Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS FARMASI


“PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN”
Dosen Pengampu : 1. Dra. Eka Herlina, M.Si
2. Dra. Trirakhma Sofihidayati, M.Si.
3. Cantika Zaddana, S.Gz., M.Si.
4. Rikkit, S.Farm.
Asisten Dosen : Amanda putri
Nama penyusun : Afiah karimah (066121114)
Kelas : 1C
Kelompok : KELOMPOK 5
Anggota kelompok : 1. Ratma Ambar Nur’aini (066121082)
2. Vania Nurfauziyah (066121093)
3. Apriyatna Eko Purwanto (066121102)
4. Ervi Agustin (066121103)
5. Afiah Karimah (066121114)

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


1. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
2. Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu

1.2 Dasar Teori

Larutan merupakan campuran yang homogen antara dua zat atau lebih. Bagian
zat pencampur yang lebih sedikit disebut zat terlarut ( solute), sedangkan bagian
zat yang pencampur yang lebih banyak disebut zat pelarut ( solvent). Larutan
dibagi atas dasar sifatnya menjadi 5 bagian, yaitu larutan yang bersifat elektrolit,
non elektrolit, asam, basa, dan garam. (Sentot Budi Rahardjo, 2018)

Larutan yangmengandung dua komponen, yaitu zat terlarut dan zat pelarut
disiebut dengan larutan biner. Kelarutan didefinisikan sebagai banyaknya zat
terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam jumlah tertentu pelarut pada
temperatur konstan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat tersebut,
molekul pelarut, temperature dan tekanan.
Konsentrasi larutan merupakan parameter yang menyatakan komposisi atau
perbandingan kuantitatif anatara zat terlarut dan zat pelarut . cara untuk
menyatakan secara kuantitatif komposisi suatu larutan antara lain:
1. Persen
 Persentase massa , menyatakan jumlah massa (gram) zat terlarut
dalam larutan
% massa = massa zat a /massa zat ( pelarut +terlarut) × 100%
 Persentase volume,menyatakan jumlah volume(liter) zat terlarut
dalam larutan
% volume = volume zat a / volume zat (pelarut + terlarut)×100%

2. Part per million (ppm) atau bagian per juta(bpj)


 Bpj= massa komponen / total massa larutan ×1.000.000

3. Molaritas
 M = mol zat terlarut / liter larutan
 M = n ×1000/ v
 M = m / mr ×1000/ v
4. Molalitas
 m = g/ mr×1000/p

m= molalitas
mr= massa molar zat terlarut
g = massa zat terlarut (g)
p = massa zat pelarut (g)

5. Normalitas
 N = ek/v
 N = M/a
 N = m/mr × 1000/v × a

N = normalitas
Ek = ekuivalen zat terlarut
V = volume larutan
M = molaritas
a= valensi ( banyaknya ion)
m= massa zat terlarut

6. Fraksi mol
 Fraksi mol A (x4) = mol A/ jumlah mol semua komponen
 Frakasi mol zat terlarut = jumlah mol zat terlarut/seluruh jumlah mol
 Fraksi mol zat pelarut = jumlah mol zat pelarut / seluruh jumlah mol
 Fraksi mol zat terlarut + fraksi mol zat pelarut = 1
(Dr. Yuanidar Yusuf, M.Si. , 2019)

Dalam reaksi kimia diperlukan larutan dengan berbagai konsentrasi. Maka untuk
mendapatkan larutan dengan konsentrasi yang dibutuhkan, dilakukan pengenceran
dari larutan pekat. Pengenceran adalah penambahan air kedalam suatu larutan
tertentu dan dapat dihitung dengan persamaan berikur:
M1.VI= M2.V2
Jika suatu larutan diencerkan, volume akan meningkat dan konsentrasi akan
berkurang nilainya. Tetapi jumlah keseluruhan solute akan konstan.
( Yulia Dwi Setianti, 2017)
BAB II
METODE KERJA
2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Alat

1. Batang pengaduk
2. Bulp
3. Corong
4. Gelas beker
5. Kaca arloji
6. Kertas perkamen
7. Label nama
8. Labu ukur
9. Pipet volume
10. Spatula logam
11. Timbangan digital

2.1.2 Bahan

1. Aquadest
2. NaCl
3. NaOH

2.2 Cara Kerja


2.3
NaCl 1M

1. Disiapkan timbangan digital


2. Masukkan 5,85gram NaCl dengan dialasi kertas perkamen kedalam
timbangan digital
3. Buat label dengan nama NaCl yang akan dilarutkan agar tidak tertukar
4. Dimasukkan NaCl yang sudah ditimbang ke dalam gelas beker,
ditambahkan sedikit aquadest lalu dilarutkan
5. Dipindahkan larutan NaCl ke dalam labu ukur menggunakan corong
6. Gelas beker dibilas untuk menghilangkan sisa bahan yang teringgal, air
bilasannya di masukkan ke labu ukur.
7. Ditambahkan aquadest hingga garis batas.
8. Labu ukur ditutup dan dihomogenkan.
NaOH 1N

1. Ditimbang NaOH yang akan dilarutkan menggunakan timbangan


digital dan dialasi kaca arloji.
2. Dibuat label dengan nama NaOH
1. Dimasukkan NaOH yang sudah ditimbang ke labu ukur
2. Ditambahkan sedikit aquadest ke dalam labu ukur, lalu dilarutkan
hinggalarut sempurna
3. Ditambahkan lagi aquadest hingga garis batas, ditutup dan
dihomogenkaan

Larutan NaOH 0,1N dari larutan NaOH 1N

1. Diambil larutan NaOH 1N menggunakan pipet volume dan bulb


sampai garis batas.
2. Dipindahkan ke labu ukur yang sudah diberi nama dengan label
3. Lalu tambahkan aquadest hingga garis batas labu ukur
4. Ditutup lalu dihomogenkan

CH3COOH 25 % menjadi 0,5 N

1. Diambil 2 ml larutan dari hasil pengenceran sebelumnya


2. Dimasukkan kedalam labu ukur
3. Lalu ditambahkan aquadest ingga garis batas
4. Labu ukur ditutup dan dihomogenkan

NaOH 10 PPM Dari NaOH 100 ppm

1. Diambil 0,1 ml dari larutan induk menggunakan mikro pipet


2. Dimasukkan kedalam labu ukur
3. Ditambahkan dengan aquadest hingga garis batas
4. Labu ukur ditutup dan dihomogenkan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan

No Dibuat Bahan yang dipipet(ml)/ Di add (ml)


ditimbang (mg)

1 NaCl 1N 5,85 ml 100ml

2 NaOH 1N 4 ml 100 ml

3 NaOH 0,1N dari 10 ml 100 ml


NaOH 1N

4 CH3COOH 0,5 dari 2,85 ml 100 ml


25 %

3.2 Perhitungan

1. NaCl 1 N dibuat 100 ml

Dik :

N=1

Mr NaCl = 58,5

V = 100 ml

Ek = 1

N . Mr . v
m=
ek .1000

1× 58,5× 100
= 5,85 ml
1× 1000
2. NaOH 1N dibuat 100 ml

Dik:

N=1

V = 100 ml

Mr = 40

Ek = 1

N × Mr × v
Massa =
ek × 1000

1× 40 ×100
Massa=
1× 1000

Massa = 4 ml

3. NaOH 0,1 N dari NaOH 1N dibuat 100 ml

Dik:

N1 = 1

N2 = 0,1

V2 = 100 ML

V1 = ….

N1× V1 = N2 ×V 2

1×V 1=0,1×100 ml

0,1× 100 ml
V1 =
1

V1 = 10 ml

4. CH3COOH 0,5 N dari 25% dibuat 100 ml

Dik:

Mr = 60
V = 100 ml

ρ=1,05 g /ml

m
ρ=
v

m = ρ.v

m = 1,05 ml. 100ml

m = 105 gram

N =…

N × Mr × v
m = ek ×1000
¿
¿

m× ek ×1000
N=
mr × v

105× 1× 1000
N=
60× 100

N = 17,5

V1. N1 = V2 . N2

100× 0,5
V1 = 17,5
¿
¿

V1 = 2,85 ml
3.5 Pembahasan

Natrium hidroksida memiliki sifat higroskopis yaitu menyerap air dari udara,
dan NaOH merupakan larutan sekunder yang konsentrasinya mudah berubah
karena pengaruh udara. Itu sebabnya NaOH harus ditimbang dengan kaca arloji
bukan dengan kertas perkamen, agar ketika menyerap air dari udara tidak
menempel pada kertas perkamen.
Pemipetan yang tidak sesuai akan menyebabkan perubahan pada konsentrasi
larutan dan mengubah hasil akhirnya. faktor yang mempengaruhi ketidak sesuaian
pemipetan adalah tidak dilakukan prapembasahan,menggunakan alat ukur atau
pipet yang tidak akurat.
Factor pengenceran adalah factor yang digunakan untuk mengalikan hasil
perhitungan dalam menetapkan kadar suatu zat dalam sampel jika sampel tersebut
diencerkan dari kondisi semula menjadi konsentrasi yang lebih rendah. Rumus
factor pengenceran yaitu, FP = V2 : V1
BAB IV
KESIMPULAN

Dari praktikum kali ini dengan judul “PEMBUATAN DAN


PENGENCERAN LARUTAN”, maka dapat disimpulkan bahwa:
 Larutan merupakan campuran yang homogen antara 2 zat atau lebih
 Pengenceran merupakan penambahan air kedalam larutan yang pekat
untuk menghasilkan konsentrasi yang lebih rendah
 Penimbangan NaOH harus menggunakan kaca arloji
 Pengukuran atau pemipetan harus dengan teliti agar hasil akhir dan
konsentrasi nya tidak berubah
DAFTAR PUSTAKA

Dibuat dengan perpoint, sesuai kaidah penulisan daftar pustaka

Nama. Tahun. Judul Buku. Kota Penerbit: Nama Penerbit.

 Sentot Budi Rahardjo.2018.kimia berbasis eksperimen kelas X


SMA.Solo:PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
 Yulia Dwi Setianti.2017.buku klasik kimia SMA.Yogyakarta:Cakrawala
 Dr. Yusnidar Yusuf, M.Si.2019.Belajar mudah kimia analisis.Jakarta:
Educenter Indonesia
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai