Anda di halaman 1dari 58

ht

tp
s:
// je
pa
ra
ka
b.b
ps
.g
o.id
Katalog: 4201003.3320
ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN JEPARA 2020

ISBN : 978-602-324-115-6
Nomor Publikasi : 33200.2106
Katalog BPS : 4201003.3320
Ukuran Buku : 21,59 cm x 27,94 cm
Jumlah Halama : xii + 45 halaman

Naskah
Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara

. id
go
s.
Gambar Kulit

p
Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara
.b
ab
ak

Diterbitkan oleh
ar

©Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara


ep
//j
s:
tp
ht

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau


seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
TIM PENYUSUN

Penanggungjawab Umum :
Drs. Manggus Suryono

Penyunting :
Masykuri.M.Si

Penulis :
Eko Kurniawan,S,ST

.id
go
Pengolah Data :

s.
Eko Kurniawan, S.ST

p
.b
ab
ak

Penyusun :
ar

Eko Kurniawan, S.ST


ep
//j
s:

Gambar Kulit :
tp

Nugraheni, S.ST, M.Ec Dev.


ht
ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
Kata Pengantar

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 merupakan salah satu publikasi dari Badan Pusat
Statistik Kabupaten Jepara yang bersumber dari SUSENAS tahun 2020. Publikasi ini membahas
tentang masalah kesehatan, diantaranya: Angka Kesakitan, Keluhan Kesehatan, Kesehatan Ibu
dan Anak, Pelayanan Kesehatan, Fasilitas Air Minum Bersih dan Sanitasi yang layak, dan
sebagainya. Dari data tersebut akan dapat diketahui gambaran kesehatan masyarakat secara
umum, baik kesehatan ibu, anak, dan penduduk secara keseluruhan.

. id
Data yang disajikan merupakan gambaran tentang kondisi wilayah Kabupaten Jepara. Ini

go
disebabkan karena publikasi ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)

p s.
Tahun 2020 yang dilaksanakan di wilayah Kabupaten Jepara. Agar dapat mengetahui
.b
ab
perkembangan kondisinya, maka data ini juga menyajikan data-data yang ada dari masa
ak

sebelumnya.
ar

Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan data dari
ep

masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan di Kabupaten Jepara.


//j
s:

Dengan terpenuhinya kebutuhan data tentang kesehatan akan dapat mendukung pemecahan
tp

masalah dibidang kesehatan. Semoga publikasi ini akan dapat memberikan informasi yang
ht

benar dan bermanfaat bagi masyarakat. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak
yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan publikasi ini.

Jepara, April 2021


KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN JEPARA

Drs. Manggus Suryono

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 v


ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………….. v
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………………………………………….. ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………………………………………... xi

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………….. 3


1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………………. 5
1.2 Tujuan ………………………………………………………………………………………………… 6
1.3 Ruang Lingkup ……………………………………………………………………………………. 7

id
BAB II METODOLOGI ………………………………………………………………………………………….. 9

.
go
2.1 Sumber Data ………………………………………………………………………………………. 11
2.2 Metode Pengumpulan Data ……………………………………………………………….. 11

s.
2.3 Konsep dan Definisi ……………………………………………………………………………. 12

p
.b
ab
BAB III KESEHATAN MASYARAKAT JEPARA …………………………………………………………. 17
3.1 Kondisi Kesehatan Masyarakat …………………………………………………………… 19
ak

3.2 Upaya Kesehatan Masyarakat …………………………………………………………….. 23


ar

3.3 Jaminan Kesehatan …………………………………………………………………………….. 30


ep

3.4 Kesehatan Ibu dan Anak ……………………………………………………………………… 32


//j
s:

BAB IV AKSES AIR DAN SANITASI LAYAK ……………………………………………………………… 35


tp

4.1 Akses Terhadap Air Minum Layak ……………………………………………………….. 37


4.2 Akses Terhadap Sanitasi Layak ……………………………………………………………. 40
ht

BAB V PENUTUP …………………………………………………………………………………………………. 43

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 vii


ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
DAFTAR TABEL
TABEL 1 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Fasilitas Kesehatan di
Kabupaten Jepara Tahun 2020………………………………………………………………….. 26

TABEL 2 Persentase Penduduk Menurut Alasan Tidak Berobat Jalan di Kabupaten


Jepara Tahun 2018-2020…………………………………………………………………………… 27

TABEL 3 Persentase Penduduk Menurut Alasan Tidak Berobat Jalan dan Daerah
Tempat Tinggal Tahun 2018 - 2020 ………………………………………………. 29

TABEL 4 Persentase Bayi yang Dilahirkan Dari Penduduk Perempuan Umur 15-49

id
Tahun yang Pernah Melahirkan Dalam 2 Tahun Terakhir Menurut Berat

.
go
Badan Bayi Tahun 2018 – 2020 …………………………………………………………………. 34

p s.
.b
ab
ak
ar
ep
//j
s:
tp
ht

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 ix


ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 Persentase Angka Keluhan Kesehatan di Kabupaten Jepara Tahun 2020… 20

GAMBAR 2 Persentase Penduduk Kabupaten Jepara yang Mengalami Keluhan


Kesehatan Tahun 2016-2020 …………………………………………………………………… 21

GAMBAR 3 Persentase Angka Kesakitan di Wilayah Kabupaten Jepara Tahun 2020…… 22

GAMBAR 4 Persentase Angka Kesakitan di Kabupaten Jepara Tahun 2016-2020……… 23

GAMBAR 5 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Dalam Sebulan Terakhir

id
Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Jepara Tahun 2018-2020……………… 24

.
go
GAMBAR 6 Persentase Penduduk dan Kepemilikan Jaminan Kesehatan Kabupaten

s.
Jepara, 2018-2020 ……………………………………………………………………… 31

p
.b
ab
GAMBAR 7 Persentase Penduduk Perempuan Umur 15-49 Tahun yang Pernah
Melahirkan Dalam 2 Tahun Terakhir Menurut Penolong Proses Kelahiran
ak

Anak Terakhir Tahun 2020 ……………………………………………………………………… 33


ar
ep

GAMBAR 8 Persentase Penduduk Perempuan Umur 15-49 Tahun yang Pernah


//j

Melahirkan Dalam 2 Tahun Terakhir Menurut Tempat Melahirkan Anak


s:

Lahir Hidup Terakhir Tahun 2020 …………………………………………………………….. 33


tp

GAMBAR 9 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Akses Terhadap Air


ht

Minum Layak di Kabupaten Jepara Tahun 2020……………………………………………. 39

GAMBAR 10 Persentase Akses Terhadap Air Minum Layak di Kabupaten Jepara Tahun
2018-2020 ……………………………………………………………………………………………….. 39

GAMBAR 11 Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi Layak di Wilayah


Kabupaten Jepara Tahun 2018-2020 ……………………………………………………….. 41

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 xi


ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang harus terpenuhi
kualitasnya demi menjalankan aktifitasnya sehari-hari. Demi menjaga kualitas kesehatan, maka
setiap penduduk harus menjalankan aktifitas sebagaimana mestinya dan harus menghindari

id
kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan yang dialaminya. Sebagai

.
go
contoh dalam menjalankan proses pekerjaan, maka setiap penduduk harus menjalankan proses

s.
pekerjaan sesuai dengan jam kerja yang dimilikinya. Jika jam kerja yang dimilikinya melebihi

p
.b
rata-rata jumlah jam kerja pada umumnya, maka kemungkinan akan dapat berakibat buruk
ab
pada status kesehatan yang dimilikinya.
ak
ar

Guna mengetahui gambaran status kesehatan yang dimiliki masyarakat pada umumnya,
ep

maka Badan Pusat Statistik menginterpretasikannya melalui data Survei Sosial Ekonomi
//j
s:

Nasional yang dilakukan secara berkala. Data ini merupakan data yang diambil dari pengolahan
tp

data kor yang diambil secara rutin dan ditambah juga dengan data modul yang diambil secara
ht

berjenjang. Survei Sosial Ekonomi Nasional memiliki dua versi, yaitu data kor (data pokok) dan
juga data modul (data penunjang). Data kor dilakukan secara rutin setiap semester, sedangkan
data modul dilakukan secara bertahap. Data kor merupakan data pokok yang berupa
keterangan pokok tentang kondisi sosial dan ekonomi penduduk yang dapat dijadikan sebagai
gambaran untuk mengetahui perkembangan kondisi sosial ekonomi sepanjang masa yang akan
selalu didapatkan setiap pelaksanaan SUSENAS. Sedangkan data modul merupakan data yang
diperoleh secara berjenjang. Dalam pelaksanaan SUSENAS data modul terdiri dari empat
macam, yaitu modul pendidikan, modul kesehatan, modul perumahan, dan modul
ketenagakerjaan.

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 5


Salah satu modal dasar dalam pelaksanaan proses pembangunan adalah terpenuhinya
subyek pembangunan yang berkualitas. Salah satu faktor yang dapat dijadikan sebagai penilai
kualitas subyek pembangunan adalah kondisi kesehatannya. Walau subyek pembangunan
memiliki modal-modal dasar pembangunan seperti ketrampilan yang tinggi, alat-alat yang
canggih, dan pendidikan yang berkualitas; namun kalau kondisi kesehatan mereka tidak
berkualitas, maka modal-modal dasar pembangunan yang dimilikinya tidak dapat dimanfaatkan
secara maksimal dan bahkan bisa tidak dapat digunakan sama sekali. Itulah sebabnya
pemerintah wajib menjaga kesehatan dari masyarakatnya agar dapat dijadikan sebagai faktor
pendukung pelaksanaan proses pembangunan di wilayahnya.

id.
go
s.
Guna mendapatkan modal dasar pembangunan tersebut, maka pemerintah dapat

p
meningkatkan pelayanannya dibidang kesehatan agar status kesehatan dari setiap warga
.b
ab
negaranya dapat terjaga sepanjang masa. Untuk menjaga status kesehatan dari setiap warga
ak

negara, maka pemerintah dapat bekerja sama dengan pihak terkait guna meningkatkan
ar

pelayanannya melalui peningkatan sarana dan prasarana kesehatan yang ada. Hal ini dapat
ep

dilakukan dengan langkah mendekatkan akses pelayanan kesehatan yang bermutu, mudah, dan
//j
s:

terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Wujudnya dapat berupa peningkatan PUSKESMAS
tp

Keliling, penugasan dokter/bidan di seluruh desa/kelurahan, kepemilikan Kartu Jaminan


ht

Kesehatan bagi setiap masyarakat, perbaikan gizi keluarga, peningkatan kesehatan gizi ibu dan
anak, imunisasi maupun penyediaan fasilitas air bersih.

1.2 Tujuan

Dalam menjalankan setiap langkah kebijakan yang ditempuh di bidang kesehatan,


pemerintah harus selalu memantau serta mengevaluasi atas apa yang dicapai dari arah
kebijakannya. Ini penting dilakukan agar kebijakan tersebut tepat sasaran dan memberikan
manfaat yang sebesar-sebesarnya bagi setiap masyarakat. Salah satunya adalah dengan
mengumpulkan data statistik kesehatan yang akurat untuk mengetahui dan menilai hasil-hasil
pembangunan yang dicapai di bidang kesehatan. Dengan adanya data tersebut diharapkan

6 Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020


pemerintah dapat memberikan arah kebijakan yang semakin berguna dan bermanfaat dalam
menghadapi permasalahan yang ada di masa berikutnya. Data ini diperoleh melalui Badan
Pusat Statistik (BPS) yang bertugas melaksanakan survei-survei yang disajikan dalam bentuk
publikasi guna memenuhi kebutuhan data bagi setiap masyarakat.

Publikasi Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2020 merupakan salah satu publikasi
dari Badan Pusat Statistik yang bersumber data SUSENAS 2020 yang menyajikan data statistik
dari indikator-indikator di bidang kesehatan, yang berupa Angka Keluhan Kesehatan, Angka
Kesakitan, Kunjungan ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Jaminan Kesehatan, Penolong

. id
Persalinan, serta Fasilitas Air Minum Bersih. Data-data ini disajikan secara sederhana dan

go
s.
informatif dengan analisis deskriptif serta dilengkapi grafik-grafik. Guna membandingkan

p
dengan kondisi sebelumnya, maka publikasi ini juga dilengkapi dengan data SUSENAS di masa
.b
ab
sebelumnya untuk mengetahui perubahan yang terjadi di bidang kesehatan selama beberapa
ak

tahun di wilayah Kabupaten Jepara.


ar
ep

1.3 Ruang Lingkup


//j
s:
tp

Publikasi Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 merupakan publikasi yang dibuat oleh
ht

Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara yang membahas tentang sektor kesehatan yang
bersumber dari SUSENAS yang dilaksanakan di wilayah Kabupaten Jepara. Datanya
dikumpulkan melalui proses pencacahan kemudian diperiksa dan diolah oleh BPS Kabupaten
Jepara kemudian disajikan dalam bentuk publikasi. Mengingat publikasi ini dibuat oleh BPS
Kabupaten Jepara, maka isi dari publikasi ini membahas masalah kesehatan di wilayah
Kabupaten Jepara yang terjadi pada tahun 2020.

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 7


ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
BAB II
METODOLOGI

2.1 Sumber Data

Dalam membuat publikasi diperlukan data. Salah satu survei rutin yang dikerjakan oleh
BPS untuk mengetahui keadaan sosial dan ekonomi adalah SUSENAS. Dari data yang
dikumpulkan dalam survei tersebut, kita dapat mengetahui keadaan masyarakat dari aspek

id
pendidikan, kesehatan, dsb. Mengingat survei ini sudah dilaksanakan secara rutin, maka data

.
go
sektor kesehatan bisa disajikan secara series.

p s.
.b
Publikasi ini membahas profil kesehatan di wilayah Kabupaten Jepara tahun 2020. Sesuai
ab
dengan tema yang dibahas, maka data yang digunakan adalah data SUSENAS yang dilaksanakan
ak

oleh BPS pada tahun 2020. Data dikumpulkan dan diolah oleh BPS di wilayah Kabupaten Jepara
ar
ep

pada tahun 2020.


//j
s:

2.2 Metode Pengumpulan Data


tp
ht

SUSENAS merupakan salah satu survei rutin yang dilaksanakan oleh BPS. Survei ini
dilakukan oleh pegawai BPS dibantu oleh para mitra guna mendapatkan keterangan langsung
dari responden yang terpilih sebagai sampel. Keterangan-keterangan tersebut merupakan
jawaban responden atas pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Setelah pertanyaan yang
ada dalam kuesioner terjawab semua, maka kuesioner tersebut dikumpulkan guna diolah di
bagian pengolahan data.

Sebelum kuesioner tersebut diolah, dilakukan pemeriksaan oleh pengawas/ pemeriksa.


survei agar penyimpangan atas jawaban responden bisa dihindari. Jika diperlukan, petugas bisa
diminta untuk menanyakan kembali ke responden untuk melengkapi atau konfirmasi terhadap

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 11


data/ informasi yang diberikan. memperbaiki penyimpangan data. Jika hal ini tidak dilakukan,
maka kualitas data menjadi rendah.

2.3 Konsep dan Definisi

1. Tipe Daerah (Daerah Tempat Tinggal), untuk menentukan apakah suatu desa/kelurahan
tertentu termasuk daerah perkotaan atau perdesaan digunakan suatu indikator komposit
(indikator gabungan) yang skor atau nilainya didasarkan pada skor atau nilai tiga buah
variabel, yaitu kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan akses

id
fasilitas umum. Jumlah skor dari ketiga variabel tersebut kemudian digunakan untuk

.
go
menentukan apakah suatu desa termasuk daerah perkotaan atau perdesaan. Desa dengan

s.
skor gabungan 9 atau kurang digolongkan sebagai desa perdesaan, sedangkan desa

p
.b
dengan skor gabungan mencapai 10 atau lebih digolongkan sebagai desa perkotaan.
ab
ak
ar

Perkotaan adalah status suatu wilayah administrasi setingkat desa/kelurahan yang


ep

memenuhi kriteria wilayah perkotaan. Wilayah perkotaan, apabila dari kepadatan


//j

penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan keberadaan/akses pada fasilitas


s:
tp

perkotaan yang dimiliki mempunyai total nilai/skor 10 (sepuluh) atau lebih.


ht

Perdesaan adalah status suatu wilayah administrasi setingkat desa/kelurahan yang belum
memenuhi kriteria klasifikasi wilayah perkotaan. Wilayah perdesaan, apabila dari
kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan keberadaan/akses pada
fasilitas perkotaan yang dimiliki mempunyai total nilai/ skor dibawah 10 (sepuluh).

2. Rumah tangga (biasa) adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian
atau seluruh bangunan fisik atau sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari
satu dapur atau pengurusan kebutuhan bersama sehari-hari dibawah satu pengelolaan.
Sedangkan orang-orang yang tinggal di asrama, lembaga pemasyarakatan, panti asuhan,
rumah tahanan dan sejenisnya dimana pengurusan kebutuhan sehari-hari diatur oleh
suatu lembaga, badan, yayasan dan sebagainya; atau sekelompok orang yang mondok

12 Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020


dengan makan (indekos) yang berjumlah lebih besar atau sama dengan 10 orang
dikategorikan sebagai rumah tangga khusus.

3. Anggota rumah tangga, semua orang yang biasanya tinggal di suatu tempat atau rumah
tangga selama 6 bulan atau lebih, atau yang belum 6 bulan namun berniat untuk
menetap. Untuk selanjutnya anggota rumah tangga dalam publikasi ini akan disebut juga
penduduk.

4. Umur penduduk, dihitung dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur pada

. id
waktu ulang tahun terakhir.

go
s.
p
5. Keluhan kesehatan, keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau
.b
ab
kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang sering dialami penduduk seperti panas,
ak

pilek, diare, pusing, sakit kepala, maupun karena penyakit akut, penyakit kronis
ar

(meskipun selama sebulan terakhir tidak mempunyai keluhan), karena kecelakaan,


ep

kriminalitas atau keluhan lainnya.


//j
s:
tp

6. Sakit, suatu kondisi dimana seseorang mengalami keluhan kesehatan sehingga tidak
ht

dapat melakukan kegiatan secara normal (bekerja, sekolah, kegiatan sehari-hari)


sebagaimana biasanya.

7. Angka Kesakitan, penduduk yang mengalami keluhan kesehatan hingga terganggu


aktifitasnya. Angka kesakitan ditunjukkan dengan perbandingan antara jumlah penduduk
yang sakit dengan jumlah penduduk.

8. Berobat jalan, kegiatan atau upaya seseorang yang mempunyai keluhan kesehatan untuk
memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan dengan mendatangi tempat-tempat
pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan
petugas kesehatan ke rumah.

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 13


9. Mengobati sendiri, upaya seseorang yang mempunyai keluhan kesehatan untuk
melakukan pengobatan dengan menentukan sendiri jenis obatnya tanpa saran/resep dari
tenaga kesehatan/batra.

10. Jaminan kesehatan, jaminan kesehatan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

. id
11. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), bagian dari sistem Jaminan Nasional (SJSN) yang

go
s.
diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang

p
bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
.b
ab
SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak
ak

diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar dibayar
ar

oleh Pemerintah.
ep
//j
s:

12. Penolong Proses Persalinan, penolong terakhir dalam proses persalinan yang pernah
tp

melahirkan hidup dalam 2 tahun terakhir, termasuk bayi yang saat pencacahan masih
ht

hidup maupun yang sudah meninggal.

13. Proses Kelahiran, proses lahirnya janin dari dalam kandungan ke dunia luar, dimulai
dengan tanda-tanda kelahiran (rasa mules yang berangsur-angsur makin sering, makin
lama dan makin kuat, disertai keluarnya lender, darah dan air ketuban), lahirnya bayi,
pemotongan tali pusat dan keluarnya plasenta.

14. Air minum layak adalah air minum yang bersumber dari air leding, sumur bor/pompa,
sumur terlindung, mata air terlindung, dan air hujan. Khusus untuk air minum yang
bersumber dari sumur bor/pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung harus
memiliki jarak ≥ 10 meter dari penampungan akhir tinja terdekat.

14 Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020


15. Akses air layak, apabila sumber air minum yang digunakan berasal dari leding; air
terlindung (pompa/sumur bor, sumur terlindung, mata air terlindung) dengan jarak ≥ 10
meter dari penampungan kotoran/limbah; dan air hujan. Kemudian digabungkan dengan
penggunaan air mandi/cuci yang bersumber dari air terlindung (leding meteran, leding
eceran, sumur bor/pompa, sumur terlindung, mata air terlindung, dan air hujan) bila
sumber air minum menggunakan air kemasan/isi ulang dan air tidak terlindungi (air
terlindungi dengan jarak ˂10 M dan air tidak terlindung).

16. Akses sanitasi layak, adalah rumah tangga yang memiliki fasilitas buang air besar sendiri

. id
atau bersama, dengan jenis kloset leher angsa, kloset plengsengan dengan tutup, dan

go
s.
tangki, serta SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah) sebagai tempat pembuangan akhir

p
tinja.
.b
ab
ak
ar
ep
//j
s:
tp
ht

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 15


ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
BAB III
KESEHATAN MASYARAKAT JEPARA
Pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu wujud pembangunan yang
dijalankan oleh pemerintah guna meningkatkan kualitas pembangunan di sektor lainnya.
Dengan tingginya kualitas kesehatan setiap warga negaranya, ini dapat mendorong setiap
warga negara dalam mengembangkan dirinya guna mencapai tingkat kesejahteraan yang
dimilikinya. Walau mempunyai modal keterampilan, peralatan, serta pengetahuan yang tinggi,

id
namun dengan kualitas kesehatan yang rendah akan dapat menyebabkan modal dasar

.
go
pembangunan tersebut menjadi kurang berguna bahkan bisa tidak berguna sama sekali

p s.
mengingat para pemiliknya tidak mampu untuk memanfaatkannya. Itulah sebabnya
.b
pembangunan di bidang kesehatan sangat penting sekali untuk ditingkatkan agar kualitas SDM
ab
ak

yang ada di negara kita semakin meningkat guna mencapai target yang tinggi dalam
ar

pelaksanaan pembangunan di sektor lainnya.


ep
//j

Guna mengetahui apa yang telah dicapai dan apa harus dilakukan dalam pelaksanaan
s:
tp

pembangunan di bidang kesehatan, pemerintah Kabupaten Jepara memerlukan data yang bisa
ht

memberikan gambaran tentang bagaimana kondisi kesehatan setiap masyarakat di seluruh


wilayahnya. Data ini dapat diperoleh melalui variabel yang dihasilkan dari SUSENAS KOR
menurut karakteristik sosial dan ekonomi. Penyajian data kesehatan menurut karakteristik
sosial dan ekonomi tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan
pengambilan langkah kebijakan tentang sektor kesehatan secara tepat.

3.1 KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT

Untuk mengetahui gambaran umum tentang derajat kesehatan masyarakat di suatu


wilayah, maka kita dapat menengok data Angka Kesakitan yang ada di wilayah tersebut. Dengan
mengetahui berapa jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan selama sebulan
terakhir hingga menyebabkan terganggunya aktifitas sehari-hari akibat kondisi sakit pada suatu

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 19


periode dan kemudian membandingkannya dengan jumlah penduduk yang ada pada periode
tersebut, maka kita akan dapat mengetahui Angka Kesakitan suatu wilayah pada periode
tersebut guna menilai kualitas kesehatan di wilayah tersebut. Antara keluhan kesehatan dan
Angka Kesakitan, yang lebih menentukan tinggi/rendahnya derajat kesehatan suatu wilayah
adalah Angka Kesakitan. Semakin banyak penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan
diikuti dengan tingginya Angka Kesakitan di suatu wilayah akan mengindikasikan semakin
rendahnya derajat kesehatan masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Sedangkan banyaknya
keluhan kesehatan di suatu wilayah yang diikuti dengan perubahan Angka kesakitan yang
menjadi rendah, ini mengindikasikan membaiknya atau meningkatnya nilai derajat kesehatan

. id
masyarakat di wilayah tersebut.

go
p s.
Walau data keluhan kesehatan belum tentu menunjukkan tinggi/rendahnya derajat
.b
ab
kesehatan di suatu wilayah, namun data ini dapat digunakan oleh pemerintah dalam upaya
ak

mengintervensi program-program kesehatan yang dijalankannya. Jika keluhan kesehatan yang


ar

ada di suatu wilayah menunjukkan peningkatan, maka pemerintah akan semakin berupaya
ep

untuk meningkatkan program-program kesehatan yang dijalankannya agar keluhan kesehatan


//j
s:

yang ada tidak sampai berdampak pada tingginya Angka Kesakitan yang ada. Upaya
tp

pencegahan tersebut akan selalu dilakukan demi menjaga derajat kesehatan di setiap wilayah.
ht

Gambar 1
Persentase Angka Keluhan Kesehatan di Kabupaten Jepara Tahun 2020

36,56

34,47
Laki-laki

32,37 Perempuan

Laki-laki + Perempuan

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2020

20 Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020


Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa menurut data SUSENAS pada tahun
2020 persentase penduduk laki-laki di Kabupaten Jepara yang mengalami keluhan kesehatan
lebih rendah dibandingkan dengan penduduk perempuan. Persentase penduduk laki-laki yang
mengalami keluhan kesehatan pada saat itu tercatat sebesar 32,37 persen, sedangkan
penduduk perempuan tercatat sebesar 36,56 persen. Dan untuk Kabupaten Jepara yang
mengalami keluhan kesehatan di wilayah itu sebesar 34,47 persen.

Gambar 2.
Persentase Penduduk Kabupaten Jepara yang Mengalami Keluhan Kesehatan
2016 - 2020

. id
60

go
50

p s.
40 36,41 34,47
26,99 30,48 .b 30,14
ab
30
ak

20
ar

10
ep
//j

0
s:

2016 2017 2018 2019 2020


tp

Sumber : - Indikator Utama Sosial, Politik, dan Keamanan Provinsi Jawa Tengah 2017
ht

- Statistik Sosial dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah 2018


- Statistik Kesejahteraan Rakyat 2019 & 2020

Untuk perkembangannya, dapat diketahui bahwa dibandingkan dengan tahun


sebelumnya persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan pada tahun 2020
mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, persentase
pada tahun 2020 masih lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2018. Ini menunjukkan bahwa
derajat kesehatan penduduk kemungkinan besar akan mengalami penurunan jika diikuti
dengan tingginya angka kesakitan.

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 21


Gambar 3.
Persentase Angka Kesakitan di Wilayah Kabupaten Jepara Tahun 2020

17,59

16,91
Laki-laki
16,23
Perempuan
Laki-laki + Perempuan

. id
go
s.
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2020

p
.b
Sedangkan untuk Indikator Angka Kesakitan, pada tahun 2020 di Kabupaten Jepara
ab
tercatat bahwa persentase penduduk laki-laki yang mengalami kondisi sakit juga lebih rendah
ak
ar

daripada persentase penduduk perempuan. Pada saat itu tercatat bahwa penduduk laki-laki
ep

yang mengalami kondisi sakit sebesar 16,23 persen, sedangkan penduduk perempuan sebesar
//j

17,59 persen. Dan untuk wilayah Kabupaten Jepara tercatat bahwa penduduk yang mengalami
s:
tp

kondisi sakit pada saat itu sebesar 16,91 persen.


ht

Berdasarkan kedua gambar tersebut, dapat ditunjukkan bahwa kekebalan tubuh untuk
jenis kelamin laki-laki di Kabupaten Jepara lebih tinggi daripada kekebalan tubuh perempuan.
Baik persentase keluhan kesehatan maupun Angka Kesakitan menunjukkan bahwa angka yang
diperoleh penduduk laki-laki dari kedua indikator tersebut lebih rendah daripada yang
diperoleh penduduk perempuan. Semakin tinggi angka yang diperoleh akan menunjukkan
semakin rendahnya kekebalan tubuh yang akan berakibat pada rendahnya derajat kesehatan.

Jika kedua data tersebut dibandingkan, dapat diindikasikan bahwa Angka Kesakitan
menurut jenis kelamin di wilayah Kabupaten Jepara lebih rendah dari persentase keluhan
kesehatan yang ada. Baik jenis kelamin laki-laki maupun jenis kelamin perempuan, Angka
Kesakitan yang dimiliki lebih rendah dari persentase keluhan kesehatannya. Itulah sebabnya

22 Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020


Angka Kesakitan secara keseluruhan di Kabupaten Jepara juga lebih rendah dari persentase
keluhan kesehatan secara keseluruhan.

GAMBAR 4
PERSEN TAS E AN GKA KESA KITA N DI KAB UP A TEN JEP ARA
T AH UN 2 0 1 6 - 2020
30
25
20 17,64
15,37 15,76 16,91
14,05
15
10

id
5

.
go
0
2016 2017 2018 2019 2020

p s.
.b
Sumber : - Indikator Utama Sosial, Politik, dan Keamanan Provinsi Jawa Tengah 2017
ab
- Statistik Sosial dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah 2018
- Statistik Kesejahteraan Rakyat 2019 & 2020
ak

Untuk perkembangannya, menurut grafik di atas dapat diketahui bahwa angka kesakitan
ar

di Kabupaten Jepara pada tahun 2020 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun
ep

sebelumnya. Ini menunjukkan adanya kemungkinan meningkatnya derajat kesehatan di wilayah


//j
s:

Kabupaten Jepara jika diikuti dengan semakin turunnya keluhan kesehatan.


tp
ht

3.2. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Jika seseorang mengalami keluhan kesehatan tentu akan melakukan suatu upaya guna
mengatasi apa keluhan kesehatan yang dialaminya. Jika tidak melakukannya, orang tersebut
harus siap menghadapi suatu penyakit yang diakibatkan oleh keluhan kesehatannya tersebut.
Mengingat kesehatan merupakan suatu anugerah dari Tuhan yang sangat tinggi nilainya, maka
orang-orang mempunyai kemampuan untuk memeliharanya pasti akan berusaha semaksimal
mungkin untuk menjaganya.

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 23


Gambar 5.
Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Dalam Sebulan Terakhir
Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Jepara Tahun 2018-2020

63,98
53,54
51,72 58,12 60,2 58,95 61,97
55,97
55,56
2018
2019
2020
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki +

id
Perempuan

.
go
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2020

p s.
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa persentase penduduk yang berobat
.b
ab
jalan dalam sebulan terakhir menurut jenis kelamin di Kabupaten Jepara tahun 2020 mengalami
ak

penurunan daripada tahun sebelumnya. Penurunan yang terjadi untuk jenis kelamin laki-laki
ar

lebih besar daripada yang terjadi untuk jenis kelamin perempuan. Untuk jenis kelamin laki-laki,
ep

persentase penduduk yang berobat jalan di tahun 2018 menunjukkan angka 53,54 persen dan
//j
s:

meningkat menjadi 63,98 persen pada tahun berikutnya. Pada tahun 2020 persentasenya
tp

mengalami penurunan menjadi 51,72 persen. Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan,
ht

persentase penduduk yang berobat jalan di tahun 2018 menunjukkan angka 58,12 persen dan
meningkat menjadi 60,20 persen di tahun berikutnya. Pada tahun 2020 persentasenya
mengalami penurunan menjadi 58,95 persen. Setelah kedua data itu digabungkan, dapat
disimpulkan bahwa persentase penduduk yang berobat jalan di Kabupaten Jepara pada tahun
2018 menunjukkan angka 55,97 persen dan di tahun berikutnya meningkat menjadi 61,97
persen. Pada tahun 2020 angka tersebut mengalami penurunan menjadi 55,56 persen.

Dengan diketahuinya data tersebut, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2020 usaha
penduduk perempuan di Kabupaten Jepara dalam memelihara kesehatannya lebih tinggi
dibanding usaha yang dilakukan oleh penduduk laki-laki. Ada kemungkinan penurunan angka
persentase yang terjadi pada kaum laki-laki adalah pemulihan kesehatan yang dialaminya
sehingga tidak melanjutkan proses rawat jalan lagi. Oleh karena itu pemerintah harus berupaya

24 Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020


meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang ada (terutama: dokter) demi meningkatkan
derajat kesehatan yang dimiliki oleh setiap penduduk di wilayah Kabupaten Jepara. Jika tidak
dilakukan, maka derajat kesehatan yang ada akan bisa mengalami penurunan akibat
terpengaruh oleh faktor-faktor yang menyebabkan turunnya kualitas pelayanan kesehatan di
setiap tempat pelayanan kesehatan.

Guna meningkatkan derajat kesehatan, upaya lain yang dapat dilakukan untuk
mewujudkannya adalah dengan meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan yang ada.
Dengan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan tersebut, diharapkan akan mendorong

. id
upaya masyarakat agar berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan pertolongan

go
s.
kesehatan saat mengalami keluhan kesehatan. Jika upaya tersebut tidak dilakukan, tentu akan

p
memicu gejala penyakit yang ditimbulkan akibat keluhan kesehatan yang tidak segera teratasi.
.b
ab
Itulah sebabnya data keluhan kesehatan sangat dibutuhkan oleh pemerintah guna
ak

mengintervensi program-program kesehatan yang dijalankannya agar dapat mencegah


ar

meningkatnya Angka Kesakitan yang merupakan masalah utama dibidang kesehatan. Data
ep

SUSENAS Kabupaten Jepara tahun 2018, 2019 maupun 2020 menunjukkan bahwa fasilitas
//j
s:

pelayanan kesehatan yang paling banyak dikunjungi oleh penduduk Kabupaten Jepara dalam
tp

menangani keluhan kesehatannya adalah Praktek Dokter/ Bidan. Sedangkan fasilitas kedua
ht

yang dikunjungi setelah Praktek Doktek/Bidan adalah PUSKESMAS/Pustu yang merupakan


fasilitas kesehatan yang disediakan oleh pemerintah guna menangani masalah kesehatan.
Sedangkan praktek tradisional/alternatif dan fasilitas kesehatan lainnya merupakan fasilitas
kesehatan yang paling jarang dikunjungi mengingat kualitas pelayanannya yang bersifat
tradisional. Ini berarti bahwa kesadaran masyarakat Kabupaten Jepara dalam menangani
keluhan kesehatannya sudah tinggi kualitasnya. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang
bisa mendorong kerjasama antara pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Jepara dalam
meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan.

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 25


Tabel 1.
Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Fasilitas Kesehatan
di Kabupaten Jepara Tahun 2018-2020
Fasilitas Pelayanan Kesehatan 2018 2019 2020
(1) (2) (3) (4)

Rumah Sakit Pemerintah 3,58 6,30 4,65


Rumah Sakit Swasta 5,23 3,57 2,88
Praktek Dokter/ Bidan 48,57 55,33 62,05
Klinik/ Praktek Dokter Bersama 18,29 11,11 13,50
PUSKESMAS/ Pustu 21,35 22,04 18,91
UKBM*) 5,91 4,65 2,66

id
Praktek Tradisional/ Alternatif 1,92 0,92 0,48

.
Lainnya 0,00 1,06 0,09

go
s.
UKBM*) : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (POSKESDES, POLINDES, POSYANDU, Balai Pengobatan)

p
Sumber : - Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 dan Tahun 2019,BPS

.b
- Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2020
ab
ak

Untuk Praktek Dokter/Bidan, pada tahun 2018 jumlah pengunjungnya mencapai 48,57
ar

persen dari seluruh penduduk yang berobat jalan guna mendapatkan pelayanan kesehatan.
ep

Pada tahun berikutnya, persentasenya meningkat menjadi 55,33 persen dari seluruh penduduk
//j

yang sedang berobat jalan. Pada tahun 2020, persentasenya meningkat lagi menjadi 62,05
s:
tp

persen. Ini menunjukkan bahwa pelayanan praktek dokter/bidan semakin diminati oleh
ht

penduduk Kabupaten Jepara dalam mengatasi keluhan kesehatannya dimana enam dari
sepuluh penduduk yang sedang berobat jalan lebih memilih ke fasilitas kesehatan tersebut.

Sedangkan untuk PUSKESMAS/PUSTU, pada tahun 2018 jumlah penduduk yang berobat
jalan ke fasilitas kesehatan tersebut mencapai 21,35 persen. Kemudian pada tahun berikutnya,
persentasenya juga mengalami peningkatan menjadi 22,04 persen. Pada tahun 2020, angka
tersebut sedikit mengalami penurunan menjadi 18,91 persen. Ini menunjukkan bahwa minat
masyarakat Kabupaten Jepara dalam menangani keluhan kesehatan di PUSKESMAS/PUSTU
masih tetap tinggi meskipun pada tahun 2020 persentasenya menurun menjadi 18,91 persen.
Dapat dikatakan bahwa dua dari sepuluh penduduk di Kabupaten Jepara lebih memilih
PUSKESMAS/PUSTU guna menangani keluhan kesehatan mengingat kualitas pelayanannya yang

26 Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020


selalu dijaga oleh pemerintah. PUSKESMAS/PUSTU merupakan salah jenis fasilitas kesehatan
milik pemerintah yang harus dijaga kualitasnya demi meningkatkan pelayanannya terhadap
masyarakat di bidang kesehatan.

Dengan adanya keadaan tersebut tentu akan memicu kesadaran kita agar selalu menjaga
kualitas derajat kesehatan kita mengingat kesehatan merupakan modal utama yang harus
dijaga atau bahkan ditingkatkan demi meningkatkan kesejahteraan kita. Itulah sebabnya di
Kabupaten Jepara fasilitas kesehatan yang terpilih oleh masyarakat guna mengatasi keluhan
kesehatannya adalah fasilitas kesehatan kualitas tinggi. Jika fasilitas kesehatan yang terpilih

. id
berkualitas rendah, maka akan bisa berdampak buruk pada tingkat kesejahteraan pemilihnya.

go
p s.
Dari seluruh penduduk yang mengalami keluhan kesehatan di Kabupaten Jepara, terdapat
.b
ab
44,44 persen penduduk yang tidak berobat jalan pada tahun 2020. Untuk tahun 2018 tercatat
ak

sebesar 44,03 persen dan untuk tahun 2019 tercatat 38,03 persen penduduk yang mengalami
ar

keluhan kesehatan namun tidak melaksanakan proses berobat jalan. Ini menunjukkan bahwa
ep

keinginan penduduk yang mengalami keluhan kesehatan di tahun 2020 untuk tidak berobat
//j
s:

jalan semakin meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.


tp
ht

Tabel 2.
Persentase Penduduk Menurut Alasan Tidak Berobat Jalan
di Kabupaten Jepara Tahun 2018-2020
Alasan Tidak Berobat Jalan 2018 2019 2020
(1) (2) (3) (4)

Tidak Punya Biaya Berobat 1,40 1,05 0,53


Tidak Ada Biaya Transportasi 0,30 0,94 0,00
Tidak Ada Sarana Transportasi 0,43 0,00 0,00
Waktu Tunggu Pelayanan Lama 0,44 1,98 0,63
Mengobati Sendiri 51,72 62,94 58,19
Tidak Ada Yang Mendampingi 0,52 0,01 0,00
Merasa Tidak Perlu 42,62 29,35 38,74
Lainnya 2,57 3,73 1,91

Sumber : - Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 & Tahun 2019
- Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 27


Persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan tidak berobat jalan pada
tahun 2020 mengalami peningkatan daripada tahun-tahun sebelumnya. Alasannya ternyata
mayoritas karena melakukan pengobatan sendiri terhadap keluhan kesehatan yang dialaminya.
Persentase dari penduduk dengan alasan tersebut sebesar 58,19 persen. Ini mengindikasikan
bahwa jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan namun tidak melaksanakan
proses berobat jalan, yang melakukan langkah pengobatan sendiri terhadap penyakitnya
jumlahnya hampir enam dari sepuluh penduduk yang mengalami keluhan kesehatan.
Sedangkan yang merasa tidak perlu mengobati keluhan kesehatannya persentasenya
meningkat dari 29,35 persen pada tahun 2019 menjadi 38,74 persen pada tahun 2020.

. id
go
s.
Dengan sedikit turunnya alasan tidak berobat jalan karena mengobati sendiri dan semakin

p
tingginya alasan merasa tidak perlu berobat jalan pada tahun 2020, maka hal ini
.b
ab
mengindikasikan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Jepara cenderung ke arah
ak

peningkatan. Jika seseorang yang mengalami keluhan kesehatan tidak melakukan proses
ar

berobat jalan dengan alasan merasa tidak perlu menjalaninya karena keluhannya yang masih
ep

ringan, keluhan kesehatan tersebut bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik yang milikinya
//j
s:

meskipun sangat kecil kemungkinannya dan kejadian ini semakin sedikit persentasenya.
tp

Sedangkan keluhan kesehatan yang diatasi dengan mengobati sendiri keadaan tersebut sebagai
ht

pengganti proses berobat jalan, langkah ini bisa mengatasi masalah kesehatan tersebut dan
semakin besar persentasenya.

28 Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020


Tabel 3.
Persentase Penduduk Menurut Alasan Tidak Berobat Jalan dan Daerah Tempat Tinggal
Di Kabupaten Jepara Tahun 2018 - 2020
Perkotaan (%) Perdesaan (%)
Alasan Tidak Berobat Jalan
2018 2019 2020 2018 2019 2020
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tidak Punya Biaya Berobat 0,51 0,63 0,08 3,92 1,62 1,20
Tidak Ada Biaya Transportasi 0,41 0,63 0,00 0,00 1,36 0,00
Tidak Ada Sarana Transportasi 0,00 0,00 0,00 1,64 0,00 0,00
Waktu Tunggu Pelayanan Lama 0,50 0,00 1,05 0,26 4,68 0,00
Mengobati Sendiri 48,35 64,55 53,87 61,29 60,74 64,70

id
Tidak Ada Yang Mendampingi 0,24 0,00 0,00 1,35 0,02 0,00

.
Merasa Tidak Perlu 47,41 30,66 42,16 29,00 27,55 33,61

go
Lainnya 2,58 3,53 2,84 2,54 4,03 0,49

p s.
Sumber : - Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2018 & 2019

.b
- Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2020
ab
ak

Persentase penduduk perkotaan di Kabupaten Jepara yang mengalami keluhan kesehatan


ar

dan tidak berobat jalan pada tahun 2018 alasannya mayoritas mengobati sendiri sebesar 48,35
ep

persen. Pada tahun berikutnya, persentasenya meningkat menjadi 64,55 persen. Pada tahun
//j
s:

2020 persentasenya mengalami penurunan menjadi 53,87 persen. Setelah alasan tersebut,
tp

penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan tidak berobat jalan mayoritas alasannya
ht

merasa tidak perlu berobat jalan guna mengatasi keluhan kesehatannya dengan persentase
sebesar 47,41 persen. Pada tahun berikutnya, persentasenya menurun 30,66 persen. Pada
tahun 2020, persentasenya meningkat menjadi 42,16 persen. Ini mengindikasikan bahwa
penduduk perkotaan di Kabupaten Jepara masih memperhatikan kondisi kesehatannya dengan
melakukan pengobatan sendiri terhadap keluhan kesehatannya dimana persentasenya masih di
atas lima puluh persen. Sedangkan penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan tidak
berobat jalan dengan alasan merasa tidak perlu menjalaninya tentu keluhan kesehatannya yang
masih terasa ringan semakin meningkat persentasenya. Walau sikap tersebut bisa berdampak
buruk pada kondisi kesehatan, namun karena persentasenya semakin menurun akan semakin
memperkecil kemungkinan tersebut.

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 29


Untuk wilayah perdesaan, kondisinya hampir sama dengan perkotaan. Di tahun 2018,
penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan tidak berobat jalan alasannya mayoritas
mengobati sendiri keluhan kesehatannya dengan persentase sebesar 61,29 persen. Pada tahun
berikutnya, persentasenya sedikit mengalami penurunan menjadi 60,74 persen. Setelah alasan
tersebut, alasan penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan tidak berobat berobat jalan
adalah merasa tidak perlu berobat jalan mengingat keluhan kesehatannya yang terasa ringan
dengan persentase sebesar 29,00 persen. Pada tahun berikutnya, persentasenya menurun
menjadi 27,55 persen. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan wilayah perkotaan. Hanya saja di
wilayah perkotaan persentase penduduk yang mengatasi keluhan kesehatannya dengan cara

. id
mengobati sendiri keluhan kesehatannya mengalami peningkatan, sedangkan di wilayah

go
s.
perdesaan persentasenya sedikit mengalami penurunan.

p
.b
ab
Dengan adanya data tersebut, dapat diketahui bahwa penduduk Kabupaten Jepara baik di
ak

wilayah perkotaan maupun di wilayah perdesaan sama-sama memperhatikan kondisi


ar

kesehatannya. Persentasenya tidak jauh berbeda pada tahun 2019. Dengan mengacu pada data
ep

tersebut, pemerintah dapat meningkatkan program-program pembangunan di bidang


//j
s:

kesehatan dalam wujud peningkatan sarana dan prasarana kesehatan di wilayah Kabupaten
tp

Jepara dimana penduduk perkotaan dan penduduk perdesaan tidak jauh berbeda dalam
ht

menyikapinya. Jika hal ini direalisasikan, maka derajat kesehatan penduduk di wilayah
Kabupaten Jepara akan semakin tinggi nilainya. Dengan tingginya derajat kesehatan penduduk,
pembangunan pemerintah di sektor lainnya tentu akan segera terealisasikan juga.

3.3. JAMINAN KESEHATAN

Pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu bagian dari Pembangunan


Nasional yang dijalankan oleh pemerintah guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
seluruh wilayah Indonesia yang setinggi-tingginya. Jika keadaan ini tercapai, maka hal ini akan
dapat menjadi faktor pendorong terwujudnya pembangunan di sektor lain mengingat tingginya
derajat kesehatan mencerminkan tingginya kualitas Sumber Daya Manusia di suatu wilayah.
Sumber Daya Manusia merupakan subyek dari pelaksanaan proses pembangunan di suatu

30 Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020


negara yang harus dijaga kualitasnya demi kelangsungan dan keberhasilan proses
pembangunan.

Gambar 6.
Persentase Penduduk dan Kepemilikan Jaminan Kesehatan
Kabupaten Jepara, 2018 - 2020

50 44,58 44,36
39,08
36,35 36,57
40
31,57

id
30

.
go
20 15,48
12,31

s.
9,05 10,17

p
10 4,24 3,41 5
3,05 3,76

.b
0,39 0,52 0,11
ab
0
ak
ar
ep
//j
s:

2018 2019 2020


Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka 2019, 2020, dan 2021
tp
ht

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa persentase penduduk yang memiliki
jaminan kesehatan di Kabupaten Jepara pada tahun 2020 berkisar 60,92 persen mengingat
yang tidak menggunakan Jaminan Kesehatan berkisar 39,08 persen. Ini mengindikasikan bahwa
enam dari sepuluh orang yang ada di Kabupaten Jepara sudah memiliki Jaminan Kesehatan.
Persentase penduduk yang tidak memiliki jaminan kesehatan semakin menurun dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2018 persentasenya sebesar 44,58 persen dan
pada tahun berikutnya berubah menjadi 44,36 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa
persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan mengalami peningkatan selama masa
tiga tahun tersebut.

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 31


Di Kabupaten Jepara, jaminan kesehatan yang paling banyak dimiliki berupa BPJS
Kesehatan PBI. Setelah jaminan kesehatan tersebut, penduduk Kabupaten Jepara lebih banyak
menggunakan jaminan kesehatan berupa BPJS Kesehatan Non PBI daripada jaminan kesehatan
lainnya. Pada tahun 2020, untuk BPJS Kesehatan PBI hanya dimiliki oleh 36,57 persen penduduk
yang ada. Sedangkan BPJS Kesehatan Non PBI hanya dimiliki oleh 15,48 persen penduduk
setempat.

3.4. KESEHATAN IBU DAN ANAK

id
Guna meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, maka upaya yang harus dilakukan

.
go
oleh pemerintah adalah dengan meningkatkan penyediaan fasilitas pelayanan penolong

s.
kelahiran oleh tenaga medis. Jika hal ini terwujud, maka setiap penduduk yang sedang

p
.b
mengalami proses kehamilan bisa tertolong secara medis sehingga terjamin kesehatannya dan
ab
sang anak yang dilahirkannya juga dapat terhindar dari insiden keguguran. Itulah sebabnya
ak

fasilitas ini sangat penting untuk ditingkatkan keberadaannya demi meningkatkan pelayanan
ar
ep

pemerintah terhadap kesehatan ibu dan anaknya.


//j
s:

Guna mewujudkan keadaan tersebut, pemerintah harus menyediakan anggaran


tp
ht

secukupnya demi proses pembangunan fasilitas kesehatan. Saat ini pemerintah sedang terfokus
pada penanganan virus covid-19. Demi terselesaikannya masalah kesehatan tersebut, pada
tahun 2020 kegiatan ini belum bisa digalakkan. Walau program tersebut belum bisa digalakkan,
namun pemerintah juga bisa mengupayakan peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak
dengan memperbanyak jumlah tenaga medis yang ada di setiap wilayah kecamatan. Dengan
semakin banyaknya tenaga medis yang ada, para penduduk yang sedang mengalami proses
persalinan dapat mencari bantuan medis secara cepat sehingga dapat meningkatkan faktor
keamanan medis proses persalinan.
Pada tahun 2020 di Kabupaten Jepara 60,36 persen memilih Bidan sebagai tenaga medis
penolong proses kelahiran anak mereka. Sedangkan Dokter Kandungan berada di urutan kedua
setelah bidan sebesar 38,12 persen. Kedua tenaga medis tersebut merupakan tenaga medis
utama yang digunakan oleh penduduk Kabupaten Jepara sebagai penolong proses kelahiran.

32 Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020


Gambar 7
Persentase Penduduk Perempuan Umur 15-49 Tahun yang Pernah Melahirkan
Dalam 2 Tahun Terakhir Menurut Penolong Proses Kelahiran Anak Terakhir
Tahun 2020

38,12%
Bidan

60,36% Perawat

Dokter Kandungan

1,52%

id
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2020

.
go
Pasca kelahiran, anak umur kurang dari dua tahun (baduta) yang biasanya mempunyai

p s.
tingkat kekebalan tubuh jauh dibawah usia dewasa dan anak-anak tersebut juga akan segera
.b
ab
mendapatkan pertolongan medis di saat mengalami keluhan dengan banyaknya tenaga medis
ak

di setiap wilayah. Jika tenaga medis sangat sedikit dan hanya terdapat di wilayah perkotaan,
ar

tentu derajat kesehatan ibu dan anak di wilayah perdesaan akan sangat rendah dan
ep

berpengaruh pada nilai derajat kesehatan di suatu wilayah kabupaten setempat. Ini merupakan
//j
s:

sesuatu yang harus dihindari demi menjaga kelangsungan pembangunan bidang kesehatan.
tp
ht

Gambar 8.
Persentase Penduduk Perempuan Umur 15-49 Tahun Yang Pernah Melahirkan
Dalam 2 Tahun Terakhir Menurut Tempat Melahirkan Anak Lahir Hidup
Terakhir Tahun 2020

0,71%

16,49% Rumah Sakit


0,99%
33,38%
Rumah Bersalin/Klinik

PUSKESMAS
28,40%
PUSKESMAS Pembantu

20,03% Praktek Tenaga Kesehatan

Lainnya

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 33


Tabel 4.
Persentase Bayi yang Dilahirkan Dari Penduduk Perempuan Umur 15-49 Tahun yang Pernah
Melahirkan Dalam 2 Tahun Terakhir Menurut Berat Badan Bayi Tahun 2018 – 2020
Berat Badan Bayi 2018 2019 2020
(1) (2) (3) (4)

< 2,5 Kg 12,55 5,71 7,23


≥ 2,5 Kg 87,45 94,29 92,77
Tidak Ditimbang 0,00 0,00 0,00
Tidak Tahu 0,00 0,00 0,00

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2020

. id
Di Kabupaten Jepara kebanyakan para perempuan yang sedang melahirkan berupaya untuk

go
meminta pertolongan kepada tenaga kesehatan di Rumah Sakit. Meskipun di Rumah Sakit, namun

s.
p
mereka lebih memilih bidan daripada tenaga kesehatan lainnya. Ada kemungkinan hal ini dilakukan
.b
karena di tempat tersebut memiliki fasilitas kesehatan yang lebih lengkap sehingga akan terjamin
ab
keselamatannya.
ak
ar
ep

Untuk bayi yang dilahirkan, kebanyakan bayi yang lahir memiliki berat badan diatas 2,5 kg.
//j

Persentasenya berada di atas sembilan puluh persen. Ini menunjukkan bahwa fasilitas pelayanan
s:

kesehatan yang ada untuk mengupayakan keselamatan bayi yang dikandung perempuan sangat mudah
tp

diraih dan mendukung tingkat keselamatan bayi saat dilahirkan.


ht

34 Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020


ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
BAB IV
AKSES AIR DAN SANITASI LAYAK
Salah satu faktor yang turut berpengaruh terhadap kesehatan manusia adalah faktor
lingkungan. Manusia yang sehat, jika dirinya tinggal di lingkungan yang sehat maka
kesehatannya tidak akan mengalami perubahan akibat keadaan lingkungan yang ada. Namun
jika lingkungan tempat tinggalnya berubah menjadi kumuh, lama-kelamaan kesehatan
penghuninya tentu akan menurun akibat gangguan kesehatan atau penyakit yang diakibatkan
oleh keadaan lingkungan sekitarnya. Itulah sebabnya lingkungan tempat tinggal kita harus

. id
go
dijaga dan dirawat kebersihannya demi kesehatan kita.

p s.
Lingkungan merupakan perpaduan unsur tanah, air, dan udara, serta penghuninya.
.b
ab
Lingkungan yang sehat merupakan lingkungan yang memiliki tanah yang bersih (tidak
ak

mengandung kotoran), air yang sehat (layak minum), dan udara yang segar (tidak berbau). Satu
ar

saja dari unsur-unsur tersebut ada yang berkualitas buruk, maka kesehatan penghuni
ep

lingkungan tersebut akan terganggu akibat kuman atau bakteri yang ditimbulkannya. Dan
//j
s:

kuman atau bakteri merupakan sumber dari suatu penyakit yang dialami manusia.
tp
ht

IV.1 Akses Terhadap Air Minum Layak

Salah satu kebutuhan pokok manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari adalah air. Tanpa
air, manusia tidak bisa mengkonsumsi nasi. Kebutuhan pokok manusia yang lain berupa buah-
buahan harus dijaga kebersihannya sebelum dikonsumsi. Guna mewujudkannya, maka manusia
harus memperoleh air yang layak untuk mencucinya ketika diambil dari alam. Tanpa air yang
layak, maka manusia terpaksa harus mengkonsumsinya secara langsung demi memenuhi
kebutuhan hidupnya. Padahal, benda yang berada di alam belum tentu bersih atau bebas dari
kuman dan bakteri.

Air yang layak dapat berupa air yang diperoleh langsung dari sumur terlindung, sumur
bor, air hujan, air kemasan, air PDAM, dan sebagainya. Air sumur harus dijaga jaraknya dari

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 37


tempat pembuangan tinja. Jaraknya minimal 10 meter dari tempat tersebut. Jika jaraknya
kurang dari 10 meter, maka air tersebut akan tersebut oleh kotoran yang berada di tempat
pembuangan tinja tersebut. Sehingga akan berakibat pada kesehatan manusia karena jaraknya
tersebut. Kalau sudah terpengaruh oleh kotoran manusia, maka air yang berada di sumur akan
menjadi tidak sehat karena kotoran.

Masyarakat perdesaan umumnya menggunakan air yang berasal dari sumur terlindung,
sumur bor, dan sebagainya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini karena sudah tradisi
yang ada sejak dahulu kala. Selain itu, air tersebut juga diperoleh secara gratis atau tanpa

id
.
proses pembayaran dan juga kepadatan penduduk masih belum begitu besar. Sehingga dalam

go
s.
memenuhi kebutuhan pokok tersebut, penghasilannya tidak akan pernah terpotong secara

p
rutin.
.b
ab
Sedangkan masyarakat perkotaan umumnya menggunakan air yang berupa air kemasan,
ak

air PDAM, dan sebagainya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini tidak lain karena
ar

kepadatan penduduk di perkotaan umumnya sudah sangat besar. Sehingga untuk membangun
ep

sumber air minum tersebut, masyarakat perkotaan sudah tidak bisa melaksanakannya. Walau
//j
s:

ada yang mau mengupayakannya, lama-kelamaan sumber air minum tersebut akan tidak
tp

memenuhi standar kesehatan. Ini tidak lain karena menurut standar kesehatan, jarak sumber
ht

air tersebut minimal 10 meter dari tempat pembuangan tinja. Padahal, di perkotaan umumnya
jarak rumah ke rumah sudah sangat dekat dan bahkan ada yang saling berdampingan.

38 Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020


Gambar 9.
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Akses Terhadap Air Minum Layak
di Kabupaten Jepara Tahun 2020

87,17
88
86 83,61
84
82
Perkotaan
80
78 77,19
76 Perdesaan
74
72
Perkotaan Se-Kabupaten

id
Perdesaan Jepara

.
Se-Kabupaten

go
Jepara

s.
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2020

p
.b
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2020 ada sebanyak 83,61
ab
ak

persen penduduk wilayah Kabupaten Jepara yang dapat menggunakan air bersih guna
ar

memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk wilayah perkotaan persentasenya sebesar 87,17


ep

persen, sedangkan wilayah perdesaan persentasenya sebesar 77,19 persen. Ini menunjukkan
//j

bahwa akses terhadap air minum layak di wilayah perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan
s:
tp

di wilayah perdesaan.
ht

Gambar 10.
Persentase Akses Terhadap Air Minum Layak di Kabupaten Jepara
Tahun 2018-2020
95

90 93,16

85

83,61
80

79,26
75

70
2018 2019 2020
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2019,2020, & 2021

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 39


Di Kabupaten Jepara pada tahun 2020 akses terhadap air minum layaknya mengalami
penurunan. Pada tahun 2019 nilainya berkisar 93,16 persen. Sedangkan pada tahun 2020
nilainya berkisar 83,61 persen. Walau terjadi penurunan, namun nilainya masih di atas delapan
puluh persen. Ini mengindikasikan bahwa akses terhadap air minum layak masih berada pada
nilai standar sehingga keadaan tersebut tidak berpengaruh pada keadaan kesehatan
masyarakat.

IV.2 Akses Terhadap Sanitasi Layak

id
Setiap rumah tangga yang ada pasti membutuhkan akses sanitasi layak. Tanpa bangunan

.
go
tersebut, derajat kesehatannya akan menjadi rendah mengingat dirinya harus mengeluarkan

s.
hasil pengolahan makanan yang ada di dalam tubuhnya dan jika tidak ditata sedemikian rupa

p
.b
akan berpengaruh terhadap keadaan lingkungan di sekitarnya. Jika lingkungannya kotor, maka
ab
akan berakibat buruk pada derajat kesehatannya.
ak
ar
ep

Salah satu dampak buruk tempat sanitasi yang tidak layak adalah kondisi air yang menjadi
//j

kotor akibat jaraknya yang dekat dengan bangunan tersebut. Selain itu, dampak lainnya adalah
s:
tp

kondisi udara yang tidak sehat akibat bau yang ada di sekitar bangunan tersebut. Jika hal ini
ht

terjadi, niscaya penduduk yang ada di sekitarnya akan sering mengalami gangguan kesehatan
akibat kondisi lingkungannya. Padahal kesehatan penduduk harus dijaga demi proses
pembangunan.

40 Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020


Gambar 11.
Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi Layak di Wilayah
Kabupaten Jepara Tahun 2018 – 2020
100
90
80
63,67
70

60 51,22 51,38
50
40
30

id
20

.
go
10

s.
0

p
2018 2019 2020
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2019,2020,&2021 .b
ab
ak

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa akses terhadap sanitasi yang layak di
ar

wilayah Kabupaten Jepara pada tahun 2020 nilainya sebesar 63,67 persen. Sedangkan pada
ep

tahun sebelumnya persentasenya sebesar 51,38 persen. Ini menunjukkan adanya peningkatan
//j
s:

dari akses terhadap sanitasi layak di Kabupaten Jepara.


tp

Tingginya akses terhadap sanitasi layak merupakan sesuatu yang sangat diharapkan oleh
ht

masyarakat karena akan mendukung kesehatan mereka. Hal ini ditandai dengan penggunaan
kloset leher angsa dan plengsengan pada jamban yang ada dan digunakannya tangki dan SPAL
(Sistem Pembuangan Akhir Limbah) pada jamban tersebut. Jika hal ini terwujud, maka
kebersihan air dan udara di lingkungan sekitar akan terjaga mengingat kotoran dari jamban
tidak lagi terserap oleh tanah dan baunya terhalangi bahkan tertutup oleh kloset yang ada.

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 41


ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
BAB V
PENUTUP
Kesehatan merupakan salah faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam
melaksanakan proses pembangunan. Demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka
persentase keluhan kesehatan dan angka kesakitan masyarakat harus diturunkan dan kualitas
pelayanan kesehatan yang ada harus ditingkatkan. Selain itu, faktor lingkungan yang turut
berpengaruh terhadap kesehatan penghuninya juga harus dijaga atau bahkan ditingkatkan

id
kebersihannya.

.
go
Berdasarkan keterangan-keterangan atau uraian data pada bab-bab sebelumnya, maka

s.
dapat diambil kesimpulan bahwa:

p
.b
ab
1. Angka Keluhan Kesehatan pada tahun 2020 berkisar 34,47 persen, sedang Angka
ak

Kesakitan berkisar 16,91 persen. Ini menunjukkan bahwa persentase penduduk di


ar

Kabupaten Jepara yang mengalami keluhan kesehatan namun belum terganggu


ep

aktivitasnya sebesar 17,56 persen.


//j
s:

2. Angka Kesakitan pada tahun 2019 berkisar 17,64 persen, sedangkan Angka Kesakitan
tp

pada tahun 2020 berkisar 16,91 persen. Ini menunjukkan adanya sedikit peningkatan
ht

derajat kesehatan penduduk di wilayah Kabupaten Jepara.


3. Para perempuan di Kabupaten Jepara mayoritas berupaya meminta pertolongan guna
kelahiran anaknya di Rumah Sakit. Namun enam puluh persen para perempuan yang
hendak melahirkan lebih memilih bidan. Ini menunjukkan bahwa walaupun di Rumah
Sakit maupun PUSKESMAS ada tenaga medis yang lebih profesional dalam menangani
kelahiran (Dokter Kandungan, dsb), namun sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat
di Kabupaten Jepara untuk meminta pertolongan bidan saat proses melahirkan.
4. Masyarakat di Kabupaten Jepara yang memiliki akses terhadap air minum layak
berkisar 83,61 persen. Yang memiliki akses terhadap sanitasi layak mengalami
peningkatan dari 51,38 persen menjadi 63,67 persen. Ini menunjukkan faktor
lingkungan di Kabupaten Jepara cukup mendukung dalam peningkatan derajat
kesehatan di wilayah Kabupaten Jepara.
Profil Kesehatan Kabupaten Jepara 2020 45
ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id
ht
tp
s:
//j
ep
ar
ak
ab
.b
ps.
go
. id

Anda mungkin juga menyukai