NIM : P17220193049
Tingkat : 3B
Kelompok : 2B
I. KONSEP DASAR
A. Defenisi
Tumor payudara merupakan benjolan di payudara. Timbulnya benjolan pada payudara
dapat merupakan indikasi adanya jenis tumor/kanker payudara (Marselinda Ulu Mandu,
2019)
B. Etiologi
Faktor risiko kejadian tumor payudara dapat disebabkan oleh banyak hal
jenis kelamin, sebagai wanita merupakan salah satu risiko tejadinya tumor payudara.
Faktor risiko kejadian tumor payudara yang tidak dapat diubah yaitu :
usia,
adanya mutasi genetik,
faktor reproduksi,
faktor genetik, dan
faktor hormonal,
sedangkan faktor risiko yang dapat diubah yaitu :
gaya hidup,
aktifitas fisik,
dan obesitas (Zainoel & Banda, 2020)
C. Patofisiologi
Pada dasarnya kelainan patologi payudara dapat digolongkan menjadi empat golongan
besar yaitu kelainan kongenital, infeksi, kelainan akibat ketidak seimbangan hormonal,
dan neoplasma. Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara
Tumor payudara merupakan hasil-hasil transformasi neoplastik dari semua sel berinti
tunggal dalam tubuh, sel yang mengalami transformasi disebut sel neoplastik dengan
transformasi meliputi satu seri perubahan genetic, sel melepaskan diri secara permanen
dari mekanisme pengatur pertumbuhan normal, sel neoplastik dalam tumor maligna yang
memiliki tambahan kemampuan khas yang mematikan yang memungkinkan sel tersebut
menembus dan menyebar, atau metastase ke jaringan lain. Tumor yang padat terdiri dari
sel neoplastik dan stroma kelompok sel yang akan menghasilkan kembali bermacam-
macam bentuk jaringan asal dan akan terakumulasi pada jaringan tumor yang dapat
dikenal pada pemeriksaan histology. (Rasjidi, 2013)
Pathway
Mendesak Mendesak
jaringan sekitar Sel syaraf
Ukuran
mammae
abnormal
Mammae Kurang
asimetrikpengetahuan
Gg body
image cemas
DCIS yang termasuk penyakit paget pada puting payudara dan LCIS.
Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang serta kelenjar getah bening
negatif.
3) Stadium IIA (T0, N1, M0), (T1, N1, M0), (T2, N0, M0)
ke kelenjar getah bening atau karsinoma invasif lebih dari 2 cm tetapi kurang
Karsinoma invasif berukuran garis tengah lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5
cm dengan kelenjar getah bening positif atau karsinoma invasif berukuran lebih
5) Stadium IIIA (T0, N2, M0), (T1 atau T2, N2, M0), (T3, N1 atau N2, M0)
Karsinoma invasif ukuran berapa pun dengan kelenjar getah bening terfiksasi
dengan invasi ekstranodus yang meluas diantara kelenjar getah bening atau
nonfiksasi.
mengivasi kulit, karsinoma dengan nodus kulit satelit, atau setiap karsinoma
Adapaun tanda dan gejala yang muncul pada penderit tumor payudara jinak maupun
3) Tumor Jinak
Permukaan rata
Tidak rata
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik,
Batasecho anterior lesi kuat , posterior lesi lemah sampai tidak ada
Dengan melakukan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik
( seluruh masa di angkat ) atau insisional ( sebagian dari masa dibuang). Analisis
3. Mammografi,
G. Penatalaksanaan
1. Mastektomi
2. Terapi Radiasi
3. Pembedahan
1. .PENGKAJIAN
Anamnesis. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika telah teraba , oleh wanita
itu sendiri. Pasien datang dengan keluhan rasa sakit , tidak enak atau tegang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
d. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi, palpasi
B. INTERVENSI/PERENCANAAN
Kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil
yang diperkirakan diterapkan dan diintervensi keperawatan dipilih untuk mencapai
tujuan tersebut merupakan penjelasan dari perencanaan menurut Potter dan Perry
(2011).
Rencara tindakan terhadap pasien tumor mamae (SIKI PPNI, 2019)
N HARI/TGL DIAGNOSA TUJUAN DAN TINDAKAN RASIONAL
O KEP KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
1 11/10/2021 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi - Sasaran yang
agen tindakan 3x24 jam lokasi, tepat dapat
pencedera maka diharapkan karakteristik, mempercepat
fisiologis d.d nyeri akut menurun durasi, penurunan
px meringis dg kriteria hasil : frekuensi, nyeri
kesakitan, px - Keluhan intensistas - Menentukan
bersikap nyeri nyeri skala nyeri,
menurun 2. Identifikasi dapat
protektif, px
- Meringis skala nyeri mengetahui
gelisah,
3. Identifikasi tingkat nyeri
menurun
factor yg pada klien
- Sikap
memperberat - Factor
protektif
dan penyebab
menurun
memperingan nyeri dapat
- Gelisah
nyeri dihindari
menurun 4. Jelaskan
- Diaforesis - Strategi yg
strategi tepat dapat
menurun meredakan meminimalisir
nyeri nyeri
5. Anjurkan - Peningkatan
memonitor pengetahuan
nyeri secara dapat
mandiri meningkatkan
6. Ajarkan teknik kemandirian
nonfarmakolog klien
i untuk -
mengurangi
rasa nyeri
2 11/10/2021 Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Monitor tanda tanda - Untuk mengetahui
krisis tindakan 1x24 jam ansietas tanda-tanda ansietas
situasional d.d diharapkan ansietas 2. Pahami situasi yang - Mendengarkan
px tampak menurun dg kriteria membuat ansietas, dengan penuh
gelisah, px hasil perilaku dengarkan dengan perhatian dapat
tampak gelisah menurun (s) penuh perhatian membuat keadaan
tegang, Perilaku tegang 3. Motivasi klien nyaman
diaphoresis, menurun (s) mengidentifikasi situasi - Mengungkapkan
frekuensi nadi diaforesis menurun yg memicu kecemasan perasaan dapat
meningkat (s) 4. Anjurkan m mengurangi ansietas
frekuensi nadi engungkapkan - Keadaan rilex dapat
menurun (s) perasaan dan persepsi meminimalisir tingkat
5. Latih teknik relaksasi ansietas
C. IMPLEMENTASI
Terdapat lima tahapan pada implementasi menurut (Potter & Patricia, 2005)
diantaranya : mengkaji ulang klien, menelaah dan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan yang sudah ada, mengidentifikasi bantuan, mengimplementasikan
intervensi keperawatan dan mendokumentasikan intervensi.
D. EVALUASI
Untuk evaluasi dibagi menjadi dua macam, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi formatif ialah evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan, yang
berorientasi pada etiologi dan dilakuakn secara terus menerus sampai tujuan yang
telah dilakukan tercapai. Sedangkan evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan
setelah akhir tindakan keperawatan secara menyeluruh, yang berorientasi pada
masalah keperawatan, menjelaskan keberhasilan atau ketidakberhasilan proses
keperawatan dan rekapitulasi serta kesimpulan status kesehatan klien sesuai dengan
kerangka waktu yang ditetapkan Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau
mematau perkembangan klien, digunakan komponen SOAP/SOAPIE/SOAPIER.
DAFTAR PUSTAKA
Zainoel, A., & Banda, A. (2020). Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Tumor
Payudara Di Rsud Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan Malikussaleh, 6(1), 1–11.
https://ojs.unimal.ac.id/averrous/article/view/2659
DAFTAR PUSTAKA