Anda di halaman 1dari 46

MITIGASI

WA ODE REZKY
(1915041006)
PENDIDIKAN GEOGRAFI A

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Mitigasi

Makalah Mitigasi disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah PPendekatan
dan Model Pembelajaran di Universitas Negeri Makassar. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Mitigasi.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak


Syamsunardi, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Penulis

1
ISI
R A T F A D
1 K A T A P E N G A N T A R

2 D A F T A R I S I

3 P E N D A H U L U A N

Bencana dan Mitigasi

6 P E M B A H A S A N

Jenis dan Karakteristik Bencana

25 L E M B A G A Y A N G

P E N A N G G U L A N G A N
B E R P E R A N D A L A M

B E N C A N A

31 P E R S E B A R A N

B E N C A N A
W I L A Y A H R A W A N

34 S I K L U S

B E N C A N A
P E N A N G G U L A N G A N

45
D A F T A R P U S T A K A

2
LU A N
A H U
PEND
itigasi
da n M
na
Benca

3
Bencana Dan mitigasi

Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengacam dan


menganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor
alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis. Ketidaksiapan dalam menghadapi bencana, terutama di daerah
yang bernilai ekonomi tinggi akan menimbulkan kerugian yang sangat besar.

Dalam rangka meminimalisir banyaknya korban jiwa maka diperlukan langkah


pengurangan resiko bencana. Berdasarkan konferensi dunia tentang upaya pengurangan
risiko bencana pada tahun 2015 menghasilkan Kerangka Kerja Sendai tahun 2015-2030.
Konferensi tersebut mengadopsi 4 prioritas tindakan sebagai berikut : (1) Memahami
risiko bencana, (2) Penguatan tata kelola risiko bencana untuk mengelola risiko
bencana, (3) Investasi dalam pengurngan risiko bencana untuk ketahanan, (4)
Meningkatkan kesiapsiagaan bencana untuk respon yang efektif dan untuk membangun
kembali lebih baik dalam pemulihan, rehabilitas dan rekonstruksi

4
Pendidikan kebencanaan perlu dikembangkan oleh Perguruan Tinggi
terutama yang berada pada lokasi rawan bencana. Pendidikan Kebencanaan
bertujuan untuk mengurangi risiko akibat bencana antara lain potensi
terjadinya bencana dan sejarah bencana yang pernah terjadi pada wilayah
tersebut, bentuk antisipasi, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
terhadap tanda-tanda bencana, dampak bagi individu, keluarga dan
komunitas, cara penanganan dalam kondisi bencana, cara menyelamatkan
diri cara bertahan hidup dalam situasi bencana.

Mitigasi bencana menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
adalah salah satu cara atau tindakan untuk mengurangi risiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran serta peningkatan
kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana.

Dalam melaksanakan mitigasi bencana terlebih dahulu dibutuhkan


pemahaman masyarakat atau mahasiswa terhadap langkah-langkah apa
saja yang perlu dilakukan dalam melaksanakan mitigasi. Agar tujuan
mitigasi sebagai upaya mengurangi resiko bencana dapat berjalan dengan
baik dengan semestinya.

5
A S AN
B AH na
PEM Benca
eristik
ara kt
n is & K
Je

6
Longsor
Tanah longsor adalah tanah yang bergerak dan turun dari
tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah pada tanah
yang miring, terjal, dan tidak stabil. Pergerakan tersebut
biasanya dalam jumlah besar dan datang secara tiba-tiba.
Terjadinya longsor disebabkan tanah tidak lagi ditumbuhi
tanaman yang rapat tetapi cendrung gundul serta batuannya
rapuh. Hujan yang turun terus menerus merupakan salah
satu penyebab tanah longsor di samping gempa bumi dan
letusan gunung api. Aktivitas manusia juga berpotensi
mendatangkan longsor seperti penambangan liar dan merubah
fungsi hutan di kawasan lereng sehingga vegetasi berkurang.
Akibatnya, beban tanah tidak sanggup lagi ditahan maka
terjadilah longsor.

7
Karakteristik Longsor
Gejala pada waktu tanah longsor :

a) Tebingnya rapuh, kerikil serta pasir mulai berjatuhan.

b) Tanah di sekitar lereng retak sejajar lereng pebukitan.

c) Keluar air secara tiba-tiba dari permukaan tanah.

d) Air sumur di sekitar lereng menjadi keruh.

e) Adanya pergerakan tanah ke arah bawah lereng.

f) Terdengar suara gemuruh sewaktu terjadi pergerakan


tanah

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk


menghindari terjadinya tanah longsor,
antara lain :
a) Tidak menebang secara sembarangan.

b) Membuat terasering pada lahan miring dan membangun


tanggul penguat.

c) Membuat saluran air yang baik untuk menghindari erosi


parit.

8
Hal-hal yang perlu dilakukan saat longsor
terjadi antara lain sebagai berikut :
a) Menenangkan seluruh anggota keluarga sewaktu terjadi
longsor dan hindari rasa panik bagi seluruh anggota keluarga.

b) Segera keluar rumah meninggalkan daerah bencana atau


kawasan reruntuhan untuk mencari kawasan yang relatif
datar sehingga tidak terjangkau longsor.

c) Bila tidak bisa menghindari suasana longsor segera mencari


perlindungan seperti meja atau lemari.

Hal-hal yang perlu dilakukan setelah


terjadi longsor antara lain sebagai berikut :
a) Segera menjauh dari kawasan longsor untuk menghindari
terjadinya longsor susulan. Segera diperiksa korban luka-luka
dan secepatnya diberikan pertolongan pertama.

b) Bila ada yang terperangkap longsor jangan langsung masuk


kawasan longsor tetapi dilokalisir dahulu.

c) Petugas tim SAR segera ke lokasi korban longsor.

d)Periksa kondisi tanah dan rumah di kawasan longsor.

e) Waspadai adanya resapan air di reruntuhan longsor.


9
f) Berikan bantuan kepada yang memerlukan pertolongan
terutama kepada anak-anak, orang cacat, jompo, atau para
wanita.

g) Dengarkan informasi dari radio dan televisi tentang kondisi


cuaca.

h) Datangkan pihak berwenang untuk memberikan penyuluhan


tentang bahaya longsor yang akan terjadi dan bagaimana
mengurangi bahaya longsor.

i) Laksanakan program penghijauan dan reboisasi terhadap


daerah bekas longsor untuk menghindari erosi yang
berpotensi terjadinya banjir bandang. Ajak sanak saudara ke
tempat lain yang lebih aman sehingga terhindar dari bahaya
longsor.

10
Banjir
Banjir adalah proses pengaliran air dari hulu yang volumenya
lebih besar dari biasanya sehingga melewati atas tanggul
yang ada di kiri dan kanan sungai. Banjir akan melewati dan
menghancurkan daerah yang dilewati terutama banjir bandang
sehingga menimbulkan kerusakan, penimbunan, serta korban
harta dan nyawa.

Karakteristik Banjir
Banjir disebabkan Oleh :

a) Tingginya curah hujan di hulu sungai.

b) Hutan di hulu banyak yang ditebangi, padahal


hutanberfungsi sebagai unsur hidrologis (penyimpan air) dan
orologi (pengatur air) di musim kemarau.

11
c) Berubahnya fungsi hutan dari hutan lindung menjadi
hutan produksi.

d) Beralih fungsinya hulu sungai dari kawasan resapan air


menjadi kawasan permukiman.

e) Beralih fungsinya hulu dan aliran sungai menjadi areal


perkebunan dan pertanian.

f) Menyempitnya aliran sungai akibat pembangunan yang


bertambah ke arah bagian tengah sungai.

g) Sungai yang semakin dangkal akibat kuatnya erosi yang


dibawa oleh sungai berupa material lumpur, pasir, kerikil,
dan kayu hasil penebangan liar.

h) Masyarakat banyak yang membuang sampah ke sungai


sehingga aliran air sungai terhalang dan lambat.

Saat terjadi banjir, hal-hal yang perlu


dilakukan, antara lain sebagai berikut:
a) Tidak panik waktu air datang dan keluarga ditenangkan.

b) Segera pindahkan barang-barang ke tempat yang lebih


tinggi dan aman.

c) Segera pindah ke lantai dua atau ke atap rumah bila tidak


mau meninggalkan rumah.

12
d) Segera matikan aliran listrik bila permukaan air semakin
meninggi untuk menghindari sengatan listrik.

e) Dahulukan mengungsikan anak-anak, wanita, orang cacat,


dan orang jompo ke tempat pengungsian yang aman.

f) Segera mengungsi ke tempat aman agar dapat rasa aman


bila air semakin tinggi dan jangan pedulikan harta benda yang
penting tidak ada korban jiwa, agar secepatnya dapat bantuan
air bersih, makanan, tenda untuk perlindungan, dan obat-
obatan.

g) Berikan bantuan dan pertolongan kepada mereka yang


membutuhkan secepatnya dan ikut membantu di dapur
umum.

Hal-hal yang harus dilakukan setelah


terjadinya banjir, antara lain sebagai
berikut.
a) Kembali ke rumah untuk membersihkan rumah, jalan,
fasilitas umum, dan dan tempat-tempat

b) Memeriksa korban banjir yang terluka, terkena penyakit


akibat banjir seperti gatal-gatal, dan membawanya ke tempat
pengobatan.

c) Membantu dan mengarahkan tim medis dan tim SAR ke


tempat-tempat yang masih tergenang
13
d) Membantu tetangga yang memerlukan bantuan khusus
seperti anak-anak, orang tua, dan orang cacat.

e) Mendengarkan informasi dari televisi atau radio untuk


mengantisipasi banjir susulan akibat hujan yang masih deras
dihulu.

f) Laporkan kerusakan fasilitas umum kepada pihak berwenang

14
Tsunami
Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti
pelabuhan atau gelombang laut yang terjadi di pesisir.
Tsunami terjadi akibat adanya pergeseran atau patahan di
dasar samudra sehingga air tersedot ke dasar laut kemudian
berbalik arah setelah penuh mengisi patahan. Makanya
sebelum terjadi tsunami air laut akan surut. Jadi, syarat
terjadinya tsunami adalah adanya patahan di dasar laut.
Namun, hal ini belum tentu terjadi walau kekuatan gempa di
atas 7 skala richter.

15
Karakteristik Tsunami

Pertanda Sebelum Terjadi Tsunami:

Bila sebuah daerah berkemungkinan akan terjadi tsunami


maka ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh
masyarakat yaitu sebagai berikut.

a) Bisanya didahului oleh gempa besar diatas 6 skala


richter. Efek dari gempa dangkal kurang dari 30 km di dasar
laut. Pada daerah patahan, air akan menimbulkan pusaran
seperti di lepas pantai Fukushima, Jepang.

b) Tiba-tiba air laut mendadak surut akibat air laut


tertarik ke arah patahan setelah terjadi gempa, dan ini
menandakan gelombang yang sangat besar akan segera
datang

c. Setelah gelombang ombak pertama yang datangnya


normal, akan diikuti oleh gelombang sangat besar yang
bentuknya menakutkan.

d) Waktu gelombang besar menuju pantai, terlihat air laut


sangat gelap dengan suara gemuruh yang sangat
menyeramkan. Ini pertanda tsunami sedang menuju pantai.

16
Bila kawasan kita berada pada daerah yang
rawan terjadinya tsunami, kita harus
melakukan tindakan preventif seperti
berikut.

a) Membuat daerah pemecah ombak di sepanjang pantai.

b) Menanam tanaman seperti bakau pada kawasan rawa untuk


memecah ombak laut.

c) Menanam pohon pelindung seperti pinus, waru, ketapang,


beringin, dan kelapa disepanjang pantai yang kering.

d) Membuat benteng/tembok penahan ombak di sepanjang


pantai seperti di pantai timur Jepang.

e) Membuat bangunan bertingkat yang aman di kawasan dekat


pantai dengan posisi tidak sejajar dengan garis patai.

f) Sebaiknya masyarakat yang berada pada pantai landai


disarankan untuk pindah mencari tempat tinggal yang jauh dari
garis pantai serta aman.

g) Saat kita berada di tepi pantai tiba-tiba terjadi gempa yang


kuat kita harus secepatnya menjauhi kawasan pantai mencari
tempat yang tinggi, bila tidak ditemukan naik ke atap rumah
atau ke atas pohon.

17
h) Jauhi pinggiran atau muara sungai dekat laut karena
tsunami dapat muncul melalui kawasan ini.

i) Menyelamatkan diri melalui daerah kawasan evakuasi yang


telah di tentukan pemerintah. j) Beri jalan atau utamakan
mendahulukan anak anak, orang cacat, orang jompo, dan wanita
hamil.

k) Bila rumah anda tidak terkena tsunami, ajaklah tetangga


tinggal dirumahmu agar mereka terhindar dari tsunami.

l) Bila anda diseret tsunami, carilah benda yang terapung


sehingga anda selamat.

m) Usahakan selamatkan jiwa anda dan orang terdekat dan


jangan hiraukan barang-barang anda.

n) Bila ada kerusakan disekitar anda, jangan dihiraukan dan


teruslah mencari tempat yang aman dari jangkauan tsunami.

o) Terus berada di tempat yang tinggi dan aman, jangan kembali


ke rumah sampai ada pengumuman dari pemerintah.

p) Tetap di tempat dan berpegangan dengan kuat sampai


gelombang yang datang betul-betul tidak berbahaya lagi.

18
Hal-hal yang harus dilakukan setelah
tsunami berlalu adalah sebagai berikut:
a) Jauhi reruntuhan bangunan karena dapat membahayakan.
Setelah bencana berlalu, walau kita dalam suasana duka,
sebaiknya kita memperhatikan hal hal yang masih mungkin akan
mendatangkan bahaya kepada kita dan sekaligus juga sebagai
upaya agar kita tidak merasa terpuruk secara psikologis. Hal-
hal yang harus dilakukan setelah tsunami berlalu adalah
sebagai berikut

b) Hindari kawasan instalasi listrik. Bila ada gejala yang


mencurigakan laporkan kepada instansi terkait.

c) Hindari memasuki kawasan yang mengalami kerusakan


kecuali sudah dinyatakan aman.

d) Melapor kepada instansi terdekat bahwa rumah anda salah


satu yang terkena musibah tsunami.

e) Bila sudah terdata segera bangun kembali kehidupan baru


jangan sampai terlalu lama larut dalam keterpurukan.

f) Melakukan konsolidasi dan mengumpulkan warga yang anda


kenal untuk segera bangkit. Usahakan mengumpulkan barang-
barang yang masih mungkin digunakan termasuk menguburkan
jenazah dan berdoa bersama.

19
g) Bentuk kerja sama dengan LSM atau bantuan lainnya
termasuk dengan pemerintah untuk membentuk kehidupan
baru.

h) Bila suasana sudah kembali normal, jangan sampai lupa


menceritakan kepada sanak keluarga tentang musibah yang
terjadi dan upaya yang harus dilakukan untuk menghindari
peristiwa serupa.

20
Gempa
Gempa yang menimbulkan dampak yang paling besar adalah
gempa tektonik, apalagi kalau gempanya dangkal dengan
kedalaman kurang dari 30 km di bawah permukaan bumi.
Selain itu adalah tabrakan lempeng tektonik di kerak bumi
sehingga mengakibatkan terjadinya subduksi, akibatnya
muncul energi besar dari tabrakan tersebut dan menimbulkan
goncangan yang hebat di muka bumi. Biasanya kekuatan
gempa diatas 6 skala richter Indonesia sebagian besar
daerahnya berada di kawasan lempeng yang sangat aktif di
dunia yaitu lempeng Indo Australia dan lempeng Pasifik
sehingga daerah yang berdampingan dengan lempeng ini
merupakan kawasan yang rawan akan terjadinya gempa
tektonik dan gempa vulkanik. Wilayah Indonesia hampir
seluruhnya dilalui oleh jalur pegunungan aktif dunia, yaitu
sirkum Mediterania dan sirkum Pasifik yang merupakan
kawasan rawan gempa tektonik

21
Karakteristik Gempa
Beberapa tanda sebelum terjadi gempa di antaranya sebagai
berikut.

1) Pengalaman Masyarakat

a) Sering terjadi getaran-getaran kecil dan halus pada


bangunan gedung.

b) Adanya kegelisahan pada binatang seperti burung yang


berterbangan/ gelisah.

c) Binatang dalam tanah seperti semut dan rayap gelisah.

d) Ikan di Samudra Pasifik seperti jenis percut gelisah dan


muncul laut.

e) Kadang kala air tanah keruh dan berbau.

22
Beberapa hal yang harus diwaspadai pada
saat terjadinya gempa di antaranya sebagai
berikut.
a) Usahakan secepat mungkin keluar rumah untuk menghindari
tertimpa runtuhan bangunan ke tempat terbuka dan jauh dari
pohon, tiang listrik, serta jaringannya. Bila berada di dalam
rumah, maka usahakan menyelematkan anak yang masih kecil.
Bawalah keluarga ke luar rumah. Bila tidak sempat,
berlindunglah di bawah benda berkolong yang kuat. Matikan
kompor agar tidak terjadi kebakaran. Saat keluar rumah,
berhati-hatilah terhadap benda yang dapat berjatuhan.

b) Bila sedang mengemudi, usahakan keluar kendaraan dan cari


tempat terbuka yang aman.

c) Bila masih dalam bangunan dan tidak sempat keluar


usahakan mencari balok bangunan atau masuk lemari atau
berada di kolong meja. Bila sudah merasa aman di tempat
perlindungan, bila gempa sudah reda maka secepatnya pindah
keluar rumah ke tempat terbuka.

d) Sebaiknya menjauhi daerah berbahaya di dalam rumah


seperti jendela kaca, dapur, atau lemari yang terbuat dari kaca
yang dapat membahayakan kita.

e) Bila sedang berada di pasar atau mal, usahakan tidak panik,


hindari bangunan yang mudah runtuh, dan segera cari tangga
darurat bila gedungnya bertingkat. Juga menggunakan lift.
23
f) Pada malam hari bila sedang tidur, cepatlah berlindung di
bawah tempat tidur atau meja yang kuat. Bila keadaan sudah
aman maka segeralah anggota keluarga diungsikan keluar.

g) Sebaiknya kunci rumah sudah digantung ditempat yang


gampang dijangkau pada paku. Lampu senter harus dekat
dengan anda. Ini sangat berguna bila listrik padam. Bila gempa
kuat sebaiknya listrik dipadamkan supaya tidak ada yang
konslet.

h) Hindari tanah retak atau rekahan karena dapat


mengeluarkan gas beracun atau bangunan roboh dan mungkin
juga longsor.

i) Menjauhlah dari jembatan termasuk jembatan layang,


terowongan, atau jalur jalan bawah tanah.

j) Jauhilah kawasan dekat pantai yang dapat disusul dengan


terjadinya tsunami.

k) Bila kita berada pada kawasan yang relief kasar seperti


bukit, segeralah cari daerah datar karena kita harus waspada
dengan batu dan tanah yang mungkin akan longsor.

24
d ala m
rpe ra n
a ng Be n a
bag a y B en ca
Lem lan ga n
a ng gu
Pen

25
Instansi yang berwenang mengendalikan penangan bencana
secara nasional di Indonesia yaitu Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB). BNPB berwenang merumuskan
konsep kebijakan penanggulangan bencana, memantau, dan
mengevaluasi penanggulangan bencana. Walau bencana tidak
dapat diprediksi kecuali banjir, upaya mitigasi dapat dilakukan
dengan mitigasi struktur dengan memperkuat bangunan,
mengurangi kerusakan hutan serta membuat selter. Mitigasi
dapat juga melalui nonstruktur dengan menghindari daerah
bencana melalui perencanaan tata ruang, tidak membangun
rumah di kaki bukit yang rawan bencana, serta tidak
membangun di bantaran sungai, dan yang paling penting adalah
membuat peta daerah rawan bencana, relokasi daerah rawan
bencana, tata ruang, informasi publik, atau penyuluhan sadar
bencana.

26
Tidak hanya bertugas dalam hal penyelenggaraan pelayanan
transfusi darah, PMI juga bertugas dalam hal penanggulangan
bencana. Peran PMI dalam hal penaggulangan bencana
terangkum dalam aktivitas pelayanan manajemen bencana.

Dilansir dari laman resmi Palang Merah Indonesia, aktivitas


pelayanan manajemen bencana yang dilakukan oleh PMI
mencakup tiga hal, yaitu:

a. Kesiapsiagaan bencana
Dalam aspek ini, PMI menjalan program Pengurangan Risiko
Terpadu Berbasis Masyarakat (PERTAMA). PERTAMA merupakan
program berbasis masyarakat untuk mendorong
pemberdayaan kapasitas masyarakat agar siaga dalam
mencegah serta mengurangi dampak dan risiko bencana yang
terjadi di tempat tinggalnya.
b. Tanggap darurat
bencana Dalam aspek ini, PMI memberikan bantuan bagi
masyarakat yang terkena dampak bencana. Bantuan tersebut

27
berupa evakuasi korban, penampungan darurat, pertolongan
pertama, medis dan ambulans, dapur umum, distribusi
bantuan, serta air dan sanitasi.

Pemulihan bencana
Dalam hal pemulihan bencana, PMI memberikan bantuan
berupa dukungan psikososial, hunian sementara, dan
pemulihan hubungan keluarga

28
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi

PVMBG merupakan merupakan salah satu unit di lingkungan


Badan Geologi di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral. Tugas utama PVMBG adalah melaksanakan penelitian,
penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi
dan mitigasi bencana geologi.

Dilansir dari situs resmi Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan


Mitigasi Bencana Geologi dibagi menjadi tiga bidang,sebagai
berikut:
a. Bidang mitigasi gunung api
Bidang mitigasi gunung api memiliki tugas pengamatan,
penetapan status, peringatan dini, serta rekomendasi teknis
mitigasi bencana gunung api.

29
b. Bidang mitigasi gempa bumi dan tsunami
Bidang mitigasi gempa bumi dan tsunami memiliki tugas
pelaporan, pemetaan, rekomendasi teknis mitigasi, pemodelan
bahaya, serta penyebaran informasi mengenai gempa bumi
dan tsunami. Bidang mitigasi gerakan tanah
c. Bidang mitigasi gerakan tanah
memeiliki tugas tugas pelaporan, pemetaan, rekomendasi
teknis mitigasi, pemodelan bahaya, serta penyebaran
informasi mengenai gerakan tanah.

30
ila ya h
ar an W
Pers eb n a
Ben c a
Raw an

31
Persebaran Wilayah Rawan
Bencana

Secara geografis wilayah Indonesia terletak pada pertemuan


empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua
Australia, lempeng Samudra Hindia dan lempeng Samudra
Pasifik. Wilayah Indonesia juga dilalui oleh sabuk vulkanik
yang memanjang dari Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara,
dan Sulawesi, yang berupa pegunungan vulkanik tua dan
dataran rendah yang sebagian besar terdiri atas rawa-rawa.
Wilayah seperti ini berpotensi menyebabkan terjadinya
bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami,
banjir, dan tanah longsor. Data hasil penelitian menunjukkan
bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
tingkat kegempaan yang tinggi di dunia.

32
Gempa bumi yang terjadi disebabkan oleh pergeseran lempeng
tektonik dapat menimbulkan gelombang pasang apabila terjadi
di samudera.. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya tsunami.
Indonesia sering mengalami tsunami. Wilayah pantai 'di
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana
tsunami terutama pantai barat Sumatra, pantai selatan
Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau-pulau Nusa
Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara Papua, dan
hampir seluruh pantai di Sulawesi. Laut Maluku adalah
daerah yang paling rawan tsunami.

Wilayah Indonesia terletak di daerah yang beriklim tropis.


Indonesia mempunyai dua musim yaitu panas dan hujan
dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin
yang cukup ekstrim. Kondisi iklim seperti ini dapat
menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti
terjadinya bencana banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan
kekeringan. Seiring dengan berkembangnya waktu dan
meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup
cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah
kejadian dan intensitas bencana. Pembangunan yang selama ini
bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam menyebabkan
hilangnya daya dukung sumber daya terhadap kehidupan
mayarakat. Dari tahun ke tahun sumber daya hutan di
Indonesia semakin berkurang, sementara itu exploitasi
sumber daya mineral juga mengakibatkan kerusakan
ekosistem yang secara fisik sering menyebabkan peningkatan
risiko bencana. Berikut ini adalah pemetaan wilayah rawan
bencana yang dikeluarkan oleh BNPB.
33
langan
an gg u
Pen
Siklus c an a
Ben

34
Siklus Mitigasi Bencana

Siklus penanggulangan bencana adalah tahap tahap yang


menggambarkan kegiatan ketika sebelum bencana, saat
bencana, dan setelah bencana. Pada siklus penanggulangan
bencana, terdapat 3 tahap yaitu pra bencana (sebelum
bencana), saat bencana, dan pasca bencana (setelah bencana).

35
Pra-bencana

Pada tahap pra bencana, kegiatan yang dilakukan bertujuan


untuk mengurangi kerugian harta dan korban manusia yang
disebabkan oleh bahaya. Pada tahap ini, kegiatan juga
bertujuan untuk memastikan bahwa kerugian seminimal
mungkin bila terjadi bencana. Kegiatan pada tahap ini meliputi
pencegahan, kesiapsiagaan, dan mitigasi.

1) Pencegahan

Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan atau
mengurangi ancaman bencana.

36
2) Kesiapsiagaan

Langkah-langkah dalam kesiapsiagaan adalah sebagai berikut.

(a) Menyusun rencana pengembangan sistem peringatan,


pemeliharaan, persediaan, dan pelatihan.
b) Menyusun rencana pencarian dan penyelamatan serta
rencana evakuasi untuk daerah yang menghadapi risiko dari
bencana.

3) Mitigasi

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mitigasi bencana


adalah sebagai berikut.
a) Tersedia informasi dan peta wilayah rawan bencana.
b) Sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam menghadapi bencana, karena bermukim di daerah rawan
bencana.
c) Mengetahui cara menghindari, serta mengetahui cara
penyelamatan diri jika bencana timbul.

Tujuan utama dari mitigasi bencana adalah sebagai berikut.


a) Mengurangi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh
bencana seperti korban jiwa, kerugian ekonomi, dan kerusakan
sumber daya alam,
b) Sebagai landasan untuk perencanaan pembangunan.
c) Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi
serta mengurangi dampak bencana..

37
Saat Terjadi Bencana

Serangkaian kegiatan yang dilakukan pada saat kejadian


bencana disebut tanggap darurat. Tanggap darurat bertujuan
untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan. Yang bisa
dilakukan pada tahap tanggap darurat adalah berikut ini.

1) Menyelamatkan diri.
a) Jangan panik.
b) Untuk bisa menyelamatkan orang lain, kita harus dalam
kondisi selamat.
c) Selamatkan diri bersama orang terdekat. Lari atau
menjauh dari pusat bencana, tidak perlu membawa barang-
barang apapun.

38
d) Kalau terjadi gempa bumi dan kamu berada di dalam
rumah, mungkin kamu tidak akan sempat lari keluar rumah.
Jadi kenali kekuatan rumahmu. kenali tempat untuk bisa
berlindung. Bila terjebak di dalam ruangan, lindungi kepala
dengan benda yang lunak dan atau berlindung di bawah meja
atau kolong tempat tidur yang kokoh. Apabila gempa sudah
mereda mungkin ada kesempatan untuk lari ke luar dari
ruangan menuju lapangan terbuka.
e) Kalau tsunami atau banjir bandang lari ke tempat yang
lebih tinggi.

2) Menyelamatkan orang lain.

a) Selamatkan orang terdekat dengan membawa mereka ke


tempat yang aman.
b) Lakukan koordinasi dengan orang lain yang selamat. Berbagi
informasi dan berbagi tugas dalam penyelamatan korban,
mencari bantuan dan pengamanan.
c) Kenali korban mulai dari kerabat terdekat, pilih lokasi
pengungsian yang aman.
d) Identifikasi kebutuhan yang mendesak. e) Lakukan
penyelamatan dengan mengirimkan bantuan (sukarelawan,
petugas medis).
f) Berikan pertolongan pertama pada korban.
g) Selamatkan dokumen penting dan harta benda yang bisa
dibawa.

39
3) Bantuan Darurat (Relief)

Bantuan darurat merupakan upaya untuk memberikan


bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar
berupa pangan, sandang, tempat tinggal sementara, kesehatan,
sanitasi, dan air bersih. Yang biasa dilakukan pada tahap ini
adalah sebagai berikut.

a) Mendirikan pos bantuan.


b) Berkoordinasi dengan Satuan Koordinator Pelaksana
Penanggulangan Bencana dan pemberi bantuan yang lain.
c) Mendirikan tenda-tenda penampungan, dapur umum, pos
kesehatan, dan pos koordinasi.
d) Mendistribusikan obat-obatan, bahan makana dan pakaian.
e) Menempatkan para korban di tenda atau pos pengungsian.
f) Membantu petugas medis untuk pengobatan dan
mengelompokan korban.
g) Memakamkan korban meninggal.
40
4) Pasca Bencana

Pada tahap setelah bencana kegiatan yang dilakukan adalah


sebagai berikut.

1) Pemulihan (Recovery)
Upaya yang dilakukan pada saat pemulihan yaitu sebagai
berikut.
a) Pemulihan kondisi masyarakat yang terkena bencana,
dengan memfungsikan
b) Mengaktifkan kembali lembaga sosial dan administrasi
lokal. kembali prasarana dan sarana.
c) Memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik,
air bersih, pasar, puskesmas). d) Mengumpulkan keluarga yang
terpisah.
e) Memberikan layanan pendidikan dan lakukan penyembuhan
trauma. f) Memulihkan atau membangun sistem komunikasi.

41
Rehabilitasi (Rehat tion)

Upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk


membantu masyarakat memperbaiki rumahnya.

fasilitas umum dan fasilitas sosial penting, dan menghidupkan


kembali roda perekonomian.

a) Merancang tata ruang daerah. Termasuk dalam kegiatan ini


adalah pemetaan wilayah bencana.
b) Menyusun sistem pengelolaan bencana yang menjadi bagian
dari sistem pengelolaan lingkungan. c) Menyiapan lahan untuk
permukiman tetap.
d) Relokasi korban dari tenda penampungan.
e) Perbaikan dan pembangunan rumah korban bencana.
f) Perbaikan fasilitas umum dalam jangka menengah.
g) Pelatihan kerja dan penyediaan lapangan kerja.
h) Perbaikan atau pembangunan sekolah, sarana ibadah,
perkantoran, rumah sakit, dan pasar.

43
4) Rekonstruksi (Reconstruction)

Pada tahap rekontruksi dibuat program jangka menengah dan


jangka panjang untuk perbaikan sarana fisik, sosial, dan
ekonomi. Tujuannya adalah untuk mengembalikan kehidupan
masyarakat pada kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
Tahap ini merupakan penuntasan rencana yang sudah disusun
pada tahap rehabilitasi dan merupakan bagian tidak
terpisahkan dari proses pembangunan.

44
Daftar Pustaka
Ningrum, A. S., & Ginting, K. B. (2020). Strategi penanganan banjir
berbasis mitigasi bencana pada kawasan rawan bencana banjir
di Daerah Aliran Sungai Seulalah Kota Langsa. GEOSEE, 1(1).

Nursyabani, N., Putera, R. E., & Kusdarini, K. (2020). Mitigasi


Bencana Dalam Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Ancaman
Gempa Bumi Di Universitas Andalas. Jurnal Ilmu Administrasi
Negara ASIAN (Asosiasi Ilmuwan Administrasi Negara), 8(2),
81-90.

Noor, D. (2014). Pengantar Mitigasi Bencana Geologi. Deepublish.

Yulmadia Yulir. (2017). Geografi 2. Jakarta : Yudhistira.

45

Anda mungkin juga menyukai