ilalarif@gmail.com
Abstract
Social and cultural systems that are believed to be the result of relationships,
in society, a social system is created which makes society divided into layers or
positions based on beliefs, values, norms and customs in society. This study uses a
the concepts in sociology and also according to the concepts of Islamic law. The results
of this study can be concluded that the existence of social stratification is a natural
thing. Because community members have different advantages. Respect for people who
Abstrak
1|Page
masyarakat sehingga terciptalah sistem sosial masyarakat yang menjadikan masyarakat
dan adat istiadat dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi
literature atau studi pustaka dalam mengkaji stratifikasi sosial menurut konsep yang ada
pada sosiologi dan juga menurut konsep hukum islam. Hasil dari kajian ini dapat
disimpulkan bahwa adanya stratifikasi sosial adalah hal yang wajar. Karena anggota
A. Pendahuluan
tertentu seperti, ilmu pengetahuan, kekayaan material dan kekuasaan dalam masyarakat yang
pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya sepeti, bodoh, miskin dan jelata.
Misalnya jika masyarakat menghargai kekayaan material dari pada kehormatan maka mereka
yang memiliki kekayaan tinggi akan menempati kedudukan yang tinggi dibandingkan pihak-
pihak lainnya. Gejala tersebut akan menimbulkan lapisan masyarakat yang merupakan
pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara
Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat, namun dalam realitanya hal
(menyeluruh) yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat.Sistem lapisan dengan
sengaja dibentuk dan disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Sehingga suatu
2|Page
organisasi masyarakat tidak akan pernah lepas dari terbentuknya lapisan sosial dalam
masyarakat tersebut.
dihargai. Sesuatu itu adalah dapat berupa kekayaan, ilmu pengetahuan, status
menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu
kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal. 2 Bahkan pada zaman kuno
dahulu, filosof Aristoteles (Yunani) mengatakan didalam Negara terdapat tiga unsur, yaitu
mereka yang kaya sekali, yang melarat, dan yang berada ditengah-tengahnya
Sistem lapisan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan sebutan stratifikasi
secara bertingkat. Kelas sosial tersebut dibagi dalam tiga kelas yaitu kelas atas (upper class),
Lapisan masyarakat sudah ada sejak dulu, dimulai sejak manusia itu mengenal adanya
kehidupan bersama dalam suatu organisasi sosial. Lapisan masyarakat mula-mula didasarkan
pada perbedaan antara yang pemimpin dan yang dipimpin, golongan budak dan bukan budak,
pembagian kerja bahkan pada pembedaan kekayaan.Semakin maju dan rumit teknologi suatu
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode studi pustaka (library research) dengan
berbagai referensi jurnal penelitian, buku serta artikel terkait dengan tema penelitian ini.
Dengan mengumpulkan data serta mempelajari beberapa penelitian terdahulu baik berupa
1
Soerjono Soekanto, “Sosiologi Suatu Pengantar”, Stratifikasi Sosial, Jakarta, 1990, halaman. 227.
2
Ibid. Hal. 228
3
Syahrial Syarbaini, Rusdiyanta, “Dasar-Dasar Sosiologi”, Stratifikasi dan Mobilitas Sosial, Yogyakarta, 2009,
halaman. 52.
3|Page
jurnal, maupun karya ilmiah yang terkait dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
Semua data yang didapat selanjutnya dikumpulkan sebagai data primer dan data sekunder
untuk dianalisis secara kualitatif kemudian disajikan secara deskriptif yaitu menguraikan
permasalahan yang berkaitan dengan stratafikasi sosial menurut konsep sosiologi dan hukum
islam.
C. Pembahasan
Dalam masyarakat manapun bisa kita temui berbagai golongan masyarakat yang pada
praktiknya terdapat perbedaan tingkat antara golongan satu dengan golongan yang lainya.
Adanya golongan yang berlapis-lapis ini mengakibatkan terjadinya stratifikasi sosial. Oleh
karena itu dalam ilmu sosiologi dibahas mengenai lapisan-lapisan masyarakat atau yang biasa
Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial pada dasarnya berbicara tentang penguasaan
sumber-sumber sosial. Sumber sosial adalah segala sesuatu yang oleh masyarakat dipandang
sebagai suatu yang berharga. Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarkat
ke dalam kelas-kelas secara hierarkis (bertingkat). Pelapisan sosial diatas, tentunya tidak
berlaku umum, sebab setiap kota ataupun desa masing-masing memiliki karakteristik yang
berbeda.5
Stratafikasi social (social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum”
(tunggal) atau “strata” yang berarti berlapis-lapis. Dalam sosiologi, stratafikasi sosial dapaat
4
Karsidi Ravik, Sosiologi Pendidikan, (Semarang: UNS Press,1998) Hal.175
5
Abid Rohman, Stratifikasi Sosial Dalam Al-Qur’an, Jurnal Sosiologi Islam, Vol. 3, No.1, April 2013, ISSN:
2089-0192, hal. 19.
4|Page
diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat.6
yang bertingkat, kelas tinggi, menengah, dan rendah.Pemilikan terhadap sesuatu yang
berharga merupakan bibit yang menimbulkan adanya sistem pelapisan dalam masyarakat.7
Status yang dimiliki seseorang dibedakan lagi antara status yang diperoleh (ascribed
status) dan status yang diraih (achieved status). Status yang diperoleh misalnya perbedaan
usia, perbedaan jenis kelamin, hubungan kekerabatan dan keanggotaan dalam kelompok
Berbeda dengan itu, status sosial yang diraih adalah status sosial yang diperoleh
seseorang karna prestasi kerja yang diperolehnya.Seorang anak petani karena prestasi dalam
ilmu pengetahuan berhasil menempatkan diri pada status sosial yang tinggi karena prestasi
Terjadinya stratafikasi sosial dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu: sistem stratifikasi/pelapisan yang terjadi dengan sendirinya. Artinya tanpa disengaja,
dan sistem stratifikasi/pelapisan yang terjadi dengan sengaja disusun untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
Stratafikasi yang terjadi dengan sendirinya atau tidak disengaja misalnya, lapisan yang
didasarkan pada umur, jenis kelamin, kepandaian, sifat keaslian, keanggotaan kerabat kepala
Sedangkan stratafikasi sosial yang terjadi dalam masyarakat disengaja disusun untuk
7
Soerjono Soekanto, “Sosiologi Suatu Pengantar”, Stratifikasi Sosial, Jakarta, 1990, halaman. 227
5|Page
yang resmi dalam organisasi formal seperti pemerintahan, perusahaan, partai politik,
Menurut Ralph Lipton, terdapat beberapa bentuk stratafikasi sosial dalam masyarakat,
yaitu:
1. Stratafikasi sosial berdasarka usia. Stratafikasi sosial sangat menentukan hak dan
wewenang dari mereka yang anak sulung dan bukan. Dalam sistem kerajaan
Inggris misalnya, anak sulung memiliki hak untuk menjadi putra mahkota
menganut sistem patriarkat, anak laki-laki mempunyai wewenang yang lebih besar
matrilenial, wanita memiliki hak yang lebih luas dibandingkan anak laki-laki.
hak dan wewenang dari seorang ayah, ibu, paman, dan anak serta keponakan
seseorang dalam pekerjaan. Ada yang berkedudukan sebagai manager dan ada
yang berkedudukan sebagai kelas atas, menengah dan ada yang kelas bawah.
6|Page
3. Stratafikasi Sosial Menurut Hukum Islam
Stratafikasi pada umumnya adalah pelapisan sosial berdasarkan kriteria tertentu, namun
itu jika kita ambil dari sudut pandang sosiologi, sekarang bagaimana islam memandang
stratifikasi sosial tersebut. Pada umumnya masyarakat islam tidak memandang kelas-kelas
seperti perbedaan kekayaan, kekuasaan ataupun perbedaan yang berbau duniawi karena islam
berkata bahwa padaa dasarnya semua mahkluk itu sama hanya saja berbeda derajatnya jika di
orang yang memiliki iman atau ilmu lebih tinggi misalnya seorang kyai, kyai di hormati
karena memiliki tingkat keimanan dan ilmu agama lebih banyak dan kebanyakan seorang
kyai pasti memiliki murid (santri) nah dari situlah mungkin segelintir pelapisan sosial dalam
islam, jika kita kolerasikan dengan ilmu sosiologi sebenarnya masuk pada jenis stratifikasi
sosial achived status, ascribed status, ataupun assignment status, karena menjadi seorang kyai
terkadang juga faktor keturunan, ataupun orang biasa yang berkat usahanya serta pengamalan
ilmunya mereka bisa dianggap terhormat di masyarakat. Pada Intinya stratafikasi dalam
pandangan islam bersifat terbuka, siapapun bisa menjadi siapapun tergantung dari apa yang
Dalam islam, faktor penyebab stratifikasi sosial, bukan saja karena faktor ekonomi,
tingkat pendidikan, sumber daya manusia, suku, bangsa, tetapi faktor keislaman, keimanan,
pengamalan agama dan etos kerja. Munculnya perbedaan kelas dalam masyarakat Arab
disebabkan oleh perbedaan status sosial, etnis, suku, bangsa, dan tingkat ekonomi.
8
https://www.kompasiana.com/ivanaa/600d9b468ede48752f236ab2/islam-dan- stratifikasi-sosial-dalam-masyarakat
7|Page
Dalam pandangan islam ada unsur yang dianggap penting, stratafikasi sosial sebagai
sunnatullah atau hukum alam sebagai fakta empiris yang ditakdirkan oleh Allah terhadap
umat manusia. Konsep kelas sosial dalam islam lebih mengarah kepada keadilan sosial.
Orang yang mampu atau golongan kaya yang dapat merealisasikan keadilan sosial dipandang
sebagai ibadah dan jihad. Salah satu upaya islam untuk memperkecil kesenjangan sosial yang
Zakat bukanlah pemberian maupun kebaikan orang yang kaya terhadap fakir atau
miskin. Zakat melainkan kewajiban secara teologis maupun politis. Sistem sosial yang
dibangun islam bersifat dinamis, yaitu membentik kerjasama satu sama lain, saling
membantu dan tidak membentuk iklim sosial yang tidak sehat terutama pada golongan kaya
dengan golongan fakir dan miskin. Dengan demikian terbentuklah struktur sosial yang adil
diantara sesama umat Islam sehingga kaum yang tidak mampu secara ekonomi tersahuti
kepentingannya.
Jadi, stratafikasi sosial dalam islam lebih mengarah kepada keadilan sosial. Dimana
golongan kaya wajib membantu golongan fakir dan miskin. Salah satu upaya agar tidak
terjadi kesenjangan sosial yaitu dengan menerapkan konsep zakat. Zakat tersebut
dimaksudkan sebagai kewajiban untuk semua masyarakat. Al-qur'an secara tegas menyerukan
kepada orang yang mampu secara ekonomi, kekuasaan dan kehormatan tidak hanya berada di
tangan orang-orang yang berpunya saja tetapi juga harus menjadi milik orang yang tidak
mampu. Meskipun islam mengakui adanya kelas-kelas sosial, kelas-kelas tersebut tidak sama
hal nya dengan kelas sosial yang ada di Barat ataupun Yunani. Sekalipun ada konsep
tersebut, islam lebih mengarah kepada terciptanya keadian sosial. Sistem sosial yang
dibangun oleh islam bersifat dinamis yaitu membentuk kerjasama satu sama lain, saling
membantu, dan tidak menyekat antara golongan kaya dengan golongan fakir dan miskin.
8|Page
Islam sangat memperhatikan kesejahteraan umatnya agar senantiasa terhindar dari adanya
konflik.9
D. Kesimpulan
penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan, yakni
pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda
secara vertikal. Dasar dan inti penyebab terjadinya stratifikasi sosial adalah tidak adanya
keseimbangan antara hak dan kewajiban diantara warga masyarakat sehingga rasa
tanggungjawab sosial menipis kemudian disusul ketimpang kepemilikan nilai dan harga.
Akibatnya sesama anggota masyarakat menilai dan memilah-milah dan diakui ada
pernah melarang siapapun untuk memiliki harta benda yang banyak tapi tidak boleh
memonopoli kapital sehingga merugikan orang lain. Islam juga melarang miskin dan
menganjurkan giat untuk menggapai sejahtera, sebab agama hanya bisa ditegakkan dengan
9
Ibid.,
9|Page
kesejahteraan kehidupan umat.Islam melarang penumpukan kapital pada satu-satu kelompok
atau individu. Dalam pandangannya juga islam memandang bahwa, semua manusia adalah
ciptaan Allah. Semua mempunyai kedudukan yang sama di hadapan-Nya. Yang paling mulia
Dalam hal beribadahpun islam tidak pernah membedakan antara si kaya dan si miskin,
si tua dan si muda dan lain sebagainya, itu yang ada di dalam agama islam, tetapi didalam
masyarakat islam stratifikasi sosial tetap ada demi keteraturan suatu wilayah tersebut untuk
menghormati orang yang mempunyai keutamaan, apakah itu kekuasaan, ilmu, kekayaan, dan
kehormatan, bila semua itu dalam konteks ketaqwaan.Penguasa yang adil sangat dimuliakan
dalam Islam.Kita harus taat padanya. Orang yang berilmu ('alim) sangat dimuliakan dalam
Islam.Kita harus menghormatinya. Orang kaya yang dermawan, mempunyai kedudukan yang
mulia dalam Islam.Kita harus menghormatinya. Orang yang berjasa kepada masyarakat,
mempunyai kedudukan yang mulia dalam Islam.Kita harus menghormatinya. Itu artinya,
adanya stratifikasi sosial dalam masyarakat merupakan hal yang wajar. Karena anggota
10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Abid Rohman, (2013) Stratifikasi Sosial Dalam Al-Qur’an, Jurnal Sosiologi Islam,
Vol. 3, No.1
Persada
Ilmu.
11 | P a g e