Anda di halaman 1dari 16

Vol.1 No.

3 Agustus 2020 133


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
PENGGUNAAN PUPUK BIO MIKORIZA PADA TANAMAN BAWANG MERAH
(Allium ascalonium L) SEBAGAI SALAH SATU PENERAPAN PERTANIAN
BERKELANJUTAN

Oleh
Fikri Fatkhurrahman1), Siswoyo2) & Azhar3)
1,2,3Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor; Jl. Arya Suryalaga (d/h Cibalagung) No.1

Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, Telepon :08518312386, fax:02518312386


Jurusan Pertanian, Polbangtan Bogor, Kota Bogor
Email: 1apaanitu15@gmail.com, 2siswoyo1961@gmail.com & 3azhar.feb1960@gmail.com

Abstrak
Pertanian berkelanjutan merupakan salah satu konsep yang tercipta dari buah pikiran manusia
bahwa lingkungan tempat manusia berada harus tetap dilestarikan, seiring berkembangnya
industrialisasi beserta dampak yang ditimbulkan. Konsep ini menjunjung pada optimalisasi
pemanfaatan sumber daya alam diimbangi dengan pemulihan alam itu sendiri, atau pelaksanaan
pertanian dengan memperhatikan kapasitas dari alam itu sendiri. Praktek budidaya secara
konvensional oleh para petani dengan penggunaan bahan - bahan kimia sintetik yang terus
meningkat menyebabkan terjadinya endapan pada media tanam, sehingga perlunya input bahan
untuk mengoptimalkan kembali fungsi tanah. Mikoriza merupakan sebuah jamur obligat yang
memiliki fungsi untuk perakaran pada tanaman, dilain sisi jamur ini mampu menguraikan unsur –
unsur dalam tanah sehingga menjadi cadangan nutrisi baik tanaman atau mikroorganisme lain
dalam tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengubah perilaku petani baik pengetahuan, sikap
ataupun keterampilan tentang pentingnya pertanian berkelanjutan jika ditinjau dari segi agro
production atau budidaya tanaman dengan pemanfaatan pupuk mikoriza. Penelitian ini berlokasi
di Desa Pabedilan Wetan, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon dengan sampel yaitu petani
bawang merah yang tergabung dalam kelompok tani baik ketua, pengurus atau anggota aktif/pasif
dengan jumlah total 32 petani. penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan
penyebaran kuesioner melalui wawancara dan diskusi dalam penyuluhan. Berdasarkan hasil
perbandingan pre test dan post test yang didapat, menunjukkan bahwa terdapat perubahan perilaku
melalui penyuluhan pertanian. Aspek pengetahuan meningkat sebesar 28,7%, sikap meningkat
sebesar 30,6% dan keterampilan sebesar 43,4%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa para petani bawang mampu untuk menerapkan pertanian berkelanjutan dalam
aspek budidaya tanaman, dengan catatan bimbingan dan monitoring oleh stakeholder pertanian.
Kata Kunci: Pertanian Berkelanjutan, Pupuk Mikoriza & Perilaku

PENDAHULUAN pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan


Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan bio enzim dalam pengolahan produk lanjutan,
sumber daya hayati yang dilakukan manusia seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekadar
untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau
industri, atau sumber energi, serta untuk eksploitasi hutan. (Wikipedia, 2020).
mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan Rukmana (1994), menjelaskan bahwa
pemanfaatan sumber daya hayati yang bawang merah termasuk salah satu komoditas
termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sayuran nasional yang telah lama diusahakan
sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam petani secara intensif. Produksi bawang merah
(crop cultivation) serta pembesaran hewan sampai saat ini memang belum optimal dan
ternak (raising), meskipun cakupannya dapat masih tercermin dalam kegaraman cara
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
134 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
budidaya yang bercirikan spesifik didapatkannya beberapa rumusan masalah
agroekosistem tempat budidaya bawang merah yaitu:
diusahakan. Praktek budidaya secara 1. Bagaimanakah penerapan teknologi pupuk
konvensional oleh para petani dengan bio mikoriza pada tanaman bawang merah?
penggunaan bahan-bahan kimia yang terus 2. Bagaimanakah kondisi perilaku petani
meningkat sehingga terjadilah endapan pada bawang merah terhadap pertanian
media tanam (tanah) yang petani usahakan. berkelanjutan dan pupuk bio mikoriza?
mikoriza berpotensi besar sebagai pupuk hayati 3. Bagaimanakah perubahan perilaku petani
karena merupakan salah satu mikroorganisme melalui penyuluhan pertanian?
yang memiliki peranan yang sangat penting
bagi tanaman yaitu dapat memfasilitasi METODE PENELITIAN
penyerapan hara dalam tanah sehingga dapat Waktu pelaksanaan kegiatan penelitian
meningkatkan pertumbuhan tanaman, sebagai tugas akhir dilaksanakan selama tiga bulan, di
penghalang biologis terhadap infeksi patogen mana terhitung dari hari Rabu 1 April 2020
akar, meningkatkan ketersediaan air bagi sampai dengan Selasa 30 Juni 2020.
tanaman dan meningkatkan hormon pemacu Selanjutnya adalah tempat pelaksanaan
tumbuh (Prihastuti, 2007). kegiatan penelitian yaitu Kecamatan Pabedilan
Menurut Rudy & Iwan (2011) Kabupaten Cirebon. Desa yang akan dijadikan
mengemukakan bahwa, pembangunan sebagai desa sampel adalah Desa Pabedilan
berkelanjutan bukan hanya bertumpu pada Wetan. Pengambilan sampel menggunakan
aspek lingkungan hidup semata, tetapi juga teknik quota sampling, dengan kriteria yang
pada pembangunan ekonomi dan sosial, yang diharapkan dapat mewakili karakteristik
satu sama lain saling berkaitan. Dalam kaitan populasi, kriteria yang akan dijadikan sebagai
itu, maka implementasi pembangunan sampel merupakan ketua kelompok tani,
pertanian berkelanjutan bukan hanya tugas dari pengurus kelompok tani, anggota kelompok
Kementerian Pertanian atau Kementerian tani aktif/pasif. Sehingga didapatkan jumlah
Lingkungan Hidup saja namun juga terkait responden sebanyak 32 orang dengan jumlah
dengan institusi yang luas. Dengan demikian pada masing – masing kriteria yaitu 4 ketua
para petani konvensional dapat merubah kelompok tani, 8 pengurus kelompok tani dan
perilakunya guna untuk meningkatkan skala 20 anggota aktif /pasif kelompok tani.
usaha tani dan mampu mengembangkan segala Instrumen dalam, penelitian ini menggunakan
informasi yang diterima. hasil dari perubahan skala rating scale untuk pengetahuan dan
perilaku petani ini adalah dapat diterapkannya keterampilan, sedangkan sikap menggunakan
konsep pertanian secara berkelanjutan yang di skala likert. Variabel yang diamati adalah
mana berguna untuk pertanian dimasa yang perilaku petani yaitu pengetahuan, sikap dan
akan datang. keterampilan terhadap pupuk bio mikoriza dan
Pemaparan beberapa permasalahan diatas pertanian berkelanjutan.
khususnya dalam permasalahan diseminasi Uji validitas dilakukan dengan cara
teknologi, perilaku petani dan pertanian membandingkan nilai t hitung dengan t tabel.
berkelanjutan, perlu adanya kajian lebih lanjut Dari keseluruhan item berjumlah 27 item yang
sehingga muncul beberapa solusi dan gambaran diuji, terdapat 5 item yang tidak valid sehingga
lebih akan potensi dan pengembangan dari item dihilangkan atau tidak gunakan. . Nilai
komoditas bawang merah khususnya di Desa alpha cronbach yang digunakan untuk
Pabedilan Wetan, Kabupaten Cirebon. mengukur reliabilitas adalah 0.60 sesuai
Berdasarkan permasalahan yang telah dengan apa yang dikatan Sugiyono (2016)
diuraikan pada latar belakang maka dalam bukunya, hasil reliabilitas menunjukkan
seluruh item memiliki nilai yang lebih besar

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 135
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
dibandingkan dengan nilai alpha cronbach, H1: terdapat pengaruh tidak signifikan
artinya bahwa alat ukur/kuesioner yang dimiliki jumlah umbi dengan pemberian mikoriza.
oleh peneliti untuk mengukur pertanian
berkelanjutan dan pupuk mikoriza pada petani HASIL DAN PEMBAHASAN
di Desa Pabedilan Wetan memiliki tingkat Gambaran Wilayah
ketepatan dan kehandalan yang baik untuk Desa Pabedilan Wetan merupakan salah
sebuah alat ukur. satu dari 12 Desa di Wilayah Kecamatan
Teknik pengumpulan data menggunakan Pabedilan kabupaten Cirebon yang terletak 4
metode: a. Observasi, yaitu kegiatan Km ke arah Barat dari Kecamatan Pabedilan.
pengumpulan data dengan melakukan Desa Pabedilan Wetan berada di ketinggian 26
pengamatan secara langsung terhadap objek meter diatas permukaan laut dengan luas
pengkajian. b. Penyebaran dan pengisian wilayah ± 137.597 Hektar. Suhu rata – rata di
kuesioner, c. Wawancara, yaitu teknik wilayah desa Pabedilan Wetan adalah 28oC
pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan iklim kemarau dan penghujan. jika
secara langsung dengan petani yang menjadi diklasifikasikan menurut Schmidt–Ferguson
sampel dalam kajian. d. Studi literatur, maka Desa Pabedilan Wetan termasuk dalam
pencarian data berdasarkan jurnal/ laporan ketegori D yaitu daerah sedang atau hutan
ilmiah. Dalam mengkaji perilaku petani musim, menurut data 10 tahun terakhir, bulan
terhadap penerapan pertanian berkelanjutan kering Desa Pabedilan Wetan berjumlah 5 (Juni
pada budidaya bawang merah dianalisis dengan - Oktober) sedangkan bulan basah berjumlah 7
statistik deskriptif sedangkan untuk mengkaji (November - Mei).
pengujian teknologi pupuk bio mikoriza pada Pabedilan Wetan merupakan salah satu
tanaman bawang merah menggunakan desa sentra tanaman bawang merah yang
independent t test pada software SPSS dibudidayakan oleh petani setempat. Luasan
(Statistical Package for the Social Sciences). lahan dengan diiringi irigasi teknis ± 113 ha.
Uji Teknologi Desa Pabedilan Wetan memiliki empat
Uji teknologi ini dilakukan pada tanggal kelompok tani yaitu: Mrengkel I beranggota 56
15 Mei 2020 sampai dengan 25 Juni 2020. petani dengan kelas kelompok lanjut, Mrengkel
Tempat uji teknologi dilakukan pada lahan II beranggota 81 petani dengan kelas kelompok
pekarangan milik peneliti. Alat yang digunakan lanjut, Randu beranggota 82 petani dengan
cangkul, sprayer, ember, tugal, alat tulis, tanda kelas kelompok madya, Rungkun Gede
sampel, penggaris. Dan bahan yang digunakan beranggota 26 petani dengan kelas kelompok
pupuk mikoriza, pestisida nabati, pestisida lanjut, selain itu terdapat 2 kelompok wanita
sintetik, pupuk kandang, bibit bawang merah, tani yaitu Kasturi beranggota 10 orang dan
bambu. Variabel dependen pengujian ini adalah Kartika beranggota 15 orang dengan kelas
a) Tinggi tanaman dalam (cm); b) Panjang akar kelompok lanjut.
dalam (cm); c) Jumlah umbi. Karakteristik Responden
1. Ho: terdapat pengaruh signifikan panjang Petani responden sebagian besar adalah
daun dengan pemberian mikoriza. lansia sebanyak 62% atau 20 petani, untuk usia
H1: terdapat pengaruh tidak signifikan manula (6 petani atau 19%) dan dewasa (6
panjang daun dengan pemberian mikoriza. petani atau 19%). Tingkat pendidikan petani
2. Ho: terdapat pengaruh signifikan panjang responden mengerucut pada pendidikan formal
akar dengan pemberian mikoriza. yang diikuti petani, dengan mayoritas
H1: terdapat pengaruh tidak signifikan pendidikan sebanyak 56% yaitu sekolah dasar
panjang akar dengan pemberian mikoriza. dan lainnya adalah sekolah menengah pertama
3. Ho: terdapat pengaruh signifikan jumlah 19%, sekolah menengah atas 19%.
umbi dengan pemberian mikoriza.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
136 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
lainnya seperti penggunaan pupuk organik,
kondisi iklim, kondisi tanah, hama dan penyakit
dianggap sebagai variabel tak
diperhitungkan/diteliti. Pelaksanaan analisis

Pengalaman usahatani pada seberapa


lama petani menjalankan usahatani tersebut.
Pada kriteria pemula rentang yang diberikan data diawali dengan uji normalitas agar
yaitu 9 - 16 tahun dengan jumlah petani diketahui data bersifat normal yang artinya data
sebanyak 31% atau 10 orang, kriteria madya berdistribusi secara normal, hasil normalitas
berkisar antara 17 - 25 tahun dengan jumlah menunjukkan data berdistribusi secara normal
petani sebanyak 38% atau 12 orang, sedangkan dan dapat dilakukan uji selanjutnya yaitu
para kriteria lama lebih dari 25 tahun dengan independent t test. Data pada tabel 1
jumlah petani sebanyak 31% atau 10 orang. menunjukkan perbedaan pupuk mikoriza dan
Klasifikasi luasan garapan didapatkan 3 tanpa penggunaan pupuk mikoriza. Pengujian
kriteria, luasan kecil yaitu 0,25 – 0,83 Ha menggunakan uji independent t test sehingga
sebanyak 81% atau 25 petani, kriteria luasan memunculkan nilai perbandingan variabel
sedang yaitu 0,83 – 1,4 Ha sebanyak 13% atau independen terhadap variabel dependen. T tabel
4 petani, kriteria luasan luas yaitu lebih dari 1,4 diperoleh dengan (a/2); df/(0.05/2); 6 sehingga
– 2 Ha sebanyak 6 % atau 2 petani. mendapatkan hasil 2.447 pada distribusi nilai t
Dari 32 responden didapatkan bahwa tabel. Variabel panjang daun terlihat nilai sig.
kriteria petani berpendapatan rendah yaitu 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05 sebagai
antara Rp. 75.000.000 hingga Rp. 175.000.000 standar kesalahan pada penelitian kali ini
terdapat 72% atau 23 petani, kriteria petani ber sedangkan pada t hitung lebih besar
pendapatan sedang yaitu berkisar antara Rp. dibandingkan t tabel, menunjukkan bahwa rata
176.000.000 – Rp. 351.000.000 terdapat 22% – rata hasil panjang daun memiliki perbedaan
atau 7 petani dan kriteria ber pendapatan tinggi secara nyata antara penggunaan mikoriza
yaitu lebih dari Rp. 300.000.000 sebesar 6% dan tanpa
atau 2 petani. mikoriza. Hal ini dibuktikan dengan nilai mean
Uji Teknologi Pupuk Mikoriza Arbuskuler tanpa mikoriza dan dengan mikoriza yang
Terhadap Tanaman Bawang Merah muncul.
Perlakuan yang diberikan pada penelitian Terlihat bahwa tanaman yang
kali ini adalah penggunaan pupuk mikoriza dan menggunakan mikoriza mampu menampilkan
tidak menggunakan pupuk mikoriza, Panjang hasil lebih tinggi dengan selisih rata – rata
daun dilakukan dengan pengukuran mencapai 13.7 dibandingkan dengan tanpa
menggunakan penggaris dari pangkal bawang mikoriza. Artinya bahwa penggunaan mikoriza
merah hingga ujung daun tumbuh, pengamatan pada tanaman dapat meningkatkan panjang
dilakukan pada usia 2hst dan terhitung hingga daun lebih baik bila dibandingkan tanpa
usia pertumbuhan generatif bawang merah menggunakan mikoriza. Hal yang serupa
yaitu 30hst sehingga menghasilkan 8 ditunjukkan pada variabel panjang akar dan
pengamatan. jumlah umbi, terlihat pada tabel sig. panjang
Variabel panjang akar dan banyak umbi akar dan jumlah umbi bernilai kurang dari
dilakukan pada saat pemanenan. Variabel 0.000 sebagai standar eror. Dan pada tabel
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 137
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
mean perlakukan dengan mikoriza mampu menghasilkan panjang tanaman paling tinggi
menampilkan hasil yang lebih baik yaitu media tanah + bahan organik + mikoriza.
dibandingkan dengan tanpa menggunakan Panjang Akar
mikoriza. Hasil menunjukkan nilai signifikan Tabel 3. Hasil Pengamatan Panjang Akar
yang lebih kecil dari taraf error maka Ho dapat Panjang Akar
diterima pada variabel panjang daun, panjang Perlakuan Hasil Perlakuan Hasil
akar dan jumlah umbi, yang artinnya U1 34.6 P1 40
U2 34.8 P2 40.6
penggunaan mikoriza pada tanaman bawang U3 32.8 P3 41.8
merah berbeda secara nyata dibandingkan tanpa U4 34.2 P4 43.2
mikoriza. Jumlah 136.4 Jumlah 165.6
Panjang Daun Rata-rata 34.1 Rata-rata 41.4
Tabel 2. Hasil Pengamatan Panjang Daun Selisih rata - rata 7.3
Ket 2hst 6hst 10hst 14hst 18hst 22hst 26hst 30hst Sumber: Data diolah penulis, 2020
U1 0.2 3.8 8 12.8 16 18.6 22.2 27.6 Ket. U: tanpa mikoriza, P: dengan mikoriza, hst:
U2 0 3.2 7.6 12.2 15.75 18.6 21.8 27 hari setelah tanam.
U3 0.4 3.2 8.2 11.6 16.5 19 23 27.8 Pemberian mikoriza berpengaruh
U4 0.2 3 7.6 11.6 15.75 19.6 22 27.2
terhadap panjang akar tanaman bawang merah.
Jumlah 0.8 13.2 23.8 48.2 64 75.8 89 109.6
Terlihat pada selisih rerata yang menunjukkan
Rata - rata 0.2 3.3 7.9 12.1 16.0 19.0 22.3 27.4

P1 0 4 9 14.2 17.5 20.6 24.6 29


bahwa perlakuan dengan menggunakan pupuk
P2 0.4 4 9.8 14 18.25 21.2 24.8 30.2
mikoriza mampu menghasilkan panjang akar
P3 0.2 4.4 9.4 13 18.5 21.6 25 29.6 lebih baik dengan selisih sebesar 7.3 cm.
U4 0.4 3.8 9 14.2 19 21.8 25.2 30.3 Menurut Tinker (1975) mengatakan bahwa,
Jumlah 1.0 16.2 37.2 55.4 73.3 85.2 99.6 119.1
Kolonisasi mikoriza mengubah morfologi akar
Rata - rata 0.3 4.1 9.3 13.9 18.3 21.3 24.9 29.8
sedemikian rupa, misalnya dengan
Selisih 0.1 0.8 1.4 1.8 2.3 2.4 2.7 2.4
menginduksi hipertrofi akar, sehingga
Sumber: Data diolah penulis, 2020
mengakibatkan pembesaran sistem akar,
Ket. U: tanpa mikoriza, P: dengan mikoriza,
dengan demikian luas permukaan akar untuk
hst: hari setelah tanam.
mengabsorpsi P menjadi lebih besar.
Terlihat pada 6 hst mulai terlihat
Fungsi unsur fosfor Menurut Malherbe
perbedaan dengan ketinggian rerata tanpa
(1964) mengatakan bahwa, fungsi P terpenting
mikoriza berkisar 3.3 cm sedangkan dengan
dalam tanaman adalah sebagai bahan
perlakukan mikoriza berkisar 4.1 cm. Pada 10
pembangunan nukleoprotein yang dijumpai
& 14 hst perbandingan rerata antara
dalam setiap inti sel. Pembentukan sel-sel baru
menggunakan mikoriza dan tidak
tanaman. Disamping fungsi utama tadi unsur P
menggunakan semakin membesar, terlihat
juga mempunyai pengaruh khas lainnya
pada perbandingan rerata hasil. Menurut
terhadap pertumbuhan tanaman. Fosfor
Suryani dkk (2017) dalam jurnalnya
mengaktifkan pertumbuhan tanaman,
menyebutkan bahwa pemberian mikoriza
pertumbuhan bunga, mempercepat pematangan
terhadap tinggi tanaman bawang memiliki
buah dan tanaman. Fosfor merangsang
pengaruh secara nyata.
pertumbuhan akar, terutama akar lateral dan
Begitu pula apa yang dijelaskan oleh
akar rambut.
Aprianti dan Suryanto (2018) pada jurnalnya
Jumlah Umbi
bahwa, terdapat pengaruh nyata penggunaan
Tabel 4. Hasil Pengamatan Jumlah Umbi
mikoriza dan PGPR terhadap parameter
Jumlah Umbi
panjang tanaman. Media tanam yang diberi Perlakuan Hasil Perlakuan Hasil
bahan organik memiliki panjang tanaman yang U1 3.8 P1 4.8
sama dengan media tanam yang diberi U2 4 P2 5.2
mikoriza, PGPR, bahan organik + mikoriza, U3 4 P3 5
bahan oganik + PGPR. Perlakuan yang U4 4 P4 5.4
Jumlah 15.8 Jumlah 20.4
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
138 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Rata-rata 4.0 Rata-rata 5.1 N: Jumlah responden, %: Persentil responden, SUM:
Selisih rata - rata 1.2 Jumlah skor kategori, AVER: Rerata skor kategori
Sumber: Data diolah penulis, 2020 pertanian berkelanjutan, secara tidak langsung
Ket. U: tanpa mikoriza, P: dengan mikoriza, hst: sebenarnya beberapa petani telah menerapkan
hari setelah tanam. pola tersebut. Pertanian berkelanjutan dalam
Pemberian pupuk mikoriza menghasilkan aspek lingkungan atau agro production harus
pengaruh terhadap pembentukan umbi bawang sudah mulai disosialisasikan dan dipraktikkan
merah, sesuai dengan fungsi mikoriza yang dalam petani. Dalam hasil pre test
mampu menyerap unsur p lebih baik. Peranan menunjukkan tingkat pengetahuan petani masih
unsur fosfat adalah untuk pembentukan umbi tergolong sedang ke rendah (cukup & kurang
dan melancarkan metabolisme karbohidrat, paham) dibandingkan dengan sikap yang
sedangkan unsur kalium berperan untuk memperoleh hasil cukup baik yaitu dominan
meningkatkan berat umbi. Hal ini diperkuat netral, hal ini menandakan bahwa petani masih
dengan selisih rerata tiap – tiap ulangan di mana membutuhkan informasi terkait pelaksanaan
lebih tinggi menggunakan mikoriza petanian secara berkelanjutan. Lain hal dengan
dibandingkan dengan tanpa menggunakan keterampilan petani, puluhan tahun bertani
mikoriza. Dengan memaksimalkan peran telah menjadikan mereka sebagai ahli dalam
mikoriza sebagai pengabsorbsi unsur fosfor bidangnya yaitu budidaya tanaman. Banyak
yang baik sehingga daya serap nutrisi oleh akar percobaan – percobaan yang mereka buat
tanaman jauh lebih maksimal. sendiri untuk mendapatkan hasil panen yang
Keadaan Pertanian Berkelanjutan maksimal, hasilnya keterampilan mereka akan
Perilaku petani jika dilihat secara hasil beberapa pola penerapan pertanian
persentase terbesar masuk dalam kategori berkelanjutan secara tidak langsung telah
sedang (cukup paham, netral, cukup terampil), terbentuk.
yang artinya petani tidak terlalu awam Perilaku petani yang masih kultural akan
dengan konsep tergolong memerlukan waktu dan usaha lebih
Tabel 5. Perilaku Pre Test agar petani menerima inovasi baru baik secara
Pre Pengetahuan teknologi ataupun sistem yang terkonsep
Kategori N % SUM AVER seperti pertanian organik, rendah kimia, terpadu
Paham 1 3.1 33 33 dan lain - lain, pandangan pertanian hanya
Cukup Paham 18 56.3 456 25 untuk bisnis tanpa memperhatikan faktor
Kurang Paham 13 40.6 240 18 lainnya tidak sedikit dijumpai di lapangan. Hal
SUM 32 100 729 76 ini menandakan perilaku petani harus terus
Kategori Pre Sikap diperbaiki baik dari sikap, keterampilan
N % SUM AVER ataupun pengetahuannya mengenai dunia
pertanian yang mereka jalani, sehingga petani
Menolak 2 6.3 44 22
dapat mandiri dan berdaya saing.
Netral 25 78.1 412 16.5
Pengetahuan
Menerima 5 15.6 63 12.6 Poin pertama ditujukan untuk menggali
SUM 32 100 519 51.1 hal yang petani ketahui tentang pertanian
Kategori Pre Keterampilan berkelanjutan dan pertanian yang umum
N % SUM AVER dilakukan oleh petani setempat lakukan. Dan
Terampil 0 0 0 0 hasilnya dari keempat jawaban yang harus
Cukup Terampil 18 56.3 160 9 dijawab, petani mampu menyebutkan satu
Kurang Terampil 14 43.8 89 6 hingga tiga jawaban yang sesuai. Pada poin
SUM 32 100 249 15 pertama dan kedua petani dominan
Sumber: Data diolah penulis, 2020 menyebutkan dua perbedaan dasar yaitu
pertanian berkelanjutan harus menggunakan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 139
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
input bahan organik dan mengurangi pestisida pengalaman petani melakukan usaha tani
kimia sintetik. pengolahan lahan terdapat dua metode yaitu
Tabel 6. Pre Test Tingkat Pengetahuan tanpa diolah dan diolah. Tanpa diolah biasanya
Petani diterapkan pada lahan jagung dimana
Pengetahuan Pertanian Berkelanjutan dan 1 2 3 4
Pupuk Bio Mikoriza
sebelumnya lahan tersebut ditanam padi. Jika
1 Mohon Bapak/Ibu jelaskan hal yang 9 17 7 0 lahan bekas tanaman padi lalu ingin dijadikan
membedakan pertanian berkelanjutan dengan
pertanian pada umumnya? lahan bawang, maka lahan tersebut harus diolah
2 Mohon Bapak/Ibu sebutkan karakteristik/ciri- 7 12 13 0
ciri dari pertanian berkelanjutan?
terlebih dahulu.
3 Mohon Bapak/Ibu sebutkan manfaat dari 5 21 5 1 Instrument poin 6 hingga 11
diterapkannya pertanian berkelanjutan?
4 Mohon Bapak/Ibu sebutkan sistem pertanian 9 17 6 0 menitikberatkan pembahasan pada pupuk dan
yang menyerupai pertanian berkelanjutan?
5 Mohon Bapak/Ibu jelaskan pengolahan lahan 7 18 7 0
bahan organik. Poin 6 dan 7 menjelaskan
yang sesuai dengan prinsip pertanian bagaimana pengetahuan petani akan pupuk dan
berkelanjutan?
6 Mohon Bapak/Ibu sebutkan bahan organik 6 13 10 3 bahan organik untuk tanaman. Hasilnya dari
yang bisa digunakan untuk tanaman/media
tanam?
empat kriteria yang diberikan, dominan petani
7 Mohon Bapak/Ibu sebutkan kelebihan dari 4 10 16 2 mampu menjawab tiga bahkan ada yang
pupuk organik?
Pengetahuan Pertanian Berkelanjutan dan 1 2 3 4 mampu 4. Artinya petani memiliki kesadaran
Pupuk Bio Mikoriza
8 Mohon Bapak/Ibu sebutkan definisi dari 15 15 2 0
sebenarnya manfaat dari bahan organik untuk
pupuk bio mikoriza? dijadikan sebagai input penting dalam usaha
9 Mohon Bapak/Ibu jelaskan manfaat bagi 12 11 9 0
pertumbuhan tanaman pada penggunaan taninya. Poin 8 hingga 11 mengulas tentang
pupuk bio mikoriza?
10 Mohon Bapak/Ibu jelaskan pengaruh 10 15 4 3
sejauh mana pengetahuan petani tentang pupuk
pemberian pupuk bio mikoriza terhadap tanah? bio mikoriza. Di Desa Pabedilan Wetan produk
11 Mohon Bapak/Ibu jelaskan waktu 16 12 4 0
pengaplikasian pupuk mikoriza pada tanaman? ini masih tergolong inovasi karena belum sama
Sumber: Data diolah penulis, 2020 sekali di sosialisasikan, oleh karena itu pada
Poin tiga petani harus menyebutkan tabel 2 poin 8 hingga 11 menunjukkan hasil
beberapa manfaat pertanian berkelanjutan bagi yang kurang. Petani lebih banyak menjawab 1
usaha tani. Bagi petani yang telah menerapkan dan 2 poin, untuk petani yang mampu
beberapa prinsip pertanian berkelanjutan meski menjawab 3 atau 4 mereka bisa
secara tidak sadar, mereka mampu menjawab menganalogikan pupuk ini dengan pupuk
cukup baik dengan menyebutkan tiga manfaat, organik lainnya sehingga mereka tahu bahwa
kebanyakan petani hanya mampu menjawab produk ini adalah produk organik.
dua manfaat. Sedangkan pada poin empat Sikap
petani diuji untuk menyebutkan beberapa Tabel 7. Pre Test Respon Sikap Petani
Sikap Pertanian Berkelanjutan dan Pupuk TS KS S SS
sistem budidaya pertanian yang menyerupai Bio Mikoriza
atau sesuai dengan konsep pertanian 1 Saya tertarik dengan penerapan pertanian 1 16 15 0
berkelanjutan karena berhubungan
berkelanjutan. Petani dominan menjawab dua dengan usaha tani yang dijalankan.
(Kognitif)
jenis sistem yaitu pertanian organik dan 2 Saya mendiskusikan dengan penyuluh 1 17 13 1
pertanian rendah input kimia sintetik, jawaban terkait penerapan pertanian
berkelanjutan dalam kegiatan usaha tani.
ini muncul berlandaskan apa yang petani (Konatif)
3 Saya merasa pemupukan dengan pupuk 3 13 14 2
dengar bahwa pertanian organik merupakan bio mikoriza perlu diterapkan. (Afektif)
pertanian dengan seluruh prosesnya alami 4 Saya merasa dengan penggunaan pupuk 6 12 13 1
bio mikoriza dapat meningkatkan hasil
mulai dari lahan, pupuk dan pestisida, panen. (Afektif)
5 Saya mempertimbangkan apa yang diberi 3 21 8 0
sedangkan untuk pertanian rendah input kimia untuk tanaman atau media tanam.
petani mengungkapkan bahwa untuk 6
(Kognitif)
Saya meminta rekomendasi penerapan 5 20 6 1
berkelanjutan maka harus mengurangi input pupuk bio mikoriza. (Konatif)
7 Saya berusaha dalam menerapkan prinsip 2 17 13 0
kimia sintetik berlebihan. Poin lima pertanian berkelanjutan. (Konatif)
mengharuskan petani menjelaskan beberapa Sumber: Data diolah penulis, 2020
metode pengolahan lahan berdasarkan prinsip Dilihat dari efeknya, sikap terdiri atas tiga
pertanian berkelanjutan. berdasarkan komponen yaitu komponen kognitif, komponen
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
140 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
afektif, dan komponen konatif. Instrumen sikap taninya, hasil dari pernyataan tersebut
poin 1 dan 5 menjelaskan bahwa petani digiring menunjukkan sebagian besar petani merasa
untuk membuka pendapat atau kepercayaannya kurang setuju. Karena pada dasarnya yang
tentang sesuatu yang baru yaitu konsep dibutuhkan untuk menerapkan produk pada
pertanian berkelanjutan, hasilnya pada poin 1 usaha tani adalah uji coba terlebih dulu,
petani yang setuju terdapat 15, kurang setuju 16 Sehingga petani dapat mengamati dan
dan tidak setuju 1 orang. Petani yang kurang menelaah apakah produk ini baik untuk usaha
setuju menganggap bahwa ketika praktik taninya atau tidak. Poin 7 berusaha untuk
pertanian berkelanjutan ini dilaksanakan maka mengajak petani dalam menerapkan pertanian
akan menambah beban biaya untuk mereka. berkelanjutan dalam usaha taninya. Sama
Sedangkan petani yang tidak setuju berasumsi halnya dengan komponen kognitif pada poin 1,
bahwa, tindakan ini akan merepotkan petani. petani yang menjawab tidak/kurang setuju
Terlebih para petani kecil yang tiap hari hanya merasa masih awam dalam pertanian
bertumpu pada sektor pertanian dengan modal berkelanjutan, metode atau cara bertani yang
yang sedikit. mereka lakukan selama ini masih tergolong
Poin 5 mengajak petani untuk merasakan tradisional dengan input kimia sintetik lebih
apakah yang diberikan untuk tanaman sudah dominan.
sesuai. Hasilnya jika dilihat dari tabel 7 Keterampilan
menunjukkan petani dominan menjawab Keterampilan merupakan perilaku yang
kurang setuju, ini menunjukkan bahwa apa diperoleh melalui tahap - tahap belajar,
yang diberikan petani pada tanaman merupakan keterampilan berasal dari gerakan - gerakan
sebuah keharusan yang diberikan tanpa yang kasar atau tidak terkoordinasi melalui
mengetahui mengapa diberikan dan dampak pelatihan bertahap gerakan tidak teratur itu
apa yang diterima dari input tersebut. Tak berangsur-angsur berubah menjadi gerakan-
terkecuali pemberian input kimia sintetik secara gerakan yang lebih halus, melalui proses
berlebihan. Poin 3 dan 4 menjelaskan bahwa koordinasi diskriminasi (perbedaan) dan
petani diajak untuk menggambarkan integrasi (perpaduan) sehingga diperoleh suatu
penggunaan pupuk mikoriza pada usaha keterampilan yang diperlukan untuk tujuan
taninya. Petani yang memilih tidak/kurang tertentu.
setuju kurang lebih mereka belum Tabel 8. Pre Test Tingkat Keterampilan
mempercayai sepenuhnya tentang bahan Petani
organik dan pupuk mikoriza, sehingga mereka Keterampilan Pertanian Berkelanjutan 1 2 3 4
dan Pupuk Bio Mikoriza
lebih memilih untuk tidak mengambil risiko 24 Mohon lakukan pengolahan lahan 6 17 8 1
lebih dalam menerapkannya. Sedangkan petani dengan penerapan pertanian
berkelanjutan
yang menjawab setuju/sangat setuju berasumsi 25 Mohon lakukan pemupukan dengan 10 16 5 1
bahwa segala macam bahan organik pasti bagus penerapan pertanian berkelanjutan
26 Mohon lakukan pemupukan bio 9 20 3 0
untuk tanah dan tanaman, jika memang bisa mikoriza sesuai anjuran
diakses petani dan terbukti bagus pasti para 27 Mohon Lakukan pengendalian hama 10 15 8 1
dengan prinsip PHT
petani tidak ragu untuk mencobanya.
Sumber: Data diolah penulis, 2020
Komponen konatif terdapat pada poin 2,
Keempat poin ini diambil berdasarkan
6 dan 7. Poin 2 menjelaskan bahwa petani dan
pokok inti dari pertanian berkelanjutan yaitu
penyuluh saling berkoordinasi sehingga dapat
pengolahan lahan, pemupukan, bahan organik
menerapkan pertanian berkelanjutan, hasilnya
dan pengendalian hama penyakit. Pada poin 1
petani masih cukup terbuka untuk menerima
petani menjelaskan pengolahan lahan yang
konsep tersebut. poin 6 menjelaskan bahwa
dilakukan oleh petani, hasilnya terdapat 6 orang
petani memerlukan adanya rekomendasi terkait
mampu menerapkan satu prinsip pengolahan
penggunaan pupuk mikoriza untuk usaha
lahan berkelanjutan, 17 orang mampu
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 141
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
menerapkan dua prinsip, 8 orang mampu petani yang telah berhasil mengkombinasikan
menerapkan 3 prinsip dan 1 orang mampu teknologi yellow trap dan produk bio pestisida
menerapkan 4 prinsip. Dalam pengolahan sehingga meminimalisir penggunaan dan biaya
pertanian secara berkelanjutan petani dari pestisida kimia sintetik.
sebenarnya sadar bahwa penambahan input Perubahan Perilaku Melalui Penyuluhan
organik, pengolahan minimum jika akan Pertanian
ditanam bawang kembali atau tanpa olah tanah Penyuluhan Pertanian
jika ditanam jagung, minimalisir penggunaan Menurut UU no 16 tahun 2006 tentang
mesin pertanian juga diterapkan petani karena sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan
kondisi sosial petani masih terpaku pada kultur kehutanan menjelaskan bahwa, penyuluhan
masyarakat yang mayoritas buruh tani sebagai pertanian adalah proses pembelajaran bagi
pekerjaan utama. pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka
Pada poin 2 menjelaskan tentang mau dan mampu menolong dan
pemupukan yang dilakukan oleh petani dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
kesesuaian dengan penerapan pertanian informasi pasar, teknologi, permodalan, dan
berkelanjutan. Hasil menunjukkan 10 orang sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk
menerapkan satu prinsip, 16 orang menerapkan meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
2 prinsip, 5 orang menerapkan 3 prinsip dan 1 pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
orang menerapkan 4 prinsip. Kebiasaan petani meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
ketika pemupukan masih melebihi dosis. Petani fungsi lingkungan hidup.
beranggapan bahwa semakin banyak pupuk Materi
kimia sintetik maka dampak yang dihasilkan Materi yang digunakan memuat dua poin
untuk tanaman lebih efektif dalam meninkatkan utama bahasan yaitu tentang pertanian
produksi. Akan tetapi petani masih sadar bahwa berkelanjutan dan pupuk bio mikoriza. Materi
bahan – bahan organik diperlukan untuk ini termasuk dalam pengembangan sumber
tanaman, hal ini berkaitan dengan dampak yang daya manusia, ilmu pengetahuan, teknologi,
telah dirasakan oleh petani yaitu degradasi dan pelestarian lingkungan. Materi penyuluhan
lahan. menurut UU no 16 tahun 2006 tentang sistem
Poin ke 3 petani harus mencoba penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
menerapkan pemupukan mikoriza sebelum menjelaskan bahwa meteri penyuluhan harus
diberi anjuran. Hasilnya sebanyak 9 orang memuat unsur pengembangan sumber daya
petani hanya mampu menerapkan 1 prinsip, 20 manusia dan peningkatan modal sosial serta
petani mampu menerapkan 2 prinsip, 3 petani unsur ilmu pengetahuan, teknologi, informasi,
mampu menerapkan 3 prinsip dan untuk 4 ekonomi, manajemen, hukum, dan pelestarian
prinsip petani belum sampai. Ini menandakan lingkungan. Materi ini tertuang pada lembar
bahwa petani masih sangat baru tentang produk kerja menyuluh dan sinopsis sehingga
pupuk bio mikoriza. Poin ke 4 adalah mempermudah dalam pengaturan jadwal
pengendalian hama dan penyakit dengan kegiatan penyuluhan.
prinsip pengendalian hama dan penyakit secara Media
terpadu. Hasil keterampilan petani yaitu Efektifitas penggunaan media baik
sebanyak 10 orang mampu menerapkan 1 langsung atau tidak langsung tergantung dari
prinsip, 15 orang mampu menerapkan 2 prinsip, responden, seperti halnya penelitian ini
8 orang mampu menerapkan 3 prinsip dan 1 menggunakan media langsung dan tidak
orang mampu menerapkan 4 prinsip. langsung karena menyesuaikan dengan kondisi
Penggunaan pestisida kimia sintetik masih pada petani yang tidak semuanya sama. Media
dominan dilakukan oleh petani karena dampak langsung seperti wawancara dan pemutaran
yang dihasilkan cukup berimbang dengan hasil video digunakan untuk menggali informasi dari
yang didapatkan. Akan tetapi tidak sedikit juga petani dan juga untuk berdiskusi sehingga

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
142 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
tercapai tingkatan pemahaman yang sama, setelah itu baru dilakukan wawancara dengan
sedangkan media tidak langsung seperti leaflet pengurus dan anggota.
digunakan untuk meningkatkan kemungkinan Hasil dari wawancara kepada petani ini
petani untuk terus mengingat hal – hal yang adalah data pre dan post test sehingga dapat
telah di diskusikan. diolah menjadi sebuah informasi mengenai
Metode perilaku petani. kegiatan wawancara dimulai
Metode membahas cara yang digunakan dengan pengenalan dan maksud tujuan, setelah
agar materi yang telah disusun dan media yang itu pengisian kuesioner pre test pengetahuan
ada dapat meningkatkan penyerapan informasi dan sikap lalu dilakukannya diskusi dengan
oleh para petani. Metode terbagi menjadi 3 jenis penambahan media pemutaran video dan
yaitu, berdasarkan pendekatan perorangan, terakhir adalah pemberian leaflet sebagai media
berdasarkan pendekatan kelompok dan cetak penyuluhan, post test dilakukan pada
berdasarkan pendekatan masal. Metode beberapa hari selanjutnya. Dalam pengisian
penyuluhan yang digunakan pada penelitian ini kuesioner keterampilan, peneliti melihat
adalah a) Anjangsana/kunjungan rumah di langsung bagaimana para petani di lapangan
mana mendatangi para petani secara satu sehingga kuesioner bersifat terbuka yang
persatu; b) Pameran yaitu uji coba teknologi artinya petani bebas untuk mendapatkan nilai
yang dilakukan oleh peneliti ditunjukkan sesuai dengan kriteria peneliti.
kepada petani berupa gambar/video; c) Perubahan Perilaku Petani
Pemutaran film/video berupa pemutaran Hasil pre test pengetahuan dan
mengenai materi yang disampaikan yaitu keterampilan petani masih didominasi masuk
pertanian berkelanjutan dan pupuk bio dalam kategori rendah sementara untuk sikap
mikoriza; d) Penyebaran leaflet berupa dominan pada kategori sedang. Hal ini
pemberian leaflet yang berisi materi tentang berkaitan dengan metode penyuluhan yang
pertanian berkelanjutan dan pupuk bio sesuai untuk meningkatkan perilaku petani
mikoriza; e) Diskusi yaitu suatu pertemuan sehingga petani mau dan mampu menerapkan
yang jumlah pesertanya tidak lebih dari 20 pertanian berkelanjutan meski beberapa poin
orang biasanya diadakan untuk bertukar akan tetapi itu merupakan sebuah loncatan bagi
pendapat mengenai suatu kegiatan yang akan petani untuk menjadi lebih baik. Hasil dari
diselenggarakan, atau mengumpulkan saran - perubahan perilaku ini tercermin pada tabel 9,
saran untuk memecahkan permasalahan. dengan metode sederhana yaitu
Kegiatan Penyuluhan membandingkan hasil dari pre dan post test
Penyuluhan menggunakan metode berdasarkan beberapa kategori untuk masing –
anjangsana/kunjungan rumah yang mana masing komponen perilaku (pengetahuan, sikap
merupakan salah satu anjuran untuk melakukan dan keterampilan).
kegiatan ditengah pandemi virus covid-19, Menurut terori Bloom yang dikutip dalam
dengan mempertimbangkan berbagai aspek Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa,
kesehatan seperti halnya jaga jarak, membedakan sebuah perilaku dalam tiga
penggunaan masker dan cuci tangan, perilaku yaitu kognitif (Cognitive) adalah
pelaksanaan kegiatan penyuluhan dapat merupakan hasil dari tahu, dan ini
terlaksana dengan baik. dimulai dengan
mengunjungi para ketua kelompok untuk
melakukan diskusi, di mana sebelumnya
melakukan perjanjian untuk bertemu. Kepada
ketua kelompok dilakukan perizinan untuk
mewawancarai para pengurus dan anggotanya,

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 143
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Tabel 9. Perubahan Perilaku konsep ini telah dilakukan petani sehingga
petani hanya perlu beradaptasi lebih untuk
menerapkan.
Petani yang masuk dalam kategori kurang
paham berjumlah 5 orang dengan jumlah skor
rerata yang terjawab 20, mereka masih kurang
setuju dengan penerapan ini tetap beranggapan
bahwa konsep ini hanya cocok untuk petani
yang memiliki lahan atau sawah pribadi
sehingga apa yang mereka masukkan untuk
tanah pasti berguna untuk lahannya dikemudian
hari, kalau petani dengan lahan sewa untuk
menerapkan konsep tersebut membutuhkan
biaya lebih sedangkan kontinuitas dari lahan
sewa tergantung pemilik lahan.
Penerapan mikoriza dianggap memiliki
Sumber: Data diolah penulis, 2020 fungsi seperti halnya pupuk organik lainnya
N: Jumlah responden, %: Persentil responden, yaitu penyuburan tanah, tetapi setelah
SUM: Jumlah skor kategori, AVER: Rerata skor dilakukannya penyuluhan, para petani
kategori mengetahui bahwa mikoriza dapat menjadi
terjadi setelah orang melakukan pengindraan solusi dari kekeringan. Ketika lahan memasuki
terhadap suatu obyek tertentu, afektif musim kemarau seperti sekarang yang terjadi
(Affective) adalah sikap secara nyata pada bulan Mei, Juni, Juli. Para petani yang
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian biasa menggunakan bibit/umbi bawang dari
reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam pasar diberikan sebuah alternatif agar
kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bibit/umbi cepat tumbuh dengan memanfaatkan
bersifat emosional terhadap stimulus sosial. dan mikoriza melalui salah satu fungsinya yaitu
psikomotor (Psychomotor) adalah kemampuan pengoptimalan penyerapan unsur fosfor dalam
seseorang untuk bertindak setelah menerima tanah dengan memperluas area penyerapan akar
pengalaman belajar tertentu. lebih optimal.
Aspek pengetahuan
Petani mengalami banyak peningkatan Sikap
menjadi kriteria paham. Hal ini terlihat mulai Hasil post test yang menunjukkan hasil
dari jumlah responden yang meningkat pada sangat baik, tidak ada petani yang masuk dalam
kategori tersebut, jumlah skor kategori paham kategori menolak bahkan kategori menerima
juga meningkat kurang lebih sebanyak 343. meningkat. Dari jumlah petani sebanyak 18
Sedangkan pada kategori rendah terjadinya petani masuk dalam kategori menerima dengan
penurunan yang cukup signifikan pula yaitu jumlah skor yang bertambah sebesar 410 atau
sebesar 140 skor ditandakan juga dengan sebanyak 45.8% sedangkan pada kategori
berkurangnya responden pada kategori menolak tidak terdapat petani. Dengan hasil ini
tersebut. Peningkatan dalam menjadikan bahwa penyuluhan yang dilakukan
aspek pengetahuan ini menandakan petani dapat dikatakan dapat merubah pandangan dan
secara keilmuan sudah bisa menerapkan persepsi petani tentang pertanian berkelanjutan.
pertanian berkelanjutan dan pemupukan bio Menurut Zuchdi (1995) mengatakan bahwa,
mikoriza dengan bimbingan penyuluh atau Perubahan sikap terjadi apabila informasi yang
pihak lainnya yang dianggap lebih ahli bersifat persuasif dipahami dan diterima oleh
menangani hal tersebut. Para petani yang penerima, informasi ini kemudian mengendap
sebelumnya ragu dalam penerapannya menjadi dan disetujui oleh penerima informasi.
cukup yakin bahwa beberapa komponen pada
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
144 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Secara konatif petani sudah lebih baik sosial ekonomi banyak menjelaskan bahwa
dibandingkan dengan awal pre test, yang secara garis besar terbagi atas internal dan
awalnya masih ragu dapat berubah menjadi eksternal petani itu sendiri. Internal mencakup:
yakin bahwa pertanian berkelanjutan harus umur, pendidikan, kondisi keluarga,
sudah dilaksanakan meski baru penerapan tanggungan petani, lingkungan, faktor ini kerap
pupuk organik pada lahannya. Lalu secara dijadikan sebagai penelitian dengan obyek
afektif petani rasa konsep ini masih terlalu gambaran kondisi petani, sedangkan faktor
luas/kompleks sehingga petani bingung apa eksternal petani merupakan hal – hal yang di
yang harus dilakukan akan tetapi jika dilihat luar dan tidak menyangkut petani secara
dari output hasil pertanian berkelanjutan petani langsung contohnya, kondisi lahan, musim,
merasa bahwa hal ini memang diperlukan bagi pasar, kelompok tani, penyuluh dan
pertanian masa akan datang. sebagainya. Dengan dilakukannya wawancara
Keterampilan secara langsung menjadikan informasi yang
Petani diupayakan untuk meningkatkan didapat cukup kompleks sehingga mampu
keterampilan yang bersinergi dengan diambil beberapa hal terkait dengan kekuatan,
peningkatan pengetahuan petani tentang kelemahan, peluang dan ancaman usaha tani
pertanian berkelanjutan. Hasilnya adalah terjadi bawang merah di Desa Pabedilan Wetan
peningkatan keterampilan petani sebanyak 17 Kabupaten Cirebon.
petani masuk dalam kategori terampil dengan Tabel 10. Strategi Penerapan Pertanian
jumlah skor yang terjawab sebanyak 226 atau Berkelanjutan & Pemupukan Bio Mikoriza
mengalami peningkatan sebesar 44%
sedangkan pada kategori kurang terampil
mengalami penurunan dengan jumlah 10 orang
pada kategori rendah di mana sebelumnya
terdapat 14 orang, pada kategori cukup terampil
sebelumnya 18 orang menjadi 11 orang petani.
Peningkatan keterampilan ini menandakan
petani mampu untuk menerapkan pertanian
berkelanjutan diimbangi dengan pengetahuan
yang bertambah.
Ketika petani telah tergolong dalam
kategori terampil, langkah kedepan adalah
mendorong petani untuk mau melaksanakan
pertanian berkelanjutan secara kontinu dalam Sumber: Data diolah penulis, 2020
usaha tani yang mereka jalankan. Pada 1. Memperbaiki kualitas dan kuantitas
dasarnya petani mampu dan mau untuk sumber daya penyuluh pertanian, hal ini
melakukan sesuatu yang lebih baik terlebih dilandaskan bahwa penyuluh merupakan
untuk usaha taninya, dengan bimbingan intensif faktor penentu terjadinya perubahan
dan metode yang sesuai menjadikan perilaku perilaku pada petani. Menurut Mardikanto
petani semakin lebih baik dan daya saing petani (2009) mengemukakan bahwa, kegiatan
meningkat, bukan pada kasta selalu menunggu penyuluhan sangat diperlukan untuk
dan ketergantungan. memperlancar pembangunan pertanian.
Strategi Penerapan Pertanian Perubahan perilaku petani berkaitan erat
Berkelanjutan dan Pupuk Bio Mikoriza dengan kehadiran penyuluh dalam
Banyak hal yang mempengaruhi petani melakukan pendampingan, keterbatasan
untuk merubah perilakunya, literasi – literasi pendidikan petani menjadi kendala
terkait penyuluhan ataupun pertanian secara tersendiri, oleh karenanya kehadiran
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 145
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
penyuluh pertanian dirasakan sangat pada pasar tradisional. Dengan segmentasi
membantu petani melakukan kegiatannya. pasar yang hanya mampu menjangkau para
2. Pelaksanaan demplot, demplot pada tengkulak menjadikan harga pada tingkat
dasarnya dilakukan oleh petani sehingga petani lebih rendah dibandingkan pada
petani mampu belajar dari kegiatan tingkat pasar. Hal ini akan mempengaruhi
lapangan tersebut, tentu dengan bimbingan keputusan petani dalam menerapkan hal
dari penyuluh ataupun stakeholder baru pada usaha taninya, ketika kondisi
pertanian. Metode demplot merupakan pasar yang fluktuatif para petani akan
salah satu metode yang cukup baik jika merespon dengan produksi optimal
diterapkan sebagai penyampaian informasi menggunakan bahan kimia sintetik
berupa produk atau pun konsep teknis sehingga hasil langsung bisa didapatkan,
lainnya. Menurut Hindersah (2016), berbeda dengan bahan organik yang
metode demplot oleh petani dianggap memerlukan proses lebih lama dan kontinu
dapat meningkatkan hasil karena selama bila diaplikasikan pada tanaman.
ini tidak ada pembanding. Berdasarkan 5. Pengoptimalan kelembagaan petani, sesuai
demplot, data produktivitas menjadi lebih dengan apa yang ditulis pada peraturan
pasti karena bobot per ikat setiap jenis menteri pertanian nomor 67 tahun 2016
sayuran daun dapat ditetapkan. Dengan tentang pembinaan kelembagaan
demikian petani akan mau dan mampu penyuluhan, menjelaskan bahwa
untuk mencoba hal tersebut, sehingga pembinaan kelompok dilaksanakan secara
terjadilah perubahan perilaku menjadi berkesinambungan dan diarahkan pada
lebih baik. upaya peningkatan kemampuan Poktan
3. Pendekatan personal, merupakan sebuah dalam melaksanakan fungsinya sebagai (1)
modal kasatmata akan tetapi memiliki kelas belajar; (2) wahana kerjasama; dan
pengaruh yang cukup besar dalam (3) unit produksi, sehingga mampu
pengambilan keputusan seorang petani. mengembangkan Usahatani dan menjadi
Sebagaian besar petani saat ini masih Kelembagaan Petani yang kuat dan
tergolong sebagai petani kecil karena mandiri.
menggantungkan hidupnya pada dunia 6. Penyuluhan Pertanian, pelaksanaan
pertanian akan tetapi tidak memiliki penyuluhan didasarkan pada tiga aspek
rencana terhadap usaha taninya. menurut penting yaitu perumusan materi,
Leeuwis (2006), orang lain cenderung penyusunan media dan perencanaan
untuk memilih kontak antar personal metode penyuluhan. Kegiatan penyuluhan
dengan seseorang yang mereka percaya berlandaskan pada UU No 16 tahun 2006
memiliki kompeten dan bermotivasi. Para tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
tengkulak memiliki metode tersendiri Perikanan, Dan Kehutanan, sedangkan
dalam melakukan pendekatan terhadap pedoman dalam pelaksanaannya
para petani sehingga petani mau menjual diperbaharuhi pada tahun 2018 dengan
hasil panennya pada tengkulak tersebut. munculnya permentan No 3 tahun 2018
Hal ini merupakan salah satu kondisi tentang Pedoman Penyelenggaraan
bahwa pendekatan secara personal kepada Penyuluhan Pertanian. Keterkaitan
para petani akan berpengaruh terhadap penyuluhan pertanian dengan petani tidak
keputusan yang diambil oleh petani bisa direlakan, pasalnya dengan
termasuk perilakunya. penyuluhan para petani diupayakan untuk
4. Pengoptimalan pasar, pasar yang dijangkau berubah baik secara pengetahuan, sikap
oleh hampir seluruh petani adalah para ataupun keterampilan. Hal ini perlu
tengkulak, hanya saja terdapat beberapa ditekankan bahwa kegiatan penyuluhan
petani yang mampu memasarkan langsung harus lebih dioptimalkan sehingga petani

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
146 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
terayomi dan mampu mengatasi pertanian, pelaksanaan penyuluhan,
permasalahan usaha taninya dengan pelaksanaan demplot dengan petani
mandiri. sebagai perencana dan pelaksana,
pendekatan personal pada petani,
PENUTUP mengoptimalkan pasar bagi petani,
Kesimpulan pengoptimalan kelembagaan petani.
1. Tekonologi pupuk bio mikoriza pada Saran
tanaman bawang mendapatkan hasil yang 1. Kondisi pertanian berkelanjutan:
baik, dengan signifikannya nilai pengaruh a) Perlunya sinergitas antar lini bidang
pemberian mikoriza terhadap variabel pertanian agar konsep pertanian
independent dengan taraf error 0.05 berkelanjutan dapat dilaksanakan,
menunjukkan pemberian mikoriza urgensi pertanian berkelanjutan
memiliki perbedaan secara nyata seharusnya terdapat kebijakan agar
dibandingkan dengan tidak menggunakan, mampu bergerak menuju hal tersebut.
dan mean yang menunjukkan selisih lebih b) Monitoring dan evaluasi lebih agar
besar diberikan pada perlakuan pemberian mampu memetakan apa yang
mikoriza. dipermasalahkan dan diharapkan oleh
2. Kondisi perilaku petani sebelum petani.
dilakukannya penyuluhan tentang 2. Perubahan perilaku petani:
pertanian berkelanjutan dan pemupukan a) Pemerataan akses informasi pada
bio mikoriza tergolong dalam kategori petani melalui strategi penyuluhan
sedang ke rendah. aspek pengetahuan yang telah tertuang pada data Balai
ditandai dengan jumlah responden pada Penyuluhan Pertanian setempat.
kategori kurang paham berjumlah 40,6% b) Dilakukannya bimbingan baik pada
atau 13 orang dan cukup paham berjumlah kelompok tani ataupun petani secara
56,3% atau 18 orang. Aspek sikap langsung tentang pemasaran bawang
didominasi kategori netral dengan jumlah merah dan budidaya untuk
78,1 % atau 25 orang dan pada aspek meningkatkan hasil produksi dengan
keterampilan seperti halnya pengetahuan berbasis lingkungan.
responden hanya mampu menempati 3. Uji teknologi pupuk bio mikoriza:
kategori cukup terampil berjumlah 56,3% a) Perlunya demplot untuk petani dengan
atau 18 orang dan kurang terampil petani sebagai perencana, pelaksana
berjumlah 43,8% atau 14 orang. dan evaluator melalui bimbingan
3. Penyuluhan dengan metode anjangsana berskala oleh penyuluh atau
serta media dan metode yang di sinergikan stakeholder pertanian.
agar petani mampu memahami lebih baik,
menjadikan terjadinya peningkatan DAFTAR PUSTAKA
perilaku petani. Jika dilihat pada [1] Aprianti, S. D., dan Suryanto. A. 2018.
peningkatan jumlah skor aspek Efektivitas Penggunaan Mikoriza dan
pengetahuan terjadi peningkatan sebesar PGPR (Plan Growth Promoting
28,7%, sikap sebesar 30,6% dan Rhizobacteria) Terhadap Tanaman
keterampilan sebesar 43,4%. Dengan Bawang Merah (Allium azcalonium L)
dilakukannya analisa SWOT dirumuskan Pada Pipa PVC Sistem Veltikultur. Jurnal
beberapa strategi dalam penerapan Produksi Tanaman Vol 6 No 4 : 635 - 641.
pertanian berkelanjutan dan pupuk bio ISSN: 2527 – 8452.
mikoriza antara lain memperbaiki kualitas
dan kuantitas sumber daya penyuluh

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 147
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
[2] BPP Pabedilan. 2019. Programa [14] Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Kecamatan. Kabupaten Cirebon: BPP Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Pabedilan. PT Alfabet.
[3] BPP Pabedilan. 2019. RKTP Pabedilan [15] Suryani, R. dkk. 2017. Respon Tanaman
Wetan. Kabupaten Cirebon: BPP Bawang Merah Terhadap Cendawan
Pabedilan. Mikoriza Arbuskula (CMA) Pada
[4] Leeuwis, C. 2006. Komunikasi Untuk Cekaman Kekeringan Di Tanah Gambut.
Inovasi Pedesaan. Yogyakarta: Kanisius. Jurnal Pedon Tropika Edisi 1 Vol 3 (69-
[5] Malherbe, T. de. 1964. Soil fertility. Fith 78).
ed. London. New York London. New [16] Tinker P. B. H. 1975. Effects of vesicular-
York: Oxford University Press. arbuscular mycorrhizas on higherplants.
[6] Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Symp. Soc. Expt. Biol. 29: 325-349.
Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret [17] Undang – undang No. 16 Tahun 2006
University. Tentang Pelaksanaan Penyuluhan
[7] Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta: Pemerintah Indonesia.
[8] Permentan Republik Indonesia [18] Wikipedia. 2020. Pertanian.
No.67/Permentan/SM.050/12/2016 https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian.
Tentang Pembinaan Kelembagaan Petani. Diakses pada tanggal 2 Februari 2019
Jakarta. Kementerian Pertanian. pukul 09.12.20 WIB.
[9] Prihastuti. 2007. Isolasi dan karakterisasi [19] Zuchdi, D. 1995. Pembentukan Sikap.
mikoriza vesikular-arbuskula di lahan Cakrawala Pendidikan No. 3 tahun XIV.
kering masam. Lampung Tengah. Berk.
Penel. Hayati: 12 (99-106).
[10] R. Hindersah. dkk. 2016. Penggunaan
Demonstrasi Plot Untuk Mengubah
Metode Aplikasi Pupuk Organik Pada
Lahan Pertanian Sayuran Di Kota Ambon.
Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat,
Vol. 5, No. 1, Mei 2016: 9 - 15, 1410 -
5675.
[11] Rivai, Rudy S. & Anugrah, Iwan S. 2011.
Konsep Dan Implementasi Pembangunan
Pertanian Berkelanjutan Di Indonesia.
Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume
29 No. 1, Juli 2011: 13 – 25. Pusat Sosial
Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian Jl. A.
Yani No. 70 Bogor 16161.
[12] Rukmana, R. 1994. Bawang Merah,
Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen.
Yogyakarta: Kanisius.
[13] Schmidt, F. H., dan Ferguson, J. H. A.
1951. Rainfall Types Based On Wet and
Dry Period Rations for Indonesia With
Western New Guinea. Jakarta: Kementrian
Perhubungan Meteorologi dan Geofisika.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
148 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai