NIM : P17220194052
Tingkat : 3
Kelompok : 2B
A. PENGERTIAN
Diabetes mellitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai
dengan peningkatan kadar gula darah akibat kerusakan pada sekresi insulin dan
kerja insulin (Suddart, 2013)
Faktor Resiko
D. PATOFISIOOGI
- Resistensi Insulin
Dua patofisiologi utama yang mendasari terjadinya kasus DM tipe 2 secara
genetik adalah resistensi insulin dan defek fungsi sel beta pankreas.
Resistensi insulin merupakan kondisi umum bagi orang-orang dengan
berat badan overweight atau obesitas. Insulin tidak dapat bekerja secara optimal
di sel otot, lemak, dan hati sehingga memaksa pankreas mengkompensasi untuk
memproduksi insulin lebih banyak. Ketika produksi insulin oleh sel beta
pankreas tidak adekuat guna mengkompensasi peningkatan resistensi insulin,
maka kadar glukosa darah akan meningkat, pada saatnya akan terjadi
hiperglikemia kronik.
Hiperglikemia kronik pada DM tipe 2 semakin merusak sel beta di satu sisi dan
memperburuk resistensi insulin di sisi lain, sehingga penyakit DM tipe 2
semakin progresif.
Secara klinis, makna resistensi insulin adalah adanya konsentrasi
insulin yang lebih tinggi dari normal yang dibutuhkan untuk mempertahankan
normoglikemia. Pada tingkat seluler, resistensi insulin
menunjukan kemampuan yang tidak adekuat dari insulin signaling mulai dari
pre reseptor, reseptor, dan post reseptor. Secara molekuler beberapa faktor yang
diduga terlibat dalam patogenesis resistensi insulin antara lain, perubahan pada
protein kinase B, mutasi protein Insulin Receptor Substrate (IRS), peningkatan
fosforilasi serin dari protein IRS,
Phosphatidylinositol 3 Kinase (PI3 Kinase), protein kinase C, dan
mekanisme molekuler dari inhibisi transkripsi gen IR (Insulin Receptor).
- Disfungsi Sel Beta Pankreas
Pada perjalanan penyakit DM tipe 2 terjadi penurunan fungsi sel beta
pankreas dan peningkatan resistensi insulin yang berlanjut sehingga terjadi
hiperglikemia kronik dengan segala dampaknya. Hiperglikemia kronik juga
berdampak memperburuk disfungsi sel beta pankreas. Sebelum diagnosis DM
tipe 2 ditegakkan, sel beta pankreas dapat memproduksi insulin secukupnya
untuk mengkompensasi peningkatan resistensi insulin. Pada saat diagnosis DM
tipe 2 ditegakkan, sel beta pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang
adekuat untuk mengkompensasi peningkatan resistensi insulin oleh karena pada
saat itu fungsi sel beta pankreas yang normal tinggal 50%. Pada tahap lanjut
dari perjalanan DM tipe 2, sel beta pankreas diganti dengan jaringan amiloid,
akibatnya produksi insulin mengalami penurunan sedemikian rupa, sehingga
secara klinis DM tipe 2 sudah menyerupai DM tipe 1 yaitu kekurangan insulin
secara absolut.
Sel beta pankreas merupakan sel yang sangat penting diantara sel lainnya
seperti sel alfa, sel delta, dan sel jaringan ikat pada pankreas. Disfungsi sel beta
pankreas terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan faktor lingkungan. Jumlah
dan kualitas sel beta pankreas dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain proses
regenerasi dan kelangsungan hidup
sel beta itu sendiri, mekanisme selular sebagai pengatur sel beta, kemampuan
adaptasi sel beta ataupun kegagalan mengkompensasi beban metabolik dan
proses apoptosis sel. Pada orang dewasa, sel beta memiliki waktu hidup 60 hari.
Pada kondisi normal, 0,5 % sel beta mengalami apoptosis tetapi diimbangi
dengan replikasi dan neogenesis. Normalnya, ukuran sel beta relatif konstan
sehingga jumlah sel beta dipertahankan pada kadar optimal selama masa
dewasa. Seiring dengan bertambahnya usia, jumlah sel beta akan menurun
karena proses apoptosis melebihi replikasi dan neogenesis. Hal ini menjelaskan
mengapa orang tua lebih rentan terhadap terjadinya DM tipe 2. Pada masa
dewasa, jumlah sel beta bersifat adaptif terhadap perubahan homeostasis
metabolik. Jumlah sel beta dapat beradaptasi terhadap peningkatan beban
metabolik yang disebabkan oleh obesitas dan resistensi insulin. Peningkatan
jumlah sel beta ini terjadi melalui peningkatan replikasi dan neogenesis, serta
hipertrofi sel beta (Kam, 2019)
PATHWAY
Pankreas memproduksi
Produksi insulin menurun
insulin lebih banyak
Kerusakan vaskuler
Neuropati perifer
Inflamasi
Merasa kehilangan
Merangsang hipotalamus
sehingga suhu meningkat
Berduka
Hipertermia
Dehidrasi
Risiko hipovolemia
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang sering muncul pada seseorang yang mengalami diabetes
melitus menurut (Suddart, 2013) yaitu :
- Poliuria, polidipsi dan polifagia
- Keletihan dan kelemahan
- Perubahan pandangan secara mendadak
- Pada kulit penderita mengalami lesi kulit dan kulit kering, sensasi kesemutan
dan kebas di tangan atau kaki.
- Tanda gejala ketosidosis diabetes mencakup nyeri abdomen, mual,muntah,
hiperventilasi, dan napas berbau buah.
Sedangkan menurut (Fatimah, 2015) tanda dan gejala yang timbul yaitu ;
- Merasa kesemutan
- Kulit terasa panas seperti ditusuk jarum
- Rasa kebas di kulit
- Kelelahann dan mudah mengantuk
- Gigi mudah goyah dan mudah lepas
- Kemampuan seksual menurun bahkan pada pria dapat menyebabkan impotensi
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang berkaitan dengan diabetes mlitus dibagi menjadi dua yaitu
komplikasi akut dan komplikasi kronis. Komplkasi akut terjadi karena intoleransi
glukosa yang berlangsung dalam jangka waktu pendek seperti :
- Hipoglikemia
- Hiperosmolar hyperglikemic state
- Ketoasidosis diiabetik
H. PENATALAKSANAAN
- Penatalaksanaan nonfarmakologis
1. Monitor sendiri kadar gula darah
2. Pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan diabetes melitus
3. Latihan jasmani secara teratur 3 – 4 kali dalam seminggu selama 30 menit
4. Terapi nutrisi medis dilaksanakan dalam beberapa tahap seperti pengenalan
sumber dan jenis karbohidrat, pencegahan dan penatalaksanaan
hipoglikemia.
- Diet diabetes
Diet diabetes yaitu dengan cara menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
penyandang diabetes. Cara yang paling umum digunakan adalah dengan
memperhitungkan kebutuhan kalori baal yang besarnya 25 – 30 kalori/kgBB
ideal, ditambah atau dkurang dengan faktor koreksi yang meliputii jenis
kelamin, umur, aktivitas, dan berat badan.
A. PENGKAJIAN
1) Identitas Klien
Gambaran umum mengenai klien yang terdiri atas nama, umur, jenis kelamin,
Diisi nama orang atau perusahaan dan alamat. Nama orang tua ditulis inisial
dan alamat ditulis singkat. Hal ini menjelaskan mengenai siapa yang bertanggung
3) Riwayat Kesehatan
Riwayat adalah lebih dari sekedar informasi sederhana, namun dari riwayat
lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi medis apa
7) Pola aktivitas
a) Pola nutrisi
Pola aspek ini dikaji mengenai kebiasaan makan klien sebelum sakit dan
sesudah masuk rumah sakit. Peningkatan nafsu makan, mual, muntah, penurunan atau
b) Kebutuhan eliminasi
berkemih, diare.
c) Istirahat Tidur
Dikaji mengenai kebutuhan istirahat dan tidur, apakah ada gangguan sebelum
dan pada saat tidur, lama tidur dan kebutuhan istirahat tidur.
d) Personal
Higiene
Dikaji mengenai kebiasaan mandi, gosok gigi, mencuci rambut, dan dikaji
Dikaji apakah aktivitas yang dilakukan klien dirumah dan dirumah sakit
dibantu atau secara mandiri. Karena pasien DM biasanya letih, lemah, sulit
- Pemeriksaan fisik
Meliputi keadaan umum penderita, kesadaran, tinggi badan, berat badan dan
tanda-tanda vital
2) Sistem
pernapasan
Pada pasien Diabetes Melitus biasanya terdapat gejala nafas bau keton, dan
3) Sistem kardiovaskuler
5) Sistem genitourinaria
diare.
6) Sistem endokrin
Tidak ada kelainan pada kelenjar tiroid dan kelenjar paratiroid. Adanya
7) Sistem saraf
Pada pasien Diabetes Melitus kulit kering dan kasar, gatal-gatal pada kulit dan
9) Sistem muskuloskeletal
Retina adalah jaringan sangat aktif bermetabolisme dan pada hipoksia kronis akan
- Data psikologis
Stres terganggu pada orang lain, ansietas. Klien akan merasakan bahwa
dirinya tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah dan tidak kooperatif.
- Data sosial
- Data spiritual
keyakinan baik jumlah dalam ibadah yang diakibatkan karena kelemahan fisik dan
ketidakmampuannya.
- Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium :
Adanya peningkatan gula darah puasa lebih dari nilai normal nya
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penderita diabetes mellitus yaitu :
- Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin d.d kadar glukosa dalam darah
dan mengeluh lapar
- Gangguan integritas kulit b.d neuropati perifer d.d kerusakan jaringan kulit, nyeri dan
kemerahan
- Berduka b.d kehilangan fungsi d.d merasa sedih, pola tidur berubah dan merasa tidak
berguna.
- Risiko infeksi b.d penyakit kronis
- Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas normal, kulit merah, takipnea dan
takikardia. (TIM Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)sd
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
- Intervensi Keperawatan Pada Diagnosa Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
a. Kriteria hasil :
- Keluhan lelah menurun
- Keluhan lapar menurun
- Kadar glukosa dalam darah menurun
b. Intervensi Keperawatan
- Monitor kadar glukosa darah
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
- Monitor intake dan output cairan
- Berikan asupan cairan oral
- Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
- Ajarkan penggunaan insulin
- Kolaborasi pemberian insulin
- Intervensi Keperawatan Gangguan Integritas Kulit
a. Kriteria hasil :
- Kerusakan jaringan menurun
- Nyeri menurun
- Perfusi jaringan meningkat
b. Intervensi Keperawatan :
- Monitor karakteristik luka
- Monitor tanda – tanda infeksi
- Ganti balutan sesuai kebutuhan
- Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
- Kolaborasi pemberian antibiotik
- Intervensi Keperawatan Berduka
a. Kriteria hasil :
- Verbalisasi perasaan sedih menurun
- Verbalisasi perasaan berguna meningkat
- Pola tidur membaik
b. Intervensi Keperawatan :
- Identifikasi kehilangan yang dihadapi
- Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat
- Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
- Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap
- Intervensi Keperawatan Risiko Infeksi
a. Kriteria hasil :
- Demam menurun
- Nyeri menurun
- Kadar sel darah putih membaik
b. Intervensi Keperawatan :
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Pertahankan teknik aseptik untuk pasien dengan risiko tinggi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Kolaborasi dengan antibiotik
- Intervensi Keperawatan Hipertermia
a. Kriteria hasil :
- Suhu tubuh membaik
- Suhu kulit membaik
- Kulit merah menurun
- Menggigil menurun
b. Intervensi Keperawatan :
- Identifikasi penyebab hipertermia
- Monitor suhu tubuh
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Berikan cairan per oral
- Anjurkan tirah baring
- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018)
DAFTAR PUSTAKA
Febrinasari, R. P. dkk. (2020). BUKU SAKU DIABETES MELITUS UNTUK AWAM (1st ed.). UNS
Press.
Ganong F, W., & McPhee, S. J. (2010). Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran Klinis (
dr. F. Dany (Ed.); 5th ed.). EGC.
Indonesia, P. E. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2. Jakarta.
Kam, dr. A. (Ed.). (2019). DIABETES MELITUS TIPE 2. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Rendi, Clevo. TH, M. (2012). ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DAN PENYAKIT
DALAM. Nuha Medika.
TIM Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
FORMAT PENGKAJIAN DATA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
BIODATA
Nama : Tn. J
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 51 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Guru SD
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan
Alamat : Jl. Candi Borobudur
No. Regester : 002.186.43
Tanggal MRS : 8 November 2021
Tanggal Pengkajian : 8 November 2021
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus Tipe 2
Pasien mengatakan ayahnya memiliki riwayat penyakit diabetes 10 tahun lalu dan penyakit
jantung
POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT :
1. Waktu tidur : 10 malam – 3 pagi
2. Waktu Bangun : 4 p a g i
3. Masalah tidur : sering terbangun di malam hari karena sering kencing dan
kakinya sakit
4. Hal-hal yang mempermudah tidur :
Dengan menyalahkan kipas angin
5. Hal-hal yang mempermudah Pasien terbangun :
Menyetel alarm
B. POLA ELIMINASI :
1. BAB : 1 – 2 kali dalam sehari
2. BAK : Sering BAK dan berwarna kuning
3. Kesulitan BAB/BAK : pasien mengeluh sering BAK
Upaya/ Cara mengatasi masalah tersebut :
Tidak ada upaya untuk mengatasi
DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komuniasi : baik
B. Orang yang paling dekat dengan Pasien : keluarga, terutama istri
C. Rekreasi :
Hobby : berkebun
Penggunaan waktu senggang : berkebun dan istirahat
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit : tidak bisa menjalankan aktifitas sesuai dengan perannya
yaitu tidak bisa bekerja lagi sebagai guru SD
E. Hubungan dengan orang lain / Interaksi social : baik
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : istri pasien
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah : taat, pasien menjalankan sholat 5 waktu
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit : pasien yakin bahwa sehat dan sakit telah ditetapkan Tuhan
sebagai ujian
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : pasien yakin bahwa penyakitnya akan sembuh bila
berdoa dan berusaha
PEMERIKSAAN FISIK :
A. Kesan Umum / Keadaan Umum : lemah
B. Tanda-tanda Vital
Suhu Tubuh : 38,2°C Nadi : 88x/menit
Tekanan darah : 145/90 mmHg Respirasi : 24 kali/menit
Tinggi badan : 168 cm Berat Badan : 72 kg IMT : 25,5
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher :
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : simetris
Ubun-ubun : normal
Kulit kepala : bersih
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : merata
Bau : tidak bau
Warna : hitam sedikit beruban
c. Wajah : wajah tampak lemah dan meringis
Warna kulit : sawo matang
Struktur Wajah : sedikit kasar
2. M a t a
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan :
Mata simetris dan lengkap
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) :
Palpebra normal
c. Konjunctiva dan sclera :
Konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak icterik
d. P u p I l :
Isokor
e. Kornea dan Iris :
Dalam batas normal
f. Ketajaman Penglihatan / Virus : *)
Menggunakan kacamata minus
g. Tekanan Bola Mata : *)
Dalam batas normal
3. H I d u n g
a. Tulang Hidung dan Posisi Septum Nasi :
Septum nasi tepat di tengah
b. Lubang Hidung :
Lubang hidung simetris dan tidak ada sekret
c. Cuping Hidung :
Cuping hidung eelastis
4. Telinga
a. Bentuk Telinga : simetris
Ukuran Telinga : dalam batas normal
Ketegangan telinga : dalam batas normal
b. Lubang Telinga : lengkap, bersih tidak ada serumen
c. Ketajaman pendengaran : pendengaran tajam tidak menggunakan alat bantu
6. L e h e r :
a. Posisi Trakhea : dalam batas normal
b. Tiroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Suara : dalam batas normal
d. Kelenjar Lymphe : tidak ada pembesaran lymphe
e. Vena Jugularis : tidak ada pembesaran vena jugularis
f. Denyut Nadi Coratis : normal
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vokal Fremitus ) : vokal fremitus normal
b. Perkusi : sonor kanan - kiri
c. Auskultasi
- Suara nafas : vesikuler
- Suara Ucapan : suara lirih
- Suara Tambahan : tidak ada suara nafas tambahan
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulpasi : normal
- Ictus Cordis : ICS 5.
b. Perkusi :
- Batas-batas Jantung : pekak
c. Aukultasi
- Bunyi Jantung I : lup
- Bunyi Jantung II : dup
- Bising/murmur : tidak ada bising jantung
- Frekuensi Denyut Jantung : 88x/menit
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk Abdomen : buncit
- Benjolan/massa : tidak ada massa
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 10x/menit
- Bunyi Jantung Anak/BJA : -
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada tanda nyeri tekan
- Benjolan /massa : tidak ada massa
- Tanda-tanda Ascites : tidak ada tanda ascites
- Hepar : hepar eraba dan tidak ada pembesaran
- Lien : tidak ada pembesaran lien
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Pekusi
- Suara Abdomen : timpani
- Pemeriksaan Ascites :-
4 4
J. Pemeriksaan Neorologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kwantitatif )/ GCS :
Composmentis E4V5M6
2. Tanda-tanda rangsangan Otak ( Meningeal Sign ) :
Tidak ada tanda rangsangan otak
3. Fungsi Motorik :
Fungsi motorik baik
4. Fungsi Sensorik :
Fungsi sensorik baik
5. Refleks :
a) Refleks Fisiologis : reflek fisiologis baik
b) Refleks Patologis : tidak ada reflek patologis
2. Rontgen :-
3. ECG : -
4. USG : -
5. Lain – lain : -
Mahasiswa,
Riska Fitriani
NIM : P17220194052
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. J
Umur : 51 tahun
No. Reg. : 002.186.43
DO :
- S : 38,2°C
- RR : 24x/menit
- N : 88x/menit Hipertermia Proses penyakit
- TD : 145/90 mmHg
- Kulit teraba panas
- Turgor kulit menurun dan
kering
- Mukosa bibir kering
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. J
Umur : 51 tahun
No. Reg. : 002.186.43
MASALAH MASALAH
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN DITEMUKAN TERATASI
Tgl Paraf Tgl Paraf
1. Risiko infeksi b.d penyakit kronis 8/11/21 Riska f
TUJUAN DAN
DIAGNOSA KEP TINDAKAN KEPERAWATAN
NO HARI/TGL KRITERIA HASIL RASIONAL
Setelah diberikan
Pencegahan infeksi dan Perawatan
intervensi keperawatan Luka :
1. 8/11/2021 Risiko infeksi b.d penyakit selama 3 x 24 jam risiko - Mengetahui tanda gejala
kronis infeksi pada pasien - Monitor tanda dan gejala infeksi infeksi yang muncul pada
menurun dengan kriteria lokal dan sistemik pasien
hasil : - Monitor karakteristik luka - Mengetahui karakteristik dan
- Demam menurun perkembangan luka pasien
- Kadar sel darah putih - Pertahankan teknik aseptik pada - Meminimalisir bertambahnya
membaik pasien berisiko tinggi infeksi
- Nyeri menurun - Pasang balutan sesuai jenis luka - Mempercepat proses
penyembuhan luka
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi - Agar pasien mengerti tanda
gejala munculnya infeksi
- Ajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri - Agar pasien mampu merawat
luka dengan mandiri
- Kolaborasi pemberian antibiotik - Menghentikan infeksi
Setelah diberikan Manajemen Hipertermia :
intervensi keperawatan - Monitor suhu tubuh - Mengetahui suhu tubuh pasien
Hipertermia b.d proses
selama 2 x 24 jam suhu - Membantu mengurangi panas
penyakit d.d pasien - Sediakan lingkungan yang dingin
tubuh pasien dapat pasien secara radiasi
2. 8/11/2021 mengatakan badan terasa
membaik dengan kriteria - Berikan cairan oral - Mengganti cairan tubuh
panas, kulit teraba panas,
hasil : pasien yang hilang
turgor kulit menurun dan - Anjurkan tirah baring
- Suhu tubuh membaik - Mempercepat proes
kering, mukosa bibir kesembuhan pasien
kering, S : 38,2, N : - Subu kulit membaik - Kolaborasi pemberian cairan
- Takipnea menurun intravena - Mencukupi kebutuhan cairan
88x/menit, RR : pasien agar menghindari
- Kadar glukosa darah
24x/menit, TD : 145/90 dehidrasi.
membaik
mmHg, GDA : 230
mg/dL
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. J
Umur : 51 tahun
No. Reg. : 002.186.43
S : Pasien mengeluh terdapat luka yang S : Pasien mengeluh terdapat luka S : Pasien mengeluh terdapat luka
meluas berwarna hitam dan terdapat pus yang meluas berwarna hitam dan pus berwarna hitam dan pus berkurang
dan sakit berkurang dan sakit dan sakit
O: O: O:
- Luka basah di telapak kaki sebesar - Luka basah di telapak kaki - Luka basah di telapak kaki
2 x 4 cm sebesar 2 x 4 cm sebesar 2 x 4 cm
- Leukosit : 12.000 µ/L - Leukosit : 11.000 µ/L - Leukosit : 9.000 µ/L
1.
I: I:-
I:-
- Menyediakan alas kaki yang pas
untuk pasien
E: -
E: -
O: O:
- S : 38,2°C - S : 37,6°C
- RR : 24x/menit - RR : 22x/menit O:
- N : 88x/menit - N : 82x/menit
- TD : 145/90 mmHg - TD : 145/90 mmHg
- Kulit teraba panas - Kulit teraba hangat
- Turgor kulit menurun dan kering - Turgor kulit menurun dan kering
- Mukosa bibir kering - Mukosa bibir kering
2.
A : Hipertermia A : Hipertermia
A:
P : Masalah belum teratasi lanjutkan P : Masalah teratasi sebagian P:
intervensi No. 1 - 5 lanjutkan intervensi No. 1,2,3,5 dan 6
I:
I : Memberikan kompres hangat pada I:-
lipatan tubuh
E:
E: -
E: suhu menurun menjadi 38°C