Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Jumat: Agar Pekerjaan Halal, Berkah, dan Manfaat

ُ‫أن محمداً عب ُدهُ ورسولُه‬ َّ ‫ َوأَ ْشهَ ُد‬،‫ف ِء والنَّ ِظي ِْر‬ْ ‫ثيل وال ُك‬
ِ ‫ك له َج َّل عَن ال َشبِ ْي ِه والـ َم‬ َ ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إلهَ إاّل هللاُ وح َدهُ ال شري‬،ُ‫ي لَه‬ َ ‫يُضْ لِلْ فَاَل ها ِد‬
ٌ ‫تع‬
‫َين‬ ْ َ ‫صل‬
َ َّ ‫ت‬‫ا‬ ‫ما‬ ‫ـ‬
‫ن‬ ‫يامي‬ ‫م‬
َ ‫الـ‬ ِّ‫ر‬‫غ‬ُ ‫ال‬ ‫ه‬
ِ ‫وأصحاب‬ ‫ِّبين‬ ‫ي‬‫الط‬ ‫ه‬
ِ ‫آل‬ ‫وعلى‬ ‫ه‬
ِ ‫علي‬ ُ ‫ه‬‫م‬ُ ‫وسال‬ ِ ‫هللا‬ ُ
‫فصلوات‬ ، ‫ه‬ِ َ‫ي‬ ْ‫ح‬ ‫و‬ ‫على‬ ‫ه‬ ُ ‫ن‬‫وأمي‬ ‫ه‬
ِِ ‫ق‬‫خل‬ ‫من‬ ُ ‫ه‬ُ ‫ت‬‫ر‬َ ‫وخي‬ ‫صفِيُّهُ وخليلُه‬َ ‫و‬
ً‫ وسلَّ َم تسليما ً كثيرا‬،‫َت أُ ُذ ٌن بِ َخبَر‬ ْ ‫ و َوع‬،‫ظر‬ َ َ‫بِن‬.  

Hadirin sidang jamaah Jumat yang dirahmati Allah! Dalam kesempatan Jumat pernuh
berkah ini, marilah kita senantiasa saling berwasiat dengan sesama, untuk
meningkatkan rasa takwa kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Salah satu cara untuk
meningkatkan ketakwaan dan rasa kehambaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala
adalah dengan saling menganjurkan untuk bekerja. Dengan bekerja, sifat tamak kita
pada pemberian orang lain, dan minta dibelaskasihi oleh orang lain, dapat menjadi
berkurang.   “Berkurang” dalam hal ini bukan berarti kita tidak membutuhkan uluran
dan bantuan sesama, sehingga kita layaknya manusia yang dikuasai oleh ego diri. Tidak
demikian. Kita sebagai seorang individu, tidak akan pernah hidup sendiri. Kita
senantiasa tetap membutuhkan uluran pertolongan dan kerjasama dari sejawat kita,
saudara kita, teman kita, dan lain sebagainya. Sebagaimana ini diteladankan oleh
Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, saat beliau hendak melakukan dan memulai
dakwah di masyarakat, beliau pertama kalinya mencari sahabat. Sahabat untuk berbagi
suka dan duka dan saling mendukung demi tegaknya kalimat Allah di muka bumi.  
Hadirin jama’ah sholat Jumat yang dirahmati Allah!

Dengan bekerja, hati kita menjadi tenang. Fikiran kita menjadi tenang. Tenang karena
tidak diliputi oleh pernik rintangan keduniaan yang menghijab seorang hamba dari
melakukan penghambaan (ubudiyah) kepada Allah subhanahu wata’ala. Beliau
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh sahabat Anas ibn Malik radliyallahu ‘anhu:  
‫ب ْالَقَدُر َو َكا َد الفَ ْق ُر أَ ْن يَ ُكوْ نَ ُك ْفرًا‬
َ ِ‫ َكا َد ْال َح َس ُد أَ ْن يَ ْغل‬ 

"Hampir-hampir, penyakit hasud (iri hati) mengalahkan derajat/pangkat yang dimiliki


seseorang. Dan hampir-hampir, kefakiran menghantarkan pada kekufuran.”

Kekufuran merupakan buah dari terhijabnya seseorang dari menghamba kepada Allah
disebabkan mementingkan kehidupan duniawi. Seolah dunia bagaikan tuhan yang
kedua baginya. Itulah sebabnya disebutkan sebagai “hampir-hampir” oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Untungnya, ada kejadian dunia yang tidak mampu ditahan
oleh seorang hamba. Penyakit, menurunnya daya penglihatan, pendengaran, kekuatan,
adalah bagian dari dunia yang tidak mampu dihalangi oleh seorang hamba. Sehingga
karenanya, Allah subhanahu wata’ala tetap menjadi yang paling utama dan diutamakan
dalam penghambaan.   Sidang Jumat yang dirahmati Allah! Dalam sebuah hadits hasan
yang diriwayatkan oleh Ibnu Muflih daam Kitab al-Adab al-Syar’iyyah, dan disandarkan
pada sahabat Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, Rasulullah shllallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:

َ َ‫ار ِه َجا َء يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َو َوجْ هُهُ َك ْالقَ َم ِـر لَ ْيلَةَ ْالبَ ْد ِر َو َم ْن طَل‬
‫ب ال ُّدنيا‬ ُّ ‫ َو َس ْعيًا َعلَى أَ ْهلِ ِه َوتَ َع‬، ‫ اِ ْستِ ْعفَافًا ع َِن ْال َمسْأَلَ ِة‬، ‫طلب ال ُّدنيا َحالاًل‬
ِ ‫طفًا َعلَى َج‬ َ ‫من‬
ُ‫ حالاًل ُمكاثِرًا لَقِ َي هَّللا َ َوهُ َو عَل ْي ِه غَضْ بَان‬ 

“Barangsiapa mencari kehidupan dunia dengan jalan halal, karena niat menjaga
kehormatannya dari suatu masalah, dan niat usaha menafkahi keluarganya,
menyantuni tetangganya yang kekurangan, maka kelak ia akan datang di hari kiamat
dengan wajah bagaikan bulan di malam purnama. Dan barangsiapa mencari dunia
dengan jalan halal, namun karena niat menumpuk-numpuknya, maka kelak ia akan
bertemu dengan Allah dengan kondisi dibenci oleh-Nya.”   Dalam hadits, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan bagi orang yang bekerja, yaitu agar ia
meniatkan diri untuk mencari rezeki yang halal. Meski demikian, kita tidak boleh lupa
agar membagusi niat bahwa kerjanya tersebut adalah semata untuk menjaga
kehormatan diri dan agamanya, menafkahi keluarganya dari hasil kerja yang baik, serta
tidak lupa untuk berderma kepada sesama.   Ini semua berlaku untuk rezeki yang halal.
Masih ada ancaman, yaitu bahwa bagi seseorang yang bekerja hanya karena niat
menumpuk harta, maka kelak akan bertemu dengan Allah subhanahu wata’ala dengan
kondisi dibenci. Barangsiapa dibenci Allah subhanahu wata’ala, maka sudah pasti
neraka tempatnya kembali.   Sidang Jumat hafidhakumullah! Alkisah, Nabi Dawud
alaihissalam suatu ketika pergi meninggalkan kerajaannya. Kemudian, salah satu dari
pelayannya, yang dengan setia mendampinginya, ditanya mengenai kisah perjalanan
beliau itu.  
‫ يَا فَتَى َما تَقُوْ ُل فِى دَا ُودَ؟‬ 

“Wahai pemuda! Bagaimana pendapatmu tentang Dawud?”   Lantas orang yang


dipanggil pemuda itu menjawab:  
ً‫ نِ ْع َم ْال َعبْد هُ َو َغ ْي ُر أَ َّن فِ ْي ِه خَصْ لَة‬ 

"Sebaik-baik hamba. Dia memiliki sebuah pekerti yang belum pernah diketahui selama
ini.”   Orang itu lalu bertanya:  
‫ َو َما ِه َي؟‬ 

"Apa itu?”   Pemuda itu menjawab: “Suatu ketika, ia memakan harta dari baitu al-mal-
nya kaum muslimin. Karena sebagai raja, ia boleh mendapatkan gaji darinya. Namun,
ketika itu ia menerima wahyu bahwa ‘betapa Allah subhanahu wata’ala mencintai
seorang hamba yang makan dari hasil jerih payahnya sendiri, dari buah tangannya
sendiri

(‫’!) ِم ْن َك ِّد يَ ِد ِه‬


Selepas menerima wahyu itu, beliau bersegera beranjak menuju mihrab tempat ia
bersujud, sembari menangis tersedu, sembari merenung dan berdoa kepada Allah
subhanahu wata’ala:  

َ‫ال ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬ َّ ‫ص ْن َعةً أَ ْع َملُهَا بِيَ َد‬


ِ ‫ي تُ ْغنِ ْينِي بِهَا ع َْن بَ ْي‬
ِ ‫ت َم‬ ! 
َ ‫يَا َربِّ َعلِّ ْمنِي‬

“Wahai Tuhanku! Ajarkanlah kepadaku sebuah pekerti yang bisa aku kerjakan dengan
tanganku dan mampu menghindarikan aku dari harta baitu al-malnya kaum muslimin!”
“Lantas doa Nabiyullah Dawud alaihissalam dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala.
Allah subhanahu wata’ala mengilhamkan kepadanya untuk membikin baju besi dan
menundukkan besi. Bahkan, di tangannya, besi yang keras dapat menjadi bubur yang
siap dibentuk sesuai keinginannya. Sejak saat itu, setiap kali ia selesai melaksanakan
tugas-tugas pemerintahannya, ia bekerja membikin baju besi, lalu dijualnya ke pasar.
hasilnya , ia pergunakan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya.”   Kisah Dawud ini
kemudian diabadikan oleh Allah subhanahu wata’ala di dalam Al-Qur’an al-Karim, Surat
al-Saba [34] ayat 10-11. Allah subhanahu wata’ala berfirman:  
‫ َولَقَ ْد ٰاتَ ْينَا د َٗاو َد ِمنَّا فَضْ اًل ۗ ٰي ِجبَا ُل اَ ِّوبِ ْي َم َعهٗ َوالطَّ ْي َر َواَلَنَّا لَهُ ْال َح ِد ْي ۙ َد‬ 

“Dan sungguh, telah Kami berikan kepada Dawud karunia dari Kami. (Kami berfirman),
‘Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulang-ulang bersama
Dawud,’ dan Kami telah melunakkan besi untuknya.”  
ِ َ‫صالِح ًۗا اِنِّ ْي بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ ب‬
‫ص ْي ٌر‬ ٍ ‫ اَ ِن ا ْع َملْ ٰسبِ ٰغ‬ 
َ ‫ت َّوقَدِّرْ فِى السَّرْ ِد َوا ْع َملُوْ ا‬

“(Yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah
kebajikan. Sungguh, Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”   Di dalam Al-Qur’an
Surat al-Anbiya’ [21] ayat 80, Allah subhanahu wata’ala juga mengisahkan tentang
pekerjaan Nabi Dawud ‘alaihi al-salam, dengan firman-Nya:  
َ‫صنَ ُك ْم ِّم ْْۢـۢن بَأْ ِس ُك ۚ ْم فَهَلْ اَ ْنتُ ْم شَا ِكرُوْ ن‬
ِ ْ‫س لَّ ُك ْم لِتُح‬ َ ُ‫ َو َعلَّ ْم ٰنه‬ 
ٍ ْ‫ص ْن َعةَ لَبُو‬
“Dan Kami ajarkan (pula) kepada Dawud cara membuat baju besi untukmu, guna
melindungi kamu dalam peperangan. Sudahkah kamu bersyukur (kepada Allah)?”  
Gambaran dari kisah ini, menjadi penjelas bagi tema khutbah di Jumat mubarakah ini,
yaitu hendaknya kita berburu rezeki yang halal. Jangan hanya yang halal, tapi yang
lebih menyelamatkan. Jangan sekadar yang menyelamatkan, tapi juga harus yang
membawa manfaat, untuk diri, keluarga, dan masyarakat.   Apalah artinya rezeki yang
halal, jika tidak menyelamatkan diri kita, di dunia dan akhirat! Apalah artinya rezeki
yang halal, jika tidak mampu membawa manfaat! Sungguh, sebaik-baik diri seorang
hamba adalah yang paling bermanfaat buat manusia lainnya!  
ِ َّ‫اس إِلَى هللاِ أَ ْنفَ ُعهُ ْم لِلن‬
‫اس‬ ِ َّ‫ أَ َحبُّ الن‬ 
"Sebaik-baik hamba di sisi Allah, adalah yang paling bermanfaat buat sesamanya.”  
Demikian itu merupakan teladan dari Nabi. Maka sebagai umatnya, hendaknya kita
meneladani kisah-kisah mulia di atas, supaya kita tercatat sebagai sebaik-baik hamba.  

َ‫ُول هَّللا ِ أُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َمن َكانَ يَرْ جُو هللاَ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هللا‬ ِ ‫ان لَ ُك ْم فِي َرس‬ ‫ لَّقَ ْد َك َـ‬،‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬،‫أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬
،‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل ِمنِّي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَهُ إِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬
ِ ‫آن ْال َك ِري ِْم َونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاآليَا‬
ِ ْ‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬
َ ‫بَا َر‬ .‫َكثِيرًا‬
ِ ‫ َوأَقُوْ ُل قَوْ لِي هَ َذا فَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم إِنَّهُ هُ َو ال َغفُوْ ُر الر‬ 
‫َّحيْم‬

Khutbah II
ُ‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬ َّ ‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد‬ ِ ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ اِلَهَ إِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ ش‬.‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ عَل َى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ عَل َى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‬
َ ‫َر ْي‬
‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا أَ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا هللاَ فِ ْي َما أَ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما‬ َ ‫ اللهُ َّم‬.‫ال َّدا ِعى إل َى ِرضْ َوانِ ِه‬
‫صلُّوْ ا‬ َ ‫صلُّوْ نَ عَل َى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا‬ َ ُ‫نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللاَ أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى إِ َّن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ ي‬
‫ض‬ ْ
َ ْ‫ك َو َمآلئِ َك ِة ال ُمقَ َّربِي َـْن َوار‬ َ ِ‫ك َو ُر ُسل‬ َ ِ‫آل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآئ‬ ِ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى‬ َ ‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ اللهُ َّم‬.‫َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬
‫ض َعنَّا‬ َ ْ‫ان اِلَىيَوْ ِم ال ِّدي ِْن َوار‬ ٍ ‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِاِحْ َس‬ َّ ‫َّاش ِد ْينَ أَبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َوع ُْث َمان َو َعلِى َوع َْن بَقِيَّ ِة ال‬ ِ ‫اللّهُ َّم ع َِن ْال ُخلَفَا ِء الر‬
ْ ْ َ
َ‫ت اللهُ َّم أ ِع َّز ا ِإل ْسالَ َم َوال ُم ْسلِ ِم ْين‬ ْ
ِ ‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َواالَ ْم َوا‬ ْ ْ
ِ ‫ت َوال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما‬ ْ ْ ِ ‫ك يَا أَرْ َح َم الر‬
ِ ‫َّاح ِم ْينَ اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َوال ُم ْؤ ِمنَا‬ َ ِ‫َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمت‬
‫ك إِلى يَوْ َم‬ َ َ ْ ِّ ْ َ ْ‫ر‬ ْ ْ َ َ
َ ِ‫ص َر الدينَ َواخذ َمن خذ َل ال ُمسلِ ِمي َـْن َو َد ِّم أعدَا َء الدي ِْن َواع ِل كلِ َمات‬ْ ْ‫ل‬ ُ ْ ْ ِّ َ ْ ْ‫ُر‬ ْ َ
َ ‫ك ال ُم َوحِّ ِدية َوانص َمن ن‬َّ ْ ْ‫ُر‬ ْ ْ
َ ‫ك َوال ُمش ِر ِكي َـْن َوانص ِعبَا َد‬ ْ َ ْ‫َوأَ ِذ َّل ال ِّشر‬
ْ ْ
ِ ‫صةً َو َسائِ ِر البُلد‬
‫َان‬ ْ ْ ْ ْ ْ
َّ ‫ اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا البَالَ َء َوال َوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َوال ِم َحنَ َوسُوْ َء الفِ ْتنَ ِة َوال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِي ِْسيَّا خآ‬.‫ال ِّدي ِْن‬
ْ
‫اإن لَ ْم تَغفِرْ لنَا َوتَرْ َح ْمنَا‬
َ ْ ‫ َربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َو‬.‫ار‬ ِ َّ‫اب الن‬َ ‫آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬ ِ ‫ َربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا‬. َ‫ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْين‬
‫َاس ِر ْينَ ‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! إِ َّن هللاَ يَأْ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َو ْا ِإلحْ َس ِ‬
‫ان َوإِيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ ب َى َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ‬ ‫لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخ ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫َواذ ُكرُوا هللاَ ال َع ِظ ْي َم يَذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أ ْكبَرْ‬

Anda mungkin juga menyukai