Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

TEKANAN DARAH

NAMA : Willda Halizha Rhani


NIM : 152010101106

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER 2020
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tekanan darah merupakan hal yang amat penting dalam bidang kesehatan pada umumnya
dan khususnya di bidang Kedokteran, karena denyut tekanan darah merupakan faktor yang dapat
dipakai sebagai indikator untuk menilai fungsi sistem kardiovaskuler.
Tekanan darah seseorang senantiasa dipertahankan normal. Tekanan darah mempengaruhi
kecepatan aliran darah ( Blood Flow Rate) untuk sampai pada organ target. Beberapa factor yang
berpengaruh terhadap kecepatan aliran darah diantaranya adalah diameter pembuluh darah,
viskositas plasma darah, dan Panjang pembuluh darah ke organ target. Pada praktikum ini kita
akan pelajari hal ini.
Tekanan darah dapat diukur dengan dua metoda :

1. METODA LANGSUNG (DIRECT METHOD).

Metoda ini menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan kedalam pembuluh darah dan
dihubungkan dengan manometer.
Metoda ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi
memerlukan persyaratan serta keterampilan khusus.

2. METODA TIDAK LANGSUNG (INDIRECT METHOD).

Metoda ini menggunakan “Sphygmomanometer (Tensimeter)”.


Dengan metoda ini, tekanan darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu :

a. Cara Palpasi.

Dengan cara ini hanya dapat diukur tekanan sistolik.

b. Cara Auskultasi.

Dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun tekanan diastolik.
Cara ini memerlukan alat “stethoscope”.
B. TUJUAN

1. Memeriksa denyut nadi dan mengukur tekanan darah.

■ Memeriksa denyut nadi secara palpasi.


■ Mengukur tekanan darah secara palpasi.
■ Mengukur tekanan darah secara auskultasi.

2. Mengamati dan mempelajari pengaruh perubahan tekanan darah, diameter/jari-jari


pembuluh darah, viskositas plasma darah dan Panjang pembuluh darah terhadap
kecepatan aliran darah (Blood Flow Rate)

BAB 2 METODE PRAKTIKUM

A. ALAT DAN BAHAN


1. Meja periksa / tempat tidur.
2. Stopwatch / arloji (jam).
3. Sphygmomanometer (Tensimeter), terdiri dari :
a. Manometer air raksa/ pegas + klep pembuka penutup.
b. Manchet udara.
c. Selang karet.
d. Pompa udara dari karet + sekrup pembuka penutup.
4. Stethoscope
5. Laptop
6. HP

B. CARA KERJA

1. MEMERIKSA DENYUT NADI DAN MENGUKUR TEKANAN DARAH.


Memeriksa Denyut Nadi Secara Palpasi

a. Pilih satu anggota kelompok untuk menjadi naracoba


b. Suruh naracoba berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit di meja periksa/tempat
tidur.
c. Letakkan kedua lengan di sisi tubuh dengan kedudukan volar.
d. Periksa denyut arteri radialis dextra dengan menggunakan ujung jari ke II-III-IV yang
diletakkan sejajar satu terhadap yang lain diatas arteri radialis tersebut.

Tentukan :

● Frekuensinya ……………. jumlah denyut / menit.


● Iramanya ………………… teratur / tidak teratur.
e. Catat Data sesuai format Tabel pemeriksaan

Mengukur Tekanan Darah Secara Palpasi.

a. Naracoba tetap berbaring terlentang tenang di meja periksa / tempat tidur.


b. Letak kan lengan yang hendak diukur tekanan darahnya (lengan kanan) disisih tubuh
dengan kedudukan volar.
c. Pasang manchet pada lengan atas kanan, sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu
ketat maupun terlalu longgar).
d. Raba serta rasakan denyut a. radialis dextra.
e. Pompakan udara ke dalam manchet (menggunakan pompa udara) sampai denyut arteri
radialis dextra tak teraba.
f. Pompakan terus udara ke dalam manchet sampai tinggi Hg pada manometer sekitar 20
mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut arteri radialis dextra tak teraba.
g. Keluarkan udara dalam manchet secara pelan dan berkesinambungan (dengan memutar
sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam).
h. Catat tinggi Hg pada manometer dimana arteri radialis pertama kali teraba kembali.

Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan sistolik cara palpasi.

i. Catat Data sesuai format Tabel pemeriksaan


Mengukur Tekanan Darah Secara Auskultasi.

a. Naracoba tetap berbaring terlentang tenang di atas meja periksa / tempat tidur dengan
manchet tetap terpasang di lengan atas kanan, posisi lengan tetap di sisi tubuh dengan
kedudukan volar.
b. Tentukan letak arteri brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti dan letakkan
stethoscope (bell stethoscope) diatas arteri brachialis dextra tersebut.
c. Pompakan udara kedalam manchet, maka saudara akan mendengar suara bising arteria
brachialis dextra melalui stethoscope.
d. Teruskan memompa udara ke dalam manchet, pada suatu saat suara bising arteri
brachialis dextra akan menghilang.
e. Pompakan terus udara kedalam manchet sampai tinggi Hg pada manometer sekitar 20
mmHg lebih tinggi dari titik dimana suara bising arteri brachialis dextra tadi menghilang.
f. Keluarkan udara dalam manchet secara perlahan dan berkesinambungan, maka saudara
akan mendengar :
g. Suara bising yang pertama.
■ Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi.
■ Biarkan tekanan didalam manset turun secara perlahan sampai terdengar
h. Suara bising terakhir sebelum menghilang.

Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi.

i. Lakukan Pemeriksaan sesuai prosedur di atas dalam posisi terlentang


j. Tugas : Ukur nadi dan tekanan darah pada 5 orang dilakukan sebelum jam praktikum,
yaitu:
a. Anda sendiri
b. Bapak anda, jika ada
c. Ibu anda jika ada
d. Kakek anda jika ada
e. Nenek anda jika ada

Jika tidak ada, boleh orang lain di dekat anda, berusia 50 tahun ke atas
k. Dokumentasikan dengan foto saat pemeriksaan dan catat data sesuai format tabel
pemeriksaan di bawah

BAB 3 HASIL & PEMBAHASAN

A. HASIL

Tabel Hasil Pemeriksaan

Nara Coba Pemeriksa Denyut Tekanan Tekanan Tekanan


Nadi Sistolik Sistolik Diastolik
(Palpasi) (Auskultasi) (Auskultasi)

Willda halizha (23) Willda halizha 86/menit 100 110 90

Sugianto (57) Willda halizha 82/menit 100 120 90

Mudayana (46) Willda halizha 92/menit 110 130 100

tutik (33) Willda halizha 76/menit 90 110 90

Saipul (32) Willda halizha 92/menit 100 120 90


B. PEMBAHASAN

Dari lima orang yang sudah di periksa terdapat satu orang yang masuk kedalam kriteria pra
hipertensi yaitu 130/100 mmHg dan keempat orang lainnya masuk dalam kriteria normal.

1. Mengapa kita mengukur tekanan darah dengan menekan manset melebihi perkiraan
tekanannya?

Hal ini bertujuan untuk menghindari ketidaknyamanan pasien dan untuk menghindari
auscultatory gap

2. Mengapa kita bisa mendengar suara sistol yang kita dengar di stetoskop pertama kali
muncul dan hilang saat diastol?
a. Tekanan Darah Sistolik: Di saat jantung berdetak, otot jantung akan berkontraksi
untuk memompa darah melalui arteri ke seluruh tubuh. Kontraksi otot jantung
tersebut kemudian akan menimbulkan tekanan pada arteri. Tekanan inilah yang
disebut sebagai tekanan darah sistolik atau tekanan tertinggi yang dicapai saat otot
jantung berkontraksi.
b. Tekanan Darah Diastolik : Ketika kontraksi otot jantung telah berakhir, maka otot
jantung pun akan menjadi rileks. Hal ini mengakibatkan suplai darah ke aorta
(arteri terbesar dalam tubuh) akan berhenti kira-kira 1/10 detik. Pada saat inilah,
aorta akan kembali ke posisi semula dan tekanan darah pun menurun. Tekanan
darah di dalam arteri ketika jantung sedang beristirahat/rileks (antar detak) inilah
yang kemudian disebut dengan tekanan darah diastolik.

3. Apa komentar orang coba yang kamu ukur tekanan darahnya?

Komentar dari orang yang saya ukur tekanan darahnya rata rata senang karena mereka
bisa tau berapa tekanan darahnya karena mereka jarang mengukur tekanan darahnya

4. Bagaimana pengaruh tekanan darah, diameter, viskositas, dan Panjang terhadap


kecepatan aliran darah? jelaskan
a. Tekanan darah: tekanan darah tinggi akan mengakibatkan kecepatan aliran darah
menjadi turun ini diakibatkan oleh kekentalan darah (viskositas) juga akan
meningkat karena adanya peningkatan hematokrit yang mengakibatkan kecepatan
aliran darah akan berkurang, begitu juga sebaliknya.
b. Diameter: peningkatan diameter pembuluh darah (vasodilatasi) akan menurunkan
tahanan sedangkan penurunan diameter pembuluh darah (vasokontriksi) dapat
meningkatkan resistensi
c. Viskositas: Kekentalan atau viskositas darah mempengaruhi kemudahan aliran
darah melewati pembuluh yang kecil, dan viskositas darah ditentukan oleh
hematokrit, apabila hematokrit meningkat, aliran darah lambat, tekanan darah
arteri naik
d. Panjang: semakin panjang pembuluh, semakin besar luas permukaan dan semakin
besar resistensi terhadap aliran. Karena panjang pembuluh di tubuh tidak berubah
maka hal ini bukan merupakan faktor variabel dalam kontrol resistensi vaskular.
5. Berikan contoh masing 2 pada kasus klinik, dan jelaskan
a. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah manifestasi utama dari aterosklerosis
sistemik pada daerah tungkai. PAP merupakan suatu pertanda adanya kelainan
kardiovaskuler (infark miokard, stroke) dan kelainan vaskular berhubungan
dengan kematian. Pembentukkan aterosklerosis sebagai kompensasi arteri
menyebabkan pembuluh darah meningkat ukurannya. Lesi tahap lanjut yang
mengganggu lumen yang akhirnya menyebabkan aliran darah menjadi terbatas
sehingga terjadi stenosis dan iskemik kronis.
b. Stroke Non Hemoragik (SNH) akibat hipertensi, terjadi akibat proses
tromboemboli sebagai komplikasi aterosklerosis nodular pembuluh darah otak.
Hipertensi hanya merupakan salah satu faktor risiko aterosklerosis di samping
faktor risiko lain seperti hiperlipidemia dan diabetes melitus. Hipertensi dapat
meningkatkan risiko aterotrombosis sampai 4 kali. Menurut hipotesis response to
injury, aliran darah dapat menyebabkan denudasi/kerusakan sel endotel di tempat
tertentu. Adanya faktor-faktor sistemik lain seperti dislipidemia, hipertensi,
merokok, hiperglikemia dan lain-lain akan menyebabkan kaskade terjadinya
aterosklerosis.

BAB 4 PENUTUP

Hasil pengukuran tekanan darah seseorang dapat berbeda-beda sesuai dengan aktivitas yang
sedang dilakukan. Apabila seseorang dalam keadaan rileks/tidak melakukan kegiatan
apapun,maka nilai tekanan darahnya akan berada dalam angka yang rendah. Sedangkan bila
dalam keadaan beraktivitas atau diberi rangsangan berupa kegiatan yang berat, maka akan
memicu nilai tekanan darah berada pada angka yang tinggi.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai