9497 21412 1 SM
9497 21412 1 SM
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berada di puncak merapi sangat menarik
untuk diteliti mengenai keterkaitannya dengan fenomena debris flow material
akibat muntahan dari gunung Merapi. Pada artikel ini mengungkapkan
mengenai pola distribusi curah hujan, perbedaan curah hujan setiap bulan,
curah hujan untuk periode ulang 5 tahunan, 10 tahunan, 25 tahunan, dan 50
tahunan di Area Merapi dan pengaruhya terhadap perilaku DAS di area Merapi.
Dalam penelitian ini uji kevalidan data hujan dilakukan dengan metode RAPS
(Rescaled Adjusted Partial Sums). Analisis hujan wilayah dihitung
menggunakan Metode Aritmatika atau Rata-rata Aljabar dan Poligon Thiessen.
Sedangkan Distribusi Gumbel, Distribusi Normal, Distribusi Log-Normal, dan
Distribusi Log-Pearson III digunakan untuk menganalisis pola distribusi curah
hujan. Selanjutnya untuk mengetahui pola distribusi yang sesuai dianalisa
menggunakan Uji Chi Kuadrat dan Uji Smirnov-Kolmogorof. Menghitung
intensitas hujan pada durasi waktu tertentu menggunakan rumus Mononobe.
Sitasi:
40
Lashari, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 39 - 48
41
Lashari, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 39 - 48
42
Lashari, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 39 - 48
Uji Kecocokan
Ada dua cara yang digunakan untuk
Koefisien Varians ( ) menguji apakah jenis distribusi yang dipilih
sesuai dengan data yang ada, yaitu uji Chi-
Kuadrat dan Smirnov kolmogorof (Triatmodjo,
Analisa frekuensi dari 11 stasiun hujan 2013).
yang dianalisa menjadi 9 stasiun hujan saja
yang dianalisa, karena 2 stasiun hujan tidak
valid datanya. Berikut ini adalah analisa
43
Lashari, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 39 - 48
Tabel 9. Cek Syarat Distribusi Menggunakan Metode Aritmatika atau Rata-rata Aljabar
. Jenis distribusi Syarat Perhitungan Keterangan
44
Lashari, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 39 - 48
Dari hasil analisis menggunakan empat diterima atau bisa diterima dengan
jenis distribusi, maka dipilih jenis besarnya kepercayaan 95%. Dari nilai
distribusi dengan simpangan terkecil banyaknya sampel data n = 12 dan nilai
yaitu Distribusi Gumbel. derajat kepercayaan (α) = 0,05 dengan
menggunakan rumus interpolasi pada
b. Uji Smirnov-Kolmogorof tabel Smirnov – Kolmogorof didapat nilai
Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorof juga = 0,32. Dapat dilihat bahwa nilai
disebut uji kecocokan non parametrik Dmax = 0,16783 lebih kecil dari nilai
karena pengujiannya tidak menggunakan = 0,32, maka perhitungan distribusi
fungsi distribusi tertentu, namun dengan dengan menggunkan metode Gumbel
memperhatikan kurva pada penggambaran dapat diterima.
probabilitas. Jarak penyimpangan terbesar
merupakan nilai ∆max dengan kemungkinan Intensitas – Durasi – Frekuensi (IDF)
dapat nilai lebih kecil dai nilai ∆kritik, maka Intensitas-Durasi-Frekuensi biasanya
jenis distribusi yang dipilih dapat diberikan dalam bentuk kurva yang
digunakan. Nilai ∆kritik diperoleh dari tabel memberikan hubungan antara intensitas hujan
(Triatmodjo, 2013). ssebagai ordinat, durasi hujan sebagai absis
1. Metode Aritmatika dan beberapa grafik menunjukkan periode
Untuk mengetahui pola distribusi ulang (Triatmodjo, 2013).
yang sesuai digunakan uji smirnov- Analisis IDF dilakukan untuk
kolmogorof. Analisis ini digunakan untuk memperkirakan debit puncak di daerah
dasar perhitungan hujan dengan tangkapan kecil, seperti dalam perencanaan
berbagai periode ulang yang sesuai. sistem drainase kota dan jembatan. Di daerah
Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan tangkapan kecil, hujan deras dengan durasi
uji smirnov-kolmogorof. singkat yang jatuh di berbagai titik pada
Uji kecocokan Smirnof-Kolmogorof seluruh daerah tangkapan hujan dapat
menggunakan derajat kepercayaan 5% terkonsentrasi di titik kontrol yang ditinjau
yang artinya hasil perhitungan bisa tidak dalam waktu yang bersamaan, yang dapat
diterima atau bisa diterima dengan menghasilkan durasi singkat. Hujan deras
besarnya kepercayaan 95%. Dari nilai dengan durasi singkat (5, 10 atau 15 menit)
banyaknya sampel data n = 12 dan nilai dapat diperoleh dari kurva IDF yang berlaku
derajat kepercayaan (α) = 0,05 dengan untuk daerah yang ditinjau (Triatmodjo, 2013).
menggunakan rumus interpolasi pada Analisis IDF dilakukan untuk
tabel Smirnov – Kolmogorof didapat nilai memperkirakan debit aliran puncak berdasar
= 0,32. Dapat dilihat bahwa nilai data hujan titik (satu stasiun pencatat hujan).
Dmax = 0,16783 lebih kecil dari nilai Data yang digunakan adalah data hujan
= 0,32, maka perhitungan distribusi dengan intensitas tinggi yang terjadi dalam
dengan menggunkan metode Gumbel waktu singkat, seperti hujan 5, 10, 15, … , 120
dapat diterima. menitan atau lebih. Untuk itu diperlukan data
2. Metode Poligon Thiessen hujan dari stasiun pencatat hujan otomatis
Untuk mengetahui pola distribusi (Automatic Rainfall Recorder) (Triatmodjo,
yang sesuai digunakan uji smirnov- 2013).
kolmogorof. Analisis ini digunakan untuk Hitung Intensitas hujan untuk
dasar perhitungan hujan dengan beberapadurasi waktu menggunakan rumus
berbagai periode ulang yang sesuai. Mononobe (Data Aritmatika).
Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan
uji smirnov-kolmogorof.
Uji kecocokan Smirnof-Kolmogorof
menggunakan derajat kepercayaan 5%
yang artinya hasil perhitungan bisa tidak
45
Lashari, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 39 - 48
46
Lashari, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 39 - 48
47
Lashari, dkk / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) 39 - 48
48