Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEREKONOMIAN DUA SEKTOR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Ekonomi Makro Islam


Dosen pengampu: Muh. Izza, M.S.I

Disusun oleh kelompok 4

Oleh:

1. AHMAD SOLEH UDIN (4120063)


2. M. BAGUS AMINUDIN (4120174)
3. ALIFAN ZULIANDA.F (4120077)

KELAS D JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul perekonomian
dua sektor ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Ekonomi Makro Islam Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang perekonomian dua sektor bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak. Muh. Izza, M.S.I selaku dosen
mata kuliah Ekonomi Makro Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekalongan, 20 Oktober 2021

Penulis
ii

DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
C. TUJUAN DAN MANFAAT..........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. PENDEKATAN DUA SEKTOR...................................................................3
B. KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL DUA SEKTOR.............5
C. ANGKA PENGGANDA (MULTIPLIER)....................................................8
D. KESEIMBANGAN DENGAN VARIABEL ZAKAT DAN INFAQ.........10
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. KESIMPULAN............................................................................................11
B. SARAN.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
iii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perekonomian dua sektor merupakan penyederhanaan dalam mempelajari
sistem perekonomian secara keseluruhan. Keseimbangan dalam perekonomian
dua sektor merupakan keseimbangan dari sisi pendapatan dan sisi pengeluaran
yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dan sektor swasta, dengan mengabaikan
sektor pemerintah dan sektor luar negeri. Perilaku pengeluaran yang dilakukan
oleh sektor rumah tangga bisa dilakukan dengan membuat fungsi konsumsi dan
fungsi tabungan, untuk melihat bagaimana perubahan pendapatan terhadap tingkat
pengeluaran konsumsi dan tabungan. Kecenderungan bagi sektor rumah tangga
untuk melakukan konsumsi disebut dengan Marginal Propensity to Consume
(MPC). Sedangkan kecenderungan bagi sektor rumah tangga untuk melakukan
tabungan disebut dengan Marginal Propensity to Save (MPS). Uraian dalam
makalah ini bertujuan untuk melihat dengan lebih mendalam lagi dan
membuktikan bahwa tingkat kegiatan ekonomi bergantung kepada tingkat
pengeluaran agregat yang dilakukan oleh seluruh golongan masyarakat dan
dibahas penentuan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu perekonomian dua
sector atau perekonomian sederhana. Tingkat kegiatan ekonomi dalam
perekonomian yang lebih maju dan lebih rumit corak kegiatannya. Uraian ini
menjelaskan mengenai bagaimana pengeluaran agregat akan menentukan tingkat
kegiatan ekonomi dinamakan : analisa tingkat keseimbangan perekonomian
Negara atau analisa penentuan tingkat pendapatan Nasional.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Maksud Dari Pendekatan Dua Sektor?
2. Bagaimana Keseimbangan Pendapatan Nasional Dua Sektor?
3. Apa pengertian Angka Penggada (Multiplier)?
4. Bagaimana Analisis Keseimbangan Variabel Zakat dan Infaq ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT


1. Untuk Megetahui Pengertian Pendekatan Dua Sektor.
2. Untuk Menganalisis Keseimbangan Pendapatan Nasional Dua Sektor.
3. Untuk Memahami Angka Pengganda (Multiplier).
4. Untuk Menganalisis Keseimbangan Variabel Zakat dan Infaq.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN DUA SEKTOR

Pendekatan dua sektor yaitu pendekatan yang dilakukan oleh dua pelaku,
antara lain rumah tangga (Household) dan perusahaan swasta (firm).1

1
Muhammad Syahbudi, Buku Diktat: “Ekonomi Makro Perspektif Islam, (Medan: UIN SU Medan,
2018), hal. 39
2
Dalam perekonomian pendekatan dua sektor tersebut tidak terdapat pajak dan
pengeluaran pemerintah. Dengan demikian perekonomian itu tidak menjalankan
kegiatan perdagangan di luar negeri sehingga perekonomian itu tidak melakukan
ekspor dan impor.
Bentuk praktis dalam menganalisis pendapatan nasional ialah dengan
pendekatan dua sektor tersebut. Karena dalam pendekatan dua sektor itu dapat
diasumsikan dengan dua pelaku ekonomi. Dalam kegitan ekonominya, perusahaan
swasta atau firm merupakan satu-satunya produsen yang akan memproduksi
barang dan jasa dan proses dilaksanakannya dengan dengan menggunakan
faktorfaktor produksi yang dimiliki oleh rumah tangga. Faktor produksi yang
dimaksud yaitu tanah (land), modal (capital), ketenagakerjaan (labour), dan
kewirausahaan (enterpreneuship). Sedangkan rumah tangga memperoleh
penghasilan dari penjualan faktor-faktor produksi tersebut adalah sewa (rent) yaitu
pendapatan dari tanah, bagi hasil (mudhorabah) pendapatan dari modal (capital),
upah (weight) pendapatan dari tenaga kerja (labour) dan profit atau margin
pendapatan yang di dapat dari kewirausahaan.2

Maka dari penjelasan di atas dapat dibuat bagan atau skema sebagaiberikut.
pendapatan faktor-faktor produki

Aliran 1 Sewa, bagi hasil ataubunga, upah, dan untung

PERUSAHAAN SWASTA RUMAH TANGGA

Aliran 2 Aliran 3
Aliran 5: Kosumsi rumahtangga Tabungan
Investasi

Penanaman Modal Aliran 4: pinjaman Lembaga keuangan

Gambar. 1 Sirkulasi Pendapatan Dalam Ekonomi Modern


2
Ibid., hal. 39
3
Dari sirkulasi sifat aliran pada gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa,
aliran-aliran pendapatannya memiiki ciri-ciri sebagai berikut3:
1. Sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan
untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan oleh sektor perusahaan.
2. Sisa penclapatan rumah tangga yang tidak cligunakana untuk konsumsi
akan ditabung dalam institusi- institusi keuangan.
3. Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan
rumah tangga yang dikumpulkan oleh institusi- institusi keuangan.

Investasi perusahaan ini bisa berupa perluasan kapasitas produksi, juga bisa
berupa timbulnya perusahaan baru. Pengeluaran investasi perusahaan disebut
sebagai suntikan (injections). Perekonomian akan seimbang kembali apabila
tabungan rumah tangga (leakages) sama dengan pengeluaran Investasi perusahaan
(injections). Dengan demikian pendapatan masyarakat pada corak perekonomian
modern adalah Y = C + S pada sisi penawaran sedangkan pada sisi permintaan

3
Dr. Siradjudin, S.E, M.Si, “Pengantar Ekonomi Makro,”(Makassar: Alaudin University Press,
2012), hal. 18
Y = C + I karena semua tabungan digunakan untuk investasi.34
Dalam analisis pendapatan nasional dapat diketahui bahwa jumlah konsumsi
agregat dan tabungan agregat suatu negara merupakan kesamaan dengan
pendapatan nasional.
Maka dapat dirumuskan5:
Y= C+S
Y= Yd
C= C0+bYd
S= Yd – (C0+bYd)
3
Nurul Huda et al, “Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis”, (Jakarta: Kencana, 2018)., hal.
4

5
Endri Sentosa, “Diktat Ajar 1: Ekonomi Makro (Analisis Pendapatan Nasional), (Jakarta:
Universitas Persada INDONESIA YAI, 2020) hal. 23
4
S= -C0+(1-b)Yd
Ket.
C = Konsumsi
Y = Pendapatan Nasional
Yd = Pendapatan Disposable
C0 = Aoutonomous Consumption
S = Tabungan

B. KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL DUA SEKTOR

Keseimbangan pendapatan nasional dua sektor adalah pendapatan nasional


yang tidak dapat berubah disebabkan faktor ekonomi, melainkan keseimbangan
pendapatan nasional merupakan barometer atas keseimbangan hasil
pembangunan.6

Dalam menganalisis pendapatan nasional, kita memiliki beberapa asumsi, antara


lain7:

1. Investasi adalah investasi yang autonomous, yaitu tidak dipengaruhi oleh


variabel lainnya.

2. Konsumsi adalah fungsi linear dan positip dari tingkat pendapatan


disposable (Yd).

3. Tabungan juga memiliki fungsi linear dan positip dari tingkat pendapatan
disposable (Yd).

4. Tidak ada pajak tidak langsung, maka pendapatan nasional (Y) sama
dengan agregat pendapatan disposable.

6
Opcit., hal. 41
7
Endri Sentosa, “Diktat Ajar 1: Ekonomi Makro (Analisis Pendapatan Nasional), (Jakarta:
Universitas Persada INDONESIA YAI, 2020) hal. 23
5
Dengan demikian dalam perekonomian dua sektor akan berada dalam
keseimbangan apabila pengeluaran investasi sektor swasta (I) sama dengan
tabungan dari masyarakat (S). Dalam teori ekonomi, tabungan masyarakat (S)
sering disebut dengan kebocoran (leakage) dan pengeluaran investasi sektor
swasta (I) disebut dengan suntikan (injection). Jadi dapat pula dikatakan
perekonomian dua sektor dikatakan seimbang apabila kebocoran (leakage) sama
dengan suntikan (injection).

Untuk mempermudah analisis Pendapatan Nasional maka pengeluaran


konsumsi diambil dari teori konsumsi yang dikemukakan oleh Keynes. Keynes
beranggapan bahwa pengeluaran konsumsi masyarakat tergantung dari
besarkecilnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat tersebut. Atau secara
matematis ditulis sebagai berikut8:

C = f (Y) Dalam persamaan linear: C = Co + b Y Di

mana:

C = besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga

Co = besarnya pengeluaran konsumsi apabila pendapatan masyarakat tidak ada


(konsumsi otonom)

b = MPC = hasrat marginal dari masyarakat untuk berkonsumsi (MPC = Marginal


Propensity to Consume)

Jadi fungsi tabungan: S = -Co + (1- MPC) Y 1 – MPC=MPS MPS = hasrat


marginal untuk menabung (Marginal Propensity to Save). Maka fungsi tabungan
menjadi: S = - Co + MPS Y. Kemudian untuk pengeluaran investasi (I) kita
anggap konstan atau dalam persamaan merupakan variabel eksogen (variabel
eksogen = variabel yang besarkecilnya ditentukan diluar persamaan). Atau dapat
ditulis:

8
Kumba Digdowiseiso, “Ekonomi Makro”, (Jakarta: LPU-UNAS, 2016) hal 26
6
Gambar 2.1 Keseimbangan pada perekonomian dua sektor.

Keterangan :

Yeq adalah besarnya pendapatan nasional keseimbangan.

Y* adalah besarnya pendapatan nasional break-even.

Pada keadaan keseimbangan seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas


dipenuhi syarat keseimbangan di mana sisi pendapatan (Y) sama dengan sisi
pengeluaran (C + I). Atau tabungan (S) sama dengan pengeluaran investasi sektor
swasta (I).

C. ANGKA PENGGANDA (MULTIPLIER)

Angka Penggada (Multiplier) adalah angka atau formula yang menunjukkan


berapa kali lipat pendapatan nasional akan berubah sebagai akibat adanya
perubahan investasi. Pendapatan lain mengatakan multiplier adalah bilangan
dengan mana investasi harus kita kalikan, apabila kita ingin mengetahui besarnya
perubahan pendapatan nasional ekuilibrium yang diakibatkan oleh perubahan
investasi tersebut.9

9
Priyono dan Teddy Chandra, “Esensi Ekonomi Makro”, (Surabaya: Zifatama Publisher, 2016)., hal
89
7
Pada perekonomian dua sektor terdapat sisi penawaran dan sisi
permintaan. Besarnya penawaran ditunjukkan oleh besarnya kemampuan
berproduksi dari perekonomian tersebut dengan menggunakan seluruh kapasitas
produksi yang ada (pendapatan nasional full employment /Yfe). Sedangkan
permintaan ditunjukkan besarnya pengeluaran dari masyarakat dalam
perekonomian tersebut (pendapatan keseimbangan/Yeq). Apabila sisi permintaan
sama dengan sisi penawaran, maka perekonomi an dikatakan stabil (tidak
10
terjadi kesenjangan/ gap ).

Apabila sisi permintaan (Yeq) lebih besar daripada sisi penawaran (Yfe), maka
harga barang akan cenderung naik. Dalam keadaan ini pada perekonomian
tersebut terjadi kesenjangan inflasi (inflationary gap). Dan sebaliknya apabila
sisi permintaan (Yeq) lebih kecil dari pada sisi penawaran (Yfe), maka
tingkat harga cenderung turun. Dalam keadaan seperti ini berarti pada
perekonomian tersehut terjadi kesenjangan deflasi ( deflationary gap ).11

Adanya perubahan pada variabel investasi menyebabkan pengeluaran agregat


menjadi berubah. Namun pertambahan dari keseimbangan pendapatan nasional
tidak sebesar pertambahan investasi tersebut.

Jadi kalau menunjukkan besarnya multiplier, maka12:

= K. ⧍I

Dan besarnya multiplier:

K=

10
Kumba Digdowiseiso, “Ekonomi Makro”, (Jakarta: LPU-UNAS, 2016) hal 28
11
Endri Sentosa, “Diktat Ajar 1: Ekonomi Makro (Analisis Pendapatan Nasional), (Jakarta:
Universitas Persada INDONESIA YAI, 2020) hal. 28
12
Priyono dan Teddy Chandra, “Esensi Ekonomi Makro”, (Surabaya: Zifatama Publisher, 2016).,
hal 89
8
Kalau misalnya tambahan Investasi (⧍I), mengakibatkan pendapatan nasional

berubah dari Y menjadi Y+ ⧍Y, maka:

Y+⧍Y = ⧍I)

Y+⧍Y = ⧍I

Kalau persamaan di atas ruas kanan dan kiri kita kurangkan dengan Y, yang
besarnya sama dengan

Y+⧍Y =

Maka hasilnya ⧍Y= ⧍I

Jadi yaitu K

D. KESEIMBANGAN DENGAN VARIABEL ZAKAT DAN INFAQ

Zakat adalah instrumen yang dapat memacu proses keseimbangan kehidupan


manusia untuk dapat berbahagia didunia dan akhirat, karena harus diingat bahwa zakat
tidak akan ada jika tidak ada sumbernya yang bertumpu pada tiga hal yaitu : profit
perdagangan, pendapatan, dan aset perusahaan atau individu. zakat juga merupakan
kewajiban yang sangat penting bagi umat muslim untuk mrnjadi dermawan dalam
membelanjakan setiap hartanya, namun dalam menjalankan kewajiban zakat umat
muslim harus tetap hati-hati dan bisa memastikan bahwa aset dan pendapatan yang
dihitung tidak berlebihan atau kewajiban dan pengeluarannya tidak dikurangi. 13

Dalam ekonomi Islam pendapatan nasional dengan adanya faktor Infaq


(f) dan zakat (Z) adalah sebagai berikut14 :

Y= jika pajak lum sum

9
Y= +bTr+ I jika pajak proposional

Dibandingkan dengan hasil perhitungan rumus di atas


Y=C+I
Y = a +b Yd + I
Y = a + b (Y-Tx-tY+Tr) + I
Y = a + bY – bTx – btY - b Tr + I
(1-b+bt) Y = a -bTx+ bTr + I

13
Musyarofah, S. (2020) ‘PERUBAHAN STATUS SOSIAL EKONOMI MUSTAHIK ( STUDI

PELAKSANAAN ZAKAT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2011 DAN BAZNAS


KABUPATEN REMBANG ) ZAKAT MAL IMPLEMENTATION ON THE INFLUENCE OF CHANGING
SOCIO ECONOMIC STATUS MUSTAHIK ( IMPLEMENTATION STUDY OF ZAKAT BASED ON LAW NO
23 OF 2011 AND THE BAZNAS REMBANG DISTRICT )’, pp. 156–166.
14
Muhammad Syahbudi, Buku Diktat: “Ekonomi Makro Perspektif Islam, (Medan: UIN SU Medan,
2018), hal. 45
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendekatan dua sektor yaitu pendekatan yang dilakukan oleh dua pelaku,
antara lain rumah tangga (Household) dan perusahaan swasta (firm). Pendekatan
ini tidak ada campur tangan dengan pemerintah seperti pajak dan perdagangan ke
luar negeri.

Keseimbangan pendapatan nasional dua sektor adalah pendapatan nasional


yang tidak dapat berubah disebabkan faktor ekonomi, melainkan keseimbangan
pendapatan nasional merupakan barometer atas keseimbangan hasil
pembangunan.

Angka Penggada (Multiplier) adalah angka atau formula yang menunjukkan


berapa kali lipat pendapatan nasional akan berubah sebagai akibat adanya

10
perubahan investasi. Pendapatan lain mengatakan multiplier adalah bilangan
dengan mana investasi harus kita kalikan, apabila kita ingin mengetahui besarnya
perubahan pendapatan nasional ekuilibrium yang diakibatkan oleh perubahan
investasi tersebut.

Di dalam ekonomi Islam sendiri, tidak mengenal pajak sehingga untuk


mendapatkan keseimbangan pendapatan nsional, ekonomi islam menggunkn
variabel zakat dan infaq sebagai pemenuhannya maka rumus yang dituliskan pun
berbeda.

B. SARAN
Tentunya kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang saya miliki, baik
dari tulisan maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di
berikan sarannya agar saya bisa membuat makalah lebih baik lagi. Dan semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam
memahami perekonomian dua sektor.

DAFTAR PUSTAKA

Sentosa, Endri.2020 “Diktat Ajar 1: Ekonomi Makro (Analisis Pendapatan


Nasional), (Jakarta: Universitas Persada INDONESIA YAI).

Dr. Siradjudin, S.E, M.Si.2012.“Pengantar Ekonomi Makro,”(Makassar:


Alaudin University Press).

Syahbudi, Muhammad.2018.Buku Diktat: “Ekonomi Makro


Perspektif Islam, (Medan: UINSU Medan)

Huda, Nurul et al,.2018.“Ekonomi Makro Islam: Pendekatan


Teoritis”, (Jakarta: Kencana)

Priyono dan Teddy Chandra, .2016.“Esensi Ekonomi Makro”,


11
(Surabaya: Zifatama Publisher).

Digdowiseiso,Kumba.2016. “Ekonomi Makro”, (Jakarta: LPUUNAS)

Musyarofah, S. (2020) „PERUBAHAN STATUS SOSIAL


EKONOMI MUSTAHIK ( STUDI PELAKSANAAN ZAKAT BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2011 DAN BAZNAS KABUPATEN
REMBANG ) ZAKAT MAL IMPLEMENTATION ON THE INFLUENCE OF
CHANGING SOCIO ECONOMIC STATUS MUSTAHIK (
IMPLEMENTATION STUDY OF ZAKAT BASED ON LAW NO 23 OF 2011
AND THE BAZNAS REMBANG DISTRICT )‟, pp. 156–166.

12
Halaman tidak disengaja dikosongkan

13

Anda mungkin juga menyukai