LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Larutan merupakan campuran yang homogen antara dua zat atau lebih. Bagian
zat pencampur yang lebih sedikit disebut zat terlarut ( solute), sedangkan bagian
zat yang pencampur yang lebih banyak disebut zat pelarut ( solvent). Larutan
dibagi atas dasar sifatnya menjadi 5 bagian, yaitu larutan yang bersifat elektrolit,
non elektrolit, asam, basa, dan garam. (Sentot Budi Rahardjo, 2018)
Larutan yangmengandung dua komponen, yaitu zat terlarut dan zat pelarut
disiebut dengan larutan biner. Kelarutan didefinisikan sebagai banyaknya zat
terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam jumlah tertentu pelarut pada
temperatur konstan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat tersebut,
molekul pelarut, temperature dan tekanan.
Konsentrasi larutan merupakan parameter yang menyatakan komposisi atau
perbandingan kuantitatif anatara zat terlarut dan zat pelarut . cara untuk
menyatakan secara kuantitatif komposisi suatu larutan antara lain:
1. Persen
Persentase massa , menyatakan jumlah massa (gram) zat terlarut
dalam larutan
% massa = massa zat a /massa zat ( pelarut +terlarut) × 100%
Persentase volume,menyatakan jumlah volume(liter) zat terlarut
dalam larutan
% volume = volume zat a / volume zat (pelarut + terlarut)×100%
3. Molaritas
M = mol zat terlarut / liter larutan
M = n ×1000/ v
M = m / mr ×1000/ v
4. Molalitas
m = g/ mr×1000/p
m= molalitas
mr= massa molar zat terlarut
g = massa zat terlarut (g)
p = massa zat pelarut (g)
5. Normalitas
N = ek/v
N = M/a
N = m/mr × 1000/v × a
N = normalitas
Ek = ekuivalen zat terlarut
V = volume larutan
M = molaritas
a= valensi ( banyaknya ion)
m= massa zat terlarut
6. Fraksi mol
Fraksi mol A (x4) = mol A/ jumlah mol semua komponen
Frakasi mol zat terlarut = jumlah mol zat terlarut/seluruh jumlah mol
Fraksi mol zat pelarut = jumlah mol zat pelarut / seluruh jumlah mol
Fraksi mol zat terlarut + fraksi mol zat pelarut = 1
(Dr. Yuanidar Yusuf, M.Si. , 2019)
Dalam reaksi kimia diperlukan larutan dengan berbagai konsentrasi. Maka untuk
mendapatkan larutan dengan konsentrasi yang dibutuhkan, dilakukan pengenceran
dari larutan pekat. Pengenceran adalah penambahan air kedalam suatu larutan
tertentu dan dapat dihitung dengan persamaan berikur:
M1.VI= M2.V2
Jika suatu larutan diencerkan, volume akan meningkat dan konsentrasi akan
berkurang nilainya. Tetapi jumlah keseluruhan solute akan konstan.
( Yulia Dwi Setianti, 2017)
BAB II
METODE KERJA
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
1. Batang pengaduk
2. Bulp
3. Corong
4. Gelas beker
5. Kaca arloji
6. Kertas perkamen
7. Label nama
8. Labu ukur
9. Pipet volume
10. Spatula logam
11. Timbangan digital
2.1.2 Bahan
1. Aquadest
2. NaCl
3. NaOH
2 NaOH 1N 4 ml 100 ml
3.2 Perhitungan
Dik :
N=1
Mr NaCl = 58,5
V = 100 ml
Ek = 1
N . Mr . v
m=
ek .1000
1× 58,5× 100
= 5,85 ml
1× 1000
2. NaOH 1N dibuat 100 ml
Dik:
N=1
V = 100 ml
Mr = 40
Ek = 1
N × Mr × v
Massa =
ek × 1000
1× 40 ×100
Massa=
1× 1000
Massa = 4 ml
Dik:
N1 = 1
N2 = 0,1
V2 = 100 ML
V1 = ….
N1× V1 = N2 ×V 2
1×V 1=0,1×100 ml
0,1× 100 ml
V1 =
1
V1 = 10 ml
Dik:
Mr = 60
V = 100 ml
ρ=1,05 g /ml
m
ρ=
v
m = ρ.v
m = 105 gram
N =…
N × Mr × v
m = ek ×1000
¿
¿
m× ek ×1000
N=
mr × v
105× 1× 1000
N=
60× 100
N = 17,5
V1. N1 = V2 . N2
100× 0,5
V1 = 17,5
¿
¿
V1 = 2,85 ml
3.5 Pembahasan
Natrium hidroksida memiliki sifat higroskopis yaitu menyerap air dari udara,
dan NaOH merupakan larutan sekunder yang konsentrasinya mudah berubah
karena pengaruh udara. Itu sebabnya NaOH harus ditimbang dengan kaca arloji
bukan dengan kertas perkamen, agar ketika menyerap air dari udara tidak
menempel pada kertas perkamen.
Pemipetan yang tidak sesuai akan menyebabkan perubahan pada konsentrasi
larutan dan mengubah hasil akhirnya. faktor yang mempengaruhi ketidak sesuaian
pemipetan adalah tidak dilakukan prapembasahan,menggunakan alat ukur atau
pipet yang tidak akurat.
Factor pengenceran adalah factor yang digunakan untuk mengalikan hasil
perhitungan dalam menetapkan kadar suatu zat dalam sampel jika sampel tersebut
diencerkan dari kondisi semula menjadi konsentrasi yang lebih rendah. Rumus
factor pengenceran yaitu, FP = V2 : V1
BAB IV
KESIMPULAN