Anda di halaman 1dari 13

THinK OUT OF THe BOX:

PROSES KREASI-KREATIVITAS INDUSTRI PERIKLANAN

CReaTiOn PROCess–CReaTiViTY in aDVeRTisinG inDUsTRY

Diah S. Suhodo
Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI
diah.suhodo@gmail.com
“Good is not enough.
It has to be sold” (Petakumpet)
aBsTRaCT
Advertising is one of fifteen creative industry subsectors in Indonesia. Creating an advertising needs a
creative sense, which not only meets the visual creativity criteria but also persuade customer according to the
client requirements. An advertising agency entails an ability to create and maintain creativity environment
within its organization. This is one of the most important capability requires for advertising agency. Based on
indepth interview and focus group discussion amongst advertising agencies in Yogyakarta, this article identified
capabilities needed to encourage and sustain creativity in the organizational level. There are two key focuses for
the advertising organization to achieve these capabilities, which are internal and external. Internal focus means
advertising organization establish convenient work environment as well as suitable training for its creative workers.
While external focus means inaugurate effective communication with client to capture their expectations as well
as comprehend consumer behaviour as targeted by the product. It aims to create a flawless ad and meets client
requirements.
Keywords: creative industry, advertising, creative environment
JEL CLassification: L8, L82, L86, L88

ABSTRAK
Periklanan merupakan salah satu dari lima belas subsektor industri kreatif di Indonesia. Pembuatan sebuah
iklan membutuhkan konten kreativitas yang tidak sedikit, yang bukan hanya memenuhi kriteria visual kreatif
namun juga mempersuasi konsumen sesuai kebutuhan klien. Salah satu hal penting untuk bisa memproduksi iklan
yang kreatif adalah menciptakan dan menjaga iklim kreativitas di dalam organisasi/perusahaan periklanan. Artikel
ini akan membahas mengenai iklim kreatif seperti apa yang bisa menjaga dan mendorong kreativitas insan kreatif
periklanan serta bagaimana perusahaan periklanan menciptakan dan menjaga iklim kreatif tersebut. Diskusi grup
terfokus dan wawancara mendalam terhadap beberapa agensi periklanan menunjukkan bahwa untuk menciptakan
dan menjaga iklim kreatif, perusahaan periklanan mesti memiliki fokus pada internal dan eksternal. Fokus internal
berarti manajemen mesti menciptakan iklim kerja yang nyaman serta pelatihan yang sesuai. Fokus eksternal berarti
manajemen harus mampu membangun komunikasi dengan klien agar dapat menangkap ekspektasi dan memahami
perilaku konsumen sehingga bisa menciptakan karya iklan yang ‘berbicara’ dengan tepat pada konsumen sesuai
keinginan klien.
Kata Kunci: industri kreatif, periklanan, iklim kreatif

Klasifikasi JEL: L8, L82, L86, L88

71
PENDAHULUAN audio maupun visual membutuhkan suara seperti
dialog dan musik, adegan (film), video dan
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, ‘Aqua’
fotografi dalam proses pembuatannya. Agensi
merupakan sebuah merek (brand) Air Minum
periklanan biasanya berfokus pada pembuatan
dalam Kemasan (AMDK) yang begitu melegenda
konsep iklan sesuai keinginan klien, sementara
sehingga semua AMDK akan secara otomatis
pembuatan iklannya secara teknis akan diserahkan
disebut ‘Aqua’ walaupun AMDK tersebut bukan
kepada production house (film/video) atau
bermerek Aqua. Demikian pula dengan margarin
percetakan (poster, banner, dan sebagainya).
dengan merek ‘Blue Band’ yang begitu melekat
di benak pengguna, sehingga mereka akan Proses pembuatan iklan oleh perusahaan
menyebut ‘blue band’ ketika membeli margarin periklanan membutuhkan kreativitas agar iklan
meski yang dimaksud adalah margarin merek yang dihasilkan sesuai dengan karakter produk,
lain. Masih banyak lagi merek-merek yang begitu sesuai keinginan pengiklan dan yang terpenting
melekat di ingatan para konsumen sehingga merek mencapai tujuan mempersuasi penyimaknya
tersebut identik sebagai jenis produk –bukan lagi hingga emosinya terikat dan tertarik untuk
merek- seperti misalnya ‘Rinso’, ‘Teh Kotak’, membeli. Proses kreativitas tersebut, tidak
‘Teh Botol’, ‘Indomie’, dan sebagainya. bisa bergantung pada satu atau dua individu
yang terlibat dalam pembuatan iklan, semua
Melekatnya merek-merek tersebut pada
entitas yang terlibat di dalamnya memiliki
ingatan konsumen tidak terjadi begitu saja,
kontribusi untuk menciptakan kreativitas tersebut.
melainkan dibangun dalam rentang waktu yang
Dengan demikian, penciptaan iklim kreatif
lama melalui komunikasi pemasaran antara
menjadi penting untuk menjaga kreativitas para
perusahaan pemilik merek kepada konsumen.
pembuat iklan. Iklim kreatif seperti apa yang
Komunikasi pemasaran adalah semua bentuk
bisa menjaga dan mendorong kreativitas insan
dan teknik komunikasi yang digunakan pemasar
kreatif periklanan, serta bagaimana manajemen
untuk menjangkau konsumen dan menyampaikan
perusahaan periklanan menciptakan dan menjaga
pesannya (Moriarty et al, 2009). Beberapa
iklim kreatif tersebut akan menjadi bahasan utama
bentuk komunikasi pemasaran yang dilakukan
dalam artikel ini.
oleh pemegang merek dapat berupa penggunaan
PR (public relation), iklan, promosi, sponsor,
dan sebagainya. Salah satu jenis komunikasi TINjAUAN PUSTAKA
pemasaran yang paling sering digunakan untuk
Konsep Dasar Industri Periklanan
menjangkau konsumen adalah iklan (advertising).
Beragamnya produk/jasa menuntut makin Iklan, disebut juga reklame atau advertensi,
tingginya kreativitas dalam pembuatan sebuah berasal dari bahasa Arab i’lan atau i’lanun yang
iklan. Unsur kreativitas ini menjadi alasan berarti informasi, sedangkan reklame berasal dari
periklanan dimasukkan ke dalam salah satu bahasa Belanda (reclame), dan advertensi berasal
subsektor dari 15 subsektor industri kreatif dari bahasa Inggris (advertising). Periklanan
oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi (advertising) adalah komunikasi nonpersonal
Kreatif (Kemenparekraf, 2015). Kegiatan berbayar dari sponsor yang jelas identitasnya,
subsektor periklanan bila dikelompokkan menggunakan media untuk membujuk atau
termasuk ke dalam klaster Media, bersama dengan mempengaruhi pemirsanya (Moriarty et al, 2009).
subsektor TV-Radio, Film-Video-Fotografi, dan Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu
Penerbitan-Percetakan, yang memiliki ciri khas produk yang disampaikan melalui suatu media,
keterkaitan dan simbiosis mutualisme antar dibiayai oleh pemrakarsa (pemasang iklan) yang
subsektor yang sangat kuat. Misalnya periklanan dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau
pasti membutuhkan TV, radio, dan penerbitan seluruh masyarakat (PPPI, 2007). Sedangkan
(koran,majalah) sebagai media penayangannya. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Sementara itu, TV, radio, dan penerbitan juga mendefinisikan periklanan sebagai bentuk
membutuhkan iklan untuk mendapat keuntungan komunikasi melalui media tentang produk dan/
dari perusahaan pemasang iklan. Konten iklan, atau merek kepada khalayak, sasarannya agar

72 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 24, No. 2, 2016


memberikan tanggapan sesuai tujuan pemrakarsa Ketiga, peran ekonomi, semakin luas
(Kemenparekraf, 2014). jangkauan iklan, semakin banyak orang yang
Iklan merupakan bentuk informasi yang tahu tentang produk/jasa sehingga kemungkinan
bertujuan mempengaruhi pandangan/persepsi orang mengonsumsi akan semakin besar. Iklan
masyarakat sehingga melakukan pengambilan dapat menciptakan permintaan melalui teknik
keputusan sesuai harapan pemasang iklan. hard-sell (menggunakan alasan rasional untuk
Periklanan adalah industri besar yang sudah ada membujuk konsumen, misal ‘harga murah’,
sejak ribuan tahun yang lalu (Moriarty et al, ‘jaminan mutu’) dan soft-sell (membangun citra
2009). Kemunculannya sudah ada sejak masa merek dan menyentuh emosi konsumen untuk
Babylonia, Mesir, Yunani, dan Romawi kuno. membeli dan tidak berpindah ke merek lain, misal
Saat itu iklan ditujukan untuk menunjukkan dengan jargon ‘tampak 10 tahun lebih muda’).
letak suatu toko atau identifikasi sebuah produk. Keempat, peran kemasyarakatan, iklan
Setelah kemunculan mesin cetak di abad 15-16, seringkali menciptakan persepsi dan image di
perkembangan iklan menjadi lebih luas dari masyarakat, misalnya persepsi remaja modern
sebelumnya. adalah remaja yang meminum coca cola, wanita
Dalam perkembangannya, iklan difokuskan cantik adalah yang putih dan berambut hitam,
untuk memberikan informasi kepada khalayak. dan pria tampan adalah yang memiliki perut six
Terlebih sejak Revolusi Industri yang pack.. Iklan juga bisa menjadi media kampanye
memunculkan banyak pabrik yang menginginkan untuk mengubah pandangan masyarakat dan
barang produksinya terdistribusi secara luas meningkatkan kualitas hidup mereka, misalnya
karena akses transportasi semakin baik. Melalui kampanye hidup sehat, pentingnya pendidikan,
iklan, produk dapat dipopulerkan sehingga memerangi HIV AIDS, dan kepedulian sosial
masyarakat tertarik untuk membelinya. Pada ketika terjadi bencana.
masa-masa ini, iklan mulai diarahkan pada tujuan Seiring perkembangan dan kemajuan
promosi dan penjualan dengan menggunakan teknologi komunikasi dan informasi, agensi
media yang lebih canggih seperti majalah dan periklanan tidak lagi berperan sebagai konseptor
katalog. Bahasa-bahasa yang digunakan pun lebih dan produsen iklan. Kebanyakan agensi
persuasif, daripada sekedar informatif. periklanan telah menjadi integrated marketing
Periklanan memiliki 4 peran utama, communication company (perusahaan komunikasi
yakni pertama, peran pemasaran, periklanan dan pemasaran yang terintegrasi), dimana
memiliki tujuan utama mempromosikan produk/ perusahaan bukan hanya membuat iklan, namun
jasa untuk diketahui dan dibeli oleh (calon) turut ‘membesarkan’ merek melalui berbagai lini
konsumen. Pembuat iklan bukan hanya mampu pemasaran. Adapun beberapa pemain utama di
menginformasikan produk/jasa, namun juga industri periklanan antara lain (Moriarty et al,
menciptakan branding dan positioning atas 2009):
produk/jasa sesuai keinginan klien. Iklan juga 1. Pengiklan (advertiser atau klien): perusa-
berfungsi sebagai sarana pencitraan produk dan haan/organisasi yang menggunakan iklan
perusahaan dan pembentukan persepsi. untuk mengirim pesan tentang produk/
Kedua, peran komunikasi, iklan merupakan jasanya.
bentuk penyampaian fungsi sebuah produk/jasa. 2. Agensi periklanan: perusahaan lain yang
Agar menarik perhatian, seringkali iklan dibuat menciptakan konsep, memproduksi, dan
dengan konsep menghibur, menggugah emosi/ memilih media untuk mendistribusikan
perasaan seolah jika menggunakan produk yang iklan.
diiklankan maka pembeli akan mendapatkan nilai 3. Media: alat untuk mencapai pemirsa yang
sesuai pesan tertentu yang disampaikan (brand lebih luas. Media konvensional untuk
image), hingga bernuansa ‘bombastis’ dengan beriklan adalah televisi, radio, majalah,
‘idiom’ kata-kata superlatif yang terkadang koran, serta media luar ruang seperti bill-
melampaui fakta. board, spanduk, dsb. Majunya teknologi
komunikasi dan informasi memunculkan

Proses Kreasi-Kreativitas ... (Diah S. Suhodo)│73


media baru seperti sosial media, games, agensi periklanan, karena jika materi iklan
e-commerce dan mobile ad (iklan melalui yang mereka ciptakan dikatakan tidak kreatif
layanan telepon selular). maka iklan tersebut tidak akan bisa ‘terdengar’,
4. Supplier/vendor: pihak yang menciptakan mendapat perhatian (awareness) dari khalayak,
dan menempatkan sebuah iklan. Jika agensi serta tujuan dari iklan tidak akan tercapai,
periklanan membuat konsep iklan, vendor akibatnya klien akan ‘lari’ mencari agensi lain.
merealisasikan iklan tersebut, baik yang Iklan kreatif adalah iklan yang memiliki
berupa audio (radio), visual (majalah, koran kebaruan, kebermaknaan, serta memunculkan
dan media luar ruang), maupun audio visual emosi (keterikatan) terhadap merek dan keinginan
(televisi). Contoh vendor adalah produc- untuk membeli (Ang dan Low, 2000; Smith et
tion house yang membuatkan film pendek, al, 2007). Terdapat perbedaan pendapat dalam
penulisan naskah, menyiapkan fotografer, menilai kreativitas sebuah iklan. Di era 1980an,
sutradara, artis, desainer, percetakan, tele- kreativitas sebuah iklan ditentukan oleh evaluasi
marketer, dan hal-hal lain yang dibutuhkan oleh para professional ahli periklanan melalui
dalam produksi sebuah iklan. acara penghargaan (Amabile, 1982), dimana
5. Audiensi sasaran: masyarakat luas terutama iklan yang kreatif adalah iklan yang mendapatkan
masyarakat sasaran (targeting audiens). penghargaan (award). Namun, apakah iklan yang
Kreasi iklan pasti memperhatikan audiens memenangkan penghargaan memiliki dampak
sasaran, apakah konsumen yang disasar positif terhadap barang/jasa yang diiklankannya?
adalah ibu rumah tangga, anak-anak, orang Apakah iklan tersebut mudah diingat konsumen,
muda, dsb. Identifikasi pemirsa sasaran meninggikan ‘imej’ merek, serta meningkatkan
sangat penting karena akan mempengaruhi keinginan untuk membeli?
konsep iklan serta branding dan positioning Internal agensi periklanan memiliki persepsi
produk/jasa dalam konten iklan. yang berbeda-beda tentang hal ini. Bagian kreatif
menilai iklan kreatif adalah iklan yang orisinal dan
Agar pesan yang disampaikan dapat dipahami artistik (‘nyeni’), sedangkan bagian manajemen
konsumen, iklan harus dibuat semenarik mungkin yang terbiasa berhubungan dengan klien menilai
sehingga orang akan menoleh (iklan outdoor), iklan yang kreatif adalah iklan yang strategis
atau tidak memindahkan saluran ketika jeda iklan (Young, 2000). Dari sisi pemasaran, iklan yang
berlangsung (iklan televisi). Dengan demikian, kreatif adalah iklan yang berhasil menjual produk/
pembuat iklan dituntut memiliki kreativitas yang jasa yang diiklankan (Kover, Goldberg, dan James,
tinggi agar bisa ‘menyentuh’ emosi pemirsa 1995). Intinya, iklan kreatif memiliki karakteristik
sasaran hingga terbangun ketertarikan dan orisinal, unik, berbeda, menampilkan sesuatu
keputusan untuk membeli. Lebih jauh lagi, iklan yang baru, relevan, memiliki makna dan terkait
yang baik juga mesti mengindahkan norma, etika dengan produk/jasa yang ingin ditampilkan, serta
dan budaya yang berlaku di masyarakat. disukai. Hal ini sesuai dengan 3 (tiga) dimensi
kreativitas dalam sebuah iklan, yakni kebaruan,
Daya Kreasi-Kreativitas Industri kebermaknaan, dan keterhubungan, dimana iklan
Periklanan: Resep Utama yang memiliki ketiga hal tersebut akan diingat dan
disikapi dengan baik oleh pemirsanya (Ang, Lee,
Tantangan terbesar yang dihadapi pelaku industri dan Leong, 2007).
periklanan adalah clutter. Clutter diibaratkan Terdapat 7 (tujuh) indikator sebuah iklan
seseorang yang berteriak di lapangan yang dikatakan ‘berbeda’ (Smith et al, 2007), pertama,
penuh dengan orang yang berteriak pula. Sebagai keaslian (orisinal), yakni iklan yang mengandung
akibatnya suara orang pertama tadi pasti akan konten langka, mengejutkan dan tidak biasa.
sangat sulit terdengar. Untuk dapat ‘didengar’, Kedua, fleksibilitas, yakni iklan yang berisi
sebuah iklan tidak bisa tampil dengan ‘biasa- ide-ide yang fleksibel yang bisa beralih dari
biasa’ saja. Dalam membuat iklan, kreatifitas satu perspektif ke perspektif yang lain. Ketiga,
menjadi tombak utama bahkan ‘nyawa’ bagi elaborasi, yakni iklan yang mengelaborasi detail

74 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 24, No. 2, 2016


tak terduga atau memperluas ide dasar menjadi Untuk itu, peran organisasi untuk menjaga ‘iklim
lebih rumit atau canggih. Keempat, sintesis, yakni kreatif’ menjadi sangat penting.
iklan yang menggabungkan, menghubungkan Selain individu kreatif dan organisasi,
atau mencampur obyek-obyek yang tidak biasa terdapat pihak lain yang juga memiliki pengaruh
dikombinasikan. Kelima, artistik, yakni iklan pada kreativitas sebuah iklan, yakni perusahaan
yang memiliki tayangan verbal yang artistik pemasang iklan. Di satu sisi, klien pasti
serta bentuk dan warna yang menarik. Keenam, memiliki preferensi tersendiri terhadap konten
keyakinan, yakni iklan yang memiliki ide-ide yang iklan, sehingga pekerja kreatif/agensi harus
banyak melebihi ekspektasi konsumen. Ketujuh, mengakomodasi keinginan klien. Namun di
imajinasi, yakni iklan yang membantu konsumen sisi lain, pekerja kreatif/agensi ditantang untuk
berimajinasi/berkhayal dan membayangkan memunculkan ide-ide orisinal dari kreativitasnya
sesuatu yang tidak nyata datang pada hidup sendiri namun tetap sesuai dengan kemauan klien.
mereka. Dalam pendekatan yang lain, iklan kreatif
Oliver dan Ashley (2012) membuat formulasi
memiliki dua faktor penentu, yakni perbedaan
bagaimana sebuah organisasi, dalam hal ini agensi
dan relevansi (Besemer dan O’Quinn, 1986;
periklanan, bisa menciptakan dan menjaga ‘iklim
Smith dan Yang, 2004). Perbedaan didefinisikan
kreatif’ di dalam organisasinya. Lingkungan yang
sebagai keaslian/orisinalitas, sementara relevansi
kreatif itu dapat menstimulasi insan-insan kreatif
didefinisikan dengan sejauh mana konten iklan
di dalamnya untuk mengeksplor kemampuannya.
memiliki makna, berguna dan bernilai untuk
Mereka juga menyarankan bahwa lingkungan
konsumen.
organisasi sebuah agensi periklanan mesti
Namun, bagaimanakah cara memunculkan menghindari politisasi dan hirarki organisasi yang
kreativitas? Apakah kreativitas muncul dengan rumit (birokratis), menyikapi konflik dengan baik,
sendirinya dari individu? Ataukah kreativitas dan menarik sumber daya manusia kreatif yang
bisa dipicu dan dijaga supaya tetap ‘on fire’? memiliki bakat dan motivasi kuat.
Apakah organisasi berperan untuk menjaga level
Dalam menciptakan ‘iklim kreatif’, sangat
kreativitas diantara semua pekerjanya supaya
penting bagi organisasi untuk memiliki fleksibilitas
berada di level yang sepadan satu sama lain?
dalam pekerjaan, bahwa karyawan bisa bekerja
Meski tidak ada formula baku dan terstandarisasi
bebas antar departemen dan antar tim untuk
untuk memunculkan kreativitas, beberapa
memecahkan permasalahan klien. Pendekatan
penelitian mengenai proses kreatif pada industri
ini juga menjadi budaya perusahaan yang
periklanan mencoba menguraikan hal-hal yang
menekankan bahwa ide-ide kreatif merupakan
bisa memicu kreativitas.
tanggung jawab semua pihak, bukan hanya
Pertama sekali, kreativitas pasti muncul tanggung jawab karyawan di departemen kreatif
dari individu pekerja kreatif yang berhubungan semata. Untuk mewujudkan hal ini, perusahaan
langsung dengan konten iklan seperti creative harus memiliki 2 (dua) budaya kerja, yakni
team, copywriter, dan creative director. El-Murad fleksibilitas dan tanggung jawab bersama atas
dan West (2004) menemukan bahwa pekerja ide-ide. Fleksibilitas diterjemahkan ke dalam
kreatif yang berusia muda memiliki keberanian keterbukaan dan kolaborasi antar departemen
mengambil resiko yang lebih tinggi dan tingkat dalam menyelesaikan sebuah project iklan. Sesi
kreativitas yang lebih tinggi pula. Namun, sebuah brainstorming, diskusi, dan menampung semua
iklan dibuat oleh tim, bukan individu. Orang- ide tanpa ada ‘pelecehan’ atas ide seremeh
orang di dalam tim tersebut memiliki beragam ide, apapun menjadi sangat penting. Tanggung jawab
pengetahuan, karakter, dan cara pandang, dimana menelurkan ide-ide kreatif merupakan tanggung
dalam proses kreatifnya memiliki tantangan jawab semua karyawan, bukan hanya tanggung
untuk dapat mengintergrasikan, mensitesis, jawab bagian kreatif semata, sehingga semua
dan mengkoordinasikan serangkaian perbedaan pihak terstimulasi untuk berkontribusi dan
tersebut untuk memproduksi iklan yang kreatif. ‘menjaga’ kemampuan kreatif mereka.

Proses Kreasi-Kreativitas ... (Diah S. Suhodo)│75


Sumber: Oliver dan Ashley (2012)
Gambar 1 Formulasi Proses Kreasi Inovasi Iklan Kreatif

Manajemen perlu menetapkan standar/ mETODE PENELITIAN


target yang tinggi bagi performa karyawan dan
Ada dua metode yang dilakukan untuk
menstimulasi mereka dalam menyelesaikan
mendapatkan data dalam penelitian ini, yakni:
pekerjaan, namun di sisi lain manajemen perlu
Pertama, literatur review dari berbagai buku,
juga memberi kebebasan bagi karyawan dalam
jurnal, dan laporan untuk, mengetahui definisi
berkreasi. Beberapa penelitian membuktikan
dan konsep mengenai kreativitas khususnya
bahwa sedikit kontrol dan lebih banyak kebebasan
dalam periklanan, bagaimana cara menciptakan
dapat mendorong kreativitas (Amabile’s, 1996;
kreativitas dan memunculkan iklim kreatif
Shalley, Zhou, dan Oldham, 2004), sehingga
dalam lingkungan organisasi agensi periklanan,
manajemen perlu menyeimbangkan antara kontrol
serta untuk mengetahui perkembangan industri
ketat terhadap standar yang ditetapkan serta
periklanan terutama dari tahun 2008 hingga tahun
memberi lebih banyak ruang bagi karyawan dalam
2015. Kedua, studi lapangan dengan melakukan
berkreasi. Lingkungan kerja yang menyenangkan,
wawancara mendalam dan diskusi grup terfokus
dipenuhi orang-orang yang berpikiran positif,
(Focus Group Discussion – FGD) dengan
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, berani
beberapa narasumber pelaku industri periklanan.
mencoba hal baru dan menghadapi resiko, serta
tidak phobia terhadap konflik juga memiliki andil Lokus penelitian adalah Kota Yogyakarta sebagai
besar dalam menciptakan ‘iklim kreatif’ di dalam salah satu ikon kota kreatif dan menjadi basis
organisasi. pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
Selain itu, Kota Yogyakarta juga memiliki ajang
Formulasi ini sesuai dengan temuan lapangan
penghargaan bagi karya iklan Indonesia, yakni
bahwa ide-ide kreatif seringkali muncul justru
Pinasthika Creative Festival yang merupakan
pada waktu yang tak disangka, ketika rileks,
bentuk apresiasi terhadap pelaku kreatif industri
atau menjelang tidur. Ide kreatif sangat jarang
periklanan di Kota Yogyakarta,semenjak tahun
muncul ketika pekerja kreatif dengan sengaja
2000.
duduk di meja kerja dengan komputer menyala
dihadapannya dan ‘memanggil’ ide kreatif untuk
datang1. HASIL DAN PEmBAHASAN
Selayang Pandang Industri Periklanan
Di Indonesia
Perkembangan periklanan di Indonesia berjalan
beriringan dengan perkembangan media cetak
1
Focus Group Discussion (FGD), September 2013. dan elektronik. Secara formal, iklan di Indonesia

76 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 24, No. 2, 2016


muncul bersamaan dengan munculnya surat di Indonesia dan menunjukkan pertumbuhan yang
kabar di era penjajahan Belanda. Iklan media menjanjikan.
cetak ini diikuti dengan iklan media elektronik Meskipun memiliki daya jangkau yang
seiring kemunculan radio, terutama radio amatir, sangat luas, beriklan melalui televisi memiliki
di beberapa daerah. Juga munculnya televisi beberapa kekurangan, diantaranya pengiklan tidak
yang kemudian mendominasi media tempat iklan dapat melakukan segmentasi konsumen secara
ditayangkan, yakni TVRI di tahun 1962 dan RCTI detail. Misalnya iklan motor yang ditayangkan di
di tahun 1989. Saat ini, stasiun televisi swasta acara masak-memasak di pagi hari. Segmentasi
nasional telah menjamur menjadi belasan channel. acara masak-memasak pagi hari adalah ibu rumah
Jika ditambah dengan stasiun televisi berbayar tangga, sedangkan konsumen sasaran iklan motor
dan televisi lokal (daerah) maka jumlahnya akan adalah pria dewasa yang pada pagi hari berada di
lebih banyak lagi. Banyaknya saluran televisi ini tempat kerja, bukan di rumah menonton televisi.
mendukung pertumbuhan industri periklanan di Segmentasi yang dilakukan perusahaan pengiklan
Indonesia. biasanya disesuaikan dengan jenis acara utama
Industri periklanan maju sangat pesat di yang sedang ditayangkan, misalnya saja iklan
Indonesia sejalan dengan majunya kegiatan makanan anak-anak yang ditayangkan pada jeda
industri komersial lainnya. Belanja iklan di acara kartun untuk anak.
Indonesia menunjukkan peningkatan dari tahun Besarnya potensi periklanan di Indonesia
ke tahun. Data menunjukkan bahwa belanja iklan membuat banyak agensi periklanan bermunculan.
di Indonesia rata-rata tumbuh sebanyak 20% di Agensi periklanan ini bukan hanya didominasi
tahun 2009-2013. Di tahun 2015, belanja iklan oleh perusahaan lokal, namun juga menarik minat
diprediksi tumbuh diatas 26%. Belanja iklan ini agensi periklanan multinasional. Saat ini, terdapat
terdiri dari penayangan iklan di televisi, koran, ratusan agensi periklanan di Indonesia, termasuk
majalah, radio, media luar ruang seperti billboard, agensi multinasional3. Biasanya agensi periklanan
serta iklan digital. Besaran belanja iklan ini baru yang tergolong besar tergabung ke dalam satu
mencakup biaya yang dikeluarkan perusahaan holding company.
pemasang iklan untuk menayangkan iklannya di
Pada satu sisi, munculnya agensi
berbagai media, belum termasuk biaya produksi
multinasional memiliki dampak positif karena
pembuatan konten iklan itu sendiri, biaya riset dan
banyak insan kreatif dalam negeri yang bisa
konsultasi pemasaran, serta biaya-biaya lain yang
bekerja dan belajar darinya. Namun di sisi yang
terkait. Jika kesemua komponen tersebut dihitung,
lain, kemampuan para start-up agensi untuk
maka perputaran uang di industri periklanan
berkompetisi dengan perusahaan multinasional
diperkirakan bisa jadi 2-3 kali lipat dari data yang
masih sangat lemah, sehingga jika tidak ada
ada sekarang2.
keberpihakandari pemerintah, maka para start-up
Televisi merupakan media utama yang dipilih ini bisa ‘mati sebelum berkembang’.
perusahaan pemasang iklan. Hal ini disebabkan
Dominasi agensi perikalanan multinasional
daya jangkau televisi yang sangat luas, dimana
terlihat jelas pada kompetisi periklanan terbesar
satu kali penayangan iklan dapat dilihat oleh jutaan
di Indonesia bernama Citra Pariwara, yakni lomba
penonton, terutama jika iklan tayang pada waktu
karya iklan yang diselenggarakan oleh Persatuan
utama (prime time), yakni waktu dimana semua
Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) sejak
anggota keluarga sudah berada di rumah (pukul
tahun 1987, dimana pemenang pada kategori
19.00-20.00). Media favorit berikutnya adalah
utama dari tahun ke tahun adalah perusahaan
koran, terutama koran nasional. Sejalan dengan
periklanan multinasional. Berdasar Tabel 1, hanya
perkembangan media baru yang difasilitasi oleh
ada satu perusahaan agensi periklanan ‘asli’
ICT, iklan muncul dalam bentuk digital. Para
Indonesia yakni Berakar Komunikasi, sedangkan
pelaku industri periklanan menangkap peluang ini
lainnya merupakan perusahaan multinasional atau
sehingga di tahun 2011 iklan digital mulai muncul
anggota holding company internasional.

2 3
Hasil wawancara dengan Narasumber, September 2013 Hasil wawancara dengan Narasumber, September 2013

Proses Kreasi-Kreativitas ... (Diah S. Suhodo)│77


Sumber:https://www.statista.com/statistics/386393/advertising-expenditures-by-medium-indonesia/
*angka prediksi
Gambar 2 Belanja Iklan di Indonesia, 2008-2015

Sumber: https://www.statista.com/statistics/386393/advertising-expenditures-by-medium-indonesia/
*angka prediksi
Gambar 3 Belanja Iklan di Indonesia berdasarkan Media, 2008-2015

78 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 24, No. 2, 2016


Tabel 1 Pemenang Citra Pariwara, 2012-2014

Kategori Utama Kategori Highest Achievement – Ad Agency of the Year


Citra Pariwara 2012 Citra Pariwara 2013 Citra Pariwara 2014
Hakuhodo Indonesia Iris Worldwide Indonesia Lowe Indonesia
Bates JWT Jakarta Leo Burnett Indonesia
Leo Burnett Indonesia BBDO Indonesia Berakar Komunikasi
Lowe Indonesia Leo Burnett Indonesia Fortune Indonesia
JWT Jakarta Lowe Indonesia Publicis Indonesia
Saatchi & Saatchi
Grey Worldwide

Sumber: Citrapariwara, 2012-2014

Meski memiliki nilai ekonomi yang tinggi, 7. PP RI No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan
hingga saat ini Indonesia belum memiliki regulasi Iklan Pangan.
yang mengatur periklanan secara spesifik 4,
dengan kata lain Indonesia belum memiliki 8. PP RI No.38 Tahun 2000 tentang perubahan
Undang-undang Periklanan tersendiri. Adapun atas PP RI No.81 Tahun 1999 tentang
regulasi yang digunakan sekarang ini merupakan Pengamanan Rokok bagi Kesehatan.
regulasi umum yang terkait dengan media, 9. PP RI No.109 Tahun 2012 tentang
penyiaran, pasar, konsumen, dan kesehatan. Pengamanan Bahan yang Mengandung
Belum adanya regulasi yang khusus mengatur Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi
mengenai periklanan membuat industri ini Kesehatan.
berjalan sendiri sesuai dengan mekanisme pasar.
Padahal regulasi tersebut sangat dibutuhkan untuk Peraturan yang secara khusus membahas
mengatur industri periklanan dalam segi bisnis mengenai periklanan yang ada sekarang ini adalah
seperti persaingan usaha, pengelolaan sumber ‘Peraturan Standar Usaha Periklanan Indonesia’
daya manusia (SDM), keberadaaan perusahaan dan ‘Etika Pariwara Indonesia (EPI): Tata Karma
dan SDM asing, juga terkait konten iklan dari sisi dan Tata Cara Periklanan di Indonesia’. Standar
norma dan etika. Beberapa regulasi yang sedikit Usaha dan EPI bukan merupakan regulasi
banyak terkait dengan periklanan antara lain: pemerintah, karena kemunculannya diinisiasi oleh
1. UU RI No.7 Tahun 1996 tentang Pangan para pelaku industri periklanan (self-regulation)
karena mereka menyadari kebutuhan akan adanya
2. UU RI No.24 Tahun 1997 tentang Penyiaran
peraturan yang menaungi jalannya bisnis mereka.
3. UU RI No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Etika Pariwara Indonesia (EPI) berisi sistem nilai
Konsumen serta pedoman tata karma (code of conducts) dan
4. UU RI No.40 Tahun 1999 tentang Pers tata cara (code of practices) yang berlaku bagi
seluruh pelaku industri periklanan di Indonesia.
5. Kepmen Kesehatan RI No.368/Men.Kes/SK/
Seringkali, demi memikat dan meyakinkan
IV/1994 tentang Pedoman Periklanan Obat
(calon) konsumen, konten iklan mengandung
Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan,
puffery atau pernyataan yang berlebihan yang
Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah
tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan. Untuk
Tangga, Makanan, dan Minuman.
itu, etika dan tata karma menjadi sangat penting
6. Peraturan Menteri Komunikasi dan diperhatikan oleh para pelaku industri periklanan.
Informatika No.25 Tahun 2007 tentang Kode etik periklanan sangat diperlukan guna
Penggunaan Sumber Daya Dalam Negeri melindungi masyarakat dari tipuan dan ‘janji manis’
untuk Produk Iklan yang Disiarkan Melalui iklan karena segala sesuatu yang diiklankan harus
Lembaga Penyiaran. dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Beberapa prinsip dalam etika periklanan, yakni
4
Hasil wawancara dengan Narasumber, September 2013
informasi yang disampaikan harus benar, pembuat

Proses Kreasi-Kreativitas ... (Diah S. Suhodo)│79


iklan harus menunjukkan integritas yang tinggi, penelitian ini melakukan studi kasus pada sebuah
pesan dalam iklan harus menunjukkan rasa hormat agensi periklanan di daerah penelitian7. Awal
kepada target konsumen, pemberi pesan dan pembentukan perusahaan ini adalah berupa
penerima pesan harus memiliki level pemahaman komunitas mahasiswa dengan usaha kecil-
yang sama untuk menghindari kesalahpahaman/ kecilan memproduksi stiker, poster, spanduk,
salah persepsi, dan memperhatikan tanggung kaos menggunakan desain ciptaan sendiri.
jawab sosial pada masyarakat di setiap pesan iklan Komunitas ini juga rajin mengikuti pameran
(Baker dan Martinson, 2001) serta lomba advertising dan desain grafis. Seiring
perkembangan individu para anggotanya, mereka
Iklim Kreatif Agensi Periklanan: Fokus bersepakat untuk mensinergikan potensi kreatif
Internal Dan Eksternal mereka ke bentuk yang lebih serius, yakni bisnis.
Di tahun 1999 berdirilah sebuah perusahaan
Berdasarkan wawancara dan diskusi terfokus dengan 5 orang karyawan (founder) dan fasilitas
dengan beberapa narasumber di lapangan, dapat kantor seadanya. Di tahun 2003 perusahaan resmi
disimpulkan bahwa iklim kreatif dalam agensi berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan 45
periklanan harus berfokus pada 2 (dua) hal, yakni orang karyawan, serta tumbuh luar biasa dengan
internal dan eksternal. Fokus internal adalah pendapatan Rp 133 juta (12 klien) di tahun 2000,
organisasi harus melakukan peningkatan terus menjadi lebih dari Rp 8 milyar di tahun 2008
menerus pada kualitas sumber daya manusia (350 klien). Selain itu, prestasi perusahaan pada
(SDM) kreatif yang dimiliki perusahaan, karena level nasional juga telah diakui, terbukti dengan
merekalah asset utama perusahaan. SDM banyaknya penghargaan (award) yang didapat
yang dibutuhkan bukan hanya yang memiliki dalam banyak ajang Festival Periklanan (pariwara)
talenta, muda, loyal dan rajin bekerja saja. dari tahun ke tahun, termasuk diantaranya kategori
Kriteria lain seperti pekerja yang berkualitas, Agency of the Year.
kreatif dan terbuka terhadap perbaikan sangat
Kekuatan utama perusahaan ini sejak
dibutuhkan untuk memenangkan persaingan
awal pendiriannya adalah adanya visi dan misi
melalui penciptaan karya-karya iklan yang
perusahaan yang jelas dan terukur. Sebagai
luar biasa. Untuk itu, agensi periklanan perlu
gambaran, visi utama perusahaan ini adalah
menciptakan SDM yang memiliki berbagai
menciptakan ide-ide hebat setiap hari. Misi
ketrampilan (skillfull) dengan menyelenggarakan
perusahaan adalah memenangkan perlombaan-
pelatihan-pelatihan terstruktur yang disesuaikan
perlombaan periklanan di level lokal dan nasional
dengan kebutuhan masing-masing tim dan
dengan merinci ajang perlombaan yang akan
individu di dalam organisasi5.
diikuti dan target yang diinginkan. Penetapan
Agensi periklanan juga harus memperhatikan misi yang terarah dan terukur ini menjadi panduan
faktor eksternal, yakni klien (pemesan iklan). bagi perusahaan dalam menetapkan kinerjanya,
Agensi harus bisa membantu klien melakukan sehingga output perusahaan memiliki kualitas
komunikasi kepada konsumen melalui karya iklan tinggi supaya bisa mencapai misi-misi atau target
yang dibuatnya. Tantangan terbesar dalam hal perusahaan tersebut. Selain menetapkan visi
ini adalah, selain mengetahui ekspektasi klien, dan misi yang jelas dan ditanamkan ke benak
agensi juga harus mengenali perilaku konsumen para karyawannya, perusahaan juga menetapkan
secara spesifik (misalnya segmentasi usia, profesi, pilar-pilar yang menjadi prinsip bagi perjalanan
gender,) sehingga karya iklan yang dibuat bukan perusahaan. Prinsip-prinsip ini menyangkut
hanya kreatif dan menarik tapi juga bisa terhubung manajemen perusahaan, manajemen SDM dan
dan ‘berbicara’ dengan konsumen6. manajemen ide.
Untuk memberikan gambaran bagaimana Sumber daya manusia (SDM) yang
sebuah agensi periklanan menciptakan dan berkualitas merupakan motor utama perusahaan,
menjaga iklim kreatif di dalam organisasinya, bersama dengan sistem dan budaya perusahaan.
Karenanya, perusahaan ini selalu memilih insan
5
hasil wawancara dengan Narasumber, September 2013
6 7
hasil wawancara dengan Narasumber, September 2013 Hasil wawancara dengan founder (pendiri) perusahaan.

80 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 24, No. 2, 2016


kreatif yang qualified dan capable. Sistem sebagian besar pekerjaan yang ditangani berskala
rekruitmen memegang peranan vital, untuk itu besar dengan kompleksitas tinggi dan deadline
diadakan seleksi yang ketat dalam rekruitmen dan ketat, dimana satu bagian dengan bagian yang lain
penentuan posisi/jabatan. Setiap SDM ‘dipaksa’ terhubung dalam suatu proses runtut. Biasanya,
mengeluarkan kemampuan dan inisiatif ekstra orang kreatif memiliki ego yang tinggi dan susah
untuk bisa bertahan di perusahaan. Manajemen diarahkan, untuk itu semangat teamwork menjadi
juga menciptakan image bahwa yang diterima sangat penting. Pada sistem upgrading, selain
bekerja di perusahaan hanyalah mereka yang memperhatikan upgrading untuk karyawan,
cerdas dan bertalenta. Hal ini akan memunculkan perusahaan juga memiliki sistem upgrading untuk
kebanggaan dan prestise pada diri karyawan. jajaran pimpinan departemen. Pada dasarnya,
Sesuai dengan beban kerja yang tinggi, gaji sistem upgrading di level pimpinan dan karyawan
karyawan ditetapkan sedikit lebih tinggi dari memiliki 2 (dua) kegiatan yang serupa, yakni
standar. Selain itu, terdapat pengadaan bonus pemberian materi dan penugasan yang kemudian
secara triwulanan jika staf berhasil mencapai di presentasikan untuk dibahas bersama, namun
target pekerjaan. Staf yang kinerjanya baik, isi materi antara level pimpinan dan karyawan
dalam rentang waktu kerja tertentu akan ditawari tentu saja berbeda. Materi upgrading untuk
membeli saham perusahaan, sehingga bisa pimpinan departemen banyak mengarah pada
memperoleh deviden dari keuntungan perusahaan. materi leadership dan manajemen tim, seperti
Selain itu, staf bagian kreatif digaji sedikit corporate culture, leadership, brainstorm dan
lebih tinggi dari bagian lain untuk memacu presentasi, berkomunikasi dengan kolega dan staf,
produktivitas mereka. lobbying dan negosiasi, reward dan punishment,
Jajaran manajerial bertugas mengatur hal-hal teamwork yang menangani proyek besar,
mengenai kelangsungan perusahaan sehingga evaluasi dan pembuatan laporan. Sedangkan
staf bisa nyaman bekerja dan mengeluarkan upgrading untuk karyawan berfokus pada materi
ide-ide kreatif. Selain itu manajemen sangat kreatif seperti menciptakan lingkungan kreatif,
terbuka untuk menerima kritik dan saran dari menciptakan ide segar yang menjual, teknik
seluruh karyawan sehingga tercipta suasana brainstorm yang efektif dan menyenangkan,
terbuka tanpa hierarki. Perusahaan menyadari dasar-dasar teknik desain grafis, presentasi yang
bahwa keberhasilan perusahaan ditentukan hidup, pembahasan iklan kompetitor, pentingnya
bukan oleh kemampuan perorangan, namun koordinasi dalam teamwork, pencapaian
kehandalan team work dan network yang efektif individual, dan kepemimpinan, serta evaluasi
untuk mengoptimalkan kelebihan individu serta dan pembuatan laporan.
meminimalisir keterbatasan individu. Selain itu, Selain mengatur manusia kreatif yang ada
hirarki organisasi serta sistem dan prosedur kerja di dalamnya, perusahaan ini juga menyadari
dibuat efisien guna memudahkan alur kerja dan bahwa ide-ide yang berseliweran di sekeliling
terbuka untuk perbaikan (tidak ‘saklek’) sesuai karyawannya mesti dikelola dengan baik. Meski
dinamika kerja. kreatif, tidak semua ide dapat dijual untuk
Mendapatkan SDM yang berkualitas pada memenuhi keinginan klien, oleh sebab itu, ide
saat rekruitmen memang menjadi salah satu kreatif mesti diolah dan dikembangkan lagi
kekuatan perusahaan, namun insan kreatif ini sehingga memiliki value added bagi produk
juga perlu dijaga kreativitasnya sehingga bisa klien yang akan dibuatkan iklannnya. Beberapa
terus bertumbuh dan berkembang. Untuk itu, teknik manajemen ide yang diterapkan oleh
perusahaan merasa perlu menjaga ‘iklim kreatif’ perusahaan adalah brainstorming, penugasan dan
melalui manajemen SDM dan manajemen ide. presentasi, kompetisi internal (memilih artwork
Pada sistem manajemen SDM, perusahaan terbaik) dengan reward, serta creative retreat ke
memiliki 2 (dua) perhatian utama, yakni tempat-tempat di luar rutinitas harian.
rekruitmen dan upgrading. Pada level rekruitmen, Budaya kerja dan penciptaan iklim kreatif
selain ahli di bidangnya, kriteria mampu bekerja pada perusahaan ini sangat sejalan dengan
dalam teamwork sangatlah penting, karena formulasi Oliver dan Ashley (2012). Betapa

Proses Kreasi-Kreativitas ... (Diah S. Suhodo)│81


perusahaan sangat terbuka terhadap segala Kreativitas merupakan ‘hak dan wewenang’
jenis ide dari karyawannya, nuansa kerja yang individu untuk memunculkannya ke permukaan,
hangat dan friendly tanpa ada jenjang hierarki namun ide kreatif yang muncul dari individu perlu
yang lebar antara pimpinan dan staf, serta ditumbuhkembangkan sehingga bisa ‘dieksekusi’
tools yang diciptakan untuk menjaga dan menjadi konten iklan yang kreatif dan menjual.
menumbuhkembangkan ide-ide kreatif dari Dalam hal ini, peran perusahaan periklanan
karyawan, serta segala perangkat lainnya supaya sebagai lingkungan tempat kerja insan kreatif
kreativitas karyawan menemukan ruang untuk periklanan menjadi sangat penting. Perusahaan
‘lahir dan dibesarkan’ oleh perusahaan. harus bisa menciptakan ‘iklim kreatif’ untuk
Selain fokus internal, perusahaan ini juga mendorong dan memfasilitasi kreativitas para
menjalin komunikasi yang sangat baik dengan karyawannya, sehingga struktur organisasi,
klien. Terdapat divisi khusus yang berhubungan budaya kerja, manajemen perusahaan mesti
langsung dengan klien untuk menangkap aspirasi diformulasikan sedemikian rupa sehingga dapat
mereka. Orang-orang yang berada di divisi ini menumbuhkembangkan potensi kreatif para
juga mendapatkan pelatihan sesuai kebutuhan karyawannya.
kerjanya, seperti pelatihan komunikasi efektif,
public relation, dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA
Amabile, Teresa M., 1982, “Social Psychology
PENUTUP of Creativity: A Consensual Assessment
Iklan memiliki fungsi utama untuk memasarkan Technique”, Journal of Personality and
dan mengkomunikasikan sebuah produk/jasa Social Psychology 4, 3 (5), 997-1013.
kepada masyarakat luas supaya diketahui dan Amabile, Teresa, Regina Conti, Heather Coon,
dibeli oleh (calon) konsumen. Hal ini dapat Jeffrey Lazenby, dan Michael Herron,
tercapai melalui dua teknik, yakni hard-sell 1996, “Assessing the Work Environment
dan soft-sell. Lebih jauh lagi, iklan juga dapat for Creativity,” Academy of Management
mempengaruhi persepsi masyarakat akan sesuatu Journal, 39 (5), 1154–1184.
hal terkait isi (konten) iklan, dan bahkan bisa Ang, Swee Hoon, and Sharon Y. M. Low,
mengubah persepsi masyarakat akan hal tertentu. 2000, “Exploring the Dimensions of Ad
Iklan dapat pula memanipulasi dan mendikte cara Creativity”, Psychology and Marketing, 17
orang berpikir dan bertindak. Selain itu, iklan juga (10), 835–584.
bisa menjadi media kampanye untuk mengubah
Ang, Swee Hoon, Yih Hwai Lee, and Siew Meng
pandangan masyarakat dan meningkatkan kualitas
Leong, 2007, “The Ad Creativity Cube:
hidup mereka. Karena bisa mempengaruhi
Conceptualization and Initial Validation”,
dan mengubah persepsi masyarakat luas, iklan
Journal of the Academy of Marketing
yang baik bukan lagi hanya iklan yang menarik
Science, 35 (2), 220–232.
dan mempersuasi masyarakat untuk membeli
produk/jasa yang diiklankan namun juga mesti Baker, S., dan Martinson, D. L., 2001, “The
mengindahkan norma, etika dan budaya. TARES Test: Five Principles for Ethical
Persuasion,” Journal of Mass Media Ethics,
Indonesia belum memiliki Undang-undang
16 (2&3), 148-175.
Periklanan yang mengatur subsektor periklanan
secara khusus. Regulasi ada saat ini merupakan Besemer, S. P., K. O’Quinn. 1986. Analyzing
regulasi umum yang terkait dengan media, Creative Products: Refinement and Test
penyiaran, pasar, konsumen, dan kesehatan. of A Judging Instrument. Journal Creative
Belum adanya regulasi yang khusus mengatur Behaviour. 20(2) 115-126.
periklanan membuat subsektor ini berjalan sendiri Dewan Periklanan Indonesia, 2007, ‘Etika
sesuai dengan mekanisme pasar. Padahal regulasi Pariwara Indonesia (EPI): Tata Karma dan
sangat dibutuhkan untuk mengatur periklanan Tata Cara Periklanan di Indonesia’.
dalam segi bisnis dan konten.

82 │ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 24, No. 2, 2016


El-Murad, J. dan West, D., 2004, ‘‘The Definition Divergence,” Marketing Theory, 4 (12),
and Measurement of Creativity: What 31–58.
Do We Know?’’, Journal of Advertising Smith, Robert E., Scott B. MacKenzie, Xiaojing
Research, Vol. 44 No. 2, 188-201. Yang, Laura M. Buchholz, dan William K.
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Darley, 2007, “Modelling the Determinants
2008, Cetak Biru Rencana Pengembangan and Effects of Creativity in Advertising”,
Industri Kreatif di Indonesia Marketing Science, 26 (6), 819–833.
Kover, Arthur J., Stephen M. Goldberg, dan Till, Brian D., and Daniel W. Baack, 2005, “Recall
William L. James, 1995, “Creativity vs. and Persuasion: Does Creative Advertising
Effectiveness? An Integrating Classification Matter?” Journal of Advertising, 34 (Fall),
for Advertising”, Journal of Advertising 47–57.
Research, 35 (6), 29–39. Young, Charles E., 2000, “Creative Differences
th
Moriarty et al, 2009, Advertising (8 edition), between Copywriters and Art Directors.”
Person Prentice Hall Journal of Advertising Research, Vol. 40,
Oliver, Jason D., dan Christy Ashley, 2012, No. 3, 19–26.
Creative Leaders’ Views on Managing
Advertising Creativity, Journal of Marketing
Theory and Practice, Vol. 20, No. 3, 335–348.
Smith, Robert E., and Xiaojing Yang, 2004,
“Toward a General Theory of Creativity
in Advertising: Examining the Role of

Proses Kreasi-Kreativitas ... (Diah S. Suhodo)│83

Anda mungkin juga menyukai