Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

(PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA)

Dosesn pengampu: Ema Willianti Dewi M.Pd

Jurusan: Ekonomi Syari’ah

Kelas: 1/C

Anggota kelompok 6:

- Putri oktaviani
- Nailatul Baihani
- Muhammad dandi
- Anisah
PENDAHULUAN
Ideologi sebenarnya bersumber pada suatu sistem filsafat, dan merupakan pelaksanaan sistem
filsafat. Atas dasar asas teoritis, maka tidak mungkin suatu bangsa menganut dan melaksanakan
sistem ideologi yang tidak bersumber pada filsafat hidup atau filsafat negara mereka sendiri.

Mengingat ideologi nasional bersumber dari filsafat hidup dan filsafat negara mereka sendiri, maka
wujud nilainilai dasarnya cenderung terpadu.Untuk membuktikan pada teoritisfilosofis itu, dapat
diberikan contoh ideologi yang bersumber dari filsafat tertentu yakni komunisme, dan Pancasila.
Komunisme bersumber pada filsafat materialisme, melahirkan faham atheisme serta faham
perjuangan kelas dan diktator proletariat. Pancasila bersumber dari filsafat bangsa Indonesia sendiri
sejak dahulu kala dalam ‘triprakoro’ (istilah Notonagoro) yaitu adat-istiadat, kebudayaan, dan religi.
Kemudian dengan pemikiran yang mendalam para ‘founding fathers’ menjadikan Pancasila sebagai
ideologi negara. Persoalannya adalah apakah keunggulan dan ketangguhan ideologi Pancasila
dibandingan dengan ideologi-ideologi lain yang ada di dunia ini!

Pembahasan
A. PENGERTIAN IDEOLOGI

Menurur istilah ideologi yang di bentul kata "ideo" yang memiliki arti pemikiran, khayalan,
keyakinan dan "logi" memiliki arti yang berarti logika, ilmu atau pengetahuan yang dapat di
definisilan sebagai ilmu yang memperlajari tentang keyakinan-keyakinan dan gagasan-gagasan. Ali
Syariati mendefenisikan ideologi sebagai “keyakinan-keyakinan dan gagasan- gagasan yang ditaati
oleh suatu kelompok, suatu klas sosial, suatu bangsa atau satu ras tertentu”.(Ali syariati, 1984: 72).

Destutt de Tracy (1796) mengartikan ideologi sebagai “Science of ideas”, dimana didalamnya
ideologi dijabarkan sebagai jumlah program yang diharapkan membawa perubahan institusional
dalam suatu masyarakat. Kirdi Dipoyudo dalam uraianya tentang Negara dan ideologi membatasi
pengertian ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh
tentang manusia dan kehidupanya baik individual maupun sosial, termasuk kehidupan Negara.
(Analisa, 1978-3: 174).

1. unsur-Unsur Ideologi

Koento wibisono menemukan 3 unsur esenial yaitu:

a. Keyakinan, berarti bahwa setiap ideologi selaluemunjuk adanya gagasan vital yang sudah
diyakini kebenarannya.

b. Mitos, bahwa konsep-konsep ideologi selalu memiliki mitos suatu ajaran dan deterministik.

c. Loyalitas, memiliki arti bahwa ideologi akan selalu menuntut keterlibatan optional yang
berdasarkan loyalitas.

2. Fungsi ideologi

Soerjanto Poespowardojo menemukan ada 6 fungsi ideologi yaitu:


a. Memberikan struktuk kognitif, sebuah pengetahuan yang berlandasan untuk memahami dan
menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian.

b. Memberikan orientasi dasar dengan cara membuka wawasan.

c. Memberikan norma norma untuk menjadi pedoman.

d. Memberi bekal dan jalan untuk seseorang menemukan identitasnya.

e. Memberi kekuasaan sebagai dorongan supaya seseorang berjalan mencapai tujuannya.

f. Memberikan pendidikan untuk memahami, menghayati dan menerapkannya dengan orientasi dan
norma-norma yang terkandung didalamnya.

B. MEMAHAMI MAKNA IDEOLOGI BAGI BANGSA INDONESIA

1. Sebagai cita-cita negara Ideologi Pancasila sebagai cita – cita negara berarti bahwa nilai – nilai
dalam Pancasila diimplementasikan sebagai tujuan atau cita – cita dari penyelenggaraan
pemerintahan negara. Secara luas dapat diartikan bahwa nilai – nilai yang terkandung dalam ideologi
Pancasila menjadi visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Visi atau
arah yang dimaksud adalah terwujudnya kehidupan yang berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa,
berperi kemanusiaan, menjunjung tinggi persatuan, pro rakyat, serta adil dan makmur.
Dengan begitu, sudah sewajarnya apabila Pancasila diamalkan dalam seluruh aspek kehidupan.
Akan tetapi, contoh yang paling menggambarkan makna Pancasila sebagai ideologi negara adalah
dengan mengamalkan nilai Pancasila di bidang politik. Contoh penerapan nilai–nilai pancasila dalam
bidang politik ada banyak sekali bentuknya. Sebagai contoh, pemilihan umum yang dilakukan secara
langsung, sebagai perwujudan dari sila ke-empat.Dan juga, penetapan kebijakan – kebijakan yang
lebih mementingkan kepentingan rakyat dari pada kepentingan pribadi atau golongan. Hal itu sesuai
dengan Pancasila sila kelima.

2.Sebagai nilai integratif bangsa dan negara Pancasila sebagai ideologi negara yang diwujudkan
dalam nilai integratif bangsa dan negara membuat Pancasila menjadi sarana untuk menyatukan
perbedaan bangsa Indonesia.Disitulah makna dari Pancasila sebagai ideologi negara memegang
peran yang penting untuk persatuan dan kesatuan. Sebagai wujud nilai bersama yang menjadi
pemecah konflik atau penyetara kesenjangan.

C. Menjelaskan perbandingan ideologi pancasila dengan ideologi lain

>> Ideologi Pancasila

Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat reformatif,
dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis,
antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan
dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.

Berdasarkan pengertian tentang ideologi terbuka tersebut nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi
Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut:
Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila yaitu Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Nilai dasar tersebut merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat
universal, sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta niali-nilai yang baik
dan benar,

Nilai Instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran serta lembaga
pelaksanaannya. Nilai instrumental ini merupakan ekspisitasi, penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai
dasar ideologi Pancasila.

>> Ideologi Liberasisme

Ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut

Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik,

Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara,


kebebasan beragama dan kebebasan pers,

Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya
sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan diri sendiri,

Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk,

Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu
berbahagia,

Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan manapun.

>> Ideologi Sosialisme

Pengertian Sosialisme

Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-akibatnya.Awal


sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sebagai sosialis utopia.Sosialisme
ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian).

Ajaran tentang Ideologi Sosialisme

Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argument,
bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi,

Permasalahan seyogyanya di selesaikan dengan cara demokratis.

Ciri-ciri Ideologi Komunisme

Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani Allah.
Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia
berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.

>> Ideologi Fasisme

. Menurut Ebenstein, unsur-unsur pokok fasisme terdiri dari tujuh unsur:


Pertama, ketidakpercayaan pada kemampuan nalar.

Kedua, pengingkaran derajat kemanusiaan.

Ketiga, kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan.

Keempat, pemerintahan oleh kelompok elit.

Kelima, totaliterisme.

Keenam, Rasialisme dan imperialisme.

Terakhir atau ketujuh, fasisme memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban internasional.

>> Ideologi Agama

Ideologi Agama adalah ideologi yang bersumber pada falsafah agama yang termuat dalam kitab suci
suatu agama. Ciri-ciri ideologi ini, antara lain :

Urusan Negara dan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan hukum agama,

Hanya ada satu agama resmi dalam suatu Negara,

Negara berlandaskan agama.

Ciri- ciri Negara yang menerapkan ideologi agama:

Negara dan hokum berdasarkan kitab suci,

Peran pimpinan agama kuat,

Persaingan peran negarawan dengan agamawan,

Tokoh agamawan berkedudukan pada stratifikasi teratas,

Kepentingan agama diutamakan,

Pembangunan negara sama dengan pembangunan agama

D. Memahami makna pancasila sebagai ideologi Negara dari putusan


mahkamah konstitusi nomor 100/PUU-XI/ 2013
Mahkamah Konstitusi memutuskan mengabulkan permohonan uji materi UU No. 2/2011 tentang
Partai Politik - Perkara No. 100/PUU-XI/2013 - pada sidang pengucapan putusan yang diajukan oleh
Basuki Agus Suparno, dkk, Kamis (3/4) siang yang dibacakan Ketua Pleno Hamdan Zoelva, didampingi
para hakim konstitusi lainnya.

Mahkamah berpendapat, menempatkan Pancasila sebagai salah satu pilar, selain mendudukkan
sama dan sederajat dengan pilar yang lain, akan menimbulkan kekacauan epistimologis, ontologis,
dan aksiologis. Pancasila memiliki kedudukan yang tersendiri dalam kerangka berpikir bangsa dan
negara Indonesia berdasarkan konstitusi.

Menurut Mahkamah, selain sebagai dasar negara, Pancasila juga sebagai dasar filosofi negara,
norma fundamental negara, ideologi negara, cita hukum negara, dan sebagainya. Oleh karena itu,
menempatkan Pancasila sebagai salah satu pilar dapat mengaburkan posisi Pancasila.Menimbang
bahwa para Pemohon telah mengajukan permohonan dengan surat permohonannya bertanggal 11
November 2013 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut
Kepaniteraan Mahkamah)pada tanggal 11 November 2013 dan telah dicatat dalam Buku Registrasi
Perkara Konstitusi pada tanggal 25 November 2013 dengan Nomor 100/PUU-XI/2013, yang telah
diperbaiki dan diterima di Kepaniteraan pada tanggal 18 Desember2013, pada pokoknya
menguraikan hal-hal sebagai berikut:

I. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

1. Bahwa Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 ("UUD 1945") menyatakan: Mahkamah
Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji undangundang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang

Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan
umum (vide bukti P-2);

2. Bahwa lebih lanjut hal tersebut diatur dalam Pasal 10 ayat (1) UndangUndang Nomor 24 Tahun
2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran

Negara Tahun 2003 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) (untuk
selanjutnya disebut "UU Mahkamah Konstitusi"), yang berbunyi: Mahkamah Konstitusi berwenang
mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk:

a. menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

c. memutus pembubaran partai politik; dan

d. memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum;

3. Bahwa dalam Pasal 4 ayat (2) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor06/PMK/2005 tentang
Pedoman Beracara dalam Perkara Pengujian Undang-Undang disebutkan: "Pengujian materiil adalah
pengujian UndangUndang yang berkenaan dengan materi muatan dalam ayat, pasal, dan/atau
bagian Undang-Undang yang dianggap bertentangan dengan UUD 1945";

4. Bahwa menurut Pasal 29 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan
Lemabaran Negara Republik Indonesia Nomor 5076) (selanjutnya disebut sebagai "UU Kekuasaan
Kehakiman"), Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk menguji undangundang terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;

5. Bahwa kewenangan Mahkamah Konstitusi juga ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut sebagai "Perpu Nomor. 1 Tahun
2013") dalam Pasal 1 ayat (3) huruf a yang menyebutkan bahwa Permohonan adalah permintaan
yang diajukan secara tertulis kepada

Mahkamah Konstitusi mengenaipengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;

6. Bahwa Pasal yang dimohonkan hak uji materi adalah Pasal 34 ayat (3b) huruf a Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai
Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5189) (selanjutnya disebut "UU Partai Politik") dimana di dalam pasal a
quo disebutkan bahwa Partai Politik wajib mensosialisasikan 4 (empat) Pilar Kebangsaan yang
menempatkan Pancasila sebagai salah satu pilar;

7. Bahwa pasal a quo merugikan hak konstitusional Pemohon, sebab Pancasila yang merupakan
dasar negara disejajarkan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Bhinneka Tunggal Ika,
dan UUD 1945 yang dalam hal ini disebut sebagai Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara;

8. Bahwa, dengan demikian menurut Pemohon penggunaan Pancasila sebagai kata Pilar adalah tidak
tepat karena Pancasila merupakan Dasar Negara. Selain itu, dalam sosialisasi Pancasila sebagai Dasar
Negara dalam pasal a quo, dikhawatirkan terjadi penyalahgunaan yang potensial merugikan bangsa
dan negara Indonesia;

9. Bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas menjadi jelas bahwa Mahkamah


Konstitusi berwenang untuk memeriksa, mengadili serta memutus perkara ini;

10. Bahwa Pemohon adalah warga negara Indonesia yang dirugikan hak-hak konstitusionalnya
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 51 ayat (1) UU Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah
Konstitusi merupakan lembaga negara yang berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutus
perkara

KESIMPULAN

Kesimpulan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga merupakan ideologi
negara. Sebagai ideologi negara berarti pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan
kehidupan negara.Pancasila bukan hanya suatu yang bersifat statis melandasi berdirinya negara
Indonesia akan tetapi pancasila membawakan gambaran mengenai wujud masyarakat tertentu yang
diinginkan serta prinsip-prinsip dasar yang harus diperjuangkan untuk mewujudkannya. Pancasila
membawakan nilai-nilai tertentu yang digali dari realitas sodio budaya bangsa Indonesia. Ideologi
membawakan kekhasan tertentu yang membedakannya dengan ideologi lainnya. Kehasan itu adalah
keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa,yang membawa konsekuensi keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaan ideologi Pancasila dilihat dari dimensi
realitas membawakan nilai-nilai yang mencerminkan realitas sosiobudaya bangsa Indonesia, dari segi
idealitas mamidpu memberikan keyakian akan terwujudnya masyarakat yang dicitacitakan, dan dari
dimensi Fleksibilitas, nilai-nilai yang ada didalamnya dapat dijabarkan secara konstektual agar
senantiasa dapat menyesuaikan dengan dinamika dan perkembangan masyarakat.

SARAN

Saran Sebagai rakyat Indonesia kita sebaiknya selalu menjaga ideologi negara kita yaitu Pancasila
karena pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan kehidupan negara.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dipoyudo kirdi, 1984. Pancasila arti dan pelaksanaannya, Jakarta: CSIS


2. https://www.gurupendidikan.co.id/pancasila-sebagai-dasar-negara/
3. http://referensigeography.blogspot.com/2013/05/ideologi-pancasila.html?m=1
4.

Anda mungkin juga menyukai