Anda di halaman 1dari 94

STRATEGI KOMUNIKASI PROGRAM PEMBIBITAN

PENGHAFAL AL-QUR’AN DAARUL QUR’AN DALAM


MENSOSIALISASIKAN PROGRAM SEDEKAH PRODUKTIF

Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

SYARIF FADILAH
107051002655

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
STRATEGI KOMUNIKASI PPPA DAARUL QUR’AN
DALAM MENSOSIALISASIKAN
PROGRAM SEDEKAH PRODUKTIF

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

SYARIF FADILAH
NIM: 107051002655

Dibawah bimbingan

Drs. S. Hamdani, MA
NIP.19550309 199403 1 001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/ 1432 H
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Program Pembibitan


Penghafal Al Qur’an Daarul Qur’an Dalam Mensosialisasikan Program
Sedekah Produktif”, telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I) pada
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Jakarta, 14 Juni 2011

Panitia Sidang Munaqosyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Jumroni M.Si Umi Musyarofah, MA


NIP. 19630515 199203 1 006 NIP. 19710816 199703 2 002

Anggota

Penguji I. Penguji II.

Drs. Sugiharto, MA Drs. Wahidin Saputra, MA


NIP. 19660806 199603 1 001 NIP. 19700903 199603 1 001

Pembimbing,

Drs. S. Hamdani, MA
NIP. 19550309 199403 1 001
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 28 Mei 2011

Syarif Fadilah
ABSTRAK

Syarif Fadilah
Strategi Komunikasi Program Pembibitan Penghafal Al-Qur’an Dalam
Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif.

Salah satu pokok ajaran Islam yang belum di tangani secara serius adalah
penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan
pendayagunaan dana zakat, infaq dan sedekah dalam arti yang seluas-luasnya.
Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta penerus-
penerusnya di zaman ke emasan Islam. Dengan membangun lembaga nirlaba
sebagai sistem untuk mewujudkan keadilan ekonomi dan distribusi kekayaan
sosial. Sistem ini untuk mentransformasikan masyarakat yang timpang secara
sosial ekonomi ke arah masyarakat yang adil dan makmur dengan memanfaatkan
sumber- sumber keuangan yang ada dalam masyarakat yang terdiri dari zakat,
infak dan sedekah. Padahal kalau melihat kondisi umat Islam ( Indonesia)
sebenarnya memiliki potensi dana yang sangat besar dari hipotesa awal, Indonesia
berpenduduk kurang lebih 204,8 juta jiwa, diperkirakan 83% adalah umat Islam
atau lebih kurang 166 juta jiwa
Dana sedekah sebenarnya menyimpanpotensi yang luar biasa. Dana ZIS
akan terus mengalir, walaupun krisis ekonomi selalu terjadi pada masyarakat,
mereka akan tetap mengeluarkan dana sedekahnya, karena merupakan bagian dari
ajaran agama Islam. Ini adalah sebuah tantangan bagi PPPA Daarul Qur’an untuk
memaksimalkan dalam mensosialsasikan dan penggalangan serta pendayagunaan
ZIS.
Berangakat dari ketertarikan penulis untuk mengkaji bagaimana strategi
komunikasi yang dilakukan oleh PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan
program sedekah produktif kepada masyarakat agar tertarik mengeluarkan
sedekahnya, sehingga program ini mampu membangun dan mensejahterakan
masyarakat, karena dari hasil sedekah yang diperoleh dapat digunakan sebagai
sumber alternatif pengentasan kemiskinan.
Metode yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah metode
kualitatif. Yaitu suatu metode yang dihasilkan dari data-data yang dikumpulkan
berupa kata-kata gambar dan merupakan penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini
penulis berusaha mengumpulkan dan mendeskripsikan secara faktual, akurat dan
sistematis mengenai bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh PPPA
Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan program sedekah produktif.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan telah ditemukan beberapa
strategi komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam melakukan strategi komunikasi
dalam mensosialisasikan program sedekah produktifnya yang diantaranya PPPA
Daarul Qur’an melakukan strategi komunikasi dengan menggunakan strategi
komunitas yang ada di PPPA Daarul Qur’an dan juga voucher.

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil alamin, kebesaranMu Tuhan dengan segala ilmu

yang telah engkau berikan kepadaku, hingga tidak bisa kuungkapkan lagi pujiku

pada-Mu atas keberhasilan penyelesaian skripsi ini. Dari dalam hatiku yang paling

dalam, kuucapkan sepatah kata syukur Alhamdulillahhirabbil alamin untuk-mu.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda kita Nabi besar

Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga

menuju alam yang penuh dengan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi seperti

sekarang ini.

Penulis menyadari, bahwa terselesaikan dan tersusunya skripsi ini adalah

bukan semata-mata ataas usaha dan upaya dari diri pribadi penulis sendiri, namun

terselesaikannya skripsi ini adalah berkat pertolongan Allah SWT dan bantuan

semua pihak yang turut andil dalam memberikan Do’a, moril dan materil seta

keikhlasan dalam membimbing penulis.

Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu penulis.

1. Rektor Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof.

Dr. Komaruddin Hidayat, MA.

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Arief Subhan, MA.

3. Para Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

ii
4. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Bapak Drs. Jumroni M. Si.

5. Sekretaris Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Umi Musyarofah, MA.

6. Pembimbing saya Drs. S. Hamdani, MA yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada peneliti dengan bijaksana, sehingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Para penguji Bapak Drs. Sugiharto, MA dan Bapak Drs. Wahidin Saputra,

MA yang telah menguji dan memberi masukan kepada skripsi saya ini.

8. Bapak serta Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan arahan

pengembangan intelektualitas penulis selama perkuliahan.

9. Pimpinan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, serta seluruh staf dan karyawannya yang telah

melayani dan menyiapkan berbagai macam fasilitas literatur, sampai

terselesaikannya skripsi ini.

10. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh staf

dan karyawannya yang telah melayani dan menyiapkan berbagai macam

fasilitas literatur, sampai penulis dapat menyelesaikan study ini.

iii
11. Para Pegawai Staf dan Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah memberikan pelayanan prima kepada penulis.

12. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Romdoni dan ibu

Aminah selaku kedua orang tua penulis yang telah memberikan segala

dukungan serta perhatiannya baik secara moril maupun materil kepada

penulis dan juga sebagai motivator bagi penulis semoga Allah

memberikan limpahan karunia-nya untuk kalian. Amin

13. Kepada Bapak Tarmidzi selaku Direktur PPPA Daarul Qur’an, yang telah

meluangkan waktunya untuk penulis dan kesediaan untuk wawancara

sebagai bahan pelengkap skripsi ini, serta staf PPPA Daarul Qur’an yang

telah memberikan banyak batuannya. Sehingga penulis dapat wawancara

langsung dengan direktur PPPA Daarul Qur’an

14. Kepada kakak ku Miftahul Jannah, Irma Yanti, dan Retno Ferawati serta

Adik ku Syifa fauziah, terima kasih atas dukungan dan do’a kalian semua

sehingga terselesaikannya skripsi ini.

15. Kepada keponakan-keponakan ku Niswah Zian Ahlia dan Alip, kalian

telah membuat ceria disaat sedang penyelesaian skripsi ini.

16. Kepada sahabat penulis yaitu Putut Pena Hultahera, Rikat Nur Ahad,

Syafrudin Ade Warsito, Ahmad Mursyidi, Ahmad Rifqi Ridho, Ahmad

khumaidi, Ilham berlian, Wahyudi, Fathan Nurhamdi terima kasih atas

semangat yang diberikan, serta bersedia menjadi tempat berbagi dalam

terselesaikannya skripsi ini. Perjuangan kita tidak hanya sampai disini

kawan

iv
17. Teman-teman seperjuangan yang ikut andil dalam memberikan bantuan

dan dorongannya kepada penulis, terutama jurusan KPI angkatan 2007

dan paling utama KPI B angkatan 2007

18. Kepada teman-teman Jurusan ZISWAF Fakultas Hukum Dan Syari’ah

angkatan 2007, yamg telah memberikan motivasi dan dukungan kepada

penulis, sehingga terselesaikannya skripsi ini.

19. Kepada Kusuma Dewi, terima kasih selama penyusunan skripsi ini kamu

menjadi motivator untuk diriku, sampai terselesaikannya skripsi ini, kau

yang terindah untuk ku selalu.

20. Kepada brotherhood onthelis, Bang Toro, Bang Grady Boot, Bang likin,

Bang Rendy, Bang Kopral, Mpo Tya, kapan kita touring lagi, semangat

kalian menjadikan cerminan untuk ku dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sepenuhnya

dapat menentramkan kegelisahan Intelektual serta menyirami dahaga

ilmiah, untuk itu penulis sangat berlapang dada menerima masukan-

masukan yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan

kontribusi positif , memperluas wawasan keilmuan serta dapat menambah

khazanah perpustakaan

Wassalamualaikum, Wr, Wb

.Jakarta, 20 Mei 2010

Penulis

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI........................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 6

D. Metodologi Penelitian.............................................................. 7

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Strategi Komunikasi ................................................................. 12

1. Pengertian Strategi ............................................................ 12

2. Tahapan-tahapan Strategi .................................................. 15

3. Pengertian Komunikasi ..................................................... 17

4. Unsur-unsur Komunikasi .................................................. 18

5. Macam-macam Komunikasi.............................................. 21

6. Strategi Komunikasi .......................................................... 25

7. Langkah-langkah Dalam Strategi Komunikasi ................. 26

8. Fungsi Strategi Komunikasi .............................................. 29

vi
B. Sosialisasi Program Sedekah Produktif

1. Pengertian Sosialisasi program sedekah produktif ............ 30

2. Media Sosialisasi Program Sedekah Produktif ................ 37

3. Materi dan Metode Sosialisasi Program Sedekah Produktif

4. Pelaksanaan Sosialisasi program Sedekah Produktif ........ 46

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PPPA DAARUL QUR’AN

A. Profil PPPA Darul Qu’ran ........................................................ 49

B. Visi, Misi PPPA Darul Qu’ran ................................................. 50

C. Program-Program PPPA Darul Qu’ran .................................... 51

D. Struktur Organisasi ................................................................... 56

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Strategi Komunikasi PPPA Darul Qu’ran Dalam Mensosialisasikan

Program Sedekah Produktif ...................................................... 59

B. Implementasi dan Analisis Swot Strategi Komunikasi PPPA Darul


Qu’ran Dalam Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif 66

C. Upaya PPPA Darul Qu’ran Dalam menghadapi Hambatan-

Hambatan Dalam Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan .................................................................................... 76

B.Saran-Saran..................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 79

LAMPIRAN

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk saling

tolong-menolong, karena setiap muslim adalah saudara dan sesama saudara

haruslah saling tolong dan membantu sesamanya. Allah dan Rasul-nya juga

mengajarkan keikhlasan. Bukan saja keikhlasan ketika memberi, tetapi

keikhlasan ketika beribadah serta keikhlasan ketika menerima cobaan dan

ujian. Dalam keikhlasan terkandung kesabaran, dan keikhlasan menjadikan

keimanan menjadi begitu indah.

Islam sebagai ajaran yang menjelaskan segala sesuatu telah banyak

berbicara tentang harta. Harta bisa menjadi alat untuk mendapatkan surga, tapi

juga bisa menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Allah menyampaikan hal

tersebut dalam al-Qur’an,

          

   


“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-
amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu
serta lebih baik untuk menjadi harapan”.(Qs. 18:46)

Harta yang Allah berikan kepada manusia dapat dipergunakan untuk

menyejahterakan dirinya, keluarga masyarakat sekitar, negara bahkan

penduduk dunia. Sejahtera artinya hidup dengan harta yang berkah. Salah satu

ciri harta yang berkah adalah baik dan halal mendapatkannya, baik dan halal

1
2

memanfaatkannya, baik dan halal menyalurkannya. Harta yang didapat

dengan baik, dimanfaatkan dan disalurkan dengan baik sesuai tuntunan agama

Islam merupakan harta yang berkah. Harta yang berkah itulah yang akan

membawa kesejahteraan bagi pemiliknya, baik sejahtera lahir maupun batin.

“Harta merupakan ujian dari Allah. Dengan diberikan harta tersebut


apakah manusia mampu menjalankan amanahnya atau tidak. Oleh
karena itu, selanjutnya kedudukan harta didalam Islam adalah sebagai
bekal ibadah dan perjuangan. Dengan harta yang dimilki, seorang
muslim akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang paling
berharga, yaitu surga”1

Dengan harta manusia bisa melakukan apa saja termasuk menjadikan

harta sebagai kekuatan utuk menegakkan kebenaran. Harta seperti itu bisa di

optimalkan pemanfaatannya oleh kaum muslim. Harta yang dimiliki seorang

muslim harus dijadikan sebagai peluang ibadah kepada Allah, peluang untuk

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada orang lain, peluang untuk

mensejahterahkan kehidupan bersama

Pemilik mutlak dari harta pada dasarnya adalah Allah SWT, jadi pada

hakikatnya harta merupakan milik Allah SWT. Karena Allah sebagai zat yang

memiliki segala kekayaan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman,

            

              
Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan
kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan
dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau
kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan
Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu. (Qs. 3:26)

1
Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah dan Bertabah (Gema Insani. Jakarta 2007) h.11
3

Ayat diatas jelas menerangkan bahwa hakikat harta milik Allah semata

dan manusia hanya dititipi untuk mengatur, memanfaatkan, dan menyalurkan

sebaik-baiknya harta tersebut.

Ajaran Islam memberikan peringatan dan ancaman yang keras

terhadap orang yang enggan bersedekah. “Di akhirat kelak, harta benda yang

disimpan dan ditumpuk akan berubah menjadi azab bagi pemiliknya”.2

Rasulullah saw bersabda:

“Bersedekahlah kalian, sesungguhnya sedekah dapat membebaskan


kalian dari api neraka” (HR. At-Thabrani , Abu Nua’aim)

“Tidak suatu sedekahpun yang dikeluarkan oleh seseorang, sehingga


dilepaskan karenanya (sedekah itu) tujuh puluh kutukan setan” (HR.
Imam Ahmad dan Hakim)

Banyak orang yang begitu takut kalau kenikmatan yang digenggam,

kesenangan yang diraih musnah sewaktu-waktu, takut miskin bila bersedekah

Inilah yang kerap membuat hati selalu beriak, selalu berombak. Karena jelas,

energi manusia tidak akan sanggup mengimbangi kehidupan yang serba

materialistis.

Karena bagaimanapun salah satu pokok ajaran Islam yang belum

ditangani secara serius ialah penanggulangan kemiskinan dengan cara

mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infak dan sedekah

2
Didin Hafidhuddin, Anda bertanya tentang Zakat, Infak&Sedekah kami menjawab
(BAZNAZ, Jakarta 2006) h.7
4

dalam arti yang seluas-luasnya. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh

Rasulullah saw serta penerus-penerusnya di zaman keemasan Islam.

Dengan membangun lembaga nirlaba sebagai sistem untuk

mewujudkan keadilan ekonomi dan distribusi kekayaan sosial. Sistem ini

untuk menstransformasikan masyarakat yang timpang secara sosial ekonomi,

ke arah masyarakat yang adil dan makmur dengan memanfaatkan sumber-

sumber keuangan yang ada dalam masyarakat yang terdiri dari zakat, infak

dan sedekah. “Padahal kalau melihat kondisi umat Islam (Indonesia)

sebenarnya memiliki potensi dana yang sangat besar. Dari hipotesa awal,

Indonesia berpenduduk kurang lebih 204,8 jiwa, diperkirakan 83% umat Islam

atau kurang lebih 166 juta jiwa”.3

Kalau diperhatikan banyak sekali lembaga nirlaba yang melakukan

promosi produk dalam iklan melalui media massa, sehingga dalam

penyampaian pesannya dibutuhkan suatu strategi komunikasi yang merupakan

paduan perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu

menunjukan bagaimana operasionlanya secara praktis yang harus dilakukan,

dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung

pada situasi dan kondisi.4

Dana sedekah sebenarnya menyimpan potensi yang luar biasa. Meski

tidak ada lembaga pengelola atau orang miskin yang menerima, dana ZIS akan

3
Didin Hafiduddin, Panduan Zakat Praktis Baznaz Dompet Dhuafa, (Azzahra Graphic,
2006)h.12
4
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2004) h.23
5

terus mengalir, walaupun krisis ekonomi selalu terjadi pada masyarakat,

mereka akan tetap mengeluarkan dana sedekahnya, karena merupakan bagian

dari ajaran agama Islam. Ini adalah sebuah tantangan untuk PPPA Daarul

Qur’an untuk memaksimalkan dalam mensosialisasikan dan penggalangan

serta pendayagunaan dana ZIS.

Dengan demikian, penulis sangat tertarik untuk mengkaji bagaimana

strategi komunikasi yang di lakukan oleh PPPA Daarul Qur’an dalam

mensosialisasikan program sedekah produktif kepada masyarakat agar tertarik

mengeluarkan sedekahnya. Sehingga program ini mampu membangun dan

mensejahterahkan masyarakat. Karena dari hasil sedekah yang di peroleh,

dapat di gunakan sebagai sumber alternatif pengentasan kemiskinan.

Berdasarkan alasan di atas, maka penulis berusaha menuangkannya

melalui penulisan skripsi dengan judul : Strategi Komunikasi Program

Pembibitan Penghafal Al-Qur’an Daarul Qur’an Dalam

Mensosialisasikan Program Sedekah produktif

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Ada banyak hal yang dapat di bahas dalam masalah sedekah produktif

antara lain masalah: strategi komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam

mensosialisasikan sedekah produktif, peran sedekah produktif dalam

pengembangan PPPA Daarul Qur’an, dan respon masyarakat dengan

adanya program sedekah produktif. Untuk memudahkan pemahaman

dalam penelitian ini. Sekaligus agar terfokus ruang lingkup penelitian,


6

maka penulis perlu membatasi masalah pada strategi komunakasi yang di

lakukan oleh lembaga PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan

program sedekah produktif.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah

yang di angkat dalam skripsi ini adalah :

a. Bagaimanakah strategi komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam

mensosialisasikan program sedekah produktif?

b. Bagaimanakah implementasi dan analisis SWOT strategi komunikasi

PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan program sedekah

produktif?

c. Bagaimanakah upaya PPPA Daarul Qur’an menghadapi hambatan-

hambatan dalam mensosialisasikan sedekah produktif?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1. Mengetahui strategi komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam

mensosialisasikan program sedekah produktif.

2. Mengetahui implementasi strategi komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam

mensosialisasikan program sedekah produktif.

3. Mengetahui upaya PPPA Daarul Qur’an menghadapi hambatan-hambatan

dalam mensosilaisasikan sedekah produktif.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:


7

1. Secara Akademis

Diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan meningkatkan wawasan

akademis khususnya bagi mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam

2. Secara teoritis

Dapat memperkaya khazanah pengetahuan tentang bagaimana strategi

komunikasi yang efektif dan terarah

3. Secara Praktis

Dapat dijadikan sebagai acuan bagi pengelola penghimpun dana ZIS

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah metode

kualitatif. Yaitu suatu metode penelitian yang di hasilkan dari data-data

yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan merupakan penelitian

ilmiah5. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mengungkapkan dan

mendeskripsikan secara faktual, akurat dan sistematis mengenai

bagaimana strategi komunikais yang di lakukan oleh PPPA Daarul Qur’an

dalam mensosialisasikan program sedekah produktif.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah PPPA Daarul Qur’an, dan yang

menjadi objek dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi yang

5
Lexy, J, Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya,
1999) Cet-10 h.5
8

dilakukan PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan program sedekah

produktif.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada bulan Februari sampai bulan

April 2011. Adapun tempat penelitian ini berlokasi di Graha Daarul

Qur’an yang berlokasi kawasan bisnis CBD Ciledug Blok A3 No. 21, Jl.

HOS. Cokroaminoto, Karang Tengah, Ciledug Tanggerang Banten.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dimana peneliti mengadakan

pengamatan langsung terhadap gejala objek yang diteliti. Atau cara

pengambilan data terhadap gejala-gejala yang diselidiki, dengan

maksud untuk meyakinkan data yang diperoleh dari interview atau

wawancara. Dalam hal ini peneliti mengadakan observasi langsung

dengan mendatangi kantor pusat PPPA Daarul Qur’an yang terdapat di

kawasan bisnis CBD Ciledug, Tanggerang

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

menunjukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu. Untuk kegiatan wawancara ini peneliti

mengadakan wawancara langsung dengan bapak Tarmizi sebagai

Direktur eksekutif PPPA Daarul Qur’an.


9

c. Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku tertentu

atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan apa yang diteliti

penulis, dan internet yaitu untuk membuka situs-situs yang sangat

berkaitan dengan penelitian tersebut.

5. Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul dianalisis dengan tekhnik triangulasi,

yaitu menggabungkan ketiga hasil data sementara dari observasi,

dokumentasi, dan wawancara kemudian dikumpulkan untuk dibuat

kesimpulan, kemudian data-data tersebut diolah atau direvisi kembali

dengan menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan

kualitatif.

Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku

pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta CeQDA tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Setelah peneliti melakukan pengecekan pada perpustakaan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan juga perpustakaan lainnya ternyata telah ada tulisan

tentang strategi komunikasi yang dilakukan oleh lembaga yang menangani

ZIS yaitu:

1. Strategi Komunikasi Dompet Dhuafa Republika Dalam sosialisasi Zakat

oleh M. Dzikril Amin Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu


10

Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Tahun 2007.

Persamaan dengan judul skripsi tersebut yaitu pada permasalahan yang

akan diteliti yaiu mengenai Strategi Komunikasi. Sedangkan perbedaan

dengan skripsi tersebut yaitu pada subjeknya, jika M. Dzikril Amin

meneliti strategi komunikasi dompet dhuafa Republika dalam sosialisasi

zakat, maka saya meneliti tentang Strategi Komunikasi PPPA Daarul

Qur’an dalam mensosialisasikan program sedekah produktif.

2. Strategi komunikasi marketing lembaga amil zakat (LAZ) Al-Azhar

peduli Ummat oleh Muhammad Anwar Sani Mahasiswa UIN Syarif

HIdayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2009. Persamaan dengan

judul skripsi tersebut yaitu pada permasalahan yang akan diteliti yaitu

mengenai Strategi Komunikasi. Sedangkan perbedaann dengan skripsi

tersebut yaitu pada subjeknya, jika Muhammad Anwar sani meneliti

tentang strategi komunikasi marketing lembaga amil zakat (LAZ) Al-

Azhar peduli Ummat, maka saya meneliti tentang strategi komunikasi

PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan program sedekah

produktif.

3. IN KIND FUND RAISING Panduan Praktis Penggalangan Hiibah

Barang Bagi Organisasi Nirlaba oleh Setiyo Iswwoyo dan Hamid Abidin.

Buku ini menjelaskan tentang menggalang dana bagi organisasi nirlaba.

F. Sistematika Penulisan
11

BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, pembatasan dan

perumusan masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II Kerangka teoritis yang membahas tentang strategi komunikasi,

terdiri dari pengertian strategi, tahapn-tahapan strategi, ruang

lingkup komunkasi, strategi komunikasi, dan sosialisasi sedekah

produktif terdri dari : pengertian sosialisasi, media sosialisasi,

pengertian sedekah dan produktif.

BAB III Gambaran umum PPPA Daarul Qu’ran. Profil PPPA Qu’ran ,Visi

dan Misi, Program-program PPPA Daarul Qu’ran, Struktur

Organisasi, sistem, manajemen dan kegiatan PPPA Daarul Qu’ran

BAB IV Analisis strategi komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam

mensosialisasikan Program sedekah produktif yang berisikan

tentang: strategi komunikasi apa saja yang digunakan PPPA Daarul

Qur’an dalam mensosialisasikan program sedekah produktif,

bagaimana implementasi strategi komunikasi yang dilakukan oleh

PPPA Daarul Qur’an, dan faktor-faktor apa yang menghambat

strategi komunikasi tersebut serta upaya PPPA Daarul Qur’an

menghadapi hambatan-hambatan tersebut.

BAB V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Strategi Komunikasi

1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti “seni

berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk

mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarrnya strategi merupakan alat

untuk mencapai tujuan. Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu

stratogos, yang berarti memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi di

artikan sebagai generalship atau suatu yang dilakukan oleh para jenderal

dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan

peperangan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi

adalah ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk

melaksanakan kebijakan tertentu diperang dan damai, atau rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.1

Di bawah ini beberapa pendapat tentang pengertian strategi sebagai

berikut:

1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005) h.1092

12
13

a. Menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara yang terbaik menggunakan

dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai dengan perubahan

lingkungan”.2

b. Definisi lain juga dikatakan Stainer dan Miner,

“Strategi adalah penempatan misi perusahaan, penempatan sasaran


organisasi dalam mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan
kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan
implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama
organisasi akan tercapai”.3

Sedangkan menurut pakar ilmu komunikasi Onong Uchjana

Effendy.M.A.mengatakan bahwa:

“Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk


mencapai tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak
berfungsi sebagai perjalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan
harus mampu menunjukan bagaimana taktik oprasionalnya.”4
Jika diambil saripatinya, maka pendekatan strategi mempunyai lima

ciri sebagai berikut:

Pertama, ia memusatkan perhatian pada kekuatan. Kekuatan adalah

bagian fokus dalam pokok pendekatan strategi. Kedua, memusatkan pada

analisa dinamika, analisa gerak, analisa aksi. Ketiga, strategi memusatkan

pada perhatian tujuan yang ingin dicapai serta gerak untuk untuk mencapai

tujuan tersebut. Keempat, strategi memperhatikan pada pada faktor-faktor

2
Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijakan Dan Strategi Organisasi
(Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986) Cet.ke-2, h.17
3
George Steiner , Manajemen Strategik dan Kebijaksanaan Bisnis, (Yogyakarta: BPFE,
1985), h.8D
4
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosda
karya,1999) h.32
14

waktu (sejarah, masa lampau, masa kini terutama masa depan) dan faktor

lingkungan. Kelima, strategi berusaha menemukan maslah-masalah yang

terjadi dari peristiwa-peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan kontek

kekuatan, kemudian mengadakan analisa kemungkinan-kemungkinan serta

memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah-langkah yang dapat diambil

dalm rangka bergerak menuju tujuan.

Selain definisi-definisi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih

khusus misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahaiad (1995), yang

mengangkat kompetensi ini sebagai hal yang penting.Mereka berdua

mendefinisikan strategi yang terjemahannya sebagai berikut ini.

“Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senatiasa


meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan, oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan
demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya
kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen
memerlukan kompetensi inti.Perusahaan perlu mencari kompetensi inti
dalam hal bisnis yang dilakukan”.5
Pengertian dasar strategi dan taktik adalah metode untuk

memenangkan suatu persaingan, berbentuk suatu pertempuran fisik untuk

merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia.

Sedangkan dengan bidang non militer, strategi dan taktik adalah suatu cara

atau teknik untuk memenangkan suatu persaingan antara kelompok-

kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.

5
Husein Umar, Strategic Management In Action, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama,
2001) h.31
15

Dari berbagai pengertian yang telah di kemukakan tersebut

penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi merupakan suatu proses untuk

melakukan perumusan dan penentuan rencana untuk mencapai suatu tujuan

jangka panjang. Secara umum strategi dilakukan oleh suatu organisasi dalam

merealisasikan kegiatannya, akan tetapi strategi pun dapat dilakukan secara

individu untuk mencapai tujuan yang diharapkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Tahapan-tahapan Strategi

Dalam proses penerapan strategi menggunakan beberapa tahapan

diantaranya.

a. Perumusan Strategi

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menyusun strategi yaitu

dengan cara merumuskan strategi, atau menyusun langkah awal. Sudah

termasuk di dalamnya untuk pengembangan tujuan, mengenai peluang dan

ancaman eksternal, menetapkan kelemahan dan kekuatan secara internal,

menetapkan suatu objektifitas. Menghasilkan strategi alternatif dan

memilih strategi untuk di laksanakan. Dalam perumusan strategi juga di

tentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari, atau

melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan.


16

b. Implementasi Strategi

Setelah merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan,

maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang telah

ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang

ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih

sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari unit, tingkat dan

anggota organisasi. Dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi

dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari

kenyataan. Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan

pengorganisasian sumber daya yang ditampakkan melalui penetapan

struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan

bersama budaya perusahaan dan organisasi.

c. Evaluasi Strategi

Tahap akhir dari menyusun strategi adalah evaluasi strategi.

Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah di capai,

dapat di ukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi

menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh

suatu organisasi dan evaluasi sangat di perlukan untuk memastikan

sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Ada tiga macam langkah dasar

untuk mengevaluasi strategi yaitu:

1. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar

strategi. Adanya perubahan yang diadakan menjadi satu hambatan


17

Pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang

diantaranya strategi efektif atau hasil implementasi yang buruk dapat

berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.

2. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki

penyimpanan dari rencana, mengevalusi prestasi indivisual, dan

menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang

dinyatakan. kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapa diukur

dan mudah dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting

daripada kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi.

3. Mengembalikan tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi

sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus strategi yang ada

yang ditinggalkan atau harus merumuskan strategi yang baru.

Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai

dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.6

3. Pengertian Komunikasi

Komunikasi secara etimlogi berasal dari bahasa latin

“communication” istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang

berarti sama, sama disini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi

komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu

6
Fred Dand, Manajemen Strategi Konsep Pemasaran, (Jakarta: PT. Prehallindo,
1998), h. 5-6
18

pesan yang disampaikan oleh komunikator yang diterima oleh

komunikan. Hakikat komunikasi adalah, pikiran atau perasaan seseorang

kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan

(massage) orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator

(communicator) sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama

komunikan (communicate)

Selain pengertian di atas, para ahli komunikasi juga mempunyai

pendapat yang berbeda mengenai pengertian komunikasi, menurut

Breslon dan Steiner, mendefinisikan:

“Komunikasi sebagai penyampai informasi, ide, gagasan, emosi,


keterampilan dan seterusnya melalui penggunaan simbol kata,
gambar, grafik, dan lain-lain. Kemudian Shannon dan weaver
mengartikan komunikasi sebagai mencakup produser melalui nama
pikiran seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain”7
Menurut Onong Uchjana Efendy, ada beberapa sebab mengapa

manusia melakukan komunikasi, yakni untuk:8

a. mengubah sikap (to change attitude)


b. mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change the opinion)
c. mengubah prilaku (to change the behavior)
d. mengubah masyarakat (to change the society)
Komunikasi juga dilakukan dengan berbagai metode, istilah

metode atau dalam bahasa inggris “method”, berasal dari bahasa yunani

7
Hafied Cangara , Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2005)
8
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek, ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1992).
19

“methodos” yang berarti rangkaian yang sistematis yang merujuk pada tata

cara yang telah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan dan logis.

Agar komunikasi berjalan efektif, maka kita juga memerlkan strategi

dalam menyampaikan pesan agar dapat diterima oleh orang lain.

4. Unsur-unsur komuniikasi

a. Komunikator

Pengirim pesan yang dimaksud di sini adalah manusia yang

mengambil inisiatif dalam berkomunikasi. Pesan disampaikan

komunikator untuk mewujudkan motif komunikasi. Sumber peristiwa

komunikasi akan melibatkan sumber pembuat atau pengirim informasi.

Dalam komunikasi antar manusia, sumber terdiri dari satu orang.Tetapi

juga bisa dari satu kelompok misalnya partai, organisasi atau

lembaga.Sumber disebut sender.9

b . Pesan

Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret

agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal

budinya menciptakan sejumlah lambing komunikasi berupa suara,

mimic, gerak-gerik, lisan dan tulisan. “Pesan bersifat abstrak, seorang

komunikan tidak akan tahu apa yang ada di dalam benak seorang

9
Wiryanto, teori Komunikasi Massa, (Jakarta:Grasindo,2000), h,24
20

komunikator, hingga seorang komunikator mewujudkan lambang-

lambang komunikasi”.10

Pesan merupakan inti atau perumusan tujuan dan maksud dari

komunikator kepada komunikan. Pesan merupakan unsur yang sangat

menentukan dalam proses komunikasi. “Agar pesan dapat diterima

dengan baik, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada

komunikan harus menggunakan bahasa yang mudah di mengerti”.11

Pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi adalah sesuatu

yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan

dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa

berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.

Pesan biasanya disebut juga message, atau content.

c. Saluran Media Komunikasi

Saluran media komunikasi adalah jalan yang dilalui pesan

komunikator untuk sampai ke komunikasinya.Ada dua jalan agar pesan

komunikator sampai pada komunikannya, yaitu tanpa media yang

berlangsung tatap muka dan komunikasi yang menggunakan media.

Media yang dimaksud ialah media komunikasi, artinya ini

menggunakan media komunikasi.

10
Dani Vardiansyah, Pengantar ilmu komunikasi : Pendekatan Taksonomi Konseptual,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h.23
11
Mondry, pemahaman teori dan praktek Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008)
Cet ke-1 h.8
21

d. Komunikan

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim

oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam

bentuk kelompok, partai dan bangsa. Penerima juga biasa disebut

dengan komunikan. Penerima adalah elemen penting dalam proses

komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan

menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menimbulkan

berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah

pada sumber pesan dan saluran

e. Efek Komunikasi

efek komunikasi dapat diartikan sebagai pengaruh yang

ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat

tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan, yaitu Kognitf ( seseorang

menjadi tahu tentang sesuatu, afektif (sikap seseorang terbentuk,

misalnya setuju dan tidak setuju terhadap sesuatu) dan konatif (tingkah

laku yang membuat seseorang melakukan sesuatu)

5. Macam-macam Komunikasi

a. Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan

oleh Bittner, seperti yang dikutip oleh Elvinaro Ardianto “Komunikasi

massa adalah pesan yang dikomunikasikan oleh media massa pada


22

sejumlah besar orang”.12 Dari definisi yang dikemukakan oleh bittner,

jelas menunjukan bahwa komunikasi massa haruslah menggunakan

media massa. Jadi, meskipun komunikasi yang di sampaikan di depan

khalayak ramai seperti, seminar atau kampanye tetapi tidak

menggunakan media massa maka komunikasi tersebut bukanlah

komunikai massa

Media komunikasi massa yang termasuk media massa adalah

radio, televisi, keduanya di golongkan sebagai media elektronik.

Sedangkan majalah, surat kabar, buku di golongkan sebagai media cetak.

Seiring dengan perkembangan jaman maka hadirlah media baru yang

disebut dengan Internet.

Definisi komunikasi massa yang lebih terperinci dikemukakan oleh

Gebner (1967). Menurut Gebner yang juga dikutip oleh Elvinaro,

“Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan

teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas

dimiliki orang dalam masyarakat industry”.13

Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu

menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk

tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus

menerus dalam jarak waktu yang tetap misalnya harian, mingguan, dwi

12
Elvinaro Ardiantto, dkk, Ilmu Komunikasi Massa ( Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2007) h,3
13
Ibid, h,4
23

mingguan dan bulanan. Proses produksi pesan tidak dapat dilakukan

perorangan, melainkan harus oleh lembaga dan akan membutuhkan

suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak

dilakukan oleh masyarakat industry

Sedangkan menurut Defleur dan Dennis yang dikutip dalam buku

Sasa Djuarsa Sandjaya, komunikasi massa adalah suatu proses dalam

dimana komunikator-komunikator menggunakan media untuk

menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus-menerus

menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi

khalayak yang besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara.

Definisi ini menggambarkan bagaimana media massa mengemas

dan menyajikan isi pesan. Dengan cara dan gaya tertentu menciptakan

makna terhadap suatu peristiwa, sehingga mempengaruhi khalayak.

b. Komunikasi Publik

Komunikasi publik ialah komunikasi yang melibatkan khalayak

yang relatif besar, dan karenanya sulit untuk mengenal secara dalam satu

persatu14. Komunikan berkumpul ditempat dan waktu yang sama,

misalnya auditorium, masjid, aula, atau lapangan terbuka. Contoh dari

komunikasi publik, tabligh akbar, kuliah umum, kampanye, penyuluhan

dan seminar

14
Dani Vardiansyah, pengantar Ilmu Komunikasi : Pendekatan Taksonomi
Konseptual, h,31
24

Dalam komunikasi publik, proses komunikasi bersifat linear, satu

arah. Dalam berbicara di depan publik, para pembicara biasanya memiliki

tiga tujuan utama dalam benak mereka, memberi informasi, menghibur

dan membujuk. Tujuan yang terakhir merupakan inti dari komunikasi-

retorika.Banyak dari prinsip-prinsip persuasi seperti analisis khalayak,

kredibilitas, pembicara dan penyampaian pesan merupakan bagian dari

retorika.

Komunikasi publik banyak mengambil prinsip-prinsip dari

retorika.Seorang komunikator yang berbicara didepan public harus

menguasai seni berbicara, seperti definisi retorika, seni atau kemampuan

yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi khalayaknya.15

Kualitas yang membedakan komunikasi publik dengan komunikasi

interpersonal dan komunikasi kelompok adalah sebagai berikut:16

a. komunikasi publik berorientasi pada pembicara atau sumber. Sedangkan

pada komunikasi interpersonal dan kelompok terdapat hubungan timbale

balik diantara si pembicara dan penerima.Pada komunikasi public

pembicara mendominasi komunikasi.

15
Ricard West, Pengantar Teori KOmunikasi Analisis Dan Aplikasi,
(Jakarta: Salemba Humanika, 2008) h.40
16
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara,
2009), Cet ke-10 h, 197
25

b. Pada komunikasi publik kurang terdapat interaksi antara si pembicara dan

pendengar. Hal ini menjadikan kurangnya interaksi secara langsung si

pembicara dan pendengar

c. Bahasa yang digunakan dalam komunikasi public lebih umum supaya

dapat dipahami oleh pemdengar.

6. Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi merupakan panduan perencanaan komunikasi

(communication planning) dengan manajemen komunikasi

(communication management) untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukan bagaimana

operasionalnya secara praktis harus dilaksanakan, dalam arti kata bahwa

pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan

kondisi.17

Para ahli komunikasi seperti Everest M rogers dan Barelson, dalam

tahun-tahun terakhir ini menumpahkan perhatiannya yang besar terhadap

ilmu komunikasi. Fokus perhatian ahli komunikasi ini memang penting

untuk ditujukan kepada ilmu komunikasi, karena berhasil tidaknya

kegiatan secara efektif banyak ditentukan oleh komunikasi.

Dalam strategi komunikasi, peran komunikan sangatlah

penting.Strategi komunikasi haruslah bersifat dinamis, sehingga

17
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h.32
26

komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan

apabila ada suatu faktor yang memengaruhi. Suatu faktor yang

menghambat komunikasi dapat dating sewaktu-waktu, terlebih jika

komunikasi langsung melalui media massa.

Menurut R. Wayne Peace, Brent D. Petterson dan M Dallas Burnet

dalam bukunya techniques for effective communication, seperti yang

dikutip oleh Onong Uchjana Effendy, tujuan sentral strategi komunikasi

terdiri atas tiga tujuan utama yaitu:18

a. To secure understanding: memastikan bahwa komunikan mengerti

pesan yang diterima. Andaikan ia sudah dapat mengerti dn menerima,

maka penerimaannya itu harus dibina.

b. To establish acceptance: setelah komunikan mengerti dan menerima

pesan maka pesan ini harus dilakukan pembinaan.

c. To motivation action : setelah penerimaan itu di bina maka kegiatan ini

harus dimotivasikan.

7. Langkah-langkah Dalam Strategi Komunikasi

Dalam rangka melaksanakan strategi komunikasi diperlukan

langkah-langkah strategis yang perlu dijalankan untuk menyusun langkah-

langkah tersebut dibutuhkan suatu pemikiran dengan memperhitungkan

komponen-komponen komunikasi serta faktor pendukung dan faktor


27

penghambat komunikasi.Kita mulai berturut-turut dari komunikasi sebagai

sasaran komunikasi, media, pesan, komunikator.

A. Mengenali Sasaran Komunikasi

Sebelum kita melancarkan komunikasi, kita perlu mempelajari

siapa-siapa yang akan menjadi sasaran komuniksi kita. Hal ini akan sangat

bergantung pada tujuan komunikasi, apakah tujuan komunikasinya hanya

pada sebatas agar komunikan mengetahui (dengan metode informatif) atau

agar komunikan melakukan tindakan tertentu dengan metode persuasif.

Apapun tujuannya, metodenya dan banyak sasaran pada diri komunikan

perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:19

1. Faktor Kerangka Referensi

Pesan komunikasi yang akan disampaikan kepada komunikan

harus disesuaikan dengan kerangka kerangka referensi. Kerangka

refernsi seseorang terbentuk berdasarkan hasil dari perpaduan

pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status social,

ideology dan cita-cita. Kerangka referansi seseorang ada yang berbeda

secara ekstrem seperti antara murid SMP dengan mahasiswa. Ada juga

perbedaan yang gradual saja seperti seorang sarjana dengan sarjana

yang lain yang sama-sama lulusan universitas.

19
Onong Ucjana Effendi, Ilmu Komunikasi dan Praktek h, 35
28

Dalam situasi komunikasi antarpribadi mudah untuk mengenal

kerangka referensi komunikan karena ia hanya satu orang. Yang sukar

adalah mengenal kerangka referensi komunikan dalam bentuk

kelompok. Ada kelompok yang individu-individunya sudah dikenal

seperti kelompok karyawan. Ada juga yang tidak dikenal seperti

pengunjung rapat RW. Komunikasi harus disesuaikan dengan referensi

mereka.

Lebih sulit lagi mengenali kerangka referensi komunikan dalam

komunikasi massa sebab sifatnya heterogen. Oleh karena itu pesan yang

disampaikan kepada khalayak melalui media massa hanya bersifat

informatif dan yang umum yang dapat di mengerti oleh semua orang.

2. Faktor Situasi dan Kondisi

Yang dimaksud dengan situasi disini ialah situasi komunikasi pada

saat komunikan akan menerima pesan yang akan disampaikan. Agar

komunikasi berjalan efektif, tempat penyampaian pesan komunikasi

haruslah diperhatikan. Kita perlu mengatur tempat dan ruangan dimana

komunikasi akan berlangsung, sehingga hambatan yang dating dapat

diminimalisir. Yang dimaksud dengan kondisi disini ialah state of

personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada

saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi kita tidak akan efektif

apabila komunikan sedang marah, sedih, bingung, sakit atau lapar.

Dalam menghadapi komunikan dengan kondisi seperti itu kita


29

diharapkan sebisa mungkin untuk menciptakan suasana yang

menyenangkan. Akan tetapi tidak jarang pula kita harus melakukannya

pada saat itu juga.

B. Pemilihan Media Komunikasi

Media Komunikasi banyak jumlahnya, pemilihan media

komunikasi akan sangat bergantung pada komunikasi yang akan dituju.

Untuk menyampaikan pesan terhadap masyarakat perkotaan maka media

yang lebih efektif untuk digunakan adalah media cetak, audio dan audio

visual. Sedangkan untuk masyarakat pedesaan media yang sering

digunakan adalah papan pengumuman atau juga radio baik radio komesial

maupun radio komunitas. Karena masyarakat sering mendengarkan radio

terlebih radio bergenre dangdut.

C. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi

Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Ini menetukan

teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi,

atau teknik instruksi. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan dan lambang.

Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi lambang yang dipergunakan bisa

macam-macam. Lambang yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan

isi komunikasi ialah bahasa, gambar, warna, kias (gesture) dsb.

Lambang yang banyak digunakan dalam komunikasi ialah bahasa.

Karena hanya bahasalah yang mamapu mengungkapkan pikiran dan


30

perasaan, fakta dan opini hal yang konkrit dan abstrak, pengalaman yang

sudah lalu dan kegiatan yang akan dating. Oleh karena itu dalam

komunikasi bahasa memegang peranan yang sangat penting. Meskipun

bahasa nonverbal pun memiliki peran yang juga penting untuk

berkomunikasi dalam jarak yang cukup jauh dan juga untuk

berkomunikasi dengan para tuna wicara.

8. Fungsi Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam proses komunikasi,

karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak

ditentukan oleh strategi komunikasi. Tanpa strategi komunikasi, media

massa yang semakin modern yang kini banyak dipergunakan di negara-

negara yang sedang berkembang karena mudahnya diperoleh dan relative

mudah dioperasionalkan bukan tidak mungkin akan tidak efektif

penggunanya.

Strategi komunikasi baik secara makro maupun mikro mempunyai

fungsi ganda:

a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informative,

persuasive dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk

memperoleh hasil maksimal.


31

b. Menjembatani akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan

dioprasionalkannya media massa begitu ampuh yang jika dibiarkan

akan merusak nilai-nilai budaya.20

B. Sosialisasi Program Sedekah Produktif

1. Pengertian Sosialisasi Program Sedekah Produktif

Sosialisasi secara garis besar mengandung pengertian “proses

belajar seorang anggota masyrakat untuk mengenal dan menghayati

kebudayaan masyarakat dilingkungannya, dapat juga diartikan usaha

untuk mengubah milik perorangan menjadi milik umum”.21

Sosialisasi didefinisikan sebagai:


“ a process by which a child learns to be a partcipant member of
society”- “proses melalui mana seorang anak belajar menjadi anggota
dalam suatu pokok bahasan berjudul society in man; dari sini tergambar
pandangannya bahwa melalui sosialisasi masayrakat dimasukan ke
dalam manusia”.22
Menurut sejumlah tokoh sosiologi yang teorinya akan dibahas,

yang diajarkan melalui sosialisasi ialah peran-peran. Oleh sebab itu

teori sosialisasi sejumlah tokoh sosiologi merupakan teori mengenai

peran (role theory). Dengan peran tersebut seseorang akan belajar untuk

mengetahui peran yang harus dijalankannya serta peran yang tidak

harus dijalankan oelh orang lain. Melalui penguasaan peran yang ada

20
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi ( Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003) Cet ke-3 h,300
21
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta,
balai pustaka, 2002), cet ke-2, h.1085
22
Kamanto sunarto, pengantar sosiologi, (Jakarta: Lembaga penerbit Fak.
Ekonomi UI 2000, Edisi ke-2) h.23
32

dalam masyarakat, maka seseorang akan dapat berinteraksi dengan

orang lain.

Akan tetapi apa yang terjadi apabila seseorang tidak mengalami

sosialisasi? Karena kemampuan seseorang untuk mempunyai diri, maka

untuk berperan sebagai anggota masyarakat tergantung pada sosialisasi,

karena seseorang yang tidak mengalami tidak akan dapat berinteraksi

dengan orang lain

Sosialisasi adalah proses yang di ikuti secara aktif oleh kedua belah

pihak yang mensosialisasi. Aktivitas mensosialisasikan disebut aktivitas

melaksanakan sosialisasi, sedangkan aktivitas disosialisasi adalah

aktivitas internalisasi.23 Aktivitas tersebut biasanya dilakukan lewat

media, ada banyak media dalam melakukan aktivitas sosialisasi seprti

keluarga, kelompok bermain, sekolah, lingkungan kerja dan media

massa.

Media Sosialisasi dalam melaksanakan sosialisasi, maka

dibutuhkan media sebagai alat berlangsungnya sosialisasi, antara lain

yaitu media massa. Media massa memiliki berbagai bentuk yang terdiri

atas media cetak (surat kabar, majalah) maupun elektronik (radio,

televisi, film, internet), itu semua merupakan bentuk komunikasi yang

menjangkau sejumlah besar orang. Media massa diidentifikasikan

sebagai suatu agen sosialisasi yang berpengaruh pula terhadap perilaku

23
Dwi Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi teks Pengantar, (Jakarta: Prenada
media, 2004), h.56
33

khalayaknya. Peningkatan teknologi memungkinkan peningkatan

kualitas pesan serta peningkatan frekuensi penerapan masyarakat pun

memberi peluang bagi media massa untuk berperan sebagai agen

sosialisasi yang semakin penting.24

Iklan-iklan ataupun informasi yang ditayangkan melalui media

massa mempunyai potensi untuk memicu perubahan pola konsumsi atau

bahkan gaya hidup masyarakat. Media massa pun sering digunakan

untuk mengukur, membentuk ataupun mempengaruhi pendapat umum,

bahkan sebagai alat untuk menyampaikam berita, penilaian, atau

gambaran umum tentang banyak hal, media memiliki kemampuan

untuk berperan sebagai institusi yang bisa membentuk opini publik.

Maka sosialisasi dengan menggunakan media bisa membangun

solidaritas sosial warga dunia, selain fungsi praktis lainnya sebagai

penggalang dana sosial masyarakat.25

Pengertian program dalam kamus bahasa Indonesia program

adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang dijalankan.26

Sedangkan secara etimologis kata program berasal dari bahasa inggris,

„programme‟ atau „program‟ yang artinya acara atau rencana.27 Dan

24
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi...,h.26
25
Hamid Abidin dan Kurniawati, Galang Dana Ala Media, (Jakara, Piramedia,
2004).
26
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), ed.3 Cet.3 h. 897
27
Morrisan, Media Penyiaran Strategi, Mengelola Radio Dan Televisi,
Tanggerang Ramdina Prakasa, 2005) Cet. 1 h.97
34

menurut John R. Bittner yang dikutip Masduki, Program atau dikenal

sebagai acara ini merupakan barang yang dibutuhkan khalayak. 28Dalam

program atau acara, tentunya ada pesan-pesan yang disampaikan

kepada khalayak.

Pengertian Sedekah Dalam sebuah hadits dinyatakan, “sedekah

yang paling baik adalah menafkahkannya ketika dalam keadaan sehat

dan masih ada harapan untuk hidup lebih lama di dunia ini.29Sedekah

dapat mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup

kesalahan dan keburukan.Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah dan bisa

mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah.Ajaran Islam

memberikan peringatan dan ancaman yang keras terhadap orang yang

enggan bersedekah. Di akhirat kelak, harta benda yang disimpan dan

ditumpuk akan berubah menjadi azab bagi pemiliknya.30

Rasulullah SAW bersabda:

1. “Sedekah itu cermin” maksudnya sedekah itu menunjukan

(mencerminkan) bahwa pelakunya memiliki keimanan yang baik dan

memiliki keyakinan akan adanya hari pembalasan (kiamat) karena ia

pasti melakukannya dengan mengharapkan pahala dan pahala adanya di

28
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: PT. LKIS, 2005)
h.35
29
Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rah.A. Fadhilah Sedekah
(Zadul Maad-Bandung) h-4
30
Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, Anda bertanya tentang Zakat, Infak&Sedekah kami
menjawab (BAZNAZ, Jakarta 2006) h-7
35

akhirat, sebagian ulama berpendapat “di hari pembalasan nanti orang

yang bersedekah memiliki tanda khusus”.

2. Musnahkan segala kesumpekan kalian dengan bersedekah maka niscaya

Allah SWT akan melapangkan kesempitan-kesempitan kalian dan

menolong kalian dari musuh-musuh kalian.

3. Bersedekahlah karena didalamnya terdapat enam manfaat yaitu 3

didunia dan 3 diakhirat.

Adapun 3 di dunia yaitu:

a. Menambah (keberkah) rejeki

b. Memperbanyak harta

c. Memakmurkan (melapangkan) rumah.

Adapun 3 di akhirat yaitu :

a. Menutupi aib (kejelekan Waktu di dunia)

b. Menjadi naungan diatas kepala

c. Menjauhi dari api neraka.

Sebagaimana kita ketahui, dosa-dosa kita mengakibatkan

kehidupan kita menjadi tertutup dari kasih sayang Allah, kesalahan

kesalahan yang kita buat baik terhadap Allah maupun terhadap manusia
36

membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita

buat sendiri.

Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan

di dunia maupun di akhirat manakala ajarannya dijadikan sebagai

pedoman hidup dan dilaksnakan secara konsisten serta konsekuen,

Dalam penyerahan harta untuk kebajikan-kebajikan yang

diperintahkan Allah SWT dan memang karena itu salah satu tujuan utama

adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.Perbuatan untuk

mendapatkan keridahaan Allah walaupun dilakukan terang-terangan

bukanlah riya. Namun demikian, setiap amalan, khususnya sedekah bila

dilakukan secara sembunyi-sembunyi adalah lebih baik dan lebih aman

dari riya.

Keputusasaan kadang membuat manusia menjadi gamang dan

membuat seakan hidup tanpa ruh, tanpa jiwa., hilang semangat hidup

hilang semangat segala-galanya, keberhasilan sebuah usaha dan

tercapainya keinginan manusia tanpa didasari hubungan vertkal dan

kebersysukuran kepadanya kerap hanya akan membuahkan kesombongan

pada diri manusia.31

             

31
Yusuf Mansur, Kun Fayakun ; Selalu Ada Harapan di Tengah Kesulitan, (Lini
Zikrul Media Intelektual, Jakarta 2007) cet-1 hal-4
37

Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia

berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka,

Maka ia banyak berdoa.(Fushilat: 51)

Berbicara mengenai persoalan Islam dan ekonomi, sebenarnya

tidak hanya membicarakan persoalan kemajuan atau kemunduran

kehidupan yang dialami oleh salah satu pihak (golongan agama) tertentu

melainkan turut mebicarakan persoalan kemanusiaan yang lebih luas.32

Produktif Dalam kamus besar bahasa indonesia produktif

mempunyai arti “menghasilkan sesuatu baik berupa barang ataupun ide”.33

Modal produktif ini dapat memproduksi dan menghasilkan sesuatu yang

bisa dikonsumsi maupun di manfaatkan pada masa-masa yang akan

datang, baik oleh pribadi maupun kelompok.

Berasal dari kata bahasa inggris “product” yang berarti hasil,

productive berarti menghasilkan kemudian diadopsi ke dalam bahasa

Indonesia yaitu produktif yang berarti kemauan untuk menghasilkan

sesuatu atau banyak mendatangkan hasil. Produktif dapat juga diartikan

dengan menghasilkan atau berkarya.

32
Achmad Djunaidi, Menuju Era Wakaf Produktif, ( Mitra Abadi Press, Jakarta)
Cet-3 h-3
33
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Tanggerang Ramadina Perkasa, 2005) cet ke.1 h.101
38

Ciri-Ciri orang yang produktif :

1. Menghargai waktu dan disiplin

2. Tekun dalam bekerja

3. Gemar membaca

4. Tidak mengenal putus asa

5. selalu ingin berkarya

Sedekah Produktif dimana sedekah ini akan ditumbuh kembangkan

dengan menjadikan sedekah tersebut sebagai awal modal untuk membuka

usaha yang dikelola oleh PPPA Daarul Qur‟an. Dan keuntungan yang di

dapat dari usaha tersebut akan disalurkan ke rumah-rumah tahfidz yang

dikelola maupun yang didukung oleh PPPA Daarul Qur‟an.

1. Media Sosialisasi program Sedekah Produktif

Pengertian Media Secara etimologi, media adalah merupakan

jamak dari bahasa latin, yaitu, “median” yang berarti perantara. Jamaknya

media, adapun pengertian semantiknya yaitu “segala sesuatu yang dapat

dijadikan sebagai alat (perantara). Sedangkan secara terminologi media

berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan

tertentu.34 Adapun media berasal dari bahasa latin “mediare” yang artinya

“pengantar” maksudnya pengantar atau sarana penghubung atau alat yang

digunakan.35

34
Syukri Asmuni, Dasar-dasar strategi dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983)
h.163
35
Hasan Sadily, Ensiklopedia Umum, (Yoyakarta : Yayasan Karisuius, 1984) h.
651
39

Adapun menurut Association for education and communication

technology (AEC) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang

dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.36

Sedangkan Education Association (NEA) mendefiniskan media

sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau

dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam

kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektivitas program

instruksional.37 adapun pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat

menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan

audien sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.38

Media berasal dari bahasa latin “medium” (Tunggal) “media”

(Jamak) yang secra harfiah berarti: pertengahan, tengah, pusat.39 Dengan

demikian “media” sudah berarti jamak, tidak perlu media-media.

Dalam kamus telekomunikasi media berarti sarana yang digunakan

oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan

kepada komunikan, apabila kominikan jauh tempatnya dan banyak

jumlahnya. “Jadi segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat bantu

dalam berkomunikasi disebut media komunkasi, adapun bentuk dan

jenisnya beragam.”40

36
Prof. Dr. H. Asnawir, Media Pembelajaran (Ciputat Perss, Jakarta 2002) h.11
37
Ibid h.11
38
Ibid h.11
39
K.Pens CM, dkk, Kamus Latin-Indonesia, 1969, h. 525
40

Media menurut Tarmizi Taher kata media merupakan jamak dari

bahsa latin yaitu medium, yang berarti segala sesuatu yang dapat dijadikan

sebagai alat perantara untuk mencapai tujuan tertentu.41

Adapun kesimpulan dari pengertian media adalah berupa alat

sebagai informasi dan komunikasi kepada khalayak ramai, dikerenakan

media dijadikan sebagai alat perantara untuk mencapai tujuan tertentu. 2.

Bentuk-bentuk Media

Media pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni

media cetak dan media elektronik.

1. Media cetak

Media cetak adalah media statis dan mengutamakan pesan-

pesan visual yang dihasilkan dari proses percetakan; bahan baku

dasarnya maupun sarana penyampaian pesannya menggunakan kertas.

Sesuatu jenis alat yang dapat menghasilkan tulisan dalam berbagai

macam dan aneka bentuk sesuai maksud dan tujuannya.

Adapun media cetak arti secara harfiah bahasa Indonesia “ cetak”

ialah cap, acuan, sedangkan dalam bahasa inggris, cetak yang berkaitan

dengan produksi media cetak, ialah pres berarti: mesin untuk mencetak

buku, media, surat kabar. Adapun the pres ialah surat kabar, media dan

juga ada di dalamnya para wartawan. Media cetak adalah media yang

41
. Tarmidzi Taher, Dakwah Kolaboratif, (Jakarta: Grafindo Khazana Ilmu, 2005,
cet ke-1, h. 157
41

menggunakan bahan dasar kertas atau kain untuk menyampaikan pesan-

pesannya. Unsur-unsur utamanya adalah tulisan (teks) gambar

visualisasi, atau keduanya. Adapun bentu-bentuk media cetak adalah:

a. Surat kabar

Surat kabar merupakan media massa yang paling tua

dibandingkan dengan jenis media lainnya. Karakteristik surat kabar

sebagai media massa mencangkup: publisitas, periodesitas,

universalitas, aktualitas, terdokomentasikan.

b. Majalah

Majalah merupakan media yang paling simpel organisasinya,

relatif lebih muudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal

yang banyak. Karakteristik yang dimilki majalah yaitu penyajian lebih

dalam, nilai aktualitas lebih lama, gambar/foto lebih banyak, kover

sebagai daya tarik.

c. Brosur

Brosur adalah kertas cetakan yang mengandung informasi tentang

suatu barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen atau

pengguna dengan harapan dapat dibeli atau dimanfaatkan oleh

konsumen atau pengguna. Informasi dalam brosur ditulis dalam bahasa


42

yang ringkas dan dimaksudkan mudah dipahami dalam waktu

singkat.42

d. Spanduk

Spanduk termasuk sarana efektif komunikasi. Oleh karena itu pada

setiap tempat yang dianggap strategis, spanduk selalu ada. Tujuan

pemasangan spanduk ini un bermacam-macam menawarkan produksi,

imbauan, sosial, dan lain-lain.

Menurut M. Dahlan Al Barry dalam kamus modern bahasa

Indonesia spanduk adalah kain yang dipasang-rentangkan yang berisi

suatu tulisan (promosi, semboyan dan sebagainya).43

Setidaknya ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar spanduk dapat

berfungsi mendidik masyarakat yakni sesuai peraturan perizinan dan

bahasa/ kalimatnya menggunakan norma yang berlaku maka

diharapkan keberadaan spanduk tidak mengganggu ketertiban,

keindahan, dan kenyamanan umum. Sedang dari sisi kalimat, harus

menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah baik dan

benar.

42
M. Dahlan Al Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Yogyakarta, Arkola,
1994), h.617
43
Ibid
43

e. Poster

Poster adalah salah satu media efektif utama untuk melakukan

kontak dengan khalayak. Poster merupakan gabungan antara ganbar

dan tulisan dalam suatu bidang yang memberikan informasi tentang

satu atau dua ide pokok. Poster hendaknya dibuat dengan gambar

dekoratif dan huruf yang jelas.

Ciri-ciri poster yang baik yaitu: sederhana, menyajikan suatu ide,

slogan yang ringkas, gambar dan tulisan yang jelas, memilki komposisi

dan variabel yang bagus.

2. Media elektronik

Media elektronik yaitu media dengan teknologi dan hanya bisa

digunakan bila ada jasa transmisi siaran.44 Elektronik adalah ilmu yang

mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara

mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat

seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan

lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan

cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit

elektronika dan instrumentasi.

Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini biasanya

disebut sebagai peralatan elektronik. Sedangkan dalam kamus besar

bahasa Indonesia elektronik merupakan sarana media massa yang


44
Fandy Tjiptono , Strategi Pemasaran (Yogyakarta : Andy, 2000) h.236
44

mempergunakan alat-alat elektronik modern.45 Media elektronik yang

memenuhi kriteria media massa adalah:

1. Radio siaran

Radio adalah media massa yang tergolong murah dan lebih kurang

80% dapat menjangkau wilayah Indonesia. Walau radio hanya dapat di

dengar (auditif), radio dapat juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang

baik, karena mempunyai peranan yang sangat penting untuk mendapatkan

informasi, hiburan dan lain-lain.

2. Televisi

Televsi adalah alat komunikasi yang mempunyai sifat auditif

(dapat didengar) dan juga visual (dapat dilihat). Maurice Gorhan yang

dikutip kertapi mendefinisikan “televisi adalah penyamaian gambar-

gambar dan kawat atau audio dan penerimanya secara stimultan di tempat

tertentu yang jauh. Kamus besar bahasa Indonesia, televisi diberikan

pengertian sebagai berikut;

“Televisi adalah pesawat sistem penyiaran gambar objek yang


bergerak yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau
melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya
(gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dengan
mengubahnya menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi
yang dapat dengar, digunakan untuk penyiaran, pertunjukan, berita
dan sebagainya.”46

45
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (
jakarta: Balai Pustaka, 1997) cet, ke-9 h.640
46
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta,
Balai Pustaka, 2002), cet ke-2, h.1076
45

3. Film

Film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di

belahan dunia ini. Film merupakan kombinasi dari drama dengan paduan

suara dan musik, serta drama dengan paduan dari tingkah laku dan emosi,

dapat dinikmati oleh penontonnya. Karakteristik film adalah layar lebar,

pengambilan gambar, konsentrasi dan identifikasi psikologi.

4. Internet

Secara harfiah media online atau yang lebih dikenal dengan nama

internet berasal dari kata intetconnection networking. Inter yang disingkat

dari kata Internasional yang berarti seluruh dunia. Connection berarti

hubungan dan networking ialah jaringan komputer pribadi.47 Internet

adalah suatu jaringan komputer global terbentuk dari jaringan-jaringan

komputer lokal dan regional yang memungkinkan komunikasi data antar

komputer-komputer terhubung ke jaringan tersebut. Internet merupakan

tempatnya terhubungnya berbagai mesin komputer yang mengolah

informasi di dunia ini baik berupa server, komputer pribadi handphone,

komputer genggam (laptop), PDA, dan lain sebagainya. Masing-masing

mesin ini bekerja sesuai dengan fungsinya, baik sebagai penyedia layanan

M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: Bumi Aksara, 1991), cet ke-1, h.61
46

yang biasa di sebut dengan server maupun sebagai pengguna layanan yang

di sebut dengan client.

5. Materi dan Metode sosialisasi program sedekah produktif

Pengertian materi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan

sebagai bahan: segala sesuatu yang tampak.

Pengertian metode Metode Secara etimologi adalah berasal dari

dua kata yaitu ”meta” artinya melalui dan “hodos” artinya jalan, cara.

Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos (jalan), yang

dalam bahasa arab berarti thariq.48

Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode adalah cara atau

jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang

efektif dan efisien. Efektif artinya antara biaya, tenaga dan waktu

seimbang. Dan efisien artinya sesuatu yang berkenaan dengan pencapaian

suatu hasil.49

Metode adalah suatu pelayanan, suatu jalan atau alat saja.50 K.

Prente menerjemahkan methodus sebagai cara mengajar.51 Dalam bahasa

49
Asmuni Syukri, Dasar-dasar stategi dakwah islam, (Surabaya: Al-ikhlas,
1983), h.99
50
Ibid, h. 100
51
Woyo Wasito, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Cy Press, 1974), h.208
47

Inggris disebut method yang artinya cara, yaitu suatu cara untuk mencapai

suatu cita-cita.52

Dari beberapa pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan

bahwa pengertian metode adalah cara ata jalan dengan sistematis untuk

mencapai hasil yang sempurna.

6. Pelaksanaan Program Sosialisasi Sedekah Produktif

a. Pengertian Program

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh seseorang atau kelompok organisasi, lembaga bahkan

negara mempunyai suatu program. “ Suharsimi arikunto

mengemukakan program adalah “sederetan rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai suatu kegiatan tertentu.53

Pengertian Program Dalam kamus bahasa Indonesia program

adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang

dijalankan.54Sedangkan secara etimologis kata program berasal dari

bahasa inggris, „programme‟ atau „program‟ yang artinya acara atau

52
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997),
cet ke-1
53
Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan. (Yogyakarta : Bina
Aksara, 1988)
54
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), ed.3 Cet.3 h. 897
50
Morrisan, Media Penyiaran Strategi, Mengelola Radio Dan Televisi,
Tanggerang Ramdina Prakasa, 2005) Cet. 1 h.97
51
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: PT. LKIS, 2005)
h.35
48

rencana. Dan menurut John R. Bittner yang dikutip Masduki, Program

atau dikenal sebagai acara ini merupakan barang yang dibutuhkan

khalayak. Dalam program atau acara, tentunya ada pesan-pesan yang

disampaikan kepada khalayak.

b. Macam-macam Program

Jenis-jenis Program dapat bermacam-macam wujud, jika ditinjau

dari berbagai aspek. Program di tinjau dari:

1. Tujuan

Ada yang bertujuan mencari keuntungan (kegiatan komersial).

Jika program tersebut mencari keuntungan, maka ukurannya adalah

seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan dan

jika program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah

seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.

2. Jenis

Ada program pendidikan, program koperasi, program

kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut bergantung dari

isi program bersangkutan.

3 Jangka Waktu

Ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang


49

4. Keluasaan

Terbagi 2 macam:

a. Program sempit: hanya menyangkut program yang terbatas.

b. Program luas: Menyangkut banyak variabel.

5. Pelaksanaanya

Terbagi 2 macam:

a. Program kecil: hanya dilaksanakan beberapa orang.

b. Program besar: dilaksanakan orang banyak.

6. Sifatnya

Terbagi 2 macam:

a. Program penting: yang dampaknya menyangkut orang banyak

dan menyangkut hal-hal yang vital.

b. Program kurang penting adalah hal sebaliknya.55

c. Tujuan Program

Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam

proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan

yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, sebagai berikut.

“Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus


dijadikan pusat perhatian oleh evaluator, jika suatu program tidak
mempunyai tujuan atau tujuan yang tidak bermanfaat, maka
program tersebut tidak perlu dilkasanakan karena tujuan
menentukan apa yang akan diraih”56

55
iIbd, h.2-3
56
Ibid, h.2-3
BAB III

GAMBARAN UMUM PPPA DAARUL QUR’AN

1. Profil PPPA Daarul Qur’an

PPPA (Program pembibitan Penghafal al-Qur’an) Daarul Qur’an awalnya

menjadi laboratoriums sedekahnya jamaah wisata hati.Dimulai pada tahun 2003,

Ustadz Yusuf Mansur memulai dengan mengasuh 8 anak yatim dan dhuafa yang

disekolahkan serta dijadikan partner dalam menjaga hafalan al-Qur’an, shalat

berjamaah, shalat malam dan shalat dhuha.Semakin hari jumlah santri semakin

bertambah.Sehingga sudah saatnya memulai pembangunan Pondok Pesantren

Daarul Qur’an dikampung bulak santri, Tanggerang.

Seiring dengan perkembangan PPPA Daarul Qur’an, maka wisata hati

merasa perlu untuk menjadikan PPPA bukan sekedar laboratorium saja akan

tetapi menjadi lembaga pengelola sedekah independen yang dikelola secara

professional dan transparan.1

Diikrarkan pada tanggal 29 maret 2006 sekaligus launching logo PPPA

Daarul Qur’an di balai sarbini, serta dikukuhkan melalui akte notaris tanggal 11

mei 2007, kini PPPA Daarul Qur’an di bawah naungan yayasan Daarul Qur’an

nusantara. Dengan berbagai macam program yang digulirkan, PPPA Daarul

Qur’an telah memiliki 3000-an santri binaan, lembaga pendidikan baik dalam

1
Website PPPA Daarul Qur’an www.pppa.co.id

50
51

naungan maupun dalam koordinasi, diantaranya Ponpes Daarul Qur’an, daqu

kids, daqu School dan SMP 1 Nasional plus Daarul Qur’an di Bulak Santri

Tanggerang.2

Sekolah Daarul Qur’an Internasional terdiri dari TK, SD, SMP, SMA

serta STMIK (Seklah Tinggi Manajemen dan Komputer) Antar bangsa di

Ketapang Tanggerang, Training Center di Cinagara Bogor, Pesantren Daarul

Qur’an Lembang Bandung, Daqu Kids Semarang, Ponpes Daarul Qur’an Solo

dan akan dikembangkan di beberapa daerah lainnya.

2. Visi Misi

Visi:

Menjadi laboratorium sedekah yang menyelengarakan program

memuliakan Al-Qur’an dengan amanah dan professional.

Misi:

1. Optimalisasi penggalangan dana sedekah

2. Menumbuhkembangkan program pendidikan dan dakwah yang berbasis

tahfidz Qur’an

3. Mendukung berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan

2
Website PPPA Daarul Qur’an www.pppa.or.id
52

4. Menjadikan Indonesia bebas buta Al-Qur’an

5. Optimalisasi penggalangan dana sedekah memotivasi masyarakat untuk

menjadikan sedekah sebagai solusi.3

3. Program-program PPPA Daarul Qur’an

a. Qur’an Call

Program Qur’an Call merupakan layanan bimbingan belajar

membaca al-Qur’an by phone 24 jam untuk segala umur.Program ini

didukung oleh mahasiswa Tahfidz STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen

Informatika dan Komputer) Antar Bangsa dan Santri Daarul Qur’an yang

telah hafal dan memahami al-Qur’an.

b. EKSPOR (Ekonomi Pesantren Produktif)

Program pemberdayaan yang digulirkan untuk membangun

kemandirian pesantren-pesantren tahfidz di Indonesia.

c. Mobile Qur’an

Dengan menggunakan fasilitas perpustakaan mobil yang siap


berkeliling ke pusat keramaian : Majlis, sekolah dan majelis untuk
memberikan motivasi dalam mencintai al-Qur’an. Dipadukan dengan multi

3
Ibid
53

media yang dipandu oleh trainer, sehingga masyarakat lebih memahami


dan mengetahui informasi terbaru perkembangan al-Qur’an.4

d. JARIQU (Jadikan aku santri Qur’an)

Program Orang Tua Asuh untuk para santri penghafal Al-Qur’an

e. Bantuan Untuk Pesantren Tahfidz

Membantu biaya operasional Pondok Pesantren dalam

pemeliharaan fasilitas serta aktifitas belajar mengajar sebagai ikhtiar

menghidupkan pesantren-pesantren tahfidz di Indonesia.

f. ( Santri Gemar Membaca)

Program pengadaan perpustakaan bagi Pondok Pesantren dan

sekolah untuk mendorong minat baca para santri dan masyarakat agar

gemar membaca.

g. BUY (Bingkisan Untuk Yatim)

Setiap bulan Muharram, PPPA memberikan bingkisan untuk anak

yatim.Distribusi bingkisan ini untuk anak yatim di daerah-daerah terpencil

dan pedesaan sebagai ikhtiar penyambung silaturrahmi.5

4
Ibid.
5
Ibid
54

h. Q-Learn

Program belajar Al-Qur’an yang difasilitasi oleh PPPA Daarul

Qur’an dengan menyediakan tenaga pengajar/ guru ngaji privat yang

diperuntukan bagi mereka yang tidak mempunyai waktu khusus tetapi

ingin belajar mengaji. Program Q-Learn akan memberikan pembelajaran

dari mulai tingkat awal sampai mahir baca tulis Al-Qur’an sampai cara

menghafalnya.6

i. PPPA Training Center

Sebagai pusat pengembangan dalam pembibitan, pelatihan,

konsultasi, dan kajian al-Qur’an. PPPA Training Center Menggulirkan

berbagai macam program antara lain:

1. Mejelis Konseling, Majelis konseling ini sebgai sarana masyarakat

untuk berkonsultasi berbagai masalah dan diasuh oleh para asaatidz

PPPA Daarul Qur’an.

2. PUQAT(Pusat Kajian Qur’an Terpadu, sebagai pusat berbagai

macam metode yang mempunyai tujuan mencetak menghafal Al-

Qur’an

6
Ibid
55

j. BSQ

Beasiswa Santri Qur’an, merupakan apresiasi kepada para santri

dhuafa untuk mendapatkan beasiswa dalam belajar menghafal Al-Qur’an.

Bantuan berupa beasiswa bagi para santri tahfidz dari berbagai pesantren

serta memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya ke

jenjang lebih tinggi.7

k. Simpatik Guru,

simpatik guru bertujuan memberikan subsidi sebagai wujud simpati

kepada para asaatidz/assatidzah yang mengabdikan ilmunya di madrsah,

TPA/TPQ, MAjlis iqro dan masjid sasaran dari program ini dprioritaskan

kepada TPA/TPQ yang mendidik anak-anak kurang mampus sebagai

motivasi untuk terus mengajarkan al-Qur’an. Para asaatidz juga didorong

untuk membiasakan dan mengajarkan anak didik mereka untuk sholat

dhuha anak, sholat Tahujjud,dan sholat sinnah lainnya diluar ibadah fardhu.

l. G-WAQTU (Gerakan Wakaf Tunai)

Gerakan Wakaf Tunai yang digulirkan untuk fasilitas umum:

pendidikan, kesehatan, ibadah dll yang bermanfaat untuk masyarakat.

7
Ibid
56

PPPA Daarul Qur’an telah mendirikan Pondok Pesantren Daarul Qur’an di

Bulak Santri, Ketapang, Tanggerang, Solo, dan di Bogor

Pondok Pesantren ini diperuntukan untuk anak-anak dhuafa/kurang

mampu.Selama 6 tahun mereka belajar tahfidz dan juga dibekali dengan

pendidikan formal untuk jenjang SMP sampai SMA.Semua kebutuhan

hidup santri termasuk boarding/asrama gratis. Selain iu PPPA juga telah

mendirikan daqu kids di Semarang Jateng. Daqu kids adalah sebuah

lembaga pendidikan bagi anak-anak usia dini. Untuk memenuhi keinginan

para jamaah sekolah bertaraf Internasional pun di bangun untuk menjaring

masyrakat mampu yang hasilnya direncanakan untuk membantu program

PPPA Daarul Qur’an.

m. Sedekah Produktif,

Jadikan Sedekah Anda Luar Biasa Sedekah produktif bagai pohon

dari bibit terbaik, yang akarnya kuat menghunjam, rindang dahannya

kokoh, rimbun daunnya menyejukkan, dan panen buahnya di nikmati

banyak orang.Imam Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar ra, bahwa suatu

hari Umar bin Khattab mendatangi Nabi dan berkata, “Aku mendapat

bagian tanah di Khaibar yang luar biasa produktif. Aku bahkan belum

pernah mendapatkan harta yang lebih berharga dari tanah itu.Apa yang

sebaiknya kulakukan terhadapnya?”Rasulullah menjawab, “Tahan


57

modalnya, dan sedekahkan hasilnya.”Maka Umar lalu menyedekahkan

tanahnya itu untuk kepentingan kaum dhuafa.Ia tidak boleh dimiliki

perorangan, dijual, di hibahkan, dan tidak pula di wariskan. Penggarap

tanah di persilakan mengambil sebagian hasil panen secukupnya, dan

sebagian besar lainnya untuk fakir-miskin di sekitar kebun. Demikianlah,

jika sedekah berupa asset produktif, atau dana sedekah di tumbuh

kembangkan melalui usaha produktif. Pokok dana sedekah terjaga, dan

hasil perputarannya menghidupi Rumah Tahfidz, Pendidikan Penghafal Al

Qur’an, Guru dan Pesantren Tahfidz, dan sebagainya yang mendukung

pemuliaan Al Qur’an. Lalu biarkan sedekah Anda “bekerja” untuk

mewujudkan janji-Nya: "Perumpamaan (derma) orang yang

membelanjakan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebiji benih yang

tumbuh menumbuhkan tujuh bulir, yang tiap bulir mengandung seratus

biji. Ingatlah, Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi yang dikehendaki-

Nya.Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui." (Al-

Baqarah: 261)8

8
Ibid
58

4. Struktur Organisasi Yayasan PPPA Daarul Qur’an

Struktur adalah susunan atau cara menyusun.9 Sedangkan organisasi

adalah kelompok beberapa orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu

tujuan.10 Dengan adanya struktur organisasi, maka kegiatan yang dijalankan

dapat terfokus pada masing-masing tugas yang diemban dan dapat berdaya

dengan baik.Keberadaan struktur organisasi menggambarkan mekanisme pola

hubungan, kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab berbeda dalam

suatu organisasi.

Peran membangun sinergi si kaya dan si miskin dengan dana sedekah

adalah tantangan bagi professional yang mantap untuk terjun sebagai amilin.

Mengintegrasikan sedekah secara utuh dengan ketajaman visi dari intelektual,

berpadu dengan kegigiahan mengibarkan paradigm baru dalam pengelolaan

sedekah. Maka untuk menunjang visi, misi dan tujuannya, PPPA Daarul

Qur’an maka perlu menetapkan struktur organisasi sebagaimana tercantum

dibawah ini:

A. Susunan Badan Pengurus


Dewan Syariah : KH.Ahmad Kosasih M.A
Pembina : KH.Yusuf Mansur
Pengawas : Drs. Yuli Pudjihardi
Ketua : M.Anwar Sani
Sekretaris : Hendry Irawan Saleh
Bendahara : Ahmad Jameel

9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta, Balai Pustaka, 1989) Cet Ke-2, h.319
10
Ibid..,h630
59

B. Pengurus Pelaksanaan Harian


Direktur Eksekutif : Tarmizi
GM Kamp. Qur’an dan Program : Darmawan Eko Setiadi
GM Pendidikan : Abdoel Rochimi
GM Keuangan dan SDM : Nur Diana Dewi
Manager Marketing &Communication : Dwi Purnomo
Manager Donator Service : M. Yusuf11

Adapun sistem operasional PPPA Daarul Qur’an dalam menyeleksi

santri yang mondok di PPPA Daarul Qur’an, melalui serangkaian seleksi yang

ketat danketika lulus diterima menjadi santri PPPA Daarul Qur’an, nantinya

merekamemiliki kewajiban menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an dalam

hitungan juz. Segala biaya para santri ini dan biaya operasional pondok

pesantren PPPA DaarulQur’an di dapatkan dari shodaqoh dan zakat yang

diberikan oleh para donatur danberbagai instansi perusahaan yang menjalin

kerjasama kemitraan dengan YayasanDaarul Qur’an Nusantara. Umat Islam

yang ingin bershodaqoh untuk membantu para santri penghafal Al-Qur’an ini

dapat memberikan donasi uang sejumlahRp.20.000 setiap bulan atau bisa

dalam bentuk wakaf tunai Rp.1.200.000 untuk 5tahun sekaligus. Adapun

mengenai manajemen yang dijalankan oleh PPPA Daarul Qur’an dalam

mengelola lembaga ini tidak jauh berbeda dengan manajemen yang dijalankan

oleh lembaga-lembaga lainnya, baik lemabaga yang sejenis dengan PPPA

Daarul Qur’an maupun tidak sejenis. Manajemen yang digunakan seperti

manajemen umumnya dipergunakan oleh lembaga lainnya, yaitu adanya


11
Foundation Profile PPPA Daarul Qur’an
60

perencanaan lembaga, pengorganisasian, pengarahan atau kepemimpinan, dan

evaluasi.

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada

dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh

manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.Perencanaan

adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.

Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan lembaga secara keseluruhan

dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Perencanaan merupakan proses

terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-

fungsi lainnya tak dapat berjalan


BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Strategi Komunikasi PPPA Daarul Qur’an Dalam Mensosialisasikan

Sedekah Produktif

Dalam benak kebanyakan masyarakat kita, menyumbang identik

dengan memberikan bantuan dalam bentuk uang. Ketika mendengar kata

“sumbangan” yang ada dalam pikiran kebanyakan masyarakat adalah

memberikan sejumlah uang untuk kegiatan sosial untuk membantu mereka

yang membutuhkan uang atau pertolongan. Persepsi ini tersebut makin

diperparah dengan adanya praktik pemberian sumbangan yang terjadi di

masyarakat baik yang dilakukan secara tradisonal maupun profesional.

Dalam hal tersebut PPPA Daarul Qur’an mempunyai program yaitu

sedekah produktif, dimana program tersebut tergolong baru didalam dunia

kenirlabaan dan “PPPA juga baru menjalankan program tersebut sejak awal

tahun 2011”.1 Dan yang mendasari PPPA Daarul Qur’an membuat program

tesebut yaitu masih minimnya lembaga nirlaba yang mengelola dana sedekah

secara kontinuitas artinya disini dana sedekah tersebut hanya terpaku dalam

sumbangan-sumbangan yang hasilnya tidak maksimal. PPPA Daarul Qur’an

melakukan inovasi dalam pengelolaan dan pendayagunaan dana sedekah

tersebut. Dengan merancang sebuah program yaitu sedekah produktif. Dengan

hal tersebut PPPA Daarul Qur’an melakukan strategi-strategi komunikasi

dalam mensosialisasikan sedekah produktif ini.

1
Wawancara pribadi dengan Tarmidzi direkrur eksekutif PPPA Daarul Qur’an

61
62

Media strategi PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan

program sedekah produktif yaitu:

1. Direct Mail dan pendekatan pribadi

Sejak PPPA Daarul Qur’an berdiri sudah melakukan upaya

penggalangan dana lewat direct mail. Ini cara termudah yang bisa

dilakukan oleh PPPA Daarul Qur’an untuk mempromosikan program

terbarunya yaitu sedekah produktif dan juga menggali dana sedekah

produktif tersebut dari masyarakat. PPPA Daarul Qur’an menyurati relasi

untuk mengabari bahwa PPPA Daarul Qur’an mempunyai program baru

yaitu sedekah produktif dimana dana sedekah tersebut akan dikelola dan

digunakan untuk membuka suatu usaha yang dikelola oleh PPPA Daarul

Qur’an yang keuntungan dari usaha tersebut akan disalurkan ke rumah-

rumah tahfidz yang ada di nusantara. Untuk lebih meyakinkan mereka,

PPPA Daarul Qur’an meminta waktu untuk bertemu guna menjelaskan

tentang program sedekah produktif tersebut. Dengan pendekatan pribadi

semacam ini mereka akan berminat menyedekahkan hartanya guna

melestarikan rumah-rumah tahfidz yang ada di nusantara ini. Selain itu

PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan program sedekah produktif

ini dengan cara direct mail juga dilakukan untuk menjaga hubungna

dengan para donatur, misalnya dengan mengirimi mereka majalah PPPA

Daarul Qur’an yang diterbitkan. Dengan lewat majalah tersebut mereka


63

bisa mengenal PPPA Daarul Qur’an sehingga mereka mengetahui kegiatan

dan program yang dijalankannya.2

2. Media Campaign

Cara lain yang dilakukan PPPA Daarul Qur’an untuk

mensosialisasikan sedekah produktif ini adalah lewat media massa (media

campaign). Cara ini lebih mudah dan efektif. Dewasa ini media massa

khususnya surat kabar merupakan barang penting bagi kota besar baik

golongan kelas bawah maupun golongan menengah. PPPA Daarul Qur’an

memilih media surat kabar yang jangkauannya luas diseluruh indonesia.

Adapun media yang digunakan atau surat kabar yang dipilih yaitu

Republika. Karena PPPA Daarul Qur’an bekerja sama dengan Republika

yaitu terbitnya 1 minggu sekali.

Keuntungan menggunakan media surat kabar ini yaitudengan

memasang iklan di surat kabar, PPPA Daarul Qur’an bisa mempromosikan

program barunya yaitu sedekah produktif dan juga dapat menjaring

donatur lebih banyak karena iklan tersebut dibaca banyak orang. Media

massa biasanya menerapkan tarif sosial yang nilainya jauh lebih murah

dibandingkan iklan-iklan komersial.

Selain di surat kabar PPPA Daarul Qur’an juga mensosialisasikan

program terbarunya tersebut melalui media elektronik yaitu melalui

televisi dan radio. Dengan media elektronik televisi PPPA Daarul Qur’an

mensosialisasikan program sedekah produktif ini melalui program

2
Wawancara pribadi dengan ustadz Tarmidzi direktur eksekutif PPPA Daarul Quran
64

nikmatnya sedekah yang ditayangkan di MNC TV setiap hari selasa dan

rabu pukul 05.00 dengan penceramah pembina PPPA Daarul Qur’an itu

sendiri yaitu ust. Yusuf Mansur. Dengan media televisi ini diharapkan

agar program sedekah produktif ini dikenal ditengah-tengah masyrakat,

dan masyrakat pun mau ikut serta dalam program sedekah produktif ini.

Dimedia elektronik lain seperti radio pun PPPA Daarul Qur’an

mensosialisasikan program sedekah produktif ini3

PPPA Daarul Qur’an juga menggunakan brosur sebagai salah satu

media untuk mensosialisasikan program sedekah produktif sekaligus

sebagai penghimpun dana dari para calon donatur. Penggunaan brosur

sebagai media dalam mensosilasasikan program sedekah produktif ini

merupakan langkah PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan

program sedekah produktif ini agar masyarakat dari golongan manapun

dapat berpartisipasi dalam program sedekah produktif ini. Ada satu macam

brosur yang diterbitkan oleh PPPA Daarul Qur’an, yaitu untuk informasi

tentang hasil dari sedekah produktif itu, dimana para calon donatur dapat

mengetahui bahwa hasil sedekah produktif tersebut menghasilkan usaha-

usaha yang kedepannya menjanjikan, dan mendapat keuntungan yang

besar dan juga keuntungan tersebut dapat membiayai rumah-rumah tahfidz

di Indonesia ini.

PPPA Daarul Qur’an menyediakan brosur, buku panduan majalah

tersebut di meja front office dikantor pusat, konter, gerai. Brosur ini juga

3
Wawancara pribadi dengan ustadz Tarmidzi direktur eksekutif PPPA Daarul Quran
65

dibuat dengan tata warna, desain, dan kata-kata yang baik dan juga

menjelaskan tentang sedekah produktif itu sendiri. Agar memberikan

kesan ekslusif agar menarik minat calom donatur untuk membacanya4

PPPA Daarul Qur’an juga memasang banner ditempat-tempat

strategis, dimana tempat tersebut banyak orang yang dapat melihat

program baru PPPA Daarul Qur’a tersebut5

3. Memberikan pengajian diperkantoran dan majlis ta’lim,

Adapun cara yang dilakukan PPPA Daarul Qur’an dalam

mensosialisasikan sedekah produktif kepada masyarakat yaitu dengan

memberikan pengajiajian-pengajian abik di majlis Ta’lim maupun di

kantor-kantor. Pengajian ini bersifat tidak terikat, dengan kata laian tidak

ada jadwal pasti untuk mengisi pengajian diperkantoran dan majlis ta’lim

tertentu.

PPPA Daarul Qur’an menggunakan pengajian sebagai salah satu

media untuk mensosialisasikan program sedekah produktif ini karena

objek yang akan dituju yaitu para jama’ah tersebut lebih mudah

diharapkan untuk menjadi calon donatur dari sedekah produktif ini.

Pengajian ini bentuknya yaitu berinteraksi langsung antara

penceramah dengan para jama’ah dengan tujuan mensosialisasikan

program baru PPPA Daarul Qur’an yaitu sedekah produktif dan juga agar

para jama’ah langsung menjadi para donatur dari sedekah produktif ini.

4
Wawancara pribadi dengan ustadz Tarmidzi direktur eksekutif PPPA Daarul Quran
5
Ibid
66

Kegiatan ini cukup efektif karena adanya komunikasi dua arah,

yaitu para jama’ah atau calon donatur, bisa bertanya langsung dengan para

petugas atau santri yang ditunjuk langsung oleh PPPPA Daarul Qur’an

tentang apa saja yang berkaitan dengan sedekah produktif.6

4. Media Internet

Di zaman ini orang-orang semakin mudah dalam mendapatkan

suatu informasi atau berita dari manapun sumbernya, baik dari media

massa maupun media internet. PPPA Daarul Qur’an mempunyai web yaitu

www.pppa.or.id, yang di dalamnya banyak program-program yang

dilakukan oleh PPPA Daarul Qur’antermasuk program baru PPPA Daarul

Qur’an yaitu sedekah produktif, strategi dalam mensosialisasikan program

ini sangatlah efektif, karena semua orang yang menggunakan media

internet ini dapat mengunjungi web PPPPA Daarul Qur’an tersebut, dan

juga dapat langsung mencari informasi tentang sedekah produktif dan juga

dapat langsung bertanya tentang sedekah produktif kepada para petugas

PPPA Daarul Qur’an yang melayani lewat media internet ini.7

5. Mengadakan event-event

Event ini dilakukan ditempat-tempat keramaian seperti mall,

pasar, perkantoran dan sekolah-sekolah, event ini dilakukan bertujuan agar

donatur yang di dapat akan lebih meningkat lagi dan PPPA Daarul Qur’an

6
ibid
7
ibid
67

juga mendirikan gerai-gerai sedekah produktif di tempat-tempat strategis

agar para calon donatur lebih mudah untuk mengikuti program sedekah

produktif ini.

6. Komunitas

Salah satu media strategi yang dilakukan oleh PPPA Daarul Qur’an

yaitu strategi komunitas dimana strategi ini adalah strategi yang tidak

dilakukan oleh lembaga nirlaba lain dalam mensosialisasikan suatu

program, PPPA Daarul Qur’an memanfaatkan komunitas sebagai salah

satu strategi dalam mensosialisasikan program sedekah produktif ini,

karena dengan strategi ini tidak membutuhkan biaya yang besar dan juga

tidak mengeluarkan tenaga yang besar, dan strategi komunitas ini juga

sangat efektif karena informasi baru tersebut dalam suatu komunitas

sangatlah cepat menyebar, diharapkanan juga dapat menjaring donatur-

donatur sehingga sedekah produktif ini berjalan dengan lancar dan

mendapatkan dana sedekah produktif yang besar guna memperlancar

program tahfidz yang dilakukan oleh PPPA Daarul Qur’an sehingga

semakin banyak rumah tahfidz yang mendapat dana dari sedekah produktif

tersebut semakin banyak juga para hafidz yang akan menjaga firman-

firman Allah SWT.8

PPPA Daarul Qur’an juga menggunakan voucher dalam

mensosialisasikan sedekah produktif ini. Voucer ini juga berkaitan dengan

strategi komunitas, karena setiap komunitas ada salah satu orang yang

8
ibid
68

dipercayakan untuk memegang satu hingga lima buku voucher untuk di

informasikan ke komunitasnya. Dalam voucer tersebut terdapat nominal

yang ingin disedekahkan, nominalnya dari Rp.5000 sampai

Rp.10.000.000, dan voucher tersebut tidak dapat dipalsukan karena

terdapat sesuatu yang dirahasikan keaslian dari voucher tersebut agar tidak

bisa ditiru.9

B. Implementasi dan Analisis Swot Strategi Komunikasi PPPA Daarul

Qur’an Dalam Mensosialisasikan program Sedekah Produktif

Implementasi strategi komunikasi merupakan proses pelaksanaan

strategi komunikasi dalam melaksanakan strategi tentunya harus memiliki

komitmen yang kuat dari masing-masing anggota yang terlibat di dalamnya.

Komitmen serta tanggung jawab para relawan yang bertugas di lembaga

PPPA Daarul Qur’an dalam melaksanakan strategi komunikasi dalam

mensosialisasikan sedekah produktif sangat diperlukan untu mencapai tujuan

yang telah disepakati.10

Jika strategi komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam

mensosialisasikan sedekah produktif dapat diimplementasikan dengan baik,

maka akan ada donatur-donatur yang akan menyedekahkan hartanya lebih

banyak lagi dan dana yang terkumpul pun akan banyak juga

Pada bagian ini diperlukan berbagai persiapan untuk

mengimplementasikan program sedekah produktif mencangkup tersediannya

9
ibid
10
Wawancara pribadi dengan ustadz Tarmidzi direktur eksekutif PPPA Daarul Qur’an
69

sarana pendukung, SDM,dan strategi promosi. Dalam persiapan tersebut

dapat dijelaskan faktor tersebut.

1. Sarana pendukung

Salah satu faktor pendukung keberhasilan program sedekah produktif

adalah tersedianya sarana pendukung yang meliputi tempat-tempat strategis

dalam membangun suatu usaha dari hasil sedekah produktif,

Tempat strategis dalam membuka suatu usaha haruslah memulai dari

tempat yang strategis dan juga memilih usaha yang dapat meraih

keuntungan yang besar. PPPA Daarul Qur’an telah memiliki beberapa

tempat usaha dan juga rumah sakit yang didirikan dan di kelola oleh PPPA

Daarul Qur’an itu sendiri. Guna menunjang kelancaran program sedekah

produktif, adapun tempat-tempat usaha yang telah didirikan oleh PPPA

Daarul Qur’an yaitu RS Nurul Hidayah yang berada di daerah bantul

Yogyakarta, Hotel Anggrek daqu kuala kapuas kalimantan tengah, Warung

Daqu yang berada di jogja, PPPA Shop dan Daqu Cell, kios ITC Depok dan

Qurban Export dan keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha-usaha

tersebut disalurkan kerumah-rumah tahfidz yang dikelola oleh PPPA Daarul

Qu’an maupun rumah tahfidz yang ada diseluruh nusantara. Contoh rumah

tahfidz yang mendapat aliran dana dari sedekah produktif tersebut yaitu

rumah tahfidz kiai marogan yang berada di dekat sungai musi, rumah tahfidz

ini diresmikan pada rajab 1431 H oleh Ustadz KH Yusuf Mansur11.

11
Majalah DAQU Edisi 05
70

2. Penyiapan SDM

Yang dimaksud sumber daya manusia (SDM) disini adalah tenaga

di bidang teknisi yang mendukung operasional program sedekah produktif

ini, baik dari segi penghimpunan pendanaan, penghimpunan donatur dan

juga pemilihan tempat-tempat usaha yang menjadi hasil dari program

sedekah produktif itu sendiri. Ada beberapa faktor yang di perhatikan

PPPA Daarul Qur’an terkait penyiapan SDM diantaranya “penentuan

tingkat kebutuhan SDM, mekanisme rekrutmen , training,job

description”12. Prinsip penentuan kebutuhan SDM, mengacu pada

efektivitas dan efisiensi, baik dari sisi jumlah SDM yang harus disediakan,

biaya yang dibutuhkan serta perolehan profit dari usaha-usaha yang telah

didirikan oleh PPPA Daarul Qur’an.

3. Mekanisme Rekrutmen

Rekrutmen disini dapat dilakukan dengan dua cara. pertama model

sukarelawan. Kedua, rekrutmen berdasarkan kompetensi (keahlian) sesuai

kebutuhan PPPA Daarul Qur’an ini. Dalam hal ini PPPA Daarul Qur’an

merekrut para santri ataupun mahasiswa yang menguasai bidangnya

masing-masing untuk menjadi sukarelawan dalam mensosialisasikan

sedekah produktif ini.

12
Wawancara dengan tarmidzi direktur eksekutif PPPA Daarul Qur’an
71

“Adapun manfaat dari model sukarelawan ini adalah adanya penghematan

biaya penggajian, adapun kekurangannya dari sisi hubungan mekanisme

kerja, ikatan lembaga dengan sukarelawan cenderung tidak cukup kuat.

Sementara itu rekrutmen berdasarkan kompetensi mempunyai kelebihan

dari sisi kesesuaian antara kebutuhan SDM dengan posisi pekerjaan yang

dibutuhkan lembaga, demikian juga ikatan pekerjaan cenderung lebih kuat.

Adapun kekurangan dalam model ini yaitu biaya penggajian cukup

besar”.13

4. Program Training

PPPA Daarul Qur’an juga melakukan program training kepada

sukarelawan atau santri-santrinya yang bertujuan untuk membekali para

pelaksana tentang implementasi dalam mensosialisasikan program sedekah

produktif , desain materi antara lain: latar belakang dan urgensi program

sedekah produktif, tujuan program sedekah produktf, pelaksanaan program

sedekah produktif, mekanisme kerja, pembagian tugas dan tanggung

jawab, mekanisme pendayagunaan hasil serta transparansi dan

akuntabilitas.14

5. Job Description

Dalam job description ini PPPA Daarul Qur’an memberikan

perhatian yang besar bagi peningkatan SDM-nya yang berkaitan persoalan

manajemen, profesionalisme, dan keamanahan. Secara umum para

13
Setiyo Iswoyo dan Hamid Abidin, IN KIND FUND Raising
14
Wawancara pribadi dengan ustadz Tarmidzi direktur eksekutif PPPA Daarul Qur’an
72

pengurus PPPA Daarul Qur’an ini memang rata-rata sudah berkecimpung

di lembaga-lembaga zakat, infaq dan sedekah (ZIS) baik nasional maupun

lokal, artinya pemahaman dan pengalaman mengenai lembaga amal sosial

seperti ini memang sudah cukup baik. Jadi tanggung jawab dalam

menjalankan tugas dalam program sedekah produktif ini sangat

diperhatikan oleh PPPA Daarul Qur’an, karena pengelolaan strategi

komunikasi ini mencangkup keseluruhan operasional temasuk

penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaan.

6. Strategi Promosi

Sebagai sebuah terobosan baru, program sedekah produktif harus

dibarengi dengan strategi promosi yang tidak saja intensif, namun juga

kreatif, disamping bertujuan untuk menghimpun donatur agar terlibat

dalam program ini , strategi promosi harus mampu mengubah paradigma

baru sekaligus meyakinkan calon donatur bahwa bersedekah tidak hanya

memberikan sesuatu tanpa hasil yang tidak jelas, namun bersedekah dapat

membangun suatu usaha yang dapat menghasilkan guna mewujudkan

kemandirian.

Adapun program PPPA Daarul Qur’an yang implementasinya telah

dilakukan yaitu sedekah produktif itu sendiri, dan program-program lain

yang telah dijalankan oleh PPPA Daarul Qur’an.

B. Analisis SWOT

Analisis Swot merupakan analisis lingkungan internal dan analisis

eksternal organisasi. Hasil dari analisis SWOT ini dapat menunjukan kualitas
73

dan kuantifikasi posisi organisasi, dengan sejumlah kemampuan inti, bila

resultansi kekuatan dan kelemahannya positif yang kemudian memberikan

rekomendasi strategis terhadap strategi perusahaan serta rekomendasi

fungsional kebutuhan atau modifikasi sumber daya organisasi.15

Untuk menganalisis strategi PPPA Daarul Qur’an dalam

mensosialisasikan program sedekah produktif, penulis menggunakan analisis

SWOT yang terdiri dari:

1. Strenght (Kekuatan)

Kekuatan merupakan keuntungan yang dimiliki oleh suatu

organisasi kekuatan yang dimiliki oleh suatu lembaga. Dari beberapa

keberhasilan yang telah dicapai oleh PPPA Daarul Qur’an dalam

mensosialisasikan program sedekah produktif, hal ini tidak terlepas dari

beberapa kekuatan yang dimilki oleh PPPA Daarul Qur’an Yaitu:

a. Dukungan Masyarakat. Lingkungan masyarakat dalam hal ini meliputi

para donatur, keterlibatan mereka sebagai donatur di PPPA Daarul

Qur’an ini membuktikan adanya dukungan dari masyarakat luas agar

dapat memenuhi harapan yang mereka niatkan dalam hal

menyedekahkan harta mereka.

b. Majelis Ta’lim. Dengan adanya pengajian-pengajian yang terbentuk

dalam majelis taklim. Hal ini merupakan wadah PPPA Daarul Qur’an

dalam mensosialisasikan programnya.

15
Ismail Yusanto& M karebaet, Manajemen Strategis Persfektif Syariah, h.29
74

c. Sarana penunjang operasional. Pihak PPPA Daarul Qur’an

menyediakan sarana berupa kantor sebagai tempat untuk melayani para

donatur. Selain kantor yang memadai untuk pelayanan donatur, sarana

yang ada seperti kendaraan operasional, alat elektronik yang tersedia

dan juga karyawan yang dapat menunjuang operasional PPPA Daarul

Qur’an.

2. Wekaness (kelemahan)

Kelemahan merupakan keterbatasan yang dimilki oleh suatu

organisasi. Kelemahan yang dimilki oleh suatu lembaga. PPPA Daarul

Qur’an memiliki beberapa kelemahan dalam mensosialisasikan program

sedekah produktif ini. Akan tetapi kelemahan ini tidaklah di jadikan

sebagai penghambat dalam menjalankan organisasinya. Beberapa

kelemahannya yaitu dari tim PPPA Daarul Qur’an itu sendiri, jadi hasil

yang di dapat dari sedekah produktif ini tergantung dari kinerja tim yang

menangani program sedekah produktif ini.16

Menurut peneliti kelemahan lain yang dimiliki oleh PPPA Daarul

Qur’an adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang adanya

program sedekah produktif itu sendiri, sehingga mereka hanya berpatokan

kepada zakat yang dikeluarkan tiap 1 tahun sekali.

16
Wawancara pribadi dengan Tarmidzi, Direktur Eksekutif PPPA Daarul Qur’an
75

3. Oportunity (peluang)

Peluang merupakan situasi yang menguntungkan bagi suatu

lembaga. Peluang yang dimilki oleh PPPA Daarul Qur’an adalah banyaknya

komunitas yang dimiliki oleh PPPA Daarul Qur’an sehingga PPPA Daarul

Qur’an dapat menjadi mediatot dalam program sedekah produktif tersebut

4. Threaths (Tantangan)

Tantangan Merupakan keadaan yang sangat tidak menguntungkan

suatu lembaga. Adapun tantangan yang dihadapi oleh PPPA Daarul Qur’an

yaitu banyaknya lembaga pengelola zakat yang lahir, setiap lembaga ingin

menonjolkkan setiap program, jadi timbul persaingan antar lembaga untuk

menghimpun dana, maka PPPA Daarul Qur’an harus berinovasi dalam

mengelola segala program agar kepercayaan donatur untuk menyalurkan

dana ke PPPA Daarul Qur’an tidak akan pindah ke lembaga lain.

Dari uraian diatas tampak bahwa PPPA Daarul Qur’an telah

menggunakan analisis SWOT dalam menjalankan organisasinya. Sehingga

PPPA Daarul Qur’an dapat mengetahui posisi organisasinya yang akan dapat

menjadi bahan rujukan dalam penetapan strategi selanjutnya dan dapat

memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk mengubah kelemahan-

kelemahan yang dimiliki menjadi kekuatan.


76

C. Upaya PPPA Daarul Qur’an Menghadapi Hambatan-Hambatan Dalam

Mensosialisasikan Sedekah Produktif

Elemen lain yang harus menjadi perhatian dalam strategi komunikasi

dalam mensosialisasikan sedekah produktif ini yaitu mempertimbangkan

hambatan-hambatan yang datangnya dari luar (eksternal). Keberadaan

hambatan yang ada akan sangat terasa jika lembaga PPPA Daarul Qur’an

tidak mengantisipasinya dengan baik.

Adapun hal-hal yang menjadi hambatan lembaga PPPA Daarul Qur’an

dalam strategi komunikasi dalam mesosialisasikan program sedekah produktif

adalah:

Salah satu hambatannya yaitu dari Tim PPPA Daarul Qur’an itu

sendiri, jadi hasil yang di dapat dari sedekah produktif itu tergantung dari

kinerja tim yang menangani program sedekah produktif ini17. Seperti cuti

melahirkan atau pun nikah.

Perkembangan zaman yang setiap tahunnya cenderung semakin bebas.

Akhlak dan moral ummat semakin jauh dari nilai-nilai syari’at, serta sebagian

besar pemahaman keIslaman yang masih kurang adalah faktor hambatan yang

ckup serius dalam pengembangan sedekah produktif yang dilakukan oleh

PPPA Daarul Qur’an. Tentunya hal ini akan mempengaruhi pada strategi

komunikasi dalam mensosialisasikan sedekah produktif serta perolehan

donatur dan dana yang didapat. Strategi komunikasi dirancang untuk sebuah

pegangan bagaimana pengambilan keputusan diambil di antara berbagai

17
Wawancara Pribadi dengan Tarmidzi, Direktur Eksekutif PPPA Daarul Qur’an
77

alternatif pilihan tindakan yang tersedia, strategi didasarkan atas jalan atau

misi yang telah ditetapkan untuk menuju visi atau gambaran perubahan yang

di inginkan. Jadi strategi komunikasi pada hakekatnya adalah paduan

perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Upaya PPPA Daarul Qur’an dalam menghadapi hambatan-hambatan

tersebut yaitu mengadakan evaluasi tiap akhir bulan, termasuk bagaimana

perkembangan-perkembangan dari mulai proses perumusan serta

implementasi dalam melakukan strategi komunikasi dalam mensosialisasikan

sedekah produktif ini, seperti peningkatan jumlah para donatur di PPPA

Daarul Qur’an yang memang dijadikan indikator keberhasilan dari proses

sosialisasi program sedekah produktif 18.

18
Ibid
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan dalam skripsi ini,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Strategi Komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan

sedekah produktif dapat menganalisis lingkungan yang meliputi,

lingkungan internal maupun lingkungan eksternal yang dimiliki

lembaga PPPA Daarul Qur’an, karena hal ini sangat penting dalam

melakukan perumusan strategi komunikasi yang akan di

implementasikan, sehingga memungkinkan pengetahuan akan

permasalahan yang akan dan sedang dihadapi. Dengan demikian

PPPA Daarul Qur’an dapat membentuk keputusan-keputusan yang

tepat dalam mengambil strategi komunikasi dalam

mensosialisasikan sedekah produktif. Dan juga PPPA Daarul

Qur’an memiliki strategi komunikasi yang tidak dilakukan oleh

lembaga lain yaitu menggunakan strategi komunitas, dimana

strategi ini mengandalkan simpul-simpul yang dimiliki PPPA

Daarul Qur’an, simpul ini adalah orang yang mempunyai rekan

atau kerabat yang banyak, yang dapat diandalakan untuk

menginformasikan serta mengajak untuk bergabung untuk menjadi

donatur sedekah produktif.

76
77

2. Implementasi strategi PPPA Daarul Qur’an dalam

mensosialisasikan program sedekah produktif yaitu dengan

menyiapkan segala sesuatu yang mendukung jalannya sosialisasi

program ini daiantaranya media yang mendukung, SDM, dan juga

strategi promosi.

3. Upaya-upaya yang dilakukan oleh PPPA Daarul Qur’an menurut

penulis sudah maksimal, ini terlihat dari segala aspek yang telah

dilakukan oleh PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan

sedekah produktif ini, baik dari segi dakwah, media massa, dan

juga mengadakan event-event yang dilakukan ditempat-tempat

strategis.

B. Saran-saran

Secara keseluruhan strategi komunikasi yang dilakukan oleh PPPA

Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan program sedekah produktif sudah

cukup baik, namun ada beberapa poin kelemahan yang perlu diperbaiki

oleh pihak lembaga, diantaranya:

1. Promosi yang sudah dilakukan PPPA Daarul Qur’an di media baik di

media cetak maupun media elektronik lebih di tingkatkan lagi,

mungkin dibuatkan iklan tentang sedekah produktif di media

elektronik, terutama di televisi.


78

2. Dengan bertambahnya nirlaba yang lain, maka PPPA Daarul Qur’an

harus menjaga kualitas pelayanannya agar mampu bersaing dalam

melayani masyarakat dengan baik.

3. Dengan banyaknya teori komunikasi yang ada, setidaknya penulis

berharap PPPA Daarul Qur’an dapat menerapkan teori tersebut dalam

membuat strategi komunikasi serta mengaplikasikannya dengan baik

dan berkelanjutan. Sehingga proses sosialisasi sedekah produktif ini

dapat berjalan lancar dan berkelanjutan. Jika hal ini tidak dilakukan

maka teori yang ada akan sangat sia-sia dan pelaksanaanya pun tidak

akan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan

4. Kepada masyarakat agar hendaknya mengikuti program ini karena

dengan adanya program ini islam khususnya mempunyai kekuatan

dibidang keuangan untuk membangun dan menjaga agama islam itu

sendiri
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Hamid dan kurniawati, Galang Dana Ala Media, (Jakarta : Piramedia,
2004)

Ardianto, Elvinaro dkk, Ilmu Komunikasi Massa, Bandung : Simbiosa Rekatama


Media, 2007

Arifin. M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991

Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan. Yogyakarta : Bina Aksara,


1988

Asmuni, Syukri, Dasar-dasar stategi dakwah islam, Surabaya: Al-ikhlas, 1983,

Bachtiar, Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997

Barry, M. Dahlan,Al, Kamus Modern Bahasa Indonesia, Yogyakarta, Arkola, 1994

Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Rajawali Press, 2005

Djunaidi, Achmad, Menuju Era Wakaf Produktif, Mitra Abadi Press, Jakarta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


Jakarta: Balai Pustaka, 1997

Effendi, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2004

,Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT


Citra Aditya Bakti, 2003

Foundation Profile PPPA Daarul Qur’an

Hafidhuddin, Didin, Agar Harta Berkah dan Bertabah , Gema Insani, Jakarta:
2007

, Anda bertanya tentang Zakat, Infak&Sedekah kami


menjawab, BAZNAZ, Jakarta: 2006

, Panduan Zakat Praktis Baznaz Dompet Dhuafa, Azzahra


Graphic, 2006

Husein Umar, Strategic Management In Action, Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama, 2001

79
80

Kandahlawi Rah.A,.Maulana Muhammad Zakariyya Rah.A, Al, Fadhilah


Sedekah , Zadul Maad-Bandung

Lexy, J, Moloeng, Lexy, J, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung : Remaja


Rosdakarya, 1999

Mansur, Yusuf Kun Fayakun ; Selalu Ada Harapan di Tengah Kesulitan, Lini
Zikrul Media Intelektual, Jakarta 2007

Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta: PT. LKIS, 2005

Mondry, pemahaman teori dan praktek Jurnalistik, Bogor: Ghalia Indonesia,


2008

Morrisan, Media Penyiaran Strategi, Mengelola Radio Dan Televisi,


Tanggerang: Ramdina Prakasa, 2005

Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta : Bumi Aksara, 2009

Narwoko, Dwi – Suyanto, Bagong, Sosiologi Teks Pengantar, ( Jakarta : Prenada


Media, 2004)

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa


Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2005

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi sebuah konsep


Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2001

Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi, ( Jakarta : Lembaga Penerbit fak.


Ekonomi UI 2000, Edisi ke-2) h.23

Taher, Tarmidzi, Dakwah Kolaboratif, Jakarta: Grafindo Khazana Ilmu, 2005

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2005

Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran , Yogyakarta : Andy, 2000

Vardiansyah, Dani, Pengantar ilmu komunikasi : Pendekatan Taksonomi


Konseptual, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004

West, Ricard, Pengantar Teori KOmunikasi Analisis Dan Aplikasi, Jakarta:


Salemba Humanika, 2008
81

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997


Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta:Grasindo,2000

Website PPPA Daarul Qur’an, www. pppa,or,id

Wawancara pribadi dengan Ustadz Tarmidzi Direktur PPPA Daarul Qur’an

Anda mungkin juga menyukai