Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 4, Nomor 7, Mei 2014

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENDIDIKANNASIONAL INDONESIA


DAN KENDALA YANGDIHADAPI SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN
DALAM RANGKA MEMPERSIAPKAN WARGA NEGARA MUDA YANG
BAIK DAN CERDAS
Suroto
Program Studi PPKn FKIP Universitas Lambung Mangkurat
Alamat e-mail: suroto_unlam@yahoo.com

ABSTRAK

Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh sistem-sistem
kehidupan lain yang terjadi di luar sistem pendidikan. Dalam kerangka keterkaitan antara sistem pendidikan
dengan bidang-bidang kehidupan di luar sistem tersebut terdapat beberapa faktor di luar sistem pendidikan
yang perlu memperoleh perhatian serius agar tampak adanya keterkaitan fungsionalnya masing-
masing.Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa
salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia, karena itu setiap warga negara Indonesia berhak
memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang
status sosial, ras, etnis, agama, dan gender.Bagi bangsa Indonesia, pandangan hidupnya adalah
Pancasila. Pancasila sebagai landasan filosofis pendidikan mempunyai makna 1. Dalam merumuskan
pendidikan harus dijiwai dan didasarkan pada Pancasila 2. Sistem pendidikan nasional haruslah
berlandaskan Pancasila 3. Hakikat manusia haruslah diwujudkan melalui pendidikan, sehingga tercipta
manusia Indonesia yang dicita-citakan Pancasila.

Pengantar fungsi tersebut berjalannya sistem pendidikan


Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak boleh lepas dari perubahan yang terjadi
mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh sistem- dalam berbagai bidang kehidupan tersebut.
sistem kehidupan lain yang terjadi di luar sistem Berdasarkan hal tersebut di atas,
pendidikan. Dalam kerangka keterkaitan antara tantangan yang dihadapi oleh pendidikan tidak
sistem pendidikan dengan bidang-bidang semata-mata datang dari sistem pendidikan
kehidupan di luar sistem tersebut terdapat secara internal, bahkan yang lebih banyak adalah
beberapa faktor di luar sistem pendidikan yang tantangan eksternal atau tantangan yang berasal
perlu memperoleh perhatian serius agar tampak dari luar sistem pendidikan itu sendiri. Tantangan
adanya keterkaitan fungsionalnya masing- eksternal dari sistem pendidikan
masing. Faktor-faktor tersebut antara lain meliputi seharusnyamerupakan sumber aspirasi yang
faktor kependudukan, politik, ekonomi, paling utama dalam melakukan perubahan dan
ketenagakerjaan, sosial-budaya, hubungan pembaharuan sistem pendidikan secara internal.
internasional dan sebagainya. Pendidikan Dengan demikian pendidikan tidak akan terus
memiliki fungsi yang hakiki dalam mendapat tudingan membangun pulau sendiri
menyiapkansumberdaya manusia (SDM) baik (building its own island) seperti halnya kritik-kritik
sebagai aktor-aktor dalam pembangunan maupun yang selalu terlontar dari berbagai pihak yang
untuk menjalankan fungsi dari berbagai bidang menaruh perhatian terhadap sistem pendidikan
kehidupan yang bersangkutan. Berkaitan dengan nasional.

495
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 4, Nomor 7, Mei 2014
Berkelanjutan (PuP3B atau Education for
Sustainable Development).
Tantangan masa depan bagi sistem
pendidikan di Indonesia tidaklah semata-mata Pendidikan Nasional Berdasarkan Filsafat
menyangkut bagaimana meningkatkan mutu dan Pancasila
efisiensi pendidikan secara internal (internal Secara mendasar landasan filsafat
efficiency), tetapi bahkan yang lebih penting Pancasila menyiratkan bahwa sistem pendidikan
adalah menyangkut bagaimanakah meningkatkan nasional menempatkan peserta didik sebagai
kesesuaian pendidikan dengan bidang-bidang makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dengan
kehidupan lain (external efficiency). segala fitrahnya dengan tugas memimpin
Pembangunan sistem pendidikan tidak pembangunan kehidupan yang berharkat dan
seharusnya hanya ditujukan pada pengembangan bermartabat, sebagai makhluk yang mampu
pendidikan sebagai sistem tersendiri, tetapi juga menjadi manusia yang bermoral, berbudi luhur,
pengembangan sistem pendidikan sebagai salah dan berakhlak mulia. Oleh karena itu, pendidikan
satu sistem atau bagian yang integral dari sistem merupakan upaya memberdayakan peserta didik
lain yang lebih luas. Dengan demikian untuk berkembang menjadi manusia seutuhnya,
pembangunan sistem pendidikan harus mampu yaitu yang menjunjung tinggi dan memegang
memberikan arti fungsional bagi pembangunan teguh norma-norma yang berlaku di masyarakat
nasional dalam berbagai bidang kehidupan maupun negara.
masyarakat. Bagi bangsa Indonesia, pandangan
Pembukaan Undang-Undang Dasar hidupnya adalah Pancasila. Pancasila sebagai
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 landasan filosofis pendidikan mempunyai makna:
menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara 1. Dalam merumuskan pendidikan harus dijiwai
Republik Indonesia adalah mencerdaskan dan didasarkan pada Pancasila.
kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan hak 2. Sistem pendidikan nasional haruslah
asasi setiap warga negara Indonesia, karena itu berlandaskan Pancasila.
setiap warga negara Indonesia berhak 3. Hakikat manusia haruslah diwujudkan melalui
memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai pendidikan, sehingga tercipta manusia
dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa Indonesia yang dicita-citakan Pancasila.
memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan
gender. Pemerataan akses dan peningkatan mutu
pendidikan akan membuat warga negara Penyebab Kelemahan Pembangunan
Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) Pendidikan di Indonesia
sehingga mendorong tegaknya pembangunan 1. Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
manusia seutuhnya serta masyarakat madani dan Pendidikan yang efektif adalah suatu
modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila. pendidikan yang memungkinkan peserta didik
untuk dapat belajar dengan mudah,
menyenangkan dan dapat tercapai tujuan
Landasan Filosofis Pendidikan Nasional sesuai dengan yang diharapkan. Dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur,
Indonesia Tahun 1945 dan UU No. 20 Tahun dan trainer) dituntut untuk dapat
2003 tentang Sisdiknas amat mendasar dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran agar
memberikan landasan filosofis serta berbagai pembelajaran tersebut dapat berguna.
prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan, Selama ini, banyak pendapat beranggapan
seperti filosofi pendidikan nasional berdasarkan bahwa pendidikan formal dinilai hanya
filsafat Pancasila, paradigma pendidikan dan menjadi formalitas saja untuk membentuk
pemberdayaan manusia seutuhnya, sumber daya manusia Indonesia. Tidak
paradigmapembelajaran sepanjang hayat perduli bagaimana hasil pembelajaran formal
berpusat pada peserta didik, paradigma tersebut, yang terpenting adalah telah
pendidikan untuk semua yang inklusif, dan melaksanakan pendidikan di jenjang yang
Paradigma Pendidikan untuk Perkembangan, tinggi dan dapat dianggap hebat oleh
Pengembangan, dan/atau Pembangunan

496
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 4, Nomor 7, Mei 2014
masyarakat. Anggapan seperti itu jugalah secara optimal dengan hanya masukan yang
yang menyebabkan efektifitas pengajaran di relative tetap, atau jika masukan yang sekecil

mungkin dapat menghasilkan keluaran yang


Indonesia sangat rendah. Setiap orang optimal. Konsep efisiensi sendiri terdiri dari
mempunyai kelebihan dibidangnya masing- efisiensi teknologis dan efisiensi ekonomis.
masing dan diharapkan dapat mengambil Efisiensi teknologis diterapkan
pendidikaan sesuai bakat dan minatnyabukan dalampencapaian kuantitas keluaran secara
hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain. fisik sesuai dengan ukuran hasil yang
2. Efisiensi Pengajaran di Indonesia sudahditetapkan. Sementara efisiensi
Efisien adalah bagaimana ekonomis tercipta jika ukuran nilai kepuasan
menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan atau harga sudah diterapkan terhadap
dengan proses yang lebih ‘murah’. Dalam keluaran.
proses pendidikan akan jauh lebih baik jika 3. Standardisasi Pendidikan di Indonesia
kita memperhitungkan untuk memperoleh Jika kita ingin meningkatkan mutu
hasil yang baik tanpa melupakan proses yang pendidikan di Indonesia, kita juga berbicara
baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika tentang standardisasi pengajaran yang kita
kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang ambil. Tentunya setelah melewati proses
mempertimbangkan prosesnya, hanya untuk menentukan standar yang akan diambil.
bagaimana dapat meraih standar hasil yang Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar
telah disepakati. Beberapa masalah efisiensi dan kompetensi dalam pendidikan formal
pengajaran di dindonesia adalah mahalnya maupun informal terlihat hanya keranjingan
biaya pendidikan, waktu yang digunakan terhadap standar dan kompetensi. Kualitas
dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan pendidikan diukur oleh standard an
banyak hal lain yang menyebabkan kurang kompetensi di dalam berbagai versi, demikian
efisiennya proses pendidikan di Indonesia. pula sehingga dibentuk badan-badan baru
Yang juga berpengaruh dalam peningkatan untuk melaksanakan standardisasi dan
sumber daya manusia Indonesia yang lebih kompetensi tersebut seperti Badan
baik. Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP).
Selain masalah mahalnya biaya 4. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
pendidikan di Indonesia, masalah lainnya Untuk sarana fisik misalnya, banyak
adalah waktu pengajaran. Sesuai dengan sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang
keadaan lapangan, dapat kita lihat bahwa gedungnya rusak, kepemilikan dan
pendidikan tatap muka di Indonesia relative penggunaan media belajar rendah, buku
lebih lama jika dibandingkan negara lain. perpustakaan tidak lengkap. Sementara
Dalam pendidikan formal di sekolah laboratorium tidak standar, pemakaian
menengah misalnya, ada sekolah yang jadwal teknologi informasi tidak memadai dan
pengajarnnya perhari dimulai dari pukul 07.00 sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah
dan diakhiri sampai pukul 16.00.. Hal yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak
tersebutjelas tidak efisien, karena ketika kami memiliki perpustakaan, tidak memiliki
amati lagi, peserta didik yang mengikuti laboratorium dan sebagainya.
prosespendidikan formal yang menghabiskan 5. Rendahnya Kualitas Guru
banyak waktu tersebut, banyak pesertadidik Keadaan guru di Indonesia juga amat
yang mengikuti lembaga pendidikan informal memprihatinkan. Kebanyakan guru
lain seperti les akademis, bahasa, dan belummemiliki profesionalisme yang memadai
sebagainya. Jelas juga terlihat, bahwa proses untuk menjalankan tugasnya sebagaimana
pendidikan yang lama tersebut tidak efektif disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu
juga, karena peserta didik akhirnya mengikuti merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pendidikan informal untuk melengkapi pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
pendidikan formal yang dinilai kurang. melakukan pembimbingan, melakukan
Konsep efisiensi akan tercipta jika pelatihan, melakukan penelitian dan
keluaran yang diinginkan dapat dihasilkan melakukan pengabdian masyarakat.

497
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 4, Nomor 7, Mei 2014
Walaupun guru dan pengajar bukan menghambat pengembangan sumber daya
satu-satunya faktor penentu keberhasilan manusia secara keseluruhan. Oleh karena
pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik itudiperlukan kebijakan dan strategi
pemerataan
sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai
cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan pendidikan yang tepat untuk mengatasi
andil sangat besar pada kualitas pendidikan masalah ketidakmerataan tersebut.
yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas 9. Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan
guru dan pengajar yang rendah Kebutuhan
jugadipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat Adanya ketidakserasian antara hasil
kesejahteraan guru. pendidikan dan kebutuhan dunia kerja
6. Rendahnya Kesejahteraan Guru inidisebabkan kurikulum yang materinya
Rendahnya kesejahteraan guru kurang funsional terhadap keterampilan
mempunyai peran dalam membuat rendahnya yangdibutuhkan ketika peserta didik
kualitas pendidikan Indonesia. Dengan memasuki dunia kerja.
pendapatan seperti itu, terang saja, banyak 10. Mahalnya Biaya Pendidikan
guru terpaksa melakukan pekerjaan Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat
sampingan. Dengan adanya UU Guru dan ini sering muncul untuk menjustifikasi
Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan
dosen (PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu masyarakat untuk mengenyam bangku
sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari
Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan
akan mendapat penghasilan yang pantas dan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak
memadai, antara lain meliputi gaji pokok, memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.
tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan Orang miskin tidak boleh sekolah. Makin
profesi, dan/atau tunjangan khusus serta mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak
penghasilan lain yang berkaitan dengan lepas dari kebijakan pemerintah yang
tugasnya. Mereka yang diangkat menerapkan MBS (Manajemen Berbasis
pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya
berhak atas rumah dinas. lebih dimaknai sebagai upaya untuk
7. Rendahnya Prestasi Siswa melakukan mobilisasi dana. Karena itu,
Dengan keadaan yang demikian itu Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang
(rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan merupakan organ MBS selalu disyaratkan
kesejahteraan guru) pencapaian prestasi adanya unsur pengusaha.
siswa pun menjadi tidak memuaskan. 11. Solusi dari Permasalahan-permasalahan
Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan Pendidikan di Indonesia
matematika siswa Indonesia di dunia Untuk mengatasi masalah-masalah di
internasional sangat rendah. Anak-anak atas, secara garis besar ada dua solusi yang
Indonesia ternyata hanya mampu menguasai dapat diberikan yaitu: Pertama, solusi
30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sistemik, yakni solusi dengan mengubah
sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan
uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem
mungkin karena mereka sangat terbiasa pendidikan sangat berkaitan dengan sistem
menghafal dan mengerjakan soal pilihan ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan
ganda. di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam
8. Kurangnya Pemerataan Kesempatan konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab
Pendidikan neoliberalisme), yang berprinsip antara lain
Kesempatan memperoleh pendidikan meminimalkan peran dan tanggung
masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. jawabnegara dalam urusan publik, termasuk
Sementara itu layanan pendidikan usia dini pendanaan pendidikan. Kedua, solusi teknis,
masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis
dalam usia dini nantinyatentu akan yang berkait langsung dengan pendidikan.

498
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 4, Nomor 7, Mei 2014
Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan pendekatan lain, yaitu dengan menggunakan
masalah kualitas guru dan prestasi siswa. pendekatan professional.

Tantangan Pendidikan di Masa Depan DAFTAR PUSTAKA


Beberapa persoalan yang harus
diperhatikan pada masa mendatang berkaitan Munib, Ahmad, 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan.
dengan mutu pendidikan adalah sebagai berikut: (On-line). Tersedia di:
1. Kesenjangan mutu pendidikan yang terjadi http://moshimoshi.netne.net/materi/ilmupe
karena sumber-sumber pendidikan kita tidak ndidikan/bab_3.htm.Diakses tanggal 20
merata, kekuatan sumber daya manusia Nopember 2011.
(tenaga kependidikan) yang bervariasi, sistem
Suryadi, Ace dan Budimansyah, Dasim, 2009.
pendidikan yang terlalu (regulated) serta Paradigma Pembangunan Pendidikan
pelaksanaan pendidikan yang ditandaidengan Nasional: Konsep, Teori dan Aplikasi
rentang kontrol dan kendali yang terlalu jauh. dalam Analisis Kebijakan Publik.
Ketidakmerataan ini bukan disebabkan oleh Bandung: Widya Aksara Press.
kebijakan pemerintah, tetapi lebih ditentukan
oleh kerumitan wilayah dan keanekaragaman Suryadi, Ace, 2009. Mewujudkan Masyarakat
masyrakat. Pembelajar Konsep, Kebijakan dan
2. Pendidikan kejuruan dan pendidikan
profesional yang masih diatur terlalu ketat
oleh pemerintah (kurikulum buku pelajaran, Implementasi. Bandung: Widya Aksara Press.
seragam sekolah, strandarisasi alat praktik,
pendidikan guru dan sebagainya). Pengetatan Latif, Yudi, 2011. Negara Paripurna: Historisitas,
ini menimbulkan program pendidikan yang Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila.
konservatif, tidak sejalan dengan kebutuhan Jakarta: Kompas Gramedia.
profesi dan keahlian yang terus berkembang
secara progresif. Dasim, Budimansyah, 2010. Penguatan
3. Pengalaman menunjukkan bahwa upaya Pendidikan Kewarganegaraan untuk
besar yang menitikberatkan pada dimensi Membangun Karakter Bangsa. Bandung:
teknis pendidikan (menatar guru, Widya Aksara Press.
memperbaiki kurikulum, membuatkan buku
paket dan sebagainya) yang telah dilakukan Sagala, Syaiful dan Gultom Syawal, 2011. Praktik
sejak paling tidak sejak 40 tahun yang lalu Etika Pendidikan di Seluruh Wilayah
belum memperlihatkan hasil yang optimal. NKRI: Lankah Utama Membasmi Sifat
Masalah mutu pendidikan masih mirip dengan Korup dan Keterpurukan Bangsa
masalah yang 40 tahun lalu dihadapi. Indonesia, Membangun Karakter Jujur,
Mungkin kita percaya upaya tersebut dengan Disiplin dan Tanggung Jawab Generasi
Muda. Bandung: Alfabeta.

499

Anda mungkin juga menyukai