Sabda 14 1 14-20
Sabda 14 1 14-20
Mohsi
Sekolah Tinggi Agama Islam, Pamekasan, Madura 69362
silamohsi@gmail.com
Abstract
Langghar, Kophung and Bhaqaf in Madurese society exist as a distinctive cultural entity,
whose uniqueness is continually contributing to the cultural treasures of the past.
Langghar, Kophung and Bhaqaf are a distinctive Madurese culture that has never been
lost by the gradation of the age, and the change of time. Their existence serves as a form
and effect of conservation and the expression of the strength of the Madurese community
in preserving the culture of their ancestors. The existence of langghar, kophung and
bhaqaf can be a very important part of the culture for the Madurese community,
especially in terms of ethical values, religious values, and philosophical values that are
found in them. These values continue to be searched more intensely, in an effort to
uncover the sacredness and uniqueness that are still neatly stored. One of the values
which continues to be respected in langghar, kophung and bhaqaf is the value of
religiosity which has never been dispirited up to the present.
Keywords: Langghar, Kophung, Bhaqaf, Cultural Conservation, Islamic Treasure,
Madura.
1 2
Wawancara dengan Marsiyeh di Sampang (02-03- Wawancara dengan K. Bakri di Bangkalan (03-03-
2019) dan dengan Mohsi yadi (04-03-2019) 2019).
memiliki bentuk atap yang mengerucut ke masyarakat Madura secara umum, minimal
atas. Luas Langghar sekitar 3-5 x 4-7 mendekati definisi tersebut. Tetapi
meter persegi, bergantung kebutuhan, kemudian masyarakat Madura menjadikan
untuk mereka yang menjadi guru tempat Waqaf sebagai kata benda, dengan maksud
mengaji, maka membutuhkan Langghar mendeskripsikan Langghar yang dibangun
yang lebih luas dari yang lain. di atas tanah Waqaf, yang kemudian terjadi
Demikianlah, penggunaan Langghar penggeseran pelafalan, menjadi Bhaqaf,
meliputi pelaksanaan ibadah, semisal sesuai pelafalan orang Madura.
sholat dan mengaji, dan dapat juga
Bhaqaf agak sedikit berbeda dari
digunakan sebagai tempat menerima tamu,
Langghar dan Kophung. Jika Langghar
istrirahat, dan tidur bagi golongan laki-
dan Kophung dimanfaatkan sebagai tempat
laki, ada juga yang digunakan sebagai
sholat, mengaji, menjamu tamu, istirahat
penampungan hasil pertanian (Heng, et.
dan tidur, maka akan sedikit berbeda
al., 2013: 221). Intinya Langghar adalah
dengan halnya Bhaqaf, sebab Bhaqaf
pusat kegiatan ibadah dan kegiatan laki-
hanya digunakan dan dimanfaatkan
laki. Selaras dengan hal tersebut, bentuk
terbatas pada ibadah sholat pada sela-sela
Langghar sama persis dengan bentuk
bekerja dan istirahat dari pekerjaan;
Kophung dan penggunaannya pun tak jauh
Bhaqaf hampir tidak pernah digunakan
berbeda, bahwa Kophung juga merupakan
untuk hal-hal yang lain. Selain itu
pusat pribadatan dan kegiatan laki-laki.
perbedaan Langghar atau Kophung dengan
Maka tak bisa dipungkiri bahwa Bhaqaf juga terdapat dari segi
Kophung pada dasarnya adalah benda yang penempatannya. Jika Langghar dan
sama, hanya istilah masyarakat saja yang Kophung terletak di pemukiman keluarga
membedakannya. Langghar merupakan dan pemukiman masyarakat, maka Bhaqaf
istilah yang digunakan oleh masyarakat terletak di sekitaran sawah atau ladang.
Madura pada umumnya, mulai dari
Kophung, Langghar dan Bhaqaf
Bangkalan hingga Sumenep, sedangkan
memiliki kesamaan dari segi bentuknya
Kophung merupakan istilah yang hanya
dan posisinya, yakni berada di bagian barat
digunakan dan hanya dapat dimengerti
tanah pemilik (Heng, et. al. 2013: 221) dan
oleh orang Pamekasan dan Sumenep. Jika
berbentuk panggung dengan bahan utama
istilah Kophung digunakan untuk
jati dan bambu. Oleh karenanya ketiganya
penyebutan Langghar di Bangkalan dan
dapat diwakilkan dengan istilah
Sampang, maka dapat dipastikan mereka
“Langghar” dan akan menjadi penyebutan
tidak akan mengerti dan paham.
pada paragraf-paragraf selanjutnya untuk
Kemudian, Bhaqaf adalah padanan mewakili ketiganya, kecuali dalam
kata dari Waqaf dalam bahasa Madura. beberapa hal yang sekiranya dibutuhkan
Waqaf pada dasarnya adalah kata kerja untuk penyebutan ketiganya.
yang bermakna mengalihmilikkan harta
Perempuan jarang sekali memiliki
tertentu untuk dimanfaatkan dalam
kegiatan di Langghar kecuali untuk sholat
kebaikan dan pemanfaatan itu tak
atau belajar mengaji, kadang juga untuk
menghilangkan harta tersebut
menjamu tamu dengan lauk yang ada
(Muhammad, 2005: 203). Definisi tersebut
sebagai bentuk sikap menghormati tamu.
rata-rata memang telah dipahami oleh
LANGGHAR, KOPHUNG DAN BHAQAF 17
Konservasi Kebudayaan Khazanah Keislaman Maduraa
Sabda Volume 14, Nomor 1, Juni 2019 ISSN 1410–7910E-ISSN 2549-1628
keluarga di rumah tersebut. Berbeda jika dari segi bentuknya, tetapi agak sedikit
yang bertamu adalah famili, maka berbeda dalam pemanfaatan dan
kesakralan itu bisa saja hilang dan mencair fungsinya. Kedua, Kophung, Langghar
karena majlis kekeluargaan. dan Bhaqaf memiliki sedikit perbedaan
dalam segi pemanfaatan, fungsi dan
Langghar, sebagai bentuk ekspresi
posisinya, seperti berikut ini. Kophung dan
kebudayaan dan keberagamaan nyatanya
Langghar difungsikan sebagai tempat
tidak hanya sebagai pembatas antara
ibadah, menerima tamu, istirahat, dan tidur
perempuan dan laki-laki dalam beberapa
bagi laki-laki; ada juga sebagian yang
hal tertentu, tetapi juga merupakan pusat
menjadikannya sebagai tempat bekerja.
perkembangan ilmu pengetahuan masa
Posisi atau peletakan Langghar dan
lalu, di mana Langghar menjadi tempat
Kophung ada di bagian barat tanah
menuntut ilmu agama bagi anak-anak usia
keluarga dan di permukiman masyarakat;
dini, bahkan ada sebagian yang diisi
sedangkan pemanfaatnan dan fungsi
dengan mempelajari kitab-kitab ulama
Bhaqaf hanya terbatas sebagai tempat
salaf. Itulah sebabnya, mengapa Madura
ibadah, istirahat dan terletak jauh dari
menjadi salah satu pusat yang nilai-nilai
pemukiman, yaitu di area sawah atau
keagmaannya kuat dan orang-orang di
ladang, mengikuti kebutuhan dan
dalamnya fanatik terhadap kepercayaan
pekerjaan para penggunanya. Ketiga,
yang dipegangnya, walaupun dalam
Langghar pada umumnya merupakan
beberapa hal bisa saja sifat fanatik yang
bentuk dari kebudayaan dan ekspresi
sedemikian bisa merepotkan dan terkesan
keberagamaan masyarakat Madura,
kaku dan jumud. Langghar sebagai
terutama dalam membatasi privasi
lembaga pendidikan awal untuk anak-anak
keluarga dari orang luar dan juga untuk
ternyata tidak hanya terjadi di Madura
menjaga martabat diri dan keluarga.
saja, tetapi juga di Jawa, Sumatra dan
Menariknya, di samping itu juga,
tempat-tempat lain (Dirdjosandjoto, 2013:
Langghar dijadikan sebagai pusat
135-139). Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan agama, bahwa pendidikan
masyarakat Madura turut andil mewarnai
anak-anak Madura berawal dari Langghar,
unsur-unsur budaya positif di Indonesia.
mulai dari pendidikan mempelajari al-
5. Simpulan Qur’an, akhlaq, dan pelajaran agama yang
sifatnya praktis.
Dari berbagai hasil penelitian yang
diungkap di atas, setidaknya ada beberapa
titik simpul yang dapat dikemukakan,
Daftar Pustaka
sebagai berikut. Pertama, istilah Langghar
umum digunakan di seluruh masyarakat Dirdjosanjoto, Pradjarta. 2013.
Madura, sedangkan Kophung merupakan Memelihara Umat. Yokyakarta:
istilah khusus yang hanya digunakan di LkiS.
Pamekasan dan Sumenep; sementara
Bhaqaf merupakan terminologi khusus, Harits, Imron Wakhid. 2011.“The Sosial
dalam kepentingan tertentu. Namun di sisi Position and Typology of
lain, juga ada penyebutan Kophung dan Madurase Woman In Madura
Bhaqaf yang merupakan benda yang sama