HIPERBILIRUBIN
OLEH :
2. Penyebab Hiperbilirubin
Hiperbilirubin disebabkan oleh peningkatan produksi bilirubin karena tingginya
jumlah sel darah merah, dimana sel darah merah mengalami pemecahan sel yang
lebih cepat. Selain itu, hiperbilirubin juga dapat disebabkan karena penurunan uptake
dalam hati, penurunan konjugasi oleh hati, dan peningkatan sirkulasi enterohepatik.
Kejadian ikterik atau hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir disebabkan oleh
disfungsi hati pada bayi baru lahir sehingga organ hati pada bayi tidak dapat
berfungsi maksimal dalam melarutkan bilirubin ke dalam air yang selanjutkan
disalurkan ke empedu dan diekskresikan ke dalam usus menjadi urobilinogen. Hal
tersebut meyebabkan kadar 11 bilirubin meningkat dalam plasma sehingga terjadi
ikterus pada bayi baru lahir.
Beberapa etiologi hiperbilirubin dapat disebabkan oleh beberapa faktor menurut
Nelson (2011) diantaranya yaitu :
a. Produksi Yang Berlebih
Berlebihnya produksi ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya,
misalnya pada hemolisis yang meningkat pada Rh, ABO, golongan darah lain,
defisiensi G6PD, perdarahan tertutup dan sepsis.
b. Golongan Darah Ibu Dan Bayi Tidak Sesuai (Inkompatibilitas ABO)
Inkompatibilitas ABO adalah ketidak sesuaian golongan darah antara ibu dan
bayi. Inkompatibilitas ABO dapat menyebabkan reaksi isoimun berupa hemolisis
yang terjadi apabila antibodi anti A dan anti B pada ibu golongan darah O, A,B
dapat melewati plasenta dan mensensitisasi sel darah merah dengan antigen A,B,
atau AB pada janin.
c. Gangguan Dalam Proses Uptake Dan Konjungasi Hepar
Gangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar, kurangnya substrat untuk
konjugasi bilirubin, gangguan fungsi hepar, akibat asidosis, hipoksia dan infeksi
atau tidak terdapatnya enzim glukorinil transferase. Penyebab lain defisiensi
protein Y dalam hepar yang berperan penting dalam uptake bilirubin ke sel-sel
hepar.
d. Gangguan Ekskresi
Gangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau diluar hepar.
Kelainan hepar biasanya disebababkan oleh kelainan bawaan. Obstruksi dalam
hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain.
e. Gangguan Transportasi
Bilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkat ke hepar. Ikatan
bilirubin dengan albumin dapat dipengaruhi oleh obat-obatan misalnya salisilat,
sulfafurazole. Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya
bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak.
Hiperbilirubin mungkin petunjuk penting untuk diagnosis awal dari banyak
penyakit neonatus. Tanpa keterampilan pemerksaan fisik yang memadai untuk
mengetahui kenaikan konsentrasi bilirubin, klinis akan mendapatkan masalah
yang lebih sulit dalam mendeteksi beberapa penyakit ringan ini dalam stadium
awal. Penyakit ini menyebabkana hiperbilirubin baik karena kenaikan produksi
bilirubin atau karena penurunan eksresinya. Ikterus patologis dalam 36 jam
pertama kehidupan biasanya disebabkan oleh kelebihan produksi bilirubin, karena
kerns bilirubin yang lambat jarang menyebabkan peningkatan konsentrasi diatas
10 mg/dl pada umur ini.
3. Pohon Masalah Hiperbilirubin
Pemecahan bilirubin berlebih
Suplai bilirubin melebihi tampungan
7. Penatalaksanan Hiperbilirubin
1. Tindakan umum
a. Memeriksa golongan darah ibu (Rh, ABO) pada waktu hamil,
mencegah trauma lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau
bayi baru lahir yang dapat menimbulkan ikterus, infeksi dan
dehidrasi.
b. Pemberian ASI atau makanan dini dengan jumlah cairan dan
kalori yang sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir.
c. Imunisasi yang cukup baik di tempat bayi dirawat.
Berdasarkan pada penyebabnya, maka manejemen bayi dengan
Hiperbilirubin diarahkan untuk mencegah anemia dan
membatasi efek dari Hiperbilirubin. Pengobatan mempunyai
tujuan :
1) Menghilangkan Anemia
2) Menghilangkan Antibodi Maternal dan Eritrosit
Tersensitisasi
3) Meningkatkan Badan Serum Albumin
4) Menurunkan Serum Bilirubin
Metode therapi pada Hiperbilirubin meliputi : Fototerapi, Transfusi
Pengganti, Infus Albumin dan Therapi Obat.
1) Fototherapi
Fototherapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan
Transfusi Pengganti untuk menurunkan Bilirubin. Memaparkan
neonatus pada cahaya dengan intensitas yang tinggi akan
menurunkan Bilirubin dalam kulit. Fototherapi menurunkan
kadar Bilirubin dengan cara memfasilitasi eksresi Biliar
Bilirubin tak terkonjugasi. Hal ini terjadi jika cahaya yang
diabsorsi jaringan mengubah Bilirubin tak terkonjugasi menjadi
dua isomer yang disebut Fotobilirubin. Fotobilirubin bergerak
dari jaringan ke pembuluh darah melalui mekanisme difusi. Di
dalam darah Fotobilirubin berikatan dengan Albumin dan
dikirim ke Hati. Fotobilirubin kemudian bergerak ke Empedu
dan diekskresi ke dalam Deodenum untuk dibuang bersama
feses tanpa proses konjugasi oleh Hati Fototherapi mempunyai
peranan dalam pencegahan peningkatan kadar Bilirubin, tetapi
tidak dapat mengubah penyebab kekuningan dan hemolisis
dapat menyebabkan Anemia.
Secara umum Fototherapi harus diberikan pada kadar Bilirubin
Indirek 4 -5 mg / dl. Neonatus yang sakit dengan berat badan
kurang dari 1000 gram harus di Fototherapi dengan konsentrasi
Bilirubun 5 mg/dl. Beberapa ilmuan mengarahkan untuk
memberikan Fototherapi Propilaksis pada 24 jam pertama pada
bayi resiko tinggi dan Berat Badan Lahir Rendah.
2. Tranfusi Pengganti / Tukar
Transfusi Pengganti atau Imediat diindikasikan adanya faktor-
faktor :
a. Titer anti Rh lebih dari 1 : 16 pada ibu.
b. Penyakit Hemolisis berat pada bayi baru lahir.
c. Penyakit Hemolisis pada bayi saat lahir perdarahan atau 24 jam
pertama.
d. Tes Coombs Positif.
e. Kadar Bilirubin Direk lebih besar 3,5 mg / dl pada minggu
pertama.
f. Serum Bilirubin Indirek lebih dari 20 mg / dl pada 48 jam
pertama.
g. Hemoglobin kurang dari 12 gr / dl.
h. Bayi dengan Hidrops saat lahir.
i. Bayi pada resiko terjadi Kern Ikterus.
Transfusi Pengganti digunakan untuk
:
1) Mengatasi Anemia sel darah merah yang tidak Suseptible
(rentan) terhadap sel darah merah terhadap Antibodi
Maternal.
2) Menghilangkan sel darah merah untuk yang Tersensitisasi
(kepekaan)
3) Menghilangkan Serum Bilirubin
4) Meningkatkan Albumin bebas Bilirubin dan meningkatkan
keterikatan dengan Bilirubin
5) Pada Rh Inkomptabiliti diperlukan transfusi darah golongan
O segera (kurang dari 2 hari), Rh negatif whole blood.
Darah yang dipilih tidak mengandung antigen A dan
antigen B yang pendek. setiap 4 - 8 jam kadar Bilirubin
harus dicek. Hemoglobin harus diperiksa setiap hari sampai
stabil.
8. Komplikasi Hiperbilirubin
Hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir apabila tidak segera
diatasi dapat mengakibatkan bilirubin encephalopathy (komplikasi
serius). Pada keadaan lebih fatal, hiperbilirubinemia pada neonates
dapat menyebabkan kern ikterus, yaitu kerusakan neurologis, cerebral
palsy, dan dapat menyebabkan retardasi mental, hiperaktivitas, bicara
lambat, tidak dapat mengoordinasikan otot dengan baik, serta tangisan
yang melengking (Suriadi dan Yuliani, 2010).
Menurut American Academy of Pediatrics (2004) manifestasi
klinis kern ikterus pada tahap kronis bilirubin ensefalopati, bayi yang
selamat biasanya menderita gejala sisa berupa bentuk atheoid cerebral
palsy yang berat, gangguan pendengaran, paralisis upward gaze, dan
dysplasia dental enamel. Kern ikterus merupakan perubahan
neuropatologi yang ditandai oleh deposisi pigmen bilirubin pada
beberapa daerah otak terutama di ganglia basalis, pons, dan
cerebellum.
Bilirubin ensefalopati akut menurut American Academy of
Pediatrics (2004) terdiri dari tiga fase, yaitu :
a. Fase inisial, ditandai dengan letargis, hipotonik,
berkurangnya gerakan bayi, dan reflek hisap yang buruk.
b. Fase intermediate, ditandai dengan moderate stupor,
iritabilitas, dan peningkatan tonus (retrocollis dan
opisthotonus) yang disertai demam.
c. Fase lanjut, ditandai dengan stupor yang dalam atau koma,
peningkatan tonus, tidak mampu makan, high-pitch cry, dan
kadang kejang.
d. Bilirubin encephalopathy (komplikasi serius).
e. Kernicterus: kerusakan neurologis cerebral palsy, retardasi
mental, hyperaktif, bicara lambat, tidak ada koordinasi otot,
dan tangisan yang melengking.
f. Gangguan pendengaran dan penglihatan
g. Asfiksia
h. Hipotermi
i. Hipoglikemi
j. Kematian
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian keperawatan adalah proses pengumpulan data untuk
mendapatkan berbagai informasi yang berkaitan dengan masalah yang
dialami klien. Pengkajian dilakukan dengan berbagai cara yaitu
anamnesis, observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik yang
dilakukan di laboratorium (Surasmi, 2013)
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ikterik neonatus dibuktikan dengan keterlambatan pengeluaran feses
( mekonium ) ditandai dengan profil darah abnormal ( hemolisis,
bilirubin serum total > 2 mg/dL, resiko tinggi menurut usia ),
membranmukusa kuning, kulit kuning, sclera kuning
2. Resiko gangguan intergritas kulit dibuktikan dengan perubahan
pigmentasi
3. Hipertermi dibuktikan dengan penggunaan incubator dibuktikan
dengan suhu tubuh diatas suhu normal, kulit merah ,kejang ,
takikardi,takipnea, kulit terasa hangat
4. Resiko ketidakseimbangan cairan dibuktikan dengan obstruksi
intestinal
3. RENCANA KEPERAWATAN
4. Anjurkan
meningkat
asupan buah dan
sayur.
5. Anjurkan
menghindari
terpapar suhu
ektrime.
6. Anjurkan
menggunakan
tabir surya SPF
minimal 30 saat
berada diluar
rumah.
7. Anjurkan mandi
dan
menggunakan
sabun
secukupnya.
Nelson, W. E. dkk. (2011). Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol. 1. Jakarta : EGC