Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No.

2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

POTENSI PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA KONDENSOR


AC SENTRAL UNTUK PEMANAS AIR HEMAT ENERGI

Azridjal Aziz1, Joko Harianto1, Afdhal Kurniawan Mainil2


1
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Riau
Jl. Subrantas, km 12,5, Pekanbaru 28293, , Telp.: 0761 566786
2
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Bengkulu
Jl. WR Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371A, Telp.: 0736 21170
Email: azridjal@yahoo.com

Abstract: Utilization Potential of Waste Heat Energy In Condenser of Central AC For


Water Heating. Central air conditioning is one type of refrigeration machine that is widely used in
large or multi-storey buildings such as offices, hotels or shopping malls. Waste heat energy from
the condenser of refrigeration machine is generally rejected as useless energy. Actually, this
thermal energy can be utilized for energy-efficient water heater, as a source of energy obtained for
free from the condenser waste heat energy. To determine the wasted heat energy that can be
used for the water heater, it is necessary to count the heating potential. The calculation and
analysis of data obtained showed that the energy potential of waste heat in the condenser that can
be used as a water heater is equal to 228.318 kW with a maximum condenser inlet temperature is
57.78 °C.

Keywords: potential, Central Air Conditioning, refrigeration machine, water heater, condenser

Abstrak: Potensi Pemanfaatan Energi Panas Terbuang Pada Kondensor Ac Sentral


Untuk Pemanas Air Hemat Energi. AC sentral merupakan salah satu jenis mesin pendingin
yang banyak dipakai di gedung-gedung bertingkat seperti perkantoran, hotel atau mal. Energi
panas yang terbuang dari kondensor pada mesin pendingin, umumnya dibiarkan terbuang begitu
saja. Energi panas ini sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan pemanas air yang hemat
energi, karena sumber energinya diperoleh secara gratis dari energi panas buang kondensor
tersebut. Untuk mengetahui energi panas terbuang yang dapat dimanfaatkan untuk pemanas air
tersebut, maka perlu dihitung potensi pemanasannya. Hasil perhitungan dan analisis data yang
diperoleh menunjukkan bahwa potensi pemanfaatan energi panas yang terbuang di kondensor
yang dapat digunakan sebagai pemanas air adalah sebesar 228,318 kW dengan temperatur masuk
kondensor maksimum sebesar 57,78 oC.

Kata kunci: potensi, AC sentral, mesin pendingin, pemanas air, kondensor

PENDAHULUAN

Mesin refrigerasi atau mesin menggunakan siklus refrigerasi kompesi


pendingin merupakan sebuah mesin uap (SKU).
yang secara termodinamika dapat Penamaan mesin refrigerasi
memindahkan energi dari area tergantung pada tujuan penggunaannya.
bertemperatur rendah (media yang akan Mesin refrigerasi yang digunakan untuk
didinginkan) ke area bertemperatur tujuan pendinginan atau penyejuk
tinggi (temperatur sekitar atau ruangan dinamakan mesin refrigerasi
temperatur lingkungan) dengan bantuan atau mesin pendingin (refrigerator
energi masukan berupa kerja kompresor. machine), sedangkan mesin pendingin
Kebanyakan mesin refrigerasi untuk yang digunakan untuk tujuan pemanasan
keperluan penyejuk ruangan beroperasi sebagai pemanas air atau pemanas
ruangan dinamakan mesin pompa kalor

569
Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

(heat pump). Mesin pendingin yang sehingga potensi pemanfaatan mesin


digunakan baik untuk tujuan pendinginan refrigerasi hibrida untuk pemanas air
dan untuk tujuan pemanasan secara perlu diketahui. Potensi penggunaan
bersamaan dinamakan mesin refrigerasi mesin refrigerasi sebagai pendingin
hibrida (hybrid refrigeration machine). ruangan sekaligus sebagai pemanas air
Untuk menjaga keseimbangan untuk diterapkan di hotel sangat besar,
termodimanika agar proses pendingingan mengingat intensitas penggunaan air
dan pemanasan berlangsung dengan panas yang cukup tinggi di perhotelan.
baik pada mesin refrigerasi hibrida, maka Mesin pengkondisian udara yang
sebagai panas tersebut harus dibuang ke beroperasi dengan SKU menggunakan
lingkungan sekitar (Cengel, 2011, refrigeran sebagai zat pendingin yang
Stoecker, 1996, Aziz, 2005, Ambarita, akan membawa kalor dari daerah
2001). bertemperatur rendah ke daerah
Penggunaan mesin refrigerasi bertemperatur tinggi. Mesin refrigerasi
sebagai pengkondisian udara ruangan yang menggunakan SKU memiliki empat
untuk gedung atau bangunan yang komponen utama. Komponen pertama
berukuran kecil sampai sedang adalah kompresor yang akan
umumnya menggunakan mesin mengkompresikan gas refrigeran
refrigerasi jenis terpisah (AC split) bertemperatur dan bertekanan rendah
dengan kapasitas pendinginan yang tidak sehingga menjadi gas refrigeran yang
terlalu besar. Sedangkan penggunaan bertemperatur dan bertekanan tinggi.
mesin refrigerasi sebagai pengkondisian Kemudian gas ini akan dikondensasikan
udara untuk gedung atau bangunan sehingga fasanya berubah menjadi
berukuran sedang dan besar biasanya cairan refrigeran bertemperatur dan
menggunakan mesin refrigerasi jenis bertekanan tinggi di dalam komponen
terpusat (AC central) yang memiliki kedua yaitu kondensor. Kondensor akan
kapasitas pendinginan yang cukup besar. melepaskan kalor ke lingkungan, dimana
Pada umumnya baik mesin refrigerasi kalor ini berasal dari kalor yang diserap
dengan kapasitas pendinginan kecil, atau diambil di evaporator (ruangan
sedang maupun besar kalor yang yang akan didinginkan) pada temperatur
dibuang di sisi kondensor yang dan tekanan rendah. Cairan refrigeran
bertemperatur tinggi, biasanya dibiarkan ini selanjutnya akan memasuki
terbuang percuma. Kalor ini bisa komponen ketiga yaitu katup ekspansi
dimanfaatkan untuk pemanas air secara sehingga tekanan dan temperaturnya
bersamaan pada saat proses penyerapan turun. Dari katup ekspansi cairan ini
kalor untuk menciptakan kenyaman akan memasuki komponen keempat
ruangan yang dihuni, sehingga didapat disebut evaporator, dimana cairan
air panas secara gratis tanpa perlu lagi refrigeran bertemperatur dan bertekanan
menggunakan elemen pemanas listrik rendah ini akan berubah fasa menjadi
untuk memanaskan air. Pemanfaatan uap atau gas karena mengambil atau
kalor buang di kondensor ini akan menyerap kalor dari lingkungan/ruangan
menghemat penggunaan energi listrik sekitar evaporator yang bertemperatur
untuk keperluan air panas. lebih tinggi. Gas refrigeran ini kemudian
Penggunaan mesin refrigerasi akan dihisap memasuki kompresor
hibrida di daerah tropis seperti Indonesia sehingga tekanan dan temperatur naik
berpotensi tinggi untuk dikembangkan. dan selanjutnya memasuki kondensor,
Saat ini penggunaan refrigerasi hibrida di proses ini akan berulang dalam suatu
Indonesia masih sangat sedikit, siklus, sehingga temperatur ruangan
umumnya mesin refrigerasi hibrida yang dikondisikan akan tercapai setelah
tersebut digunakan sebagai pendingin pengoperasian selama waktu tertentu
ruangan dan juga sebagai pemanas air, (Cengel, 2011, Stoecker, 1996).

570
Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

Besarnya kalor yang dibuang atau Kapasitas kalor yang dibuang di


dilepaskan di kondensor secara kondensor dari sebuah mesin refrigerasi
termodinamika merupakan jumlah dari dengan SKU, bergantung pada kapasitas
kerja kompresor yang diberikan pendinginan mesin di evaporator. Kalor
ditambah kalor yang diserap atau diambil yang dibuang di kondensor makin besar
oleh evaporator dari ruangan yang jika kapasitas pendinginan mesin di
udaranya dikondisikan pada kondisi evaporator juga besar, artinya potensi
nyaman (comfortable room). Kalor yang pemanfaatan kalor buang tersebut
dibuang di kondensor ini pada umumnya sebagai pengematan energi untuk
dibiarkan terbuang begitu saja tanpa keperluan pemanasan air juga semakin
dimanfaatkan. Kalor buangan kondensor besar pula. Penelitian ini bertujuan untuk
inilah yang dapat dimanfaatkan secara mengetahui potensi energi (kalor) yang
gratis untuk kebutuhan pemanas air atau dibuang di kondensor dari AC sentral
udara untuk berbagai keperluan, yang dapat dimanfaatkan untuk
sehingga terjadi penghematan energi. keperluan pemanasan air di perhotelan.
Pemanfaatan panas buang
kondensor untuk keperluan pemanasan
air telah dilaporkan oleh banyak peneliti METODE PENELITIAN
(Jie Ji, Tin-tai Chow, Gang Pei, Jun Dong,
Wei He, 2003, Fei Liu, Hui Huang, Metode yang dilakukan pada
Yingjiang Ma, dan Rong Zhuang, 2008, penelitian ini dapat dilihat pada diagram
Jie Ji, Gang Pei, Tin-Tai Chow, Wei He, alir metodologi penelitian (Gambar 1.)
Aifeng Zhang, Jun Dong, dan Hua Yi, Perhitungan potensi panas buang yang
2005, Jie Jia, dan W.L. Lee, 2014, dapat dimanfaatkan untuk memanaskan
Yilmaz, Mehmet, 2003, Rahman, M. M., air didasarkan pada prinsip-prinsip
Wai Meng, Chin. dan Ng, Adrian, 2007, termodinamika sebuah mesin refrigerasi
U. Kongre, U. V. Chiddarwar, A. sistem SKU pada kondisi siklus ideal,
Dhumatkar , R. P. C. dan Ari S, A.B., spesifikasi AC sentral yang diteliti dan
2013). Penggunaan AC yang juga data hasil pengujian yang diperoleh.
berfungsi sebagai pemanas air akan Proses pengambilan data
memberikan kinerja yang lebih baik, dilakukan pada sebuah Hotel di kota
karena adanya penghematan energi Pekanbaru yang menggunakan AC
untuk keperluan air panas. Rahmat Iman sentral untuk pengkondisian udaranya.
Mainil dan Afdhal Kurniawan Mainil, Proses pengkondisian udara pada hotel
2011, melaporkan bahwa pemanfaatan ini dilakukan oleh 3 buah chiller, dengan
panas buang chiller untuk kebutuhan air beban pendinginan berasal dari seluruh
panas di hotel dapat memanaskan air area dalam hotel, tidak termasuk gedung
hingga temperatur 56°C dalam waktu 67 pertemuan. Chiller yang dioperasikan
menit dengan syarat pemanasan pada penggunaan sehari-hari hanya 2
dilakukan secara kontinu dengan potensi buah chiller yaitu chiller II dan chiller III,
penghematan energi listrik untuk dengan beban pendingin 120 TR.
pemanasan air hingga 90%. I Made Sedangkan chiller yang tidak digunakan
Rasta, 2009 telah meneliti pemanfaatan (Chiller I) berfungsi sebagai chiller
energi panas terbuang pada kondensor cadangan yang akan dioperasikan jika
AC sentral jenis water chiller untuk terjadi kerusakan pada salah satu dari
pemanas air hemat energi. Temperatur chiller yang beroperasi.
air panas maksimum yang bisa dicapai Chiller yang digunakan adalah
adalah 34oC - 47,5 oC dalam waktu 10 tipe modular chiller seperti ditunjukkan
menit – 150 menit dengan laju aliran air pada Gambar 2. Masing-masing modular
0,5 liter/menit – 2,5 liter/menit. chiller memiliki 6 buah modul yang
bekerja secara bergantian dengan

571
Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

pengendalian temperatur evaporator Koefisien prestasi dihitung berdasarkan


pada 6oC. Modul 1 memiliki perbedaan manfaat yang diperoleh dari mesin
dengan dengan modul 2 - 6, dimana refrigerasi, apakah sebagai pendingin
modul 1 terdiri atas 3 siklus kompresi (refrigerasi) atau sebagai pemanas
uap, sedangkan modul 2 - 6 hanya terdiri (pompa kalor) atau kedua-duanya.
atas 2 siklus kompresi uap.

Kapasistas Pendinginan

Kapasitas pendinginan (QL) atau


efek refrigerasi (refrigeration effect)
merupakan jumlah energi yang diserap
oleh efrigeran di evaporator dalam basis
massa (Arora C.P., 2001).

QL = h1- h4 (kJ/kg) (1)

dimana h1 dan h4 adalah entalpi


refrigeran yang keluar dan masuk ke
evaporator.

Kerja Kompresi (wk)

Besarnya kerja kompresi (wk)


sama dengan selisih entalpi uap
refrigeran yang keluar kapasitas
pendingin kompresor dengan entalpi
uap refrigeran yang masuk ke kompresor
(Arora C.P., 2001).

wk = h2 – h1 (kJ/kg) (2)

dimana h2 adalah entalpi uap refrigeran


Gambar 1. Metodologi Penelitian yang keluar kompresor.

Kalor yang dibuang di Kondensor


(Qk)

Kalor yang dibuang oleh


refrigeran di kondensor sama dengan
kalor yang diserap oleh refrigeran di
Gambar 2. Modular Chiller dengan evaporator ditambah dengan kalor yang
6 modul setara dengan kerja kompresi di
kompresor. Qk dinyatakan sebagai
Performansi mesin refrigerasi SKU berikut (Arora C.P., 2001).
dihitung berdasarkan prinsip
keseimbangan termodinamika untuk Qk = h2 - h3 (3)
masing-masing komponen yang terlibat
dalam sistem sebagai SKU siklus ideal. atau Qk = wk + QL (4)

572
Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

dimana h3 adalah entalphi refrigeran dimana mair adalah Laju aliran massa
yang keluar kondensor air (kg/menit), Cair adalah kapasitas
panas jenis air (kJ/kg ºK), t1 & t2
adalah temperatur air masuk dan
Koefisien Prestasi (COP) keluar evaporator ( ºC ), mref
adalah laju aliran massa
COP (Coefficient of Performance) refrigeran (kg/menit), h1 dan h4 adalah
atau koefisien prestasi dipergunakan entalpi refrigeran keluar dan masuk
untuk menyatakan kinerja dari siklus evaporator (kJ/kg)
refrigerasi, yaitu perbandingan antara
kapasitas pendinginan (QL) terhadap
kerja kompresi (wk) (Arora C.P., 2001) Daya yang dibuang di kondensor

COP = QL / wk (5) Besar daya yang dibuang di


evaporator ditunjukkan pada persamaan
7.
Keseimbangan Kalor Pkond = m ref .(h2 - h3) (7)
dimana m ref adalah Laju aliran massa
Keseimbangan kalor yang terjadi refrigeran (kg/menit).
di kondensor dan di evaporator dapat Modul yang aktif pada chiller saat
ditentukan dari persamaan (6) dan (7). pengambilan data adalah sebagai
berikut:
a. Keseimbangan kalor di - Chiller II : Modul 1, modul 3 dan
kondensor modul 5
Di dalam kondensor, refrigeran - Chiller III : Modul 3 dan modul 5
akan melepaskan sejumlah kalor dan
kalor tersebut akan diserap oleh
udara (Dincer, 2010): HASIL DAN PEMBAHASAN

mref.(h2–h3) = mud. Cpud .(t2- t1) (6) Data tekanan pada Modular
Chiller yang didapatkan pada penelitian
dimana mref adalah laju aliran ini adalah sebagai berikut:
refrigeran (kg/menit), mud adalah laju · Pada Modul 1
aliran massa udara (kg/menit), Cpud Tekanan kondensasi = 220 psig
adalah kapasitas panas jenis Tekanan evaporasi =75 psig
udara pada tekanan tetap (kJ/kg K), · Pada Modul 3 dan Modul 5 (rata-
kemudian t1 dan t2 masing-masing rata)
adalah temperatur udara masuk dan Tekanan kondensasi = 216 psig
keluar kondensor (ºC). Tekanan evaporasi = 78 psig

b. Keseimbangan Kalor di Berdasarkan pada diagram


Evaporator hubungan temperatur (T) dengan entropi
Refrigeran akan menyerap kalor yang (s) dan tekanan (P) dengan entalphi (h)
dilepaskan oleh air sehingga untuk siklus kompresi uap ideal serta
temperatur air keluar evaporator tabel sifat-sifat termodinamika (Stoecker,
menjadi turun atau rendah. 1996), maka dapat diperoleh sifat-sifat
Keseimbangan kalor di evaporator termodinamika refrigeran R22 untuk
dapat dihitung dengan persamaan: Modul 1 dan Modul 3 dan Modul 5.
Diagram tekanan (P) dan entalpi
mair.Cair .(t1 – t2) = mref.(h1- h4 ) (7) (h) Modular Chiller untuk Modul 1 dapat

573
Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

dillihat pada Gambar 2. Sedangkan Hasil perhitungan sifat-sifat


diagram tekanan (P) dan entalpi (h) termodinamika refrigeran R-22 dari
Modular Chiller untuk Modul 3 dan Modul Modular Chiller Modul 3 dan Modul 5
5 dapat dillihat pada Gambar 3. dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Sifat-sifat Termodinamika R-22


Modul 3 dan Modul 5

Sifat Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4


Termofisik
Tekanan 537,791 1489,267 1489,267 537,791
(kPa)
Temperatur 2,404 38,8 38,8 2,404
(oC)
Enthalpy 406,225 432,258 248,09 248,09
(kJ/kg)
Entropy 1,7483 1,7483
(kJ/kg K)
Gambar 2. Diagram P- h Modular Chiller
pada Modul 1 (diadaptasi dari Cengel, Performansi Modular Chiller pada
2011) Modul 1, Modul 3 dan Modul 5 dihitung
Hasil perhitungan sifat-sifat menggunakan persamaan 1 sampai
termodinamika refrigeran R-22 dari dengan persamaan 7. Hasil perhitungan
Modular Chiller Modul 1 ditampilkan pada performansi ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 1.
Tabel 3. Performansi Modular Chiller (Modul
Tabel 1. Sifat Termodinamika R-22 Modul 1 1, Modul 3 dan Modul 5)

Sifat Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Performansi Modul 1 Modul 3 & 5


Tekanan 517,1 1516,8 1516,8 517,1 QL 156,7007 158,135 kJ/kg
(kPa) kJ/kg
Temperatur 1,184 39,55 39,55 1,184 wk 27,05192 26,003 kJ/kg
(oC) kJ/kg
Enthalpy 405,8 432,8 249,1 249,1 Qk 183,7526 184,168 kJ/kg
(kJ/kg) kJ/kg
Entropy 1,7501 1,7501 COP 5,792591 6,08
(kJ/kg K) Pkond 45,846 kJ/s 45,618 kJ/s
T2’ 57,78 oC 57,12 oC

Besar kalor yang terbuang di


kondensor pada Modul 1 cenderung
sama dibandingkan dengan kalor yang
terbuang pada Modul 3 dan Modul 5, hal
ini disebabkan karena nilai water flow
rate pada Modul 1 juga cenderung sama
dari Modul 3 dan Modul 5.
Setelah dilakukan perhitungan
performansi Modular Chiller dapat
diketahui total kalor yang dibuang di
kondesor dan daya yang dibuang di
Gambar 3. Diagram P- h Modular Chiller kondensor serta dapat diketahui suhu
pada Modul 3 dan Modul 5 (diadaptasi buang kompresor (lihat Tabel 3), sebagai
dari Cengel, 2011) berikut:

574
Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

1. Total kalor spesifik yang terbuang DAFTAR RUJUKAN


di kondensor yang berpotensi
sebagai pemanas air adalah: Ambarita, Himsar., 2001, Perancangan
dan Simulasi Mesin Refrigerasi
Qk = Qk CII M1 + Qk CII M3 + Qk Siklus Kompresi Uap Hibrida
CII M5 + Qk CIII M3 + Qk CIII M5 dengan Refrigeran HCR-12 sebagai
= 183,7526 kJ/kg + Pengganti R-12 yang Sekaligus
184,168 kJ/kg + Bertindak sebagai Mesin Refrigerasi
184,168 kJ/kg + pada Lemari Pendingin (Cold
184,168 kJ/kg + Storage) dan Pompa Kalor pada
184,168 kJ/kg Lemari Pengering (Drying Room),
= 920,4246 kJ/kg Tesis Pascasarjana, Program Studi
2. Total Daya atau panas yang Teknik Mesin Program
dibuang di kondensor Pascasarjana ITB.
Pkond = Pkond CII M1 + Pkond CII M3 + Arora, C. P., 2001., Refrigeration and Air
Pkond CII M5 + Pkond CIII M3 + Conditioning, Second edition, Tata
Pkond CIII M5 McGraw-Hill Inc., Singapore.
= 45,846 kJ/s + 45,618 Aziz, Azridjal., 2005, 'Performansi Mesin
kJ/s + 45,618 kJ/s + Refrigerasi Kompresi Uap Terhadap
45,618 kJ/s + 45,618 Massa Refrigeran Optimum
kJ/s Menggunakan Refrigeran
= 228,318 kJ/s Hidrokarbon', Jurnal Teknik Mesin,
= 228,318 kW vol 2, no.1, pp. 29-33.
3. Temperatur buang kompresor Cengel, Yunus A., dan Boles, Michael A.,
pada Modul 1 adalah sebesar 2011. Thermodynamics An
57,78 oC dan temperatur buang Engineering Approach, 7th Edition,
kompresor pada modul 3 dan McGraw Hill Companies, New
Modul 5 adalah sebesar 57,12 oC. York .
Dincer, Ibrahim., 2010, Refrigeration
System and Applications, Second
SIMPULAN Edition, Wiley, UK.
Ji, Jie., Chow, Tin-tai., Pei, Gang., Dong,
Berdasarkan hasil perhitungan Jun., dan He, Wei., 2003,
dan pembahasan yang telah dilakukan, 'Performance of Multi-functional
dapat diambil beberapa kesimpulan Domestic Heat-pump System',
bahwa total kalor spesifik yang terbuang Applied Thermal Engineering, vol
di kondensor yang berpotensi sebagai 23, pp. 581-592
pemanas air adalah sebesar 920,4246 Ji, Jie., Pei, Gang., Chow, Tin-Tai., He,
kJ/kg dengan total total daya atau kalor Wei., Zhang, Aifeng., Dong, Jun.,
yang dibuang di kondensor sebesar dan Yi, Hua., 2005, 'Performance
228,318 kW. Temperatur buang of multi-functional domestic heat-
kompresor maksimum yang dapat pump system', Applied Energy, vol
dimanfaatkan sebagai pemanasan air 80, pp. 307-326.
adalah sebesar 57,78 oC. Karena kalor Jia, Jie dan Lee, W.L., 2014, 'Applying
buang kondesor yang cukup besar maka storage-enhanced heat recovery
pemanfaatan energi panas buang room air-conditioner (SEHRAC) for
kondensor AC tersebut cukup efektif domestic water heating in
untuk memanaskan air untuk kebutuhan residential buildings in Hongkong',
perhotelan. Energy and Buildings, vol. 78, pp.
132 -142.

575
Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

Kongre, U. V. Chiddarwar, A.
Dhumatkar , R. P. C. dan Ari S,
A.B., 2013, 'Testing and
Performance Analysis on Air
Conditioner cum Water Dispenser',
International Journal of
Engineering Trends and
Technology, vol 4, pp. 772-775.
Liu, Fei., Huang, Hui., Ma, Yingjiang.,
dan Zhuang, Rong., 2008,
'Research on The Air Conditioning
Water Heater System',
International Refrigeration and Air
Conditioning Conference, Purdue
University, paper 893.
Mainil, Rahmat Iman., dan Mainil Afdhal
Kurniawan., 2011, 'Simulasi
Pemanfaatan Panas Buang Chiller
untuk Kebutuhan Air Panas di
Perhotelan', Jurnal Teknik Mesin,
vol. 8, no. 2, pp. 94-103.
Rahman, M. M., Wai Meng, Chin., dan
Ng, Adrian., 2007, 'Air Conditioning
and Water Heating-An
Environmental Friendly and Cost
Effective Way of Waste Heat
Recovery', Journal of Engineering
Education, vol 31, pp. 38-46.
Rasta, I Made., 2009, 'Pemanfaatan
Energi Panas Terbuang pada
Kondensor AC Sentral Jenis Water
Chiller untuk Pemanas Air Hemat
Energi', Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
CakraM, vol. 3 no. 2, pp.114-120.
Stoecker, F. Wilbert., 1996. Refrigerasi
dan Pengkondisian Udara, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Yilmaz, Mehmet., 2003, 'Performance
Analysis of a Vapor Compression
Heat Pump Using Zeotropic
Refrigerant Mixtures', Energy
Conversion and Management, vol
44, pp. 267-282.

576

Anda mungkin juga menyukai