Anda di halaman 1dari 20

Al-Tamimi Kesmas

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health Sciences)


https://jurnal.stikes-alinsyirah.ac.id/index.php/kesmas
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
p-ISSN: 2338-2147
e-ISSN: 2654-6485

PEMANTAUAN SURVEILANS PROGRAM MALARIA DALAM


MEMPERTAHANKAN SERTIFIKASI ELIMINASI
DI KABUPATEN ROKAN HULU

Rahmat Saputra(1), Agus Alamsyah(3), Yeni Devita(3)


(1)
Pasca Sarjana Epidemiologi Terapan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. Jl.Margonda Raya, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat
Email: ameq_jazzer@icloud.com
(3)
Program Studi Ilmu Keseahatn Masyarakat STIKes Hangtuah Pekanbaru, Jl. Mustafa
Sari Bukit Rsaya Pekanbaru
Email : agusa41@gmail.com
(3)
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru, Jl. Tamtama
Labuh Baru Pekanbaru
Email: vitandesta@ymail.com

ABSTRAK

Surveilans Malaria adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap
penyakit malaria dan faktor-faktor yang mempengaruhi, pola perubahan dan distribusinya, agar
dapat melakukan tindakan pengendalian malaria secara efektif dan efisien melalui proses
penemuan kasus, pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi kepada lintas
program dan lintas sektor dalam pengendalian malaria. Pada bulan Juli tahun 2017 terjadi
kejadian luar biasa (KLB) di dusun sungai bungo desa sialang jaya kecamatan rambah
Kabupaten Rokan Hulu dengan jumlah 40 penderita kasus positif. Tujuan penelitian untuk
memantau pelaksanaan kegiatan surveilans program malaria dalam mempertahankan sertifikasi
eliminasi di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2018. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan
desain rancangan eksplorasi dan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilakukan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu pada bulan Februari tahun 2018. Informan penelitian
berjumlah 4 orang. Hasil penelitian pada input didapatkan bahwa tidak ada tenaga entomolog di
Kabupaten Rokan Hulu sebagaimana standar yang telah ditentukan oleh Ditjen P2P. Pada
proses, minimnya pelatihan yang didapatkan pengelola program malaria, kurangnya kegiatan
surveilans aktif serta belum berjalannya kerjasama lintas sektor dan lintas program. Pada output,
laporan kasus perbulan seluruh puskesmas selama setahun tidak lengkap. Banyaknya
kekurangan pada poin input, proses, output berakibat tidak maksimalnya penyelenggaran
kegiatan surveilans di Kabupaten Rokan Hulu. Dinas Kesehatan diharpakan meminta pengajuan
tenaga entomolog, mengadakan pelatihan untuk pengelola program, meningkatkan kegiatan
surveilans aktif, memperkuat surveilans terpadu lintas sektor dan lintas program, serta
menekankan kepada pengelola program puskesmas untuk mengirimkan laporan tiap bulannya
demi mempertahankan sertifikasi eliminasi malaria di Kabupaten Rokan Hulu.

Kata Kunci: Surveilans, Malaria, Sertifikasi Eliminasi

Page | 131
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

ABSTRACT

Malaria surveilance is a systematic and continuous analysis activity and influencing factors of
the malaria disease. In july 2017 an outbreak occured at hamlet bungo, village sialang jaya,
subdistrict rambah Rokan Hulu district with positive cases 40 patients. The purpose of this
study is to monitor the surveillance of malaria program on maintaining the elimination license
in Rokan Hulu region of 2018. Qualitative method is used in this research with exploratory
design and phenomenology approach. The study was conducted in Rokan Hulu District of
Health Office on February 2018. The informan were 4 persons. The result in the input found
that there are no entomologists in Rokan Hulu Regency as standard determined by Directorate
General of P2P. The training process obtained by malaria program managers is very low, less
active case detection and the integrated cross-sector and cross program surveillance hasn’t yet
running. In the output, monthly case report of all public health service is incomplete. Many
much deficiencies in the input, process, and output points has resulted in inadequate
implementation of surveillance activities in Rokan Hulu District. Parties in the Public Health
Office should request entomologist submission, conduct training related to malaria
surveillance, increase active case detection and the integrated cross-sector and cross program
surveillance running and emphasize more to the malaria officers at public health service to
submit reports every month for on maintaining elimination license in rokan hulu region.

Keywords: Surveillance, Malaria, Elimination License

PENDAHULUAN Tahun 2016 ditemukan sebanyak


Malaria merupakan salah satu 218.450 kasus malaria positif dengan
penyakit menular yang menjadi salah pencapaian API menurun menjadi 0,84
satu penyebab masalah kesehatan di per 1.000 penduduk. Berdasarkan
dunia, karena hampir setengah dari jumlah kejadian kasus malaria positif
seluruh penduduk dunia termasuk pada skala nasional selama tahun 2014
Indonesia terkena malaria. World – 2016 cenderung menurun (Kemenkes
Malaria Report Tahun 2016 RI, 2017).
melaporkan bahwa sekitar 148-304 jiwa Jumlah kasus malaria di Provinsi
menderita malaria atau sekitar 212 juta Riau terdapat 625 jiwa positif malaria,
kasus baru malaria di seluruh dunia 15.549 jiwa suspek malaria, dan
pada tahun 2015. Kasus malaria 6.344.402 jiwa beresiko terkena malaria
ditemukan 90% terjadi di Afrika, 7%, di (Dinkes Riau, 2017). Jumlah penderita
Asia Tenggara, dan 2% di Mediterania kasus malaria positif di Kabupaten
Timur (WHO, 2016). Rokan Hulu pada Tahun 2014
Jumlah penderita kasus malaria ditemukan sebanyak 0 kasus dengan
positif di Indonesia pada Tahun 2014 hasil pencapaian API (Annual Parasite
ditemukan sebanyak 252.027 kasus Incidence) 0,0 per 1.000 penduduk.
dengan hasil pencapaian Annual Pada tahun 2015 ditemukan sebanyak 0
Parasite Incidence (API) 0,99 per 1.000 kasus malaria positif dengan hasil
penduduk. Pada tahun 2015 ditemukan pencapaian API menurun menjadi 0,0
sebanyak 217.025 kasus malaria positif per 1.000 penduduk, dan pada Tahun
dengan hasil pencapaian API menurun 2016 ditemukan sebanyak 0 kasus
menjadi 0,85 per 1.000 penduduk. Pada malaria positif dengan pencapaian API

Page | 132
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

menurun menjadi 0,0 per 1.000 kemasyarakatan dan masyarakat.


penduduk, dan pada Tahun 2017 Surveilans epidemiologi malaria ini
terdapat 40 kasus positif dengan API merupakan kegiatan yang dilakukan
0,8 per 1000 penduduk (Dinkes Riau, secara sistematis dan terus menerus
2017). terhadap penyakit malaria dan faktor –
Hasil pencapaian program faktor yang mempengaruhinya.
pengendalian malaria di Indonesia pada Kegiatan ini meliputi pengumpulan
tahun 2014 telah berhasil menerima data, pengolahan, analisa dan
sertifikat eliminasi sebanyak 212 interpretasi data sehingga dapat
kabupaten/Kota, pada Tahun 2015 dilakukan penanggulangan dan tindakan
bertambah 19 menjadi 232 secara efektif dan efisien (Ditjen PPBB,
Kabupaten/Kota, dan pada Tahun 2016 2014).
bertambah 15 menjadi 247 Indikator kinerja program
Kabupaten/Kota, dan sampai September pengendalian malaria meliputi input,
2017 ini bertambah 14 menjadi 261 proses dan output yang mana input
Kabupaten/Kota (Kemenkes RI, 2017). meliputi (a). Ketersedian petugas pada
Hasil pencapaian program unit pelaksanan surveilans dan sistem
pengendalian malaria di provinsi Riau informasi malaria, minimal terdiri atas :
pada tahun 2014 telah berhasil Pusat terdiri dari 6 orang (2 dokter, 2
menerima sertifikat elimiminasi epidemiologi, 2 entomolog). Provinsi
sebanyak 3 (tiga) Kabupaten/Kota terdiri atas 3 (tiga) orang (1 dokter, 1
yaitu; Kabupaten Kuantan Singingi, epidemiolog, 1 entomolog).
Kabupaten Rokan Hulu, dan Kota Kabupaten/Kota terdiri atas 2 (dua)
Pekanbaru, pada Tahun 2015 orang (1 epidemilog, 1 entomolog).
bertambah 3 (tiga) yaitu; Kabupaten Puskesmas 1 (sau) orang
Bengkalis, Kabupaten Kepulauan (epidemilog/entomolog). UPT
Meranti, dan Kota Dumai, pada Tahun BLK/BTKLPP terdiri atas 4 (empat)
2016 bertambah 1 (satu) yaitu; orang (1 dokter, 1 epidemiolog, 1
Kabupaten Siak Sri Indrapura. Sampai entomolog, 1 pranata laboaratorium).
tahun 2017 ini sudah 7 (tujuh) (b). Ketersediaan pedoman surveilans
Kabupaten/Kota yang mendapatkan dan sisitem informasi malaria disemua
sertifikat eliminasi yaitu; Kabupaten unit pelaksana surveilans dan sistem
Bengkalis, Kabupaten Kepulauan informasi malaria. (c). Keterediaan
Meranti, Kabupaten Kuantan Singingi, sarana pengolahan data dan komunikasi
Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten (komputer-printer-software-internet)
Siak Sri Indrapura, Kota Dumai dan pada setiap unit pelaksana surveilans
Kota Pekanbaru (Dinkes Riau, 2017). dan sistem informasi malaria. Proses
Salah satu kegiatan utama yang meliputi (a). Setiap petugas di unit
dilakukan untuk mendukung kegiatan pelaksana surveilans dan sistem
eliminasi malaria adalah melalui informasi malaria telah mengikuti
kegiatan surveilans epidemiologi pelatihan standart. (b). Terlaksananya
malaria yang dilaksanakan secara kegiatan surveilans dan sistem
menyeluruh dan terpadu oleh informasi malaria sesuai standart. (c).
pemerintah, pemerintah daerah, Terselenggaranya pertemuan tekhnis
bersama mitra kerja pembangunan, surveilans dan sistem informasimalaria
termasuk LSM, lembaga donor, disetiap Kabupaten/Kota dalam rangka
organisasi profesi, organisasi penguatan kinerja surveilans, validasi

Page | 133
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

data dan pertukaran informasi minimal malaria berasal dari dana BOK dan
enam bulan sekali. Output meliputi : ketersediaan sarana penunjang belum
kelengkapan laporan, ketepatan laporan, maksimal karena secara keseluruhan
laporan kejadian luar biasa, distribusi belum dimiliki oleh petugas surveilans
informasi malaria dari unit pelaksana di Kabupaten Mamuju Utara.
(Ditjen PPBB, 2014). Pelaksanaan surveilans epidemiologi
Pelaksanaan suatu kegiatan dapat malaria dari sisi pengumpulan data
berjalan dengan baik bila sistem yang belum lengkap, pengolahan dan analisa
membangun juga baik. Sistem yang data telah dilakukan oleh semua
membangun tersebut dibentuk oleh petugas surveilans malaria dalam hal
komponen input, proses dan output. pengolahan dan analisa proporsi
Komponen input berupa pemanfaatan penemuan penderita, semua petugas
sumber daya sarana dan prasarana. telah melakukan interpretasi data yang
Komponen proses berupa pelaksanaan disajikan dalam bentuk tabel dan
kegiatan surveilans sesuai perencanaan. sebesar 57,1% petugas tidak
Komponen output berupa hasil mendapatkan buletin epidemiologi
pencapaian proses kegiatan. yang mencakup rekomendasi kegiatan
Permasalahan tidak berjalannya suatu yang dianjurkan untuk
kegiatan surveilans tidak hanya terjadi penanggulangan mararia. Sebagian
pada sistemnya melainkan terjadi juga besar puskesmas telah memenuhi
pada pelaksanaannya seperti petugas ketepatan dan kelengkapan laporan
pelaksana surveilans, aspek yang sesuai dengan standar Depkes RI.
mendukung pelaksanaan, dan rendahnya Penelitian yang dilakukan
cakupan kelengkapan dan ketepatan (Alamsyah & Gustina, 2013) tentang
laporan surveilans epidemiologi malaria pelaksanaan sistem surveilans dan
(Amirudin, 2017). gambaran epidemiologi malaria di
Beberapa penelitian terkait Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri
pelaksanaan surveilans telah banyak Hulu menunjukan hasil bahwa
dilakukan, namun tidak secara pengolahan data malaria sudah
komprehensif. Penelitian yang dilakukan, namun datanya masih
dilakukan oleh (Khayati, NUr., analisis sederhana, pada pelaporan W2
Yuliawat, SRi., , Wuryanto, 2012) dikrim tidak lengkap, laporan sering
tentang faktor petugas pelaksanaan lambat diterima oleh pihak Dinkes,
surveilans di Kabupaten Purworejo kerjasama antar lintas program dan
hanya melihat pelaksanaan kegiatan lintas sektor terkait masih sangat minim
surveilans berdasarkan komponen input sehingga pelaksanaan sistem surveilans
saja. Penelitian yang dilakukan (Janna malaria secara umum dinilai masih
& Arsin, 2012) petugas surveilans kurang.
epidemiologi malaria (79%) memiliki Penelitian oleh (Trapsilowati,
pengetahuan baik mengenai surveilans Pujiyanti, Widjajanti, Pratamawati, et
epidemiologi malaria, 64,3% berada al., 2017) tentang evaluasi kebijakan
pada tingkat pendidikan D3, 92,9% pengendalian malaria di Kabupaten
memiliki tugas rangkap, 85,7% Donggala Provinsi Sulawesi Tengah
memiliki lama kerja <5 tahun, 64,3% menunjukan hasil bahwa pemantauan
belum pernah mengikuti pelatihan kasus malaria melalui kegiatan
surveilans malaria, sumber dana surveilans di Dinas Kesehatan maupun
pelaksanaan surveilans epidemiologi Puskesmas telah berjalan dengan baik,

Page | 134
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

hanya saja masih terdapat kekurangan kerjasama anatar lintas sektor di Dinas
yaitu kerjasama antar lintas sektor pada Kesehatan itu sendiri seperti program
surveilans vektor malaria di tingkat Kesehatan Ibu dan Anak. (4) kurang
Kabupaten. bahkan tidak adanya pertemuan
Berdasarkan hasil survey monitoring dan evaluasi di Dinas
pendahuluan peneliti di beberapa Kesehatan Kabupaten/Kota yang
Kabupaten/Kota di Provinsi Riau bertujuan untuk meningkatkan dan
terdapat banyak permasalahan pada penguatan kinerja surveilans
sistem surveilans epidemiologi serta epidemiologi, validasi data maupun
pada program pengendalian malaria itu pertukaran informasi. Serta
sendiri, permasalahan-permasalahan permasalahan pada Output ; (1)
pada surveilans program malaria teridiri Kurangnya melakukan pengecekan dan
dari Input ; (1) Kurangnya petugas feedback data laporan, (2) Kurangnya
epidemiologi bahkan tidak adanya melakukan pengecekan kelengkapan
petugas entomolog. (2) kurangnya dan ketepatan data, (3) Tidak adanya
petugas analis di puskesmas dan Dinas kegiatan pengolahan, analisa dan
Kesehatan Kabupaten/Kota menjadi interpretasi data (4) Tidak adanya
kendala yang sangat serius di Provinsi laporan KLB jika terjadi KLB bahkan
Riau mengingat gold standart untuk distribusi informasi.
diagnosis malaria adalah mikroskopis. Kurangnya tenaga epidemiologi
(3) Tidak tersedianya mikroskop dan entomologi serta kurangnya
disetiap puskesmas serta (4) tidak pemahaman petugas pengelola program
tersedianya buku pedoman surveilans pengendalian malaria di tingkat
malaria juga menguatkan bahwa Kabupaten/Kota maupun Puskesmas
pemegang program pengendalian terhadap apa sebenarnya inti dari
malaria di Dinas Kesehatan kegiatan surveilans epidemiologi
Kabupaten/Kota serta Puskesmas belum program malaria tersebut berdampak
begitu memahami apa itu surveilans pada kurang efektifnya kegiatan
epidemiologi khususnya malaria. (5) surveilans epidemiologi program
Kurangnya suport dalam hal pendanaan malaria di seluruh Kabupaten/Kota di
dari APBD untuk program malaria. Provinsi Riau, terutama pada
Adapun permasalahan pada Proses ; (1) Kabupaten/Kota yang telah
Masih adanya pemegang program mendapatkan sertifikat eliminasi.
pengendalian malaria yang belum Pengelola program malaria di
dilatih basic training malaria dan Kabupaten/Kota juga kurang mengerti
managament training malaria, (2) apa yang akan dilakukan setelah
belum terlaksananya proses surveilans mendapatkan sertifikat eliminasi
epidemiologi malaria sesuai standart (3) tersebut dikarenakan belum semua
Belum berjalannya surveilans pengelola program malaria di
epidemiologi malaria terpadu dengan Kabupaten/Kota yang telah
mitra terpadu pembangunan Dinas mendapatkan sertifikat eliminasi
Pekerjaan Umum (PU), Dinas tersebut mendapatkan pelatihan standart
Kehutanan, Kantor Kesehatan malaria maupun pelatihan manajemen
Pelabuhan (KKP), Lembaga Swadaya malaria, hal ini bisa menyebabkan
Masyarakat (LSM), Organisasi Profesi, kejadian kasus indigenous / kasus
Organisasi Kemasyarakatan, penularan setempat akan bermunculan
Universitas bahkan belum tidak adanya kembali dan akan mengakibatkan

Page | 135
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

kejadian luar biasa pada daerah tersebut. lembar checklist bersumber dari buku
Kejadian yang tidak diinginkan itu telah Pedoman Penyelenggaraan Surveilans
terjadi pada Kabupaten Rokan Hulu Dan Sistem Informasi Malaria
tepatnya di Dusun Sungai Bungo, Desa Direktorat PPBB Direktorat Jendral PP
Sialang Jaya, Kec. Rambah pada Bulan & PL Kementrian Kesehatan RI Tahun
Juli Tahun 2017 yakni terjadinya 2014. Penelitian ini juga menggunakan
Kejadian Luar Biasa dengan kasus alat bantu berupa lembaran pedoman
indigenous / kasus penularan setempat wawancara dan alat rekam. Pada
sebanyak 40 penderita malaria positif. penelitian ini, peneliti menggunakan
Sedangkan dilihat dari data kasus yang triangulasi sumber, triangulasi metode
didapat dari Dinas Kesehatan Provinsi dan triangulasi data.
Riau, untuk Kabupaten Rokan Hulu dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 HASIL
tidak ditemukannya kasus malaria 1. Karakterisitik Informan
positif, hal ini menjadi tanda tanya Dari hasil penelitian dan
besar bagi penulis dan dari pemantauan kegiatan surveilans
permasalahan inilah peneliti tertarik program malaria dalam
untuk meneliti “Pemantauan mempertahankan sertifikasi eliminasi di
Surveilans Program Malaria Dalam Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2018
Mempertahankan Sertifikasi yang meliputi unsur-unsur input, proses,
Eliminasi Di Kabupaten Rokan Hulu output, dengan jumlah informan 4 orang
yaitu 1 (satu) orang petugas pengelola
METODE program malaria sebagai informan
Jenis penelitian adalah penelitian kunci serta 1 (satu) orang Kasie
kualitatif dengan desain rancangan Program Pengendalian Penyakit di
eksplorasi dan pendekatan Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan
fenomenologi yang bertujuan untuk Hulu sebagai informan utama, dan 1
mendapatkan informasi yaitu dengan (satu) orang kepala puskesmas serta 1
cara melakukan wawancara mendalam (satu) orang pengelola program malaria
dan observasi telaah dokumen tentang di puskesmas sebagai informan
kegiatan surveilans program malaria pendukung. Karakteristik informan
dalam mempertahankan sertifikasi dapat dilihat pada tabel berikut dibawah
eliminasi di Kabupaten Rokan Hulu. ini:
Penelitian ini dilakukan di Dinas Tabel 1. Karakteristik Informan
Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu. Kode Infor Infor Inform Informa
Inform man 1 man 2 an 3 n4
Waktu penelitian dilaksanakan pada an
bulan Februari tahun 2018. Subjek Umur 43 40 40 50
penelitian terdiri dari 4 informan yaitu : Pendidi S1 S1 S2 SST
kan
Kepala Seksi program pengendalian Jabatan Kepala Pengel Kepala Kepala
penyakit di Dinas Kesehatan Kabupaten Seksi ola Puskes Tata
Rokan Hulu, Pengelola program P3M Progra mas Usaha
m dan
Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Malari Penangg
Rokan Hulu, Kepala Puskesmas a ung
Rambah, Pengelola program malaria Jawab
Program
puskesmas Rambah. Instrumen utama Malaria
dalam penelitian ini adalah lembar Lama 1 1 3 4 Tahun
checklist. Parameter untuk membuat Bekerja Tahun Tahun Tahun

Page | 136
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

Berdasarkan tabel diatas informan “Belum ada kami


berjumlah 4 (empat) orang dengan usia epidemilog maupun entomolog
antara 40 sampai dengan 50 tahun, pak”
pendidikan formal terkahir adalah (Informan 4).
Sarjana terapan, Sarjana kesehatan 2) Apa yang menyebabkan tidak
masyarakat dan Magister kesehatan dan adanya satu orang pun
dengan jabatan Pengelola Program, entomolog di dinas ini ?
Kepala Seksi, bahkan ada Kepala Tata Dari hasil wawancara
Usaha yang merangkap sebagai terhadap informan didapat
Penanggung Jawab Program Malaria, sebagai berikut:
Kepala Puskesmas, serta lama bekerja “belum ada permintaan
anatara 1 sampai 4 tahun. tenaga entomolog dari kadis
kita ke BKD nya dan belum
2. Pemantauan Surveilans Program adanya kebijakan dari program
Malaria yang mewajibkan pengelolanya
Upaya untuk menekan angka seorang entomolog. (Informan
kejadian malaria melalui program 1).
pemberantasan malaria salah satunya “karna tidak ada
adalah kegiatan surveilans program penerimaan atau penempatan
malaria. Pelaksanaan kegiatan untuk tenaga tersebut”
surveilans dapat berjalan dengan baik (Informan 2).
bila input, proses dan output juga baik. “belum adanya kebijakan
Dari hasil wawancara yang dilakukan yang mewajibkan suatu program
dalam upaya memepertahankan itu harus ada tenaga
sertifikasi eliminasi di Kabupaten entomolognya”
Rokan Hulu (Informan 3).
a. Input. “tak tau lah kami tu pak”
1) Apakah di kantor dan diwilayah (Informan 4).
kerja Dinas Kesehatan Rokan 3) Apakah ada tersedia buku pedoman
Hulu ada petugas epidemiolog penyelenggaraan surveilans dan
dan entomolog untuk program sistem informasi malaria dan buku
malaria ? pedoman manajemen malaria ?
Dari hasil wawancara Dari hasil wawancara terhadap
terhadap informan didapat informan didapat sebagai berikut:
sebagai berikut: “untuk buku-buku itu belum
“di dinas ini cuma ada ada dikasi pihak propinsi, hanya
SKM epidemiolog, kalo ada liflet, buku pedoman belum
entomolog kami belum punya” ada” (informan 1).
(Informan 1). “Kamiiii belum ada buku yang
“Saya lulusan dimaksud ya, karena belum ada
epidemiologi, kalo entomolog dikasih dari orang pihak provinsi”
kami tidak ada dikantor ini” (Informan 2).
(Informan 2). “Buku belum ada dikasi dari
“Untuk tenaga pihak kabupaten Cuma kemaren
epidemiolog dan entomolog di ada dikasi lefleat dan poster
puskesmas kami belum tersedia mengenai kelambu”. (Informan 3)
(informan 3).

Page | 137
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

“Untuk masalah buku itu saya kadang lelet”


kurang tau coba langsung (Informan 1).
ditanyakan saja ke pengelola “berfungsi dan bisa digunakan,
programnya saja” (Informan 4). hanya internet kadang lancar
4) Apakah ada buku lain yang kadang lelet kadang mati lampu”
berkaitan dengan malaria ? (Informan 2).
Dari hasil wawancara terhadap “Belum ada pelaporan
informan didapat sebagai berikut: komputer rusak atau minta
“ada buku saku, tentang ganti”(Informan 3).
pengobatan” “Kalau punya saya berfungsi
(Informan 1). sangat baik” (Informan 4).
“Ada buku saku tentang tatlaksana 7) Apakah ibu sudah bisa atau paham
dan pengobatan malaria”(Informan cara menggunakan aplikasi tersebut
2). ?
“Tidak ada” (Informan 4). Dari hasil wawancara terhadap
5) Apakah ada tersedia sarana informan didapat sebagai berikut:
pengolahan data dan komunikasi “kemaren udah pernah dilatih”
(komputer-printer-software-internet) (Informan 2).
pada setiap unit pelaksana “Sudah paham pak karena
surveilans dan sistem informasi pernah ikut pelatihan aplikasi
malaria ? pelaporan malaria”
Dari hasil wawancara terhadap (Informan 4).
informan didapat sebagai berikut: 8) Adakah dana khusus untuk kegiatan
“Ada tu pak, ini komputer, program Malaria ini dituangkan di
printer, dan internet”.(Informan 1). RKA APBD ?
Dari hasil wawancara terhadap
“Untuk sarana dan informan didapat sebagai berikut:
prasarana program sudah “untuk malaria paling untuk
disediakan untuk setiap pegawai pertemuan petugas malaria untuk
dan penanggung jawab puskesmas”
program” (Informan 1).
(Informan 2). “Karena tidak ada kasus tidak
“Kalau komputer, printer, ada kegiatan khusus untuk malaria
internet ada untuk bekerja dan tidak ada menganggarakan,
pak”.(Informan 3). cuma bikin pertemuan aja”
“Untuk menunjang kegiatan (Informan 2).
maupun pekerjaan dipuskesmas “Kalau untuk pendanaan
ini sudah disediakan setiap program sudah kami anggarkan di
program komputer beserta dana BOK”
perangkat lainnya” (Informan 3).
(Informan 4). b. Proses
6) Apakah sarana tersebut berfungsi 1) Apakah Bapak / Ibu sudah pernah
dengan baik ? dapat pelatihan mengenai malaria ?
Dari hasil wawancara terhadap Dari hasil wawancara terhadap
informan didapat sebagai berikut: informan didapat sebagai berikut:
“Sejauh ini berfungsi dengan “Tidak pernah”
baik, cuma internet kadang lancar (Informan 1).

Page | 138
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

“pelatihan manajemen “penemuan secara aktif


malaria selama 10 hari di malang melalui mbs” (Informan
dan pelatihan pelaporan e-sismal” 1).
(Informan 2) “Hanya pemantauan,
“Tidak” dilaporkan dan ditangani
(Informan 3). secepatnya dan diberi pengobatan”.
“Pernah ikut pelatihan (Informan
aplikasi pelaporan malaria di 2).
pekanbaru” “melakukan pemberian
(Informan 4). kelambu pada ibu hamil, penaburan
2) Apakah Bapak/Ibu pernah mendapat larvasida di tempat perindukan
pelatihan mengenai surveilans atau nyamuk” (Informan 3).
pengendalian vektor ? “melakukan pencegahan
Dari hasil wawancara terhadap dengan membersihkan lingkungan
informan didapat sebagai berikut: sekitar seperti gotong royong setiap
“belum pernah dapat pelatihan minggu untuk memberantas sarang
tersebut” (Informan 2). nyamuk, melakukan 3M,
“belum pernah dapat pelatihan memberikan abate jika didapat
tersebut” (Informan 4). penampungan air”
3) Apakah yang saudara laksanakan (Informan 4).
atau terapkan untuk mempertahan 5) Adakah dilakukan pertemuan untuk
sertifikasi malaria tersebut ? membahas atau perbaikan program
Dari hasil wawancara terhadap untuk kedepannya atau yang dikenal
informan didapat sebagai berikut: dengan monev ?
“Diagnosis malaria konfirmasi Dari hasil wawancara terhadap
mikroskop, pengobatan informan didapat sebagai berikut:
menggunakan act, pencegahan “Satu kali setahun,
penularan melaui kelambu dilaksnakan pada bulaaan desember
berinsektisida diutamakan ibu kemaren ni”
hamil, melakukan kampanye (informan 1).
kelambu massal” “Pernaah adaa, dua kali
(Informan 1). setahun” (informan 2).
“kegiatan pemantauan yang “Biasanya ada pertemuan
mengarah ke malaria secepatnya monev dari kabupaten kalo ndak
dicek” salah 1 atau 2x dalam setahun.”
(Informan 2). (informan 3).
“Promosi. Informasi “Ada monev yang diadakan
kesehatan, kunjungan rumah pihak kabupaten 1 kali setahun
dengan melakukan pemeriksaan kemaren desember ni
menggunakan RDT” (Informan pertemuannya”
4). (informan 4).
4) Kalau untuk pencegahan malarianya 6) Adakah laporan monev tersebut ?
apa yang dilakukan/strategi Dari hasil wawancara terhadap
pengendaliannya ? informan didapat sebagai berikut:
Dari hasil wawancara terhadap “Ada sama pengelola
informan didapat sebagai berikut: program” (Informan 1).

Page | 139
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

“ada kami cetak untuk laporan . “gimana mau dinilai


spj” (Informan 2). ketepatannya pak, laporan nya ajaa
7) Apakah sudah berjalan kegiatan nihil trus, adapun yang kiriiim dah
surveilans terpadu dengan lintas telaat pulak” (Informan 2).
program maupun lintas sektor ? 4) Adakah di analisa ketepatan
Dari hasil wawancara terhadap penatalaksanaan laporan yang
informan didapat sebagai berikut: mengirim laporan ?
“Terintegrasi dengan Dari hasil wawancara terhadap
program KIA” (Informan informan didapat sebagai berikut:
1). “Karna kami kasus sekali tu
“Kalo dikami bekerjasama aja, 2 bulan ya, buulaannn juli
dengan seksi surveilans dan sama agustus yang ada juli paling
program KIA” banyak ya waktu tu aja di analisa”
(Informan 2). (Informan 2).
“untuk lintas sektor 5) Adakah KLB (Kejadian Luar Biasa)
bekerjasama dengan perangkat- di daerah ibu ?
perangkat desa, kepolisian” Dari hasil wawancara terhadap
(Informan 3). informan didapat sebagai berikut:
“Lintas program terintegrasi “ada pada bulan juli
dengan promkes, kesling, KIA KB. terjadinyaa klb di dusun sungi
lintas sektor kepolisisan, bungo merupakan suatu dusun”
kecamatan, perangkat desa dan (Informan 1).
tokoh masyarakat” “Ada pada bulan juli sama
(Informan 4). agustus di sungai bungo kecamatan
rambah Tahun 2017”
c. Output (Informan 2).
1) Adakah laporan dari puskesmas “Ada bulan agustus dengan
dikirim tiap bulannya ke dinas total penderita 33 orang dinyatakan
kesahatan kabupaten ? positif malaria turun bersama pihak
Dari hasil wawancara terhadap btkl batam, provinsi, dan
informan didapat sebagai berikut: kabupaten”
“laporan dikirim kalo ada kasus (Informan 3).
aja” (Informan 2). “Ada di dusun sungai bungo
dengan kasus awal 4 orang dan
“laporan kami kirim kalo setelah diperiksa kembali seluruh
ada kaus aja” (Informan 4). dusun didaptkan hasil dari rdt itu
2) Lengkapkah laporan tersebut selama sebanyak 33 orang”
setahun penuh ? (Informan 4).
Dari hasil wawancara terhadap 6) Apakah kasus tersebut dilaporkan
informan didapat sebagai berikut: sebelum 24 jam sejak diketahui oleh
“Laporan dari puskesmas nihil pihak puskesmas ?
terus, jadiii yaa ndak lengkap” Dari hasil wawancara terhadap
(Informan 2). informan didapat sebagai berikut:
3) Adakah dinilai ketepatan pelaporan “langsung dilaporkan
tersebut ? awwalnya ada 4 orang, setelah itu
Dari hasil wawancara terhadap besoknya kami ikut turun untuk
informan didapat sebagai berikut: melakukan pemeriksaan ke seluruh

Page | 140
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

penduduk dusun untuk mengetahui PEMBAHASAN


apakah ada penderita yang lain” 1. Input
(Informan 1). a. Ketersedian petugas epidemiologi
“Iya dilaporkan langsung dan entomolog pada unit pelaksanan
sebelum 24 jam oleh pihak surveilans dan sistem informasi
puskesmas rambah, tersangka malaria.
didpat waktu pemeriksaan masal Dari wawancara yang dilakukan
bersama pihak kepolisian” terhadap informan didapatkan hasil
(Informan 2). bahwa tidak adanya tenaga
“Iya dilaporkan langsung entomolog di Dinas Kesehatan
sebelum 24 jam oleh pihak maupun Puskesmas yang ada di
puskesmas rambah, tersangka Kabupaten Rokan Hulu, serta dari
didpat waktu pemeriksaan masal observasi dokumen (Ijazah)
bersama pihak kepolisian” didapatkan benar bahwasanya
(Informan 3). informan 2 sebagai pengelola
“Iya saat pemeriksaan masal program malaria adalah benar
bersama pihak kepolisian kami sebagai tenaga epidemiologi dengan
dapatkan tersangka malaria 4 gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
orang yang kami periksa denga rdt, dengan mengambil peminatan
langsung kami laporkan ke pihak epidemiologi di masa perkuliahan.
kabupaten disaat itu juga melaui Berdasarkan buku pedoman
pengelola program kabupaten” Penyelenggaraan Surveilans dan
(Informan 4). Sistem Informasi Malaria yang
7) Apakah ada laporan KLB secara diterbitkan oleh Dirjen PP & PL
tertulis ? Direktorat P2B2 Kementrian
Dari hasil wawancara terhadap Kesehatan RI yang mana salah satu
informan didapat sebagai berikut: Indikator Kinerja untuk Input yakni
“sudah dibikin oleh pengelola ketersediaan petugas pada unit
program” (Informan 1). pelaksana surveilans dan sistem
“Laporannya ada” informasi malaria minimal terdiri
(Informan 2). dari atas:
8) Adakah informasi mengenai kasus 1) Kabupaten terdiri atas 1
malaria tersebut di distribusi ke epidemiolog, 1 entomolog
puskesmas mauapun dari puskesmas 2) Puskesmas terdiri atas
? epidemiolog/entomolog (Ditjen
Dari hasil wawancara terhadap PPBB, 2014).
informan didapat sebagai berikut: Dari hasil penelitian yang
“Tidak ada, kami dak ada bikin dilakukan, peneliti berasumsi bahwa
distribusi informasi ke unit dengan tidak adanya tenaga entomolog
pelaksana maupun sebaliknya” di Kabupaten Rokan Hulu
(Informan 1). sebagaimana standart yang telah
“Kalo itu tidak ada selain kasus ditentukan oleh Ditjen P2P
klb” Kementrian Kesehatan akan
(Informan 2). mengurangi ke-efektifitasan
“Belum kami terima” pelaksanaan kegiatan surveilans di
(Informan 4). Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan
Hulu, ini dikarenakan entomolog

Page | 141
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

sangat paham untuk kegiatan PVT seharusnya pengelola program malaria


(Pengendalian Vektor Terpadu) dan di Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan
sangat berperan untuk menetukan Hulu lebih berinisiatif untuk lebih
daerah-daerah reseptif disuatu daerah aktif dan tidak bersifat pasif deangan
sehingga daerah-daerah reseptif ini hanya menunggu pemberian dari
bisa dikendalikan bahkan ditekan pihak provinsi dikarenakan buku
populasinya. pedoman ini tersedia di internet dan di
Tidak tersedianya petugas website malaria yang dikeluarkan oleh
entomolog di diwilayah kerja Dinas Ditjen P2P Kementrian Kesehatan
Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu Khususnya Subdit Malaria dan ini
dikarenakan tidak adanya permintaan bisa di unduh dan dicetak untuk
tenaga entomolog tersebut ke BKD diperbanyak dan disebarkan ke
(Badan Kepegawaian Daerah) puskesmas yang ada diseluruh
setempat dari dinas bersangkutan Kabupaten Rokan Hulu. Ini
maupun dari puskesmas dikarenakan membantu pengelola program malaria
tidak adanya kebijakan untuk di Dinas Kesehatan Kabuapten Rokan
mewajibkan suatu program tertentu Hulu maupun Puskesmas agar
harus dikelola atau dijalakan oleh menjalankan kegiatan surveilans
seorang tenaga entomolog dan juga program malaria lebih konfrehensif
tidak tahunya dan tidak kenalnya dan lebih terarah untuk
mereka deangan yang namanya tenaga mempertahakan sertifikasi malaria ini
enotomolog. dan agar KLB ini tidak terulang
b.Ketersediaan buku pedoman kembali.
penyelenggaraan surveilans dan c. Ketersediaan sarana pengolahan data
sistem informasi malaria dan buku dan komunikasi (komputer-printer-
pedoman manajemen malaria. software-internet) pada setiap unit
Dari wawancara yang dilakukan pelaksana surveilans dan sistem
terhadap informan didapatkan hasil informasi malaria.
bahwa di Dinas Kesehatan Kabupaten Dari wawancara yang dilakukan
Rokan Hulu dan Puskesmas Rambah terhadap informan didapatkan hasil
tidak memiliki buku pedoman bahwa sarana dan prasarana untuk
surveilans malaria dan manajemen menunjang kegiatan surveilans
program malaria. tersebut sudah cukup terpenuhi yang
Berdasarkan buku pedoman didapat dari dana APBD dan bahkan
Penyelenggaraan Surveilans dan informan sudah pernah mendapatkan
Sistem Informasi Malaria yang pelatihan cara penggunaan aplikasi
diterbitkan oleh Dirjen PP & PL tersebut.
Direktorat P2B2 Kementrian Berdasarkan buku pedoman
Kesehatan RI yang mana salah satu Penyelenggaraan Surveilans dan
Indikator Kinerja untuk Input yakni Sistem Informasi Malaria yang
ketersediaan pedoman surveilans dan diterbitkan oleh Dirjen PP & PL
sistem informasi malaria disemua unit Direktorat P2B2 Kementrian
pelaksana surveilans dan sistem Kesehatan RI yang mana salah satu
informasi malaria (Ditjen PPBB, Indikator Kinerja untuk Input yakni
2014). ketersediaan sarana pengolahan data
Dari hasil penelitian yang dan komunikasi (komputer-pronter-
dilakukan, peneliti berasumsi bahwa software program-internet) pada

Page | 142
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

semua unit pelaksana surveilans dan Dari hasil penelitian yang


sistem informasi malaria (Ditjen dilakukan, peneliti berasumsi bahwa
PPBB, 2014). pendanaan masih banyak kekurangan
Menurut (Wijono, 1999) dalam dimana belum dianggarkannya di
penelitian (Khayati, 2012) fasilitas RKA APBD pelatihan-pelatihan
merupakan sarana atau peralatan seperti pelatihan surveilans, pelatihan
yang dipergunakan dalam manjemen, pelatihan pemantauan
melaksanakan pelayanan maupun vektor terpadu pelatihan entomologi
pekerjaan. Untuk meningkatkan dan pelatihan lainnya yang bertujuan
kepatuhan terhadap standar sehingga untuk meningkatkan kualitas,
pelayanan yang bermutu dapat pengetahuan, kinerja maupun
tercapai, maka failitas harus sesuai kopetensi petugas malaria puskesmas.
baik dari segi kualitas maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan
kuantitasnya, karena keberhasilan Hulu hanya menganggarkan kegiatan
suatu pekerjaan juga didukung oleh berupa pertemuan bagi pengelola
fasilitas yang memadai. program malaria untuk seluruh
Dari hasil penelitian yang puskesmas saja, ini dinilai hanya
dilakukan, peneliti beasumsi bahwa menghabiskan anggaran APBD tanpa
dengan sudah terpenuhinya sarana dan tercapainya outcome dari program
prasaran penunjang kegiatan malaria tersebut padahal ini dana bisa
surveilans ini diharapkan pengelola dialihkan ke kegiatan seperti PE
program malaria lebih giat dan lebih (Penyelidikan Epidemiologi) dan
fokus lagi dengan kegiatan surveilans MBS (Mass Blood Survey) atau MFS
malaria tersebut demi mempertahakan (Mass Fever Survey) agar kegiatan
sertifikasi eliminasi malaria di surveilans malaria ini lebih bersifat
Kabupaten Rokan Hulu. ACD (active Case Detection) bukan
d.Ketersediaan dana APBD. hanya kegiatan surveilans yang
Dari wawancara yang dilakukan bersifat PCD (Passive Case
terhadap informan didapatkan hasil Detection).
bahwa ketersediaan dana untuk 2.Proses
pelaksanaan surveilans tersebut telah a. Setiap petugas di unit pelaksana
dimasukan ke RKA APBD tetapi surveilans dan sistem informasi
hanya untuk pertemuan petugas malaria telah mengikuti pelatihan
malaria seluruh puskesmas di wilayah standart.
kerja Dinas Kesehatan saja. Dari wawancara yang dilakukan
Berdasarkan buku pedoman terhadap informan didapatkan hasil
Penyelenggaraan Surveilans dan bahwa informan 2 sudah pernah
Sistem Informasi Malaria yang mendapatkan pealatihan manajemen
diterbitkan oleh Dirjen PP & PL malaria bagi daerah eliminasi dan
Direktorat P2B2 Kementrian aplikasi e-sismal untuk pelaporan,
Kesehatan RI yang mana salah satu akan tetapi belum pernah dapat
Indikator Kinerja untuk Input yakni Pelatihan Dasar Malaria/Basic
ketersediaan dana APBD disemua unit Training Malaria, Pelatihan
pelaksana surveilans dan sistem Manajemen Malaria, Pelatihan
informasi malaria (Ditjen PPBB, Surveilans Malaria, Pelatihan
2014). Entomolog, Pelatihan e-sismal,
Manajemen Logistik. dan informan

Page | 143
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

pendukung sebagai pengelola Menurut Marjolein Dieleman


program malaria di Puskesmas and Jan Willem Harnmeijer
bahwasanya informan sudah pernah (2007) dalam penelitian (Prasastin,
mendapatkan pelatihan aplikasi e- 2013) keikutsertaan pelatihan
sismal untuk pelaporan. surveilans bagi petugas surveilans
Berdasarkan buku manajemen epidemiologi penyakit malaria bisa
malaria yang yang diterbitkan oleh menambah wawasan dan
Dirjen PP & PL Direktorat P2B2 pengetahuan sesuai dengan
Kementrian Kesehatan RI dalam bidangnya. Selain itu dengan
BAB Pengembangan Ketenagaan adanya pelatihan surveilans bisa
Program Malaria yakni menjadi wadah penilaian diri
Keberhasilan dan keberlangsungan (evaluasi) sejauh mana seseorang
suatu program sangat ditentukan dikatakan menjadi ahli dalam
oleh kemampuan pelaksananya bidang ilmu yang dipelajari.
yaitu kompetensi yang dimiliki. Dari hasil penelitian yang
Karena itu pengembangan SDM dilakukan, peneliti berasumsi bahwa
akan menjadi sesuatu yang sangat pelatihan-pelatihan yang didapatkan
strategis bagi tujuan program dan oleh pengelola program malaria di
menjadi kegiatan prioritas. Dalam Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan
memastikan tersedianya sumber Hulu dan Puskesmas masi terasa
daya manusia sesuai dengan sangat minim, dikarenakan masi
kebutuhan institusi, konsep banyaknya pelatihan-pelatihan yang
pengembangan SDM dalam harus dilatih untuk para pengelola
manajemen sumber daya manusia program di kabupaten maupun
adalah untuk memenuhi kebutuhan dipuskesmas seperti Pelatihan Dasar
suatu organisasi atau institusi Malaria/Basic Training Malaria,
dengan menyiapkan SDM untuk Pelatihan Manajemen Malaria,
ditempatkan pada posisi atau Pelatihan Surveilans Malaria,
jabatan yang tepat pada saat Pelatihan Tatalaksanan Kasus,
institusi memerlukannya. Pelatihan Entomolog, Pelatihan e-
Pengembangan SDM merupakan sismal, Pelatihan Mikroskopis,
bagian yang memiliki aktifitas Pelatihan Kepemimpinan Pogram,
cukup tinggi dalam menentukan Pelatihan Advokasi Program,
program pemenuhan kebutuhan, Manajemen Logistik dan Pelatihan
pelatihan dan pembinaan petugas yang berkaitan lainnya.
malaria. Untuk itu diperlukan b. Terlaksananya kegiatan surveilans
penilaian kebutuhan, program dan sistem informasi malaria sesuai
desain, pengembangan, evaluasi, standart.
dan biaya. Adapun poin untuk Dari wawancara yang dilakukan
pengembangan tersebut tersebut terhadap informan didapatkan hasil
terdiri dari: bahwa tidak adanya program khusus
1) Perencanaan kebutuhan tenaga dan kegiatan khusus yang telah
malaria. distandartkan dari Ditjen P2P
2) Pendidikan dan Pelatihan. Kementrian Kesehatan untuk daerah
3) Pendayagunaan tenaga malaria. eliminasi atau pemberantasan
4) Pembinaan/supervisi (Ditjen khususnya yang dilakukan di Dinas
PPBB, 2015). Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu

Page | 144
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

ini. dan dari informan pendukung pengelola program apa yang akan
sebagai pengelola program malaria dilakukan atau apa kegiatan yang akan
di Puskesmas bahwasanya informan direncanakan pasca eliminasi tersebut
sudah melakukan kegiatan sesuai walaupun informan sudah pernah
prosedur disaat terkait kejadian mengikuti pelatihan manajemen
KLB dan terkait pencegahan. malarian ini juga berkaitan dengan
Berdasarkan buku pedoman kemungkinan ketidak tahuan
Penyelenggaraan Surveilans dan pengelola program terhadap program
Sistem Informasi Malaria yang malaria ini dikarenakan informan
diterbitkan oleh Dirjen PP & PL menjadi pengelola program baru
Direktorat P2B2 Kementrian setahun ini.
Kesehatan RI yang mana salah satu Jika dibandingkan dengan
Indikator Kinerja untuk Input yakni informan utama sebagai Kepala Seksi
terlaksananya kegiatan surveilans P3M di Dinas Kesehatan Kabupaten
dan sistem informasi malaria sesuai Rokan Hulu, informan kedua lebih
standart yang mana kegiatan mengerti dan paham dengan program
tersebut untuk status pemeliharaan malaria ini, hanya saja pengetahuan
sebagai berikut: ini tidak dituangkan kedalam rencana
1) Surveilans Rutin: kegiatan didalam RKA dan juga tidak
a) Surveilans dan Sistem diberi ilmu dan masukan pengetahuan
Informasi Malaria itu kepada pengelola program sebagai
Bersumber Data Penemuan bawahannya.
Penderita Malaria di Sedangkan informan pendukung
Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai pengelola program malaria di
Serta Pelayanan Kesehatan puskesmas melakukan kegiatan
lainnya. suveilans ACD (Active Case
b) Surveilans dan Sistem Detection) tersebut dikarenakan
Informasi malaria bertepatan dengan kejadian KLB
Bersumber Data Kasus (Kejadian Luar Biasa) yang dipimpin
malaria Secara Aktif di dan dibimbing oleh pihak Dinas
Lapangan (ACD). Kesehatan Provinsi Riau beserta pihak
c) Hasil Pengamatan Vektor BTKL-PP Batam. Ini dibuktikan
Malaria. dengan jawaban informan pendukung
2) Surveilans Khusus yang belum paham apa nama bahan
a) Surveilans Pada Situasi KLB dan kegiatan untuk memberantas
Malaria. jentik dari nyamuk anhopeles
b) MFS (Mass Fever Survey). tersebut.
c) MBS (Mass Blood Survey). c. Terselenggaranya pertemuan tekhnis
d) SKD KLB (Ditjen PPBB, surveilans dan sistem informasi
2014). malaria disetiap Kabupaten/Kota
Dari hasil penelitian yang dalam rangka penguatan kinerja
dilakukan, peneliti berasumsi bahwa surveilans, validasi data dan
kegiatan yang tidak dilaksanakan dan pertukaran informasi minimal enam
direncanakan oleh informan kunci bulan sekali.
sebagai pengelola program malaria di Dari wawancara yang dilakukan
Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan terhadap informan didapatkan hasil
Hulu dikarenakan belum pahamnya bahwa di Dinas Kesehatan

Page | 145
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

Kabupaten Rokan Hulu sudah sebaiknnya 2 kali dalam setahun


melakukan monev 1 kali dalam untuk melihat perkembangan baik
setahun dan laporan monev juga atau buruknya suatu program
sudah diprint. tersebut, dan laporan dari hasil
Berdasarkan buku manajemen monev tersebut bisa di telaah dan
malaria yang yang diterbitkan oleh dianalisa lagi untuk menentukan
Dirjen PP & PL Direktorat P2B2 bagaimana atau apa langkah yang
Kementrian Kesehatan RI dalam tepat untuk kegiatan kedepannya
BAB Surveilasn dan Monitoring agar program malaria lebih
Evaluasi yakni pemantauan dan menigkat lagi untuk
evaluasi merupakan salah satu fugsi mempertahankan sertifikasi
manajemen untuk menilai eliminasi malaria yang telah
keberhasilan pelaksanaan program. didapatkan.
Pemantuan dilaksanakan secara d. Surveilans terpadu Lintas Sektor
berkala dan terus menerus, untuk dan Lintas Program.
dapat segera mendeteksi bila ada Dari wawancara yang dilakukan
masalah dalam pelaksanaan terhadap informan didapatkan hasil
kegiatan yang telah direncanakan, bahwa untuk surveilans terpadu di
supaya dpat dilakukan tindakan Dinas Kesehatan hanya kerjasama
perbaikan segera. Evaluasi dengan lintas program KIA saja
dilakukan setelah suatu jaeak-waktu sedangkan kegiatan surveilans
(interval) lebih lama, biasanya 6 terpadu di Puskesmas sudah
bulan s/d 1 tahun. Dengan evaluasi berjalan dengan baik dengan
dapat dinilai sejauh mana tujuan dan melibatkan perangkat-perangkat
target yang telah ditetapkan desa bahkan pihak kepolisian.
sebelumnya dicapai. Dalam Berdasarkan buku manajemen
mengukur keberhasilan tersebut malaria yang diterbitkan oleh Dirjen
diperlukan indikator. Hasil evaluasi PP & PL Direktorat P2B2
sangat berguna untuk kepentingan Kementrian Kesehatan RI dalam
perencanaan program. BAB Kemitraan Program
Seluruh kegiatan harus dimonitor Pengendalian Malaria yakni
baik dari aspek input, proses kemitraan dalam eliminasi malaria
maupun output. Cara pemantuan sangat luas, meliputi berbagai
dilakukan dengan melaksnakan institusi di lingkungan pemerintah
menelaah laporan, pengematan dan non-pemerintah, baik yang
langsung dan wawancara dengan ada di tingkat Pusat, Provinsi, dan
petugas pelaksana maupun dengan Kabupaten/Kota, adapun yang
masyarakat ssaran. (Ditejen PPBB, termasuk dalam Institusi
2015). Pemerintahan sebagai berikut:
Dari hasil penelitian yang 1) Lintas Program meliputi:
dilakukan, peneliti beasumsi bahwa berbagai program yang ada di
pertemuan untuk membahas lingkungan Kementerian
kemajuan program malaria di Kesehatan, Upaya eliminasi
kabupaten rokan hulu sudah malaria dapat mengembangkan
terlaksana, tetapi hanya kemitraan dengan berbagai
dilaksanakan 1 kali dalam setahun program seperti pengendalian
yang mana seharusnya dilaksanakan vektor, filariasis, surveilans,

Page | 146
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

demam berdarah, imunisasi, efektifnya kegiatan surveilans


kesehatan lingkungan, program malaria di Dinas Kesehatan
kesehatan anak, kesehatan ibu, Kabupaten Rokan Hulu
pelayanan kesehatan Hendaknya pengelola program
komunitas, pelayanan kesehatan malaria dinas Kabupaten lebih tegas
rumah sakit, farmasi, Promosi lagi dengan pengelola program
Kesehatan, Gizi, Pendidikan malaria di Puskesmas dalam hal
dan Pelatihan, Litbangkes dan pencatatan dan pengiriman
lain-lain. pelaporan perbulan selama setahun
2) Lintas Sektor meliputi: Dinas penuh ke Dinas Kabupaten, tidak
Pariwisata, Dinas Pekerjaan adanya kasus bukan berarti tidak
Umum dan Perumahan ada pkerjaan, bisa saja sebenarnya
Rakyat, Dinas Kehutanan dan kasus itu ada, tetapi karena kasus
Lingkungan Hidup, Dinas atau pelaporan tadi tidak dilaporkan
Pendidikan dan Kebudayaan, makanya terjadilah nihil pelaporan
Dinas Tenaga Kerja dan dan nihil kasus disetiap bulannya.
Transmigrasi, Dinas Pertanian, b. Ketepatan Laporan dan
POLRI, TNI, (Dijen PPBB, Penatalaksanaan.
2015). Dari hasil observsi telaah
Dari hasil penelitian yang dokumen yang dilakukan terhadap
dilakukan, peneliti berasumsi bahwa pengelola program malaria
kegiatan seperti ini seharusnya lebih didapatkan hasil tidak dapat dinilai
ditingkatkan lagi dan lebih aktif dikerenakan tidak adanya absensi
lagi, jangan hanya akftif ketika ketepatan pelaporan serta tidak
sudah terjadi kasus dan KLB saja, lengkapannya laporan kasus
serta meningkatkan lagi surveilans perbulan selama setahun dari
terpadu dengan lintas sektor terkait seluruh puskesmas yang
seperti Dinas Kehutanan dan Dinas mengakibatkan tidak efektifnya
Perkebunan mengingat dan kegiatan kegiatan surveilans
menimbang topografi Rokan Hulu program malaria Dinas Kesehatan
lebih banyak daerah hutan Kabupaten Rokan Hulu.
perbukitan dan perkebunan sawit Sedangkan ketepatan
dan karet yang mana daerah-daerah penatalaksanaan pengelola tidak
seperti ini tempat berkembang melakukan penilaian ketepatan
biaknya vektor anhopeles sundaicus pelaksanaan dikarenakan pelaporan
sp, anhopeles maculatus sp dan dari pihak peskemas nihil tetapi
anhopeles vagus sp. kegiatan pengumpulan, perekapan,
pengolahan, analisa dan interpretasi
3. Output data, pengelola hanya melakukan
a. Kelengkapan Laporan. disaat diminta pihak Dinas
Dari hasil observsi telaah Kesehatan Provinsi saja dan ketika
dokumen yang dilakukan terhadap hanya terjadi kasus saja, inilah
pengelola program malaria sebenarnya hasil akhir dari
didapatkan hasil tidak lengkapnya pekerjaan dilapangan dan hasil
laporan kasus perbulan selama pelaksanaan kegiatan surveilans
setahun dari seluruh puskesmas tersebut, apakah pelaksanaan
yang mengakibatkan tidak kegiatan dan penulisan pelaporan

Page | 147
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

kasus tersebut telah dilakukan pengelola program malaria di


sesuai yang diinginkan atau sesuai Puskesmas untuk mendistribusikan
standart, atau adakah hasil Informasi tekait dengan malaria dan
pelaksanan dan pelaporan yang tentunya informasi tersebut yang
tidak tepat. benar adanya dan akurat datanya.
c. Laporan KLB
Dari hasil observsi telaah SIMPULAN
dokumen yang didapat dari Berdasarkan hasil penelitian maka
pengelola program malaria dapat ditarik kesimpulan sebagai
didapatkan 10,5 % terhadap laporan berikut:
KLB yang dilaporkan kurang dari 1. Pada input tidak adanya tenaga
24 jam sejak diketahui oleh pihak entomolog jelas sangat mengurangi
puskesmas yang mana ini dinilai keefektifitasan kegiatan surveilans
kurang efektif dikarenakan program malaria, serta kurang
setidaknya kasus yang dilaporkan inisiatif pengelola program malaria
sebelum 24 jam seharusnya minimal di Dinas Kesehatan Kabupaten
80% sesuai dengan yang tercantum Rokan Hulu terutama dalam
di buku pedoman penyelenggaraan memanfaatkan ketersediaan sarana
surveilans dan sistem informasi dan prasarana seperti komputer dan
malaria yang diterbitkan oleh dirjen internet untuk hal yang lebih
PP&PL Direktorat P2B2 memantapkan pelaksanaan kegiatan
Kementrian Distribusi informasi surveilans dan sistem informasi
malaria dari unit pelaksana malaria di wilayah kerjanya seperti
surveilans (Dinas Kesehatan untuk mencari informasi yang
Kabupaten dan Puskesmas) bulanan banyak mengenai malaria seperti
lengkap 100% (Ditjen P2B2, 2014). untuk mencari buku pedoman
Dalam penelitian (Trapsilowati, surveilans malaria dan buku
Pujiyanti, Widjajanti, & manajemen malaria dan buku-buku
Pratamawati, 2017) bahwa dan bahan-bahan materi lainnya
penelitian di China telah yang berkaitan dengan program
mengembangkan metode malaria sehingga pengelola program
surveilans “1-3-7 strategi” yaitu menjadi lebih paham akan apa
penemuan kasus harus dilaporkan kegiatan dan program yang akan di
pada hari ke-1, investigasi kasus rencanakan atau dituangkan
harus sudah dilakukan pada hari ke- kedalam RKA APBD untuk
3 dan penanggulangan fokus harus mempertahankan sertifikasi
dilakukan pada hari ke-7. Hal eliminasi di Kabupaten Rokan Hulu
tersebut bertujuan agar mudah khususnya.
dimengerti, definisi jelas dan 2. Pada proses minimnya pelatihan-
periode waktu dapat diukur (Cao pelatihan yang didapat oleh
et al., 2014). pengelola program tersebut
d. Distribusi Informasi Malaria dari berakibat tidak terselenggaranya
unit pelaksana. kegiatan surveilans di kabupaten
Dari hasil penelitian yang Rokan Hulu secara maksimal dan
dilakukan bahwa pengelola program sesuai standart. Dalam proses
malaria di Dinas Kabupaten harus pelaksanaan kegiatan surveilans ini
lebih menekankan lagi ke pihak pengelola juga dinilai belum paham

Page | 148
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

apakah inti dari kegiatan surveilans Amirudin, R. (2017). Surveilans


tersebut, kegiatan surveilans Kesehatan Masyarakat. In TIM.
program malaria di Kabupaten TIM.https://fk.uns.ac.id/static/mate
Rokan Hulu ini lebih condong ri/Surveilans__Prof_Bhisma_Murti
dilakukan secara pasif bahkan tidak .pdf
ada dikatakan kegiatan surveilans
yang aktif.Pelaporan hasil dari Dinkes Riau. (2017). Profil Kesehatan
pertemuan monitoring dan evaluasi Provinsi Riau 2016.
yang telah dilaksanakan 1 kali
dalam setahun tidak tampak Ditjen PPBB. (2014). Pedoman
hasilnya, baik dalam proses Penyelenggaraan Surveilans Dan
pelaksanaan kegiatan program Sistem Informasi Malaria.
maupun dalam outputnya yang
berupa laporan tertulisnya. Belum Janna, A. N., & Arsin, A. (2012).
berjalan maksimalnya antar lintas Gambaran Pelaksanaan
program (promkes, dan kesling) Surveilans Epidemiologi Malaria
maupun lintas sektornya (Dinas Di Kabupaten Mamuju Utara. 1–
Kehutanan, Dinas Perkebunan) 18.http://repository.unhas.ac.id/bits
mengingat dan menimbang daerah tream/handle/123456789/10468/A
Rokan Hulu masi banyak hutan dan NDI NUR JANNA
bukit-bukit serta banyaknya K11110025.pdf?sequence=1
perkebunan karet dan sawit tempat
perindukan nyamuk anhopeles. Kemenkes RI. (2017). Laporan Kinerja.
3. Pada output tidak terlaksananya
kegiatan inti dari output ini yakni Khayati, NUr., Yuliawat, SRi., ,
pengumpulan, perekapan, Wuryanto, A. (2012). BEBERAPA
pengolahan, analisa dan interpretasi FAKTOR PETUGAS YANG
data disebabkan kurang tegasnya BERHUBUNGAN DENGAN
pengelola program di Dinas PELAKSANAAN SURVEILANS
Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu EPIDEMIOLOGI MALARIA
kepada pengelola program malaria TINGKAT PUSKESMAS DI
di seluruh puskesmas yang ada di KABUPATEN PURWOREJO.
Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Kesehatan Masyarakay,
1(2), 364–373.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, A., & Gustina, T. (2013). Khayati, N. (2012). Beberapa Faktor
Pelaksanaan Sistem Surveilans Petugas Yang Berhubungan
dan Gambaran Epidemiologi Dengan Pelaksanaan Surveilans
Malaria di Dinas Kesehatan Epidemiologi Malaria Tingkat
Kabupaten Indragiri Hulu Tahun Puskesmas Di Kabupaten
2008-2010 Implementation of Purworejo. Jurnal Kesehatan
Surveilance System and Evaluation Masyarakat UNDIP, 1(2), 364–
of Malaria Program at 373.
Department of Health in Indragiri
Hulu Regency Health Off. 2(05).

Page | 149
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 9, No. 2, Tahun 2020

Prasastin, O. V. (2013). Faktor-Faktor


Yang Berhubungan Dengan
Kinerja Petugas Surveilans
Epidemiologi Penyakit Malaria
Tingkat Puskesmas Di Kabupaten
Kebumen Tahun 2012. 2(4), 1–11.
Trapsilowati, W., Pujiyanti, A.,
Widjajanti, W., & Pratamawati, D.
A. (2017). Evaluasi Kebijakan
Pengendalian Malaria di
Kabupaten Donggala , Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun 2014.
Evaluasi Kebijakan Pengendalian
Malaria, 17–26.
Trapsilowati, W., Pujiyanti, A.,
Widjajanti, W., Pratamawati, D.
A., Lisdawati, V., & Irawan, A. S.
(2017). Evaluasi Kebijakan
Pengendalian Malaria Di
Kabupaten Donggala, Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun 2014.
Vektora : Jurnal Vektor Dan
Reservoir Penyakit, 9(1), 17–26.
https://doi.org/10.22435/vk.v9i1.5
332.17-26
WHO. (2016). Word Malaria Report.

Page | 150

Anda mungkin juga menyukai