Anda di halaman 1dari 13

Sitiayuwulandari

MAKALAH PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN

Mei 06, 2019

MAKALAH

“PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pesantren/ Pendidikan Non Formal

Dosen : Abdul Haq As, S.Pd.I, M.Pd.I

Kelompok :

1. Siti Ayu Wulandari (201691200101)

2. Zulva Wulandari (201691200099)

3. Wasiyah (201691200098)

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)

AT-Taqwa Bondowoso

Jln. Hos Cokroaminoto Kademangan Bondowoso


KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, dan Taufik sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENGELOLAAN PONDOK
PESANTREN”.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaa makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini bisa berguna bagi kita semua
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pesantren jika disandingkan dengan lembaga pendidikan yang pernah muncul di Indonesia merupakan
sistem pendidikan tertua saat ini dan dianggap sebagai produk budaya Indonesia yang indigenous.
Pendidikan ini awalnya merupakan pendidikan agama islam yang dimulai sejak munculnya masyarakat
islam di nusantara pada abad XIII. Beberapa abad kemudian penyelenggaraan pendidikan ini semakin
teratur dengan munculnya tempat-tempat pengajian (“nggon ngaji”). Bentuk ini kemudian berkembang
dengan pendirian tempat-tempat menginap bagi para pelajar atau para santri, yang kemudian disebut
pesantren. Meskipun bentuknya masih sangat sederhana, pada waktu itu pendidikan pesantren
pesantren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang terstuktur, sehingga pendidikan pesantren
dianggap sangat bergengsi.
Sebagai lembaga pendidikan, pesantren mengiringi dakwah islamiyah di Indonesia yang memiliki
persepsi plural dan ponpes juga dipandang sebagai agen. Bentuk ini kemudian berkembang dengan
pendirian tempat-tempat menginap bagi para pelajar atau para santri, yang kemudian disebut
pesantren. Pada waktu itu pendidikan pesantren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan
pesantren dianggap sangat bergengsi.

Sebagai lembaga pendidikan, pesantren mengiringi dakwah islamiyah di Indonesia yang memiliki
persepsi plural dan ponpes juga dipandang sebagai agen pengembangan masyarakat, dimana persiapan
sejumlah konsep kurikulum dan pengembangan SDM sangat diharapkan untuk peningkatan kualitas
ponpes itu sendiri maupun peningkatan kehidupan masyarakat.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, masalah yang akan dibahas adalah sebagai
berikut :

1. Pengertian manajemen pesantren ?

2. Jelaskan pengertian pengelolaan ?

3. Pengertian pondok pesantren ?

4. Jelaskan rekrutmen tenaga pendidik santri ?

5. Bagaimana sistem internal dan eksternal ?

6. Jelaskan rekrutmen tenaga pendidik pesantren ?

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, terdapat tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian manajemen pesantren

2. Mengetahui pengertian pengelolaan

3. Memahami pengertian pondok pesantren

4. Memahami rekrutmen tenaga pendidik santri

5. Mengetahui sistem internal dan eksternal

6. Memahami rekrutmen tenaga pendidik pesantren


BAB II

PEMBAHASAN

Manajemen pesantren

Pandangan bahwa masyarakat pesantren respon terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di tengah
masyarakat, ditunjukkan dengan kemampuan mereka mengelola pesantren melalui sistem manajemen.
Istilah manajemen berakar dari pengetahuan masyarakat modern yang sebelumnya tidak dikenal di
kalangan masyarakat tradisional. Masyarakat medern memiliki karakteristik tersendiri, yang lebih
dikenal dengan pola hidup yang rasional dan sistimatik. Sikap efektif dan efisien adalah paradigma yang
digunakan dalam setiap aktivitas masyarakat modern. Untuk menunjang agar segala aktivitas berjalan
secara efektif dan efisien, maka digunakan suatu cara yang strategis yang disebut dengan manajemen.
Maka dalam pengelolaan pesantren menggunakan seperangkat aturan manajemen yang sudah populer
di tengah masyarakat modern.

Dalam manajemen pesantren, Kiai tetap merupakan elemen dari semua kebijakan dalam pesantren
yang sifatnya makro dan secara mikro K.H Shal Mahfudh memberikan kepercayaan yang penuh kepada
para santri. Sebagaimana kebanyakan Kiai di jawa yang merupakan kelompok “elite” desa terutama
dalam struktur sosial dan politik, pengaruh Kiai dalam masyarakat Kajen masih tampak dominan sekali
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh dalam sebuah keluarga yang mempunyai sistem keluarga
batin seorang menantu yang sedang berkonflik dengan anaknya (suami istri yang konflik) maka orang
tuanya akan berkonsultasi kepada Kiai dan Nyai bukan kepada peradilan agama. Begitu juga dalam
persoalan-persoalan lainnya yang dihadapi dalam sebuah keluarga.[1]

Meskipun demikian di bidang ekonomi para Kiai di kajen sebenarnya masih belum bisa dikatakan
kelompok “elite” dalam arti kelompok kaya di desa, akan tetapi kelompok “elite kaya” di kajen masih
mengatakan bahwa ekonomi K.H Sahal Mahfudh berada di atas mereka. Di bidang sosial politik K.H
Sahal Mahfudh sangat menonjol terbukti dengan jabatan sebagai ketua MUI Jawa Tengah dan sebagai
wakil Rais’am dari Shyuriah Nahdlatul Ulama (NU)

Pengertian Pengelolaan

Hasibuan mendefinisikan pengelolaan sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatannya sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sedangkan Dubrin mengatakan bahwa pengelolaan merupakan proses menggunakan sumber-sumber
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi berdasarkan fungsi perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengawasan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapatlah diindentifiksi bahwa pengelolaan memiiki pengertian
sebagai berikut :

1. Proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan.

2. Proses yang menggunakan sumber daya organisasi.

3. Penggunaan sumber daya di lakukan secara efektif dan efisien

Pengertian Pondok Pesantren

Di dalam indonesia istilah pesantren lebih populer dengan sebutan pondok pesantren. Pondok berasal
dari bahasa arab funduq, yang berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana. Lain halnya
dengan pondok, pesantren yang berasal dari kata santri, dengan awalan pe di depan dan akhiran an
berarti tempat tinggal para santri.[2]

Rekrutmen Tenaga Pendidik Santri

Rekrutmen merupakan salah satu proses dalam pengelolaan tenaga pendidik yang bertujuan untuk
memperoleh jenis dan jumlah tenaga pendidik yang tepat, dan sesuai dengan kebutuhan . Rekrutmen
mempunyai makna sebagai suatu proses menginvestasikan manusia yang berkualitas baik dimensi
internal maupun dimensi eksternal untuk melakukan suatu kebijakan dan mengerjakan perbuatan yang
bermanfaat.

Tenaga pendidik santri yaitu pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana dalam meningkatkan dan
mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki imtaq dan iptek, tidak akan berhasil tanpa adanya
tenaga kependidikan dan tenaga pendidik. Tenga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan tingkat diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Sistem Internal Dan Eksternal

1. Sistem Internal
Permasalahan seputar pengelolaan model pendidikan pesantren dalam hubungannya dengan
peningkatan kualitas sumber daya manusia (human resource) merupakan berita aktual dalam arus
perbincangan kepesantrenan kontemporer karena pesantren dewasa ini dinilai kurang mampu
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya namun meskipun demikian setidaknya terdapat dua potensi
besar yang dimiliki pesantren yaitu:

a. Potensi Pendidikan

Potensi pola kehidupan pondok pesantren sudah terdapat dalam istilah “panca jiwa” dimana di
dalamnya memuat “6 jiwa” yang harus diwujudkan dalam proses pendidikan dan pembinaan karakter
santri. Ke enam jiwa tersebut adalah keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa kemandirian, jiwa ukhuwah
Islamiah, jiwa kebebasan, dan jiwa toleransi.

b. Pengembangan Masyarakat

Pengembangan masyarakat, setidaknya kalau dilihat secara kultural dari misi utama pesantren, serta
porsi kegiatannya secara global, dalam bidang pendidikan. Sedangkan pengembangan masyarakat,
meskipun selama ini sudah dilakukan, hanya bersifat sporadis. Kegiatan pengembangan masyarakat
belum dilakukan pesantren secara kelembagaan, di samping tampa disertai visi yang jelas, serta
perangkat pendukungnya yang memadai.

Sementara itu pengembangan masyarakat yang bermuara pada peningkatan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat dengan pendekatan kebutuhan dan permasalahan masyarakat sebagai
subyek atau objek, sedangkan kebutuhan masyarakat itu selalu berkembang dan permasalahan
masyarakat pun hampir tidak pernah absen di semua lapisan masyarakat, baik secara moril mau pun
materil, maka sesungguhnya pengembangan masyarakat akan selalu mendapat tempat sepanjang masa
di masyarakat mana pun, baik kota mau pun desa, yang masih bersifat agraris mau pun masyarakat
industri.

Meskipun demikian, tokoh yang di anggap sukses membawa sistem pendidikan pondok pesantren
adalah Raden rahmat atau yang kita kenal dengan Sunan Ampel terkait dengan sistem pengelolaan
pondok pesantren dalam interaksinya dengan perubahan sosial akibat medernisasi ataupun globalisasi,
kalangan internal pesantren sendiri sudah mulai melakukan pembenahan salah satu bentuknya adalah
pengelolaan pondok pesantren formal sekolahan mulai tingkat SD, sampai perguruan tinggi,
dilingkungan pesantren dengan menawarkan perpaduan kurikulum keagamaan dan umum serta
perangkat keterampilan yang dirancang secara systematic dan itegralistik.

Tetapi semua sistem pendidikan mulai dari teknik pengajaran, materi pelajaran, saran dan prasarananya
di desain berdasarkan sistem pendidikan modern. Tidak semua pesantren melakukan pengembangan
sistem pendidikannya dengan cara memperluas cangkupan wilayah garapan, masih banyak pesantren
yang masih mempertahankan sistem pendidikan tradisional dan konvensional dengan membatasi diri
pada pengajaran kitab-kitab klasik dan pembinaan moral keagamaan.

2. Sistem Eksternal

Berdirinya pondok pesantren pada mulanya untuk memenuhi harapan dan keinginan masyarakat
terhadap ilmu-ilmu agama. Dapat dimaklumi karenanya, bahwa dengan keinginan semacam itu
masyarakat secara sukarela memberikan bantuan baik bersifat dukungan moril maupun materil.

Rekrutmen Tenaga Pendidik Pesantren

Dalam memilih tenaga kependidikan perlu juga mempertimbangkan usia yang dikaitkan dengan jenis
pekerjaan. Bila kebutuhan tenaga kependidikan tersebut untuk menangani pekerjaan-pekerjaan fisik,
maka harus memprioritaskan kalangan muda. Sementara itu, bila pencarian tenaga kependidikan
tersebut dimaksudkan untuk menangani pekerjaan-pekerjaan psikis, pengembangan kepribadian, atau
pengembangan intelektual, sebaliknya justru lebih baik merekut calon dari kelompok orang yang lebih
relatif tau dan berpengalaman.[3]

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sistem pondok pesantren adalah sarana yang bertugas sebagai perangkat organisasi yang diciptakan
untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam pondok pesantren. Rekrutmen adalah suatu
proses untuk mencari dan menemukan orang yang tepat untuk jabatan tertentu dalam suatu lembaga
atau organisasi. Rekrutmen dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah melalui
seleksi supaya dapat ditemukan orang yang cocok dan kompeten untuk jabatan yang tersedia.

Rekrutmen tenaga kependidikan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor baik secara intern maupun
ekstern. Prinsip yang harus diperhatikan ketika akan mengadakan rekrutmen adalah, harus ada jabatan
yang kosong dan benar-benar membutuhkan tenaga pendidik.

Dalam merekrut tenaga kependidikan, harus memperhatikan analisis jabatan supaya dapat merekrut
orang yang tepat dan sesuai dengan jabatan tersebut. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing,
pengajar, dan pelatih. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor
dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah. Secara umum tenaga kependidikan adalah orang-orang
yang bekerja dalam dunia pendidikan yang memiliki syarat-syarat tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Faiqoh, 2003. Agen Perubahan di Pesantren. Jakarta Pusat: Kucica

Masyhud. Sulthon, 2003. Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka

Journal, Qomar, Mujamil, 2007.Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan

Islam. Malang: Erlangga


HASIL PENELITIAN

Penelitian ini di lakukan pada Hari Selasa Tanggal 10 April Tahun 2018 dan Hari Kamis Tanggal 12 April
2018, pada hari pertama kami melakukan wawancara dengan pengurus putri Pondok Pesantren AL
HASYIMI dan pada hari ke dua kami melakukan wawancara dengan koordinator putri Pondok Pesantren
AL HASYIMI.

Kami melakukan penelitian selama dua hari di karenakan pada hari pertama kami tidak bertemu dengan
koordinator putri, demi meyakini hasil penelitian kami, maka kami merencanakan untuk mewawancarai
beberapa pihak yaitu beberapa pengurus putri atas nama Intan Nur Fadilah dan jumiyati, selain itu pada
hari yang berbeda kami kembali untuk mewawancarai kepala sekolah MA AL HASYIMI atas nama
Hillatul Bpak Bari S.Pd.I guna untuk memperkuat hasil dari jawaban pengurus putri pada hari
sebelumnya.

Berikut adalah hasil dari penelitian kami:

A. Profil Pondok Pesantren Al Hasyimi

Pondok Pesantren AL HASYIMI berlokasi di Desa Sukosari Kecamatan Tamanan Kabupaten Bondowoso,
dengan Pengasuh atas Nama Bpk Kiai H. Muzayyin Basyuri S.Ag

Berdirinya pondok Pesantren AL HASYIMI ni bertujuan untuk menampung anak-anak yang sudah cukup
umur untuk menempuh pendidikan, selain untuk menampung anak-anak berdirinya Pondok Pesantren
AL HASYIMI ini juga didasari oleh keinginan orang tua murid yang ingin anaknya menempuh dan
mendalami ilmu-ilmu agama di Pondok Pesantren AL HASYIMI. Selanjutnya masyarakat sekitar
lingkungan Pondok Pesantren AL HASYIMI merasa nyaman karena Pondok Pesantren AL HASYIMI
memberikan rasa nyaman dan religius.

B. Perencanaan Rekrutmen Tenaga Didik Santri

Dalam melakukan perencanaan rekrutmen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan ada beberapa
tahap yang dilaksanakan yaitu:

1. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja

Perkiraan sumber daya manusia berusaha menentukan sumber-sumber daya manusia yang di butuhkan
oleh lembaga pendidikan demi kesuksesan lembaga tersebut. Proses perkiraan kebutuhan tenaga kerja
terdiri dari penilaian manajerial dan dasar penyusunan formasi. Berikut penjelasannya:

a. Penilaian Manajerial

Penilaian manejerial metode paling umum. Dengan metode ini di pikirkan perkembangan dan beban
masa datang. Analisis permintaan (demand analysis) menetapkan kebutuhan sumber daya manusia,
perkiraan sumber daya manusia (human resources forescasting) berusaha menentukan sumber daya
manusia bagaimana yang di butuhkan oleh Pondok Pesantren AL HASYIMI. Adapun bentuk perencanaan
tersebut berdasarkan hasil wawancara penelitian dengan pengurus putri Pondok Pesantren AL HASYIMI
adalah sebagai berikut:

“Perencanaan rektutmen pendidik dan tenaga kependidikan kita mengevaluasi dulu apakah kita perlu
menambah guru dan pegawai atau tidak. Tetapi berdasarkan pengalaman kami setiap tahun pondok
pesantren AL HASYIMI selalu kekurangan guru dan pegawai karena ada guru dan pegawai yang tidak
kerja lagi dengan berbagai alasan”.

b. Dasar Pengusunan Formasi

Penyusunan formasi harus didasarkan pada jenis pekerjaan, sifat, pekerjaan, perkiraan kapasitas
pegawai, jumlah dan jabatan yang di perlukan dalam jabatannya.

Hasil wawancara peneliti dengan koordinator putri Pondok Pesantren AL HASYIMI adalah sebagai
berikut:

“Penyusunan formasi perencanaan rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan jenis
pekerjaan misalnya petugas keamanan, dan guru bidang studi apa yang di butuhkan”.

Untuk mendukung informasi ini, peneliti juga mewawancarai pengurus putri Pondok Pesantren AL
HASYIMI adalah sebagai berikut:

“Biasanya penyusunan formasi di lakukan cukup sederhana, hanya melihat guru bidang studi apa yang
kurang, pegawai apa yang dibutuhkan dan berapa orang guru atau pegawai yang di butuhkan”.

2. Perkiraan Suplai Internal Sumber Daya Manusia

Langkah berikutnya dalam menganalisis ketersediaan Sumber Daya Manusia adalah proyeksi
ketersediaan sumber daya manusia adalah saat ini ke masa depan untuk mengestimasi suplai sumber
daya manusia yang tersedia selama tahun yang di rencanakan.

Ketika memproyeksikan suplai sumber daya manusia di masa depan, faktor berikut biasanya di
pertimbangkan;

a. Ketidakhadiran; Ketidakhadiran adalah kondisi yang terjadi karena seseorang tidak bisa hadir
bekerja ketika jadwal untuk bekerja . Hasil wawancara peneliti dengan Pengurus pondok pesantren AL
HASYIMI adalah sebagai berikut;

“Proses perencanaan rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan di pondok pesantren AL HASYIMI
harus memperhatikan ketidak hadiran sebagai contoh ada guru yang cuti beberapa bulan misalnya cuti
melahirkan, kuliah, sakit dan lain sebagainya. Tentu untuk mengisi kekosongan pekerjaan itu, kita harus
mencari orang lain sebagai penggantinya”.

Hal senada juga diungkapkan oleh kepala sekolah MA Pondok Pesantren AL HASYIMI sebagai berikut;
‘Ketidak hadiran adalah salah satu faktor yang menentukan dalam perencanaan rekrutmen pendidik dan
tenaga kependidikan misalnya beberapa guru yang cuti hamil dan melahirkan, beberapa guru yang tugas
belajar dan lainnya. Tentunya kita harus merekrut guru atau pegawai untuk menggantikan pekerjaan
mereka yang cuti.

b. Persediaan keahlian

Latar belakang pendidikan dan kaehlian adalah keacuan untuk melakukan perencanaan rekrutmen
pendidik dan tenaga kependidikan.

c. Faktor pendukung perencanaan rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan pondok pesantren
Al Hasyimi

Adapun faktor-faktor yang sangat relevan dengan penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua
faktor, yaitu :

1. Faktor internal meliputi

Ø Pimpinan pondok pesantren,

Sebagai hasil wawancara peneliti dengan pengasuh Al Hasyimi

“.Pimpinan pondok pesantren adalah orang pertama yang paling bersemangat dan yang paling banyak
memberikan dukungan serta masukan. Beliau selalu mengarahkan agar merekrut guru-guru yang
profesional dan ikhlas dalam melaksanakan amanah sebagai pendidik atau tenaga kependidikan”.

Ø Pendidik dan tenaga kependidikan,

Hasil wawancara peneliti dengan pengasuh Al Hasyimi adalah sebagai berikut :

“Selain pimpinan pondok guru dan pegawai juga mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam
perencanaan rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan mereka selalu memberikan masukan dalam
perencanaan rekrutmen”.

2. Faktor eksternal

Ø Sebagaimana dijelaskan dimuka bahwa faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar pondok
pesantren Al Hasyimi yang meliputi manusia atau sosial budaya
CYMERA_20180412_190214.jpg

CYMERA_20180412_190959.jpg

CYMERA_20180412_191032.jpg

[1] Faiqoh, Agen Perubahan di Pesantren, Jakarta Pusat: Kucica, hal 187-188

[2] Sulthon Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva Pusaka, hal 113

[3] Journal, Mujamil Qomar, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, Malang: Erlangga,
2007, hal 46
Komentar

Diberdayakan oleh Blogger

Gambar tema oleh Michael Elkan

Foto saya

SITI AYU WULANDARI

KUNJUNGI PROFIL

Arsip

Laporkan Penyalahgunaan

Anda mungkin juga menyukai