Anda di halaman 1dari 20

STRUKTUR JIWA DALAM

PSIKOLOGI ISLAM
Pertemuan - 4
Fitrah Manusia

■ Arah pergerakan hidup manusia secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu taqwa
dan fujur.
■ Manusia diciptakan dalam keadaan positif dan ia dapat bergerak ke arah taqwa.
Bila manusia berjalan lurus antara fitrah dan Allah, maka ia akan menjadi taqwa
(sehat, selamat).
■ Bila tidak lurus antara fithrah dan Allah, maka ia akan berjalan ke pilihan yang
sesat (fujur).
Fitrah Manusia

■ Manusia adalah unik. Quraish Shihab menyebutnya sebagai khalqan akhar. Beliau
merujuk pada dua ayat dalam Alquran yaitu QS Al Israa:21 :
21. Perhatikanlah bagaimana Kami melebihkan sebagian mereka atas sebagian (yang
lain). Dan kehidupan akhirat lebih tinggi derajatnya dan lebih besar keutamaan.
■ dan QS Al An’am:165.
165. Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia
mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas
(karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat
memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Fitrah Manusia

■ Secara alamiah manusia itu positif (fithrah), baik secara jasadi, nafsani (kognitif
dan afektif) maupun ruhani (spiritual).
■ Komponen terpenting manusia adalah qalbu. Perilaku manusia bergantung pada
qalbunya. Dengannya manusia dapat mengetahui sesuatu (di luar nalar), cenderung
kepada yang benar (termasuk memiliki kebijaksanaan, kesabaran), dan memiliki
kekuatan mempengaruhi benda dan peristiwa.
Konsep Jiwa Terbentuk
■ Awalnya ruh dan jasad/jism.
Selanjutnya, saat keduanya bertemu, terbentuklah jiwa.
Ruh: Substansi yang berasal dari Allah yang memiliki sifat suci nan
abadi.
Jasad: Substansi yang sekalipun suci tetapi sangat rentan terhadap
pengaruh eksternal.
Jiwa (nafs): Substansi yang terbentuk karena ‘penyatuan’ antara ruh
dan jasad, yang dapat dipengaruhi oleh kondisi eksternal.
Jiwa Terbentuk Setelah Ruh dan Jasad Bertemu
.

Ruh Jasad

Jiwa

Qalbu Akal Nafsu


Konsep tentang Jiwa
■ Abdul razak kasyani mengemukakan Ruh dan Jasad merupakan substansi yang
berbeda dan saling bertolak belakang, maka ruh dan jasad tidak dapat saling
berkomunikasi.
Ruh bersifat ruhani, murni, tidak terbagi-bagi.
Jasad/Tubuh bersifat wadag dan terbagi-bagi (murakkab). Untuk berkomunikasi
dibutuhkan perantara, yang namanya jiwa.

■ Jika sesuatu yang ada dalam jiwa itu bertemu dengan dunia eksternal positif, maka
jiwa akan tumbuh kembang menjadi jiwa yang positif, sehat, dan kuat.
■ Namun sebaliknya, Jika kondisi jiwa yang positif tidak memperoleh dukungan positif
lingkungan eksternal, maka jiwa tidak tumbuh kembang optimal. Hawa nafsu atau
syahwat menguat, berkembanglah perilaku negatif-destruktif.
Konsep tentang Jiwa
■ Dalam menggerakkan tingkah laku dan segala prosesnya, jiwa (nafs)
tidak bekerja secara langsung, karena jiwa (nafs) bukanlah alat.
■ Jiwa bekerja melalui jaringan sistem. Dalam sistem jiwa (nafs) terdapat
subsistem yang bekerja sebagai alat yang memungkinkan manusia
mengetahui, berpikir, merasakan, menggerakkan, yaitu qalbu, akal,
nafsu.
■ Nafs memiliki natur gabungan antara jasad dan ruh. Apabila ia
berorientasi pada natur jasad maka tingkah lakunya menjadi buruk dan
celaka, tetapi apabila mengacu pada natur ruh maka kehidupannya
menjadi baik dan selamat.Dengan kata lain nafs dipersiapkan untuk
dapat menampung dan mendorong manusia untuk melakukan perbuatan
baik dan buruk.
Jasad dan Ruh merupakan dimensi
yang berlawanan sifatnya
■ Jasad sifatnya kasar dan indrawi atau empiris serta
kecenderungannya ingin mengejar kenikmatan duniawi dan material.
■ Ruh sifatnya halus dan gaib serta kecenderungannya mengejar
kenikmatan samawi, ruhaniyah dan ukhrawiyah.Esensi yang
berlawanan ini pada prinsipnya saling membutuhkan.
■ Jasad tanpa ruh merupakan subtansi yang mati, sedang ruh tanpa
jasad tidak dapat teraktualisasi. Ruh sebagai kekuatan yang berasal
dari Allah yang ditiupkan ke jasad manusia saat berusia 120 hari.
Komponen Jiwa
Menurut abdul razak kasyani: Komponen dalam diri manusia meliputi ruh, jiwa, hati, dan akal.

RUH Hati Jiwa


JASAD
Pandangan Psikologi Islam
Menyimpulkan dari pandangan Imam Al-Ghazali, A Mujib & Jusuf Mudzakir,
Achmad Mubarok

Jiwa: I Akal l Qalbu l Nafsu I

Catatan: Nafsu terdiri dari :


1. Nafsu Ghadhab dan Syahwat.
2. Bashirah termasuk bagian dari qalbu (hati)
Dimensi Jiwa (nafs)

Tiga dimensi utama :


1. al-nafs (hawa nafsu)
2. al-aql (akal)
3. al-qalb (kalbu)
Dimensi al-nafs (hawa nafsu)
■ Dimensi ini memiliki sifat kebinatangan dalam sistem psikis manusia. Namun demikian ia
dapat diarahkan kepada kemanusiaan setelah bersinergi dengan dimensi lainnya.
■ Prinsip kerja hawa nafsu mengikuti prinsip kenikmatan (pleasure principle) dan berusaha
mengumbar impuls-impuls agresif dan seksualnya. Apabila impuls ini tidak terpenuhi maka
terjadilah ketegangan. Apabila manusia mengumbar dominasi hawa nafsu maka
kepribadiannya tidak akan mampu bereksistensi secara baik.
■ Manusia model ini sama dengan binatang bahkan lebih (QS al-A’raf: 179):
179. Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia.
Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan
(ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-
orang yang lengah.
Beberapa pengertian tentang Nafsu
1. Nafsu merupakan nyawa manusia, yang wujudnya berupa angin yang keluar masuk di dalam
tubuh manusia.
2. Nafsu merupakan sinergi jasmani-ruhani manusia dan merupakan totalitas struktur
kepribadian manusia.
3. Nafsu merupakan bagian dari daya nafsani yang memiliki dua daya, ghadabiyah dan
syahwaniyah.
Ghadab: daya yang berpotensi untuk menghindari diri dari yang membahayakan. Ghadab memilki
potensi hawa nafsu dengan natur seperti binatang buas, menyerang, membunuh merusak,
menyakiti, dan membuat yang lain menderita. Ketika potensi ini dikelola dengan baik, maka ia
menjadi kekuatan atau kemampuan (qudrah).
Syahwat adalah daya yang berpotensi untuk menginduksi diri dari segala yang menyenangkan.
Syahwat memiliki natur binatang jinak, naluri dasar seks, erotisme, dan segala tindakan
pemuasan birahi.
Dimensi Al-Aql

■ Dimensi akal adalah dimensi psikis yang berada antara nafsu dan qalb.
■ Akal menjadi perantara dan penghubung antar kedua dimensi tersebut
berupa fungsi pikiran yang merupakan kualitas insaniyah pada psikis
manusia.
■ Akal merupakan bagian dari daya insani yang memiliki dua makna:
1. Akal jasmani, yang lazim disebut sebagai otak
2. Akal ruhani yaitu cahaya ruhani dan daya nafsani yang dipersiapkan
untuk memperoleh pengetahuan.
Next
Secara jasmaniah akal berkedudukan di otak, memiliki daya kognisi, dengan
potensi bersifat argumentatif (istidhlaliah) dan logis (aqliah), yang apabila
mendominasi jiwa manusia maka akan menimbulkan kepribadian yang labil
(al-nafs al-lawwamah).
Akal mampu mengantarkan manusia pada esensi kemanusiaan. Akal
merupakan kesehatan fitrah yang memiliki daya pembeda antara yang baik
dan buruk.
Akal adalah daya pikir manusia untuk memperoleh pengetahuan yang
bersifat rasional dan dapat menentukan hakikatnya.
Dimensi Al-Qalb

Al-Ghazali secara tegas melihat kalbu dari dua aspek yaitu:


1. Kalbu jasmani adalah komponen fisik
2. Kalbu ruhani adalah komponen psikis yang menjadi pusat kepribadian. Kalbu
ruhani memiliki karakteristik yaitu, insting yang disebut nur ilahi dan mata batin
yang memancarkan keimanan dan keyakinan.
Kalbu berfungsi sebagai pemandu, pengontrol, dan pengendali semua tingkah laku
manusia. Kalbu memiliki natur ilahiyah yang merupakan aspek supra kesadaran.
Dengan natur ini manusia tidak sekedar mengenal lingkungan fisik dan sosial, juga
mampu mengenal lingkungan spiritual, ketuhanan, dan keagamaan.
Next ..

■ Aspek ini juga mencakup daya insani misalnya daya indrawi


(penglihatan dan pendengaran), daya psikologis seperti kognisi,
emosi (intuisi yang kuat dan afektif), konasi (beraksi, berbuat,
berusaha).
■ Qalbu secara jasmaniah berkedudukan di jantung, apabila
mendominasi jiwa manusia maka menimbulkan kepribadian yang
tenang (al-nafs al-muthmainnah)
3 JENIS UTAMA NAFS
(Tipe kepribadian)
1. Nafs al-Ammârah Bissu’ (Nafs yang mendorong
kepada kejahatan/keburukan): Kepribadian Amarah
(didominasi nafsu)
2. Nafs al-Lawwâmah (Nafs yang tercela) : Kepribadian
Lawwamah (didominasi akal)
3. Nafs al-Mutma’innah (Nafs yang membawa
kedamaian) : Kepribadian Mutmainnah (didominasi
kalbu)
DINAMIKA KEPRIBADIAN

■ Struktur jasmani atau jasad bukan dipersiapkan untuk


membentuk tingkah laku tersendiri, melainkan sebagai
wadah atau tempat singgah struktur ruh.
■ Struktur jasmani memiliki daya dan energi yang
membangkitkan proses fisiknya. Energi ini lazim disebut
sebagai daya hidup (al-hayah). Daya ini kendatipun sifatnya
abstrak, tetapi ia belum mampu menggerakkan suatu tingkah
laku. Suatu tingkah laku dapat terwujud apabila struktur
jasmani telah ditempati struktur ruh.

Anda mungkin juga menyukai