f) Pendidikan keperawatan harus dilaksanakan terus-menerus
4. Peran dan fungsi perawat
 Peran
a) Peran sebagai pemberi Asuhan Keperawatan.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat
dengan memeprhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawatan agar bias direncakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat
sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat
dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini
dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks
b) Peran Sebagai Advokat ( Pembela)
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
meninterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasiennya, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak
atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.
c) Peran Sebagai Edukator
Meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan dan kemampuan klien
mengatasi kesehatannya.
d) Peran Sebagai Konsultan
Peran disini adalah tempat komsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang di berikan.
e) Peran Sebagai Pembehar
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
 Fungsi
a) Fungsi Independen

4
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan
keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis
(pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas,
dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan,
pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri
dan aktualisasi diri.
b) Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan
atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan
tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis
kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

c) Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling
ketergantungan di antara tam satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi
apa bila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian
pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada
penderaita yang mempunyai penyskit kompleks keadaan ini tidak dapat
diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun
lainya, seperti dokter dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama
dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah di berikan.
5. Perawat sebagai profesi
Secara etimologis profesi berasal dari bahasa latin, yaitu “proffesio”.
Lebih lanjut, proffesio memiliki dua pengertian yaitu janji atau ikrar dan
pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi
kegiatan apasaja dan siapa saja untuk memperoleh nafkah yang di lakukan
dengan keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit, profesi berarti suatu
kegiatan yang di jalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus di
tuntut darinya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
Menurut prof. Ma’rifin Husin, keperawatan sebagai profesi memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
 Memberi pelayanan atau asuhan  dan melakukan penelitian sesuai dengan
kaidah ilmu dan keteramplan serta kode etik keperawatan
 Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) sehingga
di harapkan mampu bersikap professional, mempunyai pengetahuan dan
keterampilan professional, memberi pelayanan asuhan keperawatan

5
professional, menggunakan etika keperawatan dalam memberi
pelayanan.
 Mengelola ruang lingkup keperawatan berikut sesuai dengan kaidah-
kaidah suatu profesi dalam bidang kesehatan yaitu :
(1) sistem pelayanan atau asuhan keperawatan
(2) pendidikan atau pelatihan keperawatan yang berjenjang dan
berkelanjutan
(3) perumusan standar keperawatan ( asuhan keperawatan, pendidikan
keperawatan, registrasi atau legislasi)
(4) melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara terencana
dan tearah sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan adalah cara pandangan secara global yang dianut
atau dipakai oleh mayoritas kelompok keperawatan atau menghubungkan
berbagai teori yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara
teori guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan
sebagai kerangka kerja keperawatan.
Beberapa ahli di bidang keperawatan mempunyai pendapat sendiri tentang
arti dari paradigma keperawatan. Menurut Gaffar (1997), paradigma
keperawatan adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian, paradigma
keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek
keperawatan.
Bagaimana paradigma keparawatan dibangun atau disusun atas dasar unsur
apa saja? Paradigma keperawatan terbentuk atas empat unsur, yaitu: manusia
atau klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Kempat unsur/elemen ini
saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya. Unsur-unsur yang
membentuk paradigma keperawatan inilah yang membedakan dengan paradigma
teori lain. Teori keperawatan didasarkan pada keempat konsep tersebut, yakni:
1. Manusia atau klien sebegai penerimaan asuhan keperawatan (individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat).
2. Lingkungan yakni: keadaan internal dan eksternal yang mempengaruhi klien.
Hal ini meliputi lingkungan fisik.
3. Kesehatan; meliputi derajat kesehatan dan kesejahteraan klien.
4. Keperawatan, atribut, karakteristik dan tindakan dari perawat yang
memberikan asuhan bersama-sama dengan klien.
C. Falsafah Keperawatan Menurut Para Ahli
1. Falsafah keperawatan menurut Calista Roy (Mc Quiston, 1995)

6
Menurut Roy (Mc Quiston, 1995) terbagi menjadi delapan elemen,
empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan
prinsip falsafah veritivity. Falsafah humanisme/kemanusiaan “mengenali
manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa
ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang
individu:
 Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang
digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam mencari
solusi.
 Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar
memenuhi hukum aksi-reaksi.
 Memiliki holism intrinsic.
 Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan
untuk memiliki hubungan dengan orang lain veritivity.
Berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy
bahwa ada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai
“prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan
manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai
berikut ini. Individu dipandang dalam konteks:
a) Tujuan eksistensi manusia.
b) Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia.
c) Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum, serta
d) Nilai dan arti kehidupan.
2. Falsafah keperawatan menurut Florence Nightingale (moderen nursing)
Menurut Florence Nightingale melihat penyakit sebagai proses
pergantian atau perbaikan reparative proses .menipulasi dari lingkungan
eksternal perbaikan dapat membantu proses perbaikan atau pergantian dan
kesehatan klien.
Konsep inti dari teori Florence Nightingale tentang falsafah
keperawatan adalah lingkungan berpengaruh terhadap proses pemulihan
klien/pasien membuat lingkungan yang kondutif bagi manusia untuk hidup
sehat.
3. Falsafah keperawatan menurut Dorothea Elizabeth Orem
Menurut Orem, untuk melakukan proses asuhan keperawatan maka
harus dengan keyakinan bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk
melakukan perawatan pada dirinya sendiri sehingga akan membantu
individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, memelihara kesehatannya
dan mencapai kesejahteraan. Teori Orem ini dikenal sebagai self-care deficit
theory. Orem memberikan label pada teorinya sebagai teori umum yang
terdiri atas 3 teori terkait, yaitu teori self-care, teori self-care deficit, dan
teori nursing system (Asmadi, 2005).
Orem menjelaskan syarat umum perawatan diri di antaranya asupan
udara, makanan, minuman yang cukup, BAB, BAK, keseimbangan

7
aktivitas, istirahat, interaksi sosial, pencegahan dari bahaya dan
perkembangan manusia dalam kelompok-kelompok sosial. Konsep utama
dari teori perawatan diri yaitu untuk sistem yang dibantu sepenuhnya,
sistem yang dibantu sebagian, dan sistem yang mendukung edukatif
(pendidikan kesehatan). Berikut penjelasannya
a) Sistem dibantu sepenuhnya
Sistem ini artinya perawatan diri seseorang dibantu oleh perawat di
rumah sakit. Contohnya pasien di Intensive Care Unit (ICU) yang
membutuhkan perawatan sepenuhnya oleh perawat, baik itu asupan
makan minum, mandi, BAB, BAK, kebersihan diri, dan oksigen. Contoh
lain di lingkungan keluarga adalah perawatan pada pasien stroke dengan
kelumpuhan total yang merupakan keluarga sebagai pusat pemberi
asuhan keperawatan bagi anggota keluarga yang sakit.
b) Sistem dibantu sebagian.
Maksudnya di sini yaitu perawatan diri pasien yang masih bisa
terpenuhi secara mandiri, namun ada sebagian pasien tidak mampu
melakukan secara mandiri dan yang harus dibantu oleh perawat maupun
keluarga. Sebagai contohnya pada pasien Diabetes Mellitus di mana
keluarga harus membantu anggota keluarga yang sakit untuk memenuhi
perawatan diri, misalnya mandi, BAK, BAB berpakaian dan aktivitas
pasien.
c) Sistem mendukung secara edukasi (pendidikan kesehatan).
Sedangkan sistem mendukung secara edukasi adalah mereka yang
mampu memenuhi perawatan diri secara mandiri, namun kurangnya
pengetahuan tentang hal itu atau kurangnya motivasi dalam memenuhi
kebutuhannya. Peran perawat di sini adalah memberikan pendidikan
kesehatan tentang pentingnya perawatan dan kebersihan diri. Sebagai
contoh adalah lansia tanpa keterbatasan. Lansia tersebut harus tetap
diberikan motivasi atau dukungan agar bisa memenuhi perawatan diri
secara mandiri. Contoh lain adalah pasien rehabilitasi pada pasien jiwa,
di mana pada pasien jiwa harus tetap diberikan dukungan untuk
memenuhi perawatan diri secara mandiri.
4. Falsafah keperawatan menurut Hildegard Peplau
Teori yang dikembangkan Hildegard E Peplau ialah keperawatan
psikodinamik (psychodynamic Nursing). Model hubungan interpersonal
yang bersifat terapeutik (significant therapeutic interpersonal process
mempengaruhi teori ini. Dia mendefenisikan teori keperawatan
psikodinamiknya sebagai;” Perawat psikodinamik ialah kemampuan untuk
memahami perilaku seseorang untuk membantu mengidentifikasi

8
keluhankeluhan yang dirasakan dan untuk menerapkan prinsipprinsip
kemanusiaan yang berkaitan dengan masalahmasalah yang muncul dari
semua hal atau kejadian yang telah di alami” (Manuntung, 2018).
Menurut peplau tahun 1952, keperawatan merupakan suatu usaha
pendewasaan yang disadari saat kepribadian berkembang melalui proses
pendidikan, terapeutik, interpersonal (Abdul haris, 2016). Walaupun Peplau
bersentuhan langsung dengan masyarakat atau lingkungan, beliau tidak
mengajurkan perawat untuk melakukan pertimbangan pada aspek budaya
dan adat istiadat ketika pasien melakukan adaptasi dengan lingkungan
rumah sakit.
5. Falsafah keperawatan menurut Virginia Henderson
Virginia Henderson memandang pasien sebagai individu yang
membutuhkan bantuan dalam mencapai kebebasan dan keutuhan pikiran
dan tubuh. Dia menegaskan bahwa praktik yang dilakukan oleh perawat
independen dari praktik dokter. Henderson menegaskan pentingnya seni
dalam keperawatan dan mengenalkan 14 kebutuhan dasar manusia yang
menjadi dasar asuhan keperawatan. . Kontribusi Peplau meliputi
mendefinisikan keperawatan, memperjelas otonomi fungsi keperawatan,
menekankan tujuan hubungan yang saling ketergantungan dengan pasien,
dan menciptakan konsep menolong diri sendiri. Konsep menolong diri
sendiri yang diciptakan Henderson dipengaruhi oleh karya Abdellah dan
Adam (Abdellah, Beland, Martin. & Matheney, 1960; Adam, 1980, 1991).
Henderson telah memberikan kontribusi luar biasa kepada profesi
keperawatan selama 60 tahun pelayanannya sebagai seorang perawat,
pendidik, penulis dan peneliti.
Selanjutnya, definisi keperawatan oleh Henderson digunakan oleh
ICN (the International Council Nurses) dan disebarluaskan, definisi Inipun
terus digunakan di seluruh dunia. Di dalam Bukunya yang berjudul The
Nature of Nursing: A Defnition and Its Implications for Practice, Research,
and Education, Henderson (1966) memperkenalkan 14 kebutuhan dasar
manusia yang merupakan dasar dalam pemberian asuhan keperawatan:
1. Bernapas normal.
2. Mengonsumsi makanan dan minuman yang cukup.
3. Mengeluarkan buangan tubuh.
4. Menggerakkan dan mempertahankan postur tubuh
5. Tidur dan beristirahat
6. Memilih pakaian yang tepat; memilih antara memakai atau
melepas pakaian. 7. Mempertahankan suhu tubuh pada batas normal
dengan cara menyesuaikan pakaian dan modifikasi lingkungan.
8. Mempertahankan kebersihan tubuh, berhias dengan pantas, dan
melindungi kulit.

9
9. Mencegah aktivitas yang dapat membahayakan orang lain dan
lingkungan 10. Mampu mengkomunikasikan dan mengungkapkan
perasaan, kebutuhan, kekhawatiran, dan pendapat kepada orang lain
11. Beribadah sesuai keyakinan dirinya.
12. Bekerja sehingga merasa berprestasi.
13. Ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar, menemukan, atau memuaskan rasa ingin tahu yang
mendukung pengembangan diri dan kesehatan yang normal, serta
menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia (Yani Achir &
Ibrahim Kusman, 2018).
Keempat belas kebutuhan dasar manusia tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan
biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual kebutuhan dasar poin 1-9
termasuk komponen kebutuhan biologis, poin 10 dan 14 termasuk
komponen kebutuhan psikologis, poin 11 termasuk kebutuhan spiritual, dan
komponen 12 dan 13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis.

6. Falsafah keperawatan menurut Lidya Eloise Hall


Lidya E. Hall melakukan motivasi pada pasiennya demi proses
penyembuhan. Aspek ini mencakup pada 5 tahapan dalam proses
keperawatan yakni:
 Penilaian Meliputi status kesehatan individu atau pasien. Menurut
teori Lidya E. Hall proses pengumpulan data diperuntukkan demi
kepentingan kebutuhan kesehatan pasien jika dibandingkan dengan
kepentingan perawat. Pengumpulan data harus diarahkan pada
peningkatan kesehatan individu.
 Diagnosis / diagnosa Pada tahap ini perawat mengamati penyakit
pasien hingga dapat mengetahui penyakit yang dideritanya.
Sehingga dalam proses penyembuhannya akan lebih mudah dan
cepat.
 Perencanaan Diri pasien dilibatkan sebagai prioritas utama.
Membantu pasien menjadi sadar dan mengerti akan pentingnya
sebuah kesehatan bagi kehidupannya merupakan peran perawat.
Membantu pasien menjadi lebih mengerti dengan kebutuhan,
perasaan dan motivasi menjadi inti dari perencanaan. Dalam upaya
mencapai kesembuhan dengan pengobatan medis, perawat
melakukan kerja sama dengan pasien.
 Implementasi Rencana kerja yang nyata memerlukan keterlibatan.
Tahap ini merupakan tahap pemberian pelayanan yang nyata antara
perawat dengan pasien yang mencakup memandikan pasien,
membalut luka, memberi makan, memberikan kebutuhan

10
kenyamanan dan lain- sebagainya. Perawat juga membantu pasien
dan keluarganya untuk memahami dan menerapkan rencana medis
dalam mencapai kesembuhan.
 Evaluasi. Ialah suatu proses untuk menilai kemajuan kondisi
kesehatan dari pasien. Tahap ini diarahkan melihat hasil dari proses
perawatan, kecenderungan pada berhasil atau tidaknya pasien dalam
pencapaian status kesehatan atau kesembuhan.
7. Falsafah keperawatan menurut Dorothy E. Johnson 1980
Definisi Keperawatan menurut Johnson (1980) yang
mengembangkan Model Teori Sistem Perilaku untuk keperawatan dari
perspektif filosofis "didukung oleh badan pengetahuan empiris dan teoretis
yang kaya, sehat, dan berkembang pesat". Teori ini dikembangkan dari
kepercayaan awalnya, yang berfokus pada individu yang telah mengalami
gangguan.
Johnson mengembangkan definisi keperawatan yang jauh lebih luas.
Pada tahun 1980, ia mendefinisikan keperawatan sebagai “kekuatan
pengaturan eksternal yang bertindak untuk mempertahankan organisasi dan
integrasi perilaku pasien pada tingkat yang optimal di bawah kondisi di
mana perilaku tersebut merupakan sebuah ancaman terhadap kesehatan fisik
atau sosial, atau di mana penyakit itu ditemukan. Berdasarkan definisi ini,
tujuan keperawatan berikut ialah untuk membantu pasien menjadi orang
yang lebih sehat dari berbagai aspek (George, 2014).
Dorothy E. Johnson yakin bahwa asuhan keperawatan diterapkan
untuk memberikan bantuan pada individu dalam memfasilitasi tingkah laku
efektif dan efisien sebagai upaya pencegahan dari penyakit. Manusia
merupakan makhluk dari kesatuan yang utuh serta terdiri atas 2 sistem yakni
sistem biologi dan sistem tingkah laku tertentu. Lingkungan dan masyarakat
merupakan sistem eksternal yang yang dapat mempengaruhi perilaku
individu. Seseorang akan dapat dinyatakan sehat jika dapat berespon adaptif
baik secara fisik, mental, emosi dan sosial terhadap lingkungan internal dan
eksternal dengan disertai oleh harapan agar mampu memelihara
kesehatannya. Terdapat 4 tujuan dari asuhan keperawatan yang ditujukan
pada individu menurut Johnson, yakni;
 Kesesuaian antara tingkah laku individu dengan tuntutan dan
harapan yang ada di masyarakat.
 Kemampuan melakukan adaptasi pada berbagai perubahan
fungsi tubuhnya.
 Tetap produktif serta bermanfaat pada dirinya dan orang
lain.
 Kemampuan memberikan solusi bagi masalah kesehatan
yang lainnya.
8. Falsafah keperawatan menurut Imogene M. King, 1971
King memperkenalkan sebuah teori keperawatan pada tahun 1971
yang terkait suatu model konseptual yang saling berinteraksi yang terdiri

11
atas tiga sistem. Dalam Pengenalan model keperawatan yang buat oleh
King, memadukan tiga Sistem interaksi yang mengacu pada perekembagan
teori pencapaian tujuan di antaranya dinamis-personal, interpersonal dan
sosial (King, 1981 dalam Christensen J.P, 2009).
Konsep yang terkait dengan sistem personal adalah mereka yang
memiliki interaksi ataupun berinteraksi dengan individu/seorang sedangkan
konsep yang terkait dengan sistem interpersonal adalah mereka yang
memilki interaksi atau berinteraksi dengan beberapa orang/ lebih dari satu
orang. Adapun konsep yang berkaitan dengan sistem sosial adalah mereka
yang memiliki pengetahuan yang lebih yang dimiliki oleh perawat,
tujuannya agar dapat lebih berperan dengan lingkungan yang memiliki
sistem yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey &
Alligood,2006).
Konsep inti falsafah Keperawatan Imogene M. King adalah suatu
profesi yang memberikan bantuan pada individu dan kelompok untuk
mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan dengan
memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan dan melakukan
tindakan perawatan sehingga individu atau kelompok berprilaku yang sesuai
dengan kondisi keperawatan.
9. Falsafah keperawatan menurut Betty Neuman, 1989
Betty Neuman telah mengembangkan sebuah konsep utama yang
dikenal dengan konsep ”Health Care Sistem”. Model konsep tersebut
mendeskripsikan penguatan garis pertahanan diri dengan fleksibel, normal
maupun resisten terhadap sasaran pelayanan kesehatan dalam hal ini
komunitas. Model ini sebagai bentuk aktifitas keperawatan yang bertujuan
untuk menurunkan stress. Betty Neuman juga menggambarkan bahwa
manusia yang dipandang secara utuh atau menyeluruh adalah penggabungan
dari adanya konsep holistik dan pendekatan terhadap sistem terbuka. Secara
umum, model konsep utama Betty Neuman mencakup atas: stressor (sumber
stres), tingkatan pencegahan, garis perlawanan dan pertahanan, struktur
dasar, intervensi dan rekonstruksi, serta lima variabel sistem pasien (Risnah,
2018)
Konsep inti falsafah keperawatan Betty Neuman adalah suatu profesi
yang unik dengan memperhatikan seluruh factor-faktor yang mempengaruhi
respon individu terhadap penyebab stress, tekanan intra, inter dan ekstra
personal.
10. Falsafah keperawatan menurut Nola J. Pender
Teori model konseptual Nola J. Pender dilatarbelakangi oleh adanya
suatu bentuk pergeseran paradigma, dimana pergeseran paradigma ini
terjadi dalam suatu bentuk pemberian pelayanan kesehatan, yang
menitikberatkan pada paradigma kesehatan dan keperawatan yang lebih
holistik. Dalam memandang sebuah penyakit dan berbagai gejala
penyebabnya, bukan sebagai fokus pelayanan kesehatan saja. Pada
perubahan paradigma inilah yang menjadikan perawat sebagai posisi kunci,

12
dalam berbagai peran dan fungsinya dalam melakukan pelayanan kesehatan.
Hampir semua lapisan di bidang pelayanan kesehatan dalam melakukan
pelayanan promosi dan preventif (pencegahan) kesehatan dilakukan oleh
para perawat. Oleh karena adanya promosi dan preventif kesehatan yang
cenderung, dilakukan dan diupayakan oleh perawat inilah lahir sebuah teori
dan model konseptual dari Nola J. Pender yang berjudul “Health Promotion
Model “atau model promosi kesehatan (Murwani, 2009).
Telah diidentifikasi oleh Pender bahwa promosi kesehatan sebagai
suatu tujuan untuk abad ke 21, seperti upaya pencegahan penyait yang
menjadi tugas utama pada abad ke-20. Model ini menjelaskan interaksi
diantara perawat dengan konsumen sambil memperhatikan peran
lingkungan dalam promosi kesehatan. Pender memberikan tanggapan pada
lingkungan politik, sosial dan personal pada masanya untuk klarifikasi tugas
keperawatan dalam mengantarkan pelayanan promosi kesehatan kepada
orangorang segala usia. Model ini mengadopsi pemikiran mengenai
kesempatan-kesempatan di waktu mendatang dan memengaruhi penggunaan
teknologi seperti catatan kesehatan elektronik sebagai sarana untuk
mencapai pencegahan dan promosi kesehatan (Alligood, 2012).
Penjelasan mengenai 2 teori yang menjadi komponen dari
terbentuknya Teori Model Promosi Kesehatan:
 Teori Nilai Harapan (Expectancy Value Theory) Menurut teori ini,
perilaku sehat klien maupun individu secara pribadi mempunyai sifat
rasional dan ekonomis. Secara rasional, individu akan melakukan
tindakan sebagaimana mestinya dalam proses pencapaian apa yang
mereka inginkan, dan juga memiliki kecenderungan akan
mempertahankannya ketika keinginan tersebut telah dicapai, yaitu
dengan cara meningkatkan hasil yang ingin dicapai yang disebut
sebagai nilai personal yang positif. Peningkatkan berdasarkan pada
informasi yang tersedia untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Individu tidak akan mampu melakukan sesuatu tindakan yang tidak
berguna dan tidak bernilai bagi dirinya. Individu tidak akan
melakukan kegiatan meskipun kegiatan tersebut menarik bagi
dirinya jika dirasakan tidak mungkin kegiatan tersebut akan
dicapainya (Asmadi, 2009).
 Teori Kognitif Sosial Teori ini lebih cenderung disebut sebagai
model interaksi antara individu dengan lingkungan, individu lain
yang melibatkan perilaku sebagai suatu hal yang saling
mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Dalam teori ini,
setiap individu harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang
lebih dalam membina hubungannya dengan lingkungan sekitar untuk
mendukung proses adaptif. Sehingga hal ini mampu menjadi
pencegahan dan promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk
menghindari kemungkinan terjangkitnya penyakit (Aziz, 2009).

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

14
Falsafah keperawatan adalah keyakinan perawat terhadap nilai-nilai
keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan
keperawatan, kepada individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.
Keyakinan ini terhadap nilai keperawatan harus menjadi pegangan setiap
perawat. Flsafah keperawatan menjadi landasan bagi perawat dalam
menjalankan profesinya. Esensi falsafah keperawatan yaitu memandang
pasien sebagai mahluk yang holistik, yang harus dipenuhi segala
kebutuhannya, secara biologis, phisikologis, sosial, dan spiritual yang
diberikan secara komprehensif.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk lebih menyempurnakan
makalah ini, agar makalah ini dapat lebih sempurna dan menjadi
pembelajaran untuk kita semua.

15
DAFTAR PUSTAKA
sitori.uinalauddin.ac.id/17880/1/Buku_FALSAFAH%20DAN%20TEORI
%20%20KEPERAWATAN%20DALAM%20INTEGRASI%20KEILMUAN%20OK.pdf

Huriati. 2017. Teori Falsafah dan Keperawatan. Gowa: Yayasan Pemberdayaan


Masyarakat Indonesia Cerdas

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Konsep-dasar-
keperawatan-Komprehensif.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai