78-Article Text-191-1-10-20200724
78-Article Text-191-1-10-20200724
Oleh
Fikri Fatkhurrahman1), Siswoyo2) & Azhar3)
1,2,3Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor; Jl. Arya Suryalaga (d/h Cibalagung) No.1
Abstrak
Pertanian berkelanjutan merupakan salah satu konsep yang tercipta dari buah pikiran manusia
bahwa lingkungan tempat manusia berada harus tetap dilestarikan, seiring berkembangnya
industrialisasi beserta dampak yang ditimbulkan. Konsep ini menjunjung pada optimalisasi
pemanfaatan sumber daya alam diimbangi dengan pemulihan alam itu sendiri, atau pelaksanaan
pertanian dengan memperhatikan kapasitas dari alam itu sendiri. Praktek budidaya secara
konvensional oleh para petani dengan penggunaan bahan - bahan kimia sintetik yang terus
meningkat menyebabkan terjadinya endapan pada media tanam, sehingga perlunya input bahan
untuk mengoptimalkan kembali fungsi tanah. Mikoriza merupakan sebuah jamur obligat yang
memiliki fungsi untuk perakaran pada tanaman, dilain sisi jamur ini mampu menguraikan unsur –
unsur dalam tanah sehingga menjadi cadangan nutrisi baik tanaman atau mikroorganisme lain
dalam tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengubah perilaku petani baik pengetahuan, sikap
ataupun keterampilan tentang pentingnya pertanian berkelanjutan jika ditinjau dari segi agro
production atau budidaya tanaman dengan pemanfaatan pupuk mikoriza. Penelitian ini berlokasi
di Desa Pabedilan Wetan, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon dengan sampel yaitu petani
bawang merah yang tergabung dalam kelompok tani baik ketua, pengurus atau anggota aktif/pasif
dengan jumlah total 32 petani. penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan
penyebaran kuesioner melalui wawancara dan diskusi dalam penyuluhan. Berdasarkan hasil
perbandingan pre test dan post test yang didapat, menunjukkan bahwa terdapat perubahan perilaku
melalui penyuluhan pertanian. Aspek pengetahuan meningkat sebesar 28,7%, sikap meningkat
sebesar 30,6% dan keterampilan sebesar 43,4%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa para petani bawang mampu untuk menerapkan pertanian berkelanjutan dalam
aspek budidaya tanaman, dengan catatan bimbingan dan monitoring oleh stakeholder pertanian.
Kata Kunci: Pertanian Berkelanjutan, Pupuk Mikoriza & Perilaku
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 135
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
dibandingkan dengan nilai alpha cronbach, H1: terdapat pengaruh tidak signifikan
artinya bahwa alat ukur/kuesioner yang dimiliki jumlah umbi dengan pemberian mikoriza.
oleh peneliti untuk mengukur pertanian
berkelanjutan dan pupuk mikoriza pada petani HASIL DAN PEMBAHASAN
di Desa Pabedilan Wetan memiliki tingkat Gambaran Wilayah
ketepatan dan kehandalan yang baik untuk Desa Pabedilan Wetan merupakan salah
sebuah alat ukur. satu dari 12 Desa di Wilayah Kecamatan
Teknik pengumpulan data menggunakan Pabedilan kabupaten Cirebon yang terletak 4
metode: a. Observasi, yaitu kegiatan Km ke arah Barat dari Kecamatan Pabedilan.
pengumpulan data dengan melakukan Desa Pabedilan Wetan berada di ketinggian 26
pengamatan secara langsung terhadap objek meter diatas permukaan laut dengan luas
pengkajian. b. Penyebaran dan pengisian wilayah ± 137.597 Hektar. Suhu rata – rata di
kuesioner, c. Wawancara, yaitu teknik wilayah desa Pabedilan Wetan adalah 28oC
pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan iklim kemarau dan penghujan. jika
secara langsung dengan petani yang menjadi diklasifikasikan menurut Schmidt–Ferguson
sampel dalam kajian. d. Studi literatur, maka Desa Pabedilan Wetan termasuk dalam
pencarian data berdasarkan jurnal/ laporan ketegori D yaitu daerah sedang atau hutan
ilmiah. Dalam mengkaji perilaku petani musim, menurut data 10 tahun terakhir, bulan
terhadap penerapan pertanian berkelanjutan kering Desa Pabedilan Wetan berjumlah 5 (Juni
pada budidaya bawang merah dianalisis dengan - Oktober) sedangkan bulan basah berjumlah 7
statistik deskriptif sedangkan untuk mengkaji (November - Mei).
pengujian teknologi pupuk bio mikoriza pada Pabedilan Wetan merupakan salah satu
tanaman bawang merah menggunakan desa sentra tanaman bawang merah yang
independent t test pada software SPSS dibudidayakan oleh petani setempat. Luasan
(Statistical Package for the Social Sciences). lahan dengan diiringi irigasi teknis ± 113 ha.
Uji Teknologi Desa Pabedilan Wetan memiliki empat
Uji teknologi ini dilakukan pada tanggal kelompok tani yaitu: Mrengkel I beranggota 56
15 Mei 2020 sampai dengan 25 Juni 2020. petani dengan kelas kelompok lanjut, Mrengkel
Tempat uji teknologi dilakukan pada lahan II beranggota 81 petani dengan kelas kelompok
pekarangan milik peneliti. Alat yang digunakan lanjut, Randu beranggota 82 petani dengan
cangkul, sprayer, ember, tugal, alat tulis, tanda kelas kelompok madya, Rungkun Gede
sampel, penggaris. Dan bahan yang digunakan beranggota 26 petani dengan kelas kelompok
pupuk mikoriza, pestisida nabati, pestisida lanjut, selain itu terdapat 2 kelompok wanita
sintetik, pupuk kandang, bibit bawang merah, tani yaitu Kasturi beranggota 10 orang dan
bambu. Variabel dependen pengujian ini adalah Kartika beranggota 15 orang dengan kelas
a) Tinggi tanaman dalam (cm); b) Panjang akar kelompok lanjut.
dalam (cm); c) Jumlah umbi. Karakteristik Responden
1. Ho: terdapat pengaruh signifikan panjang Petani responden sebagian besar adalah
daun dengan pemberian mikoriza. lansia sebanyak 62% atau 20 petani, untuk usia
H1: terdapat pengaruh tidak signifikan manula (6 petani atau 19%) dan dewasa (6
panjang daun dengan pemberian mikoriza. petani atau 19%). Tingkat pendidikan petani
2. Ho: terdapat pengaruh signifikan panjang responden mengerucut pada pendidikan formal
akar dengan pemberian mikoriza. yang diikuti petani, dengan mayoritas
H1: terdapat pengaruh tidak signifikan pendidikan sebanyak 56% yaitu sekolah dasar
panjang akar dengan pemberian mikoriza. dan lainnya adalah sekolah menengah pertama
3. Ho: terdapat pengaruh signifikan jumlah 19%, sekolah menengah atas 19%.
umbi dengan pemberian mikoriza.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
136 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
lainnya seperti penggunaan pupuk organik,
kondisi iklim, kondisi tanah, hama dan penyakit
dianggap sebagai variabel tak
diperhitungkan/diteliti. Pelaksanaan analisis
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
142 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
tercapai tingkatan pemahaman yang sama, setelah itu baru dilakukan wawancara dengan
sedangkan media tidak langsung seperti leaflet pengurus dan anggota.
digunakan untuk meningkatkan kemungkinan Hasil dari wawancara kepada petani ini
petani untuk terus mengingat hal – hal yang adalah data pre dan post test sehingga dapat
telah di diskusikan. diolah menjadi sebuah informasi mengenai
Metode perilaku petani. kegiatan wawancara dimulai
Metode membahas cara yang digunakan dengan pengenalan dan maksud tujuan, setelah
agar materi yang telah disusun dan media yang itu pengisian kuesioner pre test pengetahuan
ada dapat meningkatkan penyerapan informasi dan sikap lalu dilakukannya diskusi dengan
oleh para petani. Metode terbagi menjadi 3 jenis penambahan media pemutaran video dan
yaitu, berdasarkan pendekatan perorangan, terakhir adalah pemberian leaflet sebagai media
berdasarkan pendekatan kelompok dan cetak penyuluhan, post test dilakukan pada
berdasarkan pendekatan masal. Metode beberapa hari selanjutnya. Dalam pengisian
penyuluhan yang digunakan pada penelitian ini kuesioner keterampilan, peneliti melihat
adalah a) Anjangsana/kunjungan rumah di langsung bagaimana para petani di lapangan
mana mendatangi para petani secara satu sehingga kuesioner bersifat terbuka yang
persatu; b) Pameran yaitu uji coba teknologi artinya petani bebas untuk mendapatkan nilai
yang dilakukan oleh peneliti ditunjukkan sesuai dengan kriteria peneliti.
kepada petani berupa gambar/video; c) Perubahan Perilaku Petani
Pemutaran film/video berupa pemutaran Hasil pre test pengetahuan dan
mengenai materi yang disampaikan yaitu keterampilan petani masih didominasi masuk
pertanian berkelanjutan dan pupuk bio dalam kategori rendah sementara untuk sikap
mikoriza; d) Penyebaran leaflet berupa dominan pada kategori sedang. Hal ini
pemberian leaflet yang berisi materi tentang berkaitan dengan metode penyuluhan yang
pertanian berkelanjutan dan pupuk bio sesuai untuk meningkatkan perilaku petani
mikoriza; e) Diskusi yaitu suatu pertemuan sehingga petani mau dan mampu menerapkan
yang jumlah pesertanya tidak lebih dari 20 pertanian berkelanjutan meski beberapa poin
orang biasanya diadakan untuk bertukar akan tetapi itu merupakan sebuah loncatan bagi
pendapat mengenai suatu kegiatan yang akan petani untuk menjadi lebih baik. Hasil dari
diselenggarakan, atau mengumpulkan saran - perubahan perilaku ini tercermin pada tabel 9,
saran untuk memecahkan permasalahan. dengan metode sederhana yaitu
Kegiatan Penyuluhan membandingkan hasil dari pre dan post test
Penyuluhan menggunakan metode berdasarkan beberapa kategori untuk masing –
anjangsana/kunjungan rumah yang mana masing komponen perilaku (pengetahuan, sikap
merupakan salah satu anjuran untuk melakukan dan keterampilan).
kegiatan ditengah pandemi virus covid-19, Menurut terori Bloom yang dikutip dalam
dengan mempertimbangkan berbagai aspek Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa,
kesehatan seperti halnya jaga jarak, membedakan sebuah perilaku dalam tiga
penggunaan masker dan cuci tangan, perilaku yaitu kognitif (Cognitive) adalah
pelaksanaan kegiatan penyuluhan dapat merupakan hasil dari tahu, dan ini
terlaksana dengan baik. dimulai dengan
mengunjungi para ketua kelompok untuk
melakukan diskusi, di mana sebelumnya
melakukan perjanjian untuk bertemu. Kepada
ketua kelompok dilakukan perizinan untuk
mewawancarai para pengurus dan anggotanya,
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 143
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Tabel 9. Perubahan Perilaku konsep ini telah dilakukan petani sehingga
petani hanya perlu beradaptasi lebih untuk
menerapkan.
Petani yang masuk dalam kategori kurang
paham berjumlah 5 orang dengan jumlah skor
rerata yang terjawab 20, mereka masih kurang
setuju dengan penerapan ini tetap beranggapan
bahwa konsep ini hanya cocok untuk petani
yang memiliki lahan atau sawah pribadi
sehingga apa yang mereka masukkan untuk
tanah pasti berguna untuk lahannya dikemudian
hari, kalau petani dengan lahan sewa untuk
menerapkan konsep tersebut membutuhkan
biaya lebih sedangkan kontinuitas dari lahan
sewa tergantung pemilik lahan.
Penerapan mikoriza dianggap memiliki
Sumber: Data diolah penulis, 2020 fungsi seperti halnya pupuk organik lainnya
N: Jumlah responden, %: Persentil responden, yaitu penyuburan tanah, tetapi setelah
SUM: Jumlah skor kategori, AVER: Rerata skor dilakukannya penyuluhan, para petani
kategori mengetahui bahwa mikoriza dapat menjadi
terjadi setelah orang melakukan pengindraan solusi dari kekeringan. Ketika lahan memasuki
terhadap suatu obyek tertentu, afektif musim kemarau seperti sekarang yang terjadi
(Affective) adalah sikap secara nyata pada bulan Mei, Juni, Juli. Para petani yang
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian biasa menggunakan bibit/umbi bawang dari
reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam pasar diberikan sebuah alternatif agar
kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bibit/umbi cepat tumbuh dengan memanfaatkan
bersifat emosional terhadap stimulus sosial. dan mikoriza melalui salah satu fungsinya yaitu
psikomotor (Psychomotor) adalah kemampuan pengoptimalan penyerapan unsur fosfor dalam
seseorang untuk bertindak setelah menerima tanah dengan memperluas area penyerapan akar
pengalaman belajar tertentu. lebih optimal.
Aspek pengetahuan
Petani mengalami banyak peningkatan Sikap
menjadi kriteria paham. Hal ini terlihat mulai Hasil post test yang menunjukkan hasil
dari jumlah responden yang meningkat pada sangat baik, tidak ada petani yang masuk dalam
kategori tersebut, jumlah skor kategori paham kategori menolak bahkan kategori menerima
juga meningkat kurang lebih sebanyak 343. meningkat. Dari jumlah petani sebanyak 18
Sedangkan pada kategori rendah terjadinya petani masuk dalam kategori menerima dengan
penurunan yang cukup signifikan pula yaitu jumlah skor yang bertambah sebesar 410 atau
sebesar 140 skor ditandakan juga dengan sebanyak 45.8% sedangkan pada kategori
berkurangnya responden pada kategori menolak tidak terdapat petani. Dengan hasil ini
tersebut. Peningkatan dalam menjadikan bahwa penyuluhan yang dilakukan
aspek pengetahuan ini menandakan petani dapat dikatakan dapat merubah pandangan dan
secara keilmuan sudah bisa menerapkan persepsi petani tentang pertanian berkelanjutan.
pertanian berkelanjutan dan pemupukan bio Menurut Zuchdi (1995) mengatakan bahwa,
mikoriza dengan bimbingan penyuluh atau Perubahan sikap terjadi apabila informasi yang
pihak lainnya yang dianggap lebih ahli bersifat persuasif dipahami dan diterima oleh
menangani hal tersebut. Para petani yang penerima, informasi ini kemudian mengendap
sebelumnya ragu dalam penerapannya menjadi dan disetujui oleh penerima informasi.
cukup yakin bahwa beberapa komponen pada
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
144 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Secara konatif petani sudah lebih baik sosial ekonomi banyak menjelaskan bahwa
dibandingkan dengan awal pre test, yang secara garis besar terbagi atas internal dan
awalnya masih ragu dapat berubah menjadi eksternal petani itu sendiri. Internal mencakup:
yakin bahwa pertanian berkelanjutan harus umur, pendidikan, kondisi keluarga,
sudah dilaksanakan meski baru penerapan tanggungan petani, lingkungan, faktor ini kerap
pupuk organik pada lahannya. Lalu secara dijadikan sebagai penelitian dengan obyek
afektif petani rasa konsep ini masih terlalu gambaran kondisi petani, sedangkan faktor
luas/kompleks sehingga petani bingung apa eksternal petani merupakan hal – hal yang di
yang harus dilakukan akan tetapi jika dilihat luar dan tidak menyangkut petani secara
dari output hasil pertanian berkelanjutan petani langsung contohnya, kondisi lahan, musim,
merasa bahwa hal ini memang diperlukan bagi pasar, kelompok tani, penyuluh dan
pertanian masa akan datang. sebagainya. Dengan dilakukannya wawancara
Keterampilan secara langsung menjadikan informasi yang
Petani diupayakan untuk meningkatkan didapat cukup kompleks sehingga mampu
keterampilan yang bersinergi dengan diambil beberapa hal terkait dengan kekuatan,
peningkatan pengetahuan petani tentang kelemahan, peluang dan ancaman usaha tani
pertanian berkelanjutan. Hasilnya adalah terjadi bawang merah di Desa Pabedilan Wetan
peningkatan keterampilan petani sebanyak 17 Kabupaten Cirebon.
petani masuk dalam kategori terampil dengan Tabel 10. Strategi Penerapan Pertanian
jumlah skor yang terjawab sebanyak 226 atau Berkelanjutan & Pemupukan Bio Mikoriza
mengalami peningkatan sebesar 44%
sedangkan pada kategori kurang terampil
mengalami penurunan dengan jumlah 10 orang
pada kategori rendah di mana sebelumnya
terdapat 14 orang, pada kategori cukup terampil
sebelumnya 18 orang menjadi 11 orang petani.
Peningkatan keterampilan ini menandakan
petani mampu untuk menerapkan pertanian
berkelanjutan diimbangi dengan pengetahuan
yang bertambah.
Ketika petani telah tergolong dalam
kategori terampil, langkah kedepan adalah
mendorong petani untuk mau melaksanakan
pertanian berkelanjutan secara kontinu dalam Sumber: Data diolah penulis, 2020
usaha tani yang mereka jalankan. Pada 1. Memperbaiki kualitas dan kuantitas
dasarnya petani mampu dan mau untuk sumber daya penyuluh pertanian, hal ini
melakukan sesuatu yang lebih baik terlebih dilandaskan bahwa penyuluh merupakan
untuk usaha taninya, dengan bimbingan intensif faktor penentu terjadinya perubahan
dan metode yang sesuai menjadikan perilaku perilaku pada petani. Menurut Mardikanto
petani semakin lebih baik dan daya saing petani (2009) mengemukakan bahwa, kegiatan
meningkat, bukan pada kasta selalu menunggu penyuluhan sangat diperlukan untuk
dan ketergantungan. memperlancar pembangunan pertanian.
Strategi Penerapan Pertanian Perubahan perilaku petani berkaitan erat
Berkelanjutan dan Pupuk Bio Mikoriza dengan kehadiran penyuluh dalam
Banyak hal yang mempengaruhi petani melakukan pendampingan, keterbatasan
untuk merubah perilakunya, literasi – literasi pendidikan petani menjadi kendala
terkait penyuluhan ataupun pertanian secara tersendiri, oleh karenanya kehadiran
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 145
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
penyuluh pertanian dirasakan sangat pada pasar tradisional. Dengan segmentasi
membantu petani melakukan kegiatannya. pasar yang hanya mampu menjangkau para
2. Pelaksanaan demplot, demplot pada tengkulak menjadikan harga pada tingkat
dasarnya dilakukan oleh petani sehingga petani lebih rendah dibandingkan pada
petani mampu belajar dari kegiatan tingkat pasar. Hal ini akan mempengaruhi
lapangan tersebut, tentu dengan bimbingan keputusan petani dalam menerapkan hal
dari penyuluh ataupun stakeholder baru pada usaha taninya, ketika kondisi
pertanian. Metode demplot merupakan pasar yang fluktuatif para petani akan
salah satu metode yang cukup baik jika merespon dengan produksi optimal
diterapkan sebagai penyampaian informasi menggunakan bahan kimia sintetik
berupa produk atau pun konsep teknis sehingga hasil langsung bisa didapatkan,
lainnya. Menurut Hindersah (2016), berbeda dengan bahan organik yang
metode demplot oleh petani dianggap memerlukan proses lebih lama dan kontinu
dapat meningkatkan hasil karena selama bila diaplikasikan pada tanaman.
ini tidak ada pembanding. Berdasarkan 5. Pengoptimalan kelembagaan petani, sesuai
demplot, data produktivitas menjadi lebih dengan apa yang ditulis pada peraturan
pasti karena bobot per ikat setiap jenis menteri pertanian nomor 67 tahun 2016
sayuran daun dapat ditetapkan. Dengan tentang pembinaan kelembagaan
demikian petani akan mau dan mampu penyuluhan, menjelaskan bahwa
untuk mencoba hal tersebut, sehingga pembinaan kelompok dilaksanakan secara
terjadilah perubahan perilaku menjadi berkesinambungan dan diarahkan pada
lebih baik. upaya peningkatan kemampuan Poktan
3. Pendekatan personal, merupakan sebuah dalam melaksanakan fungsinya sebagai (1)
modal kasatmata akan tetapi memiliki kelas belajar; (2) wahana kerjasama; dan
pengaruh yang cukup besar dalam (3) unit produksi, sehingga mampu
pengambilan keputusan seorang petani. mengembangkan Usahatani dan menjadi
Sebagaian besar petani saat ini masih Kelembagaan Petani yang kuat dan
tergolong sebagai petani kecil karena mandiri.
menggantungkan hidupnya pada dunia 6. Penyuluhan Pertanian, pelaksanaan
pertanian akan tetapi tidak memiliki penyuluhan didasarkan pada tiga aspek
rencana terhadap usaha taninya. menurut penting yaitu perumusan materi,
Leeuwis (2006), orang lain cenderung penyusunan media dan perencanaan
untuk memilih kontak antar personal metode penyuluhan. Kegiatan penyuluhan
dengan seseorang yang mereka percaya berlandaskan pada UU No 16 tahun 2006
memiliki kompeten dan bermotivasi. Para tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
tengkulak memiliki metode tersendiri Perikanan, Dan Kehutanan, sedangkan
dalam melakukan pendekatan terhadap pedoman dalam pelaksanaannya
para petani sehingga petani mau menjual diperbaharuhi pada tahun 2018 dengan
hasil panennya pada tengkulak tersebut. munculnya permentan No 3 tahun 2018
Hal ini merupakan salah satu kondisi tentang Pedoman Penyelenggaraan
bahwa pendekatan secara personal kepada Penyuluhan Pertanian. Keterkaitan
para petani akan berpengaruh terhadap penyuluhan pertanian dengan petani tidak
keputusan yang diambil oleh petani bisa direlakan, pasalnya dengan
termasuk perilakunya. penyuluhan para petani diupayakan untuk
4. Pengoptimalan pasar, pasar yang dijangkau berubah baik secara pengetahuan, sikap
oleh hampir seluruh petani adalah para ataupun keterampilan. Hal ini perlu
tengkulak, hanya saja terdapat beberapa ditekankan bahwa kegiatan penyuluhan
petani yang mampu memasarkan langsung harus lebih dioptimalkan sehingga petani
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
146 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
terayomi dan mampu mengatasi pertanian, pelaksanaan penyuluhan,
permasalahan usaha taninya dengan pelaksanaan demplot dengan petani
mandiri. sebagai perencana dan pelaksana,
pendekatan personal pada petani,
PENUTUP mengoptimalkan pasar bagi petani,
Kesimpulan pengoptimalan kelembagaan petani.
1. Tekonologi pupuk bio mikoriza pada Saran
tanaman bawang mendapatkan hasil yang 1. Kondisi pertanian berkelanjutan:
baik, dengan signifikannya nilai pengaruh a) Perlunya sinergitas antar lini bidang
pemberian mikoriza terhadap variabel pertanian agar konsep pertanian
independent dengan taraf error 0.05 berkelanjutan dapat dilaksanakan,
menunjukkan pemberian mikoriza urgensi pertanian berkelanjutan
memiliki perbedaan secara nyata seharusnya terdapat kebijakan agar
dibandingkan dengan tidak menggunakan, mampu bergerak menuju hal tersebut.
dan mean yang menunjukkan selisih lebih b) Monitoring dan evaluasi lebih agar
besar diberikan pada perlakuan pemberian mampu memetakan apa yang
mikoriza. dipermasalahkan dan diharapkan oleh
2. Kondisi perilaku petani sebelum petani.
dilakukannya penyuluhan tentang 2. Perubahan perilaku petani:
pertanian berkelanjutan dan pemupukan a) Pemerataan akses informasi pada
bio mikoriza tergolong dalam kategori petani melalui strategi penyuluhan
sedang ke rendah. aspek pengetahuan yang telah tertuang pada data Balai
ditandai dengan jumlah responden pada Penyuluhan Pertanian setempat.
kategori kurang paham berjumlah 40,6% b) Dilakukannya bimbingan baik pada
atau 13 orang dan cukup paham berjumlah kelompok tani ataupun petani secara
56,3% atau 18 orang. Aspek sikap langsung tentang pemasaran bawang
didominasi kategori netral dengan jumlah merah dan budidaya untuk
78,1 % atau 25 orang dan pada aspek meningkatkan hasil produksi dengan
keterampilan seperti halnya pengetahuan berbasis lingkungan.
responden hanya mampu menempati 3. Uji teknologi pupuk bio mikoriza:
kategori cukup terampil berjumlah 56,3% a) Perlunya demplot untuk petani dengan
atau 18 orang dan kurang terampil petani sebagai perencana, pelaksana
berjumlah 43,8% atau 14 orang. dan evaluator melalui bimbingan
3. Penyuluhan dengan metode anjangsana berskala oleh penyuluh atau
serta media dan metode yang di sinergikan stakeholder pertanian.
agar petani mampu memahami lebih baik,
menjadikan terjadinya peningkatan DAFTAR PUSTAKA
perilaku petani. Jika dilihat pada [1] Aprianti, S. D., dan Suryanto. A. 2018.
peningkatan jumlah skor aspek Efektivitas Penggunaan Mikoriza dan
pengetahuan terjadi peningkatan sebesar PGPR (Plan Growth Promoting
28,7%, sikap sebesar 30,6% dan Rhizobacteria) Terhadap Tanaman
keterampilan sebesar 43,4%. Dengan Bawang Merah (Allium azcalonium L)
dilakukannya analisa SWOT dirumuskan Pada Pipa PVC Sistem Veltikultur. Jurnal
beberapa strategi dalam penerapan Produksi Tanaman Vol 6 No 4 : 635 - 641.
pertanian berkelanjutan dan pupuk bio ISSN: 2527 – 8452.
mikoriza antara lain memperbaiki kualitas
dan kuantitas sumber daya penyuluh
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 147
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
[2] BPP Pabedilan. 2019. Programa [14] Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Kecamatan. Kabupaten Cirebon: BPP Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Pabedilan. PT Alfabet.
[3] BPP Pabedilan. 2019. RKTP Pabedilan [15] Suryani, R. dkk. 2017. Respon Tanaman
Wetan. Kabupaten Cirebon: BPP Bawang Merah Terhadap Cendawan
Pabedilan. Mikoriza Arbuskula (CMA) Pada
[4] Leeuwis, C. 2006. Komunikasi Untuk Cekaman Kekeringan Di Tanah Gambut.
Inovasi Pedesaan. Yogyakarta: Kanisius. Jurnal Pedon Tropika Edisi 1 Vol 3 (69-
[5] Malherbe, T. de. 1964. Soil fertility. Fith 78).
ed. London. New York London. New [16] Tinker P. B. H. 1975. Effects of vesicular-
York: Oxford University Press. arbuscular mycorrhizas on higherplants.
[6] Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Symp. Soc. Expt. Biol. 29: 325-349.
Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret [17] Undang – undang No. 16 Tahun 2006
University. Tentang Pelaksanaan Penyuluhan
[7] Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta: Pemerintah Indonesia.
[8] Permentan Republik Indonesia [18] Wikipedia. 2020. Pertanian.
No.67/Permentan/SM.050/12/2016 https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian.
Tentang Pembinaan Kelembagaan Petani. Diakses pada tanggal 2 Februari 2019
Jakarta. Kementerian Pertanian. pukul 09.12.20 WIB.
[9] Prihastuti. 2007. Isolasi dan karakterisasi [19] Zuchdi, D. 1995. Pembentukan Sikap.
mikoriza vesikular-arbuskula di lahan Cakrawala Pendidikan No. 3 tahun XIV.
kering masam. Lampung Tengah. Berk.
Penel. Hayati: 12 (99-106).
[10] R. Hindersah. dkk. 2016. Penggunaan
Demonstrasi Plot Untuk Mengubah
Metode Aplikasi Pupuk Organik Pada
Lahan Pertanian Sayuran Di Kota Ambon.
Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat,
Vol. 5, No. 1, Mei 2016: 9 - 15, 1410 -
5675.
[11] Rivai, Rudy S. & Anugrah, Iwan S. 2011.
Konsep Dan Implementasi Pembangunan
Pertanian Berkelanjutan Di Indonesia.
Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume
29 No. 1, Juli 2011: 13 – 25. Pusat Sosial
Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian Jl. A.
Yani No. 70 Bogor 16161.
[12] Rukmana, R. 1994. Bawang Merah,
Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen.
Yogyakarta: Kanisius.
[13] Schmidt, F. H., dan Ferguson, J. H. A.
1951. Rainfall Types Based On Wet and
Dry Period Rations for Indonesia With
Western New Guinea. Jakarta: Kementrian
Perhubungan Meteorologi dan Geofisika.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
148 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)