Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Kebutuhan Ternak Atas Jenis, Umur, dan Fungsi Hidup”


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Bahan Makanan Ternak dan Formula Ransum
Dosen Pengampu: Andi Kurnia Armayanti,.S.Pt.M.Si.

Oleh:

Nurul Ihfa : 200112036


Jumriana : 200112022
Vira Luviana : 200112046
M. Faisal : 200112010

KELAS B
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya untuk Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga makalah
tentang “Kebutuhan Ternak Atas Jenis, Umur, dan Fungsi Hidup” dapat
terselesaikan. Kemudian selawat serta salam kita sampaikan kepada nabi besar
kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Quran
dan Sunnah untuk keselamatan ummat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah “Bahan Makanan
Ternak Dan Formula Ransum” di program studi peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sinjai. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini terdapat berbagai kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran pembacanya.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembacanya, seta
menambah keimanan kita kepada sang pencipta.

Sinjai, 30 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
A. Kebutuhan Ternak Berdasarkan Umur Jenis........................................................... 2
B. Kebutuhan Ternak Atas Fungsi-Fungsi Hidup ...................................................... 5
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................................... 10
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ternak merupakan bagian yang tidak terpsahkan dalam kehidupan
mannusia. Dalam pemeliharaannya memiliki peranan yang tidak
ternilai bagi kesejahteraan manusia, utamanya sebagai sumber pangan,
sandang pupuk, energy, serta produk-produk hasil ternak lainnya
seperti; susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan
seperti kulit, jeroan, tanduk, dan juga kotoran juga dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai
sebagai penggerak alat transportasi, pengolahan lahan tanam (bajak),
dan alat industri lain (seperti peremas tebu). Karena banyak kegunaan
ini sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia sejak
lama.
Pakan adalah semua bahan makanan yang dapat diberikan kepada
ternak dan tidak mengganggu kesehatan ternak. Kebutahan ternak
terhadap jumlah pakan tiap harinya tergantung dari jenis atau spesies,
umur dan fase pertunbuhan ternak (dewasa, bunting, dan menysui).
Penyediaan pakan harus diupayakan secara terus-menerus dan seusai
dengan standar gizi ternak tersebut. Pemberian pakan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan gizi ternak dapat menyebabkan defisiensi zat
makanan sehingga mudah terserang penyakit.
Factor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah kecukupan
nutrisinya, bila ternak mengalami defisiensi vitamin dan mineral maka
akan berpengaruh pada proses metabolisme yang mengakibatkan
terhambatnya produktivitas maupun pertumbuhannya.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan kebutuhan ternak berdasarkan umur jenis
2. Menjelaskan kebutuhan ternak atas fungsi-fungsi hidup

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kebutuhan ternak berdasarkan umur jenis
2. Untuk mengetahui ternak atas fungsi-fungsi hidup

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Ternak Berdasarkan Umur Jenis


1. Ternak Besar (Ruminansia)
Pertumbuhan ternak ruminansia meliputi pertumbuhan pre
natal dan post natal. Pertumbuhan pre natal adalah pertumbuhan yang
terjadi atau berlangsung di dalam kandungan induk dan
pertumbuhan post natal adalah pertumbuhan yang terjadi atau
berlangsung mulai ternak dilahirkan sampai mati. Fase pertumbuhan
pada umur pedet, cempe berbeda dengan fase pertumbuhan pada
ternak muda dan dewasa.
a. Pertumbuhan pre natal
Pada ternak prolifik/multiparous pertumbuhan pre
natal dipengaruhi jumlah foetus dalam uterus. Jumlah foetus
banyak menyebabkan bahan pakan induk tidak mencukupi dan
mengakibatkan anak yang dilahirkan kecil. Induk yang bobot
badannya kecil akan melahirkan pedet yang lebih kecil
dibandingkan induk yang lebih tua dan lebih besar. Perbedaan ini
disebabkan lingkungan dalam uterus, diantaranya besarnya uterus.
Bobot lahir pedet juga bervariasi tergantung bapaknya, artinya
faktor kebakaan memegang peranan pada pertumbuhan pre-natal.
Pemelihraan sapi bunting merupakan hal yang penting dalam
manejemen pemeliharaan. Sapi yang telah dinyatakan bunting pada
pemeriksaan kebuntingan dipisahkan dalam kandang khusus sapi
bunting. Hal ini diperlukan untuk mempermudah perawatan secara
intensif dan mencegah terjadinya trauma. Hal pokok yang perlu
diperhatikan dalam pemeliharaan sapi bunting adalah pemberian
pakan hijauan dan konsentrat yang baik dan sesuai. Hal ini sangat
berkaitan dengan proses perkembangan janin atau fetus yang
sedang dikandung dan persiapan kelahiran yang prima. Pada bulan
pertama sampai tiga bulan sebelum melahirkan, ternak diberi pakan
hijauan dan konsentrat lebih banyak. Dua bulan sebelum
melahirkan pakan konsentrat dikurangi agar tidak menyebabkan
kegemukan yang akan menghambat proses kelahiran.
b. Pertumbuhan post natal
Pertumbuhan post natal adalah pertumbuhan yang terjadi
atau berlangsung mulai ternak dilahirkan sampa

2
mati. Pertumbuhan post natal terdiri dari pertumbuhan pre-
weaning (masi menyusu) dan pertumbuhan setelah disapih.
1) Pertumbuhan pre weaning (masa menyusu)
Pedet yang dipelihara semaksimal mungkin
mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Nutrisi yang
baik saat pedet akan memberikan nilai positif saat lepas
sapih, dara dan siap jadi bibit yang prima sehingga
produktivitas yang optimal dapat dicapai. Pemberian susu
induk kepada pedet dimulai sejak hari ke-4 dimana masa
pemberian kolostrum telah berakhir. Pemberian susu dan
pakan pedet dilakukan secara bertahap sesuai umur pedet
dan berat badan pedet tersebut. Standar prosedur pemberian
susu pada pedet tertera seperti di bawah ini :
a) Pemberian susu pasca kolostrum dapat dimulai
sejak pedet berumur 4 – 5 hari.
b) Pemberiannya perlu dibatasi berkisar 8 – 10 %
bobot badan pedet. Misalnya pedet bobot
badannya 50 kg, maka air susu yang diberikan 4
– 5 liter/ekor/hari.
c) Pemberian susu diberikan secara bertahap dalam
1 hari dilakukan 2 kali pemberian.
d) Jumlah air susu yang diberikan akan terus
meningkat sampai menginjak usia 2 bulan (8
minggu) disesuaikan bobot badan sapi dan akan
terus menurun sampai ke fase penyapihan di usia
4 bulan (16 minggu).
e) Hindari pemberian susu berlebih dan berganti-
ganti waktu secara mendadak. Over feeding akan
memperlambat penyapihan dan akan mengurangi
konsumsi bahan kering dan akan mengakibatkan
diare.
f) Jangan memberikan air susu yang mengandung
darah dari induk yang terkena infeksi (suhu
tubuhnya meningkat).
g) Pada fase pemberian susu untuk pedet, air susu
sapi asli dapat diganti menggunakan susu
pengganti (Milk Replacer). Milk Replacer yang
baik kualitasnya dapat memberikan pertambahan
bobot badan yang sama dengan jika diberi air
susu sampai umur 4 minggu. Namun kadang-
kadang pemberian milk replacer mengakibatkan
sapi lambat dewasa
kelamin dan sering mengakibatkan pedet
kegemukan. Milk replacer yang baik dibuat dari
bahan baku yang berasal dari produk air susu
yang baik seperti ; susu skim, whey, lemak susu

3
dan serealia dalam jumlah terbatas. Milk
replacer sebaiknya diberikan pada saat pedet
sudah berusia antara 3 – 5 minggu dan jangan
diberikan kepada pedet yang berusia kurang dari
2 minggu. Pedet yang berusia kurang dari 2
minggu belum bisa mencerna patipatian dan
protein selain casein (protein susu).
h) Pemberian calf starter dapat dimulai sejak pedet
2 – 3 minggu (fase pengenalan). Pemberian calf
starter ditujukan untuk membiasakan pedet dapat
mengkonsumsi pakan padat dan dapat
mempercepat proses penyapihan hingga usia 12
minggu. Tetapi untuk sapi – sapi calon bibit dan
donor penyapihan dini kurang diharapkan.
2) Pertumbuhan weaning growth
Post weaning growth adalah pertumbuhan yang
terjadi antara waktu disapih sampai
saat disembelih. Penyapihan (penghentian pemberian air
susu) dapat dilakukan apabila pedet telah mampu
mengkonsumsi konsetrat calf starter 0.5 – 0.7 kg
kg/ekor/hari atau pada bobot pedet 60 kg atau sekitar umur
1 – 2 bulan. Tolak ukur kualitas calf starter yang
baik adalah dapat memberikan pertambahan bobot badan
0.5 kg/hari dalam kurun waktu 8 minggu. Kualitas calf
starter yang dipersyaratkan: Protein Kasar 16 – 20%, TDN
75 – 80%, Ca dan P, 2 banding 1, kondisi
segar, palatable, craked.
Awal masa sapih rumen sapi sudah mulai berfungsi
layaknya hewan dewasa, namun belum mencapai kapasitas
maksimal. Sejak disapih pemberian calf starter diteruskan
sebanyak 1 kg, lalu ditingkatkan menjadi 2 kg sampai umur
6 bulan. Batasi pemberian calf starter sampai 2
kg/ekor/hari, agar anak sapi jangan terlalu gemuk.
Konsumsi rumput akan meningkat dari hari ke hari
perkiraan konsumsi rumput dimulai dari 6-8 kg/hari (sejak
disapih) menjadi kurang lebih 10-12 kg/hari (pada umur 6
bulan). Rumput yang diberikan harus berkualitas baik bisa
dengan cara pemberian campuran leguminosa dengan
rumput lapangan.
Ternak yang kurang mendapat pakan baik selama
menyusu yang disebabkan oleh karena induk kurang
memproduksi susu, cenderung akan dikompensasi pada

4
saat lepas menyusu (sapih) sepanjang pakan yang
diberikan kualitas dan kuantitasnya baik. Kebalikannya,
anak yang menyusu pada induk yang produksi susunya
melimpah, pada saat disapih dan setelah mendapat makanan
lain pada saat lepas sapih maka pertumbuhannya akan
kurang memuaskan, tidak seperti pada saat anak tersebut
masih menyusu. Meskipun anak yang pakannya kurang
baik pada saat menyusu akan mengalami pertumbuhan
kompensasi, namun tidak akan mencapai berat yang
normal seperti anak yang menerima pakan yang baik pada
saat menyusu.
Setelah berusia 6 bulan, rumen akan berkembang
dan berfungsi secara maksimal. Pada saat ini konsumsi
hijauan dapat dimaksimalkan. Kadar zat makanan yang
dibutuhkan pada saat pembesaran sapi ini adalah Protein
kasar 9%, TDN = 56%,Ca 0.37 dan P 0.32. Dengan kata
lain rumput saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pada fase pertumbuhan ini maka diperlukan
penambahan konsentrat. Pada umur 6 – 12 bulan berikan
konsentrat sebanyak 2–3 kg/ekor/hari dan air minun secara
ad-libitum.

2. Ternak Unggas
Pada ayam pedaging (broiler) terdapat beberapa periode
pertumbuhan yaitu fase starter (umur 0-3 minggu) dan fase finisher
(umur 3-6 minggu) siap untuk dipanen (jual). Pada ayam petelur
(layer) tediri dari fase starter (umur 0-6 minggu), itik (umur 0-4
minggu) dan puyuh (umur 0-3 minggu), fase grower (umur 7 - 20
minggu), itik (umur 5 -19 minggu) dan puyuh (umur 4 - 6 minggu) dan
fase layer (produksi) ayam (umur >20 minggu), itik (umur >19
minggu) dan puyuh(umur > 6 minggu).

B. Kebutuhan Ternak Atas Fungsi-Fungsi Hidup


1. Hidup Pokok
Kebutuhan hidup pokok yaitu pakan yang mutlak dibutuhkan dalam
jumlah minimal. Pada hakikatnya kebutuhan hidup pokok adalah
kebutuhan minimal nutrien untuk menjaga keseimbangan dan
mempertahankan kondisi tubuh ternak. Nutrient yang dibutuhkan oleh
ternak antara lain karbohhidrat, lemak, protein, vitamin, air, dan unsur
anorganik serta mineral.

5
a) Kebutuhan energi
Energi pada umumnya berasal dari pakan yang
mengandung karbohidrat dan lemak. Kebutuhan energi akan
meningkat seiring dengan pertambahan bobot badan misalnya,
sapi-sapi yang masih muda (cepat tumbuh) tulang dan mungkin
dagingnya relatif sedikit sedangkan sapi yang lebih tua
pertumbuhannya relatif lamban dan akan menimbun lemak.
Salah satu bahan pakan sumber energi yang baik adalah konsentrat
dan molases. Konsentrat adalah campuran beberapa bahan pakan
dan memiliki nilai protein dan energi yang tinggi dengan protein
kasar ≥ 18%. Pemberian konsentrat yang terlampau banyak dapat
menurunkan tingkat konsumsi sehingga tingkat konsumsi energi
sendiri dapat berkurang. Pemberian konsentrat yang banyak pada
ternak yang digemukkan akan semakin baik jika serat kasarnya
kurang dari 15% bahan kering pakan.
b) Kebutuhan nutrisi
Protein sangat penting bagi tubuh baik itu pada manusia
ataupun hewan. Apabila dalam bahan pakan protein tidak
memenuhi kebutuhan hidup ternak maka tubuh tidak akan
membentuk jaringan-jaringan yang harus digantikan, akibatnya
pertumbuhan akan terganggu. Sapi yang baru lahir membutuhkan
protein untuk pertumbuhan sedangkan sapi dewasa protein
berfungsi sebagai pengganti jaringan yang telah rusak dan untuk
produksi.
Salah satu penggunaan Non-Protein Nitrogen atau NPN
adalah urea. Urea adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur
karbon, hidrogen, dan nitrogen dengan rumus CON2H4.. Urea
memiliki dapak positif antara lain membantu dalam meningkatkan
konsumsi protein kasar dan daya cerna namun, jika diberikan
secara berlebihan makan akan mengakibatkan keracunan pada
ternak. Menurut Parulian (2009) tingkat penggunaan urea adalah
1% dari bahan kering ransum dan tidak lebih dari 3% dari
campuran konsentrat atau tidak lebih dari 1/3 dari kebutuhan
protein. Sedangkan, menurut Manurung (2008) penggunaan urea
tidak bisa lebih dari setengah persen dari jumlah bahan kering dan
lebih dari 2 gr untuk setiap bobot badan 100 kg ternak.
c) Kebutuhan mineral dan vitamin
Mineral dan vitamin merupakan nutrien yang dibutuhkan
ternak walaupun dalam jumlah yang minim . Mineral dan vitamin
lebih banyak berperan dalam mempertahankan produktivitas ternak

6
dan dalam menjaga kesehatan ternak. Semakin tinggi tingkat
produktivitas seekor ternak maka semakin kritis kebutuhannya
terhadap kecukupan mineral dan vitamin. Selanjutnya, apabila
energi dan protein telah terpenuhi, maka mineral dan vitamin
menjadi faktor pembatas peningkatan produktivitas ternak,
termasuk produksi susu. Kekurangan dan ketidakseimbangan
mineral makro Ca, P dan Mg dalam pakan dipercaya sebagai salah
satu penghambat produktivitas ternak. Selain itu, unsur mineral
mikro seperti Mn, Cu, Co, Se dan Zn juga memiliki peran yang
penting dalam.
Meningkatkan produktivitas ternak. Para peternak perlu
mengetahui kandungan mineral yang kritis dalam pakan yang
diberikan pada ternaknya sehingga dapat mengambil tindakan
preventif dan kuratif apabila terjadi problem defisiensi mineral.
Dalam banyak hal, suplementasi mineral diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan ternak.
Vitamin merupakan nutrien yang esensial pada sapi perah .
Akan tetapi, karena kemampuan mikroba rumen dalam membentuk
sebagian vitamin yang dibutuhkan oleh ternak inang, maka hanya
vitamin A, D, dan E yang perlu mendapat perhatian dalam
formulasi ransum ternak .
2. Pertumbuhan
Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan pakan yang
diperlukan ternak unuk proses pembentukan jaringan tubuh dan
menamba berat badan.
a) Pakan
Pakan (feed) adalah semua bahan pakan yang dapat
dimakan, dicerna dan diserap oleh ternak baik sebagian maupun
seluruhnya dengan tidak mengganggu kesehatan bagi ternak
yang memakannya. Pakan bisa berupa bahan pakan tunggal atau
campuran dari beberapa bahan pakan, baik yang diolah ataupun
tanpa diolah, untuk memenuhi kebutuhan hidup ternak,
berproduksi dan berkembang biak.
b) Air
Air bersih dan segar adalah penting bagi kelangsungan
kehidupan ternak, dan dibutuhkan dalam jumlah besar serta harus
tersedia sepanjang waktu. Air berfungsi sebagai buffer
(penyeimbang), dan sebagai pengangkut nutrien ke seluruh tubuh,
serta sebagai salah satu bahan dasar darah dan susu.
c) Kandang

7
Kandang memiliki fungsi yaitu untuk menjaga supaya
ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta
perawatan ternak, serta mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil
peternakan. Secara makro kandang befungsi sebagai tempat tinggal
ternak agar terhindar dari pengaruh cuaca buruk (hujan, panas dan
angin), hewan buas dan pencurian. Secara mikro kandang
berfungsi sebagai tempat untuk menyediakan lingkungan yang
nyaman agar terhindar dari stress sehingga kesehatan ternak dapat
terjaga dan pertumbuhan serta produksi dapat maksimal. Prinsip
dasar pembuatan kandang diperhatikan untuk menghadapi
beberapa perubahan lingkungan di lapangan. Beberapa prinsip
dasar tersebut antara lain sirkulasi udara di peternakan, kandang
cukup sinar matahari pagi dan jangan sampai terkena sinar
matahari sepanjang masa, permukaan lahan peternakan, sebaiknya
kandang di bangun dengan sistim terbuka agar hembusan angin
dapat memberikan kesegaran di dalam kandang.
3. Produksi
Kebutuhan produksi adalah kebutuhan zat-zat gizi untuk
pertumbuhan, kebuntingan, produksi susu dan kerja. Dalam
menghitung kebutuhan nutrisi ternak ditentukan oleh
performance/penampilan ternak, dimana hal ini dapat berupa berat
badan harian, masa kebuntingan dan menyusui. Bila seekor ternak
diberi makanan untuk kepentingan pertumbuhan, penggemukan,
produksi air susu untuk kepentingan. Fungsi produksi lainnya, maka
sebagian makanan itu dipergunakan untuk menjaga proses dalam
tubuh yang harus dilaksanakan walaupun ada atau tidak ada
pembentukan jaringan bariu atau produksi.
4. Laktasi
Memperoleh produksi susu yang tinggi dan berkesinambungan
merupakan hal yang didambakan oleh peternak sapi perah. Beberapa
faktor yang mempengaruhi produksi susu antara
lain breeding (bibit), feeding (pakan) dan management (manajemen
pemeliharaaan), dimana pakan mempunyai peran 60-70% dalam
menentukan biaya produksi usaha peternakan. Pakan bagi ternak
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, produksi dan
reproduksi. Jenis pakan yang diberikan pada sapi perah
mempengaruhi produksi dan kualitas susu yang dihasilkan serta dapat
berpengaruh terhadap kesehatan sapi perah.
Pakan untuk sapi perah laktasi terdiri atas hijauan dan
konsentrat. Peranan hijauan (peran serat kasar di dalamnya) menjadi

8
lebih penting karena berpengaruh terhadap kadar lemak susu. Kendala
yang sering dijumpai terkait pemberian pakan pada sapi perah adalah
ketersediaan hijauan yang tidak mencukupi karena keterbatasan lahan
untuk penanaman hijauan pakan ternak, produksi hijauan yang rendah
saat musim kemarau serta peredaran pakan konsentrat yang
kualitasnya tidak sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia). Di
sisi lain ketersediaan produk samping/limbah pertanian, perkebunan
dan industri pengolahan pangan memiliki potensi untuk diolah menjadi
pakan ternak alternatif.
Sapi perah laktasi tinggi memerlukan nutrisi yang cukup
memadai baik kuantitas maupun kualitasnya (hijauan pakan dan
konsentrat). Jumlah pakan yang diberikan untuk sapi perah laktasi
setiap ekor/hari perlu diketahui agar kebutuhan zat nutrisi untuk
mencapai kemampuan berproduksi susu yang tinggi dapat
terpenuhi. Potensi genetik indukan sapi perah akan dapat ditingkatkan
melalui perbaikan pakan (kuantitas dan kualitasnya).
5. Tenaga kerja
Peningkatan produksi tidak hanya dilakukan dengan
penambahan jumlah ternak tetapi juga di dukung dengan peningkatan
produktivitas tenaga kerja, produksi tenaga kerja merupakan salah satu
hal yang penting dalam keberlansungan suatu usaha. Produktivitas
tenaga kerja merupakan gambaran apakah suatu usaha tersebut sudah
efektif dalam curahan tenaga kerja dengan jumlah output yang didapat
dan apakah upah yang diperoleh tenaga kerja sudah sesuai dengan
curahan tenaga kerja yang diberikan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari paparan materi dalam makalah ini yaitu


sebagai berikut:
1. Kebutuhan ternak berdasarkan umur jenis dibedakan
atas ternak ruminansia dan ternak unggas.
2. Kebutuhan ternak berdasarkan atas fungsi hidup, terdiri
atas:
a) Hidup pokok, Kebutuhan hidup pokok yaitu pakan
yang mutlak dibutuhkan dalam jumlah minimal.
Pada hakikatnya kebutuhan hidup pokok adalah
kebutuhan minimal nutrien untuk menjaga
keseimbangan dan mempertahankan kondisi tubuh
ternak.
b) Pertumbuhan, kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu
kebutuhan pakan yang diperlukan ternak unuk
proses pembentukan jaringan tubuh dan menamba
berat badan.
c) Produksi, kebutuhan produksi adalah kebutuhan zat-
zat gizi untuk pertumbuhan, kebuntingan, produksi
susu dan kerja
d) Laktasi
e) Tenaga kerja

B. Saran
penulis banyak berharap para pembaca yang budiman
berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis, demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

10
DAFTAR ISI

http://edi22sunusi.blogspot.com/2018/06/kebutuhan-ternak-berdasarkan-
pertumbuhan.html?m=1 diakses pada Sabtu, 30 Oktober 2021

https://disnakkeswan.jatengprov.go.id/read/pengaruh-kualitas-konsentrat-sapi-
perah-terhadap-produksi-susu-sapi-perah diakses pada, Sabtu 30 Oktober 2021

https://ebook.banyuwangikab.go.id/files/dasardasarpakanternak/files/basic-
html/page254.html diakses pada, Sabtu 30 Oktober 2021

11

Anda mungkin juga menyukai