Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN MATERI KULIAH

AUDIT SEKTOR PUBLIK

Nama : Suniarti

Nim : 02320190047

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2021/2022
AUDIT KEUANGAN

Biaya dibayar dimuka dan persediaan

A. Beban Dibayar di Muka


Beban dibayar di muka adalah beban yang dibayar terlebih dahulu untuk suatu periode
yang melebihi periode akuntansi. Dengan demikian, beban yang dibayar di muka
bukanlah merupakan beban seluruhnya pada periode tersebut melainkan sebagai aktiva
lancar. Pada akhir periode, barulah dihitung berapa besar beban yang telah dipakai dan
sisanya tetap merupakan aktiva lancar. Pencatatan beban yang dibayar di muka dapat
dilakukan dengan dua carayaitu beban dibayar di muka terlebih dahulu dicatat sebagai
aktiva, dan beban dibayar di muka dicatat terlebih dahulu sebagai beban.
Beban Dibayar di Muka Menurut Standar Akuntansi Keuangan :
 Beban dibayar muka dimaksudkan sebagai Beban yang telah terjadi, yang akan
digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
 Bagian dari Beban dibayar di muka yang akan memberikan manfaat untuk
beberapa periode kegiatan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar.
B. Prosedur Substansif Asuransi Dibayar di Muka
Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka biasanya diperlukan hanya ketika
salah saji diperkirakan.
1. Prosedur Analitis Substantif
Karena pada umumnya terdapat beberapa transaksi pada akun asuransi dibayar di
muka dank arena jumlah yang dilaporkan pada laporan keuangan untuk asuransi
dibayar di muka biasanya tidak material, prosedur analitis substantive adalah
efektif untuk memverifikasi saldo akun. Prosedur analitis sunbstantif berikut
biasanya digunakan untuk menguji asuransi dibayar di muka
2. Pengujian Terinci atas Akun Asuransi Dibayar di Muka
Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka dan beban asuransi
mungkinperlu ketika auditor mencurigai salah saji berdasarkan audit tahun lalu
atau ketika prosedur analitis substantive menunjukan bahwa saldo akun mungkin
mengandung salah saji
3. Keberadaan dan Kelengkapan
Auditor dapat menguji keberadaan dan kelengkapan dari polis asuransi yang
tercakup dalam analisis akun dengan mengirimkan konfirmasi kea gen asuransi
entitas, meminta informasi dari tiap nomor polis, cakupan, tanggal akhir masa
berlaku, dan premi.
4. Hak dan Kewajiban (Right and Obligation)
Pemegang polis dapat diuji dengan meminta informasi tersebut dikonfirmasi yang
dikirimkan kea gen asuransi atau dengan memeriksa polis asuransi.
5. Penilaian (Valuation)
Pertimbangan auditor mengenai klasifikasi adalah bahwa berbagai jenis asuransi
dialokasikan secara tepat ke berbagai akun beban asuransi.
C. Tujuan pemeriksaan Beban Dibayar di Muka
 Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas Beban.
Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas Beban
berjalan efektif maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan substantive test
dapat dipersempit.
 Untuk memeriksa apakah Beban yang mempunyai kegunaan untuk tahun
berikutnya sudah dicatat sebagai Beban dibayar di muka
 Untuk memeriksa apakah Beban dibayar di muka yang mempunyai kegunaan
untuk tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai Beban tahun berjalan.
 Untuk memeriksa apakah penyajian Beban dalam laporan keuangan sudah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (paybudi)/ PSAK

Prosedur Pemeriksaan Beban Dibayar di Muka

Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test dan prosedur


subtantive test. Pembahasan prosedur pemeriksaan untuk substantive test akan
dibagi dalam beberapa bagian, yaitu sewa dibayar di muka, premi asuransi
dibayar di muka, Beban advertensi dibayar di muka
D. Audit Persediaan
Audit Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya
nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan.
Adapun tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa,
Persediaan secara fisik benar-benar ada, Prosedur pisah batas (cut-off) persediaan telah
dilakukan dengan memuaskan, Persediaan telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi
Berlaku Umum (PSAK) yang diterapkan secara konsisten, Persediaan yang bergerak
lambat (slow moving), usang, rusak, dapat diidentifikasika dengan tepat dan dicadangkan
dalam jumlah yang memadai, Penghitungan matematis dalam daftar persediaan telah
dibuat dengan cermat · Persediaan yang dijaminkan telah diidentifikasikan dan
diungkapkan dengan jelas dalam catatan atas laporan keuangan.

Beberapa tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam melakukan
pemeriksaan atas akun persediaan diantaranya adalah :
1) Pemahaman Bisnis Klien
kecukupan pemahaman atas bisnis perusahaan merupakan dasar terhadap audit
persediaan.
2) Penilaian Pengendalian Intern
tujuan pengendalian intern atas persediaan adalah untuk meyakinkan bahwa
adanya pengendalian yang memadai terhadap mutasi persediaan, semua transaksi
persediaan telah dicatat dan diklasifikasikan dengan tepat, penghitungan fisik
persediaan telah dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, harga
perolehan persediaan telah ditentukan dengan tepat, penyesuaian atas persediaan
yang bergerak lambat (slow moving), usang dan rusak telah dilakukan dengan
tepat.
3) Pengujian Substantif
tujuan utama pengujian substantif terhadap persediaan adalah untuk
memberikan bukti nyata dari keberadaan dan penilaian persediaan.

Observasi dan Pengujian Fisik Persediaan

Observasi penghitungan fisik merupakan prosedur pemeriksaan umum. Apabila auditor


tidak dapat melakukan observasi atas penghitungan fisik persediaan karena adanya
pembatasan pemeriksaan, maka auditor dapat memberikan pendapat dengan kualifikasi
atau tidak memberikan pendapat sama sekali atas laporan keuangan perusahaan yang
diperiksanya.
Ada beberapa metode perhitungan fisik persediaan, antara lain :
 Penghitungan fisik secara menyeluruh yang dilaksanakan setahun sekali pada
tanggal neraca atau pada tanggal tertentu yang dihadiri auditor.
 Penghitungan yang kontinue yang dilakukan atas seluruh persediaan sekurang-
kurangnya sekali dalam setahun
 Penghitungan ulang atas semua seksi yang terbesar dengan menghitung
sekurang-kurangnya sekali dalam setahun untuk seksi-seksi lainnya

Tahap – Tahap Audit Persediaan

a. Pengendalian fisik terhadap persediaan


Pengujian auditor mengenai kecukupan pengendalian fisik terhadap bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi harus terbatas pada pengamatan dan
penyelidikan.
b. Dokumen-dokumen dan catatan untuk transfer persediaan
Perhatian utama auditor dalam verifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke
lokasi yang lain adalah bahwa transfer yang dicatat adalah sah, transfer yang
benar-benar terjadi telah dicatat, dan kuantitas, uraian serta tanggal dari setiap
transfer yang dicatat tersebut adalah akurat.
c. Catatan perpetual
Jika catatan perpetual dapat diandalkan, memungkinkan untuk menguji
persediaan fisik sebelum tanggal neraca, penghematan biaya bagi auditor maupun
klien dan memungkinkan klien memperoleh laporan keuangan yang diaudit lebih
awal.
d. Catatan mengenai biaya per unit
Catatan akuntansi biaya yang memadai harus dipadukan dengan kegiatan
produksi dan catatan akuntansi lain agar dapat menghasilkan biaya yang akurat
untuk semua hasil produksi.

Pengujian rincian saldo untuk persediaan terdiri dari:


 Menilai materialitas dan risiko inheren dari persediaan
 Menilai risiko pengendalian untuk beberapa siklus
 Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian substantif
atas transaksi dan prosedur analitis untuk beberapa siklus
 Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk saldo persediaan
 Merancang pengujian rincian saldo persediaan untuk memenuhi tujuan-tujuan
audit yang spesifik seperti : prosedur audit, besar sampel, item yang dipilih,
dan waktu audit

Prosedur Analitik Untuk Siklus Persediaan Dan Pergudangan

Prosedur analitik Kemungkinan salah saji ;

 Bandingkan persentase marjin kotor dengan tahun sebelumnya. Salah saji atau
kurang saji persediaan dan harga pokok penjualan.
 Bandingkan perputaran persediaan (Harga pokok penjualan dibagi dengan
persediaan rata-rata) dengan tahun sebelumnya. Investasi keusangan
persediaan yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan. Salah
saji atau kurang saji persediaan
 Bandingkan persediaan biaya perunit dengan tahun sebelumnya Salah saji
atau kurang saji biaya perunit, yang mempengaruhi persediaan dan harga
pokok penjualan
 Bandingkan nilai persediaan yang diperluas denan tahun sebelumnya Salah
saji dalam kompilasi, biaya perunit, atau pengalian, yang mempengaruhi
persediaan dan harga pokok penjualan
 Bandingkan biaya produksi tahun berjalan dengan tahun sebelumnya (biaya
variabel harus disesuaikan jika ada perubahan volumen) Salah saji biaya
perunit persediaan, khususnya biaya tenaga kerja langsung dan overhead
pabrik, yang mempengaruhi persediaan dan HPP

Anda mungkin juga menyukai