Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIKUM IX

PENETAPAN KADAR FERO SULFAT DENGAN METODE PERMANGANOMETRI

TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan larutan baku kalium permanganat.
2. Mahasiswa dapat membakukan larutan titer kalium permanganat.
3. Mahasiswa dapat menentukan kadar ferro sulfat dalam tablet secara permanganometri.

DASAR TEORI
Tablet besi (II) sulfat atau ferro sulfat merupakan preparat yang digunakan untuk mengatasi
anemia terutama anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan
oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi untuk eritropoeisis tidak cukup.
Zat besi (Fe) sangat diperlukan oleh tubuh antara lain untuk pertumbuhan, bekerjanya
berbagai macam enzim dalam tubuh dan yang paling penting digunakan untuk pembentukan
hemoglobin. Selain itu kekurangan zat besi dapat menyebabkan gangguan susunan syaraf pusat,
dapat mengurangi prestasi kerja, kecerdasan terhambat, dan menurunnya kekebalan terhadap
infeksi.
Prevalensi anemia defisiensi besi di Indonesia masih tergolong cukup tinggi, yaitu sekitar
43% anak-anak dan 51% ibu hamil. Pengobatan anemia dengan perubahan makanan saja tidak
cukup sehingga alternatif pengobatan lain diberikan tablet zat besi. Tingginya prevalensi anemia
di Indonesia menyebabkan kebutuhan tablet zat besi yaitu ferro sulfat sebagai preparat untuk
mengatasi anemia defisiensi besi menjadi meningkat. Hal ini dapat menjadi dorongan bagi
industri-industri farmasi untuk meningkatkan produksi besi (II) sulfat.
Penetapan kadar besi (II) sulfat menurut Farmakope Indonesia edisi IV menggunakan titrasi
permanganometri. Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh
kalium permanganat (KMnO4). Metode titrasi ini didasarkan pada reaksi reduksi dan oksidasi
(redoks) antara KMnO4 dengan bahan tertentu yang bersifat reduktor. Kalium permanganat
merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam. Biasanya digunakan pada medium
asam 0,1 N. Asam sulfat merupakan asam yang paling cocok digunakan sebagai pelarutnya karena
jika digunakan asam klorida maka kemungkinan sebagian permanganatnya digunakan untuk
pembentukan klorin.
Kalium permanganat telah digunakan sebagai zat pengoksidasi secara meluas, pereaksi ini
mudah diperoleh, murah, dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang
sangat encer. Setetes permanganat 0,1 N memberikan warna merah muda yang jelas kepada
volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menyatakan berlebihnya pereaksi
yang digunakan (titik akhir telah tercapai). Oleh karena itu, titrasi dengan metode
permanganometri tidak diperlukan larutan indikator karena kalium permanganat sendiri berfungsi
sebagai autoindikator.
Titrasi permanganometri harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat karena
reaksi tersebut tidak terjadi bolak balik, sedangkan potensial elektroda sangat tergantung pada pH.
Kalium permanganat dibakukan dengan menggunakan asam oksalat sebagai standar primernya.
Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan kelebihan
permanganat.

ALAT-ALAT
Buret 50 mL, erlenmeyer, labu ukur, gelas ukur, gelas kimia, penangas air, termometer, pipet tetes,
dan neraca analitik.

BAHAN-BAHAN
Sampel tablet ferro sulfat, kalium permanganat, asam oksalat, asam sulfat, dan air suling.

PROSEDUR KERJA
Pembuatan larutan titer kalium permanganat 0,1 N
1. Timbang 1,58 g dalam gelas kimia 100 mL, larutkan dengan 50 mL air suling.
2. Saring menggunakan kertas saring, filtrat ditampung ke dalam labu ukur 500 mL.
3. Bilas residu beberapa kali dengan air suling, campur filtrat ke dalam labu ukur di atas,
kemudian cukupkan volumenya dengan air suling hingga tanda.
Pembakuan larutan titer kalium permanganat 0,1 N
1. Timbang saksama 100 mg asam oksalat, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
2. Larutkan dengan 25 mL air suling, kocok hingga larut.
3. Tambahkan 15 mL asam sulfat 2 N, kocok hingga homogen, panaskan di atas penangas air
hingga suhu larutan mencapai 70℃ (ukur dengan termometer).
4. Titrasi hingga warna larutan KMnO4 tidak hilang (larutan berubah dari tidak berwarna
menjadi pink).
5. Ulangi prosedur sebanyak 2 kali.
6. Hitung normalitas larutan titer KMnO4 tersebut, dengan rumus:

Mgrek KMnO4 = Mgrek asam oksalat


berat asam oksalat
VKMnO4 x NKMnO4 = BE asam oksalat
berat asam oksalat
VKMnO4 x NKMnO4 = 63
berat asam oksalat
NKMnO4 =
63 x VKMnO4

Penetapan kadar ferro sulfat dalam tablet


1. Timbang berat 10 sampel tablet ferro sulfat, kemudian hitung berat rata-ratanya. Haluskan
sampel tablet tersebut menggunakan lumpang.
2. Timbang seksama serbuk tablet setara dengan 300 mg ferro sulfat, masukkan ke dalam
erlenmeyer 250 mL
300 mg
Serbuk tablet yang ditimbang = kadar pada etiket (mg) x berat rata-rata (gram)

3. Tambahkan 30 mL air suling dan 15 mL asam sulfat 2 N, kocok kuat.


4. Titrasi hingga warna larutan berubah dari tidak berwarna menjadi pink. Ulangi prosedur ini
sebanyak 3 kali.
5. Hitung kadar ferro sulfat (mg/tablet) dan % kadar yang diperoleh terhadap kadar yang tertera
pada etiket/label obat. Cocokkan kadar yang diperoleh tersebut dengan persyaratan yang
tertera pada FI Edisi III.

TUGAS MAHASISWA
1. Hitunglah berapa massa (gram) KMnO4 yang dibutuhkan untuk membuat 500 mL larutan
KMnO4 0,1 N.
2. Pada penetapan kadar ferro sulfat menggunakan metode permanganometri, ditimbang sampel
uji sebanyak 9,9922 g sehingga diperoleh volume larutan titer sebanyak 15,5 mL. Hitunglah
berapa % kadar ferro sulfat dalam sampel uji tersebut.

Anda mungkin juga menyukai