Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada


tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum
sebelumnya, yang menjadi titik tekan pada Kurikulum 2013 ini adalah adanya
peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kemudian, kedudukan
kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi
pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Dapat dipahami bahwa Kurikulum
2013 pula pada proses pembelajaran tematik seperti yang tercantum dalam
Permendikbud No. 57 Tahun 2014, bahwa setiap mata pelajaran disajikan dengan
tema.
Selain itu, pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep
belajar sambil melakukan sesuatu (Learning by doing). Oleh karena itu, guru
perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar
menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran
lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang akan dipelajari akan
membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan
pengetahuan. Pembelajaran tematik di SD/MI akan sangat membantu siswa,
karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala
sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).
Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa belajar tidak pernah akan
berhasil dalam arti yang sesungguhnya bila dilakukan dalam suasan yang
menakutkan.Belajar hanya akan efektif bila suasananya suasana hati peserta didik
berada dalam kondisiyang menyenangkan.Artinya dalam pelaksanaan
pembelajaran diperlukan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Startegi
dan metode pembelajaran yang ideal

1
ialah strategi maupun metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual,
efektif, dan efisien serta memiliki kebermaknaan bagi peserta didik.
Masalah pelaksanaan pembelajaran, tentu tidak terlepas dari Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Yang telah dibuat. Sebab, RPP merupakan
gambaran atau perencanan singkat tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Dengan kata lain RPP adalah acuan utama dalam melaksanakan pembelajaran.
Oleh karenanya, seorang guru wajib mempersiapkan RPP terlebih dahulu, setelah
semuanya siap baru kemudian melaksanakan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa capaian pembelajaran tematik MI/SD?
2. Apa kemampuan akhir yang di capai dalam pembelajar tematik MI/SD?
3. Apa indikatir dalam pembelajaran tematik MI/SD?
4. Apa tujuan pembeljaran tematik MI/SD?
5. Bagaimana materi pembelajaran tematik MI/SD?
C.Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahuai ketercapaian pembelajaran tematik
2. Mengetahui kemampuan akhir pembelajaran tematik
3. Mengetahui indikator apa saja dalam tematik
4. Dapat mengetahui tujuan pembelajaran tematik
5. Mengetahui materi pembelajaran tematik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Capaian Pembelajaran

Memahami materi pembelajaran dengan mengimplementasikan


kurikulum 2013 berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills) untuk
membentukan diri melalui sikap sipiritual, sikap social, pengetahuan, dan
keterampilan hingga melekat sampai sepanjang hayat.

B. Kemampuan Akhir yang Diharapkan


Mampu memahami pemetaan tema dan subtema yang mncakup
kompetensi inti dan ompetensi dasar dari ketuju mata pelajaran pada mata
pelajaran tematik dalam kurikulum 2013 edisirevisi 2017/2018 di sekolah dasar.1

C. Indikator

Indikator hasil belajar adalah tujuan pembelajaraan yang diharapkan


dapat dimiliki oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaraan tertentu.
Dengan demikian,indikator hasil belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat
dioservasi (observable).Artinya, apa hasil yang di peroleh siswa setelah mereka
mengikuti proses pembelajaraan2.

Kemapuan siswa yang dapat dioservasi tersebut, menurut Abdul Majid,


mencakup ranah atau dimensi pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik), dan sikap (afektif).Ranah kognitif meliputi pemahaman dan
pengembangan
keterampilanintelektual,dengan,tingkatan:ingatan,pemahaman,penerapan/
aplikasi,analisis,evaluasi, dan kreasi. Indikator kognitif dapat dipilih menjadi
indikator produk dan proses.Ranah psikomotorik berhubungan dengan gerakan
sengaja yang dikendalikan oleh aktivitas otak,yang berupa keterampilan yang
memerlukan koordinasi otak dengan beberapa otot.Ranah efektif meliputi aspek-

1
Maulana Arafat lubis & Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI, (Yogyakarta,
Banguntapan Bantul, 2019), hlm. 15.
2
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem. . ., hlm. 137.
aspekyang berkaitan dengan hal-hal emosional seperti perasaan, nilai, apresiasi,
antusiasme, motivasi, dan sikap. Ranah afektif terentang mulai dari penerimaan
terhadap fenomena,tanggapan terhadap fenomena, penilaian, organisasi, dan
intrnasisasi atau karakterisasi. Berkaitan dengan hal ini, karakter merupakan
bagian dari indikator pada ranah efektif.3

Dari uraian di atas, jadi dapat di pahami bahwa indikator menjadi


operasionalisasi dari kompetensi dasar. Operasionalisasi menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diukur dan di opservasi oleh guru. Indikator adalah ukuran
tercapainya suatu tujuan pembelajaraan yang tersurat maupun dalam kompotensi
dasar indikator meliputi tiga ranah, yaitu sikap (afektif), pengetahuan (kognitif),
dan keterampilan (psikomotorik), seperti halnya kompotensi dasar .

Dapat dipahami bahwa pengembangan dan penyusunan indikator


berfungsi sebagai acuan dalam mengembangkan instrumen penilaian. Dalam
penilaian pembelajaraan, kita mengenal adanya teknik dan instrumen penilaian
kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Masing-masing teknik dan
instrumen memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda. Seperti teknik dan
instrumen penilaian kompetensi sikap digunakan untuk mengukur seberapa besar
pencapaian indikator hasil belajar kompetensi sikap yang di kembangkan dari
kompetensi dasar dari kelompok KI-1 (sikap spiritual) dan KD dari kelompok KI -
2 (sikap sosial).

Selain itu, indikator hasil belajar berfungsi sebagai operasionalisasi


kompetensi dasar. Indikator pencapain hasil belajar dalam silabus (dan RPP)
berfungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku
pada peserta

didik. Jika serangkaian indikator hasil belajar sudah tampak pada diri peserta
didik, target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi atau tercapai.

3
Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu . Bandung. Remaja Rosdakarya, 2017
Secara sistematis,semua fungsi tampak pada indikator hasil belajar
dirangkum dalam panduan pengembangan indikator yang dikembangkan oleh
Direktorat Manajemen pendidikan dasar dan menengah Depdiknas tahun 2008
yaitu sebagai berikut .

Pengembangan materi pembelajaraan harus sesuai dengan indikator


yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan
arah dalam pengembangan materi pembelajaraan yang efektif sesuai dengan
karakteristik mata pelajaraan, potensi, dan kebutuhan peserta didik,sekolah, serta
lingkungan.

Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh


perubahan perilaku yang dapat diukur mencakup sikap pengetahuan,dan
keterampilan mengembangkan instrumen penilaian, terlebih dahulu diperhatikan
indikator. Oleh karena itu, didalam penentuan indikator diperlukan kriteria berikut
ini.

1. Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator(lebih dari dua).


2. Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur/atau
diobsevasi.
3. Tingkatan kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan
kata kerja didalam KD maupun SK.
4. Prinsip pengembangan indikator sesuai dengan kepentingan(urgensi),
kesinambungan(kontinuitas), kesesuaiaan(relevansi), dan kontekstual.

5. Keseluruhan indikator dalam satu KD merupakan tanda-tanda perilaku


dan lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan
kemampuan sikap berfikir, dan bertindak secara konsisten.
6. Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa.
7. Berkaitan dengan standart Kompetensi dan kompetensi dasar.
8. Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara
utuh(kognitif,afektif,dan pisikomotor).
9. Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
10. Dapat diukur atau dapat dikuantifikasikan atau dapat diamati.
Dalam merusmuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan
sebagai berikut: Pertama, setiap KD(kecuali KD KI-1 dan KI-2). Dikembangkan
sekurang-kurangnya menjadi satu indikator dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran, Kedfua, Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi
yang tertuang dalam kata kerja digunakan dalam KD. Ketiga, indikator yang
dikembangkan harus dikembangkan hierarki kompetensi rumusan indikator
sekurang-kurangnya mencakup dua aspek yaitu tingkat kompetensi materi
pembelajaran

D. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi yang bersifat


operasional yang ditargetkan atau dicapai oleh siswa dalam RPP. Tujuan
pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada rumusan yang terdapat dalam
indikator, dalam bentuk pernyataan yang operasional4.Penyusunan rumusan RPP
Tematik Terpadu dijelaskan oleh Abdul Majid sebagai berikut: pertama, agar
guru dapat melakukan pemilihan materi, metode, media, dan urutan kegiatan;
kedua,agar guru memiliki komitmen untuk menciptakan lingkungan belajar
sehingga tujuan tercapail; dan ketiga, membantu guru dalam menjamin evaluasi
yang benar.

Robert F Mager mendefinisika tujuan pembelajaran adalah perilaku


yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan
tingkat kompetensi tertentu. Edwar L. Dejnozka dan David E. Kapel (1981), juga
Kemp (1977) justru memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu
pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang
diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang
diharapkan. Fred Percival dan Henry

4
Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu..., hlm. 126.
Ellington (1984) berpandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan
yang jelas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang
diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar

Fungsi dan tujuan pembelajaran yaitu: pertama, menjadi arah dan tujuan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Tujuan Pembelajaran menjadi
petunjuk bagaimana proses pembelajaran akan dilaksanakan dan seperti apa hasil
yang akan di dapatkan. Adapun petunjuk mengenai hasil pembelajaran yaitu
petunjuk bagi guru mengenai teknik penilaian pembelajaran yang akan digunakan
dalam mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Kedua, rumusan tujuan
pembelajaran menjadi bukti akuntabilitas kinerja guru. Maksutnya, melalui tujuan
pembelajaran siswa dapat memperoleh kepastian tentang kompetensi yang dapat
diraih serta kinerja dan proses pembelajaran yang harus dilalui. Dengan demikian,
kredibilitas dan akuntabilitas kinerja guru dapat semakin meningkat. Ketiga,
rumusan tujuan pembelajaran mendorong komitmen guru untuk menciptakan
pengalaman belajar yang menarik, efektif, dan efisien dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Pengalaman belajar disini yaitu kegiatan fisik maupun mental yang
perlu dilakukan oleh siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan materi
pembelajaran Perumusan tujuan harus memiliki ketentuan sebagai berikut:

1. Berorientasi pada siswa (leaner oriented). Ini artinya rumusan tujuan


pembelajaran harus selalu berpatokan pada prilaku siswa, dan bukan
prilaku guru. Dengan demikian, para pengembang RPP tidak bertanya
apa yang harus dilakukan dan dimiliki guru, akan tetapi bertanya: apa
yang harus dilakukan dan kemampuan apa yang harus dimiliki siswa
setelah berakhir kegiatan pembelajaran. Oleh sebeb itu rumusan tujuan

2. Pembelajaran harus dimulai dengan kata: “ Diharap


siswa (peserta didik) dapat...”, atau “Diharapkan siswa (peserta
didik) mampu...”.
3. Operation. Ini artinya tujuan harus dirumuskan secara spesifik dan
operasional sehingga mudah untuk mengukur tingkat kebersihan. Tugas
pengembang rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu menjabarkan
tujuan yang masih bersifat umum yang dapat kita ambil dari
kompetensi dasar. Untuk lebih jelas, dapat kita lihat cara menjabarkan
prilaku yang umum ke dalam perilaku yang operasional dan objektif.
Selanjutnya, tujuan pembelajaran harus mengandung beberapa
unsur, yaitu: 1.audience (A) : adalah peseta didik yang menjadi subjek
tujuan pembelajaran tersebut.
2.behavior (B) : merupakan kata kerja yang mendeskripsikan
kemampuan audience setelah pembelajaran
3.condition (C) : merupakan situasi pada saat tujuan tersebut
diselesaikan
4. Degree (D) : merupakan standart yang harus dicapai oleh audience
sehingga dapat dinyatakan tlah mencapai tujuan.
E. Peta Konsep

Tema dan Subtema


Pembelajaran Tematik SD/MI

Kelas I SD/MI Kelas II SD/MI Kelas III SD/MI Kelas IV SD/MI

Kelas V SD/MI Kelas VI SD/MI


5

F. Mterin Pembelajaran

5
Ibid., hlm. 16-29.
Jaringan tema yang dirancang dalam pelaksanaanpembelajran tematik
merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahiui keterkaitan isi antara
satu mata pelajaran dengan matapelajaran lainnya maka demikian, penggunaan
jaringan tema tersebut merupakan jalan pembuka yang menghasilkan upaya
terjadinya belajr bermakna.

Jaringan tema dijadikan sebagai pola hubungan antara tema-tema dengan


subtema dalam 7 mata pelajaran, seperti: PPKn, BI, MM, IPA, IPS, SBdP, dan
PJOK. Hal ini yang dikatakan sebagau tematik, karena didalamnya terdapat tema-
tema yang berisikan tujuh mata pelajaran sehingga tema tersebut dapat
terintegrasi. Setiap kelas memiliki jumlah subtema yang berbeda-beda, ada yang
berisikan empat subtema dalam satu tema dan ada yang berisikan tiga subtema
dalam eatu tema. Maka dari itu jaringan tema sangat perlu dipahami oleh guru
agar dapat mengetahui tema yang harus diajarkan kepada peserta didik

1. Kelas I SD/MI
Berikut jaringan tema kelas I SD/MI semester ganjil pada gambar 3.1
di bawah ini.
a. Jaringan Tema

Gemar berolahraga

Gemar
Gemar Kelas 1
Bernyanyi
membaca
dan menari

Gemar

menggambar

Berdasarkan gambar 3.1 di atas dapat disimpulkan bahwa pada jaringan tema
kelas satu SD/MI semester ganjil terdapat empat tema, sedangkan yang diatas
hanya sampel dari keempat tema. Tema diatas adalah tema kedu tentang
kegemaranku. Tema kegemaranku berisikan empat subtema dan dua puluh empat
pembelajaran. Artinya dalam satu semester mimilikiempat tema. Satu tema harus
menuntakan materi dengan alokasi waktu Selma satu bulan, sedangkan dalam satu
subtema dapat menuntaskan materi dengan alokasi waktu satu minggu, kemudian
dalam satu

subtema memiliki enam pembelajaran. Setiap satu pembelajaran harus


menuntaskan materi dengan alokasi waktu satu hari.

a. Penetapan Tema

Matematika
Bahasa Indonesia
3.4 menjelaskan dan
3.5 mengenal kosakata
melakukan penjumlahan dan
tentang cara memlihara
pengurangan bilangan yang
kesehatanmelalui teks pendek
melibatkan bilangan cacah
(berupa gambar,tulisan, dan
sampai dengan 99
selogan sederhana) dan/atau
dalamkehidupan sehari-
eksplorasi lingkungan.
hari serta mengaitkan
penjumlahan dan PPKn
4.5 mengemukakan
pengurangan. penjelasan tentang a
1.2 menunjukkan sikap patuhcar
memelihara
aturan agama kesehatan
yang dianut
4.4 menyelesaikan masalah
PJOK dengan pelafalan
dalam kehidupan kosakata
sehari-hari
kehidupan sehari hari yang
Bahasa Indonesia yang tepat
di rumah
3.2 memahami gerak dasar berkaitan dengan
dan dibantudengan bahasa
non-lokomotor penjumlahan dan
2.2 melaksanakan aturan
daerah.
penguranganbilangan yang
sesuaidengan konsep tubuh, yang berlaku dalam
ruang, usaha, dan melibatkan bilangan cacah
kehidupan sehari-hari di
keterhubungan dalam sampai dengan 99 rumah
berbagai bentuk permainan
sederhana dan atau tradisional. SBdP
3.2mengidentifikasi aturan
4.2 memperaktikan gerak
3.2 mengenal elemen music yang berlaku dalam
dasar non-lokomotor
melalui lagu kehidupan sehari-hari di
sesuaidengan konsep tubuh, rumah.
ruang, usaha, dan 4.2 menirukan elemen music
kegemaranku
keterhubungan dalam melalui guru 4.2 menceritakan kegiatan
berbagai bentuk permainan sesuai dengan aturan yang
sederhana dan atau tradisional berlaku dalam kehidupan
11 sehari-hari.
2. Kelas II SD/MI
Berikut jaringan tema kelas II SD/MI semester ganjil pada gambar 3.2
dibawah ini.

a. Jaringan Tema

Hidup rukun di
rumah

Hidup rukun di Kela Hidup rukun di


masyarakat tempat bermain
s II

Hidup rukun di
sekolah

12
Gambar 3.2 jaringan tema kelas II MI/SD semester ganjil.

Berdasarkan gambar 3.2 di atas dapat disimpulkan bahwa pada jaringan


tema kelas II semester ganjil empat tema, sedangkan yang di atas hanya sampel
dari keempat tema. Tema di atas adalah tema pertama tentang hidup rukun. Tema
hidup rukun berisikan empat subtema dan dua puluh empat pembelajaran. Artinya
dalam satu semester memiliki empat tema. Satutema harusmenuntaskan materi
dengan alokasi waktu selama satu bulan, sedangkan dalam satu subtemaharus
menuntaskan mater dengan alokasi waktu satu minggu, kemudian dalam satu sub
tema memiliki enam pembelajaran. Setiap satu pembelajara harus menuntaskan
materi dengan alokasi waktu selama satu hari.

b. Penetapan Tema
Bahasa Indonesia
PPKn
Merincikan ungkapan , ajakan,
1.1menerima hubungan perintah, penolakan yang
gambar bintang, rantai, terdapat dalam teks cerita atau
pohon beringin, kepala lagu yang menggambarkan
banteng, dan padi dan kapas sikap hidup rukun
dan sila-sila pancasila sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha 4.1 menirukan ungkapan, ajakan,
Esa. perintah, penolakan dalamcerita
atau lagu anak-anak
2.1bersikap bekerja sama, denganbahassa yang santun
disiplin, dan peduli sesuai sila-
sila pancasila dalam lambing
Negara, “garuda pancasila”
dalam kehidupan sehari-hari.

3.1 mengidentifikasi hubungan


antara symbol dan sila-sila
PJOK
pancasilaNegara.
dalam lambing
MM 3.1 memahami pariasi gerak
Hidup SBdP
dasar lokomotor sesuai dengan
3.1 menjelaskan makna
konsep tubuh, ruang, usaha, dan
3.2 mengenal pola irama
bilangan caca dan Ruku keterhubungan dalam berbagai
sederhana melalui la gu ank-
menentukan lambangnya
n bentuk permainan sederhana
anak
berdasarkan nilai tempat
dengan menggunakan model 4.1 memperaktikan variasi gerak a irama
4.2 menampilkanpol
kongkrit serta cara dasar lokomotor sesuai dengan g u anak-
sederhana melalui la
membacanya konsep tubuh, ruang, usaha,
anakdan
4.1 membaca dan menyajikan keterhubungan dalam berbagai
bilangan cacah dan bentuk permainan sederhana
lambangnya berdasarkan nilai dan atau tradisional
tempat dengan
menggunakan model konkrit
3. Kelas III SD/MI

Pada jaringan tema kelas tiga SD/MI semester ganjil memiliki


empat tema. Contohnya tema pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup berisikan empat subtema dan dua puluh empat
pembelajaran. Artinya dalam satu semester memiliki empat tema. Satu
tema harus menuntaska materi dengan alokasi waktu selama satu buln,
sedangkan satu subtema harus menuntaskan materi dengan alokasi
waktu selama satu minggu, kemudian dalam satu subtema memiliki
enam pembelajaran. Satu pembelajaran harus menuntaskan materi
dengan alokasi waktu satu hari.

4. Kelas IV SD/MI
Pada jaringan tema kelas empat SD/MI semester ganjil
memiliki lima tema. Contohnya tama indahnya kebersamaan. Tema
indahnya kebersamaan berisikan tiga subtema dan delapan belas
pembelajaran. Artinya dalam semester ganjil memiliki lima tema dan
empat tema di semester genap.

5. Kelas V SD/MI

Pada jaringan tema kelas lima SD/MI semester ganjil memiliki


lima tema. Contohnya tema indahnya kebersamaan berisikan tiga
subtema dan delapan belas pembelajaran. Artinya dalam satu semester
memiliki lima tema di semester ganjil dan empat tema di semester
genap.
6. Kelas VI SD/MI

Pada jaringantema kelas enam SD/MI semester ganjil


memiliki lima tema. Contoh temaselamatkan makhluk hidup berisikan
tiga subtema dan delapan belas pembelajaran.

Simpulan dari kesluruhan contoh tema di atas bahwa dalam pembelajaran


tematik tidak akan terlepas yang namanya perpaduan dan
mengintegrasikan tujuh mata pelajaran, seperti: PPKn, IPS, IPA, MM, BI,
SBdP, dan PJOK. Kurikulum 2013 sangan berbeda dengan kurikulum
KTSP. Untuk kurikulum KTSP pembelajaran tematik hanya pada kelas I
samapi III saja, sedangkan v sampai VI tetap berdiri sendiri. Setiap tahun
dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013 memiliki 8 atau 9 tema, baik
itu kelas I, II, III, IV, V, dan VI. Setiap tema didalamnya berisikan 6
pembelajaran. Maka dalam satu tahun harus menuntaskan 8 atau 9 tema,
setiap persemester harus menuntaskan 4 atau 5 tema, dalam sebulan harus
menuntaskan 1 tema, dalam satu minggu harus menuntaskan satu subtema,
dan dalam satu hari haus menuntaskan satu pembelajaran. Maka dari itu
upaya harus dilakukan dalam menerapkan pembelajaran tematik ialah
memilih tema yang dapat digunakan untuk mengikat berbagai konsep
berad dalam kompetensi dasar dan kompetensi inti dari berbagai disiplin
ilmu yang dikaji dalam berbagai mata pelajaran. Untuk itu, guru harus
memahami konsep dalam kompetensi dasar dan kompetensi inti
berdasarkan kurikulum 2013 tingkat sekolah dasar.

G. Rangkuman

Pada dasarnya kurikulum 2013 di sekolah dasar bertujuan memudahkan


tujuh mata pelajran sehingga melahirkan satu tema yang di dalamnya terdiri dari
subtema dan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu peroses interaksi
antara komponen-komponen sistem pembelajaran, konsep danpemahaman
pembelajaran dapat dipahami dengan menganalisis aktivitas
komponenpendidikan, peserta didik, bahan ajar, media, alat, prosedur, dan peroses
belajar.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan pembelajaran tematik di SD/MI secara keseluruhan


merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang bersifat konstitusional,
dilakukan secara runtut mulai dari kegiatan pendahuluan (awal), kegiatan inti, dan
kegiatan penutup (akhir), di mana dalam ketiga tahapan ini terjadi proses
pembelajaran yang menggunakan metode variatif, dan materi pembelajaran yang
kontekstual. Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran
Tematik terpadu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Berpusat pada peserta didik.
2. Pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
3. Menggunakan prinsip belajar yang menyenangkan.
4. Pembelajaran peserta didik aktif.
5. Mengawali Pembelajaran dengan Mengesankan.
6. Memberikan informasi yang jelas, sistematis, dan interaktif.
7. Memberikan penguatan secara tepat dan proporsional.
8. Menciptakan variasi dan gaya mengajar.
9. Memberikan penutup yang bermakna.
10. Bermuatan nilai, estetika, logika, dan kinestetika.

B. Saran
Manusia tidak luput dari kesalahan, dan apabila ada kesalahan penulisan
ataupun penyusunan dalam makalh ini kami mohon keritik dan saran para
pembaca. Terimakasi atas partisipasinya dan mohon maaf atas kesalahan dalam
penulisan makalahini, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Maulana Arafat dan Azizan Nashran. Pembelajaran Tematik SD/MI:


Implementasi Kurikulum 2013 Berbasis HOTS , Yogyakarta: Samudra Biru, 2019
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.Yogyakarta:
Kalimedia. 2016.
Majid, Abdul. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakaria.
2017.

Anda mungkin juga menyukai