Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

ANTROPOLOGI DAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Disusun Oleh:
Danny Chairy Ahlaqi (19711028)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
2019
1. Definisi Sosiologi Komunikasi
Secara kebahasaan nama sosiologi berasal dari kata socious, yang artinya ”kawan”
atau ”teman” dan logos, yang artinya ”kata”, ”berbicara”, atau ”ilmu”. Sosiologi berarti
berbicara atau ilmu tentang kawan. Dalam hal ini, kawan memiliki arti yang luas, tidak
seperti dalam pengertian sehari-hari, yang mana kawan hanya digunakan untuk menunjuk
hubungan di antara dua orang atau lebih yang berusaha atau bekerja bersama. Kawan dalam
pengertian ini merupakan hubungan antar-manusia, baik secara individu maupun kelompok,
yang meliputi seluruh macam hubungan, baik yang mendekatkan maupun yang
menjauhkan, baik yang menuju kepada bentuk kerjasama maupun yang menuju kepada
permusuhan.
Selo Soermadjan dan Soelaman seomardi (Soekanto 20;2003) mengatakan bahwa,
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur
sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma- norma sosial), lembaga-lembaga
sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal
balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, seperti pengaruh hubungan timbal balik antara
segi kehidupan hukum dengan kehidupan ekonomi.
Hasan Shadily (Burhan Bungin,27:2009), secara khusus kata sosial maksudnya adalah
kata sosial secara khusus adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat, yaitu
persekutuan manusia dan selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha
mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama. Pengertian ini juga mengandung makna
bahwa Sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari
manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya (tidak sebagai individu yang
terlepas dari golongan atau masyarakatnya), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan,
kepercayaan atau agamanya
Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang berbagai hubungan antar-manusia yang terjadi di
dalam masyarakat. Hubungan antar-manusia dalam masyarakat disebut hubungan sosial.
Sedangkan definisi sosiologi komunikasi menurut Soerjono Soekanto, merupakan
kekhusus-an sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau
komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh- memengaruhi antara para individu,
individu dengan kelompok maupun antar kelompok.
Menurut Burhan Bungin (2007:31), sosiologi komunikasi adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang ilmu komunikasi dan sudut sosiologis. Pada pembahasannya sosiologi
komunikasi membahas tentang tinjauan sosiologis terhadap komunikasi baik sebagai aktivitas
sosial, interaksi sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok maupun efek sosial dari komunikasi dalam masyarakat tersebut.
Namun hal terpenting didalam sosiologi komunikasi adalah proses interaksi sosial
dan kontak sosial yang terjadi antara sesama manusia. dimana kontak sosial memiliki cara-
cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang- perorangan dan kelompok-kelompok
sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau
apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-
pola kehidupan yang telah ada.

2. Komponen – Komponen Sosiologi Komunikasi

. Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Komponen-komponen komunikasi menurut Lasswell tersebut
adalah:

1. Pengirim atau komunikator (sender/who) adalah pihak yang mengirimkan pesan


kepada pihak lain.

2. Pesan (message/says what) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal
yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari pengirim.

3. Saluran atau media (in which channel) merujuk kepada cara penyampaian pesan
kepada komunikan, apakah langsung atau melalui media massa. Dalam komunikasi
antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran
nada/suara.

4. Penerima atau komunikan (receiver/to whom) adalah pihak yang menerima pesan
dari sumber

5. Efek (with what effect) adalah apa yang terjadi pada penerima pesan setelah
menerima pesan tersebut

Apa yang dijabarkan oleh Lasswell tersebut kemudian dapat dijadikan jenis riset
komunikasi (Kriyantono, 2006), yang mencangkup:

1. Studi komunikator (who), yaitu studi mengenai komunikasi sebagai individu


maupun institusi.
2. Studi pesan (says what), yang merupakan studi mengenai isi pesan, analisis teks,
semiotik, pesan verbal maupun nonverbal, untuk iklan atau analisis program.

3. Studi media (in which channel), yaitu studi mengenai media (salurannya).

4. Studi khalayak (to whom), yaitu studi mengenai khalayak atau komunikan.

5. Studi efek (with what effect), yaitu studi mengenai efek yang merupakan
dampak dari terpaan pesan komunikasi

3. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi


Menurut Burhan Bungin (2006:27-31) Sosiologi komunikasi terdiri dari 4 konsep yang
sekaligus menjadi ruang lingkup sosiologi komunikasi. Ke-empat konsep tersebut yakni
sosiologi, masyarakat, komunikasi & teknologi komunikasi & informasi.

a. Sosiologi
Kata sosiologi berasal dari kata sofie, yang artinya bercocok tanam, kemudian
berkembang menjadi socius yang dalam Bahasa latin berarti teman atau kawan. Berkembang
lagi menjadi kata sosial yang artinya berteman, atau berserikat. Secara khusus kata sosial
bertujuan untuk mengartikan semua hal yang berhubungan dengan berbagai kejadian dalam
masyarakat, yaitu persekutuan atau perkumpulan manusia dalam meraih tujuan dan
memperbaiki kehidupan bersama. ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan
sebagainya),hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala social dengan gejala non-
sosial (misalnya: gejala geografis, biologis, dan sebagainya), dan ciri-ciri umum semua
gejala-gejala sosial

b. Masyarakat
Menurut Ralph linton (Soekanto:24:2003), masyarakat merupakan sekelompok manusia
yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur
diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Selo Soemardjan
(Soekanto,24:2003) menyatakan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang
menghasilkan kebudayaan. Berdasarkan definisi tersebut, maka disimpulkan
bahwa masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup bersama-sama dalam waktu
yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta
melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia
tersebut.. Hubungan antara manusia, kemudian melahirkan keinginan, kepentingan,
perasaan, kesan dan penilaian. Keseluruhan itu kemudian mewujudkan adanya
system komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara
manusia dalam masyarakat tersebut. Dalam system hidup tersebut, maka muncul budaya
yang mengikat antara satu manusia dengan yang lain.

c. Komunikasi
Thedornson and Theodornson (Burhan bungin,30:2009), memberi batasan lingkup
berupa penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap atau emosi dari seorang atau
sekelompok kepada yang lain terutama melalui symbol-simbol. Garbner yang dikutip olleh
Mcquail dan Windhal (Burhan Bungin,31:20090, mendefinisikan komunikasi sebagai
interaksi sosial melalui pesan-pesan.
Onong Uchyana (2002:11), mengatakan bahwa komunikasi sebagai proses,
pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran ata perasaan seseorang
(komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informas
atau opini yang muncul dari benak komunikator. Perasaan bisa berupa keyakinan,
kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, maupun kegairahan yang
muncul dari dalam hati. Berdasarkan berbagai definisi tersebut, maka disimpulkan bahwa
lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang terkait dengan substansi
interaksi sosial orang-orang dalam masyarakat; termasuk komunikasi yang dilakukan
secara langusung maupun dengan menggunakan media komunikasi.

d. Teknologi Media Informasi


Istilah teknologi telematika (telekomunikasi, media dan informatika) berawal dari
istilah teknologi informasi (Information Technology atau IT). Istilah ini mulai popular di
akhir decade 70- an. Pada masa sebelumnya, teknologi informasi masih disebut dengan
istilah teknologi komputer atau pengolahan data elektronik atau Electronic Data Processing
(Burhan Bungin:29:2009).
Menurut Alter (Burhan Bungin,30:2009), teknologi informasi mencakup perangkat
keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data
seperti menangkap, mentrasmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi atau
menampilkan data. Martin (Burhan Bungin,30:2009), mendefinisikan teknologi informasi
tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang
digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup
teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
4. Kompleksitas dan Objek Kajian Sosiologi Komunikasi

1. Kompleksitas Sosiologi Komunikasi

   Studi sosiologi komunikasi bersifat interdisipliner. Artinya, sosiologi tidak saja membatasi
diri pada persoalan komunikasi dan seluk beluknya, tetapi juga membuka diri pada kontribusi
disiplin ilmu lainnya seiring dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman. Karena
bersentuhan langsung dengan berbagai disiplin ilmu, maka studi sosiologi komunikasi
menjadi rumit atau kompleks.

     Studi sosiologi komunikasi ikut dipengaruhi oleh perkembangan berbagai bidang ilmu di
sekitarnya mulai dari perkembangan teknologi, budaya, sosiologi, hukum, ekonomi, dan
bahkan negara. Bidang ilmu yang paling mempengaruhi perkembangan sosiologi komunikasi
adalah teknologi komunikasi dan informasi. Hal ini terjadi karena perubahan dan kemajuan
teknologi komunikasi cenderung membawa dampak yang cukup besar terhadap kemajuan dan
perubahan pada bidang-bidang ilmu lainnya seperti budaya dan ekonomi.

Hingga saat ini


kajian sosiologi selalu tertinggal jauh dari perkembangan tekenologi telekomunikasi.
Berbagai teori dirsakan cepat usang dan sudah tidak up-to date lagi, begitupula
perspektif yang semula dianggap penting untuk dikembangkan dalam studi-studi
komunikasi menjadi semakin kompleks dalam waktu singkat. Begitupula kaitan studi
sosiologi komunikasi dengan disiplin ilmu lain setiap saat dipandang sangat membantu
kajian-kajian sosiologi komunikasi. Sementara kekhawatiran yang ada bahwa terasa
begitu sedikit para ahli yang ikut memikirkan kajian ini, padahal kenyataannya sudah
sangat banyak di masyarakat. salah satu pemicu perkembangan sosiologi komunikasi
yang cepat ini disebabkan karena sosiologi komunikasi tidak berkembang pesat seperti
perkembangan teknologi. Pacu memacu antara teknologi dan teori di ranah wacana,
aplikasi dan masyarakat ini yang kemudian setiap saat melebarkan arena objek sosiologi
komunikasi.

2. Objek Kajian Sosiologi Komunikasi

  Setiap bidang ilmu dalam rumpun ilmu-ilmu sosial memiliki objek kajian formal yang sama
yaitu manusia. Manusia adalah objek yang tidak pernah habis dibahas dari berbagai aspek dan
sudut pandang dalam konteks mikro, makro, fisik, metafisika, bahkan dalam konteks
spiritualnya. Objek formal manusia yang dimaksud adalah dalam konteks individu,
kelompok, masyarakat, dunia serta aspek-aspek sosiologis yang mengitarinya.

          Objek formal dalam studi sosiologi komunikasi menekankan pada aspek aktivitas
manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan aktivitas sosiologis yaitu proses sosial dan
komunikasi, aspek ini merupakan aspek dominan dalam kehidupan bersama orang lain.
Aspek lainnya adalah telematika dan realitasnya. Aspek ini menyangkut persoalan teknologi
media, teknologi komunikasi dan merupakan berbagai persoalan konvergensi yang
ditimbulkan termasuk realitas maya yang dihasilkan oleh telematika sebagai ruang publik
baru yang tanpa batas dan memiliki masa depan yang cerah bagi ruang kehidupan. Sebaliknya
perkembangan telematika dan aspek-aspeknya serta pengaruhnya terhadap perkembanagn
media massa memberikan efek yang luar biasa pada masyarakat.

    
      Efek media memiliki ruang bahasan yang luas terhadap konsekuensinya pada proses-
proses sosial, menyangkut individu, kelompok, masyarakat maupun dunia, termasuk aspek-
aspek yang merusak seperti kekerasan, pelecehan, penghinaan, bahkan sampai pada masalah-
masalah kriminal. Pengaruh efek media juga ikut membentuk life style dan kelahiran norma
sosial baru di masyarakat terutama pada masyarakat kosmopolitan, sekuler, cerdas,
professional, materialis, hedonis serta modis.

         Perkembangan telematika tidak saja memasuki ranah sosial, namun juga memasuki
ranah hukum dan bisnis. Hal ini disebabkan oleh konsekuensi dominasi telematika dalam
kehidupan masyarakat pada umumnya. Ketika telematika sampai pada kemampuannya
menciptakan masyarakat baru yaitu cybercommunity, maka kebutuhan pada cyberlaw menjadi
mutlak ada dan mengatur seluruh fungsi sirkulasi serta peredaran aspek-aspek kehidupan
sosial sebagaimana kebutuhan suatu sistem sosia

Anda mungkin juga menyukai