Anda di halaman 1dari 82

LINGKUNGAN KERJA

FAKTOR-FAKTOR FISIKA
DI TEMPAT KERJA
TEMPAT KERJA DAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA

Tempat kerja:
Tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap dimana tenaga kerja bekerja , atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana
terdapat sumber-sumber bahaya. (Reff: UU RI No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja)
Faktor lingkungan kerja
Potensi-potensi bahaya yang kemungkinan terjadi di lingkungan
kerja akibat adanya suatu proses kerja. (Reff: PerMenakertrans 13/2011)

F. Kimia F. Fisika

F. Biologi
Higiene Perusahaan

Disiplin ilmu tentang pengenalan, evaluasi dan


pengendalian faktor lingkungan yang terdapat
di tempat kerja untuk mencegah timbulnya
penyakit.
NB: Bersifat teknis; sasarannya tempat kerja
Faktor Fisika di tempat kerja :
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.13/MEN/X/2011)

• Kebisingan
• Iklim Kerja
• Getaran
• Radiasi frekwensi radio dan gelombang mikro
• Radiasi ultra ungu (ultraviolet)
Kebisingan
Defenisi :
semua suara yg tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran.

Dampak :
• Gangguan Kenyamanan
• Gangguan Komunikasi
• Gangguan Pendengaran
• Gangguan Psikologis
Sumber kebisingan di LK
1. Fan Noise
2. Jet Noise
3. Pipe Noise
4. Pump Noise
5. Furnace dan Burner Noise
6. Electrical Equipment Noise
7. Blower
8. Mesin dan Peralatan kerja, dll
MONITORING KEBISINGAN DI TEMPAT KERJA
Sound Level Meter
Sound Level Meter adalah alat yang dapat digunakan untuk
mengukur besarnya intensitas suara dengan lokasi tetap dan
waktu pengukuran tertentu.

Octave band analyzer


Digunakan untuk mengukur besarnya intensitas suara pada
frekwensi yang berbeda-beda.

Noise dosimeter
Digunakan untuk mengukur besarnya intensitas suara yang
diterima oleh tenaga kerja selama waktu kerja dengan lokasi
yang bergantung pada pergerakan di tempat kerja.
Pengukuran kebisingan :
• Pada sumber kebisingan
• Pada daerah sebaran kebisingan
• Pada penerima
Cara pengukuran
• Di tempat kerja
• Setinggi indera pendengaran (telinga)
• Menurut waktu : - Pengukuran sesaat
- Interval waktu
- Kontinyu
Alat SLM dengan Octave Band Analyzer
Alat Noise dosemeter
Nilai Ambang Batas (NAB)
Kebisingan

Kepmenaker No. Kep. 13/Men/2011


NAB untuk kebisingan dalam waktu tidak
melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu
adalah 85 dBA.
Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan
(Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.13/MEN/X/2011
tentang NAB Faktor Fisika dan Kimia di tempat kerja)

 Dikelompokkan sesuai waktu pemajanan/hari


 Diperuntukkan bagi perlindungan tenaga kerja
 Diterapkan pada tempat kerja

Waktu pemajanan/hari Intensitas


(dBA)
8 Jam 85
4 88
2 91
……. ……. …….
0,11 139
Pengaruh kebisingan pada TK

1. Auditory effect
NIHL terjadi beberapa tahun setelah terpapar
kebisingan, pemaparan kebisingan yg berulang
menyebabkan TTS menjadi PTS.
Efek Kebisingan Pada Manusia

a. Pergeseran ambang dengar


sementara (Temporary threshold Shift)
Kerusakan bersifat temporer, ada
gaung pd akhir paparan, sering diiringi
bunyi ringing dalam telinga (auditory
fatiq)
Waktu pemulihan : 13 jam – 16 jam.
b. Noise Injured Hearing Loss (NIHL)
Terjadi pertama kali pada frekuensi 4000 Hz,
kemudian dapat menyebar pada frekuensi
1500 Hz – 3500 Hz.

c. Permanent Threshold Shift


NIPTS terjadi karena kerusakan pada rambut
– rambut syaraf di rumah siput (cochlea)
pada kebisingan 140 dB.
Jenis suara wicara Lp (dBA)

Max suara manusia 88


Berteriak 82
Sangat keras 74
Meningkat dari normal 65
Normal 57
Relaks 50
Berbisik 40
Pengaruh kebisingan pada TK

2. Extra auditory effect


Mempengaruhi organ tubuh lain seperti :
jantung, kelenjar syaraf endokrin dan proses
biokimiawi.
Keluhan : pusing, sakit kepala, mual, letih, lesu.
PENGENDALIAN KEBISINGAN DI TEMPAT KERJA

1. Pengendalian Teknis

 Eliminasi sumber bising


 Penggantian komponen peralatan yang
menjadi sumber bising
 Penggunaan noise barrier
 Perawatan peralatan yang menghasilkan bunyi
secara periodik
2. Administrative control
Pengendalian administrasi merupakan upaya
pengendalian dengan menggunakan kebijakan dan
peraturan sehingga pajanan faktor lingkungan dari
tempat kerja tidak melampaui Nilai Ambang Batas.
 employee training and education
 limiting exposure time and work schedules
Waktu pemajanan/hari Intensitas
(dBA)
8 Jam 85
4 88
2 91
……. ……. …….
0,11 139
3. Personnel Protective Equipment

Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang


mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga
kerja dari potensi bahaya di tempat kerja.
Alat pelindung telinga ear muff
Alat pelindung telinga ear plug
Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor: PER.13/MEN/X/2011
Iklim Kerja: hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,
kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan
tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja
sebagai akibat pekerjaannya.
1. Proses produksi yang menggunakan energi panas
 Pembakaran (firing)
 Peleburan
 Dapur

2. Tempat kerja yang langsung terkena sinar matahari


 Pekerjaan luar ruangan (misalnya area penambangan)
Evaluasi Tekanan Panas
Indeks Suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index):
Parameter untuk menilai tingkat tekanan panas yang
merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu
basah alami dan suhu bola.

Suhu kering (Dry Bulb Temperature):


suhu yang ditunjukkan oleh termometer suhu kering.

Suhu basah alami (Natural Wet Bulb Temperature):


suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola basah alami (natural wet
bulb thermometer)

Suhu bola (Globe Temperature):


suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola (globe thermometer).
Risk Control
1. Pengendalian Teknis
 Menurunkan suhu dan kelembaban udara
dengan teknologi yang tepat
 Relokasi sumber panas
 Isolasi sumber panas
 Terapkan ventilasi industri
 Meningkatkan gerakan udara (jika t < 35 C)
ambien
0
Risk Control
2. Administrative Control
 Petakan area kerja yang memiliki potensi
beban kerja panas
 Penempatan tenaga kerja berdasarkan
kualifikasinya
 Minimalkan paparan terhadap sumber panas
 Penerapan siklus waktu istirahat (work rest cycle)
 Mengurangi beban kerja fisik tenaga kerja
 Penyediaan air minum
 Pemeriksaan kesehatan terkait
Risk Control

3. Alat Pelindung Diri

 Menggunakan topi/pakaian yang mampu


melindungi terhadap paparan panas dan
nyaman untuk melakukan pekerjaan
 Penyediaan pakaian kerja yang mudah
menguapkan panas dari tubuh tenaga kerja
GETARAN
DALAM KEGIATAN INDUSTRI PADA
UMUMNYA MENGGUNAKAN MESIN-
MESIN ATAU PERALATAN MEKANIS YANG
DIJALANKAN DENGAN SUATU MOTOR.
SEBAGIAN DARI KEKUATAN MEKANIS
TERSEBUT DISALURKAN KEPADA TUBUH
OPERATOR ATAU PEKERJA DALAM BENTUK
GETARAN MEKANIS.
Getaran
Defenisi :
Gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah
bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya.

Pemaparan getaran pada tenaga kerja:


 Getaran seluruh tubuh
(whole body vibration)

 Getaran lengan dan tangan


(segmental vibration, e.g. hand-arm vibration)
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PER.13/MEN/X/2011
TENTANG
NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DAN FAKTOR KIMIA
DI TEMPAT KERJA

BAB II
NAB FAKTOR FISIKA
Pasal 7

NAB getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung


pada seluruh tubuh ditetapkan sebesar 0,5 meter per detik
kuadrat (m/det2)
Nilai Ambang Batas Getaran
Untuk Pemajanan Lengan dan Tangan

Jumlah waktu Nilai percepatan


pemajanan pada frekuensi dominan
per hari kerja ( m/det2)
   
4 jam dan < 8 jam 4
2 jam dan < 4 jam 6
1 jam dan < 2 jam 8
< 1 jam 12
Which jobs and industries are most likely
to be affected by WBV?
• Among those most at risk are regular drivers of:

o Agriculture
Tractor operators
o Construction
Heavy equipment vehicles
o Forestry
Tractor operators
o Mining
Quarrying vehicles
o Transportation
Buses, Trains
o Manufacturing
Operators of large machinery and vibrating fixed plant equipment
Kenapa mengukur getaran
Efek kepada pekerja :

• Kenyamanan

• Kesehatan

• Keselamatan
Vibration Exposure
Whole Body

Driving Industrial Trucks


and Heavy equipment
generates Vibration
Health effects.
Vibration Exposure
Whole Boddy
Vibration
Whole Body Pad Location Examples:

Seat.
Back Rest.
Standing.
Vibration Exposure
Hand Arm
Measurements and sensor location
must be done in each work area.
Vibration Exposure
Hand Arm
Health Effects
Hand Arm

Vascular and circulation problems.


Neurológical.
Muscular disorders
Others
Efek yang timbul karena getaran
• Getaran mekanis mengakibatkan :

– WB : Timbulnya resonansi/turut bergetarnya alat-


alat tubuh yang juga bersifat mekanis.

– HA : Kelainan pada persyarafan, peredaran darah


dan kerusakan-kerusakan pada persendian tulang
Health Effects
Vascular Disorders

Muscle

Normal Damage
Artery Artery

Normal
flow
Flow
Restriction
Symptoms – Latter stages
• Occur in all seasons
• On and off job
• Triggered by
– Cold
– Vibrating objects
– Nicotine
• Severe Cases
– Gangrene
– Amputation
Risk Control

Whole Body Vibration

 Preventing transmission of vibration to the worker through


the floor
 Insulation of seats and head rests
 Limiting the time spent on vibrating surfaces
 Avoid resonance and excessive vibration
 Provide worker with special boots

Hand-Arm Vibration
 Use tools with anti vibratory materials
 Regular and maintenance of tools
 Avoid contoinuous exposure
Use anti vibration gloves
Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor: PER.13/MEN/X/2011
(tentang NAB faktor Fisika dan faktor Kimia di tempat kerja)

Radiasi ultra ungu (ultraviolet): radiasi elektromagnetik


dengan panjang gelombang 180 nanometer sampai 400 nano
meter.
 Medan magnet statis: suatu medan atau area yang
ditimbulkan oleh pergerakan arus listrik
Radiasi frekwensi radio dan gelombang mikro (Mikrowave):
radiasi gelombang elektromagnetik dengan frekwensi 30 Kilo
Hertz sampai 300 Giga Hertz.
Radiasi di tempat Kerja
Radiasi:
Merupakan energi yang dihantarkan, dipancarkan, dan
diserap dalam bentuk partikel atau gelombang.

Ditinjau dari "muatan listrik"nya

Radiasi Ionisasi :
radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak sesuatu, akan muncul partikel
bermuatan listrik yang disebut ion. Ion ini kemudian akan menimbulkan efek atau
pengaruh pada bahan, termasuk benda hidup. Radiasi pengion disebut juga
radiasi atom atau radiasi nuklir.

Radiasi Non-ionisasi :
merupakan bentuk-bentuk radiasi dengan energi yang cukup untuk
mengeluarkan elektron, tetapi tidak cukup untuk membangkitkan ion.

Sumber: Kesehatan Kerja, Harrington & Gill/p.182 & K3 radiasi, A.


Sanyoto
Sinar Ultra Ungu

Radiasi Sinar Ultra Ungu


Radiasi oleh pancaran gelombang elektromagnetik dengan
kisaran panjang gelombang 180 nm – 400 nm.

Sumber Sinar Ultra Ungu


Sinar Ultra Ungu dihasilkan oleh pengelasan suhu tinggi, benda-benda
pijar suhu tinggi, lampu-lampu pijar. Terdapat juga pada sinar matahari.

Dampak pemaparan
Pada mata mengakibatkan konjungtivitis fotoelektrika. Pada kulit dapat
mengakibatkan erythema, yaitu bercak merah yang abnormal pada
kulit. Radiasi UV ke permukaan kulit secara berlebihan dapat
mengakibatkan kanker kulit, karena energi foton UV dapat memberikan
inisiasi terjadinya reaksi kimia .
Waktu Pemajanan Radiasi Sinar Ultra Ungu yg diperkenankan
PER.13/MEN/X/2011

Masa pemaparan per hari Iradiasi Efektif ( mW/cm2)


8 jam 0,0001
4 jam 0,0002
2 jam 0,0004
1 jam 0,0008
30 menit 0,0017
30 detik 0,1
0,1 detik 30
Hukum Ampere

Bila aliran arus listrik melewati sebuah kawat lurus;


maka:
1. Jempol menunjuk arah arus (dari positif ke
negatif)
2. Empat jari lainnya menunjukkan arah fluks
magnetik (berlawanan arah jarum jam)
MEDAN MAGNET STATIS

 Medan magnet statis adalah suatu medan atau area yang


ditimbulkan oleh pergerakan arus listrik
 NAB medan magnet statis untuk seluruh tubuh ditetapkan
sebesar 2 Tesla
Radiasi frekwensi radio dan gelombang mikro

Radiasi frekwensi radio dan gelombang mikro


radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang 180 nanometer
sampai 400 nano meter.

Sumber Radiasi
Biasanya ditemukan pada pemancar radio, radar dan televisi

Dampak pemaparan
Pengaruh kesehatan menyebabkan gangguan sistem syaraf, reproduksi,
dugaan leukimia dan katarak
Nilai Ambang Batas Frekuensi Radio/Gelombang Mikro

Frekuensi Power Kekuatan Kekuatan Rata-rata


Density Medan Medan Waktu
(mW/cm2) Listrik Magnit Pemajanan
(V/m) (A/m) (menit)
30kHz-100kHz 1842 163 6
100kHz-1MHz 1842 16,3/f 6
1MHz-30MHz 1842/f 16,3/f 6
30MHz-100MHz 61,4 16,3/f 6
100MHz-300MHz 10 61,4 0,163 6
Radiasi Non-Ionisasi di tempat kerja

Pengendalian
• Restrictions Exposure Time
• Distance
• Shielding (tameng), misalnya: Gogle dari kaca Cobalt
PENERANGAN DI TEMPAT KERJA

 Sebagian besar pekerjaan yang dilakukan


membutuhkan penerangan.

 Setiap tempat kerja harus mendapatkan


penerangan yang cukup untuk melakukan
pekerjaan (PMP No. 7 tahun 1964)
Penerangan di tempat kerja
 Penerangan umum
Penerangan diseluruh area tempat kerja

 Penerangan setempat
Penerangan di tempat objek kerja, baik berupa meja kerja
maupun peralatan.
Peraturan Menteri Perburuhan
No. 7 Tahun 1964

1. Penerangan umum
• Penerangan darurat minimal 5 lux
• Penerangan untuk halaman dan jalan-jalan dalam lingkungan
perusahaan minimal 20 lux
• Gudang penyimpanan barang minimal 50 lux

2. Penerangan setempat
• Pekerjaan membedakan barang kecil sepintas min. 100 lux
• Pekerjaan membedakan barang kecil agak teliti min. 200 lux
• Pekerjaan kantor yg lama dan teliti antada 500 – 1000 lux
• Pekerjaan membedakan dgn teliti min. 3000 lux
Cara mengatur penerangan
di tempat kerja
 Kekuatan sumber cahaya dalam ruang kerja perlu
diperhatikan

 Jarak sumber cahaya ke objek

 Daya pantul (reflectance) permukaan di dalam ruang kerja


sangat penting untuk diperhatikan karena akan
menentukan kecerahan (luminance) di dalam ruangan
kerja
Kualitas penerangan ditentukan oleh :
• Level Iluminasi dari sumber cahaya
• Daya pantul (reflectance) dari permukaan bidang-bidang
yang dikenai cahaya.
Reflectance = luminance/level iluminasi x 100%
• Efek silau yang disebabkan oleh pencahayaan sendiri

Jenis Material Daya pantul (%)


Tembok putih dan bersih 95
Ubin putih 85
Porselen putih, aluminium bersih, kuningan bersih 75
Tembaga bersih 65
Beton 55
Kayu basah, mebel putih kekuningan polos 45
Aluminium dan kuningan kotor 35
Tembaga kotor, baja bersih, besi cor 25
LINGKUNGAN KERJA FAKTOR KIMIA
PENGELOLAAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA

Identify Hazard Evaluate

Exposure
• Engineering control Monitoring
• Administrative control Vs
• Personal Protective Equipment Control TLV
Bahan Kimia Berbahaya
Defenisi : (Kep.Menaker RI No. 187/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja)
Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat
kimia dan atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja,
instalasi dan lingkungan.

Kriteria bahan kimia berbahaya:

• bahan beracun
• bahan sangat beracun
• cairan mudah terbakar
• cairan sangat mudah terbakar
• gas mudah terbakar
• bahan mudah meledak
• bahan reaktif
• bahan oksidator
Recognition
Chemical Information:
 Container label
 Material Safety Data Sheet (MSDS)
 Printed references
 Computer data bases
 Direct contact

Walkthrough Survey
LABEL / ETIKET

Toxic substance Reactive substance

Flammable substance
Oxidator substance

Explosive substance
SULFUR DIOXIDE
Company Contact No. (1800) 093 333

INGREDIENTS (CHEMICAL ENTITY) CAS No. % (TWA)


sulfur dioxide 7446-09-5 100 2 ppm

UN Number: 1079
Precautions for use
Properties Gas, Mixes with water
Engineering Controls:
Toxic or noxious vapours/gas
Use only in well ventilated areas
Health Hazard Information Personal Protection:
GLASSES:
Acute Health Effects: Consider chemical goggles
Risk of serious damage to eyes RESPIRATOR:
Toxic by inhalation Type E filter of sufficient capacity
Chronic Health Effects:
None recorded Safe handling Information
Storage & Transport:
First Aid Keep container tightly closed
Spill & Disposal
Swallowed: Dilute with water
Give milk or water (if conscious) Fire Fighting
Urgent Medical Attention Water spray/ fog
Eye:
Wash with running water (15 mins) Advice to doctor
Medical attention
Treat symptomatically
PAPARAN BAHAN KIMIA
NILAI AMBANG BATAS (NAB)
Ada 2 kelompok standard Higiene Industri :

1. Treshold Limit Value, dikeluarkan ACGIH (non government)


2. Permisible Exposure Limit, dikeluarkan OSHA (government)
Kebanyakan nilai TLV & PEL sama, maka OSHA memutuskan
untuk mengadopsi TLV & mensahkannya menjadi standard HI.

Manfaat dari Nilai Ambang Batas :

1. Sebagai kadar standard untuk perbandingan


2. Pedoman unuk perencanaan alat kendali
3. Substitusi bahan-bahan yang berbahaya dengan yang kurang
berbahaya
4. Membantu menentukan gangguan kesehatan, timbulnya penyakit
dan hambatan effisiensi kerja
Nilai Ambang Batas (NAB)
Defenisi:

Standard faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-


rata tertimbang waktu (time weight average) yang dapat diterima tenaga
kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40
jam seminggu.
Kategori NAB faktor kimia : (PER.13/MEN/X/2011)
• NAB rata-rata selama jam kerja (TWA); kadar bahan-bahan kimia rata-rata
di udara lingkungan kerja selama 8 jam per hari atau 40 jam per minggu.
• Paparan Singkat Diperkenankan (PSD/STEL); kadar zat kimia di udara
tempat kerja yang tidak boleh dilampaui agar tenaga kerja yang terpapar
pada periode singkat yaitu tidak lebih dari 15 menit masih dapat
menerimanya tanpa mengakibatkan iritasi, kerusakan jaringan tubuh
maupun terbius yang tidak boleh dilakukan lebih dari 4 kali dalam satu hari
kerja.
• Kadar Tertinggi Diperkenankan (KTD/CEILING); kadar bahan kimia di udara
tempat kerja yang tidak boleh dilampaui meskipun dalam waktu sekejap
Ricki M. Mulia
selama tenaga kerja melakukan pekerjaan.
Risk Control
1. Engineering controls:
Remove hazard
Requires little or no employee action

2. Administrative controls:
Manage exposure
Requires employee action

3. Personal protective equipment (PPE)


Last line of defense, behind engineering and
administrative controls
Requires individual employee action
Engineering control
Engineering control (Pengendalian teknis) merupakan
upaya pengendalian dengan menggunakan pendekatan-
pendekatan teknis sehingga pajanan faktor lingkungan
dari tempat kerja tidak melampaui Nilai Ambang Batas.

 Eliminasi
 Substitusi
 Isolasi
 Ventilasi
Administrative control

Pengendalian administrasi merupakan upaya


pengendalian dengan menggunakan kebijakan
dan peraturan sehingga pajanan faktor
lingkungan dari tempat kerja tidak melampaui
Nilai Ambang Batas.
Personnel Protective Equipment
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga
kerja dari potensi bahaya di tempat kerja.
• Respiratory protection
• Eye and face protection
• Hand and arm protection
• Feet and legs

Anda mungkin juga menyukai