Anda di halaman 1dari 16

Format ASKEP

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I


MAHASISWA PRODI D3 KEPERAWATAN MALANG POLTEKKES
KEMENKES MALANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Nama : Rubiyanto Mulya W.P

NIM : P17220193049

Tingkat : 3B

Kelompok : 2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN


MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN 2021


FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK
KLINIK KMB I

I. KONSEP DASAR
A. Defenisi
Tumor payudara merupakan benjolan di payudara. Timbulnya benjolan pada payudara
dapat merupakan indikasi adanya jenis tumor/kanker payudara (Marselinda Ulu Mandu,
2019)

B. Etiologi
Faktor risiko kejadian tumor payudara dapat disebabkan oleh banyak hal
jenis kelamin, sebagai wanita merupakan salah satu risiko tejadinya tumor payudara.
Faktor risiko kejadian tumor payudara yang tidak dapat diubah yaitu :
 usia,
 adanya mutasi genetik,
 faktor reproduksi,
 faktor genetik, dan
 faktor hormonal,
sedangkan faktor risiko yang dapat diubah yaitu :
 gaya hidup,
 aktifitas fisik,
 dan obesitas (Zainoel & Banda, 2020)

C. Patofisiologi
Pada dasarnya kelainan patologi payudara dapat digolongkan menjadi empat golongan

besar yaitu kelainan kongenital, infeksi, kelainan akibat ketidak seimbangan hormonal,

dan neoplasma. Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara

lainobesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat

karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan

tumor hingga kanker payudara.

Tumor payudara merupakan hasil-hasil transformasi neoplastik dari semua sel berinti
tunggal dalam tubuh, sel yang mengalami transformasi disebut sel neoplastik dengan
transformasi meliputi satu seri perubahan genetic, sel melepaskan diri secara permanen
dari mekanisme pengatur pertumbuhan normal, sel neoplastik dalam tumor maligna yang
memiliki tambahan kemampuan khas yang mematikan yang memungkinkan sel tersebut
menembus dan menyebar, atau metastase ke jaringan lain. Tumor yang padat terdiri dari
sel neoplastik dan stroma kelompok sel yang akan menghasilkan kembali bermacam-
macam bentuk jaringan asal dan akan terakumulasi pada jaringan tumor yang dapat
dikenal pada pemeriksaan histology. (Rasjidi, 2013)

Pathway

Faktor predisposisi dan resiko tinggi


Hiper plasia pada sel mammae

Mendesak Mendesak
jaringan sekitar Sel syaraf

Interupsi sel saraf


Menekan jaringan
pada mammae
nyeri
Peningkatan
konsistensi
mammae

Ukuran
mammae
abnormal

Mammae Kurang
asimetrikpengetahuan

Gg body
image cemas

Gambar 1 : Clinical pathways


D. Klasifikasi

1) Stadium 0 (Tis, N0, M0)

DCIS yang termasuk penyakit paget pada puting payudara dan LCIS.

2) Stadium I (T1, N0, M0)

Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang serta kelenjar getah bening

negatif.

3) Stadium IIA (T0, N1, M0), (T1, N1, M0), (T2, N0, M0)

Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang disertai dengan metastasis

ke kelenjar getah bening atau karsinoma invasif lebih dari 2 cm tetapi kurang

dari 5 cm dengan kelenjar getah bening negatif.

4) Stadium IIB (T2, N1, M0), (T3, N0, M0)

Karsinoma invasif berukuran garis tengah lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5

cm dengan kelenjar getah bening positif atau karsinoma invasif berukuran lebih

dari 5 cm tanpa keterlibatan kelenjar getah bening.

5) Stadium IIIA (T0, N2, M0), (T1 atau T2, N2, M0), (T3, N1 atau N2, M0)

Karsinoma invasif ukuran berapa pun dengan kelenjar getah bening terfiksasi

dengan invasi ekstranodus yang meluas diantara kelenjar getah bening atau

karsinoma berdiameter lebih dari 5 cm dengan metastasis kelenjar getah bening

nonfiksasi.

6) Stadium IIIB (T4, N1 atau N2 dan N3, M0)

Karsinoma inflamasi yang menginvasi dinding dalam, karsinoma yang

mengivasi kulit, karsinoma dengan nodus kulit satelit, atau setiap karsinoma

dengan metastasis ke kelenjar getah bening mamaria interna ipsilateral.

7) Stadium IV (T1–T4, N1–N4, M1)

Metastatis ke tempat jauh


E. Manifestasi klinis / tanda gejala

Adapaun tanda dan gejala yang muncul pada penderit tumor payudara jinak maupun

ganas menurut (taufan, 2013) yaitu sebagai berikut.

3) Tumor Jinak

 Bentuk bulat, teratur, dan lonjong

 Permukaan rata

 Konsistensi kenyal dan lunak

 Muda digerakkan terhadap sekitar

 Tidak nyeri tekan

4) Tumor Ganas (Kanker)

 Permukaan tidak rata dan berbenjol-benjol

 Tidak rata

 Bentuk tidak teratur

 Konsistensi keras, padat

 Batas tidak tegas

 Sulit digerakkan terhadap jaringan sekitar

 Kadang nyeri tekan

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik,

identifikasi metastatik dan evaluasi. USG payudara digunakan untuk mengevaluasi

abnormalitas yang ditemukan pada pemeriksaan skrining atau diagnostik mamografi.

Tanda tumor ganas secara USG :

 lesi dengan batas tidak tegas dan tidak teratur


 Struktur echo internal lemah dan heterogen

 Batasecho anterior lesi kuat , posterior lesi lemah sampai tidak ada

 Adanya perbedaan besar tumor secara klinis danUSG

2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2

Dengan melakukan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik

atau padat . biopsi untuk pemeriksaan histopatologi dapat berupa eksisional

( seluruh masa di angkat ) atau insisional ( sebagian dari masa dibuang). Analisis

makroskopis dari spesimen menyatakan ada tidaknya keganasan.

3. Mammografi,

4. sinar X dada (radiologi )

G. Penatalaksanaan
1. Mastektomi

Mastektomi merupakan pengangkatan ke seluruh tubuh payudara dan beberapa

nodus limfe yang tujuannya adalah untuk menghilangkan tumor payudara

dengan membuang payudara dan jaringan yang mendasari.

2. Terapi Radiasi

Terapi radiasi Biasanya di lakukan sel infuse massa tumor untuk

mengurangi kecenderungan kambuh dan menyingkirkan kanker resudial

3. Pembedahan

Pembedahan ini dilakukan tindakan pembedahan tergantung pada stadium


1 dan 11 lakukan mastektomi radikal, bila ada metastasis dilanjutkan
dengan radiasi regional dan kemoterapi ajuvan. Dapat juga dilakukan
mastektomi simplek yang harus di ikuti radisi tumor untuk setiap tumor
yang terletak pada kuadran sentral
2.
II. KONSEP KEPERAWATAN

A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. .PENGKAJIAN

Anamnesis. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika telah teraba , oleh wanita

itu sendiri. Pasien datang dengan keluhan rasa sakit , tidak enak atau tegang

didaerah sekitar payudara .

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang

menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,

bengkak dan nyeri.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Adanya riwayat karsinoma mammae sebelumnya atau ada kelainan pada

mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian

dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun

mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.

Pemakaian obat-obatan, hormon, termasuk pil kb jangka waktu yang lama.

Riwayat menarche, jumlah kehamilan,abortus, riwayat menyusui.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya keluarga yang mengalami karsinoma mammae berpengaruh pada

kemungkinan klien mengalami karsinoma mammae atau pun keluarga klien

pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker

serviks.
d. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi, palpasi

- .Kepala : normal, mesochephal , tulang kepala umumnya bulat


dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian
posterior.
- Rambut : tersebar merata, warna, kelembaban
- Mata : tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Konjungtiva
agak anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga : bentuk normal , posisi imetris , tidak ada sekret tidak ada
tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
- .Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.
- Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada kelainan
- Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange,ulserasi atau
tanda-tanda radang.
- Hepar : tidak ada pembesaran hepar.
- Ekstremitas : tidak ada gangguan pada ektremitas.
e. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
1. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
payudaranya ke rumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
2. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.
3. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri
saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
4. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan latihan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
5. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan
ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik
6. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
7. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
sebagai wanita normal.

8. Peran dan Hubungan

Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam


melakukan perannya dalam berinteraksi social.
9. Reproduksi dan Seksual
Biasanya akan ada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
10. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus
asaan.
11. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan
lapang dada.
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Rumusan diagnosa keperawatan didapatkan setelah dilakukan analisa data sebagai
hasil dari pengkajian kemudian dicari etiologi permasalahan sebagai penyebab
timbulnya masalah keperawatan tersebut. Perumusan diagnosa keperawatan
disesuaikan dengan sifat masalah keperawatan yang ada, apakah bersifat aktual,
potensial maupun resiko.
Diagnosa keperawatan secara teori yang mungkin muncul pada klien dengan tumor
mamae :
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d px meringis kesakitan, px
bersikap protektif, px gelisah.
2. Ansietas b.d krisis situasional d.d px tampak gelisah, px tampak tegang,
diaphoresis, frekuensi nadi meningkat
3. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d px menunjukkan
persepsi yg jekury terhadap masalah (SDKI, 2019)

B. INTERVENSI/PERENCANAAN
Kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil
yang diperkirakan diterapkan dan diintervensi keperawatan dipilih untuk mencapai
tujuan tersebut merupakan penjelasan dari perencanaan menurut Potter dan Perry
(2011).
Rencara tindakan terhadap pasien tumor mamae (SIKI PPNI, 2019)
N HARI/TGL DIAGNOSA TUJUAN DAN TINDAKAN RASIONAL
O KEP KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
1 11/10/2021 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi - Sasaran yang
agen tindakan 3x24 jam lokasi, tepat dapat
pencedera maka diharapkan karakteristik, mempercepat
fisiologis d.d nyeri akut menurun durasi, penurunan
px meringis dg kriteria hasil : frekuensi, nyeri
kesakitan, px - Keluhan intensistas - Menentukan
bersikap nyeri nyeri skala nyeri,
menurun 2. Identifikasi dapat
protektif, px
- Meringis skala nyeri mengetahui
gelisah,
3. Identifikasi tingkat nyeri
menurun
factor yg pada klien
- Sikap
memperberat - Factor
protektif
dan penyebab
menurun
memperingan nyeri dapat
- Gelisah
nyeri dihindari
menurun 4. Jelaskan
- Diaforesis - Strategi yg
strategi tepat dapat
menurun meredakan meminimalisir
nyeri nyeri
5. Anjurkan - Peningkatan
memonitor pengetahuan
nyeri secara dapat
mandiri meningkatkan
6. Ajarkan teknik kemandirian
nonfarmakolog klien
i untuk -
mengurangi
rasa nyeri
2 11/10/2021 Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Monitor tanda tanda - Untuk mengetahui
krisis tindakan 1x24 jam ansietas tanda-tanda ansietas
situasional d.d diharapkan ansietas 2. Pahami situasi yang - Mendengarkan
px tampak menurun dg kriteria membuat ansietas, dengan penuh
gelisah, px hasil perilaku dengarkan dengan perhatian dapat
tampak gelisah menurun (s) penuh perhatian membuat keadaan
tegang, Perilaku tegang 3. Motivasi klien nyaman
diaphoresis, menurun (s) mengidentifikasi situasi - Mengungkapkan
frekuensi nadi diaforesis menurun yg memicu kecemasan perasaan dapat
meningkat (s) 4. Anjurkan m mengurangi ansietas
frekuensi nadi engungkapkan - Keadaan rilex dapat
menurun (s) perasaan dan persepsi meminimalisir tingkat
5. Latih teknik relaksasi ansietas

3 11/10/2021 Defisit Setelah dilakukan 1. Identifikasi - Informasi yg


pengetahuan tindakan 1x24 jam informasi yg akan kita
b.d kurang maka diharapkan akan sampaikan
terpapar tingkat disampaikan harus sesuai
informasi d.d pengetahuan 2. Identifikasi dengan
px meningkat dengan pemahaman keadaan klien
menunjukkan kriteria hasil : tentang kondisi - Untuk
kesehatan saat mengetahui
persepsi yg 1. Kemampuan
ini informasi apa
jekury menjelaskan
3. Identifikasi saja yg harus
terhadap pengetahuan
kesiapan kita sampaikan
masalah suatu topic
menerima kepada klien
meningkat
informasi tentang
(s) 4. Libatkan kondisi
2. Perilaku pengambilan kesehatanya
sesuai keputusan saat ini
dengan dalam keluarga - Jika klien
pengetahuan untuk sudah siap
meningkat menerima menerima
(s) inforasi informasi akan
5. Fasilitasi memudahkan
mengenai kita dalam
kondisi tubuh menyampaikan
yg informasi
membutuhkan - Libatkan
layanan keluarga klien
kepeawatan agar pada saaat
melakukan
perawatan
dirumah lebih
mudah
- Berikan
informasi
kepada klien
ketika tubuh
klien
memerlukan
pengobatan
segera

C. IMPLEMENTASI
Terdapat lima tahapan pada implementasi menurut (Potter & Patricia, 2005)
diantaranya : mengkaji ulang klien, menelaah dan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan yang sudah ada, mengidentifikasi bantuan, mengimplementasikan
intervensi keperawatan dan mendokumentasikan intervensi.

D. EVALUASI
Untuk evaluasi dibagi menjadi dua macam, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi formatif ialah evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan, yang
berorientasi pada etiologi dan dilakuakn secara terus menerus sampai tujuan yang
telah dilakukan tercapai. Sedangkan evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan
setelah akhir tindakan keperawatan secara menyeluruh, yang berorientasi pada
masalah keperawatan, menjelaskan keberhasilan atau ketidakberhasilan proses
keperawatan dan rekapitulasi serta kesimpulan status kesehatan klien sesuai dengan
kerangka waktu yang ditetapkan Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau
mematau perkembangan klien, digunakan komponen SOAP/SOAPIE/SOAPIER.
DAFTAR PUSTAKA

Marselinda Ulu Mandu. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. D. P. DENGAN


GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RUANG KOMODO RSUD
PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG. Sustainability (Switzerland), 11(1), 1–14.
http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-
8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y
%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.2008.06.005%0Ahttps://www.rese
archgate.net/publication/305320484_SISTEM_PEMBETUNGAN_TERPUSAT_STRA
TEGI_MELESTARI

Potter, & Patricia. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan. EGC.

SDKI, P. (2019). Daftar Diagnosis Keperawatan Berdasarkan Standar Diagnosis


Keperawatan Indonesia (SDKI) – SDKI – Standart Diagnosis Keperawatan
Indonesia.

SIKI PPNI, T. P. S. D. (2019). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan


Tindakan Keperawatan (p. 527).

taufan, N. (2013). ASI dan Tumor Payudara. nuha medika.

Zainoel, A., & Banda, A. (2020). Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Tumor
Payudara Di Rsud Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan Malikussaleh, 6(1), 1–11.
https://ojs.unimal.ac.id/averrous/article/view/2659
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai