Anda di halaman 1dari 30

Accelerat ing t he world's research.

PROPOSAL PTK: PENERAPAN


METODE HANIFIDA UNTUK
MENINGKATKAN HAFALAN SISWA
MENGENAI SIFAT WAJIB BAGI
ALLAH
Udin Juhrodin

Jim-Zam

Cite this paper Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

PROPOSAL PT K: UPAYA MENINGKAT KAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SURAT ALKAUSAR DENGA…


Udin Juhrodin

Proposal PT K: Upaya Menumbuhkan Minat Belajar Tahfidz Qur’an Melalui Pembelajaran Berbasis Audi…
Udin Juhrodin

APLIKASI LAYANAN KONSELING ISLAMI DI LEMBAGA PENDIDIKAN AL JAM'IYAT UL WASHLIYAH KABUPA…


aliamsah rit onga
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENERAPAN METODE HANIFIDA UNTUK MENINGKATKAN
HAFALAN SISWA MENGENAI SIFAT WAJIB BAGI ALLAH DALAM
PEMBELAJARAN PRIVAT
(Penelitian Tindakan pada Siswa Belajar Privat di Antapani Tengah Kec.Antapani
Kota Bandung)

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas

Dosen Pengampu : Udin Juhrodin, S.Pd.I., M.M.Pd.

Disusun Oleh :
Anis Refani (2018110013)

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAPATA AL-JAWAMI
BANDUNG
2021 M / 1443 H

1
2

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


PENERAPAN METODE HANIFIDA UNTUK MENINGKATKAN
HAFALAN SISWA MENGENAI SIFAT WAJIB BAGI ALLAH DALAM
PEMBELAJARAN PRIVAT
(Penelitian Tindakan pada Siswa Belajar Privat di Antapani Tengah Kec.Antapani
Kota Bandung)

Penulis : ANIS REFANI (NIM : 2018110013)

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan agama Islam merupakan proses pembentukan individu
berdasarkan ajaran–ajaran Islam yang diwahyukan Allah SWT kepada
Muhammad SAW. Melalui proses tersebut, individu dibentuk agar dapat
mencapai derajat yang tinggi sehingga ia mampu mengemban tugasnya sebagai
khalifah di dunia. Pendidikan agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaannya berbangsa dan bernegara serta untuk dapat melanjutkan pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 1
Dalam era globalisasi ini, isu pendidikan Indonesia sudah mengalami
kemajuan yang nyata. Hal ini dilihat dari proses pembelajaran yang dari hari ke
hari semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Apalagi banyak isu-isu pendidikan yang muncul dan menyentuh ranah agama
terlebih khusus Agama Islam. Padahal ajaran Agama Islam merupakan pondasi
dalam menjalani kehidupan di muka bumi ini. Sehingga tidak dapat dipungkiri
jika Agama Islam sedikit demi sedikit mulai tergoyahkan oleh perkembangan
zaman. Semua itu merupakan tantangan tersendiri bagi para orang tua, guru
maupun siswa. Dalam menerapkan ajaran Agama Islam di kehidupan sehari-

1
Raudho Zaini, “Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Berkebutuhan
Khusus Di Sekolah Alam Medan” (Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara, 2013).
3

hari. Di zaman teknologi yang semakin canggih ini, dalam mengajarkan Agama
Islam kepada anak-anak membutuhkan kerja sama antara orang tua dan guru
karena banyak sekali halangan dan rintangan yang harus dihadapi. Maka dari itu,
banyak orang tua yang meminta bantuan dan menitipkan anaknya ke guru privat
guna untuk memperdalam ilmu mengenai agama Islam. Selain pembelajarannya
dapat dilakukan di rumah, pembelajarannya pun dilakukan secara langsung dan
face to face antara guru (pendidik) dan siswa serta dapat dilakukan secara daring
maupun luring.
Pendidikan Islam mengandung arti pertama, adanya usaha dan proses
penanaman sesuatu (pendidikan) secara kontinue. Kedua, adanya hubungan
timbal balik antara orang pertama (orang dewasa, guru, pendidik) kepada orang
kedua, yaitu peserta dan anak didik. dan ketiga adalah akhlakul karimah sebagai
tujuan akhir.2 Adapun materi yang dibahas dalam pendidikan agama Islam ialah
tentang aqaid dan akidah. Dan salah satu pembahasan tentang aqaid itu adalah
tentang sifat-sifat Allah, sifat-sifat Allah antara lain 20 Sifat Wajib, 20 Sifat
Mustahil dan Sifat 1 Jaiz.
Pembelajaran itu sendiri merupakan usaha sadar mengelola lingkungan
dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif dalam kondisi
tertentu. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan
siswa dalam memanfaatkan segala potensi yang ada, baik potensi yang ada
dalam diri siswa sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang
dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti
lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan
belajar tertentu.
Materi tentang sifat-sifat Allah sangat penting untuk diajarkan kepada
siswa-siswi sejak dini. Karena bagaimana mungkin seseorang akan mencintai
dan mengenal Allah SWT sebagai Sang Khaliq sedangkan dia tidak mengetahui
bagaimana sifat wajib, mustahil dan jaiz pada Allah. Sifat-sifat Allah itu tidak

2
H. Abdul Rahman, “Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Islam - Tinjauan Epistemologi Dan
Isi - Materi,” Jurnal EKSIS 8 (2012).
4

hanya satu melainkan banyak, maka dari itu seringkali anak tidak mengetahui
dan sulit dalam menghafal nama-nama dari sifat Allah itu.
Adapun hasil pra penelitian terhadap para siswa yang mengikuti belajar
privat di Antapani yang dilaksanakan pada 19 Juli 2021, mengenai rendahnya
pengetahuan terhadap sifat-sifat wajib bagi Allah dikarenakan kurangnya
pemahaman Agama Islam dan metode pembelajaran yang kurang efektif.
Dimana peneliti mengambil sampel yang dijadikan sebagai responden yaitu 4
orang anak usia 4 sampai 11 tahun, dari keempat anak tersebut tidak ada yang
mengetahui sifat-sifat wajib bagi Allah padahal kemampuan mereka dalam
menghafal dapat dikatakan cukup baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dalam tes awal
(pretest) tentang sifat wajib bagi Allah, dari 4 responden dengan kategori hafal
1-4, 5-8, 9-12, 13-17, dan 18-20 diperoleh hasil sebagai berikut :
Nama Usia Frekuensi Persentase
Hero 4 Tahun 0 0%
Fatimah Azzahra 5 Tahun 0 0%
Zora 8 Tahun 0 0%
M.Fikri 11 Tahun 0 0%
Bagan 1.1 Hasil Penelitian

Belajar privat di Antapani Tengah Kec.Antapani Kota Bandung, sudah ada


sejak tahun 2018 hingga saat ini. Tempat ini dipilih karena lokasinya masih
disekitar tempat tinggal peneliti serta strategis untuk dijadikan suatu penelitian
dengan topik yang diangkat oleh peneliti. Selain itu, peneliti memilih tempat ini
sebagai lokasi penelitian karena merupakan pengajar privat di Antapani Tengah,
dan peneliti menemukan permasalahan menarik untuk diteliti dengan
menggunakan metode yang baru, sehingga dalam hal ini peneliti berkeinginan
untuk melakukan suatu eksperimen dengan metode hanifida supaya
pembelajaran lebih menarik dan dapat meningkatkan hafalan siswa.
Salah satu metode menghafal yang berkembang di masyarakat ialah
Metode Hanifida. Metode Hanifida adalah sebuah metode menghafal pelajaran
5

di samping pemahaman. Metode ini merupakan sebuah metode pembelajaran


yang bertitik tolak dari brain based learning (pembelajaran berdasarkan
keseimbangan otak) dengan menggunakan pendekatan model pembelajaran
konstruktivistik, dimana pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit melalui
visualisasi, imajinasi, cerita yang penuh dengan aksi dan terpaut erat dengan
emosi yang dibuat sendiri sesuai dengan konteks kehidupan nyata.3
Berdasarkan dengan keterangan di atas, maka peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Hanifida Untuk
Meningkatkan Hafalan Siswa Mengenai Sifat Wajib Bagi Allah Dalam
Pembelajaran Privat (Penelitian Tindakan pada Siswa Belajar Privat di
Antapani Tengah Kec.Antapani Kota Bandung)”.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari permasalahan yang terjadi antara lain :
1. Bagaimana Hafalan Siswa Terhadap Sifat-Sifat Wajib Bagi Allah Sebelum
Menggunakan Metode Hanifida Pada Les Private Di Antapani Tengah
Bandung ?
2. Bagaimana Penerapan Metode Hanifida Dalam Pembelajaran Menghafal
Sifat-Sifat Wajib Bagi Allah Pada Les Private Di Antapani Tengah Bandung?
3. Bagaimana Peningkatan Hafalan Siswa Tentang Sifat-Sifat Wajib Bagi Allah
Setelah Menggunakan Metode Hanifida Pada Les Private Di Antapani
Tengah Bandung?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengehatui Tingkat Hafalan Siswa Terhadap Sifat-Sifat Wajib Bagi
Allah Sebelum Menggunakan Metode Hanifida Pada Les Private Di Antapani
Tengah Bandung

3
Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifuddin Mahadun, al-Asma al-Husna “Menghafal Nama, arti,
dan Nomor Urut,” ed. 9 (Cv.Percetakan Fajar, 2009).
6

2. Untuk Mengetahui Penerapan Metode Hanifida Dalam Pembelajaran


Menghafal Sifat-Sifat Wajib Bagi Allah Pada Les Private Di Antapani
Tengah Bandung
3. Untuk Mengetahui Peningkatan Hafalan Siswa Tentang Sifat-Sifat Wajib
Bagi Allah Setelah Menggunakan Metode Hanifida Pada Les Private Di
Antapani Tengah Bandung

D. Kegunaan Penelitian
1. Teoretis
Dengan dilaksanakan penelitian ini dengan judul Penerapan Metode
Hanifida Untuk Meningkatkan Hafalan Siswa Mengenai Sifat Wajib Bagi
Allah Dalam Pembelajaran Privat (Penelitian Tindakan Pada Siswa Belajar
Privat Di Antapani Tengah Kec.Antapani Kota Bandung) diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pendidikan Islam yang
bersangkutan dengan proses belajar, metode pembelajaran pengaruhnya
dalam mendukung kemampuan siswa menyerap materi serta bagaimana
penerapan dan penilaiannya di dalam kelas sehingga dapat menjadi masukan
guru dalam proses pembelajaran selanjutnya khususnya dalam materi sifat-
sifat wajib bagi Allah.
2. Praktis
a. Untuk Lembaga Tempat Penelitian
Manfaat penelitian untuk lembaga yang dijadikan tempat penelitian
ialah menambah metode pembelajaran dalam menyampaikan materi
belajar, sebagai media untuk meningkatkan hafalan siswa serta sebagai
bahan pertimbangan dalam pelaksanakan pembelajaran dalam belajar
privat.
b. Untuk Tenaga Pendidik
Adanya seorang peneliti yang melakukan penelitian di tempat
tersebut memiliki manfaat yaitu sebagai bahan evaluasi secara umum
mengenai pentingnya belajar agama Islam khususnya dalam mempelajari
7

sifat-sifat wajib bagi Allah dalam pembelajaran privat supaya dapat


diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Untuk Siswa
Dalam penerapan metode hanifida dapat menambah pengetahuan
serta hafalan siswa dan meningkatkan semangat belajar dalam
pembelajaran privat.
d. Untuk Orangtua
Dengan adanya materi mengenai sifat-sifat wajib bagi Allah, orang
tua akan merasa terbantu dalam menanamkan nilai-nilai ajaran agama
Islam melalui sifat-sifat wajib bagi Allah dengan menggunakan metode
baru untuk mempermudah meningkatkan hafalan siswa.
e. Untuk Peneliti Selanjutnya
Dengan adanya metode hanifida ini yang difokuskan terhadap angka
dan simbol dapat membantu memberikan ide atau pencerahan terhadap
peneliti selanjutnya, sehingga media ini dapat dikembangkan dengan baik
oleh peneliti sebagai acuan untuk kedepannya.

E. Kerangka Pemikiran
1. Landasan Teosentris Penelitian
Allah SWT berfirman :

Artinya : (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan
kamu; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala
sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu.
(QS. Al-An'am : 102).

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah SWT memiliki


nama-nama dan sifat-sifat yang wajib untuk diimani oleh setiap hamba-Nya.
Beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah termasuk ke dalam tauhid
8

Asma‟ wa sifat. Tauhid Asma‟ wa sifat ialah mengesakan Allah SWT dengan
nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya, terhadap yang telah Allah tetapkan di
dalam AlQur‘an mengenai diri-Nya melalui nama-nama dan sifa-sifat-Nya
atau melalui Rasulullah SAW yang menerangkan dengan tepat tanpa adanya
perubahan di dalamnya.4
2. Konsep Tentang Metode Hanifida
Metode merupakan cara atau langkah yang digunakan dalam
menyampaikan suatu gagasan atau pemikiran yang disusun secara terencana
dan sistematis berdasarkan atas teori, konsep dan prinsip tertentu.
Metode Hanifida merupakan temuan metode praktis untuk menghafal
cepat di abad 21 yang bersifat kontruktivis dan kontemporer, ditemukan dan
dirancang dengan sempurna oleh pasangan Dra. Khoirul Idawati Mahmud,
M. Pd. I dan Drs. Hanifudin Mahadun, M.Ag. Nama Hanifida berasal dari
nama penemu metode atas usul KH. Musthofa Bisri (Gus Mus) Rembang. 5
Metode Hanifida juga merupakan sebuah teknik pembelajaran dengan
strategi pembelajaran Super Brain (Brain Based Learning) yang menekankan
pada Long Term Memory yang memfungsikan keseimbangan kedua belah
otak yaitu kanan dan kiri dengan memakai sistem asosiasi agar hafalan
seseorang itu menjadi sulit dilupakan, dikarenakan kemampuan kerjanya
melebihi otak kiri. Metode Hanifida dalam implementasinya menggunakan
sistem asosiasi, yakni menghubungkan objek yang dihafal dengan kata atau
kalimat yang sering kita dengar atau mudah kita ingat. Metode Hanifida
mengaplikasikan lima langkah untuk menghafal dengan mudah yaitu dengan;
sistem cerita, sistem lokasi, sistem pengganti, sistem angka dan sistem
kalimat. Kelima langkah tersebut berguna untuk memudahkan menghafal
secara acak nomor, nama sifat dan artinya.

4
Dinia Zahrotul Jannah, Penerapan Metode Hanifida Dalam Meningkatkan Hafalan Asmaul Husna
Pada Program Laborate Agama Di Mts Putri Nurul Masyithoh Lumajang (Surabaya, 2020).
5
Himmatul Ulya, Implementasi Metode Hanifida Dalam Menghafal Al-Qur’an Di Pondok
Pesantren La Raiba Hanifida Jombang (Surabaya, 2020).
9

Masing- masing poin tersebut dirangkai dalam sebuah cerita lucu


bahkan terkadang tidak masuk akal. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip
yang ada di accelerated memory.6
Adapun langkah-langkah penerapan metode hanifida dalam
pembelajaran sifat wajib bagi Allah dibagi menjadi empat, yaitu: (1)
Apersepsi, yakni pengenalan sistem angka primer, sistem angka sekuder, dan
sifat wajib bagi Allah sistem angka; (2) Penanaman konsep, yaitu memberi
penjelasan maksud dari sistem angka primer, sekunder, dan sifat wajib bagi
Allah sistem angka; (3) Pemahaman, yakni latihan menghafal bersama-sama;
(4) Keterampilan, yaitu latihan secara individu untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam penerapan metode hanifida.
3. Konsep Tentang Menghafal
Menghafal merupakan kemampuan untuk memproduksi tanggapan-
tanggapan yang telah tersimpan secara tepat dan sesuai dengan tanggapan-
tanggapan yang telah diterimanya dan telah disimpan sebelumnya.7
Menghafal adalah terjemahan dari kata al-hifzh yang artinya menjaga,
memelihara atau menghafalkan. Sedang al-hafizh adalah orang yang
menghafal dengan cermat, orang yang selalu berjaga-jaga, orang yang selalu
menekuni pekerjaannya. Istilah al-hafizh ini dipergunakan untuk orang yang
hafal al-Qur’an tiga puluh juz.8
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian menghafal adalah
berusaha meresapkan ke dalam fikiran agar selalu ingat.9 Menurut pendapat
beberapa ahli, diantaranya:
a. Syaiful Bahri J, menghafal adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan
atau mempelajari, menyimpan dan mengingat kembali hal-hal yang telah
lampau.10

6
Ibid.
7
Alex Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2003).
8
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawwir : Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progresif,
1997).
9
Prima Tim Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, n.d.
10
Syaiful Bahri Jamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008).
10

b. Baharuddin, menghafal adalah penanaman asosiasi dalam jiwa.11


c. Abdul Aziz Rauf, menghafal adalah proses pengulangan sesuatu baik
dengan melalui membaca atau mendengar.12 Karena melalui pengulangan
menjadikan sesuatu tersebut mudah untuk dihafal.
Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas bahwa menghafal adalah
kemampuan untuk meresap informasi, lalu menyimpannya di dalam ingatan
dan mampu menyampaikan kembali.
Dari penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa menghafal
sifat-sifat wajib bagi Allah adalah memelihara, menjaga serta
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai pedoman hidup di
dunia dan di akhirat.
4. Konsep Tentang Sifat Wajib bagi Allah
Sifat wajib bagi Allah adalah percaya dan yakin bahwa Allah bersifat
dengan segala sifat kesempurnaan, dan maha suci dari segala sifat
kekurangan, Setiap orangyang beriman harus meyakini bahwa Allah ta`ala
wajib memiliki semua sifat kesempurnaan yang layak bagi keagungan-Nya.
Mereka harus meyakini bahwa mustahil Allah ta`ala memiliki sifat
kekurangan yang tidak layak bagi keagungan-Nya.
Mereka juga harus meyakini pula bahwa Allah berkuasa melakukan
atau meninggalkan penciptaan segala sesuatu yang bersifat Jaiz yaitu seperti
menciptakan, mematikan, menghidupkan, memberi rezki, mengaruniakan
kebahagiaan, menimpakan kecelakaan dan lain-lain lagi. Mereka harus
menyakini semua ini agar terbentuk insan yang beriman dan bertaqwa.13
Adapun sifat yang wajib diketahui oleh semua mukmin yaitu 20 sifat
wajib bagi Allah,diantaranya ialah :
1) Wujūd artinya ada
2) Qidam artinya terdahulu

11
Baharuddin, Psikologi Pendidikan, n.d.
12
Abdul Aziz Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah, n.d.
13
Said Norinsani, Meningkatkan Hasil Belajar Pai Pada Materi Sifat Wajib Bagi Allah Melalui
Strategi The Power Of Two Bagi Siswa Kelas Iii A Sekolah Dasar Negeri 002 Batu Ampar Batam
(Pekanbaru, 2013).
11

3) Baqa artinya kekal


4) Mukhalafatu lil hawadis artinya berbeda dengan makhluk-Nya
5) Qiyamuhu bi nafsihi artinya berdiri sendiri
6) Wahdaniyah artinya Esa
7) Qudrat artinya kuasa
8) Iradah artinya berkehendak
9) ‘Ilmu artinya mengetahui
10) Hayat artinya hidup
11) Sama’ artinya mendengar
12) Bashar artinya melihat
13) Kalam artinya berbicara
14) Qadiran artinya Yang kuasa
15) Muridan artinya berkehendak
16) ‘Aliman artinya mengetahui
17) Hayyan artinya Yang hidup
18) Sami’an artinya mendengar
19) Bashiran artinya Yang melihat
20) Mutakalliman artinya Yang berbicara
5. Skema Kerangka Pemikiran

Kondisi Awal Siswa : Tidak mengetahui


Met. Konvensioan
materi sifat wajib bagi Allah

1. Memperkenalkan dan
Penggunaan Metode menjelaskan metode
Tindakan Hanafida hanifida dengan sistem
angka primer, sistem
angka sekunder, dan sifat
Diduga melalui wajib bagi Allah sistem
metode hanifida dapat angka
Kondisi Akhir meningkatkan hafalan 2. Melatih atau membantu
dan menambah siswa untuk
pengetahuan siswa menghafalkannya dengan
mengenai sifat wajib cara diulang-ulang dan
bagi Allah mencoba mengingat
simbol-simbolnya
3. Melaksanakan metode
hanifida

Bagan 1.2 Skema Kerangka Pemikiran


12

F. Penelitian Terdahulu
1. Skripsi yang ditulis oleh Zuhratul Chayati (2017) dengan judul “Efektifitas
Metode Hanifida dalam Menghafal Surat al-Maun beserta Arti dan Nomor
Ayatnya pada Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an al-Muntaha
Salatiga.” Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan metode
hanifida sebagai metode yang tepat dan mudah untuk menghafalkan surat al-
Maun lengkap beserta arti dan nomor ayatnya di salah satu pondok Tahfidz
yang ada di kota Salatiga, yang mana selama ini pondok tersebut masih
menerapkan metode klasik dalam kegiatan dan proses menghafal al-Quran.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Zuhratul menunjukkan
keberhasilan metode Hanifida dalam menghafal surah al-Ma’un sudah
mencapai target penilaian yakni 85%. Ada 19 santri dari 21 jumlah seluruh
santri telah menyelesaikan hafalannya dengan cepat dan benar sesuai kaidah
langkah-langkah menghafal metode Hanifida. Kesimpulannya adalah
pembelajaran menghafal al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an al-
Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga menggunakan metode Hanifida
dinilai sangat efektif, karena metode tersebut mampu membuat banyak santri
lebih semangat meghafal, dan dalam waktu yang singkat pula mereka juga
mampu menyelesaikannya. 14
2. Skripsi yang ditulis oleh Said Norinsani (2013) dengan judul “Meningkatkan
Hasil Belajar PAI Pada Materi Sifat Wajib Bagi Allah Melalui Strategi The
Power Of Two Bagi Siswa Kelas III A Sekolah Dasar Negeri 002 Batu Ampar
Batam”. Dari penelitiannya dapat diambil kesimpulan : a) Metode the power
of two dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI siswa
kelas III A SD Negeri 002 Batu Ampar sebesar 90, 06 %; b) Usaha guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat wajib bagi Allah pada

14
Himmatul Ulya, Implementasi Metode Hanifida Dalam Menghafal Al-Qur’an Di Pondok
Pesantren La Raiba Hanifida Jombang.
13

siswa kelas III A SD Negeri 002 Batu Ampar adalah sangat tinggi yaitu 90,
06 %.15
Dari beberapa penelitian yang ada di atas maka dapat disimpulkan
bahwa penelitian yang dilakukan merupakan karya yang orisinil dan belum
ada pada penelitian-penelitian sebelumnya. Pembahasan di dalam penelitian
ini juga lebih terfokuskan pada pengkajian strategi konstruktivisme yang akan
dikembangkan serta disesuaikan dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan masyarakat untuk mengenal lebih dalam sang Pencipta.

G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang diatas maka dugaan sementara yaitu
“Penggunaan metode hanifida mampu meningkatkan hafalan siswa dalam
pembelajaran privat”. Hipotesis diatas merupakan jawaban sementara dari hasil
analisis rumusan masalah dengan presentase pencapaian yang hendak dituju
75%.

H. Langkah-langkah Penelitian
1. Pendekatan/Metode atau Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Action
Classroom Research). Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) yang berasal dari bahasa inggris Classroom
Action Research yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas
untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu objek
penelitian.
Peneliti melaksanakan penelitian dengan desain PTK karena desain ini
dapat di aplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar dikelas dengan maksud
memperbaiki proses belajar mengajar.16

15
Said Norinsani, Meningkatkan Hasil Belajar Pai Pada Materi Sifat Wajib Bagi Allah Melalui
Strategi The Power Of Two Bagi Siswa Kelas Iii A Sekolah Dasar Negeri 002 Batu Ampar Batam.
16
winda Nuri Adinda, Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Kelompok B
Melalui Kegiatan Senam Otak Di Ra Rahmah Elyunusiah Ii Medan T.A 2017/2018 (Medan, 2018).
14

2. Tempat dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat belajar privat yang berlokasi
di Antapani Tengah Kec.Antapani Kota Bandung di bawah binaan Kumbo
Bandung.
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa yang mengikuti
belajar privat terhadap guru privat yang ada di Antapani Tengah, terdiri
dari siswi berusia 5 tahun, dan 3 orang siswa yang berusia 4, 8, dan 11
tahun. Dengan jumlah siswa belajar privat secara keseluruhan sebanyak 10
orang, yang terdiri dari 7 orang siswa perempuan dan 3 orang siswa laki-
laki.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian ini adalah mengacu kepada
penerapan strategi metode hanifida dalam meningkatkan hafalan siswa
dalam pembelajaran privat mengenai sifat wajib bagi Allah.
4. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data Penelitian
Menurut Lely (2008), jenis data penelitian ini adalah data kualitatif.
Penelitian kualitatif bersifat empiris, pengamatan atas data bukan
berdasarkan ukuran-ukuran matematis yang terlebih dahulu ditetapkan
peneliti dan harus dapat disepakati oleh pengamat lain, melainkan
berdasarkan ungkapan subjek penelitian, sebagaimana yang dikehendaki
dan dimaknai oleh subjek peneliti.17
b. Sumber Data Penelitian
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama
atau tangan pertama dilapangan. Sumber data ini bisa responden atau
subjek riset, dari hasil pretest, wawancara dan observasi. Dalam analisis

17
Lely Arrianic, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2008).
15

ini yang menjadi respondennya ialah siswa yang mengikuti belajar


privat.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data primer
penelitiian terdahulu yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-
bentuk seperti tabel, gambar, angka dan sebagainya. Sehingga menjadi
15ndicator15e bagi pihak lain. Karena data sekunder ini bersifat
melengkapi data primer.18
5. Instrumen Penelitian/Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang valid dan obyektif, maka penulis
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta
pencatatan secara sistematis. Dalam hal ini peneliti melakukan
pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa secara langsung dalam proses
pembelajaran, dalam penelitian inidata yang digunakan untuk melihat
aktivitas belajar siswa adalah lembar observasi. 19
Observasi yang digunakan dalam penelitian disini adalah observasi
sistematik atau observsi yang dilakukan dengan cara menyiapkan
kerangka terlebih dahulu. Itu artinya, sebelum mengadakan observasi,
peneliti membuat kerangka hal-hal yang akan di observasi sekaligus ciri-
ciri dari objek yang akan diamati. Dalam penelitian ini peneliti mengambil
observasi yang mencakup lembar observasi komponen siswa dan aktivitas
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Adapun standar indikator yang akan di observasi dari aktivitas siswa
ialah diantaranya: (1) Memperhatikan penyampaian materi oleh guru; (2)
Penguasaan mengenai jumlah sifat wajib bagi Allah; (3) Penguasaan dan
hafalan mengenai sistem angka primer dan sekunder dari materi sifat wajib

18
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010).
19
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013).
16

bagi Allah; (4) Keterampilan mengemukakan sifat wajib bagi Allah sistem
angka. Dengan skala pencapaian: 15-20 = 4 (Sangat Aktif); 10-14 = 3
(Aktif); 5-9 = 2 (Cukup Aktif); 1-4 = 1 (Tidak Aktif).
b. Tes
Tes adalah sekumpulan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang akan dilakukan
dalam penelitian disini adalah tes lisan dan tulis.

Interval Kelulusan Kondisi

85 – 100 Sangat Tinggi


70 – 84 Tinggi
55 – 69 Cukup
40 – 54 Kurang
<40 Sangat Rendah
Bagan 1.3 Interval Kelulusan

6. Model Penelitian dan Desain Tindakan


a. Model Penelitian
Rancangan model Kurt Lewin merupakan model dasar
yangkemudian dikembangkan oleh ahli-ahli lain. Penelitian tindakan,
menurut Kurt Lewin, terdiri dari empat komponen kegiatan
yangdipandang sebagai satu siklus, yaitu: perencanaan (plan), tindakan
(act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect).
Digambarkan dalam sebuah bagan, model ini tampak sebagai
berikut:
17

Gambar 1.3 Model Penelitian


Pada awalnya proses penelitian dimulai dari perencanaan, namun
karena ke empat komponen tersebut berfungsi dalam suatu kegiatanyang
berupa siklus, maka untuk selanjutnya masing-masing berperan secara
berkesinambungan.
b. Desain Tindakan
1) Perencanaan
Tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:
a) Menetapkan materi pelajaran, yaitu materi pelajaran mengenai
materi sifat wajib bagi Allah.
b) Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan metode
hanifida (sistem angka primer, sistem angka sekunder, dan sistem
angka)
c) Mempersiapkan lembar pengamatan
d) Mempersiapkan perangkat hasil tes belajar
2) Tindakan
Tindakan yang dimaksud disini adalah pelaksanaan dari tahap
perencanaan, tahap tindakan kelas dengan metode hanifida adalah
sebagai berikut :
a) Kegiatan Awal
b) Kegiatan Inti
c) Kegiatan Penutup
18

3) Pengamatan
Pengamatan adalah mendokumentasi segala sesuatu yang
berkaitan dengan pelaksanaan. Dalam penelitian ini melakukan
terhadap jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
hanifida. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disediakan dan dilaksanakan setiap jam pelajaran
berlangsung.
4) Refleksi
Refleksi (perenungan) merupakan kegiatan analisis, interpretasi
dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh
dari observasi atas pelaksanaan tindakan. Dari hasil tes dapat dilakukan
dengan analisis untuk menentukan kemajuan dan kemunduran yang
terjadi dalam kegiatan pembelajaran sebagai dasar perbaikan siklus-
siklus berikutnya.

7. Analisis Data Penelitian


Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif-kuantitatif. Analisis data secara kualitatif digunakan
untuk menganalisis data kualitatif, seperti hasil observasi, tes, dokumentasi.
Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang
memberi gambaran tentang ekspresi siswa, tingkat pemahaman terhadap
suatu mata pelajaran (kognitif), proses pembelajaran berlangsung,
pandangan atau sikap siswa (afektif), antusiasme, motivasi belajar dan
sejenisnya. Tahapan analisis data deskriptif kualitatif terdiri dari:
pemaparan data, reduksi (data yang sudah ada di cek dan dicatat kembali),
kategorisasi (data dipilah-pilah), penafsiran dan penyimpulan. Analisis data
deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisa data kuantitatif, seperti
hasil tes. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa yang didapat
19

dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif misalnya, mencari


nilai rerata.20
Formula (rumus) pengujian terhadap data-data :
𝑥
X=
𝑁

X = Nilai rata-rata
X = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ketuntasan individual = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ketuntasan klasikal = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%

 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟


Daya serap = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%

8. Keabsahan Data Penelitian


Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini meliputi uji credibility
data (validitas internal), uji transferability (validitas eksternal), uji
dependabilitas (reliabilitas) dan uji confirmability (obyektivitas).
Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Uji Credibility (Validitas Internal)
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan.
Peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, dan member check.
Suatu data penelitian kualitatif dapat dikatakan valid apabila tidak ada
perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya
terjadi pada obyek yang diteliti.

20
Hasri, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI dalam Mengenal
Malaikat dan Tugasnya melalui Metode Make A Match di Kelas VI SDN 103 Palembang,” 2015.
20

b. Uji transferability (Validitas Eksternal)


Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga manakah
hasil penelitian itu dapat diaplikasikan atau digunakan dalam situasi-
situasi lain. Konsep ini merupakan pengganti dari validitas eksternal dalam
penelitian kualitatif.
Bagi peneliti, transferability bergantung pada si pemakai, yakni
sampai manakah hasil penelitian ini dapat digunakan dalam konteks
dansituasi tertentu. Peneliti telah memberikan deskripsi yang terinci
bagaimana peneliti mencapai hasil penelitian ini, apakah hasil penelitianitu
dapat diterapkan, diserahkan kepada para pembaca dan pemakai.
c. Uji dependability (reliabilitas)
Dependability menurut istilah konvensional disebut “reliability”atau
realitas. Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat
mengulangi atau mereplikasikan proses penelitian tersebut. Dalam audit
oleh auditor yang independen (kepala Prodi), atau pembimbing untuk
mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.
Dalam melakukan penelitian, ada berbagai hal yang harus di audit oleh
peneliti, meliputi: masalah atau fokus yang ada di lapangan,
sumberdatanya, analisis data, uji keabsahan data, serta kesimpulan dari
peneliti.
d. Uji Confirmability (obyektifitas)
Uji confirmability ini merupakan pengganti konsep
objektivitasdalam penelitian kualitatif. Pada penelitian kualitatif,
objektivitas diukurmelalui orangnya atau peneliti sendiri. Bagi penelitian
kualitatif, ujiconfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga
pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji confirmability
berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan.
Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang
dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
21

confirmability. Uji confirmability diperoleh dari hasil yang dilakukan


peneliti mengenai sumber data, analisis data dan uji keabsahan data.21
.
9. Standar Ketuntasan Penelitian
Suatu tindakan dikatan berhasil apabila mampu mencapai standar yang
telah ditentukan. Karena dalam tingkat keberhasilan belajar baik jika 75%
siswa menguasai materi pelajaran.22 Maka dari itu peneliti menentukan
standar ketuntasan penelitian dalam materi pembelajaran mengenai sifat
wajib bagi Allah ialah sebesar 75%.

21
Afifuddin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Pusaka Setia, 2009).
22
Syariful Bahri Djamarah Zain, “No Titl,” 2006.
22

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Rauf. Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah, N.D.
Afifuddin. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pusaka Setia, 2009.
Alex Sobur. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Cv.Pustaka Setia,
2003.
Baharuddin. Psikologi Pendidikan, N.D.
Dinia Zahrotul Jannah. “Penerapan Metode Hanifida Dalam Meningkatkan
Hafalan Asmaul Husna Pada Program Laborate Agama Di Mts Putri Nurul
Masyithoh Lumajang.” Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya,
2020.
H. Abdul Rahman. “Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Islam - Tinjauan
Epistemologi Dan Isi - Materi.” Jurnal Eksis 8 (2012).
Hasri. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pai Dalam
Mengenal Malaikat Dan Tugasnya Melalui Metode Make A Match Di Kelas
Vi Sdn 103 Palembang,” 2015.
Himmatul Ulya. “Implementasi Metode Hanifida Dalam Menghafal Al-Qur’an Di
Pondok Pesantren La Raiba Hanifida Jombang.” Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya, 2020.
Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif : Teori Dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
Khoirotul Idawati Mahmud Dan Hanifuddin Mahadun. Al-Asma Al-Husna
“Menghafal Nama, Arti, Dan Nomor Urut.” Diedit Oleh 9. Cv.Percetakan
Fajar, 2009.
Lely Arrianic. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Pt.Remaja Rosdakarya,
2008.
Munawir, Ahmad Warson. Al-Munawwir : Kamus Arab-Indonesia. Surabaya:
Pustaka Progresif, 1997.
Prima Tim Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia, N.D.
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2010.
23

Raudho Zaini. “Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak


Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Alam Medan.” Institut Agama Islam Negeri
Sumatera Utara, 2013.
Said Norinsani. “Meningkatkan Hasil Belajar Pai Pada Materi Sifat Wajib Bagi
Allah Melalui Strategi The Power Of Two Bagi Siswa Kelas Iii A Sekolah
Dasar Negeri 002 Batu Ampar Batam.” Universitas Islam Negeri Sultan Sarif
Kasim Riau Pekanbaru, 2013.
Syaiful Bahri Jamarah. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Syariful Bahri Djamarah Zain. “No Titl,” 2006.
Winda Nuri Adinda. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini
Kelompok B Melalui Kegiatan Senam Otak Di Ra Rahmah Elyunusiah Ii
Medan T.A 2017/2018.” Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2018.
24

LAMPIRAN-LAMPIRAN FORMAT LEMBAR OBSERVASI

1. Lembar Observasi Komponen Siswa


NO Hal yang Diamati Skor
Siswa
1. Keaktifan Siswa
2. Perhatian Siswa
3. Kedisiplinan
4. Penugasan

Keterangan :
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Tidak Baik
1 : Sangat Tidak Baik

2. Lembar Pekerjaan Siswa (Tes Soal Lisan)


Nama :
Usia :

1) Sifat wajib bagi Allah ada berapa ?


2) Qidam artinya ?
3) Berbeda dengan makhluk-Nya arti dari sifat ?
4) Hayyan artinya ?
5) Yang berbicara arti dari sifat ?
6) Sifat wajib bagi Allah yang ke 7 ?
7) Benda dari angka sekunder 19 beserta sifat wajibnya ialah ?
8) Muridan ialah sifat wajib Allah yang ke ?
9) ToMat merupakan benda dari angka sekunder 13, apakah sifat wajib yang
ke 13 itu ?
10) Apa symbol dari angka primer 7 ?

Skor Penilaian :
Tiap-tiap soal memiki point 10 jika jawaban benar.
Nilai Keseluruhan : 100
25

3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa


Nama Siswa :
Materi :
Usia :

Aspek yang diamati Skor Ket

No Nama Siswa
A B C D

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Aspek yang diamati :


A : Memperhatikan penyampaian materi oleh guru
B : Penguasaan mengenai jumlah sifat wajib bagi Allah
C : Penguasaan dan hafalan sistem angka primer dan sekunder
D : Keterampilan mengemukakan sifat wajib bagi Allah sistem angka

Keterangan :
15 - 20 (4) : Sangat Aktif
10 - 14 (3) : Aktif
5 – 9 (2) : Cukup Aktif
1 – 4 (1) : Tidak Aktif
26

4. Alat Bantu Metode Hanifida

Gambar 1.4 Sistem Angka Primer


27

Gambar 1.5 Sistem Angka Sekunder


28

SIFAT-SIFAT WAJIB BAGI ALLAH SISTEM ANGKA

01 06

Wujud DoT itu Ada


Wah.. aku diberi Satu DoLlar
02
07

Qidam mengambil DoNat Terlebih Qudrat memiliki Kuasa saat Dj


Dahulu
08
03

DelMan Kekal di dalam Baq Ira memakai bedak agar terhindar


dari DeBu
04
09

Mukhlil mempunyai DuPa yang Ilman Mengetahui bahwa DaGu


Berbeda nya terluka
05
10

Hayat membuat TenDa agar Hidup


Qiyam mengaSihi adiknya dengan
memberikan DaSi
29

11 16

SeMar memakai TaTo Aliman tidak Mengetahui TeLur

12 17

TaNi Melihat Bashar terjatuh Hayyan memohon kepada Yang


Hidup saat TinJu
13
18

Kalam Berbicara mengenai ToMat


Sami’an mendengar TeBu saat
14 digiling

19

Qadir menggunakan ToPi ketika


bertemu Yang Berkuasa

15 Bashir Yang Melihat Andin


memakai ToGa

20

Murid Berkehendak memberikan


TiSu

Yang Berbicara saat membersihkan


NoDa yaitu Mutakalliman

Anda mungkin juga menyukai