OLEH :
NPM : 07.05.3.1855/TI
FAKULTAS TEKNIK
2011
LAPORAN KERJA PRAKTEK
OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2010 - 2011
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
LEMBARAN TUGAS
Mengetahui,
Laporan Kerja Praktek pada PT. Lafarge Cement Indonesia di Lhoknga Aceh
Besar mulai 1 Juni s/d 30 Juni 2011 yang telah dilaksanakan oleh :
Fakultas : Teknik
Langsa,
Diketahui oleh
Dosen pembimbing
Laporan Kerja Praktek pada PT. Lafarge Cement Indonesia di Lhoknga Aceh
Besar. Mulai dari tanggal 1 Juni
J uni s/d 30 Juni 2011 telah diselesaikan oleh :
Langsa,
Mengetahui, Disetujui / Disahkan oleh :
Ketua Jurusan Teknik Industri Dosen Pembimbing,
Mengetahui / Menyetujui,
A.n Dekan Fakultas Teknik
Pembantu Dekan Bid. Akademik
Universitas Samudra Langsa
Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang
menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Serta shalawat kepada Rasulullah SAW
yang membawa pelita bagi dunia. Laporan kerja praktek ini adalah rangkaian dari
kegiatan Kerja Praktek di PT. Lafarge Cement Indonesia (PT. LCI), persyaratan
akademik bagi setiap mahasiswa sarjana Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Samudra Langsa, untuk membuat data hasil kegiatan setelah kerja
praktek di industri dalam bentuk laporan yang akan disampaikan pada seminar
kerja pratek.
membangun
membangun demi sempurnanya laporan ini.
Indonesia.
Samudra Langsa.
5. Bapak Ir. Syamsul Bahri Widodo, Pembantu Dekan I Fakultas Teknik
Cement Indonesia.
7. Serta seluruh karyawan proses produksi PT. LCI, serta semua pihak yang
Ryan Pramanda
NPM: 07.05.3.1855
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Pengesahan Jurusan ............................................
..............................................................
.................. i
Lembar Pengesahan
Pengesahan Pembimbing ...........................................
......................................................
........... ii
Lembar Pengesahan
Pengesahan Fakultas...........................................
.............................................................
.................. iii
Lembar Pengesahan
Pengesahan Pabrik ..........................................
................................................................
...................... iv
BAB. I PENDAHULUAN
4.3 Pembahasan
Pembahasan Semen Mill .........................................
........................................................
............... 33
halaman
halaman
Lampiran 10 Cement
Cement Mill No. 1 Log
Log Sheet ..........................................
..............................................
.... 58
Lampiran 11 Cement
Cement Mill No. 1 Log
Log Sheet ..........................................
..............................................
.... 59
Lampiran 12 Cement
Cement Mill No. 2 Log
Log Sheet ..........................................
..............................................
.... 60
Lampiran 13 Cement
Cement Mill No. 2 Log
Log Sheet ..........................................
..............................................
.... 61
pesat untuk memproduksi bahan mentah menjadi bahan baku agar lebih dapat
proses produksi erat kaitannya dengan hasil yang telah diproduksi yaitu proses
Oleh sebab itu, kondisi kenikerja perusahaan harus selalu dalam keadaan
baik. Apalagi jika mesin diharapkan dapat bekerja selama 24 jam non-stop. Proses
produksi haruslah dalam pencapaian semen yang baik agar konsumen dapat
pada proses produksi sampai tahap penggilingan akhir yang dihasilkan di proses
mempunyai
mempunyai peranan masing-masing dan
dan saling berkesinambunga
berkesinambungan.
n. Dan dalam
dalam
proses produksinya terdapat 5 tahap utama yaitu: Quarrying, Raw Milling, Kiln
Burning & Cooling, Cement Milling, dan Packing. Bagian yang menjadi objek
kajian penulis adalah tahap Cement Milling pada mesin Cement Mill no. 2.
Produksi Semen Yang Optimal Pada Unit Semen Mill No. 2 ” (Studi kasus : PT.
Adapun yang menjadi maksud dan tujuan dari laporan ini adalah :
3. Agar terjalin timbal balik antara dunia pendidikan dan instansi / lapangan
usaha.
penelitian.
Dalam studi ini diperlukan beberapa batasan masalah agar dapat lebih
terarah dalam analisanya. Adapun beberapa batasan masalah yang diambil antara
lain adalah:
1. Data input
input hanya
hanya diambil dari, masuknya pengolahan ke Cement
masuknya bahan pengolahan
optimalnya.
3. Data out-put hanya diambil dari, keluarnya bahan hasil dari Cement Mill
Pembangunan
Pembangunan PT. Semen Andalas Indonesia
Indonesia didirikan pada tahun 1980
yang saham tersebut dipegang oleh perusahaan Blue Circle Industries dari Inggris
dan bekerja sama dengan Cementia Holding A. G dari Swiss. Pada tahun 1983
PT. Semen Andalas Indonesia mulai berjalan produksinya dan telah memperoleh
hasil 1,2 juta ton pertahun. Pada tahun 1989 Lafarge acquired (mengakuisisi)
saham Cementia Holding A. G dari Swiss, berjalan dengan waktu produksi semen
diperusahaan PT. Semen Andalas Indonesia sampai tahun 2001. Lafarge kembali
mengakuisisi lagi saham Blue Circle Industries dari Inggris di PT. Semen Andalas
fasilitas pabrik hancur dan rusak. Pada tahun 2005 Lafarge kembali berusaha
optimis hingga pada tahun 2010, yang telah ditanamkan saham oleh pihak Lafarge
senilai 300 juta dolar. Pada November 2010 PT. Semen Andalas Indonesia sudah
kembali lagi memproduksi semen, dengan renovasi, ide, karya cipta yang baru.
Saat itu pula nama pabrik PT. Semen Andalas Indonesia meggantikan namanya
menjadi PT. Lafarge Cement Indonesia, banyak kemajuan yang diperoleh baik
dalam hal produksi yang meningkat hingga 1.6 juta ton per tahun semen, maupun
dan shale).
4. Raw Meal Silo sebagai tempat penyimpanan sementara hasil dari Raw
Mill.
(Clinker).
7. Cement Mill yaitu penggiling akhir untuk mendapatkan semen dari clinker.
packing.
Lokasi Pabrik PT. Lafarge Cement Indonesia terpadu terletak pada lokasi
strategis yang merupakan suatu daerah pantai dan bukit, kawasan Aceh Besar
tujuan. Struktur organisasi di PT. LCI berupa struktur garis dan staf. Dimana
tugasnya,
tugasnya, presiden direktur dibantu oleh supervisor didalamnya.
Hasil produksi semen di PT. LCI telah mencapai 1,6 ton tiap tahunnya.
Produksi semen ini didistribusikan seluruh wilayah di Aceh. Selain itu, PT.
PT. Lafarge Cement Indonesia sangat disiplin dalam setiap aktifitas sehari-
hari. Setiap karyawan tetap dan karyawan tidak tetap diwajibkan menggunakan
pakaian wajib kerja safety, baik karyawan dikantor maupun karyawan yang
langsung terjun dilapangan lokasi proses produksi. Pakaian wajib ini dikenal
dengan APD (alat pelindung diri) yaitu baju kerja pabrik, helm, kacamata, sepatu
tahan terhadap benda berat, masker, dan sarung tangan agar terlindung dari
bahaya-bahaya
bahaya-bahaya yang tidak terduga saat bekerja.
pekerjanya, agar tubuh selalu fit. Setiap harinya kegiatan rutin setiap pagi adalah
Pada saat praktikan mengadakan kerja praktek di PT. LCI adalah bulan
dalam keadaan shut down yakni dalam pemeliharaan perawatan seluruh mesin
pabrik (maintenence). Seluruh karyawan dan OJT (on job training) diwajibkan
lebih berhati-hati pada aktifitas pekerjaannya, kondisi dan situasi mesin pabrik
dalam perbaikannya,
perbaikannya, dibulan ini PT. LCI memberi nama SAFETY MONTH 2011
yang diselenggarakan setiap shut down pabrik, 1 bulan dalam tiap tahunnya.
t ahunnya.
BAB III
PROSES PRODUKSI SEMEN
Semen adalah perekat hidrolis yang berbentuk bubuk halus bila dicampur
atau direaksikan dengan air akan mengeras. Secara fisik semen selalu merupakan
dicampur air atau dibiarkan terbuka oleh udara yang mengandung air. Secara
jawab terhadap
terhadap karakteristik semen
semen itu sendiri.
C3A : Sebenarnya tidak memberikan sifat spesifik dalam semen, malahan kalau
terlalu banyak bisa membahayakan, sebab jika dicampur dengan air mudah
yaitu: C2S, C3S, C3A, dan C4AF. Istilah C2S, C3S, C3A, dan C4AF merupakan
singkatan yang setiap hurufnya mewakili 1 jenis oksida dan setiap angka
menunjukkan jumlah mol dari oksida tersebut. Oksida-oksida ini adalah C=CaO
persenyawaan
persenyawaan ataupun mineral semen dapat di interpretasikan dengan contoh: C 3S
persenyawaan yang terdiri dari atas 3 mol CaO dan 1 mol SiO 2.
merupakan persenyawaan
Senyawa kimia yang terdapat dalam bahan baku dan yang diperlukan
adalah oksida kalsium (CaO), oksida silisium (SiO 2), oksida alumunium (Al 2O3)
dan oksida besi (Fe 2O3). Disamping senyawa-senyawa tersebut, terdapat juga
persenyawaan
persenyawaan atau unsur-unsur lain
l ain dengan jumlah yang lebih kecil dibandingkan
mineral-mineral semen tersebut diatas. Contoh dari unsur atau persenyawaan ini
semen saja
saja yaitu OPC dan PCC. Semen produksi OPC (Ordinary Portland
untuk produk PCC (Portland Composite Cement) standart yang dipakai adalah
SNI-15-7064-2004.
Selain itu, PT. LCI juga memproduksi semen khusus lebih dikenal
dengan semen curah, sesuai yang diminta oleh pelanggan. Biasanya semen tipe ini
dijual dalam jumlah besar namun tidak continou hanya menurut keinginan
1. Tipe I, adalah semen untuk penggunaan umum. Tipe lain dari jenis ini
adalah semen putih keabu-abuan yang mengandung oksida besi yang lebih
3. Tipe III, adalah tipe semen berkekuatan tinggi karena mengandung kapur
4. Tipe IV, adalah semen dengan panas hidrasi rendah. Karena dalam
Pozzolan adalah
adalah bahan yang tidak mengandung sifat semen tetapi setelah
setelah
3. Polymer Cement , digunakan pada beton yang diikat oleh polymer. Sifat
yang dihasilkan sangat tahan terhadap kekuatan kompresi yang tinggi dan
5. Mansonry Cement
Cement , untuk spasi antar pemasangan
pemasangan batu tahan api.
clinker, gypsum, dan additif atau zat tambahan yang jumlahnya diatur dalam
standart SNI untuk semen OPC. Yang rata-rata hasil campuran dengan kandungan
kandungan
didalamnya adalah
adalah : clinker sejumlah 89-92
89-92 %, gypsum
gypsum 3-4 %, addiktif 5-7 %.
PCC (Portland Composite Cement)
35%.
Spesifikasi produk :
Standart SNI-15-2049-2004
SNI-15-2049-2004 SNI-15-7064-2004
SNI-15-7064-2004
Penggunaan & Secara umum digunakan untuk Dapat digunakan untuk aplikasi
Gedung perkantoran
tekan
Atap genteng.
Keunggulan Semen dengan keunggulan pada : Memberikan kemudahan
baik.
3. Pemanasan,
Pemanasan, Pembakaran Bahan Baku dan Pendinginan Material
5. Pengantongan Produk
3.3 Persiapan Bahan Baku
kandungan perekatan yang cukup baik untuk memproduksi semen yaitu CaCO 3
calcium carbonat nya yang bisa mencapai 95%. Selain CaCO 3 limestone juga
namun dalam jumlah yang lebih kecil. Sesuai dengan namanya limestone
merupakan bebatuan keras yang hanya bisa diuraikan dengan jalan peledakkan.
yang mampu memproduksi sampai 750 ton/jam, agar bongkahan batu tersebut
dipecahkan lagi dengan ukuran lebih kecil lagi yaitu mencapai 2-4 cm agar
merupakan batuan keras di ambil dengan cara peledakkan. Dan sama halnya
seperti limestone setelah ditambang, siltstone juga melalui tahap crusher dan
semen, secara geologi shale juga merupakan bebatuan, namun shale adalah batuan
dilakukan dengan cara dikeruk. Shale juga di crusher terlebih dahulu dan
disimpan ke stockpile.
3.3.4 Iron Sand (Pasir Besi)
yang dekat dengan laut. Proporsi penggunaan pasir besi pada proses pembuatan
semen sangatlah kecil umunnya bahan ini dipakai 1-3% dari total bahan baku
pembuatan semen.
semen. Warna hasil produk semen
semen adalah warna
warna kandungan pasir besi
ini.
3.3.5 Gypsum
pada semen.
3.8 Gypsum
Dengan senyawa material kimiawi CaSO 4 2H2O. PT. LCI juga membeli material
semen. Pozzolan ini juga dibeli dari luar pabrik di Krung Raya Banda Aceh,
dikarenakan sekitar pabrik tidak terdapat material ini. Pozzolan ini biasanya
digunakan sebanyak 15-20% pada semen curah yang dipesan, penambahan ini
menghasilkan beberapa
beberapa pangaruh pada sifat-sifat beton yaitu :
yang bersih.
semen produk PCC atau semen curah yang bahan additif dengan dicampur
8%, pasir besi adalah 2%. Yang pengaturan ini dapat langsung diatur melalui
Raw mill ini adalah penggilingan pertama dalam proses produksi semen
yang memiliki 3 ruangan (chamber) yang ruang tersebut dipisahkan oleh sekat
tahap awal. chamber I lebih dikenal dengan Drying chamber yang ukurannya
lebih kecil dari pada 2 chamber lainnya, pemanasan ini dilakukan secara continou
atau terus-menerus.
dibantu oleh bola-bola mill atau ball mill, ukuran bola-bola mill di ruangan ini
0
adalah 80, 70, 60, dan 50 cm, yang masih memiliki suhu 110 C. Setelah digiling
di ruangan ini, material tersebut telah menjadi bubuk, sebagian kecil material
yang sudah halus dengan kadar yang baik selanjutnya ditarik oleh udara (fan) dan
di pisahkan oleh separator dengan gaya sentifugal, dan yang belum halus sesuai
standartnya masih dalam tahap penggilingan lagi. Dan sebagian material yang
sudah halus masuk chamber III , yang sebelumnya disekat oleh diafragma.
difungsikan agar tidak masuknya material yang belum halus dan tidak masuknya
bola mill dari chamber II , diafragma ini dibuat dengan celah-celah yang telah
diatur. Dan selanjutnya sebagian material yang masuk di chamber III di proses
penggilingan lagi agar benar-benar halus yang dibantu dengan bola mill yang
berukuran 40, 30, dan 20 cm. Hasil penggilingan ini dan dibawa ke tempat
penyimpanan
penyimpanan atau Blending Silo Raw Mill melalui Bucket Elevator
Elevator .
yang terdiri dari 4 tahap (stage) dengan posisi vertikal (dari atas ke bawah: stage
I, II, III, IV). Pada masing-masing stage terdapat sepasang Cyclone yang
berbentuk bundar tabung. Dan susunan yang paling bawah yang dekat dengan kiln
mengurangi kadar air material raw meal dan untuk memisahkan antara gas panas
0 0 0 0
yaitu dari suhu 350 C, 450 C, 650 C, dan 800 C. Pada cyclone ke 4, stage ke 3
dilengkapi dengan defeeding gate yang berfungsi untuk mengatur umpan masuk
ke calsiner (70 %) dan ke kiln (30 %), serta pada kalsiner dengan suhu
0
temperatur 900 C.
Preheater memperoleh panas dari gas yang datang dari kiln yang masuk ke
preheater secara counter current (berlawanan arah), dengan massa raw mill dan
0
hisapan dari fan. Di suspensior preheater, material bertemperatur sekitar 300 C,
masuk melalui gas duct (pipa gas) ke antara stage I dan stage II, naik ke stage I
dikarenakan tarikkan dari fan dan disini langsung mengalami kontak dengan gas
0
panas temperatur sekitar 450 C yang keluar dari cyclone stage II.
stage I dan terjadi perindahan panas serta akibat gaya berat material dan gaya
membentuk pusingan (spiral) dan terjadi proses pemisahan antar gas dengan
0
material. Dan gas yang keluar dari cylone ini mempunyai suhu temparatur 350 C,
sebagian dikembalikan ke raw mill dan sebagian lagi memasuki cooling tower
precipitator (EP)
precipitator (EP) dan kemudian dibuang ke atmosfir melalui chimeny.
Material yang keluar dari cyclone stage I turun dan memasukki gas dust
stage III.
stage III. Pada gas dust stage III ini terjadi kontak material kembali dengan gas
0
panas yang keluar dari cyclone stage III dengan temperatur 650 C. Dan masuk ke
0
cyclone stage II yang mempunyai suhu 450 C dan terjadi proses pengeringan,
proses ini dimaksudkan agar pengurangan kadar air di feed, dan feed keluar pada
bagian bawah cyclone stage II melalui gas dust stage IV yang menuju cyclone
stage II.
Gambar 3.14 Diagram Alir Pemanasan dan
da n Pembakaran
Sumber: PT. LCI
Pada gas dust stage IV terjadi kontak antara material dengan gas panas
0
bertemperatur 800 C yang keluar dari cyclone IV. Gas yang keluar dari dari atas
0
melalui gas dust stage III. Sementara material yang bertemperatur 600 C,
Kemudian material dan gas masuk ke cyclone stage III. Disini terjadi pertukaran
panas dan pusingan yang mengakibatkan gas material terpisah dan Penguraian
0
sedangkan
sedangkan karbonat dari senyawa kalsium akan terurai pada suhu 900 C langsung
masuk ke kalsiner dan diteruskan ke kiln untuk proses pembakaran, hasil yang
telah siap di bakar adalah 70% dari proses di preheater dan 30% lainnya di
kalsiner dikembalikan ke cyclone stage IV karena penguraian feed yang belum
sempurna.
Pada cyclone stage III adalah material yang belum sempurna, cylone ini
mempunyai volume lebih kecil dari pada cyclone lainnya. Di cyclone stage III
masuk ke riser pipa antara kalsiner dan cyclone stage IV, dan disini terjadi
penamasan
penamasan yang lebih tinggi agar penguraian material lebih baik dan siap untuk di
0
bakar di kiln, pada cyclone stage IV bertemperatur sekitar 950-1000 C. Sementara
gas panas masuk melalui kalsiner. Material dari kalsiner diumpankan pangkal kiln
0
dengan temperatur sekitar 1000 C material ini sebagian telah mengalami
mengalami proses
proses
calsinasi.
Temperatur
0
Reaksi yang terjadi (perubahan) Reaksi
( C)
kecepatan putarnnya 4 rpm dengan kapasiatas 200 ton/jam. Kiln dilapisi dengan
batu tahan api yang ketebalannya 0,2 m dan berfungsi menjaga ketahanan shell
0
pembakaran di rotary kiln mencapai 1450 C pembakaran ini menggunakan batu
bara.
1. zone calsinasi
calsinasi (menaikkan suhu)
0
temperatur 450-600 C.
dan C3A.
0
pada temperatur 1400-1450 C.
didalam kiln lebih efektif ditinjau dari segi konsumsi panasnya. Proses
perpindahan panas didalam kiln sebagian besar ditentukan oleh proses radiasi
sehingga diperlukan isolator yang baik untuk mencegah panas terbuang keluar.
Isolator tersebut adalah batu tahan api dan coating yang terbentuk selama proses.
Karena fungsi batu tahan api ditiap bagian proses berbeda maka jenis batu
lebih mudah berlangsung pada fase cair, tetapi jumlah fase cair dibatasi 20-30 %
Keterangan :
0
bertemperatur 1450 C selanjutnya masuk
dihembuskan dengan enam unit (fan) pendingin, sehingga klinker turun menjadi
0
mempermudah penghacuran dipenghancur (hammer).
suhu 80-100 C untuk mempermudah
Udara hasil pendinginan ini selanjutnya didistribusikan ke tiga jalur yaitu :
preheater .
3. Sisa udara hasil pendinginan yang masih mengandung debu yang sangat halus
yang tertangkap di gravel bad filter dimasukkan kedalam klinker silo dengan
bantuan chain conveyer dan bucket elevetor . Sedangkan udara yang telah
dengan breaker (hammer mill). Klinker yang hancur diangkut dengan chain
conveyor dan bucket elevator ke klinker silo. Bila pembakaran di kiln tidak
sempurna akan menghasilkan klinker yang berkualitas rendah dan hal ini harus
dalam main clinker silo, sedangkan klinker yang berkualitas rendah ditempatkan
dalam low burn clinker silo . Klinker ini dapat digunakan sebagai campuran
cemen mill ini terdapat 2 buah tube mill untuk proses penggilingan terakhir pada
produksi semen yaitu cement mill no.1 dan cemen mill no.2.
3.8 Proses Akhir Penggilingan (Cemen Mill)
packing plant
plant , dengan bantuan air-slide, dan diteruskan ke chute yang mempunyai
katup untuk mengatur aliran semen ke cement packer . Pengantongan semen yang
2000 kg.
ada di pelabuhan melalui bucket elevator harbour yang berjumlah dua buah,
pump.
3.10 Peralatan Bantu Proses Pembuatan Semen ( Material
Material Handling).
kegiatan nama dimulai material masuk sampai saat menjadi produk yang
dikeluarkan parik.
20-35 ton.
2. Belt Conveyor
Conveyor , untuk transportasi bahan mentah, semen, terak dan lainnya.
3. Air Slide, untuk transportasi bahan kering dan halus seperti raw meal dan
material yang panas atau material yang mudah lengket ( clinker, raw meal,
6. Pneumatic Lift , untuk transportasi raw meal atau semen dari bawah keatas,
7. Bucket Elevator, untuk membawa material dengan arah vertikal. Alat ini
untuk mengangkut material yang berupa bubuk atau bulk dengan ukuran
o
sampai dengan 50 mm dan temperatur sampai dengan 350 C ke arah vertikal,
3
kapasitasnya bisa mencapai 1300 m /jam dengan isian maksimal 75% dan
ketinggian 60 m.
9. Truck, truck Cement , dan kapal khusus semen untuk media transportasi saat
pemasaran.
Peralatan bantu Alat Penangkap Debu proses pembuatan semen:
pembuatan semen.
3.11 Utilitas
berjarak sekitar 16 KM dari lokasi pabrik. Pengambilan air ini dilakukan dengan
menggunakan
menggunakan pompa sebanyak 6 buah dan di alirkan melalui pipa sebesar 6 inchi.
3
Air ini ditampung dalam satu bak yang berkapasitas ± 5.000 m air. Kebutuhan air
3
perhari adalah 1.400 m . Pengolahan air di lakukan dengan menggunakan unit
3 3
Kebutuhan untuk operasional pabrik sebanyak 550,4 m dan 849,6 m
lainnya untuk keperluan kantor dan untuk power plant sebagai air penghasil uap
pabrik
Pembunuh
coagulator pemisah bakteri Office,
laboratorium,
PMK
Pembunuh
coagulator pemisah bakteri
PT. LCI menggunakan listrik tenaga uap pembangkit listrik tersebut terdiri
dari 3 turbin, 2 turbin yang selalu aktif setiap harinya, dan 1 turbin lainnya sebagai
cadangan untuk kebutuhan dan penyedia lainnya jika turbin lainnya mengalami
kerusakan.
kerusakan. Turbi-turbin tersebut yang masing-masing menghasilkan 14 Mwatt.
Proses pembangkit tenaga listrik ini adalah batu bara memanaskan air agar
hingga menghasilkan
menghasilkan listrik. PT. LCI ini membutuhkan 28 Mwatt setiap harinya.
harinya.
keperluan packing plant , kantor dan operasional produksi kritis, jika sewaktu-
waktu tersebut dan keadaan tertentu dalam keadaan yang tidak baik.
Teknik operasi pembangkit tenaga listrik dibagi dalam tiga statiun sebagai
berikut :
TUGAS KHUSUS
khusus yang diberikan oleh ketua prodi teknik industri selama melaksanakan kerja
Lho’nga Aceh, praktikan mengangkat judul tugas khusus yaitu: “Proses Produksi
Semen yang Optimal di Unit Semen Mill”. Tujuan tugas khusus ini adalah
praktikan untuk mengetahui alur proses bahan produksi di unit cement mill pada
proses produksi Cement Mill No.2 secara optimal dan baik. Pada tugas khusus ini
praktikan mengambil objek pada alur proses produksi di cement mill no. 2 di PT.
kerja praktek.
4.3 Pembahasan Semen Mill
Semen mill adalah tahap pengerjaan proses akhir penggilingan dan yang
telah menjadi produk hasil yang siap untuk pengemasan dan dipasarkan.
1. Silo clinker
4. Fan
5. Silo semen
DC
Silo
Bucket elevator
SEP
Air slide
Material
DC
C e m en t M i l l
Cl l c r
fan
= udara
= material
Proses produksi di area cement mill no. 2 umumnya dapat dibagi tahapan
penggilingan,
penggilingan, dan tahapan penyaringan pemisahan.
gysum, dan additif. Clinker, gysum, dan bahan additif yang disimpan pada
Hopper
Weigh Feeder
motor. Dibawah sabuk terdapat alat penimbang, alat ini akan memberi informasi
mengenai berat material yang ada diatas sabuk serta dikombinasikan dengan
Tahap Penggilingan.
Tube mill silinder horizontal yang terbuat dari baja untuk menggiling
material, semen yang diproses tube mill ini lebih dikenal dengan proses cemen
mill. Cemen mill yang digunakan untuk penggilingan semen ini hanya memiliki
penghalusan
penghalusan dengan sistem menggerus.
Media penggiling dikedua chamber tersebut adalah bola baja ( ball mill), di
chamber I
I adalah 60, 70, 80 dan 90 mm, sedangkan di chamber II
II adalah ball mill
yang berukuran 17, 20, 25, dan 30 mm, agar terjadi penggiling dengan baik ball
mill ini diputar pada 16,4 rpm atau rata-rata 75 % dari kecepatan kritis.
Chamber I Chamber II
90 20 % 30 15 %
80 40 % 25 15 %
70 25 % 20 30 %
60 15 % 17 40 %
Diujung chamber I
I dengan diberikan sedikit celah diujung tube mill untuk
memasukkan udara dari luar yang di tarik oleh fan. Dan fan tersebut telah diberi
katup untuk mengatur suhu dan kecepatan udara disisi ujung chamber II .
0
Suhu di dalam mill dijaga pada tingkat yang aman yaitu 110-115 C. Jika
0
suhu diatas 115 C maka dapat mengakibatkan dehidarsi air kristal gyspsum
0
sedangkan jika dibawah 110 C, maka akan menimbulkan damp atau kelembaban
pada proses semen dipenggilingan. Dan harus dijaga dalam temperatur diantara
0
100-115 C.
0
Jika tidak dijaga suhu tersebut >115 C :
menuju dust collector I, untuk disaring. Dan sebagian hasil langsung dari
penggilingan cement mill no. 2 ditambah dengan hasil saringan dust collector I
Separator dan sebagian hasil produk terbawa oleh udara yang terhisap
Cement Blending.
Blending. Siap untuk dikantongkan, sedangkan sebagian lagi yang belum
2 buah fan
1 buah separator
Dust collector I
Dust collector I
I berfungsi menyaring antara
Gambar 4.6 Penyaring
udara dan material.
berlebihan ke luar.
Seperator
Separator adalah alat untuk membagi suatu aliran material menjadi 2 aliran
atau lebih aliran terpisah. Pada pemisahan ideal, satu aliran akan mengandung
hanya material halus dan aliran lainnya hanya mengandung material kasar. Untuk
memisahkan material yang belum halus rejeck dan yang sudah halus sebagai
0
produck, dan asil produck ini harus tetap terjaga temperatur sampai 60 C agar
untuk menjaga ketahanan kering agar tidak lembab di silo cement mill tidak cepat
mengeras .
luar, fungsi udara ini untuk mengangkat material yang sudah halus untuk dibawa
ke dust collector II , udara dan material ini dapat terangkat ke dust collector II di
bantu oleh hisapan oleh fan. Sedangkan material yang belum halus dengan sesuai
produck.
0
Material yang masuk dijaga pada suhu temperatur 60 C dan di berikan
udara yang maximum agar mempermudah proses putar pada rotor. Rotor ini
bergerak dengan masukkan udara yang masuk. Semakin cepat rotor berputar
semakin baik kehalusan yang baik terangkat ke Dust Collector II yang ditarik oleh
Fan II.
Fan II
Fan ini juga cara mengerjaannya sama dengan Fan I yaitu membantu
menarik material dan udara di dust collector II, untuk penyaringan material agar
sesuai kehalusan yang diinginkan. Fan II ini merupakan fan terakhir dialur cement
mill ini. Udara hasil hisapan saringan dari dust collector II , ini sebagian
dilepaskan ke luar dan sebagian lagi dipergunakan untuk udara masuk ke
Dust collector II , ini proses produck yang terakhir di cement mill.
saring ini terangkat oleh hisap udara oleh fan ke fan. Dan material yang telah
Proses saring ini telah mencapai blaine yang sesuai SNI yaitu :
2
Blaine PCC : 4400-4600 cm /gr
2
Blaine OPC : 3200-3600 cm /gr
Dengan alat bucket elevator, hasil produk ini langsung dibawa ke blending
4.3.3 Mill.
Target Quality Cement Mill.
Blaine 3200-360
3200-3600
0 cm /gr 4400-4600
4400-4600 cm /gr Kehalusan
Kehalusan
Assumsi :
Target Produksi :
PCC : 60 %
OPC : 40 %
60
PCC : 1.60
1.600.0
0.000
00 = 960.0
960.000
00 ton/thn
100
40
OPC : 1.60
1.600.0
0.000
00 = 640.0
640.000
00 ton/thn
100
Kebutuhan Material :
62
Clinker : 960.
960.00
000
0 = 525.
525.20
200
0 /ℎ
100
35
Additif : 960.
960.00
000
0 = 336.
336.00
000
0 /ℎ
100
3
Gypsum : 960.
960.00
000
0 = 28.8
28.800
00 /ℎ
100
Kebutuhan material OPC
89
Clinker : 640.
640.00
000
0 = 569.
569.60
600
0 /ℎ
100
7
Additif : 640.
640.00
000
0= 44.8
44.800
00 /ℎ
100
4
Gypsum : 640.
640.00
000
0= 25.6
25.600
00 /ℎ
100
Jumlah produksi
produksi setiap harinya
harinya (total material tiap hari)
hari)
1.600.000
= 4637
4637,6
,68
8 /ℎ
345
4637.68
= 2318
2318,8
,84
4 /ℎ setiap semen mill
2
Jumlah Produksi
Produksi setiap jam (total material
material tiap hari).
1.600.000
= 193,
193,24
24 /
8280
193.24
= 96,62 / setiap semen mill
2
Kapasitas max produksi semen mill : 100-110 ton/jam atau 2700 ton/hari
Clinker adalah material utama pada cement mill, clinker di proses di Kiln.
Limestone : 71 %
Siltstone : 22,5 %
Shale : 5 %
71
Limestone : 1.164.8
1.164.800
00 = 827.008
827.008 /ℎ
100
827.008
: = 99,8
99,80
0 /
8280
22,5
Siltstone : 1.164.8
1.164.800
00 = 262.080
262.080 /ℎ
100
262.080
: = 31,6
31,65
5 /
8280
5
Shale : 1.164.8
1.164.800
00 = 58.240
58.240 /ℎ
100
58.240
: = 7,04 /
8280
1,5
Iron Sand : 1.164.8
1.164.800
00 = 17.472
17.472 /ℎ
100
17.472
: = 2,11
,11 /
8280
Jumlah material
material produksi clinker 99,80 + 31,65
31,65 + 7,04 + 2,11
2,11 = 140,6 ton/jam
Jumlah material
material produksi clinker 140,6 ton/jam x 24
24 jam = 3374,4
3374,4 ton/hari
Kapasitas max produksi di Kiln : 200 ton/jam atau 3.300 ton/hari
5.1 Kesimpulan
menyimpulkan jika mesin cement mill baru digunakan kembali setelah shutdown
yakni clinker 87 %, gysum 5 %, dan additif 7% adalah 100 ton. Material semen
yang masuk ke cement mill untuk proses penggilingan. Hasil dari proses
penggilingan di cement mill ini 25 % terhisap ke dust collector I dan 75% lainnya
sisa material 75% dari jumlah material yang masuk dari weigh feeder. Dari
material tadi rata-rata 40% nya dikembalikan ke cement mill untuk giling kembali
dan hanya 60% yang menjadi produck untuk dibawa ke dust collector II .
cement mill. Insya Allah di lain waktu, penulis akan menghitung operasian
LCI.
1983