ABSTRAK
Surveilans Malaria adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap
penyakit malaria dan faktor-faktor yang mempengaruhi, pola perubahan dan distribusinya, agar
dapat melakukan tindakan pengendalian malaria secara efektif dan efisien melalui proses
penemuan kasus, pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi kepada lintas
program dan lintas sektor dalam pengendalian malaria. Pada bulan Juli tahun 2017 terjadi
kejadian luar biasa (KLB) di dusun sungai bungo desa sialang jaya kecamatan rambah
Kabupaten Rokan Hulu dengan jumlah 40 penderita kasus positif. Tujuan penelitian untuk
memantau pelaksanaan kegiatan surveilans program malaria dalam mempertahankan sertifikasi
eliminasi di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2018. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan
desain rancangan eksplorasi dan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilakukan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu pada bulan Februari tahun 2018. Informan penelitian
berjumlah 4 orang. Hasil penelitian pada input didapatkan bahwa tidak ada tenaga entomolog di
Kabupaten Rokan Hulu sebagaimana standar yang telah ditentukan oleh Ditjen P2P. Pada
proses, minimnya pelatihan yang didapatkan pengelola program malaria, kurangnya kegiatan
surveilans aktif serta belum berjalannya kerjasama lintas sektor dan lintas program. Pada output,
laporan kasus perbulan seluruh puskesmas selama setahun tidak lengkap. Banyaknya
kekurangan pada poin input, proses, output berakibat tidak maksimalnya penyelenggaran
kegiatan surveilans di Kabupaten Rokan Hulu. Dinas Kesehatan diharpakan meminta pengajuan
tenaga entomolog, mengadakan pelatihan untuk pengelola program, meningkatkan kegiatan
surveilans aktif, memperkuat surveilans terpadu lintas sektor dan lintas program, serta
menekankan kepada pengelola program puskesmas untuk mengirimkan laporan tiap bulannya
demi mempertahankan sertifikasi eliminasi malaria di Kabupaten Rokan Hulu.
Page | 131
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
ABSTRACT
Malaria surveilance is a systematic and continuous analysis activity and influencing factors of
the malaria disease. In july 2017 an outbreak occured at hamlet bungo, village sialang jaya,
subdistrict rambah Rokan Hulu district with positive cases 40 patients. The purpose of this
study is to monitor the surveillance of malaria program on maintaining the elimination license
in Rokan Hulu region of 2018. Qualitative method is used in this research with exploratory
design and phenomenology approach. The study was conducted in Rokan Hulu District of
Health Office on February 2018. The informan were 4 persons. The result in the input found
that there are no entomologists in Rokan Hulu Regency as standard determined by Directorate
General of P2P. The training process obtained by malaria program managers is very low, less
active case detection and the integrated cross-sector and cross program surveillance hasn’t yet
running. In the output, monthly case report of all public health service is incomplete. Many
much deficiencies in the input, process, and output points has resulted in inadequate
implementation of surveillance activities in Rokan Hulu District. Parties in the Public Health
Office should request entomologist submission, conduct training related to malaria
surveillance, increase active case detection and the integrated cross-sector and cross program
surveillance running and emphasize more to the malaria officers at public health service to
submit reports every month for on maintaining elimination license in rokan hulu region.
Page | 132
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
Page | 133
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
data dan pertukaran informasi minimal malaria berasal dari dana BOK dan
enam bulan sekali. Output meliputi : ketersediaan sarana penunjang belum
kelengkapan laporan, ketepatan laporan, maksimal karena secara keseluruhan
laporan kejadian luar biasa, distribusi belum dimiliki oleh petugas surveilans
informasi malaria dari unit pelaksana di Kabupaten Mamuju Utara.
(Ditjen PPBB, 2014). Pelaksanaan surveilans epidemiologi
Pelaksanaan suatu kegiatan dapat malaria dari sisi pengumpulan data
berjalan dengan baik bila sistem yang belum lengkap, pengolahan dan analisa
membangun juga baik. Sistem yang data telah dilakukan oleh semua
membangun tersebut dibentuk oleh petugas surveilans malaria dalam hal
komponen input, proses dan output. pengolahan dan analisa proporsi
Komponen input berupa pemanfaatan penemuan penderita, semua petugas
sumber daya sarana dan prasarana. telah melakukan interpretasi data yang
Komponen proses berupa pelaksanaan disajikan dalam bentuk tabel dan
kegiatan surveilans sesuai perencanaan. sebesar 57,1% petugas tidak
Komponen output berupa hasil mendapatkan buletin epidemiologi
pencapaian proses kegiatan. yang mencakup rekomendasi kegiatan
Permasalahan tidak berjalannya suatu yang dianjurkan untuk
kegiatan surveilans tidak hanya terjadi penanggulangan mararia. Sebagian
pada sistemnya melainkan terjadi juga besar puskesmas telah memenuhi
pada pelaksanaannya seperti petugas ketepatan dan kelengkapan laporan
pelaksana surveilans, aspek yang sesuai dengan standar Depkes RI.
mendukung pelaksanaan, dan rendahnya Penelitian yang dilakukan
cakupan kelengkapan dan ketepatan (Alamsyah & Gustina, 2013) tentang
laporan surveilans epidemiologi malaria pelaksanaan sistem surveilans dan
(Amirudin, 2017). gambaran epidemiologi malaria di
Beberapa penelitian terkait Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri
pelaksanaan surveilans telah banyak Hulu menunjukan hasil bahwa
dilakukan, namun tidak secara pengolahan data malaria sudah
komprehensif. Penelitian yang dilakukan, namun datanya masih
dilakukan oleh (Khayati, NUr., analisis sederhana, pada pelaporan W2
Yuliawat, SRi., , Wuryanto, 2012) dikrim tidak lengkap, laporan sering
tentang faktor petugas pelaksanaan lambat diterima oleh pihak Dinkes,
surveilans di Kabupaten Purworejo kerjasama antar lintas program dan
hanya melihat pelaksanaan kegiatan lintas sektor terkait masih sangat minim
surveilans berdasarkan komponen input sehingga pelaksanaan sistem surveilans
saja. Penelitian yang dilakukan (Janna malaria secara umum dinilai masih
& Arsin, 2012) petugas surveilans kurang.
epidemiologi malaria (79%) memiliki Penelitian oleh (Trapsilowati,
pengetahuan baik mengenai surveilans Pujiyanti, Widjajanti, Pratamawati, et
epidemiologi malaria, 64,3% berada al., 2017) tentang evaluasi kebijakan
pada tingkat pendidikan D3, 92,9% pengendalian malaria di Kabupaten
memiliki tugas rangkap, 85,7% Donggala Provinsi Sulawesi Tengah
memiliki lama kerja <5 tahun, 64,3% menunjukan hasil bahwa pemantauan
belum pernah mengikuti pelatihan kasus malaria melalui kegiatan
surveilans malaria, sumber dana surveilans di Dinas Kesehatan maupun
pelaksanaan surveilans epidemiologi Puskesmas telah berjalan dengan baik,
Page | 134
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
hanya saja masih terdapat kekurangan kerjasama anatar lintas sektor di Dinas
yaitu kerjasama antar lintas sektor pada Kesehatan itu sendiri seperti program
surveilans vektor malaria di tingkat Kesehatan Ibu dan Anak. (4) kurang
Kabupaten. bahkan tidak adanya pertemuan
Berdasarkan hasil survey monitoring dan evaluasi di Dinas
pendahuluan peneliti di beberapa Kesehatan Kabupaten/Kota yang
Kabupaten/Kota di Provinsi Riau bertujuan untuk meningkatkan dan
terdapat banyak permasalahan pada penguatan kinerja surveilans
sistem surveilans epidemiologi serta epidemiologi, validasi data maupun
pada program pengendalian malaria itu pertukaran informasi. Serta
sendiri, permasalahan-permasalahan permasalahan pada Output ; (1)
pada surveilans program malaria teridiri Kurangnya melakukan pengecekan dan
dari Input ; (1) Kurangnya petugas feedback data laporan, (2) Kurangnya
epidemiologi bahkan tidak adanya melakukan pengecekan kelengkapan
petugas entomolog. (2) kurangnya dan ketepatan data, (3) Tidak adanya
petugas analis di puskesmas dan Dinas kegiatan pengolahan, analisa dan
Kesehatan Kabupaten/Kota menjadi interpretasi data (4) Tidak adanya
kendala yang sangat serius di Provinsi laporan KLB jika terjadi KLB bahkan
Riau mengingat gold standart untuk distribusi informasi.
diagnosis malaria adalah mikroskopis. Kurangnya tenaga epidemiologi
(3) Tidak tersedianya mikroskop dan entomologi serta kurangnya
disetiap puskesmas serta (4) tidak pemahaman petugas pengelola program
tersedianya buku pedoman surveilans pengendalian malaria di tingkat
malaria juga menguatkan bahwa Kabupaten/Kota maupun Puskesmas
pemegang program pengendalian terhadap apa sebenarnya inti dari
malaria di Dinas Kesehatan kegiatan surveilans epidemiologi
Kabupaten/Kota serta Puskesmas belum program malaria tersebut berdampak
begitu memahami apa itu surveilans pada kurang efektifnya kegiatan
epidemiologi khususnya malaria. (5) surveilans epidemiologi program
Kurangnya suport dalam hal pendanaan malaria di seluruh Kabupaten/Kota di
dari APBD untuk program malaria. Provinsi Riau, terutama pada
Adapun permasalahan pada Proses ; (1) Kabupaten/Kota yang telah
Masih adanya pemegang program mendapatkan sertifikat eliminasi.
pengendalian malaria yang belum Pengelola program malaria di
dilatih basic training malaria dan Kabupaten/Kota juga kurang mengerti
managament training malaria, (2) apa yang akan dilakukan setelah
belum terlaksananya proses surveilans mendapatkan sertifikat eliminasi
epidemiologi malaria sesuai standart (3) tersebut dikarenakan belum semua
Belum berjalannya surveilans pengelola program malaria di
epidemiologi malaria terpadu dengan Kabupaten/Kota yang telah
mitra terpadu pembangunan Dinas mendapatkan sertifikat eliminasi
Pekerjaan Umum (PU), Dinas tersebut mendapatkan pelatihan standart
Kehutanan, Kantor Kesehatan malaria maupun pelatihan manajemen
Pelabuhan (KKP), Lembaga Swadaya malaria, hal ini bisa menyebabkan
Masyarakat (LSM), Organisasi Profesi, kejadian kasus indigenous / kasus
Organisasi Kemasyarakatan, penularan setempat akan bermunculan
Universitas bahkan belum tidak adanya kembali dan akan mengakibatkan
Page | 135
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
kejadian luar biasa pada daerah tersebut. lembar checklist bersumber dari buku
Kejadian yang tidak diinginkan itu telah Pedoman Penyelenggaraan Surveilans
terjadi pada Kabupaten Rokan Hulu Dan Sistem Informasi Malaria
tepatnya di Dusun Sungai Bungo, Desa Direktorat PPBB Direktorat Jendral PP
Sialang Jaya, Kec. Rambah pada Bulan & PL Kementrian Kesehatan RI Tahun
Juli Tahun 2017 yakni terjadinya 2014. Penelitian ini juga menggunakan
Kejadian Luar Biasa dengan kasus alat bantu berupa lembaran pedoman
indigenous / kasus penularan setempat wawancara dan alat rekam. Pada
sebanyak 40 penderita malaria positif. penelitian ini, peneliti menggunakan
Sedangkan dilihat dari data kasus yang triangulasi sumber, triangulasi metode
didapat dari Dinas Kesehatan Provinsi dan triangulasi data.
Riau, untuk Kabupaten Rokan Hulu dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 HASIL
tidak ditemukannya kasus malaria 1. Karakterisitik Informan
positif, hal ini menjadi tanda tanya Dari hasil penelitian dan
besar bagi penulis dan dari pemantauan kegiatan surveilans
permasalahan inilah peneliti tertarik program malaria dalam
untuk meneliti “Pemantauan mempertahankan sertifikasi eliminasi di
Surveilans Program Malaria Dalam Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2018
Mempertahankan Sertifikasi yang meliputi unsur-unsur input, proses,
Eliminasi Di Kabupaten Rokan Hulu output, dengan jumlah informan 4 orang
yaitu 1 (satu) orang petugas pengelola
METODE program malaria sebagai informan
Jenis penelitian adalah penelitian kunci serta 1 (satu) orang Kasie
kualitatif dengan desain rancangan Program Pengendalian Penyakit di
eksplorasi dan pendekatan Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan
fenomenologi yang bertujuan untuk Hulu sebagai informan utama, dan 1
mendapatkan informasi yaitu dengan (satu) orang kepala puskesmas serta 1
cara melakukan wawancara mendalam (satu) orang pengelola program malaria
dan observasi telaah dokumen tentang di puskesmas sebagai informan
kegiatan surveilans program malaria pendukung. Karakteristik informan
dalam mempertahankan sertifikasi dapat dilihat pada tabel berikut dibawah
eliminasi di Kabupaten Rokan Hulu. ini:
Penelitian ini dilakukan di Dinas Tabel 1. Karakteristik Informan
Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu. Kode Infor Infor Inform Informa
Inform man 1 man 2 an 3 n4
Waktu penelitian dilaksanakan pada an
bulan Februari tahun 2018. Subjek Umur 43 40 40 50
penelitian terdiri dari 4 informan yaitu : Pendidi S1 S1 S2 SST
kan
Kepala Seksi program pengendalian Jabatan Kepala Pengel Kepala Kepala
penyakit di Dinas Kesehatan Kabupaten Seksi ola Puskes Tata
Rokan Hulu, Pengelola program P3M Progra mas Usaha
m dan
Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Malari Penangg
Rokan Hulu, Kepala Puskesmas a ung
Rambah, Pengelola program malaria Jawab
Program
puskesmas Rambah. Instrumen utama Malaria
dalam penelitian ini adalah lembar Lama 1 1 3 4 Tahun
checklist. Parameter untuk membuat Bekerja Tahun Tahun Tahun
Page | 136
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
Page | 137
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
Page | 138
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
Page | 139
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
Page | 140
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
Page | 141
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
Page | 142
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
Page | 143
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
Page | 144
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
ini. dan dari informan pendukung pengelola program apa yang akan
sebagai pengelola program malaria dilakukan atau apa kegiatan yang akan
di Puskesmas bahwasanya informan direncanakan pasca eliminasi tersebut
sudah melakukan kegiatan sesuai walaupun informan sudah pernah
prosedur disaat terkait kejadian mengikuti pelatihan manajemen
KLB dan terkait pencegahan. malarian ini juga berkaitan dengan
Berdasarkan buku pedoman kemungkinan ketidak tahuan
Penyelenggaraan Surveilans dan pengelola program terhadap program
Sistem Informasi Malaria yang malaria ini dikarenakan informan
diterbitkan oleh Dirjen PP & PL menjadi pengelola program baru
Direktorat P2B2 Kementrian setahun ini.
Kesehatan RI yang mana salah satu Jika dibandingkan dengan
Indikator Kinerja untuk Input yakni informan utama sebagai Kepala Seksi
terlaksananya kegiatan surveilans P3M di Dinas Kesehatan Kabupaten
dan sistem informasi malaria sesuai Rokan Hulu, informan kedua lebih
standart yang mana kegiatan mengerti dan paham dengan program
tersebut untuk status pemeliharaan malaria ini, hanya saja pengetahuan
sebagai berikut: ini tidak dituangkan kedalam rencana
1) Surveilans Rutin: kegiatan didalam RKA dan juga tidak
a) Surveilans dan Sistem diberi ilmu dan masukan pengetahuan
Informasi Malaria itu kepada pengelola program sebagai
Bersumber Data Penemuan bawahannya.
Penderita Malaria di Sedangkan informan pendukung
Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai pengelola program malaria di
Serta Pelayanan Kesehatan puskesmas melakukan kegiatan
lainnya. suveilans ACD (Active Case
b) Surveilans dan Sistem Detection) tersebut dikarenakan
Informasi malaria bertepatan dengan kejadian KLB
Bersumber Data Kasus (Kejadian Luar Biasa) yang dipimpin
malaria Secara Aktif di dan dibimbing oleh pihak Dinas
Lapangan (ACD). Kesehatan Provinsi Riau beserta pihak
c) Hasil Pengamatan Vektor BTKL-PP Batam. Ini dibuktikan
Malaria. dengan jawaban informan pendukung
2) Surveilans Khusus yang belum paham apa nama bahan
a) Surveilans Pada Situasi KLB dan kegiatan untuk memberantas
Malaria. jentik dari nyamuk anhopeles
b) MFS (Mass Fever Survey). tersebut.
c) MBS (Mass Blood Survey). c. Terselenggaranya pertemuan tekhnis
d) SKD KLB (Ditjen PPBB, surveilans dan sistem informasi
2014). malaria disetiap Kabupaten/Kota
Dari hasil penelitian yang dalam rangka penguatan kinerja
dilakukan, peneliti berasumsi bahwa surveilans, validasi data dan
kegiatan yang tidak dilaksanakan dan pertukaran informasi minimal enam
direncanakan oleh informan kunci bulan sekali.
sebagai pengelola program malaria di Dari wawancara yang dilakukan
Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan terhadap informan didapatkan hasil
Hulu dikarenakan belum pahamnya bahwa di Dinas Kesehatan
Page | 145
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
Page | 146
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
Page | 147
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
Page | 148
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
Page | 149
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020
Page | 150