Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

PEMBELAJARAN IPA DI SD (PDGK4202)


MODUL 8
Telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dan Penjabarannya
Dalam Rancangan Pembelajaran IPA di Tingkat SD/MI

PROGRAM STUDI : S1-PGSD-BI

Oleh :
DESI 855717663
LUSI ASTUTI 855720962
RIRIN DWI CAHYANI 855719484

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL


UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR SIDOMULYO
BANDAR LAMPUNG
LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “Telaah Kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dan
Penjabarannya Dalam Rancangan Pembelajaran IPA di Tingkat SD/MI”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin

Sidomulyo, November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents

Contents
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4

BAB II ................................................................................................................................................ 5

PEMBAHASAN................................................................................................................................... 5
A. PENGERTIAN KTSP.................................................................................................................. 5
B. LANDASAN IMPLEMENTASI KTSP............................................................................................ 5
C. PELAKSANAA PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN .............................. 6
D. MEKANISME PENYUSUNAN .................................................................................................... 7
E. PRINSIP- PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN .................. 8
F. KOMPONEN KURIKULUM KTSP............................................................................................... 8
G. PENGEMBANGAN SILABUS ....................................................................................................11
H. STRUKTUR KURIKULUM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SEKOLAH DASAR
14
SILABUS PEMBELAJARAN ............................................................. Error! Bookmark not defined.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................................................................................22
KEGIATAN BELAJAR 2 .......................................................................................................................28
A. MERANCANG PEMBELAJARAN IPA KELAS IV .............................................................................28
BAB 3 PENUTUP ...............................................................................................................................36

KESIMPULAN ................................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................37
BAB I
PENDAHULUAN

Tujuan pembelajaran umum (TPU) dari modul ini adalah agar Anda dapat mendeskripsikan
pembuatan rancangan pembelajaran berdasarkan KTSP. Sedangkan tujuan pembelajaran khusus
(TPK) adalah agar Anda dapat:
1. memahami pengertian KTSP, dan landasan peraturannya,

2. menjelaskan perbedaan kurikulum 2004 dan KTSP 2006,


3. menjelaskan komponen dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP,
4. mengembangkan komponen KTSP:

5. menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk konsep-konsep esensial


di kelas III dan IV.
Konsep-konsep yang terdapat dalam semua TPK tersebut sangat penting Anda ketahui agar
Anda dapat melaksanakan proses pembelajaran IPA di kelas dengan baik. Pemahaman
kurikulum, silabus, dan rencana pembelajaran yang baik dapat membantu Anda untuk
melaksanakan proses pembelajaran secara bermakna. Untuk mencapai sasaran tersebut, dalam
modul ini Anda mempelajari kajian dan latihan yang dipaparkan dalam dua kegiatan belajar:
Kegiatan Belajar 1: membahas tentang Pengertian KTSP, menyusun ' komponen KTSP, silabus
dan membuat rancangan pembelajaran dan evaluasi dari materi esensial kelas III
Kegiatan Belajar 2: membahas tentang pembuatan rancangan pembelajaran dan evaluasi dari
beberapa materi esensial kelas IV.
BAB II

PEMBAHASAN

KEGIATAN BELAJAR 1

A. PENGERTIAN KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Implementasi KTSP di sekolah didasarkan pada
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22, 23, dan 24 tahun 2006 yang mengharuskan
Satuan Pendidikan mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP
memberikan keleluasaan penuh setiap sekolah mengembangkan kurikulum dengan tetap
memperhatikan potensi sekolah dan potensi daerah sekitar.

B. LANDASAN IMPLEMENTASI KTSP


1. Beberapa aturan
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permen
Diknas nomor 22 tahun 2006 (Standar Isi) dan Permen Diknas nomor 23 tahun 2006
(Standar Kompetensi Lulusan)
c. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 36 sampai dengan 38, PP nomor 19
tahun 2005 pasal 17 ayat (2) Permen Diknas nomor 24 tentang Pelaksanaan Permen
Diknas nomor 22 (SI) dan Permen Diknas nomor 23 (SKL) yang menyatakan “Sekolah
dan Komite sekolah atau madrasah atau komite madrasah, mengembangkan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan
standar kompetensi lulusan, di bawah upervise dinas kabupaten atau kota yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD,SMP,SMA dan SMK, dan departemen
yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI,MTs,MA,dan MAK”.

2. Standar Isi
Standar Isi (SI) mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI
adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis
dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas
No. 22 Tahun 2006.
3. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan
Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.

Perbedaan Kurikulum 1994, Kurikulum 2006 dan Standar Isi:


a. Terjadi pengurangan beban belajar pada kurikulum 2004 dan standar isi secara
signifikan jika dibandingkan dengan kurikulum 1994, selain pada jumlah jam belajar
dalam satu minggu durasi jam belajar pada standar isi lebih singkat yaitu 35 menit.
b. Pada kurikulum 1984 materi, alokasi waktu dan penilaian telah Terinci sehingga guru
tinggal mengimplementasikan dalam pembelajaran. Dalam kurikulum 2004, selain
standar kompetensi dan standar kompetensi dasar yang juga telah terisi materi pokok.
Pada standar isi guru dituntut mengembangkan materi, kegiatan pembelajaran alokasi
waktu dan penilaian dalam bentuk silabus karena standar isi hanya memuat standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
c. Mata pelajaran IPS dan IPA pada Kurikulum 1994 tidak secara implisit disajikan dalam
struktur kurikulum, sedangkan pada kurikulum 2004 dan Standar Isi kedua mata
pelajaran tersebut secara implisit tercantum dalam struktur program dengan kompetensi
dasar dan standar kompetensi tersendiri meskipun pendekatan pembelajarannya
menggunakan tematis yang terintegrasi.
d. Pendekatan yang digunakan di kelas I dan 11 pada Kurikulum 2004 dan kelas I,11, dan
III dan pada standar isi sangat berbeda dengan kurikulum 1994 yaitu pendekatan
tematis. Pendekatan ini memberikan kesiapan mental kepada murid kelas I,II dan III
untuk memasuki dunia sekolah yang lebih formal.
e. Kurikulum 1994 menggunakan sistem catur wulan, sedangkan pada kurikulum 2004
dan standar isi menggunakan sistem semester.
f. Pembentukan sikap dan perilaku siswa pada kurikulum 1984 terintegrasi pada seluruh
mata pelajaran, sehingga tidak nampak pada struktur program, sedangkan pada
kurikulum 2004 memiliki struktur tersendiri melalui program pembiasaan. Pada standar
isi pembentukan sikap dan perilaku diimplementasikan pada kegiatan ekstrakurikuler
dalam kemasan kegiatan pengembangan diri.
g. Sistem penilaian pada kurikulum 1994 menggunakan penilaian formatif dan sumatif,
sedangkan pada kurikulum 2004 dan standar isi menggunakan penilaian kelas yang
mengetengahkan peranan guru dalam penilaian baik proses maupun hasil.

C. PELAKSANAA PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam penyusunan KTSP adalah melakukan analisis
konteks. Analisis konteks dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
1. Mengidentifikasi standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan(SKL) sebagai acuan
2. Menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik
dan tenaga kependidikan, sarana prasarana biaya dan program-program.
3. Menganalisis Pluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar: komite
sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia
kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.

D. MEKANISME PENYUSUNAN
Pembahasan tentang mekanisme penyusunan KTSP akan dijabarkan dalam tiga hal, yaitu
pembentukan dan instansi yang terlibat dalam tim penyusun ktsp memberlakukan ktsp dan
bagaimana bentuk pelaksanaan penyusunan ktsp berikut adalah penjelasannya.

1. Tim Penyusun KTSP


a) Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA dan SMK terdiri atas: guru, konselor, dan
kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Dalam kegiatan penyusunan KTSP,
tim penyusun melibatkan komite sekolah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait.
Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan tingkat kabupaten/kota untuk SD dan SMP dan dinas yang bertanggung
jawab di bidang pendidikan di tingkat provinsi untuk SMA dan SMK.
b) Tim penyusun KTSP pada MI, MTs, MA dan MAK terdiri atas: guru, konselor, dan
kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Dalam kegiatan penyusunan KTSP,
tim penyusun melibatkan komite madrasah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait.
Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh kementerian yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama.
c) Tim penyusun KTSP pada pendidikan khusus (SDLB, SMPLB, dan SMALB) terdiri
atas: guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Dalam
kegiatan penyusunan KTSP, tim penyusun melibatkan komite sekolah, nara sumber, dan
pihak lain yang terkait. Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh dinas provinsi yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan.

2. Pemberlakuan
Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala
sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh dinas
tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan
SMP, dan tingkat propinsi untuk SMA dan SMK
Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA, dan MAK dinyatakan berlaku oleh kepala
madrasah setelah mendapat pertimbangan dari komite madrasah dan diketahui oleh
departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.

Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB


dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta mendapat pertimbangan dari komite
sekolah dan diketahui dinasprovinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

3. Pelaksanaan Penyusunan KTSP


a. Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah/madrasah.
Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah/madrasah
dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu
sebelum tahun pelajaran baru.
b. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan dan
penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian.
Langkah yang lebih rinci dari masing- masing kegiatan diatur dan diselenggarakan
oleh tim penyusun.

E. PRINSIP- PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

F. KOMPONEN KURIKULUM KTSP

1) Visi dan Misi Satuan Pendidikan


Dalam mengembangkan visinya, kepala sekolah harus mampu mendayagunakan kekuatan-
kekuatan yang relevan bagi kegiatan internal sekolah.
2) Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia setiap keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3) Menyusun Kalender Pendidikan


Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajan efektif dan hari libur.
Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu pada Standar Isi dan disesuaikan dengan
kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat,
serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

4) Struktur Muatan KTSP


Struktur muatan KTSP mencakup mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri,
pengaturan beban belajar, kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan, pendidikan kecakapan
hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

5) Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelornpok mata pelajaran/tema tertentu
yang mencakup standar kompetensi, kompeten. dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.

6) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam
silabus.

Menyusun komponen KTSP


1. Mengisi Kolom Identitas Sekolah.
3. merumuskan Visi sekolah
4. Merumuskan Misi sekolah
5. Merumuskan Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
6. Menyusun Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dalam mengembangkan struktur dan muatan kurikulum dituntut mendeskripsikan dan
menetapkan aspek-aspek sebagai berikut :

a. Mata pelajaran
b. Muatan Lokal
c. Kegiatan Pengembangan Diri
d. Pengaturan Beban Belajar
e. Ketuntasan Belajar
f. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
g. Penjurusan
h. Pendidikan Kecakapan Hidup
i. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

7. Menyusun Kalender Pendidikan

Sekolah dapatmenyususn kalender pendidikan sesuai dengan kondisi dan


kebutuhan sekolah dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 1: Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN


1. Minggu efektif Minimum 34 Digunakan untuk kegiatan
belajar minggu dan pembelajaran efektif pada setiap
maksimum 38 satuan pendidikan
minggu

2. Jeda tengah Maksimum 2 Satu minggu setiap semester


semester minggu
3. Jeda antar Maksimum 2 Antara semester I dan II
semester minggu
4. Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan
pelajaran minggu kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun pelajaran

5. Hari libur 2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan


keagamaan libur keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

6. Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan Peraturan


umum/nasional minggu Pemerintah
7. Hari libur Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai
khusus minggu dengan ciri kekhususan masing-
masing
8. Kegiatan Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang
khusus minggu diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/ sekolah/madrasah tanpa
madrasah mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif
G. PENGEMBANGAN SILABUS

1. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar.

2. Prinsip Pengembangan Silabus


a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual
peserta didik.

c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi.

d. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,
materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

e. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

f. Aktual dan Kontekstual


Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, dan peristiwayang terjadi.

g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik,
serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).

3. Langkah-langkah Pengembangan Silabus


 Mengisi Kolom Identifikasi
 Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana
tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi,
tidak harus selalu sesuai dengan urutanyang ada di SI;
b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasardalam mata pelajaran;
c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasarantarmata pelajaran.

 Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran


Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjangpencapaian kompetensi dasar
dengan mempertimbangkan:
a. potensi peserta didik;
b. relevansi dengan karakteristik daerah,
c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, danspritual peserta
didik;
d. kebermanfaatan bagi peserta didik;
e. struktur keilmuan;
f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutanlingkungan; dan
h. alokasi waktu.

 Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan
siswa dan materi.

 Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yangmencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

 Penentuan Jenis Penilaian


Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek
dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran.

 Menentukan Alokasi Waktu


Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif
dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi
dasar,keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.

 Menentukan Sumber Belajar


Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya.
H. STRUKTUR KURIKULUM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNTUK SEKOLAH DASAR

Ilmu pengetahuan alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran yang menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah, Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui
pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan penerapan. IPA perlu dilakukan secara
bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada
penekanan pembelajaran Salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang
diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui
penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan


kemampuan berpikir bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek
terpenting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung Melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA di SD/MI merupakan Standar Minimum yang
secara Nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan
kurikulum di setiap Satuan Pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan
peserta didik untuk membangun kemampuan bekerja ilmiah dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru.

Seperti yang tercantum dalam KTSP ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi
aspek-aspek berikut:
a. Makhluk hidup dalam proses kehidupan yaitu manusia hewan tumbuhan dan interaksinya
dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda atau materi sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat dan gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi gaya bunyi panas magnet listrik cahaya dan pesawat
sederhana
d. Bumi dan alam semesta meliputi tanah bumi tata surya dan benda-benda langit lainnya
Menurut Badan Nasional Standar Pendidikan BSNP Ahmad Susanto, 2015: 171, tujuan
pembelajaran sains di Sekolah Dasar yaitu:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
keindahan, dan keteraturan alam ciptaan- Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang
saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan
melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah
satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.

1. Merancang Pembelajaran IPA di Kelas III


Berikut disampaikan satu konsep materi yang akan di ajarkan di kelas III, yaitu Lingkungan
Sehat dan Lingkungan Tidak Sehat.

2. Materi Essensial Kelas III


Lingkungan Sehat dan Lingkungan Tidak Sehat.
Komposisi udara yang normal adalah nitrogen 78.08 %, oksigen 20,94%, argon 0,93%,
karbondioksida 0.03%, dan gas gas lainnya 0.02%. komposisi tersebut dinamakan udara
murni. Apabila susunan udara mengalami perubahan dari susunan keadaan normal maka
berarti udara tercemar. Jadi, pencemaran udara adalah perubahan komposisi udara akibat
adanya bahan atau gas lain.
Faktor yang menyebabkan udara menjadi tercemar adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal alamiah contohnya Abu/ debu dari letusan gunung berapi debu yang
berterbangan akibat tiupan angina, proses pembentukan sampah organik dan sebagainya.
2) Faktor eksternal (ulah manusia) contohnya sisa pembakaran bahan bakar minyak dan
batu bara, debu /serbuk dan kegiatan industry, pemakaian zat kimia yang disemprotkan
ke udara dan sebagainya.

Faktor penyebab udara tercemar dapat berupa gas dan berupa partikel-partikel, ada yang
padat dan ada yang cair, ada yang organik dan ada yang anorganik, ada yang biotik dan ada
yang abiotic. Pencemaran pada tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih
bahan pencemar yang masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan
sekitarnya. Kontribusi terbesar dari pencemaran udara adalah gas buangan hasil pembakaran
bahan bakar dari sektor industry, teknologi, serta lalu lintas yang padat.
Pada reaksi pembakaran terhadap bahan bakar akan terdapat terjadi kemungkinan reaksi-
reaksi pembentukan gas lainnya dengan udara selain gas karbondioksida dan air sehingga hasil
pembakaran menghasilkan banyak komponen pencemar udara dari beberapa reaksi gas
pencemar di atas, komponen yang paling berpengaruh pada pencemar lingkungan adalah
karbondioksida, karbon monoksida, nitrogen, oksida dan partikel-partikel lainnya.

Udara tercemar berbahaya bagi kesehatan


Udara tercemar adalah udara dengan komposisi udara yang terkandung didalamnya telah
berubah. Komposisi ini berubah akibat adanya gas-gas lain dari hasil pembakaran, contoh gas
hasil pembakaran yang mencemari udara adalah nitrogen oksida, karbon monoksida, karbon
dioksida, sulfat oksida dan lainnya gas hasil pembakaran. Ini berpengaruh buruk jika terhisap
ke paru-paru, karena akan menimbulkan pembengkakan pada paru-paru, lebih dari itu jika gas-
gas tersebut bereaksi dengan air akan menimbulkan hujan asam yang bersifat merusak bagian
tubuh makhluk hidup misalnya mengakibatkan lecet kulit dan merontokkan daun.

a) Karbon monoksida (CO)


Gas ini tidak termasuk dalam komposisi udara murni. Masuknya ke udara terjadi karena
pembakaran karbon atau senyawa-senyawa yang mengandung karbon yang tidak dibakar
secara sempurna gas ini bila tersisa paru-paru akan ikut ke dalam peredaran darah dan
menghalangi penyerapan oksigen oleh darah.
Ciri-ciri makhluk hidup yang tercemar gas monoksida adalah tumbuhnya gejala pusing,
mual, dan kulit berubah kemerahan. Bila kadar karbon monoksida berlebih maka kulit
berubah menjadi kebiru-biruan disertai pusing dan akhirnya akan menyebabkan kematian.
Asap rokok yang dihasilkan oleh orang yang merokok mengeluarkan asap karbon
monoksida dengan konsentrasi tinggi, konsentrasi gas karbon monoksida yang tinggi
menyebabkan CoHb tinggi, sehingga dapat menyebabkan terkena serangan jantung.

b) Karbon dioksida (CO2)


Gas ini sebenarnya bukan racun bahkan diperlukan oleh tumbuhan untuk fotosintesis
,tetapi jika jumlahnya terlalu banyak maka dapat mengganggu pernapasan. Sebagai contoh
di daerah pegunungan Dieng di jawa tengah terdapat satu lembah tempat berkonsentrasi nya
karbondioksida yang berasal dari celah–celah batuan. Karena gas tersebut berat jenisnya
relatif besar maka sukar keluar dari lembah yang rendah letaknya sehingga kadar gas terlalu
besar untuk kehidupan hewan, maka tempat tersebut dinamakan lembah maut.
Karbondioksida juga mempunyai sifat menyerap radiasi matahari sehingga menyebabkan
naiknya temperatur udara. Apabila kadar CO2 di udara lebih tinggi dan merata di seluruh
permukaan bumi ,maka suhu global bumi akan naik dan ini dapat mengakibatkan
mencairnya es di kedua kutub bumi dan di puncak puncak pegunungan. Akibatnya di
permukaan laut akan naik dan kota-kota di pinggir pantai seperti Jakarta mungkin akan
terendam.
c) Senyawa belerang
Senyawa belerang yang umum ditemukan masuk kedalam udara adalah sulfur dioksida
(SO2) dan hidrogen surfida (H2S). Sulfur dioksida merupakan hasil pembakaran belerang
atau hasil proses kimia lainnya. Senyawa tersebut dihasilkan oleh kawah gunung berapi atau
pemandian air panas. Kita akan mencium bau barang yang cukup kuat saat berada di tempat
tersebut. Di kota besar surfur dioksida dikeluarkan oleh pabrik-pabrik yang menggunakan
belerang, bahkn yang mengandung belerang atau oleh pembakaran batubara dan minyak
bumi. Apabila jumlah dalam udara besar maka akan dapat merusak warna dan melunturkan
bahan, bahkan sering menimbulkan kematian.
Sebagian kecil dari SO2 di udara dapat berubah menjadi sulfur trioksida (SO3) yang
dalam udara basah membentuk asam sulfat. Asam sulfat merupakan asam keras yang
merusak bahan jaringan hidup dan bahan-bahan lain, kabut asam sulfat yang terpisah paru
akan menimbulkan kerusakan paru-paru.
Hidrogen sulfida berupa gas berbau seperti telur busuk yang dihasilkan oleh bahan
organik yang membusuk air selokan kotor atau bahan buangan industri. Disamping baunya
yang tidak enak gas H2S ini bersifat racun yang keras melebihi karbon monoksida.

d) Senyawa nitrogen
Senyawa alami nitrogen dioksida, di udara dihasilkan dari persenyawa nitrogen dan
oksigen karena pengaruh penyiaran matahari sedangkan secara tidak alami karena adanya
temperatur tinggi seperti yang terdapat di dalam mesin letup mobil. Hal ini dapat
menghubungkan nitrogen dan oksigen menjadi nitrogen monoksida di dalam udara, oleh
pengaruh cahaya matahari nitrogen monoksida akan berubah menjadi nitrogen dioksida gas
nitrogen berpengaruh tidak baik terhadap kesehatan baunya tidak enak merangsang dan
dapat merusak paruh bahkan dapat menimbulkan kematian walaupun jumlahnya tidak
banyak tetapi jika berlangsung dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit kronis yang
berhubungan dengan pernapasan.

e) Ozon
Ozon terdapat di dalam udara dalam dalam jumlah yang kecil. Di lapisan atas kadar ozon
agak banyak akibat pembentukan oleh sinar matahari. Ozon banyak digunakan sebagai obat
desinfektan dan pemutih karena sifatnya yang reaktif. Untuk keperluan ini digunakan
konsentrasi yang besar sekitar 10 sampai 20 ppm. Konsentrasi ini berbahaya bagi manusia
untuk menjaga kesehatan. Kita tidak boleh bekerja dari 8 jam di dalam ruangan yang kadar
ozon nya lebih dari 0,1 ppm. Jadi, Ozon yang dipakai untuk membersihkan udara supaya
bebas kuman atau kotoran lainnya ternyata malah jadi bahan pencemaran.

f) Hidrogen fluoride
Gas yang membentuk rumus HF ini sangat tajam mudah merusak barang-barang dan juga
berpengaruh sangat buruk terhadap tanaman, tetapi untungnya tidak banyak terdapat di
dalam udara dan biasanya disebabkan oleh industri khusus misalnya industri aluminium.
 Polutan udara berbentuk partikel-partikel

Asal partikulat dapat merupakan buatan manusia atau alam. Polusi udara dan polusi
air dapat mengambil bentuk partikel padat atau larutan. Garam adalah contoh dari kontaminan
terlarut dalam air, sedangkan pasir umumnya merupakan partikulat padat.
Untuk meningkatkan kualitas air, partikel-partikel padat dapat dihilangkan dengan filter air
atau settling (proses partikulat turun dalam air dan membentuk sedimen), dan disebut sebagai
partikel tak larut. Kontaminan yang dilarutkan dalam air dapat dikumpulkan dengan
penyulingan, memungkinkan air untuk menguap dan kontaminan kembali mengendap.
Beberapa partikulat terjadi secara alami, seperti yang berasal dari gunung berapi, badai
pasir, dan kebakaran hutan. Kegiatan manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil pada
kendaraan, pembangkit listrik dan berbagai industri juga menghasilkan sejumlah besar
partikulat. Pembakaran batubara di negara berkembang adalah metode utama untuk pemanasan
rumah dan memasok energi. Rata-rata di seluruh dunia, aerosol antropogenik (yang dibuat oleh
aktivitas manusia) mencapai sekitar 10 persen dari total jumlah aerosol di atmosfer kita.
Peningkatan kadar partikel halus di udara terkait dengan bahaya kesehatan seperti penyakit
jantung, fungsi paru-paru dan kanker paru-paru.
SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD N 1 Neglasari

Mata Pelajaran : IPA


Kelas/Program : III/MI
Semester :1

STANDAR KOMPETENSI:
2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan dan upaya menjaga kesehatan lingkungan.

PENILAIAN
KOMPETENSI MATERI KEGIATAN ALOKASI SUMBER NILAI
INDIKATOR CONTOH
DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN TEKNIK I NSTRUM EN WAKTU BELAJAR KARAKTER
INSTRUMEN

2.1. Membedaka Lingkungan Sehat dan o Mendeskripsikan o Menjelaskan ciri Tes tertulis Soal essay Latihan hal 64 4 x 30’ Buku IPA Kreatif,
n ciri-ciri
Tidak Sehat lingkungan sehat lingkungan SD/MI BSE mandiri, rasa
lingkungan sehat sehat. Latihan hal 66 ingin tahu
Soal PG
berdasarkan ciri- Kelas III
dan lingkungan A. Perbedaan o Menjelaskan ciri jujur, peduli,
cirinya
Tidk sehat
berdasarkan Lingkungan Sehat lingkungan tidaksehat. Charta tanggung
dan Tidak Sehat o Mendeskripsikan
pengamatan. mengenai jawab, kerja
(hlm.52)
lingkungan lingkungan keras,disiplin.
tidaksehat sehat dan
o Menjelaskan
berdasarkan ciri-
1.Lingkungan sehat tidak sehat;
cirinya penyebab lingkungan
(hlm.53) tidak sehat akibat berbagai
o Memberikan contoh
pencemaran. pencemara
2.Lingkungan tidak di lingkungan sekitaryang
termasuk lingkungan n
sehat (hlm.53 sehat dan o Membuat kliping lingkungan
tidak sehat yang menunjukkan
B. Penyebab
lingkungan sehat
Pencemara dan tidak sehat.
o Melakukan
n
Lingkungan pengamatan di
(hlm.56) lingkungan sekitar
1. . sekolah untukmengetahui
Pe nc emar an ciri
udara lingkungan sehat dan
(hlm.56) tidak sehat

o Membuat kliping
2. . dari berbagai media
Pe nc emar an cetak mengenai
air (hlm.56) lingkungan sehat dan
tidak sehat
3. .
Pe nc emar an
tanah
(hlm.57)

4. .
Pencemaran
suara (hlm.58)

2.2. Mendeskrip Lingkungan Sehat dan o Menjelaskan dampak o Menjelaskan Tes tertulis Soal essay Latihan hal 64 2 x 30’ Buku IPA Kreatif,
sikan kondisi Tidak Sehat bagi kesehatan pengaruh SD/MI BSE mandiri, rasa
lingkungan yang akibat pengaruh pencemaran Soal PG Latihan hal 66 Kelas III ingin tahu,
berpengaruh C. Pengaruh pencemaran udara, lingkungan bagi jujur, peduli,
terhadap Pencemaran air, tanah, dan suara kesehatan. Charta tanggung
kesehatan. Lingkungan mengenai jawab, kerja
terhadap Kesehatan o Menyebutkan pengaruh keras,disiplin.
o Menjelaskan cara
(hlm.58) gangguan kesehatan pencemaran
menjaga kebersihan
yang diakibatkan lingkungan
lingkungan.
1. Pengaruh oleh pencemaran bagi
pencemaran udara, air, tanah, dan kesehatan
udara bagi suara
kesehatan
(hlm.58) o Menjelaskan cara
mengurangi
2. Pengaruh pencemaran udara,
pencemaran air air, tanah dan suara
bagi kesehatan
(hlm.58)

3. Pengaruh
Pencemaran
tanah bagi
kesehtan
PENILAIAN
KOMPETENSI MATERI KEGIATAN ALOKASI SUMBER NILAI
INDIKATOR CONTOH
DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN TEKNIK I NSTRUM EN WAKTU BELAJAR KARAKTER
INSTRUMEN

2.3. Menjelaskan Lingkungan Sehat dan o Menjelaskan o Memberi contoh Tes tertulis Soal essay Latihan hal 64 2 x 30’ Buku IPA Kreatif,
cara
cara menjaga Tidak Sehat mandiri, rasa
pentingnya SD/MI BSE
menjaga kesehatan menjaga kesehatan Latihan hal 66 ingin tahu,
kesehata Soal PG
lingkungan lingkungan. Kelas III
n
lingkungan D. Menjaga Kesehatan jujur, peduli,
sekitar. Lingkungan Charta tanggung
o Mencari informasi
(hlm.62)
o Menjelaskan cara mengenai jawab, kerja
tentang
cara keras,disiplin.
cara
menjaga menjaga
kesehatan mengurangi
kesehatan
lingkungan lingkungan
pencemara
n
o Menjelaskan
lingkungan.
perilaku yang o Memberikan
mencerminkan contoh
tindakan perilaku yang
menjaga menjaga kesehatan
kesehatan lingkungan.
lingkungan

Neglasari, November 2021


Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN 1 Neglasari Guru Mata Pelajaran IPA

(.......................) (.......................)
Contoh RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Sekolah : SD N 1 Neglasari


Kelas/ Semester : III B / 1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Bab : 3/ Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat
Hari/ Tanggal : Kamis, 25 November 2021
Waktu : 2x35 menit

A. Standar Kompetensi
2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga
kesehatan lingkungan.

B. Kompetensi Dasar
2.1 Membedakan ciri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat berdasarkan
pengamatan.
2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan.

C. Indikator Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan minimal 3 ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak sehat.
2. Siswa dapat menjelaskan kondisi lingkungan kotor yang berpengaruh terhadap kesehatan.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah diberikan gambar mengenai lingkungan sehat dan tidak sehat, siswa kelas III B
dapat menyebutkan minimal 3 ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak sehat dengan benar.
2. Setelah diberikan pengantar masalah mengenai lingkungan yang kotor, siswa kelas III B
dapat menjelaskan pengaruh lingkungan yang kotor terhadap kesehatan.

E. Identifikasi Peserta Didik


 Jumlah siswa kelas III B sebanyak 26 orang.
 Siswa aktif
 Beberapa siswa ada yang suka bercanda dan berbicara dengan temannya.

F. Media dan Sarana Prasarana


 Papan tulis
 Spidol dan penghapus papan tulis
 Meja dan kursi siswa dan guru.
 Gambar lingkungan sehat dan tidak sehat.
 LKS Problem Based Learning.

G. Strategi/ Metode Pembelajaran


 Problem Based Learning
 Diskusi
 Tanya jawab

H. Sumber Belajar
Zein, A. Z.& Rahman, A. (2009). Mengenal alam. Jakarta: Pusat Perbukuan.
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1 Awal  Guru memulai  Siswa berdoa bersama
(10 pembelajaran dengan guru.
menit) berdoa.
 Guru mengecek kehadiran  Siswa dicek
kehadiran siswa. kehadirannya oleh
guru.
 Guru meminta siswa untuk
mengamati gambar  Siswa mengamati
tentang lingkungan sehat gambar yang
dan tidak sehat yang disediakan oleh guru.
disediakan oleh guru.
 Siswa menjawab
 Guru memberikan pertanyaan guru.
pertanyaan kepada siswa
mengenai gambar  Siswa menyimak
tersebut. penjelasan guru.

 Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
2. Inti  Guru membagi siswa ke  Siswa berpasangan
(45 dalam kelompok dengan dengan temannya.
menit) anggota dua orang.
 Siswa berkumpul
 Guru meminta siswa untuk bersama teman
berkumpul dengan teman sekelompoknya.
sekelompoknya di posisi
yang telah ditentukan.  Siswa mengerjakan LKS
bersama kelompoknya.
 Guru meminta siswa untuk
mengerjakan LKS.  Siswa memahami isi
bacaan tersebut.

 Guru memberikan sebuah  Siswa memahami


cerita Dora yang mencium masalah tersebut.
bau tak sedap.
 Siswa berdiskusi dan
 Guru memberikan mengerjakan LKS.
pengantar masalah yang  Siswa menuliskan
berkaitan dengan masalah yang dihadapi
lingkungan yang kotor. oleh Dora dan teman-
temannya.
 Guru membimbing dan  Siswa mendiskusikan
memfasilitasi setiap perencanaan untuk
kelompok. memecahkan masalah.
 Siswa menuliskan hasil
diskusi mengenai
perencanaan yang
dibuat.
 Siswa mengamati
gambar yang telah ada di
LKS.
 Siswa mengidentifikasi
gambar tersebut.
 Siswa berdiskusi
mengenai gambar
tersebut kemudian
menuliskannya.
 Siswa mengidentifikasi
ciri-ciri dan pengaruh
kondisi lingkungan
tersebut terhadap
kesehatan.
 Siswa menuliskan hasil
diskusinya.
 Siswa bersama
kelompok membuat
kesimpulan mengenai
pemecahan masalah
yang telah mereka buat.
 Siswa menuliskan hasil
kesimpulannya.

 Guru meminta siswa untuk  Siswa mengumpulkan


mengumpulkan LKS. LKS.
 Siswa membahas LKS
 Guru bersama siswa bersama guru.
membahas LKS secara
garis besar.
3. Penutup  Guru memberikan apresiasi  Siswa menerima pujian
(15 kepada siswa atas dari guru.
menit) keberhasilan yang sudah
dicapai.
 Guru bersama siswa  Siswa bersama guru
mereview pembelajaran mereview pembelajaran
hari ini. hari ini.

 Guru memberikan pesan  Siswa menyimak


kepada siswa untuk selalu penjelasan guru.
menjaga kebersihan
lingkungan.

 Guru memberikan tugas di  Siswa mencatat tugas


rumah kepada siswa. yang diberikan oleh guru
di buku penghubung.
 Guru menutup
pembelajaran.  Siswa bersiap-siap
istirahat.

J. Penilaian
1. Rubrik penilaian afektif
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3
1. Mengikuti jalannya proses pembelajaran sesuai
dengan perintah yang dijelaskan
2. Aktif mengeluarkan pendapat
3. Menghargai pendapat teman sekelompok
maupun teman kelompok lain
4. Mau mendengarkan pendapat teman
sekelompok maupun teman kelompok lain
5. Mau bekerja sama dengan teman
sekelompoknya
JUMLAH SKOR
NILAI

Kriteria dan Skor Penilaian


No Aspek yang Skor Keterangan
dinilai
1. Mengikuti 1 Siswa tidak mampu mengikuti jalannya
jalannya proses proses pembelajaran sesuai dengan
pembelajaran perintah yang dijelaskan.
sesuai dengan 2 Siswa kurang mampu mengikuti
perintah yang jalannya proses pembelajaran sesuai
dijelaskan dengan perintah yang dijelaskan.
3 Siswa mampu mengikuti jalannya
proses pembelajaran sesuai dengan
perintah yang dijelaskan.
2. Aktif 1 Siswa tidak aktif dalam mengeluarkan
mengeluarkan pendapat.
pendapat 2 Siswa kurang aktif dalam mengeluarkan
pendapat.
3 Siswa aktif dalam mengeluarkan
pendapat.
3. Menghargai 1 Siswa tidak menghargai pendapat
pendapat teman sekelompok maupun teman
teman kelompok lain.
sekelompok 2 Siswa kurang menghargai pendapat
maupun teman teman sekelompok maupun teman
kelompok lain kelompok lain.
3 Siswa menghargai pendapat teman
sekelompok maupun teman kelompok
lain.

4. Mau 1 Siswa tidak mendengarkan pendapat


mendengarkan teman sekelompok maupun teman
pendapat kelompok lain.
teman 2 Siswa kurang mendengarkan pendapat
sekelompok teman sekelompok maupun teman
maupun teman kelompok lain.
kelompok lain 3 Siswa mendengarkan pendapat teman
sekelompok maupun teman kelompok
lain
5. Mau bekerja 1 Siswa tidak bekerja sama dengan teman
sama dengan sekelompoknya.
teman 2 Siswa kurang bekerja sama dengan
sekelompoknya teman sekelompoknya.
3 Siswa bekerja sama dengan teman
sekelompoknya.
2. Rubrik penilaian kognitif
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3
1. Dapat merencanakan pemecahan masalah
sesuai dengan konteks masalah yang
diberikan.
2. Dapat mengidentifikasi keadaan
lingkungan pada gambar yang disediakan
dengan tepat.
3. Dapat menyebutkan ciri-ciri lingkungan
dan dampak yang ditimbulkan sesuai
dengan tempat yang diamati.
4. Dapat membuat kesimpulan secara tepat.
JUMLAH SKOR
NILAI

Kriteria dan skor penilaian


No Aspek yang Skor Keterangan
dinilai
1. Dapat 1 Siswa kurang dapat
merencanakan merencanakan pemecahan
pemecahan masalah sesuai dengan konteks
masalah sesuai masalah yang diberikan. (50%
dengan konteks 2 benar)
masalah yang Siswa cukup dapat
diberikan merencanakan pemecahan
masalah sesuai dengan konteks
3 masalah yang diberikan. (75%
benar)
Siswa mampu merencanakan
pemecahan masalah sesuai
dengan konteks masalah yang
diberikan. (100% benar)
2. Dapat 1 Siswa kurang dapat
mengidentifikasi mengidentifikasi keadaan
keadaan lingkungan pada gambar yang
lingkungan pada disediakan dengan tepat. (50%
gambar yang 2 benar).
disediakan Siswa cukup dapat
dengan tepat. mengidentifikasi keadaan
lingkungan pada gambar yang
3 disediakan dengan tepat. (75%
benar).
Siswa mampu mengidentifikasi
keadaan lingkungan pada gambar
yang disediakan dengan tepat.
(100% benar).
3. Dapat 1 Siswa kurang dapat menyebutkan
menyebutkan ciri-ciri lingkungan dan dampak
ciri-ciri yang ditimbulkan sesuai dengan
lingkungan dan tempat yang diamati (50% benar).
dampak yang 2 Siswa cukup dapat menyebutkan
ditimbulkan ciri-ciri lingkungan dan dampak
sesuai dengan yang ditimbulkan sesuai dengan
tempat yang tempat yang diamati (75% benar).
diamati. 3 Siswa mampu dapat menyebutkan
ciri-ciri lingkungan dan dampak
yang ditimbulkan sesuai dengan
tempat yang diamati (100%
benar).
4. Dapat membuat 1 Siswa kurang dapat membuat
kesimpulan kesimpulan secara tepat (50%
secara tepat. 2 benar).
Siswa cukup dapat membuat
3 kesimpulan secara tepat (75%
benar).
Siswa mampu membuat
kesimpulan secara tepat (100%
benar).

Neglasari, November 2021


Kepala Sekolah , Guru Kelas,

(…………………….) (………………………………)
KEGIATAN BELAJAR 2
Merancang Pembelajaran IPA Kelas IV. Penjelasan sebelumnya, Anda telah mempelajari
tentang telaah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006. Sebelum kita membahas
tentang bagaimana cara membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas
IV, berikut akan disampaikan satu konsep materi yang akan Anda ajarkan di kelas IV, yaitu
konsep Gerak, Gaya dan Energi.

A. MATERI ESSENSIAL KELAS IV GAYA, GERAK DAN ENERGI


Gaya merupakan konsep yang abstrak, karena tidak dapat diamati, kita hanya dapat mengamati
akibat yang ditimbulkan oleh gaya. Oleh karena itu, guru harus menyertakan contoh-contoh
nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kejadian sehari-hari yang dapat dijadikan contoh nyata
dalam pembelajaran gaya, misalnya siswa membawa buku, mendorong meja, membuka pintu
kelas, menulis di papan tulis, kuda menarik kereta, dan lokomotif menarik gerbong kereta api.

Dalam pengertian ilmiah, gaya adalah sesuatu yang dapat menyebabkan suatu benda/makhluk
hidup yang dikenainya mengalami hal-hal berikut:

1. Berubah bentuknya, misalnya plastisin dapat diubah bentuknya dengan menekan atau
menariknya dengan tangan.

2. kecepatannya, misalnya mobil dari berhenti menjadi bergerak atau dari bergerak lambat
menjadi bergerak cepat, dari bergerak menjadi berhenti.

3. Berubah arah geraknya. Bola yang sedang menggelinding dapat ditendang sehingga menuju
ke arah yang diinginkan.

Sebagai rujukan untuk memahami pengertian gaya, Sir Isaac Newton Seorang ahli fisika, telah
berhasil merumuskannya. Rumusan tersebut terangkum dalam Hukum Newton, yang intinya
sebagai berikut.

1. Hukum Newton I:

Semua benda cenderung mempertahankan keadaannya, artinya benda yang semula diam,
maka selamanya akan diam. Contohnya mobil mainan akan diam selamanya. Demikian juga
benda yang semula bergerak, maka selamanya akan bergerak dengan kecepatan tetap.
Contohnya gerakan benda-benda langit, yang sejak diciptakan telah bergerak. Untuk
mengubah keadaan (dari diam menjadi bergerak, atau dari bergerak menjadi diam)
diperlukan gaya.

2. Hukum Newton II:

Suatu benda yang dikenai gaya tetap, maka benda tersebut akan mengalami perubahan
kecepatan yang tetap pula (besar kecepatan atau arah kecepatan). Perubahan kecepatan yang
tetap itu disebut percepatan

3. Hukum Newton III:

Jika benda I memberi gaya (gaya aksi) kepada benda II, maka benda N juga akan memberi
gaya (gaya reaksi) kepada benda J. Besarnya gaya aksi sama dengan gaya reaksi.

Benda yang mengalami tarikan atau dorongan (dikenai gaya) dapat berpindah tempat atau
bergerak. Akan tetapi perlu diingat bahwa tarikan atau dorongan (gaya) pada benda tidak
selalu menyebabkan benda tersebut berpindah tempat atau bergerak. Sebuah benda yang
didorong di atas meja bisa tetap diam jika ada gaya gesek antara meja dan benda yang
melawan gaya dorong. Kedua gaya tersebut sama besar dan berlawanan arah, jadi total
gayanya nol, sehingga benda tersebut tetap diam. Tetapi jika gaya dorong lebih besar
daripada gaya gesek, maka benda tersebut akan bergerak.

Besar kecilnya gaya yang harus kita keluarkan untuk suatu kegiatan, tergantung pada jenis
kegiatannya. Besar gaya dinyatakan dalam satuan newton atau dituliskan dengan huruf N.
Alat untuk mengukur besar gaya adalah neraca pegas.

Gaya memiliki jenis yang berbeda-beda, tergantung bagaimana gaya tersebut ditimbulkan.
Gaya yang ditimbulkan oleh magnet dinamakan gaya magnet, gaya yang ditimbulkan oleh
gesekan disebut gaya gesek.

1. Gaya magnet

Di sekitar magnet terdapat medan magnet. Sebuah benda yang berada di dalam medan
magnet akan dipengaruhi medan magnet tersebut sehingga bersifat seperti magnet, oleh
karena itu benda tersebut akan tarik-menarik dengan magnet.
Tidak semua benda yang berada di dalam medan magnet akan dipengaruhi dan ditarik
oleh magnet, tetapi hanya benda-benda yang terbuat dari besi dan baja atau benda-benda
yang mengandung besi atau baja. Gaya magnet banyak dimanfaatkan pada peralatan
listrik seperti pada bel listrik, pintu lemari es, tutup kotak pensil.

2. Gaya Gravitasi

Benda-benda yang berada di atas permukaan bumi akan selalu jatuh ke permukaan bumi.
Hal ini dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang mengarah ke pusat bumi. Gaya gravitasi
bumi juga disebut sebagai gaya tarik bumi.

Buah kelapa yang tergantung pada tangkainya mengalami gaya gravitasi. Suatu saat
tangkai buah kelapa tidak dapat lagi menahan beban buahnya sehingga buah kelapa
tersebut terlepas dari tangkainya. Buah kelapa yang semula diam kemudian akan
mempunyai kecepatan yang semakin lama semakin besar. Bertambahnya kecepatan tiap
detik disebut percepatan. Oleh karena percepatan ini disebabkan oleh gaya tarik bumi,
maka disebut sebagai percepatan gravitasi bumi (diberi simbol g). Besar percepatan
gravitasi bumi Sekitar 10 m/detik2. Arah percepatan gravitasi bumi selalu mengarah ke
pusat bumi sesuai dengan arah gaya gravitasi.

Contoh peristiwa sehari-hari bahwa gaya dapat mengubah arah:

1) Pemain sepak bola yang menendang bola yang sedang bergerak ke arahnya. Tendangan
(gaya) yang diberikan ke bola dapat mengubah arah gerak bola.
2) Bola yang dilemparkan ke tembok akan memantul kembali. Gaya dari tembok yang
diberikan kepada bola dapat mengubah arah gerak bola. Akibat lain dari benda yang
dikenai gaya adalah dapat mengubah bentuk benda misalnya:

a. Plastisin dapat dibentuk menjadi bentuk tertendu dengan menggunakan tangan.

b. Mobil yang menabrak tembok, menjadi ringsek (berubah bentuk).

Gaya dapat digolongkan berdasarkan sumbernya atau dari mana asal dorongan atau tarikan.
Berikut ini adalah contoh-contoh gaya berdasarkan sumbernya.
2. Gaya Gesek

Gaya gesek terjadi apabila dua buah benda saling bersentuhan dan satu benda bergerak
terhadap benda lainnya (misalnya satu benda diam, lainnya bergerak, kedua bergerak
berlawanan arah: kedua benda bergerak searah tapi berbeda kecepatannya). Gaya gesek
yang melawan atau menahan gaya tarik/dorong, berbedabeda besarnya, tergantung pada:

a. Keadaan permukaan benda yang saling bersentuhan. Pada permukaan yang licin besar
gaya gesek lebih kecil dibandingkan dengan gaya gesek yang terjadi pada permukaan
yang kasar. Dengan demikian menarik/mendorong benda di atas lantai semen lebih
mudah daripada menarik/mendorong benda di atas tanah.

b. Berat benda yang bergesekan. Menarik/mendorong kursi lebih mudah daripada


menarik/mendorong meja. Hal ini menunjukkan bahwa besar gaya gesek pada benda
yang ringan lebih kecil daripada besar gaya gesekan .pada benda yang lebih berat.

Selain terjadi antara dua permukaan benda padat yang bersentuhan, gaya gesek juga
dapat terjadi antara benda padat dengan zat alir (benda cair atau gas) atau antara lapisan-
lapisan zat alir itu sendiri.

Besar gaya gesek pada benda padat yang bergerak di dalam zat alir (cair/gas) tergantung
pada laju benda dan luas penampang (penampang lintang) yang berpapasan dengan zat alir.
Semakin besar laju benda dalam zat alir, maka semakin besar gaya geseknya. Demikian juga
pada luas permukaan, semakin luas permukaan benda yang berpapasan dengan zat alir,
Semakin besar gaya geseknya.

Contohnya: menjatuhkan kertas yang diremas menjadi bola kecil akan lebih cepat sampai di
lantai daripada menjatuhkan selembar kertas. Lembaran kertas (permukaan lebih luas
daripada bola kertas) akan mengalami gaya gesek yang lebih besar daripada bola kertas.
Dalam kehidupan sehari-hari gaya gesekan dapat merugikan tetapi dapat Juga
menguntungkan. Untuk memudahkan mendorong lemari di atas lantai, kita menginginkan
gaya gesek yang kecil. Akan tetapi jika kita berjalan di atas lantai, kita membutuhkan gaya
gesek yang besar. Jika tidak, maka kita akan terpeleset.
4. Gaya pegas

Pegas yang diregangkan atau dimampatkan, akan timbul gaya ke arah yang berlawanan
dengan arah gaya yang diberikan. Gaya yang timbul tersebut disebut gaya pegas. Gaya
pegas timbul karena adanya sifat elastis/sifat lenting bahan pembuatnya. Sifat elastis ini
dimiliki oleh benda yang akan kembali ke keadaan/bentuk semula apabila diubah
bentuknya. Oleh karena gaya pegas disebabkan oleh sifat elastis atau sifat lenting pegas
maka gaya pegas juga disebut gaya elastis atau gaya lenting.

Gaya pegas dapat timbul pada bambu yang dibengkokkan. Gaya pegas dapat dipakai untuk
mengurangi pengaruh getaran pada sepeda motor, mobil, dokar atau sepeda yang sedang
bergerak di jalan yang kasar.

5. Gaya listrik

Di sekitar benda bermuatan listrik terdapat medan listrik, demikian juga halnya dengan
benda yang bermuatan listrik statis (tidak mengalir). Bendabenda tertentu yang berada di
dalam medan listrik akan ditarik oleh benda bermuatan listrik tersebut. Penggaris plastik
yang tidak digosokkan ke rambut tidak dapat menarik potongan kertas kecil.

Penggaris plastik yang digosokkan ke rambut yang kering dapat menarik potongan kertas
kecil. Penggaris plastik yang digosokkan ke rambut yang kering dapat menarik potongan
kertas kecil, ini berarti penggaris plastik bermuatan listrik. Jika penggaris plastik
digosokkan ke rambut maka bermuatan positif (kekurangan elektron). Jika kemudian
penggaris ini didekatkan ke kertas yang netral (jumlah elektron & jumlah proton), maka
elektron-elektron dalam kertas akan bergerak ke sisi yang dekat penggaris, akibatnya di
bagian tersebut lebih bermuatan negatif (secara keseluruhan masih netral, karena jumlah
elektron masih sama dengan jumlah proton, hanya elektronnya bergeser). Pergerakan
elektron tersebut disebabkan oleh gaya tarik antara muatan-muatan tak sejenis.

Gaya listrik statis dimanfaatkan untuk membersihkan debu pada kursi beludru, baju wol,
lantai berkarpet, dan lain-lain.
Merancang Pembelajaran Materi Kelas IV

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam


Kelas/ Semester : IV/1

Alokasi waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 Menit)


Standar kompetensi : Memahami hubungan antara gaya gerak dan energi serta fungsinya

Kompetensi dasar : Mendeskripsikan hubungan antara gaya gerak dan energi melalui percobaan
gaya gravitasi gaya gerak gaya magnet
Indikator :
1. Membandingkan kecepatan jatuh dua benda yang berbeda berat
2. Menyimpulkan gaya gravitasi bumi menyebabkan benda jatuh

Tujuan pembelajaran :
Siswa dapat :

1. Menjelaskan penyebab benda benda jatuh ke bawah


2. Mengetahui arah jatuhnya bola saat dilemparkan dalam berbagai posisi

3. Menjelaskan bahwa gaya tarik bumi menyebabkan bola yang


dilemparkan ke atas akan jatuh ke permukaan bumi
Materi ajar (materi pokok) : gaya, gerak dan energy
Metode pembelajaran : ceramah, observasi, demonstrasi, penugasan
Langkah-langkah pembelajaran : Pertemuan 1 : Gaya gravitasi menyebabkan benda jatuh

Langkah pembelajaran :
Kegiatan awal :

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan bertanya kemana arah jatuh bola setelah bola
dilempar ke atas?, mereka diminta memperhatikan arah gerak bola. Akan diperoleh hasil
pengamatan bahwa bola bergerak ke atas dan kembali ke bawah menuju ke permukaan bumi tanah
atau lantai, kemudian ditanyakan apa yang menyebabkan benda benda jatuh ke bawa?
Kegiatan inti:
Untuk menjawab pertanyaan tersebut lakukan percobaan dibawah ini:

1. Bola dilepaskan dari atas


2. Bola dilempar ke atas
3. Bola dilempar condong ke atas
4. Bola dilempar mendatar

Hasil pengamatan:
1. Bola dilepaskan dari atas bergerak menuju permukaan bumi
2. Bola dilempar ke atas bergerak sampai di puncak berbalik arah ke permukaan bumi
3. Bola dilempar miring ke atas bergerak dengan lintasan parabola menuju ke permukaan bumi
4. Bola dilempar horizontal ke samping bergerak melengkung menuju ke permukaan bumi

Kesimpulan:
Pasti ada sesuatu yang menarik benda itu yang berasal dari bumi. Lalu diinformasikan bahwa
sesuatu yang menarik semua benda yang ada disekitar permukaan bumi itu disebut gaya gravitasi(
gaya tarik bumi) letaknya pada di pusat bumi.

Kegiatan akhir (pemantapan)

Penerapan dalam kehidupan sehari-hari karena semua benda di atas permukaan bumi selalu jatuh ke
permukaan bumi maka di buatlah olahraga terjun paying, lempar lembing, lompat indah dan
sebagainya.

Penugasan:

a. Diskusikan dengan temanmu apa yang akan terjadi jika bumi tidak menarik benda-benda yang
ada di permukaan? bumi laporkan hasil secara tertulis!

b. Bagaimana caranya agar kapas yang bergerak di udara tidak bergerak sampai ke permukaan
bumi
BAB 3 PENUTUP

KESIMPULAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus.

Gaya berat atau gaya gravitasi muncul akibat tarikan bumi terhadap benda yang berada didekatnya.
Itu berarti bahwa semua benda yang berada di permukaan bumi atau di dekat permukaan bumi akan
ditariknya. Gaya tarik ini selalu menuju pusat bumi. Benda yang dilepaskan dari suatu ketinggian
akan jatuh menuju ke pusat bumi karena gaya gravitasi.
DAFTAR PUSTAKA

Supriati, Amalia. 2020. Pembelajaran IPA di SD; 19/PDGK4202/3SKS/MODUL 1-9 EDISI 1.


Jakarta: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai