Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN DENGAN ALAT UKUR SEDERHANA

Oleh:
Beby Sulistya
NIM : 213010404035

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN KEHUTANAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
petunjuk dan karunia-Nya sehingga Laporan Pengenalan Alat Ukur
Sederhana ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dalam
menulis laporan penelitian ini, Puji Tuhan penulis tidak mendapatkan kendala
– kendala, sehingga penyelesaian laporan ini dapat dikerjakan dengan baik.
Selain itu penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada; Bapak Dr.
Renhart Jemi, S.Hut, M.P. selaku dosen pengampu mata kuliah serta
pembimbing praktikum.
Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya
ilmiah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu
penulis dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Mudah- mudahan apa yang di harapkan penulis bisa di capai dengan
sempurna. Amin.

Palangka Raya, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... v

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum...............................................................................1

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis Alat Ukur Panjang.....................................................................2

2.2 Jenis Alat Ukur Berat.........................................................................2

2.3 Jenis Alat Ukur Waktu.......................................................................3

2.4 Jenis Alat Ukur Suhu..........................................................................3

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan...................................................................................4

3.2 Cara Kerja...........................................................................................4

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil....................................................................................................5

4.2 Pembahasan......................................................................................13

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan......................................................................................24

5.2 Saran.................................................................................................24

iii
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

4.1 Hasil praktikum pengenalan alat ukur panjang 5

4.2 Hasil praktikum pengenalan alat ukur berat 7


4.3 Hasil praktikum pengenalan alat ukur waktu 11
4.4 Hasil praktikum pengenalan alat ukur suhu 12

v
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika merupakan ilmu yang berbasis eksperimen. Eksperimen itu sendiri


dilakukan dalam beberapa tahapan, antara lain observasi, pengukuran, analisis,
dan pelaporan hasil eksperimen. Dalam melakukan percobaan diperlukan
pengukuran, dan alat yang digunakan dalam pengukuran tersebut disebut alat
ukur. Pengukuran adalah membandingkan apa yang dapat diukur dengan apa
yang dapat dijadikan acuan dan apa yang dapat diukur, kemudian dinyatakan
hasilnya dengan suatu bilangan yang disebut besaran.
Pengukuran dan kuantitas adalah hal yang sangat mendasar. Ketika
mempelajari apa yang terjadi, kegiatan pengukuran merupakan kondisi atau hal
yang sangat penting untuk dilakukan. Pengukuran adalah kegiatan
membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang disepakati. Misalnya
untuk menghitung volume suatu balok bangunan, Anda harus mengukur
panjang, lebar dan tinggi balok tersebut, kemudian menghitung volume untuk
menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang pelari dalam jarak
100 meter, maka kita dapat menggunakan stopwatch untuk melihat pelari
berlari Waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak, jika seseorang demam,
maka kita dapat menggunakan termometer untuk mengukur suhu tubuh orang
tersebut

I.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum 1 yaitu untuk mengetahui jenis, bagian-bagian, fungsi


alat ukur dan cara penggunaan nya.
2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis Alat Ukur Panjang

Alat ukur panjang merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jarak
antara dua titik, alat ukur panjang absolut diperlukan untuk menjamin
kebenaran perlengkapan ukur. Ada pula sebagian jenis- jenis perlengkapan
ukur sebagai berikut:
1. Penggaris / Mistar

2. Meteran

3. Jangka Sorong

4. Mikrometer Sekrup

2.2 Jenis Alat Ukur Berat

Alat ukur berat adalah alat untuk menakar nilai berat, sehingga kita dapat
membandingkan berat suatu benda dengan benda lainnya. Nilai berat suatu
benda bisa ditakar dengan alat berupa timbangan. Namun, alat ukur berat juga
terdiri beberapa jenis, berikut adalah macam-macam alat ukur benda.

1. Timbangan Duduk

2. Neraca Digital

3. Timbangan Digital

4. Timbangan Kodok

5. Timbangan Gantung

6. Timbangan hibrid
3

2.3 Jenis Alat Ukur Waktu

Alat ukur waktu ialah perlengkapan ukur yang kerap kita membawa serta
seterusnya buat mengenali nilai angka dari waktu, ada pula jenis- jenis
perlengkapan ukur waktu selaku berikut:

1. Stopwatch Analog

2. Stopwatch Digital

2.4 Jenis Alat Ukur Suhu

Suhu merupakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu
mempunyai 4 skala yaitu celcius, fahrenheit, reamur, dan kelvin. Alat untuk
mengukur suhu itu disebut dengan termometer, berikut adalah contoh dari
termometer yang umum ditemui :

a. Termometer Air Raksa

b. Termometer Digital
4

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Referensi yang relevan yang berkaitan dengan jenis alat ukur panjang,
berat, waktu, dan suhu. Adapun alat dan bahan pada metode praktikum adalah
sebagai berikut.

1. Jenis alat ukur panjang

Penggaris, meteran, jangka sorong, micrometer sekrup.

2. Jenis alat ukur berat

Timbangan duduk, neraca digital, timbangan digital, timbangan


kodok, timbangan gantung, dan timbangan hybrid.
3. Jenis alat ukur waktu

Stopwatch analog dan stopwatch digital.

4. Jenis alat ukur suhu

Termometer air raksa dan termometer digital.


3.3 Cara Kerja

1. Mencari referensi dari jenis – jenis alat ukur panjang, berat,


waktu, dan suhu seperti yang telah ditentukan

2. Gambarlah dan jelaskan bagian-bagi alat ukur pada bagian 1,2,3,4


dan 5

3. Gambarlah dan jelaskan bagian-bagi alat ukur pada bagian 1,2,3,4


dan 5

4. Memberikan keterangan dan penjelasan berupa pengertian, fungsi


serta kegunaan mengenai jenis – jenis alat ukur.
5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pratikum

Hasil praktikum pengenalan alat ini, penulis sajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.1 Hasil praktikum pengenalan alat ukur panjang

No. Nama Cara Pengunaan Alat Gambar


Alat
 Tempatkan skala nol pada
mistar sejajar dengan salah
satu ujung barang.
 Perhatikan ujung barang
yang lain, setelah itu bacalah
skala pada mistar yang
sejajar dengan ujung benda
1. Penggaris tersebut.
 Untuk membaca skala pada
mistar, mata harus
memandang tegak lurus
dengan ujung garis skala
yang akan kalian baca.

Cara menggunakan alat meteran


cukup mudah, cukup dengan
merentangkan meteran ini dari
ujung satu ke ujung lain dari
objek yang diukur. Kemudian
2. Meteran
lihat indeks angka yg muncul
diujung garis yang kita ukur.
6

 Membuka rahang jangka dengan


cara mengendorkan sekrup
pengunci, menggeser rahang
geser jangka sorong kekanan
sehingga benda yang diukur dapat
masuk diantara kedua rahang
(antara rahang geser dan rahang
tetap).
 Letakkan benda yang akan diukur
diantara kedua rahang.
Menggeser rahang geser kekiri
3. Jangka sehingga benda yang diukur
Sorong terjepit oleh kedua rahang
sekaligus mengunci sekrup
pengunci, lalu lihat dan catat dari
hasil pengukuran.

 Bukalah rahang dengan memutar


kekiri pada skala putar.
 Masukanlah benda yang akan di
ukur pada rahang dan putar
kembali skala putar sampai
mentok hingga bunyi klik.
 Putarlah pengunci (lock nut)
hingga skala putar tidak
Micromete
dapat digerakan.
4. r Sekrup
 Jika sudah melakukan
pengukuran, keluarkan benda dan
baca hasil pengukuran.
7

Tabel 4.2 Hasil praktikum pengenalan alat ukur berat

No. Nama Alat Cara Penggunaan Alat Gambar


8

 Sebelum digunakan untuk


mengukur berat, kita
terlebih dahulu mengecek
apakah jarum analog
sudah berada tepat di
angka 0 atau belum, jika
belum kita bisa mengatur
dengan memutar untuk
menyesuaikan jarum
analog.
Timbangan  Jika sudah maka kita
1. Duduk sudah bias melakukan
pengukuran dengan
menimbang benda atau
sesuatu diatas timbangan
duduk
 Lalu perhatikan indeks
angka yang ditunjukan
oleh jarum, dan itulah
berat benda yang
ditimbang.

 Pastikan bahwa
9

timbangan sudah
menyala. Pastikan
timbangan menunjukkan
angka ”nol. Letakakan
benda yang massanya
2. Neraca Digital
akan diukur pada piringan
tempat benda. Baca skala
yang tertera pada display
digital.
 Pastikan bahwa timbangan
sudah menyala. Pastikan
timbangan
menunjukkan angka
”nol”( jika tidak perlu
dikoreksi).
Timbangan  Letakakan benda yang
3. Digital massanya akan diukur pada
piringan tempat benda.
 Baca skala yang tertera pada
display digital sesuai skala
satuan timbangan tersebut.
10

 Dalam menggunakan
timbangan kodok kita hanya
perlu menyeimbangkan plat
Timbangan dengan anak batu yang terdiri
4. Kodok atas berbagai ukuran yaitu 50
gram (1/2 ons), 100 gram (1
ons), 200 gram (2 ons), 500
gram (1/2 kg), 1000 gram (1
kg).

Cara penggunaan
timbangan gantung cukup
mudah yaitu dengan
menggantungkan alat
Timbangan
timbangan ini. Jadi, benda
5. Gantung
yang akan diukur beratnya
digantungkan pada pengait
yang
ada pada timbangan gantung.

Sama seperti timbangan


lainnya, timbangan ini
menggunakan plat
dudukan dengan system
6. Timbangan
mekanis tempat untuk
Hybrid
meletakan benda yang
11

akan ditimbang, nanti akan


muncul berat benda
dilayar.

Tabel 4.3 Hasil praktikum pengenalan alat ukur waktu

No. Nama Alat Cara Pengunaan Alat Gambar


 Menyiapkan stopwatch
yang akan digunakan
untuk mengukur.
 Memastikan bahwa
keadaan stopwatch
dalam keadaan nol atau
telah terkalibrasi.

Stopwatch  Menekan tombol start


1. untuk memulai
Analog
pengukuran waktu.
 Menekan tombol stop
untuk mengakhiri
pengukuran waktu.
 Membaca hasil pengukuran.

 untuk mengakhiri

Cara penggunaan untuk


stopwatch digital sama
Stopwatch seperti menggunakan
2.
Digital stopwatch analog hanya saja
10

stopwatch ini menampilkan


hasil
yang berupa angka digital.
13

Tabel 4.4 Hasil praktikum pengenalan alat ukur suhu

No Nama Cara Penggunaan Alat Gambar


Alat
 Terlebih dahulu,
bersihkan ujung
termometer
menggunakan alkohol
agar lebih steril.
 Letakkan ujung
termometer yang
berwarna silver pada
Termometer ketiak atau lidah
1. Air Raksa selama tiga menit .
 Setelah 3 menit, angkat
termometer ke arah
cahaya dan lihat berapa
angka yang tinjukkan
oleh air raksa di
termometer

Cara menggunakan
termometer ini ialah dengan
memasukkan ujung
termometer yang berukuran
kecil ke dalam telinga.
Sebelumnya tarik dulu daun
telinga ke belakang agar
Termometer
2. lebih mudah mengarahkan
Digital
termometer masuk ke
telinga. Tunggu sampai
12

bunyi bip pada termometer


setelah itu baca hasil
pengukuran
suhunya dilayar lcd.

4.1 Pembahasan
4.1.1 Jenis Alat Ukur Panjang
Menurut Priyambodo (Yatnikasari, Asnan, & Zulkarnain, 2021),
besaran dan satuan adalah segala pengertian yang dikenai ukuran dengan
pembanding yang telah diperjanjikan terlebih dahulu. Mengukur besaran
dalam fisika membutuhkan alat ukur. Dengan alat ukur kita dapat
memperoleh data pengukuran dalam bentuk digital. Alat ukur panjang sendiri
adalah alat (alat) yang digunakan untuk menghitung panjang, biasanya dalam
meter, sentimeter, dan milimeter. Alat ukur tersebut antara lain :
1. Penggaris / Mistar

Mistar atau penggaris adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
panjang suatu benda.
Menurut Mujadi (Nasution, 2019), manyatakan bahwa mistar atau
penggaris adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur panjang
atau lebar suatu benda juga dapat digunakan untuk menggambar suatu garis.
14

Adapun bagian-bagian penggaris adalah:

a. Skala, biasanya terdapat 2 skala dalam penggaris, satu dalam cm dan


yang lainnya dalam inci.
b. Angka, yang berfungsi untuk menunjukkan hasil pengukuran

c. Satuan, untuk mengingatkan tentang satuan dari penggaris.

2. Meteran

Meteran merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur Panjang


suatu daerah dengan panjang biasanya 25-30 meter. secara umum berfungsi
sebagai alat untuk mengukur jarak atau panjang. Berikut adalah bagian-
bagian dari meteran :
a. Kotak meteran, fungsi untuk menyimpan alat meteran

b. Meteran/Pita besi tipis, terdiri dari angka mulai dari 0-10 meter,
tegantung panjang dari meteran tersebut, kemudian terdapat satuan
panjang yang terdiri dari centimeter (cm) dan inch.
c. Plat stainless pada ujung titik meteran, fungsi dari plat yang terdapat di
ujung meteran adalah untuk mengaitkan meteran agar bias melekat pada
benda yang akan diukur, tapi bagian ini tidak berfungsi untuk mengukur
sesuatu yg berbentuk bulat, karena tidak ada untuk menempatatkan
pengait
d. Gantungan pada kotak meteran, biasanya gantungan ini terbuat dari tali,
yang fungsinya untuk mengantungkan atau mengaitkan kotak meteran
di paku atau semacam nya.
3. Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur untuk menghitung panjang, lebar,


tinggi,diameter luar dan dalam, serta kedalaman lubang suatu benda. Jangka
sorongdapat mengukur hingga ketilitian 0,1 mm.
15

Skala utama terletak di batang di batang jangka sorong, sedangkan pada


rahang sorong diberi skala sebanyak 10 bagian dengan panjang 9 mm maka
disebut skala nonius. Berikut adalah bagian-bagian dari jangka sorong :
16

a. Rahang luar

Rahang luar memiliki fungsi untuk mengukur diameter luar dan dimensi
luar atau sisi bagian luar sebuah benda misal panjang, tebal, lebar sebuah
benda kerja.
b. Rahang dalam

Rahang dalam memiliki fungsi untuk mengukur diameter dalam dan


dimensi bagian dalam atau sisi bagian dalam sebuah benda berlubang seperti
diameter dalam pipa, panjang dan lebar kotak, dan lain lain.
c. Tangkai ukur kedalaman

Seperti namanya bagian ini mempunyai fungsi untuk mengukur


kedalaman sebuah benda. Selain itu bagian ini juga bisa digunakan untuk
mengukur tinggi sebuah benda.
d. Skala utama (mm)

Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan


ukuran utama dalam bentuk centimeter (cm). Skala ditandai setiap mm.
e. Skala utama (inchi)

Skala utama dalam bentuk satuan inchi memiliki fungsi untuk


menyatakan ukuran utama dalam bentuk inchi.
f. Skala nonius/vernier (mm)

Skala nonius dalam bentuk milimeter berfungsi sebagai skala pengukuran


fraksi dalam bentuk mm. Memberikan pengukuran interpolasi hingga 0,1 mm
atau lebih.
g. Skala nonius/vernier (inchi)

Skala nonius dalam bentuk milimeter berfungsi sebagai skala pengukuran


fraksi dalam bentuk mm. Memberikan pengukuran interpolasi hingga 0,1 mm
atau lebih.
17

h. Sekrup Pengunci

Mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang bergerak saat


berlangsungnya proses pengukuran misal rahang dan Depth probe sehingga
pembacaan hasil ukur bisa dilakukan tanpa takut berubah posisi.
i. Sekrup ibu jari

Sekrup ibu jari terletak di bagian bawah skala vernier. Berfungsi untuk
memberikan pegangan bagi pengguna untuk menggeser rahang gerak dengan
mudah dan mengatur posisi rahang serta tangkai ukur kedalaman agar tetap
menjaga pegangan yang kuat pada benda yang diukur.
4. Mikrometer Sekrup

Mikrometer adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur


panjang,tebal maupun diameter luar benda yang berukuran kecil. Micrometer
merupakan alat ukur dengan ketepatan (presisi) yang tinggi. Mikrometer
memiliki ketelitian 0.005 mm. (Marcello,1994: 15). Micrometer digunakan
untuk mengukur benda yang sangat tipis, seperti tebal kain, tebal kawat, tebal
kertas, bahkan sehelai rambut. Adapun bagian-bagian dari alat ini sebagai
berikut :
a. Micrometer frame
Frame adalah rangka dari mikrometer sekrup, fungsinya
sebagai rangka untuk meletakan komponen mikrometer lainnya juga
sebagai pegangan terhadap mikrometer.
b. Anvil
Anvil adalah batang kecil yang terletak diujung frame, anvil
bersifat tetap artinya batang kecil ini tidak bisa digerakan. Fungsi
anvil adalah sebagai penahan terhadap benda kerja yang akan diukur.
18

c. Spindle

Spindle adalah batang berbentuk lebih panjang yang posisinya


ada pada ujung frame lainnya. Fungsi spindle adalah sebagai penjepit
benda kerja yang akan diukur, setelah benda kerja dimasukan kedalam
mikrometer maka benda tersebut akan dijepit oleh anvil dan spindle.
d. Sleeve
Sleeve adalah lintasan dari thimble, sleeve berbentuk seperti
tabung yang letaknya ada diujung luar frame mikrometer. Fungsi
utama sleeve sebenarnya sebagai tempat diletakannya skala utama.
e. Thimble
Thimble adalah bagian berbentuk tabung yang terletak dibagian
luar sleeve, fungsi thimble adalah untuk meletakan skala nonius.
Thimble dapat diputar, dan setiap putaran thimble akan menggerakan
spindle.
f. Ratchet knob
Rachet knob berfungsi sebagai penggerak thimble, artinya
meski thimble bisa digerakan namun ketika melakukan pengukuran,
thimble ini tidak boleh disentuh apalagi diputar. untuk menggerakan
spindle agar menjepit benda kerja, maka kita memutar ratchet knob.
g. Lock
Lock berfungsi sebagai pengunci thimble agar tidak berputar.
Sehingga kita bisa leluasan membaca hasil pengukuran secara akurat.
h. Skala utama
Skala utama adalah nilai yang menunjukan hasil pengukuran,
pada skala utama ini akan ada banyak garis vertikal dan satu garis
horizontal. Garis-garis vertikal tersebut, memiliki nilai 1 mm tiap
garisnya. Sementara garis horizontal dijadikan acuan untuk
menentukan nilai decimal.
i. Skala nonius
19

Skala nonius adalah skala yang akan menunjukan nilai desimal


terhadap suatu pengukuran, letak skala ini melingkar pada thimble.
Tiap garis, memiliki nilai 0,01 mm. Oleh sebab itu, mikrometer
disebut memiliki ketelitian 0,01 mm karena bisa membaca hingga
ketelitian 0,01 mm.
j. Komponen tambahan
Komponen tambahan ini terletak diluar mikrometer, artinya
komponen tambahan tidak memiliki peran apapun terhadap
mikrometer namun masih dibutuhkan untuk proses kalibrasi.
4.1.2 Jenis Alat Ukur Berat
Alat ukur berat adalah alat untuk menakar nilai berat, sehingga kita
dapat membandingkan berat suatu benda dengan benda lainnya. Nilai berat
suatu benda bisa ditakar dengan alat berupa timbangan.
Menurut Tipler (Yatnikasari, Asnan, & Zulkarnain, 2021), untuk dapat
melakukan pengukuran dibutuhkan suatu alat yang dinamakan alat ukur yang
sudah terstandarkan, dimana alat ukur tersebut terdapat skala dari satuan
internasional. Ketelitian alat ukur juga sangat mempengaruhi perolehan hasil
ukuran, semakin teliti sebuah alat ukur maka hasil ukuran yang diperoleh
juga akan semakin mendekati ukuran yang sebenarnya.
Namun, alat ukur berat juga terdiri beberapa jenis. Masing-masing
jenisnya pun memiliki fungsi yang berbeda. Berikut adalah macam- macam
alat ukur benda.

1. Timbangan Duduk

Timbangan duduk adalah salah satu alat pengukur berat barang-


barang dalam jumlah banyak, kapasitas benda yang dapat diukur
oleh timbangan duduk ini dapat mencapai 500 kg. Timbangan
duduk ini biasanya dilengkapi dengan adanya roda besi agar lebih
mudah dipindah tempatkan dan timbangan bandul geser yang
terbuat dari bahan kuningan.
2. NeracaDigital
20

Berdasarkan prinsip kerjanya, Neraca Digital sesungguhnya


dikategorikan sebagai Neraca Analitik (Analytical Balances). Sama
dengan neraca analitik, neraca digital bekerja dengan mengukur
tekanan (gaya tolak) yang dibutuhkan untuk menghitung massa,
bukan mengukur massa real. Neraca digital dapat digunakan
berpindah-pindah di lokasi-lokasi pengukuran (portable),
sedangkan neraca analitik sifatnya statis yang khusus ditempatkan
dalam Laboratorium.
3. Timbangan Digital
Timbagan digital adalah jenis timbangan yang menggunakan
angka-angka digital sebagai pembaca nilai berat. Timbangan digital
ini memiliki nilai pengukuran yang paling akurat jika dibandingkan
dengan alat ukur berat lainnya.

4. Timbangan Kodok

Berdasarkan gambar alat ukur dan fungsiinya, alat yang biasa


digunakan di pasar ini memiliki kegunaan yang masih eksis sampai
sekarang.

Dalam menggunakan timbangan kodok atau timbangan bebek


ini juga dilengkapi dengan anak batu yang terdiri atas berbagai
ukuran yaitu 50 gram (1/2 ons), 100 gram (1 ons), 200 gram (2
ons), 500 gram (1/2 kg) , 1000 gram (1 kg). Timbangan kodok
memiliki kapasitas muatan mencapai 10 kg.
5. Timbangan Gantung
Timbangan gantung adalah jenis timbangan yang digunakan
untuk mengukur berat benda dengan cara digantung. Benda yang
akan diukur beratnya digantungkan pada pengait yang ada pada
timbangan gantung. Terdapat dua jenis timbangan gantung yang
sering digunakn, yaitu digital dan manual.
6. Timbangan Hybrid
21

Timbangan hybrid merupakan perpaduan antara timbangan


digital dan mekanik. Dalam penggunaannya, timbangan hybrid
menggunakan aliran listrik dan display digital. Timbangan hybrid
memiliki kapasitas yang sangat besar, sehingga banyak digunakan i
sektor industri.

4.1.3 Jenis Alat Ukur Waktu

Stopwatch merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur


interval waktu suatu kejadian dari mulai dihidupkan hingga di hentikan. Setiap
stopwatch terdiri dari 4 (empat) elemen yaitu sumber daya, time base, counter
dan sebuah layar penunjukkan atau display. Stopwatch memiliki 2 jenis, yaitu
Stopwatch analog dan Stopwatch digital.

1. Stopwatch Analog

Alat ini adalah alat pengukur waktu konvensional / manual.


Dengan menggunakan jarum seperti arloji sebagai alat pengukurnya.
Stopwatch analog berfungsi sebagai alat untuk mengukur lamanya
waktu yang diperlukan dalam suatu kegiatan. Dalam praktikum
fisika, stopwatch sering digunakan. Misalnya pada praktikum
pengukuran dasar, viskosimeter aliran fluida, pesawat atwood, dan
lain sebagainya. Bagian-bagian dari stopwatch adalah sebagai
berikut :
a. Ring
Berfungsi sebagai penahan, biasanya dimasukan jari kedalam
ring agar stopwatch tidak terjatuh.
b. Start Button/ Tombol Mulai
Berfungsi sebagai tombol untuk memulai pengukuran waktu.
c. Stop Button/ Tombol Henti
Berfungsi sebagai tombol untuk menghentikan pengkuran
waktu.
d. Reset Button/ Tombol Reset
Berfungsi sebagai tombol untuk mengatur ulang.
22

e. Second Hand/ Jarum Detik Berfungsi sebagai penunjuk detik.

2. Stopwatch Digital

Stopwatch digital merupakan jenis stopwatch yang


menggunakan layar/monitor sebagai penunjuk hasil pengukuran.
Hasilnya pun jauh lebih efektif dan akurat daripada analog, karena
alat ini menggunakan angka dan bukan jarum, waktu hasil
pengukuran dapat kita baca hingga satuan detik. Berikut adalah
bagian-bagian dari stopwatch digital.
a. Start/Stop Button.
Fungsinya untuk memulai dan memberhentikan waktu yang
berjalan.
b. Mode Button
Fungsinya untuk mengubah mode pengukuran waktu yang ada
pada display/layar.
c. Split/Reset Button
Fungsinya untuk mensplits waktu yang berjalan tanpa harus
menghentikan waktunya berfungsi ketika waktu sedang berjalan,
ketika waktu sedang berhenti tombol beralih fungsi menjadi
tombol reset.
d. Display
Fungsinya untuk menunjukan hasil dari pengukuran waktu.

4.1.4 Jenis Alat Ukur Suhu

Pengukuran suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran


derajat panas atau dinginnya suatu benda. Ukuran derajat panas dan dingin
suatu benda tersebut dinyatakan dengan besaran suhu. Alat untuk untuk
mengukur besarnya suhu suatu benda adalah termometer.

1. Termometer Air Raksa


23

Alat untuk mengukur temperatur adalah termometer. Ada


beberapa jenis thermometer yang digunakan dewasa ini, namun
dalam pengamatan meteorologi dan klimatologi, umumnya
digunakan termometer kaca (liquidin-glass thermometer).
Umumnya menggunakan Air raksa (mercury) untuk pengukuran
temperatur diatas suhu freezing point (-38.3 °C) dan menggunakan
alkohol untuk pengukuran yang memiliki jangkauan ukur dibawah
atau sekitar freezing point. Berikut bagian-bagian dari alat ukur
termometer.
a. Indeks skala suhu
b. Tendon ( resevior ) zat cair
c. Raksa (zat cair termometer)

2. Termometer Digital

Termometer digital yang prinsip kerjanya sama dengan


termometer yang lainnya yaitu pemuaian. Pada termometer digital
menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang kemudian
memuai dan pemuaiannya ini diterjemahkan oleh rangkaian
elektronik dan ditampilkan dalam bentuk angka yang langsung bisa
dibaca.
24

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas tentang pengenalan alat ukur maka
praktikan dapat menyiimpulkan :

1. Alat ukur panjang sendiri adalah alat yang digunakan untuk


menghitung panjang, biasanya dalam meter, sentimeter, dan
milimeter. Menurut Mujadi (Nasution, 2019), manyatakan bahwa
mistar atau penggaris adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur panjang atau lebar suatu benda juga dapat digunakan untuk
menggambar suatu garis.
2. Alat ukur berat adalah alat untuk menakar nilai berat, sehingga kita
dapat membandingkan berat suatu benda dengan benda lainnya. Nilai
berat suatu benda bisa ditakar dengan alat berupa timbangan. .
Menurut Tipler (Yatnikasari, Asnan, & Zulkarnain, 2021), untuk dapat
melakukan pengukuran dibutuhkan suatu alat yang dinamakan alat
ukur yang sudah terstandarkan, dimana alat ukur tersebut terdapat
skala dari satuan internasional.
3. Alat ukur waktu merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
besaran waktu yang kita gunakan dari awal kita memulai sesuatu
sampai kita menyelesaikan nya.

4. Alat ukur suhu merupakan alat yang digunakan untuk mengukur


besaran suhu, alat untuk mengukur besaran tersebut adalah
termometer.

5.2 Saran

Sebelum memulai praktikum, cek kondisi semua alat yang digunakan.


Pastikan semua alat berfungsi dengan baik. Selain itu, seorang praktikan
harus bias mengenal alat ukur supaya bias menggunakan dan mengoperasi
alat ukur tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Abbdullah, M. (2016). Fisika Dasar 1. Bandung: Institut Teknologi Bandung.


Dr. Renhart Jemi, S. (2021). Panduan Praktikum Fisika Kelas A, B, dan C.
Drs. Bambang Ruwanto, M. (2006). Asas-asas Fisika 1A. Yudistira.
Flack, D. (2014). Callipers and Micrometers. Hampton Road: National
Pyhsical Laboratory.
Kusnadi, M. (2011). Kamus Fisika Lengkap. Surabaya: Bintang Usaha Jaya.
Nasution, S. W. (2019). Pengaruh Penguasaan Pengukuran Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Pada Materi Besaran dan Satuan. 175-179.
Pramana, A., & Toruan, K. L. (2016). Rancang Bangun Alat Pengukur Suhu,
Kelembaban dan Tekanan Udara Portable Berbasis Mikrokontroler
Atmega16. Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geovfisika Vol. 3, 42-
50.
Ridho'i, A., Adjit, K. S., & Supardi. (2021). Memantau Suhu Pada Oven
Bunga Bougenvil Menggunakan Sensor LM35 Berbasis Mikrokontrol.
17-28.
Yatnikasari, S., Asnan, M. N., & Zulkarnain, I. (2021). Peningkatan
Keterampilan Proses Sains dengan Menerapkan Model Pembelajaran
InsTAD pada Pembelajaran Fisika. Jurnal Pengabdian Pada
Masyarakat, 264-273.
Kanginan,Marthen.2002. Fisika untuk SMA. Jakarta ; Erlangga.
Dwi,Irawan Prasetyo. 2021. Laporan Timbangan. Teknologi Rekayasa
Elektro-medis politeknik kesehatan Kementerian Kesehatan. Jakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai