Anda di halaman 1dari 5

Serafina Subagio| Trauma Kimia Asam Okuli Dextra

[LAPORAN KASUS]

Trauma Kimia Asam Okuli Dextra


Serafina Subagio
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Trauma kimia pada mata merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan mata. Trauma kimia mata dapat disebabkan
karena adanya kontak dengan bahan kimia yang bersifat asam atau basa. Trauma kimia pada mata dapat
mengakibatkan kerusakan kornea dan segmen anterior yang cukup parah serta kerusakan visus permanen tergantung
lamanya kontak bahan kimia dengan mata dan kedalaman penetrasi bahan kimia. Wanita usia 40 tahun datang dengan
mata merah dan penurunan pengelihatan mata kanan sejak setelah terkena semprotan cairan pembersih lantai sejak
empat jam sebelum masuk rumah sakit. Seketika itu mata terasa perih, terasa panas seperti terbakar, menjadi merah,
dan pandangan kabur. Pasien juga merasa ada yang mengganjal pada mata kanannya dan mata menjadi berair terus
menerus. Pasien merasakan nyeri kepala sebelah kanan berdenyut. Status oftalmologis okuli dekstra visus 1/60 ( bed
site). Bulbus oculi didapatkan epiphora (+), palpebra superior dan inferior didapatkan edema, konjungtiva kemosis (+),
kornea didapatkan erosi dan iskemik pada sepertiga limbus temporal lateral. Diagnosis pasien trauma kimia asam ocului
dextra grade II. Penatalaksanaan dengan irigasi mata dengan NaCl 0,9% 4-5 kolf sampai terapi pH netral diukur dengan
kertas lakmus, Moxifloxacin hydrochloride 0,5% 1 gtt per jam OD, chelating agent berupa EDTA (Etilendiamin Tetra
Asetat) eye drop 5mg/ml 4x 1gtt OD, vitamin C 2x100 mg tablet.

Kata kunci: trauma asam mata, trauma kimia mata

Acid Chemical Trauma at Dextra Oculi


Serafina Subagio
Faculty of Medicine, Lampung University
Abstract
Chemical trauma to the eye is one of the emergency cases of the eye. Eye chemical trauma can be caused by contact with
chemicals that are acidic or basic. Chemical trauma to the eye can result in severe damage to the cornea and anterior
segment and permanent visual damage depending on the length of contact of the chemical with the eye and the depth of
penetration of the chemical. 40-year-old women come with red eyes and decrease in vision of the right eye since after
being sprayed with floor cleaning fluid since four hours before being hospitalized. Instantly the eyes were sore, it felt hot
like burning, turned red, and the vision blurred. The patient also feels something is blocking his right eye and the eyes
become watery continuously. The patient feels a throbbing right headache. Ophthalmological status right ocular vision 1/60
(bed site). Bulbus oculi is obtained epiphora (+), superior and inferior palpebral edema, chemosis conjungtiva (+), cornea is
erosion and ischemic in one third of the lateral temporal limbus. Diagnosis of patients is chemical acid trauma oculi dextra
grade II. Management with irrigation of eyes with 0.9% NaCl 4-5 colf until pH neutral therapy is measured by litmus paper,
Moxifloxacin hydrochloride 0.5% 1 gtt per hour OD, chelating agent in the form of EDTA (Ethylenediamine Tetra Acetate)
eye drop 5mg / ml 4x 1tt OD, 2x100mg tablet vitamin C.

Keywords: acid chemical burn eye, chemical burn eye

Korespondensi: Serafina Subagio | Alamat Jl. Cut Nyak Dien no. 23A, Tanjung Karang Pusat, Bandarlampung| HP
081957036100|e-mail: serafimserafina@gmail.com

Pendahuluan kimia berat yang dapat mencapai penglihatan


Trauma kimia menjadi penyebab fungsionalnya setelah dilakukan rehabilitasi.
sekitar 10% kunjungan pasien ke rumah sakit Trauma kimia dapat terjadi pada seluruh usia,
dengan keluhan pada mata. Lebih dari 60 % namun kebanyakan terjadi pada usia 16-45
trauma terjadi di tempat kerja, dan 30 % tahun. Pria tiga kali lebih sering terkena dari
terjadi di rumah.1 wanita, hal ini mungkin akibat predominasi pria
Sekitar 20 % trauma kimia dalam pekerjaan perindustrian, seperti
menyebabkan gangguan penglihatan dan konstruksi dan pertambangan yang risiko tinggi
kosmetik, hanya 15 % pasien dengan trauma untuk trauma okular.1

1
Serafina Subagio| Trauma Kimia Asam Okuli Dextra

Trauma kimia pada mata adalah Semua asam cenderung untuk


trauma pada kornea dan konjungtiva yang mengkoagulasi dan mengendapkan protein.
disebabkan karena adanya kontak dengan Sel-sel terkoagulasi pada permukaan
bahan kimia asam yang dapat menyebabkan berfungsi sebagai penghalang relatif pada
kerusakan permukaan epitel bola mata, penetrasi asam lebih parah. Protein jaringan
kornea dan segmen anterior yang cukup juga memiliki efek buffer pada asam, yang
parah serta kerusakan visus. Sebagian besar berkontribusi pada sifat terlokalisir luka
bahan asam hanya akan mengadakan bakar asam.5
penetrasi terbatas pada permukaan Terapi segera yang bisa dilakukan
mata,namun bila penetrasi lebih dalam adalah dengan memberikan irigasi secara
dapat membahayakan visus.2,3,4 langsung dan menghilangkan sisa bahan-
Mekanisme trauma berbeda antara bahan kimia yang masih kontak dengan
zat asam dan basa. Trauma asam mata. Terapi medis awal bertujuan agar
menyebabkan asam menyebabkan permukaan bola mata segera mengadakan
denaturasi, presipitasi dan koagulasi protein reepitelisasi dan transdiferensiasi,
pada epitel yang terpajan. Koagulasi protein mempercepat penyembuhan kornea
mencegah terjadinya penetrasi asam lebih dengan membantu produksi keratosit dan
dalam sehingga tidak bersifat destruktif kolagen dan memperkecil terjadinya
seperti trauma basa. 2,3,4 ulserasi terkait dengan aktivitas kolagen dan
Trauma basa menyebabkan basa mengendalikan inflamasi. Berbagai macam
terdisosiasi menjadi ion hidroksil dan kation pengobatan telah dikemukakan untuk
di permukaan bola mata. Ion hidroksil menghalangi aktivitas kolagenase.6
membuat reaksi saponifikasi pada membran
sel asam lemak, sedangkan kation Kasus
berinteraksi dengan kolagen stroma dan Wanita usia 40 tahun datang dengan
glikosaminoglikan. Jaringan yang rusak ini mata merah dan penurunan pengelihatan
mentimulasi respon inflamasi, yang mata kanan sejak setelah terkena
merangsang enzim proteolitik, sehingga semprotan cairan pembersih lantai sejak 4
memperberat kerusakan jaringan. Interaksi jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien
ini menyebabkan penetrasi lebih dalam terkena cairan pembersih lantai pada saat
melalui kornea dan segmen anterior dan pasien tidak sengaja menginjak botol
dapat menembus dengan cepat sampai pembersih lantai saat posisi pasien sedang
dengan jaringan retina.2,3,4 jongkok membersihkan kamar mandi, cairan
Asam sulfat merupakan penyebab menyemprot dan mengenai mata kanan
paling sering dari seluruh trauma kimia pasien. Seketika itu mata terasa perih,
asam. Asam sulfat misalnya terdapat pada terasa panas seperti terbakar, menjadi
bahan pembersih yang digunakan dalam merah, dan pandangan kabur.
industri dan juga baterai. Asam sulfat Pasien juga merasa ada yang
bereaksi dengan air mata yang melapisi mengganjal pada mata kanannya dan mata
kornea dan mengakibatkan temperatur menjadi berair terus menerus. Pasien
meningkat (panas) dan terbakarnya epitel merasakan nyeri kepala sebelah kanan
kornea dan konjungtiva.2 berdenyut. Saat kejadian pasien tidak
Trauma bahan kimia pada mata menggunakan kacamata, dan setelah
merupakan kejadian gawat darurat dan kejadian itu pasien mengucek matanya
harus diterapi sebagai kegawatdaruratan berulang-ulang lalu menyirami mata
mata. Sebagian besar penderita adalah kanannya dengan air mineral sebanyak dua
kaum muda serta mereka yang berisiko botol besar (tiga liter).
terhadap terjadinya kecelakaan di pabrik, di Penderita belum pernah mengalami
rumah dan oleh karena kriminalitas. Oleh penyakit seperti ini sebelumnya. Riwayat
karena itu penelitian secara klinis dan trauma disangkal. Riwayat penggunaaan
laboratoris yang lebih mendalam terhadap obat-obatan yang lama disangkal. Riwayat
trauma kimia pada mata telah dilakukan alergi makanan dan obat disangkal. Riwayat
secara komprehensif.2,3,4 penggunaan kacamata disangkal.
Serafina Subagio| Trauma Kimia Asam Okuli Dextra

Pemeriksaan fisik didapatkan pasien (Etilendiamin Tetra Asetat) eye drop 5mg/ml
tampak sakit sedang, kesadaran compos 4x 1gtt OD, vitamin C 2x100mg tablet .
mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi Prognosis quo ad vitam pada pasien ini
80 kali per menit, pernafasan 18 kali per bonam karena tidak mengancam nyawa,
menit, suhu 36,60 C. quo ad functionam dubia karena
Pada pemeriksaan thoraks, jantung, menganggu visus pasien jika tidak ditangani
abdomen dalam batas normal. Status dengan cepat dan adekuat.
oftalmologis okuli dekstra visus 1/60. Bulbus
Pembahasan
oculi didapatkan epiphora (+), supersilia
Pasien mengalami mata kanan merah,
tidak terdapat kerontokan, gerakan bola
penurunan pengelihatan yang disertai rasa
mata baik ke segala arah. Palpebra superior
nyeri, rasa mengganjal dikarenakan trauma
dan inferior didapatkan edema, konjungtiva
kimia yang bersifat asam (cairan pembersih
kemosis, sclera ikterik (-), kornea didapatkan
lantai). Mata merah pada pasien disebabkan
erosi dan iskemik pada sepertiga limbus
karena iritasi akibat bahan kimia asam.
temporal lateral, sinekia iris (-), pupil bulat,
Penurunan tajam penglihatan dapat terjadi
regular sentral, diameter 3 mm, reflex
karena kerusakan epitel kornea. Edema
cahaya (+), lensa jernih. Fundus reflex (+),
palpebra terjadi karena reaksi inflamasi
tension oculi normal pada palpasi.
terhadap bahan asam tersebut.5,6
Status ophtalmologis oculi sinistra
Menurut kriteria Roper-Hall, trauma ini
didapatkan visus 6/6 dan segmen anterior
tergolong ke dalam derajat II, yakni kornea
dalam batas normal.
berkabut dengan gambaran iris yang masih
terlihat dan terdapat kurang dari sama
dengan sepertiga iskemik limbus.
Cairan pembersih lantai yang bersifat
basa dan mengandung Hidrogen Chlorida
(HCl) 20% yang mempunyai sifat sebagai
asam kuat yang dapat menyebabkan reaksi
koagulasi dan denaturasi.5,6
Gambar 1. Oculi Dextra Pasien Asam terdisosiasi menjadi ion-ion
Hidrogen dan anion di kornea. Molekul
Hasil follow up pasien pada hari ketiga hidrogen merusak permukaan bola mata
di rawat, pada pemeriksaan status dengan merubah pH, sedangkan anion
oftalmologis okuli dekstra visus 6/6. Bulbus menyebabkan denaturasi, presipitasi dan
oculi epiphora (-), gerakan bola mata baik koagulasi protein pada epitel – epitel kornea
ke segala arah. Edema palpebra superior yang terpajan.5,6 Presipitasi dan koagulasi
dan inferior (-), konjungtiva kemosis (-), permukaan bola mata disebut nekrosis
simblefaron (+), kornea didapatkan erosi koagulatif. 8 Koagulasi protein mencegah
dan iskemik pada sepertiga limbus terjadinya penetrasi asam lebih dalam, 2,5,6
temporal lateral, sinekia iris (-), pupil bulat, sehingga bila konsentrasi tidak tinggi tidak
regular sentral, diameter 3mm, reflex akan bersifat destruktif seperti trauma
cahaya (+), lensa jernih. Fundus reflex (+), alkali. Umumnya kerusakan yang terjadi
tension oculi normal pada palpasi. bersifat nonprogresif dan hanya pada
Diagnosis kerja pada pasien adalah bagian superfisial saja.7
trauma Kimia Oculi Dextra menurut kriteria Asam hidrofluorat adalah pengecualian
Roper-Hall grade II et causa trauma kimia dalam kasus trauma akibat asam. Asam
asam dengan penatalaksanaan non hidrofluorat adalah asam lemah yang dapat
farmakologi irigasi Mata dengan NaCl 0,9% melewati membran sel dengan cepat, dalam
4-5 kolf dengan teknik eversi palpebra keadaan tetap tidak terionisasi, 6 sementara
superior sampai didapatkan pemeriksaan ion fluoride berpenetrasi lebih baik ke
kertas lakmus mencapai pH netral. stroma dibanding asam lainnya sehingga
Tatalaksana farmakologi meliputi menyebabkan kerusakan yang lebih parah di
Moxifloxacin hydrochloride 0,5% 1 gtt per segmen anterior. Karena itu asam
jam OD, chelating agent berupa EDTA hidrofluorat bekerja seperti basa,
Serafina Subagio| Trauma Kimia Asam Okuli Dextra

menyebabkan nekrosis liquefactive. Ion Pemberian cheleating agent sebagai


fluoride yang dilepaskan ke dalam sel dapat Inhibitor kolagenase membantu proses
menginhibisi enzim glikolitik dan dapat penyembuhan luka dengan menghambat
bergabung dengan kalsium dan magnesium, aktivitas kolagenolitik dan dengan demikian
membentuk kompleks tidak larut. Nyeri mencegah ulserasi stroma. Beberapa
lokal yang hebat diduga sebagai akibat dari inhibitor kolagenase termasuk sistein,
kegagalan imobilisasi kalsium, yang asetilsistein, natrium etilendiaminasam
kemudian mendorong stimulasi syaraf oleh tetra asetat (EDTA), kalsium EDTA.7
perpindahan potassium. 1,3,5,6 Pasien juga diberi vitamin C dengan
Terapi yang diberikan pada pasien yang tujuan meningkatkan produksi kolagen dan
utama adalah melakukan pengaliran air mempunyai kelebihan dapat menekan
(irigasi) pada mata dengan teknik eviserasi perforasi kornea. Setelah pasien diberikan
palpebra dengan tujuan untuk kortikosteroid dan antibiotik tetes atau
menghilangkan materi penyebab sebersih topikal, pressure patch dapat diberikan
mungkin. Irigasi yang dilberikan sebaiknya dengan tujuan untuk mencegah infeksi.
dilakukan selama 60 menit, kemudian Setelah terapi inisial dan irigasi, pasien
dilakukan pemeriksaan kertas lakmus, irigasi harus di observasi ketat untuk melihat
dihentikan apabila pH sudah netral. 8,9,10 kemungkinan terjadinya sequele injury
Terapi medis awal bertujuan agar seperti ulserasi kornea, dry eye, malposisi
permukaan bola mata segera mengadakan dari kelopak mata akibat adanya sikatrik. 11
reepitelisasi dan transdiferensiasi, Tatalaksana simblefaron ndengan
mempercepat penyembuhan kornea mencari penyebab terbentuknya
dengan membantu produksi keratosit dan simblefaron. Tatalaksana simblefaron yang
kolagen dan memperkecil terjadinya bersifat kuratif meliputi simblefarektomi.
inflamasi.8,9,10 Area terbuka yang terbentuk dapat ditutupi
Antibiotik yang dapat diberikan adalah dengan memobilisasi konjungtiva sekitar
antibiotik golongan fluroquinolon generasi pada kasus yang ringan. Conjungtival atau
empat yaitu salah satunya Muxifloxacin buccal mocusa graft mungkin perlu
berguna untuk mencegah terjadinya infeksi dilakukan pada beberapa kasus yang
oleh kuman oportunis. Penelitian Yani et al menyebabkan gangguan mata progresif. 12
tahun 2017 menjelaskan bahwa Tetrasiklin
yang diberikan secara sistemik menghambat Simpulan
kolagenase neutrofil yang berkontribusi Trauma kimia mata adalah penyakit
pada perlukaan stroma kornea setelah kegawatdaruratan mata. Penegakkan dan
trauma kimia terjadi. Efek bakteriostatik tatalaksana pada pasien ini sudah tepat.
golongan tetrasiklin yaitu dengan Tatalaksana paling utama adalah irigasi
menghambat sintesis protein,dengan terikat pada mata yang terkena bahan kimia
pada subunit 30S ribosom bakteri, dimana sebersih mungkin dilakukan dalam 60 menit
dapat mengganggu pengikatanaminoacyl sampai pemeriksaan kerta lakmus
tRNA terhadap sisi akseptor kompleks Daftar Pustaka
mRNA-ribosom. Beberapa penelitian juga Yani D, Gatut S. The comparison of
menunjukkan bahwa golongan tetrasiklin, tetracycline and doxycycline treatment
termasuk doksisiklin, memiliki efek in corneal epithelial wound healing in
imunomodulator, menghambat pergerakan the rabbit acid burn model. J
sel darah putih selama inflamasi . Sebagai Opthalmologi Indonesia. 2007; 5(3):
antiinflamasi, melalui beberapa mekanisme, 222-27.
diantaranya inhibisi langsung pada matriks
metalloproteinase aktif yang megredarasi Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. In: Raman
kolagen, inhibisi terhadap aktivasi oksidatif R, editor. Trauma Mata. Jakarta:
pro- matriks metalloproteinase, reduksi Badan Penerbit FKUI; 2004. hlm. 271-3.
terhadap sekresi sitokin dan prostaglandin Asbury T, Sanitao JJ. Oftamologi umum. In: Eva
sintase, serta meningkatkan produksi pro- PR, editor. Trauma. Jakarta: Penerbit Widya
anabolik kolagen. 5,11 Medika; 2014. hlm 384-5.
Serafina Subagio| Trauma Kimia Asam Okuli Dextra

Rhee DJ. The Wills Eye Manual. In:


Charles M, editor. Office and
emergency room diagnosis and
treatment of eye disease. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins;
2005.hlm 19-22.
Chen J, Lan J, Liu D. Ascorbic acid
promotes the stemness of corneal
epithelial stem cell and accelerates
epithelial wound healing in the cornea.
J Stem Cells Transl Med. 2017; 6 (5):
1356-65.
Jennifer S, Lisa A, Joseph T. Eye wash
water flow direction study: an
evaluation of the effectiveness of eye
wash devices with opposite directional
water. J Clin Opthalmol. 2018; 12 (1):
669-76.
Parul S, Tyagi M, Kumar Y, Gupta K.
Ocular chemical injuries and their
management. Oman J of
Opthalmology. 2013; 6 (2): 83-86.
Paluo R, Minget T, M Ruizi. Chemical
burn: Patophysiology and treatment. J
Burns. 2010; 36(3): 293-304.
Paragament J, Armenia, Nerat J.
Physical and chemical injuries to eye
and eyelids. J Clin Dermatol. 2015;
33(32): 234-7
Estani M, Baradaran R, Movahedan A,
Djakkan. The ocular surface burns. J
Ophtalmol. 2014 (14): 1-10.
Fish R, Davidson R. Management of
ocular thermal and chemical injury
including amniotic membran therapy. J
Curr Opin opthalmol. 2010; 21(4): 317-
21.
Seery LS, Huang AJ. Conjungtival
Symblepharon Surgery. In: Zierhut M,
editor. Surgical Management in
Intraocular Inflammation and Infection.
London: JP Medical; 2013. hlm.1-6.

Anda mungkin juga menyukai