Anda di halaman 1dari 4

Kisah Nabi Muhammad SAW

Mapel PAI

Nama : Rahmi Widyastuti


No. Absen : 27
Kelas : 7I

Kelas VII
Tahun Ajaran 2021/2022
Kisah Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad lahir di Makkah hari Senin, 12 Rabi’ul Awal pada tahun 571
kalender Romawi (1450 tahun yang lalu). Rasul lahir dari ibu bernama Aminah dan ayahnya
bernama Abdullah. Tahun tersebut juga disebut sebagai Tahun Gajah yakni tahun ketika
pasukan gajah di bawah pimpinan Abrahah Habasyah tengah menyerang Ka’bah. Allah SWT
pun menghentikan aksi mereka dengan segala kebesaranNya. Burung ababil pun datang
menjatuh batu-batu untuk mendatangkan wabah penyakit.
Kisah kelahiran Nabi Muhammad ini ada di dalam Surah Al Fil yang memiliki arti
Tahun Gajah. Rasulullah lahir di masa ini dan dibesarkan sebagai anak yatim karena
ayahnya, Abdullah telah meninggal dunia sebelum usianya genap 3 Tahun. Semasa kecilnya,
akhirnya dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Muthalib.
Pada saat Nabi lahir, seorang ibu bernama Halimah Sa’diyah dengan ikhlas mau
menyusui Muhammad meski ASI-nya sulit keluar. Namun karena Keikhlasan Halimah pun
diberi balasan oleh Allah SWT, karena setelah itu air ASI-nya keluar dengan deras. Nabi
Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim di rumah Abu Talib. Semasa kecilnya,
Rasulullah tumbuh dan menjalani kehidupannya seperti pada anak pada umumnya. Adanya
tradisi Quraisy pada zaman dahulu, pada hari kedelapan belas membuat ibunya harus
menyembunyikannya di pedalaman.
Tradisi Quraisy tersebut membuat Nabi Muhammad tidak bisa merasakan kasih
sayang ibunya sampai berumur 8 sampai 10 tahun. Hal ini justru membuatnya berada di
bawah asuhan Halimah binti Sa’diyah selama tiga tahun. Rasulullah menjadi anak yang
tanggap, bersikap baik dan cerdas pada masanya.
Pada masa Remasa, Nabi Muhammad terjaga dari perbuatan merugikan kawan
sekitarnya. Sampai suatu ketika, Nabi pun bercerita ketika dua kali duduk saat mendengarkan
pesta perkawinan di zaman Jahiliyah.
Allah justru menutup telinganya sampai tertidur dan terbangun esoknya. “Setelah itu, aku
tidak pernah lagi berniat mengikuti perbuatan buruk.” (HR Thabrani).
Muhammad yang menginjak usia 20 tahun di Mekah yang bertepatan peristiwa
Harbul Fijar antara Kabilah Quraisy melawan Qais dan Aylan.
Menjelang usia Nabi Muhammad yang dewasa, membuatnya semakin menekuni
dunia bisnis. Nabi pun berdagang dengan kawan terbaiknya yakni Saib bin Abi Saib. Barulah
pada saat berusia 25 tahun, Rasulullah menjalin kerja sama bisnis bersama wanita kaya raya
yakni Siti Khadijah.
Perkenalan Muhammad dengan Khadijah memang berawal dari dunia perniagaan.
Perempuan ini biasa membiayai kafilah perdagangan Mekkah ke Suriah untuk nanti membagi
keuntungan bersama mitranya. Hal ini menjadi alasan bagi mereka berdua dalam melakukan
perjalanan dagang tersebut.
Buku Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW menceritakan berbagai tanda kerasulan
yang sudah terjadi sejak beliau masih anak-anak, serta perjalanan hidupnya yang begitu
banyak rintangan.
Banyaknya kegiatan perdagangan yang melibatkan mereka berdua, membuat
Khadijah merasa kian tertarik. Perempuan ini akhirnya mengutus seorang sahabatnya,
Nafisah binti Umayyah untuk menyampaikan keinginannya yakni melamar Muhammad.
Muhammad SAW pun menyampaikan kabar gembira ini kepada paman-pamannya. Salah
satunya yakni, Hamzah bin Abdul Muthalib lantas mendatangi rumah Khuwailid bin Asad
dengan Muhammad untuk melamar Khadijah. Maka menikahlah mereka berdua ketika Nabi
berusia 28 tahun.
Sebelum menjadi Rasul, Nabi Muhammad sudah mendapatkan beberapa karunia
istimewa dari Allah seperti wajahnya terlihat bersinar dan bersih. Hal ini nyatanya menjadi
pertanda kebesaran Allah yang menandakan akan datangnya nabi terakhir dengan kedudukan
tertinggi sampai akhir zaman.
Nabi Muhammad mendapatkan sebuah mimpi ketika Malaikat Jibril menghampirinya.
Rasul pun sedang menyendiri di dalam Gua Hira tepatnya di samping Jabal Nur. Turunlah
wahyu pertama yang ia bawakan dari Allah yakni Surah Al – “Alaq 1 – 4.
Nabi Muhammad akhirnya memulai dakwahnya secara terang-terangan pada keluarga paling
dekat yaitu kalangan Bani Hasyim. Hanya Ali bin Abu Thalib yang mau menerima dan
memutuskan untuk beriman kepada Allah. Sementara Abu Thalib ikut melindungi Rasul saat
berdakwah.
Dakwah secara terang-terangan ini selalu mendapatkan pertentangan oleh kaum
Quraisy. Bahkan beberapa orang menuduh Nabi Muhammad gila dan melemparkan kotoran
ke tubuh Nabi. Abu Jahal dan Abu Lahab sebagai pamannya bahkan juga ikut menentang
Rasul selama berdakwah.
Bersama dengan kaum kafir Quraisy lainnya, Abu Jahal dan Abu Lahab menentang dakwah
Rasulullah. Keduanya bahkan sempat mengintimidasi pengikutnya agar meninggalkan Nabi.
Mereka khawatir jika ajaran dari Muhammad hanya bisa merusak agama nenek moyang
yakni menyembah berhala.
Banyak dari kaum Quraisy yang mencoba segala cara untuk membunuh Nabi
Muhammad. Mereka juga memberikan uang tebusan pada Abu Thalib agar membiarkan
Rasul wafat. Rencana pembunuhan ini pun sering melibatkan orang luar agar tidak
memecahkan perang saudara.
Memasuki zaman Rasulullah SAW tepatnya di tahun pertama di Madinah, Nabi dan
sahabatnya serta kaum Muhajirin masih menghadapi usaha untuk tetap bertahan hidup. Hal
ini karena tidak semua dari mereka merupakan orang berkecukupan, kecuali Usman bin
Affan.
Kondisi kaum Muslimin yang sudah mulai sejahtera di tahun kedua Hijriah, barulah
muncul perintah zakat. Nabi Muhammad SAW akhirnya langsung mengutus Mu’adz bin
Jabal untuk menjadi Qadli di Yaman. Rasul pun memberikan nasihat kepadanya agar
menyampaikan pada ahli kitab tentang hal ini.
Nabi Muhammad melaksanakan perintah qurban ketika sedang melakukan haji Wada
di Mina. Saat itu, Rasulullah menyembelih sebanyak 100 ekor unta. Beliau melaksanakannya
sendiri pada 63 ekor sementara sisanya ia serahkan kepada Ali Bin Abi Thalib.
Penyembelihan ini Nabi Muhammad lakukan setelah melaksanakan Shalat Idul Adha.
Perintah ini pun sudah ada di dalam Surah Al Hajj ayat 36 mengenai jenis hewan yang bisa
umat Muslim jadikan sebagai kurban. Sebagai umat Muslim, juga harus mengetahui cara
menyembelih dan tujuannya.
Abu Bakar sebagai sahabat Nabi Muhammad yang sedang tidak di Madinah,
terjadilah peristiwa sangat menyedihkan. Rasulullah wafat bersamaan dengan turunnya
wahyu Allah yakni Surat Az Zumar ayat 30, artinya “Sesungguhnya kamu akan mati dan
sesungguhnya mereka akan mati pula.”.
Nabi Muhammad mulai sakit di bulan Shafar tahun 11 Hijriah. Beliau sakit kepala
dan demam hingga akhirnya membuat suhu tubuh meninggi. Kondisi ini terjadi selama
kurang lebih 2 minggu. Rasulullah akhirnya mengunjungi rumah istri-istrinya dan tiba di
kediaman Aisyah dengan badan sudah lemah.
Untuk mengenang beliau serta nilai-nilai luhur Islam, buku Nabi Muhammad Sang
Pejuang Hemat oleh Muhammad Imarah berisikan berbagai peristiwa dari sebelum beliau
lahir hingga wafat.

Anda mungkin juga menyukai