NIM : A01219022
Ilmu ini sebenarnya sudah diciptakan pada tahun 491-531 M pada zaman Adi bin
Rabi’ah Al Muhalhil, yang terdapat pada bait qasidah yang digubahnya, hanya saja belum
menjadi patokan sebagai disiplin ilmu ini, baru di masa Imam Khalil bin Ahmad Al-
Farahidi,beliau mengadakan penelitian mengenai ilmu ini, lalu beliau susun menjadi buku,
dari hasil penelitian beliau yang dibukukan menjadi patokan aturan aturan ilmu ini yang
diberi nama Ilmu Qawafi, adapun perkembangan ilmu ini dari masa ke masa semakin
berkembang pesat karena digunakan oleh para penyair, tetapi disetiap masa ada tambahan
mengenai ilmu ini.
Dalam memahami puisi arab tradisional, selain harus menguasai ilmu ‘Aruđ juga
harus mendalami ilmu Qawafy. Ini sangat penting bagi para penyair atau sastrawan guna
mempermudah mereka dalam menyusun aturan huruf dan harakat yang terdapat pada kata-
kata di akhir bait. Di samping itu berguna untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam
menentukan macam-macam qafiyah yang akan dipergunakan pada suatu qasidah. Selain itu
bagi kita, yang bukan orang Arab dan tertarik dengan puisi arab bahkan ingin menciptakan
bait puisi berbahasa Arab, ilmu qawafy (selain ilmu ‘Aruđ) ini sangat membantu.
Nama : Moch Said Fajari
NIM : A01219022
NIM : A01219022
1. Rawi ialah huruf yang dijadikan sebutan dari suatu qashidah, misalnya qashidah lamiyah,
qashidah mimiyah, qashidah nuniyah dan seterusnya.
Karena syi’ir-syi’ir tersebut berakhiran lam, mim, nun dan seterusnya, kecuali huruf mad
(alif, ya dan wawu) dan huruf ha ( ه/ ) ة. Huruf mad dan ha tidak termasuk huruf rawi. Huruf
rawinya adalah sebelum huruf mad dan sebelum huruf ha’.
• Rawi muthlaq, yaitu rawi yang terdiri dari huruf hidup اِذْ تَ ْشكُ ُر
• Rawi muqayyad, yaitu rawi yang terdiri dari huruf mati َْم ِن ا ْعتَذَ ر
2. Washal ialah huruf mad (alif, ya’ atau wawu) yang timbul karena mengisyba’kan harakah
rawi atau ha yang mendampingi rawi.
• Washal alif yang timbul karena mengisyba’kan harakah fathah pada rawi, seperti أَ ْن
يُ َس َّكنَا
• Washal ya yang timbul karena mengisyba’kan harakah kasrah pada rawi : َِخي َْر َمالِك
• Washal wawu yang timbul karena mengisyba’kan harakah dhammah pada rawi : أَتَى
ُذَ َوات
• Washal ha : فِى أَ ْه ِل ِه
3. Khuruj ialah huruf mad (alif, ya, wawu) yang timbul karena mengisyba’kan ha washal.
4. Ridf ialah huruf mad (alif, ya, wawu) yang terletak sebelum rawi tanpa pemisah.
6. Dakhil ialah huruf hidup yang terletak antara ta’sis dan rawi, seperti ُذَاهِب
Nama : Moch Said Fajari
NIM : A01219022
1. Rassu ialah harakah huruf yang sebelum ta’sis. Berhubung huruf ta’sis itu hanya terdiri
dari huruf alif, maka harakah huruf yang sebelum ta’sis hanya terdiri dari harakah fathah,
misalnya harakah fathah pada huruf ( ) جyang terdapat pada kata َك َجا ِه ٍل
Contoh :
• Isyba’ fathah (harakah fathah pada huruf wawu yang terdapat pada kata misalnya
ي
ْ او ِل
ُ طَ َ) ت
• Isyba’ kasrah (harakah kasrah pada huruf ( ) هyang terdapat pada kata misalnya ُذَاهِب
• Isyba’ dhammah (harakah dhammah pada huruf ( ) جyang terdapat pada kata
misalnya َر ُج ُل
Contoh :
• Hadzwu fathah (harakah fathah pada huruf ( ) سyang terdapat pada kata misalnya
ُإِحْ َسا ن
• Hadzwu kasrah (harakah kasrah pada huruf ( ) سyang terdapat pada kata misalnya
ب
ِ بِ َحسِ ْي
• Hadzwu dhammah (harakah dhammah pada huruf ( ) حyang terdapat pada kata
misalnya ُسُرْ ح ُْوب
Contoh :
Contoh :
NIM : A01219022
Qafiyah pada suatu bait terdiri dari 9 (Sembilan) macam, yang 6 (enam) macam
disebut “Qafiyah Muthlaqah” dan yang 3 (tiga) macam disebut “Qafiyah Muqayyadah”,
sebagaimana terurai di bawah ini:
Contohnya yang bersambung dengan huruf Layyinah adalah seperti syi’ir Khuwailid bin
Murrah dalam bahar Thawil:
)ض(ي ْ ُض ال َّش ِ ِّر اَ ْه َون
ِ مِن َب ْع ٌ َجمِ دْتُ اِل ِهى َب ْعدَ عُرْ َو ِة اِذْنَ َجا خِ َر
ُ اش َو َب ْع
Maka kata ض ِ ”بَ ْعyang kedua adalah qafiyah Muthlaqah, karena huruf Dlad ( )ضnya
hidup sunyi dari Ta’sis atau Ridif dan bersambung dengan huruf Ya’ ( )يyang merupakan
Isyba’nya huruf Dladl. Contoh lain yang bersambung dengan huruf Ha’ ( )هseperti sya’ir
dalam bahar Rajaz:
ْع ِ ِّم ا ُ ِ ِّمه َ لَي
َ ْس اَب ُْوهُ بِاب ِْن ْى لَقَى اْلعُالَ بِ َه ِ ِّمه
ً اَلَفَت
Maka kata ْ ا ُ ِ ِّمهadalah qafiyah Muthlaqah, karena huruf Mim ) (مnya hidup dan sunyi
dari ta’sis atau ridif dan bersambung dengan huruf Ha’ ( )هnya mati.
2) Qafiyah Mardufah yang bersambung dengan huruf Layyinah atau huruf Ha’.
Contohnya yang bersambung dengan huruf Layyinah adalah seperti syi’ir Al-A’sya
dalam bahar wafir:
َوقَدْ لَ تَ ْع ِد ُم ال َح ْسنَا ُء ذَا َما اَلَ قَالَتْ بُثَ ْينَةُ اِذْ َراَتْنِى
Maka di dalam kata ذَا َماterdapat huruf Alif ( )اsesudah Rawi berupa huruf Mim ()ه.
Adapun contohnya yang bersambung dengan huruf Ha’ adalah seperti sya’ir Lubed dalam
bahar kamil:
Maka di dalam kata فَ َمقَا َم َهاterdapat huruf Ha ( )هsesudah Rawi yang berupa huruf Mim
()م.
3) Qafiyah Mu’assasah yang bersambung dengan huruf Layyinah atau dengan huruf
Ha’.
Contohnya yang bersambung dengan huruf Layyinah adalah seperti syi’ir Nabighah Adz-
Dzubyani dalam bahar Thawil:
Maka didalam kata ب ٍ ك ََوا ِكterdapat huruf alif ) (اdan washalnya berupa huruf
yak كواكبى.Adapun contohnya yang bersambung dengan huruf H’ adalah seperti syi’ir Adi
bin Zaid dalam bahar Munsarih:
Maka di dalam kata ك ََوا ِكبُ َهاterdapat huruf alif )"كوا" (اdan washalnya berupa huruf
ha’)( ِكبُ َها
1) Qafiyah muqayyadah yang sunyi dari ta’sis dan ridi atau dari mu’assasah dan
mardufah)ٌ( ُمقَيَّ َدةٌ ُمج ََّر َدة.
Contohnya yang bersambung dengan huruf Layyinah adalah seperti syi’ir Al-A’sya dalam
bahar Mutaqarab:
اَ ِم ْال َح ْب ُل َوا ٍه ِب َها ُم ْن َجذِم اَتَ ْهج ُُر غَانِيَةٌ اَ ْم ت ُ ِل ْم
Maka kata ُم ْن َج ِذ ْمadalah qafiyah muqayyadah mujarradah, karena huruf mim ) (مnya mati
dan sunyi dari ridif dan ta’sis
2) Qafiyah muqayyadah yang terkena ridif )ٌ( ُمقَيَّ َدةٌ َم ْرد ُْوفَة
َ كُ ُّل
َّ عي ٍْش َسائ ٌِر ل
ِْلز َوال
Maka kata ْ تَامِ رadalah qafiyah muqayyadah mu’assasah, karena terdapat huruf alif ta’sis
didalamnya.
Nama : Moch Said Fajari
NIM : A01219022
Qafiyah pada suatu bait akan mengalami ‘Aib ( cacat ), bila terkena 7 (tujuh) hal,
Yaitu :
1. Itha ialah mengulangi kata rawi, baik lapalnya maupun maknanya dalam dua bait berturut-
turut dari suatu qashidah. Contoh :
ي
ْ َّار ِ ظ ِل َمــ ِة * تُقَيِِّدُ ْالعَي َْر لَ يَس
ِ ْـرى بِ َها الس ْ فى خَرْ َسا َء ُم
ِ َاض ُع ْالبَيْت
ِ أَ َو
ي
ْ َّار ْ ِعلَى م
ِ صبَاحِ ِه الس ِ َض أَلَ َّم بِ َهــــا * َولَ ي
َ ض ُّل ٍ ْع ْن أَر
َ الر ُّز ُ لَ يَ ْخف
ُّ ِض
2. Tadhmin ialah mengaitkan qafiyah bait kepada bait berikutnya, seperti mengaitkan kata
ْ ِِّ أَنpada kata ُ َش ِهدْ تdalam contoh :
ي
ْ ع َكاظِ أَ ِِّن
ي ْ َعلَـــــــــــى تَمِ ي ِْم * َوهُ ْم أ
ُ ص َحابُ َي ْو ِم َ َوهُ ْم َو َرد ُْو ْال ِجف
َ َار
َّ ت * َش ِهدْنَ لَ ُه ْم بِحُــــــــس ِْن ال
ْ ِظنِِّ مِ ــ ِّن
ي َ ََش ِهدْتُ لَ ُه ْم َم َواطِن
ِ صا ِدقَا
3. Iqwa’ ialah adanya perbedaan di dalam majra (harakah rawi) antara harakah kasrah dan
dhammah. Contoh :
ـــــــاصي ُْر
ِ َ َ ف أَ َسافِلُــــــــــــهُ * ُمثَقَّبٌ نَفَخَتْ فِ ْي ِه ْاْل
ع ٌ ــــــــــو
ْ َ ََكأَنَّ ُه ْم ق
صبٌ َج
Harokat ro’ pada bait pertama kasrah, dan pada bait kedua dhammah.
4. Ishraf ialah adanya perbedaan di dalam majra (harakah rawi) antara harakah fathah dengan
dhammah atau antara harakah fathah dengan kasrah.
• Perbedaan di dalam majra antara harakah fathah dengan harakah dhammah , seperti :
علَى اب ِْن لَ ْيلَى * َمنِ ْي َحتُهُ فَعَج َّْـلــتُ ْاْل َ دَا َء ْ ِأَلَ ْم ت ََرن
َ ُي َردَ دْ ت
5. Ikfa ialah adanya perbedaan di dalam rawi antara huruf-huruf yang berdekatan
makhrajnya, seperti huruf lâm dengan huruf nûn. Contoh :
Kedua bait ini adalah termasuk bahar sari’ yang di buang separuh baitnya dan di masuki
waqaf
6. Ijâzah ialah adanya perbedaan di dalam rawi antara huruf-huruf yang berjauhan
makhrajnya, seperti huruf lâm dengan huruf mim. Contoh :
7. Sinad ialah adanya perbedaan dalam huruf dan harakah yang sebelum rawi. Sinad itu ada
yang berhubungan dengan huruf, dan ada pula yang berhubungan dengan harakah.
Adapun sinad yang berhubungan dengan huruf terdiri dari 2 macam, yaitu :
• Sinad ridf ialah adanya ridf pada suatu bait, sedangkan pada bait yang lainnya tidak
ada. Contoh :
• Sinad ta’sis ialah adanya ta’sis pada suatu bait, sedangkan pada bait yang lainnya
tidak ada. Contoh :
Kedua bait ini termasuk bahar rajaz yang di buang separuh juznya
Adapun sinad yang berhubungan dengan harakah terdiri dari 3 macam, yaitu :
• Sinad hadzwu ialah adanya perbedaan di dalam harakah huruf yang sebelum ridf.
Contoh :
• Sinad taujih ialah adanya perbedaan di dalam harakah huruf yang sebelum rawi
muqayyad. Contoh :
NIM : A01219022
1. Mutakawis ialah setiap qafiyah yang di antara kedua huruf matinya terdapat empat huruf
hidup,
2. Mutarakib ialah setiap qafiyah yang di antara kedua huruf matinya terdapat tiga huruf
hidup,
3. Mutadarak ialah setiap qafiyah yang di antara kedua huruf matinya terdapat dua huruf
hidup,
ْ بِ ْالغَ َل
Contoh : ط
4. Mutawatir ialah setiap qafiyah yang di antara kedua huruf matinya terdapat satu huruf
hidup,
5. Mutaradif ialah setiap qafiyah yang kedua huruf matinya bertemu (tidak terhalang oleh
huruf hidup),