Anda di halaman 1dari 19

Nama: Aldila Eka Kurniawati

Nim : B.211.20.0044

ORGANIZING
(struktur organisasi, kekuasaan organisasi,penyusunan personalia organisasi, perubahan
dan pengembangan organisasi)

A. Struktur organisasi
1. Pengertian pengorganisasian

Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen


dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan
struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan
lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur
organisasi.

2. Pengertian struktur organisasi

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit


kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian
kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang
berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu
struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan,
saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-
mekanisme formal organisasi diolah. Struktur organisasi terdiri atas unsur
spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi
dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.

3. Pengertian pembagian kerja

Pembagian kerja adalah merupakan penjadwalan kerja personila


karyawan di suatu perusahaan.Fungsi pembagian kerja ini untuk
memudahkan dan menghindarkan bentrok kerja.Diwujudkan untuk
mengelompokan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing
personil atau unit kerja.Dengan jadwal ataupun definisi pembagian
pekerjaan akan disesuaikan dengan kemampuan seorang atau unit lebih
terlihat,dan yang jelas lebih mengurangi tingkat kerumitan.Yang pastinya
akan lebih efektif dan efisiensi.

4. Faktor factor yang menentuka perencanaan struktur organisasi

a. Strategi Organisasi untuk mencapai tujuannya.


b. teknologi yg digunakan
c. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi
Kemampuan
mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang
struktur
organisasi,
d. Ukuran organisasi besarnya organisasi secara keseluruhan maupun
satuan-
satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi akan
semakin
kompleks dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat,
e. Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau
kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi
kinerja organi sasi Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi
pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-
kelompok tekanan publik, dan sebagainya.

5. Unsur unsur struktur organisasi

a. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas


individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja)
dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja
(departementalisasi).
b. Standardisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedui yang digunakan
organisasi untuk menjamin" terlaksananya kegiatan seperti yang
direncanakan.
c. Koordinasi kegiatan, menunjukkan prosedur-prosedur yang
mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.
d. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusapt, yang me
nunjukkan lokasi (letak) kekuasaan pembuatan keputusan.
e. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu
kelompok kerja.

6. Bagan struktur organisasi formal

Bagan organisasi menunjukkan lima aspek utama suatu struktur organisasi,


yaitu;
a. Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukkan individu atau satuan
organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi
tertentu, dan tingkat spesialisasi yang digunakan.
b. Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai perintah
menunjukkan hubungan wewenang-tanggung jawab yang
menghubungkan atasan dan bawahan dalam keseluruhan organisai.
c. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Label dan deskripsi pada tiap
kotak menunjukkan pekerjaan organisasional atau bidang tanggung
jawab yang berbeda.
d. Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan. Keseluruhan bagan
menunjukkan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi –
dasar fungsional atau divisional, atau lainnya (departementalisasi).
e. Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukkan
manajer dan bawahan tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.

7. Bentuk bentuk organisasi

Bentuk-bentuk Struktur Organisasi yang sering digunakan dalam


organisasi pada umumnya terdiri dari 3 bentuk, yaitu Struktur Organisasi
Fungsional, Struktur Organisasi Divisional (berdasarkan Produk/Pasar) dan
Struktur Organisasi Matriks.
a. Struktur organisasi fungsional.
Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure
Organization) merupakan Struktur Organisasi yang paling umum
digunakan oleh suatu organisasi. Pembagian kerja dalam bentuk
Struktur Organisasi Fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi
manajemennya seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumber
daya Manusia. Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan
(skill) dan tugas yang sama akan dikelompokan bersama kedalam satu
unit kerja. Struktur Organisasi ini tepat untuk diterapkan pada
Organisasi atau Perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis
produk maupun layanan. Struktur organisasi bentuk ini dapat
menekan biaya operasional namun mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi antar unit kerja.berikut adalah contoh struktur
organisasi fungsional.

kelebihan struktur fungsional adalah :


 Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-
fungsi utama organisasi.
 Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi.
 Memusatkan keahlian organisasi.
 Memungkinkan pengawasan manajemen puncak lebih ketat
terhadap fungsi-fungsi organisasi.

Pendekatan fungsional cocok untuk lingkungan yang stabil


serta memerlukan koordinasi internal yang minimum, membutuhkan
lebih sedikit keterempilan-keterampilan dasar pribadi, dan
meminimumkan duplikasi personalia dan peralatan dari segi biaya.

Kelemahan struktur fungsional adalah :


 Struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-
fungsi yang lain.
 Menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang
berurutan.
 Memberikan tanggapan lebih lambat terhadap perubahan.
 Hanya memusatkan pada kepentingan tugas-tugasnya.
 Menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta
kurang inovatif.

b. Struktur organisasi divisional


Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure
Organization) adalah Struktur Organisasi yang dikelompokkan
berdasarkan kesamaan produk, layanan, pasar dan letak geografis.
Organisasi bentuk Divisional ini biasanya diterapkan di perusahaan
yang berskala menengah keatas,hal ini dikarenakan biaya operasional
akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bentuk Organisasi
Fungsional.berikut adalah contoh struktur organisasi divisional.

Kelebihan struktur divisional adalah :


 Meletakkan koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada
tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat.
Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat
dengan lingkungan divisi yang khas.
 Merumuskan tanggung jawab secara jelas dan memusatkan
perhatian pada pertanggungjawaban atas prestasi kerja, yang
biasanya diukur dengan laba atau rugi divisi.
 Membebaskan para kepala eksekutif untuk pembuatan
keputusan strategik lebih luas dan memungkinkan konsentrasi
penuh pada tugas-tugasnya.
 Cocok untuk lingkungan yang cepat berubah.
 Mempertahankan spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.
 Tempat latihan yang baik bagi para manajer strategik.
Kelemahan struktur divisional adalah :
 Menyebabkan berkembangnya persaingan disfungsional
potensial antara sumber daya-sumber daya perusahaan dan
konflik antara tugas-tugas dan prioritas-prioritas.
 Masalah seberapa besar delegasi wewenang yang diberikan
kepada manajer-manajer divisi.
 Masalah kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan
distribusi biaya-biaya overhead perusahaan.
 Dapat menimbulkan tidak konsistennya kebijaksanaan antara
divisi-divisi.
Masalah duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu.
Suatu perusahaan besar dengan banyak jenis produk,
diorganisasikan menurut struktur organisasi divisional. Organisasi
divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar :
 Produk. Setiap departemen bertanggung jawab atas suatu
produk atau sekumpulan produk yang berhubungan.
Departementalisasi produk adalah pola logik yang dapat diikuti
bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan
metoda-metoda pemasaran yang sangat berbeda satu dengan
yang lain dalam organisasi.
 Wilayah. Departementalisasi wilayah atau daerah  atau regional
atau geografis adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan
menurut tempat di mana operasi berlokasi atau di mana satuan-
satuan oerganisasi menjalankan usahanya. Faktor-faktor lokasi
yang menjadi pertimbangan adalah sumber bahan mentah,
pasar, dan tenaga kerja. 
 Langganan. Departementalisasi langganan adalah
pengelompokan kegiatan-kegiatan yang dipusatkan pada
penggunaan produk atau jasa tertentu. Pembentuan divisi atas
dasar langganan digunakan dalam pengelompokan kegiatan-
kegiatan penjualan atau pelayanan, dan diperlukan bila suatu
divisi menjual sebagian besar atau semua produknya kepada
suatu kelas langganan tertentu.
 Proses atau peralatan. Departementalisasi proses atau peralatan
adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan atas dasar proses atau
peralatan produksi. Hal ini sering dijumpai dalam departemen
produksi.  Tipe departementalisasi ini mempunyai kegunaan
bila mesin-mesin atau peralatan-peralatan yang digunakan
memerlukan ketrampilan-ketrampilan pengoperasian khusus
atau akan lebih ekonomis bila kapasitas digunakan sepenuhnya.
Departementalisasi proses atau peralatan ditentukan atas dasar
pertimbangan ekonomis.

c. Struktur organisasi matriks


Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization)
merupakan kombinasi dari Struktur Organisasi Fungsional dan
Struktur Organisasi Divisional dengan tujuan untuk menutupi
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk Struktur
Orgnisasi tersebut. Struktur Organisasi Matriks ini sering juga disebut
dengan Struktur Organisasi Proyek karena karyawan yang berada di
unit kerja fungsional juga harus mengerjakan kegiatan atau tugas
proyek-proyek organisasi yang ditugaskan kepadanya. Struktur
Organisasi Matriks ini mengakibatkan terjadinya multi komando
dimana seorang karyawan diharuskan untuk melapor kepada dua
pimpinan yaitu pimpinan di unit kerja Fungsional dan pimpinan
proyek. Struktur Organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan
yang berskala besar atau perusahaan-perusahaan multinasional.berikut
contoh struktur organisasi matriks
Kelebihan struktur organisasi matriks antara lain:
 Sesuai untuk beban kerja yang fluktuatif
 Tujuan proyek menjadi lebih jelas
 Memungkinkan untuk merespon pada beberapa sektor
lingkungan secara serentak
 Banyak jalur untuk melakukan komunikasi
 Pekerjaan dapat dipahami secara lebih jelas

Adapun kelemahan struktur organisasi matriks antara lain:


 Strukturnya sangat rumit
 Biaya relatif tinggi
 Memungkinkan timbulnya dualisme kepemimpinan
 Relatif sulit karena terdapat kepentingan ganda sehingga
memerlukan koordinasi kuat.
8. Prinsip struktur organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah
satunya A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap
dalam bukunya “Organization of Canadian Government Administration”
(1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :

a. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas


Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin
dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa
adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai
tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
b. Prinsip Skala
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas
dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat
mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan
pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya
organisasi secara keseluruhan.

c. Prinsip Kesatuan Perintah


Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau
bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.

d. Prinsip Pendelegasian Wewenang


Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam
menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian
wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus
dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam
pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan
dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang
lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu
kepada atasannya lagi.

e. Prinsip Pertanggungjawaban
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung
jawab sepenuhnya kepada atasan.
f. Prinsip Pembagian Pekerjaan
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan
berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan
optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan
kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai.
Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam
pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang
efektivitas jalannya organisasi.

g. Prinsip Rentang Pengendalian


Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus
dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional.
Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin
besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak,
semakin kompleks rentang pengendaliannya.

h. Prinsip Fungsional
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara
fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya,
hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.

i. Prinsip Pemisahan
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan
tanggung jawabnya kepada orang lain.

j. Prinsip Keseimbangan
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan
tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus
sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi
tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan
dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks)
contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan
berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di
Jakarta, Bandung, atau Surabaya.

k. Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal
factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external
factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam
mencapai tujuannya.
l. Prinsip Kepemimpinan
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya
kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan
aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh
pemimpin organisasi tersebut.

9. Kelompok kerja formal organisasi

kelompok-kelompok kerja formal organisasi Organisasi mempunyai


tiga tipe utama kelompok-kelompok kerja formal : kesatuan tugas khusus,
panitia, dan dewan atau komisi. Kesatuan tugas khusus (task forces).
Kesatuan tugas khusus atau tim proyek dibentuk untuk menangani suatu
masalah atau tugas khusus. Panitia tetap (standing committees) dan panitia
Ad hoc. Adalah bagian tetap dari struktur suatu organisasi yang dibentuk
guna menangani tugas yang terus menerus ada dalam organisasi. Tujuan
dibentuknya panitia manajemen terutama adalah untuk mengkoordinasikan
dan mempertukarkan informasi, memberi saran manajemen puncak, atau
bahkan membuat keputusan-keputasan sendiri.
Pada dasarnya suatu organisasi mempunyai tiga tipe utama kelompok
kerja formal, yaitu :
a. Kesatuan Tugas Khusus (Task Forces).
Kesatuan tugas khusus atau tim proyek dibentuk untuk
menangani suatu masalah atau tugas khusus. Kesatuan ini
keberadaannya hanya sampai tugas diselesaikan atau masalah
dipecahkan. Kesatuan tugas biasanya dibentuk untuk menangani
masalah-masalah dan tugas-tugas yang kompleks dan melibatkan
beberapa satuan kerja organisasi. Kelompok-kelompok tugas biasanya
meliputi para wakil atau para pembuat keputusan dari satuan-satuan
organisasi, ditambah para ahli yang secara teknis diperlukan untuk
menangani masalah atau tugas.
b. Panitia.
Panitia terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
 Panitia tetap (standing committees) atau panitia struktural,
adalah bagian tetap dari struktur suatu organisasi yang dibentuk
guna menangani tugas yang terus menerus ada dalam
organisasi, seperti panitia anggaran, panitia pengembangan
produk baru, dan lain sebagainya. Panitia-panitia ini biasanya
membuat rekomendasi formal kepada manajer tingkat atas atau
mempunyai wewenang untuk membuat keputusan sendiri bagi
suatu kegiatan organisasi yang terbatas.
 Panitia ad hoc, mempunyai fungsi yang serupa dengan panitia
tetap, hanya tidak bersifat tetap.
c. Dewan atau Komisi.
Dewan atau boards dibentuk dari individu-individu yang dipilih
atau ditugaskan untuk mengelola suatu organisasi masyarakat atau
swasta. Sedangkan anggota komisi biasanya diangkat oleh pejabat
pemerintah untuk melaksanakan tugas-tugas administratif, legislatif,
atau pengaturan, seperti komisi perdagangan, dan lain sebagainya.

10.Kegunaan panitia

Berbagai kegunaan dari panitia manajemen adalah :


a. Keputusan-keputusan yang dihasilkan dengan kualitas lebih baik.
b. Meningkatkan penerimaan. Partisipasi cenderung meningkatkan
penerimaan terhadap gagasan-gagasan atau program-program baru.
c. Memperbaiki koordinasi. Selama diskusi panitia, para anggota dapat
mempelajari bagaimana kegiatan-kegiatan dalam satuannya
mempengaruhi pekerjaan satuan lain. Hal ini akan menimbulkan
kesediaann dan kemampuan untuk mengkoordinasikan kerja seluruh
satuan untuk mencapai tujuan organisasi keseluruhan.
d. Tempat latihan bagi manajer. Panitian juga berfungsi sebagai tempat
latihan bagi para eksekutif muda.
e. Penyebaran kekuasaan. Panitia dapat menghindarkan penyalahgunaan
kekuasaan melalui penugasan-penugasannya.
f. Menghindarkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan.
Eksekutif dapat mempergunakan panitia untuk mematikan gagasan
atau usulan yang akan menimbulkan konsekuensi buruk. Taktik ini
harus digunakan dengan bijaksana

11.Kerugian panitia

Berbagai kerugian dari panitia menejemen :


a. Pemborosan waktu dan uang. Seringkali adanya panitia akan
menghabiskan waktu dan mahal. Kerja panitia memakan waktu lebih
lama dibanding seorang individu yang bekerja sendiri dan membawa
konsekuensi biaya untuk pengupahan para partisipan. Di samping itu,
terjadi opportunity cost, karena selama bekerja dalam panitia, para
anggota tidak dapat mengerjakan kegiatan atau proyek lain.
b. Dominasi individu. Dalam kelompok apa saja, dominasi individu
dapat menurunkan produktivitas. Karena pimpinan panitia biasanya
dipegang atasan atau pemimpin formal, keputusan dapat diarahkan
sesuai kehendak pimpinan. Walaupun orang yang dominan adalah
pemecah masalah yang baik, panitia tidak akan secara normal
mencapai sinergi bila ada dominasi.
c. Adanya persetujuan dan kompromi terlebih dahulu. Keputusan-
keputusan panitia bisa dipersiapkan lebih dahulu oleh para anggota
yang berkepentingan, misalnya melalui lobbying.
d. Kurangnya tanggung jawab. Karena tidak seorangpun anggota yang
bertanggung jawab secara pribadi terhadap keputusan akhir panitia,
mereka secara individual mungkin tidak bertanggung jawab untuk
melaksanakannya.
B. Kekuasaan organisasi
1. Pengertian wewenang
Wewenang dapat diperbandingkan dengan sistem syaraf pada
manusia. Tanpa otak dan syaraf, tubuh manusia tidak dapat berfungsi.
Tampa suatu sistem wewenang, suatu organisasi juga tidak dapat
berfungsi. Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu
atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Kekuasaan (power) sering dicampur adukan dengan wewenang.
Meskipun kekuasaan dan wewenang sering ditemui bersama, tetapi
keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu,
kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut. Kekuasaan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan
atau kejadian. Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa
wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.
2. Sumber kekuasaan
Sumber kekuasaan ada 6 yaitu sebagai berikut:
a. Kekuasaan Balas Jasa(reward power), kemampuan seseorang
pemberi pengarh untuk memberi penghargaan paa ornag lain
yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah, contoh :
seorang atasan memberikan perintah kepada bawahannya, jika
bawahannya melaksanakannya maka ia akan mendapatkan
sebuah hadiah / bonus.
b. Kekuasaan Paksaan(coercive power), kemampuan orang untuk
menghukum orang yang dipengarui kalau tidak memenuhi
perintah atau persyaratan, contoh : seorang atasan memberikan
sebuah perintah kepada bawahannya apabila bawahannya itu
tidak bisa melaksanakan perintah dari atasannya makan ia akan
dikenakan sanksi berupa teguran sampai hukuman.
c. Kekuasaan Sah(legitimate power), kekuasaan formal yang
diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari
pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi
pengaruh berhak mengunakan pengaruh sampai batas tertentu.
d. Kekuasaan keahlian(exper power), pemberi pengaruh
mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang
tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi.
e. Kekuasaan Panutan(referent power), pemberi pengaruh dapat
menjadi contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi(karisma
keberanian, simpatik, dll).
f. Kekuasaan Pengendalian Informasi(control of information
power), bersal dari pengetahuan yang tidak dimiliki oleh orang
lain, dilakukan dengan pemberian atau penahanan informasi
yang dibutuhkan.
3. Pengertian delegasi
Delegasi Wewenang Delegasi dapat didefinisikan sebagai pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk
melaksanakan kegiatan tertentu. Delegasi wewenang adalah proses di
mana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-
orang yang melapor kepadanya.
4. Kegiatan dalam delegasi
a. Manager menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya kepada
orang yang diberi pelimpahan
b. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai
tujuan
c. Menejer yang menerima delegasi baik eksplisit maupun implisit
menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab.
d. Manajer menerima pertanggungjawaban (akontabilitas) atas hasil
yang telah dicapai.

5. Alasan pendelegasian :
Ada beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan.
a. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai
hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
b. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
c. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat
memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih
penting.
d. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh
dan berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan
informasi untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan.
6. Pengertian sintralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada
tingkatan atas suatu organisasi.
Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas
kekuasaan dan pembuatan keputusan ke tingkatan-tingkatan organisasi
yang lebih rendah. Keuntungan-keuntungan desentralisasi adalah sama
dengan keuntungan-keuntungan delegasi, yaitu mengurangi beban
manajer puncak, memperbaiki pembuatan keputusan karena dilakukan
dekat dengan permasalahan, meningkatkan latihan, moral dan inisiatif
manajemen bawah, dan membuat lebih fleksibel dan lebih cepat dalam
pembuatan keputusan.
7. Faktor factor yang memengaruhi desentralisasi
faktor –faktor yang mempengaruhi derajat desentralisasi adalah;
a. filsafat manajemen. Ada sebagian manajemen yang di otokratik
yang menginginkan pengewasan pusat yang kuat.
b. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi. Bila keputusan di
pegang oleh manajemen puncak, maka organisasi tidak mungkin
dapat berjalan dengan efisien dan efektif,karena bila ada masalah
yang mendesak harus lewat manajer puncak yang tentunya
memakan waktu yang lama, bagi organisasi yang besar cenderung
akan memperbesar desentralisasi dalam kegiatan.
c. Strategi dan lingkungan organisasi. Factor ini sangat penting sekali
dalam ,ememtukan bentuk yang akan di ambil, yang selanjutnya
akan mempengaruhi derajat desentralisasi.
d. Penyebaran geografis desentralisasi. Semakin menyebar geografis
cenderung organisasi menggunakan desentralisasi. Karena
keputusan yang akan di ambil lebih baik bila sesuai dengan
lingkungan yang di hadapi.
e. Tersedia peralatan pengawasan yang efektif. Bila peralstsn ysng
tersedia berkurang, organisasi cenderung menggunakan system
sentralisasi. Karena sulit untuk memonitor semua kegiatang yang
ada. di organisasi tersebut.
f. Keanekaragaman produk dan jasa. Semakin jenis dan macam
produk cenderung untuk menggunakan system desentralisasi,
sebaliknya semakin tidak beranekah produk yang di hasilkan
cenderung menggunakan sentralisasi
g. Kateristik organisasi lainnya. Tergantung pada masing-masing
organisasi yang berhubungan dengan pembuatan keputusan, biaya
dan lain sebagainnya
h. Kwalitas manajer. Desentralisasi memerlukan lebih banyak
manajer manajer yang berkwalitas ,sebab harus memutuskan dan
mengembil tindakkan sendiri.
C. Penyusunan personalia organisasi
1. Pengertian penyusunan personalia
Penyusunan personalia adalah fungsi manajemen yang berkenaan
dengan penarikan, penempatan, pemberian latihan, dan pengembangan
anggota-anggota organisasi. Kegiatan-kegiatan penyusunan personalia
sangat erat hubungannya dengan tugas-tugas kepemimpinan, motivasi,
dan komunikasi, sehingga pembahasannya sering ditempatkan sebagai
bagian dari fungsi pengarahan.
2. Langkah langkah penyusunan
a. Perencanaan sumber daya manusia, Dirancang untuk memenuhi
kebutuhan personalia organisasi.
b. Penarikan, Berhubungan dengan pengadaaan calon – calon yang
sesuai dengan rencana sumber daya manusia.
c. Seleksi, Penilaian dan pemilihan para calon personalia.
d. Pengenalan dan orientasi, Dirancang untuk membantu para calon
yang terpilih dapat menyesuaikan diri.
e. Latihan dan pengembangan, Bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan individu dan kelompok demi efektivitas organisasi.
f. Penilaian pelaksanaan kerja. Membandingkan pelaksanaan kerja
perseorangan dan tujuan – tujuan yang dikembangkan untuk posisi
tersebut.
g. Pemberian balas jasa dan penghargaan, Digunakan sebagai
kompensasi pelaksanaan kerja dan motivasi untuk pekerjaan
selanjutnya.
h. Perencanaan dan Pengembangan karir : mencakup promosi,
demosi, penugasan kembali, pemecatan, dan pensiun.
3. Perencanaan personalia
a. penentuan jabatan-jabatan yang harus diisi,kemampuan yang
dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, dan
berapa jumlah karyawan yang dibutukan
b. pemahaman pasar tenaga kerja di mana karyawan potensial ada
c. pertimbangan kondisi permintaan dan penawaran karyawan.
4. Penyusunan personalia
a. Perencanaan sumber daya manusia
b. Penarikan tenaga kerja
c. Seleksi/Pemilihan tenaga kerja
d. Pengenalan dan Orientasi
e. Latihan dan pengembangan
f. Penilaian pelaksanaan kerja
g. Pemberian balasan jasa dan penghargaan
h. Perencanaan dan pengembangan karier.
D. Perubahan dan pengembangan organisasi
1. Pengertian perubahan dan pengembangan
Perubahan organisasi merupakan perubahan yang berkaitan dengan
pengembangan, perbaikan, maupun penyesuaian yang meliputi struktur,
teknologi, metode kerja maupun sistem manajemen suatu organisasi.
Pengembangan organisasi merupakan proses terencana untuk
mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang
optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi.
2. Tahap tahap perubahan
a. Tekanan dan Desakan.
Pada tahap ini manajemen tingkat atas mulai merasakan
adanya masalah, tekanan, desakan dan kebutuhan akan suatu
perubahan. Hal ini ditandai dengan adanya penurunan
produktivitas, volume penjualan dan laba, perputaran tenaga kerja
tinggi dan kalahnya persaingan produk dipasaran, dan sebagainya.
b. Intervensi dan Reorientasi.
Setelah merasakan adanya tekanan dan desakan, para
manajer mulai mencoba berusaha menyelesaikannya dengan
mencari dan menentukan serta merumuskan permasalahan, untuk
itu mereka biasanya menyewa seseorang atau beberapa konsultan
atau bisa juga pihak internal (karyawan perusahaan) sebagai
pengantar perubahan.
c. Diagnosa dan Pengenalan Masalah.
Pada tahap ini pengantar perubahan mulai mengumpulkan
berbagai informasi (data), kemudian menganalisanya. Masalah
yang paling penting dikenali dan diperhatikan untuk dipecahkan.
d. Penemuan dan Komitmen penyelesaian
Pada tahap ke empat ini, pengantar perubahan dan
merangsang pemikiran, kretivitas serta mulai meninggalkan
“metode-metode kerja lama”, menggantinya dengan mtode-metode
baru yang lebih afektif. Begitu juga untuk penyesuaian dibuatlah
rencana program-program latihan, keterampilan, peningkatan
wawasan, dll.
e. Percobaan dan Pencarian Hasil.
Setelah alternatif terbaik untuk penyelesaian ditemukan dan
dikembangkan, selanjutnya diadakan percobaan penerapannya
untuk diketahui hasilnya.
f. Penguatan dan Penerimaan.
Pada tahap ini, setelah penerapan program-program kegiatan
dalam rangka penyesuaian dengan perubahan ataupun
pengembangannya telah berhasil dan sesuai dengan keinginan,
maka kegiatan untuk perubahan tersebut diusahakan harus diterima
oleh para karyawan dan menjadi penguat yang dapat mengikat
semua karyawan pada perubahan.
3. Kondisi keberhasilan progam perubahan organisasi
a. Pengenalan oleh manajer puncak atau lainnya bahwa organisasi
mempunyai berbagai masalah.
b. Penggunaan ahli keperilakuan dari luar organisasi sebagai
konsultan.
c. Dukungan dan keterlibatan para manajer tingkat atas.
d. Keterlibatan para pemimpin kelompok kerja.
e. Pencapaian sukses awal dengan usaha PO.
f. Pendidikan bagi para anggota organisasi tentang PO.
g. Penghargaan terhadap kekuatan-kekuatan para manajer.
h. Keterlibatan para manajer departemen personalia.
i. Pengembangan sumber daya PO internal.
j. Manajemen efektif program PO.
k. Pengukuran hasil-hasil.

Anda mungkin juga menyukai