Anda di halaman 1dari 5

MODUL 1

KONSEP DASAR DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

 Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu


Dunia pendidikan sekarang ini semakin maju, dengan menggunakan metode-metode
pembelajaran yang mengarah pada peningkatan mutu pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Dua istilah yang di gunakan di sini adalah integrated curriculum
(kurikulum terpadu) dan integrated learning (pembelajaran terpadu) yang keduanya
secara konsepsi berbeda dari segi perencanaan dan pelaksanaannya, namun secara
ideal keduanya saling berhubungan. Pembelajaran terpadu sebaiknya bertolak dari
kurikulum terpadu.
Pembelajaran terpadu sebagai pendekatan baru merupakan seperangkat wawasan dan
aktivitas berpikir dalam merancang butir-butir pembelajaran yang di tujukan untuk
menguntai tema, topik maupun pemahaman dan keterampilan yang di peroleh siswa
sebagai pembelajaran secara utuh padu. Atau dengan pengertian lain, pembelajaran
terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan, merakit atau
menggabungkan sejumlah konsep dari berbagai mata pelajaran yang beranjak dari
suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan siswa secara simultan.
Pembelajaran terpadu di landasi oleh landasan filosofis, landasan psikologis, dan
landasan praktis. Landasan filosofis mencakup progresivisme, konstruktivisme, dan
humanisme. Landasan psikologis mencakup psikologis perkembangan dan psikologis
belajar. Landasan praktis di landasi prinsip-prinsip perkembangan dunia pengetahuan,
pemberian pelajaran di sekolah secara terpisah, kolaborasi antara berbagai mata
pelajaran, dan adanya kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek.

 Kegiatan Belajar 2: Model-Model Pembelajaran Terpadu


Sepuluh model pembelajaran terpadu menurut Fogarty (1991), yaitu fragmented,
connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed, dan
networked. Sedangkan Jacobs (1989) menyebutkan lima model pilihan bentuk
keterpaduan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu disclipline based, parallel,
multidisciplinary, inerdisciplinary, dan integrated.
Model pembelajaran terpadu yang tepat di kembangkan di sekolah dasar yaitu model
jaring laba-laba (webbed), model keterhubungan (connected), dan model keterpaduan
(integrated). Model jaring laba-laba yaitu model pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan tematik; model keterhubungan, yaitu model pembelajaran
terpadu yang secara sengaja di usahakan untuk menghubungkan konsep, topik,
keterampilan, tugas, bahkan ide-ide yang di pelajari di dalam suatu bidang studi;
sedangkan model keterpaduan merupakan model pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan antarmata pelajaran.
MODUL 2
PROSEDUR PEMBELAJARAN TERPADU

 Kegiatan Belajar 1: Kegiatan Pendahuluan dalam Pembelajaran Terpadu


1. Kegiatan pendahuluan merupakan bagian integral yang tidak dapat di pisahkan
dari komponen pembelajaran lainnya. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan
kegiatan awal yang harus di tempuh guru dan siswa pada setiap kali pelaksanaan
pembelajaran terpadu yang berfungsi terutama untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.
2. Kegiatan yang di lakukan guru dalam kegiatan pendahuluan, di antaranya adalah:
menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif, memberi acuan,
membuat kaitan (kegiatan apresiasi), dan melaksanakan penilaian awal (pre-test).
3. Penciptaan kondisi awal pembelajaran di lakukan dengan cara: mengecek atau
memeriksa kehadiran siswa, menumbuhkan kesiapan belajar siswa, menciptakan
suasana belajar yang demokratis, membangkitkan motivasi belajar siswa, dan
membangkitkan perhatian siswa.
4. Memberikan acuan dapat di lakukan dengan: mennyampaikan kemampuan yang
di harapkan di kuasai atau garis besar materi yang akan di pelajari atau,
mengkonfirmasi tentang alternatif kegiatan yang akan di laksanakan.
5. Membuat kaitan atau melakukan apresiasi pada dasarnya merupakan upaya
menumbuhkan tanggapan-tanggapan lama yang telah di miliki siswa sebelum
memberikan bahan baru, atau menerima tanggapan-tanggapan baru dengan
bantuan tanggapan-tanggapan lama. Apresiasi berfungsi untuk mempersiapkan
kondisi awal belajar pada diri siswa terutama kesiapan mental siswa menghadapi
pelajaran. Kegiatan yang dapat di lakukan dalam membuat kaitan atau apresiasi di
antaranya adalah: mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah di
pelajari, atau meminta siswa mengemukakan pengalamannya yang berkaitan
dengan materi yang di bahas.
6. Penilaian awal di lakukan dengan tujuan untuk mengukur dan mengetahui sejauh
mana materi atau bahan pelajaran yang akan di pelajari sudah di miliki oleh
siswa. Dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan wakru yang tersedia agar
tidak mengganggu waktu untuk kegiatan inti pembelajaran. Penilaian awal dapat
di lakukan melalui pertanyaan secara lisan pada beberapa siswa yang di anggap
mewakili seluruh siswa.

 Kegiatan Belajar 2: Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Terpadu


Kegiatan inti dalam pembelajaran terpadu merupakan kegiatan yang menekankan
pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Untuk menumbuhkan
pengalaman belajar siswa secara terpadu maka pembelajaran terpadu perlu di
rencanakan secara sistematis. Kegiatan inti pembelajaran terpadu menggambarkan
penggunaan strategi dan media pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang di
harapkan di kuasai siswa. Kegiatan inti pembelajaran hendaknya melibatkan siswa
sebanyak mungkin, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat langsung,
dan memenuhi kebutuhan siswa baik secara individual maupun kelompok. Dalam
pengorganisasian kegiatan inti pembelajaran terpadu, pembahasan bahan
pembelajaran harus di lakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep dari
beberapa mata pelajaran. Selain itu, pembahasan bahan pembelajaran terpadu
hendaknya di lakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran dan media
pembelajaran yang bervariasi, yang mampu mendorong upaya penemuan
pengetahuan baru.
Dalam menentukan kegiatan inti pembelajaran, guru hendaknya mempertimbangkan
faktor kompetensi yang di harapkan di capai siswa, jenis dan tingkat kesulitan materi
pelajaran, karakteristik siswa, guru, serta fasilitas, ruang, dan waktu yang tersedia.
Dalam menentukan dan menggunakan media pembelajaran, guru perlu
memperhatikan fungsi media serta kekuatan dan kelemahan dari setiap jenis media
pembelajaran.

 Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut dalam Pembelajaran Terpadu
Kegiatan akhir dan tindak lanjut di lakukan untuk memantapkan pemahaman siswa
terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung, mengetahui keberhasilan siswa
dalam kegiatan pembelajaran yang telah di jalani; serta memberikan tindak lanjut
untuk mengembangkan kemampuan yang baru di kuasai siswa. Kegiatan tindak lanjut
pembelajaran merupakan kegiatan lanjutan yang di tempuh berdasarkan pada proses
dan hasil belajar yang telah di capai siswa. Alternatif bentuk kegiatan yang bisa di
terapkan dalam kegiatan akhir adalah: meninjau kembali penguasaan siswa dan
melaksanakan penilaian. Sementara itu, alternatif kegiatan tindak lanjut adalah;
memberikan pekerjaan rumah, membahas kembali bahan pelajaran yang di anggap
sulit, menugaskan membaca materi pelajaran tertentu, memberikan motivasi atau
bimbingan belajar, dan mengemukakan topik untuk pertemuan berikutnya.

MODUL 3
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

 Kegiatan Belajar 1: Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran dalam


Pembelajaran Terpadu

Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua keterampilan yang harus di kuasai
guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu. Kedua keterampilan tersebut apabila
di lakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur pelaksanaannya, akan
berpengaruh terhadap kualitas proses belajar dan hasil pembelajaran. Keterampilan
membuka pelajaran merupakan keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru
dalam memulai pembelajaran terpadu, sedangkan keterampilan menutup pelajaran
adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam kegiatan mengakhiri
kegiatan pembelajaran terpadu. Guru sekolah dasar perlu menguasai dengan baik
keterampilan membuka dan menutup pelajaran sehingga dapat mengarahkan siswa
pada kondisi belajar dan pembelajaran yang kondusif dan bermakna (meaningful
learning). Untuk dapat melaksanakan keterampilan membuka pelajaran, guru harus
memahami komponen-komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
Komponen keterampilan membuka pelajaran antara lain: menumbuhkan perhatian
siswa, membangkitkan motivasi siswa, memberi acuan, dan membuat kaitan.
Sedangkan komponen menutup pelajaran mencakup kegiatan meninjau kembali
pembelajaran dan kegiatan, serta penilaian hasil pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan
membuka dan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu di lakukan dengan
mengacu pada dua prinsip, yaitu prinsip kebermaknaan dan prinsip kesinambungan
dan keutuhan.

 Kegiatan Belajar 2: Keterampilan Menjelaskan dan Bertanya dalam Pembelajaran


Terpadu

Keterampilan menjelaskan mengandung makna membuat sesuatu menjadi jelas,


informasi di jelaskan secara sistematis sehingga siswa mempunyai gambaran yang
jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan yang lain, kegiatan menjelaskan
harus berpengaruh secara langsung terhadap pemahaman siswa akan tema yang di
pelajarinya. Keterampilan bertanya merupakan kemampuan guru memperoleh
informasi tentang suatu objek yang di tanyakan dan meningkatkan terjadinya
interaksi pembelajaran yang efektif. Komponen keterampilan menjelaskan di awali
dengan melakukan perencanaan mengenai isi tema pembelajaran terpadu yang akan
di jelaskan dan menganalisis karakteristik siswa sebagai pihak yang akan menerima
penjelasan. Dalam pelaksanaannya, komponen keterampilan menjelaskan yang perlu
di kuasai guru tersebut terdiri atas; kejelasan, penggunaan contoh/ilustrasi, pemberian
tekanan, dan balikan.
Komponen keterampilan bertanya terdiri atas; pengungkapan penjelasan yang jelas
dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindahan giliran dan penyebaran
pertanyaan, pemberian waktu berpikir, pemberian tuntunan. Dalam penerapannya,
harus mengikuti prinsip-prinsip tertentu agar proses dan hasilnya dapat di capai
secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang di harapkan.

 Kegiatan Belajar 3: Keterampilan Memberi Penguatan dan Variasi dalam


Pembelajaran Terpadu
Keterampilan memberi penguatan pada dasarnya merupakan suatu kemampuan guru
dalam memberikan respon terhadap perilaku atau perbuatan siswa yang di anggap
positif, dan menyebabkan berulangnya kembali atau meningkatkatnya perilaku
tersebut. Keterampilan mengadakan variasi berkenaan dengan berubahnya suatu
keadaan yang bisa menyebabkan keadaan tersebut menjadi tidak monoton dan
membosankan atau menjenuhkan. Keadaan tersebut berkaitan dengan gaya mengajar
guru (teaching style), penggunaan alat dan media pembelajaran, dan pola interaksi
pembelajaran. Keterampilan memberi penguatan bisa di lakukan dalam bentuk verbal
melalui kata-kata atau kalimat. Bentuk penguatan verbal berupa kata-kata atau
kalimat pujian, dukungan, pengakuan, atau dorongan yang dapat menguatkan tingkah
laku dan penampilan siswa. Kata-kata atau kalimat tersebut biasanya merupakan
balikan atau informasi bagi siswa atau perilaku yang di tampilkannya. Bentuk
penguatan non-verbal ditunjukan dengan cara-cara seperti: raut wajah atau mimik
muka, gerakan atau isyarat badan (gestural reinforcement), gerak mendeteksi siswa
(proximity reinforcement), sentuhan (contact reinforcement), kegiatan yang
menyenangkan, simbol atau tanda, dan penguatan dengan benda/barang.
Keterampilan mengadakan variasi dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu
menyangkut tiga hal, yaitu variasi dalam gaya mengajar ( teaching style), pola
interaksi pembelajaran, dan variasi dalam penggunaan media pembelajaran. Variasi
dalam gaya mengajar yang dapat di variasikan oleh seorang guru seperti; penggunaan
variasi suara, variasi dengan pemusatan perhatian, variasi dengan kesenyapan, variasi
dengan kontak pandang, variasi dengan gerakan badan dan mimik, variasi dengan
perubahan posisi guru. Variasi dalam pola interaksi pembelajaran terdiri atas: pola
interaksi satu arah, pola interaksi dua arah, pola interaksi banyak arah. Variasi dalam
penggunaan media dapat di kelompokan menjadi; media visual, media audio, dan
media audio-visual.

Anda mungkin juga menyukai