Diajukan untuk memenuhi tugas tambahan mata kuliah Pengukuran Besaran Elektrik
Oleh:
Eastor R 115090034
Yuktika 115090045
TEHNIK ELEKTRO
BANDUNG
2011
BAB 1
1.1 DEFINISI
Instrument : Sebuah alat untuk menentukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau
variable.
Ketelitian (Accuracy) : Harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrument
mendekati harga sebenarnya dari variable yang diukur.
Ketepatan (precision) : suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran
yang serupa. Dengan memberikan suatu harga tertentu bagi sebuah variable, ketepatan
(presisi) merupakan suatu ukuran tingkatan yang menunjukan perbedaan hasil
pengukuran yang dilakukan secara nerurutan.
Sensitivitas (sensitivity) : perbedaan antara sinyal keluaran atau respon isntrumen
terhadap perubahan masukan atau variable yang diukur.
Resolusi (resolution) : perubahan terkecil dalam nilai yang diukur kepada mana
instrument akan member respon (tanggapan).
Kesalahan (error) : penyimpangan variable yang diukur dari harga (nilai) sebenarnya.
Penyelesaian :
(a) = = = 117,06 V
Bila dua atau lebih pengukuran dengan tingkat ketelitian yang berbeda dijumlahkan,
maka hasilnya hanya seteliti pengukuran yang paling kecil ketelitiannya.
Contoh 1.2 :
Dua buah tahanan dan dihubungkan secara berderet (seri). Pengukuran masing-
masing dengan menggunakan jembatan Wheatstone menghasilkan : dan
. Tentukan tahanan total sampai beberapa angka berarti yang memenuhi
(sesuai)
Penyelesaian :
(tiga angka berarti)
(lima angka berarti)
(empat angka berarti) = 22.3
Contoh 1.3 :
Untuk menentukan penurutan tegangan, arus sebesar 3.18 A dialirkan melalui sebuah
tahanan 35,68 . Tentukan penurunan tegangan pada tahanan tersebut sampai angka-
angka berarti memenuhi.
Penyelesaian :
E = IR = (3,18) x (35,68) = 113.4624 =113 V
Karena di dalam perkalian tersebut terdapat tiga angka yang berarti (yaitu 3,18), maka
jawaban hanya dapat ditulis maksimal dalam tiga angka yang berarti.
Contoh 1.4 :
Penjumlahan angka-angka disertai dengan rangkuman keragu-raguan.
Jumlahkan 826 ± 5 terhadap 628 ± 3
Penyelesaian :
826 ± 5 (= ± 0.605 %)
828 ± 3 (= ± 0.477 %)
1.454 ± 8 (= ± 0.55 %)
Katena voltmeter tersebut parallel terhadap tahanan yang tidak diketahui, kita
dapat menuliskan
c) Persentase kesalahan adalah : % Kesalahan = x 100%
= x 100% = 13,23 %
Nilai yang paling mungkin dari suatu variable yang diukur adalah nilai rata-rata dari
semua pembacaan yang dilakukan.
Dimana :
= (1.1)
Penyimpangan atau deviasi adalah selisih suatu pembacaan terhadap nilai rata-rata
dalam sekelompok pembacaan. Penyimpangan terhadap nilai rata-rata adalah :
= = = (1.2)
Contoh 1.6
Suatu rentetan pengukuran arus yang tidak saling bergantungan dilakukan oleh 6 pengamat
dan menghasilkan 12,8 mA; 12,2 mA; 12,5 mA; 13,1 mA: 12,9 mA dan 12,4 mA; tentukan :
a) Nilai rata-rata
b) Deviasi terhadap nilai rata-rata
Penyelesaian :
= 12,65 = -0.15 mA
= 12,65 = 0.45 mA
= 12,65 = 0.25 mA
= 12,65 = -0.25 mA
Dari sini dapat dilihat bahwa jumlah aljabar semua penyimpangan adalah nol.
1.5.3 Penyimpangan rata-rata (average deviation)
Deviasi rata-rata adalah suatu induksi ketepatan instrument-instrumen yang digunakan
untuk pengukuran.
Deviasi rata-rata dapat dinyatakan sebagai :
D= = (1.3)
σ= (1.3)
σ=
Suatu pernyataan lain yang sesungguhnya besaran yang sama adalah variansi (mean
square deviation) yang besarannya sama dengan kuadrat deviasi standar, yaitu:
Variansi (V) = mean square deviation = .
1.6 KEMUNGKINAN KESALAHAN-KESALAHAN (PROBABILITY OF ERRORS)
Contoh 1.7
Pengukuran sebuah tahanan sebanyak sepuluh kali memberikan :
101,2 Ω; 101,7 Ω;101,3 Ω; 101,0 Ω;101,5 Ω;101,3 Ω;101,2 Ω;101,4 Ω;101,3 Ω;101,1 Ω;
Dengan menganggap bahwa yang ada hanya kesalahan acak .tentukan :
a) Nilai rata-rata
b) Deviasi standar
c) Kesalahan yang mungkin
Penyelesaian :
Pengamatan yang banyak seperti ini lebih baik dibuat dalam bentuk table (daftar),
sehingga menghindari keragu-raguan dan kesalahan.
Pembacaan Deviation
x d
101,2 Ω -0,1 0,01
101,7 Ω 0,4 0,16
101,3 Ω 0,0 0,00
101,0 Ω -0,3 0,09
101,5 Ω 0,2 0,04
101,3 Ω 0,0 0,00
101,2 Ω -0,1 0,01
101,4 Ω 0,1 0,01
101,3 Ω 0,0 0,00
101,1 Ω -0,2 0,04
Dalam kebanyakan instrument, ketelitian hanya dijamin sampai suatu persentase tertentu dari
skala penuh. Komponen-komponen rangkaian, seperti kondensator dan tahanan, dijamin dalam suatu
persentase tertentu dari nilai rencana. Batas-batas penyimpangan dari nilai yang ditetapkan disebut
kesalahan batas (limiting errors).
Contoh 1.8 :
Ketelitian sebuah voltmeter 0-150 V dijamin sampai 1% skala penuh. Tegangan yang diukur oleh
voltmeter adalah 83 V. Tentukan limiting error dalam persen.
Contoh 1.9:
3 buah kotak tahanan dekade (kelipatan sepuluh) yang masing-masing dijamin sampai + 1%
digunakan dalam sebuah rangkaian jembatan wheatstone untuk mengukur sebuah tahanan yang tidak
diketahui (Rx). Tentukan batas-batas Rx yang diberikan oleh ketiga kotak tahanan tersebut.
Penyelesaian :
Persamaan untuk kesetimbangan jembatan menunjukkan bahwa Rx dapat ditentukan dari ketiga kotak
yaitu Rx = R1 R2 / R3, dimana R1, R2, R3 adalah tahanan-tahanan kotak tahanan yang dijamin sampai +
0,1%. Harus diketahui bahwa kedua suku dalam pembilang (yaitu R1 dan R2) bisa positif sampai batas
maksimal 0,1% dan harga dalam penyebut bisa negative sampai maksimal 0,1% dan keduanya
menghasilkan suatu kesalahan total sebesar 0,3%. Dengan demikian, kesalahan garansi diperoleh
dengan menjumlahkan langsung semua kesalahan yang mungkin. Pengambilan tanda-tanda aljabar
menghasilkan kombinasi yang mungkin yang paling jelek.
Sebagai ilustrasi berikutnya untuk menghitung disipasi daya di dalam sebuah tahanan dengan
menghubungkan hubungan P = I2 R diberikan pada contoh berikut.
Contoh 2.0:
Arus melalui sebuah tahanan 100 + 0,2 ohm adalah 2,00 + 0,01 A. Dengan menggunakan persamaan
P = I2 R, tentukan kesalahan batas untuk disipasi daya.
Penyelesaian :
Dengan menyatakan batas-batas garansi arus dan tahanan dalam persen, diperoleh :
Jika dalam hal ini digunakan kombinasi kesalahan yang mungkin yang paling jelek, kesalahan
batas dalam disipasi daya adalah (P = I2 R)
Dengan demikian, disipasi daya menjadi P = I2 R = (2,00)2 x 100 = 400 W + 1,2% = 400 + 4,8 W.
PERTANYAAN-PERTANYAAN
SOAL-SOAL
1. Sebuah voltmeter 0 – 100 V memiliki 200 pembagi skala yang dapat dibaca sampai setengah
pembagian. Tentukan daya urai (resolusi) alat ukur tersebut dalam volt.
2. Sebuah voltmeter digital memiliki rangkaian pembacaan dari 0 sampai 9999 hitungan.
Tentukan resolusi instrumen tersebut dalam volt bila pembacaan skala penuh adalah 9,999 V.
3. Tentukan jumlah angka yang berarti dalam masing-masing bilangan berikut :
a. 542,
b. 27,25
c. 40 x 106,
d. 0.65,
e. 0.00005,
f. 20,000.
4. Empat buah tahanan dihubungkan secara berderet (seri). Nilai tahanan-tahanan tersebut
adalah 28,4 ohm; 4,25 ohm; 56,605 ohm; 0,75 ohm dengan keragu-raguan satu satuan dalam
angka terakhir masing-masing bilangan. Tentukan tahanan total. Berikan hanya angka-angka
yang berarti di dalam jawaban.
5. Penurunan tegangan sebesar 112,5 V diukur pada sebuah tahanan yang dialiri arus sebesar
1,62 A. Tentukan disipasi daya tahanan tersebut. Berikan hanya angka-angka yang berarti di
dalam jawaban.
6. Sebuah voltmeter yang kepekaannya 10 ohm/V membaca 75 V pada skala 100 V bila
dihubungkan ke sebuah tahanan yang tidak diketahui. Bila arus memalui tahanan adalah 1,5
mA, hitung :
a. Tahanan actual dari tahanan yang tidak diketahui
b. Persentase kesalahan karena efek pembebanan voltmeter.
7. Tegangan antara ujung-ujung sebuah tahanan adalah 200 V dengan kesalahan yang mungkin
sebesar + 1,5%. Tentukan
a. Disipasi daya di dalam tahanan
b. Persentase kesalahan
8. Pengukuran sebuah tahanan memberikan hasil-hasil berikut : 147,2 ohm; 147,4 ohm; 147,9
ohm; 148,1 ohm; 147,1 ohm; 147,5 ohm; 147,6 ohm; 147,4 ohm; 147,6 ohm dan 147,5 ohm.
Tentukan :
a. Nilai rata-rata
b. Deviasi rata-rata
c. Deviasi standar
d. Kesalahan yang mungkin dari rata-rata kesepuluh pembacaan tersebut.
9. Untuk menentukan sebuah pembesaran (kuantitas) dilakukan enam pengamatan dan
kemudian data yang disajikan tersebut akan dianalisa. Data tersebut adalah 12,35; 12,71;
12,48; 10,24; 12,63 dan 12,58. Dengan memeriksa data tersebut dan berdasarkan kesimpulan
saudara, tentukan :
a. Nilai rata-rata
b. Deviasi standar
c. Kesalahan yang mungkin dari pembacaan rata-rata dalam persen
10. Dua buah tahanan mempunyai nilai berikut :
Tentukan :
Tentukan :
Tentukan :
2. Ukuran luas lantai sebuah ruang kelas adalah 30 kaki x 24 kaki. Tentukan luas
tersebut dalam m2 ?
Jawab:
.
.
.
.
.
6. Batas kecepatan yang diijinkan disebuah jalan raya adalah 60 km perjam. Nyatakan
batas kecepatan tersebut dalam:
(a) Mil/jam
(b) Kaki/sekon
Jawab:
.
1. Menggunakan perpangkatan sepuluh (Hz):
a. 1,500 Hz = 1,5 x 102 Hz b. 20 kHz = 2 x 104 Hz
c. 1,800 kHz = 1,8 x 106 Hz d. 0,5 MHz = 5 x 105 Hz
7
e. 50 MHz = 5 x 10 Hz f. 1,2 GHz = 1,2 x 109 Hz
2. Menggunakan perpangkatan sepuluh (V):
a. 2,4 mV = 2,4 x 10-2 V b. 540 µV = 5,4 x 10-4 V
c. 4,4 kV = 4,4 x 103 V d. 1,2 MV = 1,2 x 106 V
-6
e. 16nV = 1,6 x 10 V f. 0,4 mV = 4 x 10-2 V
3. Menggunakan perpangkatan sepuluh (A):
a. 23,5 mA = 2,35 x 10-2 A b.45 µA = 4,5 x 10-5 A
-4
c. 0,25 mA = 2,5 x 10 A d. 72 nA = 7,2 x 10-8 A
e.620 µA = 6,2 x 10-4 A f. 74,6 nA = 7,46 x 10-8 A
4. Menggunkan perpangkatan sepuluh (µA):
a. 0,00036 A = 3,6 x 102 µA b. 0,027 A =2,7 x 104 µA
c. 0,250 mA = 2,5 x 10 µA 2
d. 25 pA = 2,5 x 10-2 µA
e. 2,5 A = 2,5 x 106 µA f. 1,275 mA = 1,275 x 103 µA
5. Tinggi seseorang 5 kaki 11 inch = 152,4 cm + 27,94 cm = 180,34 cm
6. Massa 1 yard2 besi (kerapatan 7,86 gram/cm3) > 1 yard = 0,9144 m
> 7,86 x 0,9144 = 718,7184 gr = 0,718 kg
7. Factor konversi mengubah mil/jam menjadi kaki/sekon = 5280 kaki/3600 sekon
8. Benda bermuatan listrik electron 1015. Muatannya dalam coulomb = 1015 C
9. Kereta api 220 mil.jam dalam 2 jam 45 menit = 354055 m/9900 sekon
12. Mengangkat benda dengan massa 100 kg setinggi 20 m dalam 5 sekon
a. usaha = 100 kg x 20 m = 2000 J
b. Ep = W x t = 2000 J x 5 sekon = 10000 Js
c. daya atau laju melakukan usaha = W = 2000 J/sekon
1. Pendahuluan
Gerak d’Arsonval merupakan gerak yang memberi tanggapan (response) terhadap
nilai arus rata-rata (average) atau searah (DC) melalui kumparan putar. Untuk mengukur
arus bolak-balik dalam gerakan d’Arsonval, beberapa cara untuk memperoleh torsi satu
arah yang tidak berlawanan setiap setengah perioda harus direncanakan. Salah satu cara
adalah menyearahkan arus bolak-balik sehingga arus yang diarahkan (diratakan) tersebut
menyimpangkan kumparan. Cara lainnya adalah dengan memanfaatkan efek pemanasan
arus bolak-balik.
2. Elektrodinamometer
Elektrodinamometer sering digunakan sebagai voltmeter dan amperemeter akurat
bukan hanya pada frekuensi jala-jala (power line), tetapi juga dalam daerah frekuensi
audio yang rendah. Selain itu, dengan sedikit modifikasi alat ini juga mampu mengukur
daya, VAR, faktor daya, frekuensi, dan sebagai instrumen alih (transfer instrumen).
T=BxAxIxN
Menunjukkan bahwa torsi yang menyimpangkan kumparan putar berbanding
langsung dengan konstanta-konstanta kumparan (A dan H), kuat medan magnet di dalam
kumparan berputar (B), dan arus yang melalui kumparan (I). Kerapatan fluks (B)
bergantung pada arus yang melalui kumparan yang diam dan berbanding langsung dengan
arus defleksi (I).
Jika elektrodinamometer dikalibrasi untuk arus searah 1 A dan pada skala diberi
tanda yang menyatakan nilai 1 A ini, maka arus bolak-balik yang akan menyebabkan
jarum menyimpang ke tanda skala untuk 1 A DC tersebut harus memiliki nilai rms sebesar
1 A. Dengan demikian dengan kita dapat “mengalihkan” pembacaan yang dihasilkan oleh
arus searah ke nilai bolak-balik yang sesuai dan karena itu menetapkan hubungan antara
AC dan DC. Karena itu elektrodinamometer menjadi sangat bermanfaat sebagai sebuah
instrumen kalibrasi dan sering digunakan untuk keperluan ini karena ketelitian yang
dimilikinya.
Irms
--------------------------------
-------------------------------- Idc
Karena itu,
atau
dengan demikian tahanan pengali adalah
Gerak serupa yang digunakan dalam voltmeter arus searah akan memberikan
sensitivitas sebesar 1000 Ω/m.
c. Pengukuran Desibel
Hampir semuan VOM dan sebagian multimeter elektronik dilengkapi dengan skala
desibel. Satu desibel (sepersepuluh bel) menyatakan rasio daya listrik atau akustik yang
diacu terhadap skala logaritma (dasar 10). Karena tegangan dan arus dihubungkan ke
daya oleh impedansi, desibel dapat juga digunakan untuk menyatakan perbandingan
arus dan tegangan, dengan syarat bahwa diperlukan untuk memperhitungkan impedansi
yang bersatu dengan mereka.
Penguatan daya sebuah penguat audio diukur dengan membandingkan daya
keluaran terhadap daya masukan dalam desibel. Dua pengukuran yang berbeda harus
dilakukan satu pada masukan dan satu pada keluaran.
5-5 TERMOINSTRUMEN
5-5-1 Mekanisme kawat-panas (Hot wire mechanism)
Sejarah awal dari termoinstrumen adalah mekanisme kawat panas, yang ditunjukan
secara skematis dalam Gambar 5-10.
Arus yang akan diukur dilewatkan melalui sebuah kawat halus yang direnggang kencang
antara dua terminal. Kawat kedua diikat ke kawat halus tersebut pada satu ujung dan pada
ujung lainnya ke sebuah pegas yang berusaha menarik kawat halus ke bawah. Kawat kedua
ini dilewatkan melalui sebuah canai (roller) pada mana jarum dihubungkan. Arus yang akan
diukur menyebabkan pemanasan kawat halus dan memuai sebanding dengan kuadrat arus
pemanasan. Perubahan panjang kawat menggerakan jarum dan menunjukan besarnya arus.
Sekarang ini mekanisme kawat panas tidak dipakai lagi dan diganti dengan yang lebih
sensitif, lebih teliti dan memiliki kombinasi kompensasi yang lebih baik bagi elemen
termolistrik dan gerak PMCC.
5-2-2 Instrumen termokopel
Instrumen-instrumen termolistrik yang terpasang di dalam dari jenis terkompensasi,
tersedia dalam batas ukur 0,5-20 A. Rangkuman yang lebih tinggi juga tersedia, tetapi dalam
hal ini elemen pemanas merupakan bagian luar indikator. Elemen-elemen termokopel yang
digunakan untuk rangkuman di atas 60 A umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin
udara.
Instrumen-instrumen panas (termo instrumen) dapat diubah menjadi voltmeter dengan
menggunakan termokopel arus rendah dan tahanan-tahanan seri yang sesuai. Voltmeter
termokopel tersedia dalam batas ukur sampai 500 V dan sensitivitasnya sekitar 100 sampai
500 Ω/V.
Keuntungan utama instrumen termokopel adalah ketelitian yang dapat mencapai 1%
pada frekuensi sampai sekitar 50 MHz dan untuk alasan ini dia digolongkan sebagai
instrumen frekuensi radio (RF instrument). Di atas 50 MHz, efek permukaan (skin effect)
cenderung memaksa arus ke permukaan luar konduktor, memperbesar tahanan efektif kawat
panas, dan mengurangi ketelitian instrumen. Untuk arus kecil (sampai 3 A), kawat pemanas
adalah padat dan sangat tipis. Di atas 3A elemen pemanas dibuat berbentuk tabung yakni
untuk mengurangi kesalahan akibat efek permukaan pada frekuensi yang lebih tinggi.
Alat ukur wattjam (watthourmeter) tidak sering digunakan di laboratorium tetapi banyak
digunakan untuk pengukuran energi listrik komersil. Kenyataannya adalah jelas bahwa di
semua tempat di manapun perusahaan listrik menyalurkan energi listrik ke industri dan
pemakai setempat (domestik).
(Gambar 5-24)
Alat ukur watt-jam tipe poros terapung menggunakan sebuah desain yang unik untuk
menggantungkan piringan. Poros berputar mempunyai sebuah magnet kecil pada masing-
masing ujung. Magnet poros bagian atas ditarik ditarik ke sebuah magnet dalam dalam
bantalan atas, sedang magnet bawah ditarik ke sebuah magnet dalam bantalan bawah. Berarti
gerakan pelampung tidak akan menyentuh kedua permukaan bantalan, dan satu-satunya
kontak terhadap gerakan adalah melalui roda gigi yang menghubungkan poros ke
kelengkapan roda gigi..
5.9 ALAT UKUR FAKTOR DAYA
Faktor daya adalah kosinus sudut fasa antara tegangan dan arus. Ini ditunjukkan
dalam kerja alat ukur factor daya kumparan bersilang ( corssed-coil power factor meter).
Pada dasarnya instrumen ini adalah gerak elektrodinamometer. Elemen yang berputar terdiri
dari dua kumparan yang dipasang pada poros yang sama tapi tegak lurus satu sama lain.
Kumparan medan dihubungkan seri dengan antaran. Salah satu kumparan dari elemen yang
berputar dihubungkan seri dengan sebuah tahanan (R) pada antaran-antaran dan menerima
arus dari beda potensial yang dimasukkan. Kumparan kedua elemen yang berputar dihubung
seri dengan iduktor (L). Elemen yang berputar bergantung pada torsi yang diakibatkan oleh
kedua kumparan yang saling bersilang. Bila elemen yang berputar dalam posisi setimbang,
kontribusi masing-masing elemen terhadap torsi total harus sama tetapi berlawanan tanda.
Torsi yang dibangkitkan di dalam masing-masing kumparan adalah fungsi arus melalui
kumparan dan bergantung pada impedansi rangkaian tersebut. Torsi juga bergantung pada
induktansi, induktansi bergantung pada posisi sudut elemen-elemen kumparan bersilang pada
posisi kumparan medan stasioner. Bila elemen yang berputar dalam keadaan setimbang,
dapat dilihat bahwa simpangan sudutnya merupakan fungsi dari sudut fasa antara arus antaran
dan tegangan antaran. Penunjuk jarum yang dihubungkan ke elemen berputar dikalibrasi
langsung dalam sudut fasa atau factor daya.
Alat ukur factor daya dengan daun terpolarisasi. System daya tiga fasa merupakan
instrument utama karena prinsip kerja bergantung pada pemakaian tegangan tiga fasa.
Kumparan luar adalah kumpuran potensial yang dihubungkan ke antaran-antaran system tiga
fasa. Penyambungan tegangan tiga fasa ke kumparan potensial bertindak sebagai stator motor
induksi tiga fasa sewaktu membankitkan fluksi maknit berputar. Kumparan di tengah
dihubungkan seri dengan salah satu antaran fasa, hal ini mempolariser daun-daun besi. Daun
bergerak di dalam medan maknit berputar dan mengambil suatu posisi di mana medan putar
pada suatu saat mempunyai fluksi polarisasi paling besar. Posisi ini merupakan indikasi
factor daya.
5.10Alat Ukur Frekuensi
Prinsip kerja alat ukur frekuensi elektrodinamometer adalah kumparan-kumparan
medan membentuk dua rangkain resonan terpisah. Kumparan medan 1 di seri dengan
inductor L1 dan kapasitor C2 membentuk rensonan yang disetel ke frekuensi sedikit lebih
tinggi. Kumparan medan disusun seperti diagram dan dikembalikan ke jala-jala melalui
gulungan kumparan yang dapat berputar. Kumparan medan 1 bekerja di atas frekuensi
rensonan dengan arus i1 ketinggalan dari tegangan yang dimasukkan, kumparan medan 2
bekerja di frekuensi rensonan sehingga kapasitif dengan arus i2 yang mendahului tegangan
yang di masukkan. Karena torsi yang dihasilkan oleh kedua arus terhadap kumparan putar
adalah berlawanan dan torsi yang dihasilkan merupakan fungsi dari frekuensi tegangan yang
dimasukkan. Untuk setiap frekuensi yang dimasukkan dalam batas ukur instrument, torsi
yang dibangkitkan pada elemen yang berputar menyebabkan jarum berada pada posisi yang
dihasilkannya dan defleksi jarum dikalibrasi dalam frekuensi yang diberikan tersebut.
Tanda-tanda polaritas pada transformator dinyatakan oleh sebuah titik pada antaran
transformator, dengan maksud membuat sambungan polaritas yang tepat ke alat-alat ukur.
Pada setiap saat siklus bolak-balik yang diketahui, terminal-terminal yang diberi tanda titik
mempunyai polaritas yang sama dan terminal-terminal wattmeter yang diberi tanda harus
dihubungkan ke antaran transformator ini seperti yang ditunjukkan.
SOAL-SOAL
1. Yang mana dari alat-alat ukur berikut akan mengukur arus bolak-balik tanpa bergantung
pada penggunaan penyearah :
a. alat ukur besi putar daun radial
b. elektrodinamometer
c. mekanisme kumparan putar magnet inti
d. instrument termokopel tipe jembatan
2. a. apa yang dimaksud dengan instrument alih
b. jelaskan mengapa elektrodinamometer dapat digunakan sebagai instrument alih
3. Jelaskan mengapa nilai ohm per volt bagian arus bolak-balik (ac) dari sebuah multimeter
komersil lebih rendah dari bagian arus searah (dc) nya.
4. a. apa yang dimaksud dengan kesalahan bentuk gelombang pada suatu pembacaan
voltmeter
b. voltmeter yang mana yang dapat dipengaruhi oleh kesalahan bentuk gelombang
5. (a) Apa keuntungan utama dari voltmeter elektrostatik.
(b) Jelaskan mengapa instrumen ini memiliki skala “aturan kuadrat”.
(c) Dapatkah instrumen ini digunakan sebagai instrumen alih? Mengapa atau mengapa tidak
6.Jelaskan prosedur kalibrasi bagi sebuah voltmeter arus bolak-balik tipe
elektrodinamometer. Nyatakan alat laboratorium mana yang diperlukan utuk kalibrasi ini
dan tunjukkan ketelitian yang diharapkan
7. Diagram rangkaian gambar 5-5 menunjukkan sebuah voltmeter arus bolak-balik tipe
penyearah. Gerak alat ukur mempunyai tahanan dalam 250 ohm dan memerlukan 1mA
untuk defleksi penuh. Masing-masing diode mempunyai tahanan maju 50 ohm dan
tahanan balik tak berhingga. Tentukan
a. tahanan seri Rs yang diperlukan untuk defleksi penuh bila tegangan Vrms di masukkan
ke terminal-terminal alat ukur
b. nilai ohm per volt dari voltmeter arus bolak-balik ini
8. Tentukan penunjukan alat ukur pada Soal 7 bila sebuah gelombang segitiga dengan nilai
puncak 20 V dimasukan ke terminal-terminal alat ukur.
9. Sebuah tahanan 250 Ohm dihubungkan parallel terhadap gerak alat ukur instrumen pada
soal no.7.
a. Apa fungsi tahanan ini?
b. Efek apa yang dimiliki tahanan ini terhadap nilai ohm-per-volt Voltmeter.
c. Tentukan nilai baru Rs agar memberikan defleksi penuh untuk tegangan masukan 25
Vrms.
10. Voltmeter komersil gambar 5-7 menggunakan gerak alat-ukur 1 mA dengan tahanan
dalam 100 Ω. Tahanan shunt terhadap gerak adalah 200 Ω. Dioda D1 dan D2 masing-
masing mempunyai tahanan maju 200 Ω dan tahanan balik tak berhingga.
(a) Jelaskan fungsi tahanan shunt terhadap gerak alat ukur tersebut
(b) Jelaskan fungsi Dioda D2
(c) Tentukan nilai tahanan-tahanan seri R1, R2 dan R3 jika rangkuman yang diinginkan
berturut-turut adalah 10 V, 50 V dan 100 V.
11. Sebuah instrumen termokopel membaca 10 A pada defleksi penuh. Tentukan arus yang
menyebabkan defleksi setengah skala.
12. Buktikan bahwa tiga wattmeter mengukur daya total yang tepat di dalam sebuah sistem
empat kawat tiga fasa. Anggap bahwa beban dihubungkan secara bintang, setimbang dan
resistip murni. Gambarkan diagram fasor yang lengkap dari semua tegangan fasa dan arus
antaran.
13. Berapa wattmeter yang diperlukan untuk mengukur daya total di dalam rangkaian empat
kawat tiga fasa bila beban mengandung sebuah motor induksi dengan hubungan Y?
Anggap bahwa diperlukan menggunakan transformator arus dan potensial, dan gambarkan
diagram rangkaian lengkap dari instalasi pengukuran.
14. Apa arti titik-titik tanda pada sebuah transformator arus atau transformator potensial.
Jawaban
5. (a). Elektrometer adalah instrumen yang memenuhi aturan kuadrat, maka tidak akan
terdapat kesalahan bentuk gelombang seperti ditemukan pada voltmeter tipe
penyearah.
(b). Karena voltmeter elektrostatik memenuhi fungsi aturan kuadrat, dimana torsi
defleksi berbanding langsung dengan kuadrat yang dimasukan tidak bergantung pada
bentuk gelombang, dan defleksi elektrometer dapat dikalibrasi langsung dalam Volt
rms.
(c). Tidak dapat. Karena instrumen ini terbatas pada pemakaian khusus tertentu
terutama dalam rangkaian-rangkaian bolak-balik yang tegangannya relatif tinggi;
dimana oleh instrumen lain arus yang diambil akan menghasilkan indikasi yang salah.
BAB VIII
Penyelesaian :
Z1 Z4 = Z2 Z3 maka Z4 = Z2 Z3 / Z1 = 1000Ω
θ1 + θ4 = θ2 + θ3 maka θ4 = θ2 + θ3 - θ1 = -50®
maka Z4 = 1000 < -50®
menunjukan bahwa kita menemukan suatu elemen kapasitif, mungkin terdiri dari
kombinasi seri dari sebuah tahanan dan sebuah kapasitor.
2. Jembatan-jembatan pembanding
a. Jembatan pembanding kapasitansi
Jembatan arus bolak-balik dapat digunakan untuk pengukuran induktansi atau
kapasitansi yang tidak diketahui dengan membandingkannya terhadap sebuah
induktansi atau kapasitansi lain yang diketahui
Untuk menuliskan persamaan seimbang, mula-mula impedansi dari keempat
lengan jembatan dinyatakan dalam bentuk kompleks diperoleh :
Z1 = R1 ; Z2 = R2 ; Z3 = Rs - j/ωCs ; Z4 = Rx - j/ω Cx
Persamaan umum untuk kesetimbangan jembatan, diperoleh :
R1 (Rx - j/ω Cx ) = R2 ( Rs - j/ωCs )
Agar memenuhi kedua syarat setimbang dalam konfigurasinya, jembatan harus
mengandung dua elemen variabel. Pemeriksaan terhadap persamaan-persamaan
setimbang menunjukan bahwa Rs tidak muncul dalam bentuk Cx. Jadi untuk
menghilangkan setiap interaksi antara kedua pengontrol kesetimbangan, Rs
merupakan pilihan yang tepat sebagai elemen variabel.
b. Jembatan pembanding induktansi
Konfigurasi umum jembatan pembanding induktansi mirip dengan jembatan
pembanding kapasitansi. Dapat ditunjukan bahwa persamaan setimbang
induktansi dan kapasitif memberikan :
Lx = Ls R2 /R1 ; Rx = Rs R2 /R1
Dalam jembatan ini, R2 dipilih sebagai pengontrol kesetimbangan induktif, dan
R1 adalah pengontrol kesetimbangan resistif.
Dengan sakelar pada posis 1, pemecahan untuk Rx :
Rx = (Rs +r )R 2/R1
Dengan sakelar pada posis 2, pemecahan untuk Rx :
Rx = (Rs R2 )/R1 – r
Karena komponen resistif dari sebuah induktor biasanya jauh lebih besar dari
komponen resistif sebuah kapasitor, pengaturan resistif menjadi cukup penting
dan harus dilakukan pada permulaan sekali. Penambahan r memberikan
kebebasab memperbesar rangkuman pengukuran bagi persamaan kesetimbangan
resistif.
3. JEMBATAN MAXWELL
Jembatan Maxwell,yang diagram skemanya ditunjukkan pada Gambar 8-5,
mengukur sebuah induktansi yang tidak diketahui dinyatakan dalam kapasitansi yang
diketahui. Salah satu lengan perbandingan mempunyai sebuah tahanan dan sebuah
kapasitansi dalam hubungan parallel, dan untuk hal ini adalah lebih mudah untuk
menuliskan persamaan kesetimbangan dengan menggunakan admitansi lengan 1
sebagai pengganti impedansi.
Dengan menyusun kembali persamaan umum kesetimbangan jembatan seperti
dinyatakan dalam persamaan, diperoleh
Zx = Z2Z3Y1
Dimana Y adalah admitansi lengan 1. Dengan melihat kembali ke Gambar 8-5
ditunjukkan bahwa
Z2 = R2 ; Z3 = R3 ; dan Y1 = (1/R1)+ jωC1
Substitusi harga-harga ini ke dalam persamaan memberikan
Zx = Rx + jωLx = R2R3(1/R + jωC1)
Dimana tahanan dinyatakan dalam ohm, induktansi dalam henry, dan kapasitansi
dalam farad.
Jembatan Maxwell terbatas pada pengukuran kumparan dengan Q menengah
(1<Q<10). Ini dapat ditunjukkan dengan memperhatikan syarat setimbang kedua yang
menyatakan bahwa jumlah sudut fasa satu pasang lengan yang berhadapan harus sama
dengan jumlah sudut-sudut fasa pasangan lainnya.
Jembatan Maxwell juga tidak sesuai untuk pengukuran kumparan dengan nilai
Q yang sangat rendah (Q<1) karena masalah pemusatan kesetimbangan. Sebagai
contoh nilai Q yang sangat rendah terdapat dalam tahanan induktif atau dalam
kumparan frekuensi radio (RF) jika diukur pada frekuensi rendah. Sebagaimana dapat
dilihat dari persamaan Rx dan Lx, pengaturan kesetimbangan induktif oleh R3 akan
mengganggu kesetimbangan resistif sebesar R1 dan menghasilkan efek yang disebut
setimbang bergeser (sliding balance). Setimbang bergeser menjelaskan interaksi
antara pengontrolan-pengontrolan, sehingga bila kita menyetimbangkan dengan R1
dan kemudian dengan R3 dan kembali lagi ke R1, kita mendapatkan titik setimbang
yang baru. Titik setimbang nampaknya bergerak atau bergeser menuju titik akhirnya
melalui banyak pengaturan. Interaksi tidak terjadi dengan menggunakan R 1 dan C1
sebagai pengatur kesetimbangan, tetapi sebuah kapasitor variable tidak selalu
memenuhi.
Prosedur yang biasa untuk menyetimbangkan jembatan Mxwell adalah
dengan pertama-tama mengatur R3 untuk kesetimbangan induktif dan kemudian
mengatur R1 untuk kesetimbangan resistif. Kembali ke pengaturan R3 ternyata bahwa
kesetimbangan resistif telah terganggu dan berpindah ke suatu nilai baru. Proses ini
diulangi dan memberikan pemusatan yang lambat ke kesetimbangan akhir. Untuk
kumparan-kumparan Q menengah, efek tahanan tidak dinyatakan, dan kesetimbngan
tercapai melalui beberapa pengaturan.
4. JEMBATAN HAY
Jembatan Hay pada Gambar 8-6 berbeda dari jembatan Maxwell yaitu
mempunyai tahanan R1 yang seri dengan kapasitor standar C1 sebagai pengganti
tahanan parallel. Dengan segera kelihatan bahwa pada sudut-sudut fasa yang besar, R1
akan mempunyai nilai yang sangat rendah. Dengan demikian rangkaian Hay lebih
menyenangkan untuk pengukuran Q tinggi.
Persamaan-persamaan setimbang juga diturunkan dengan memasukkan nilai
impedansi lengan-lengan jembatan ke dalam persamaan umum kesetimbangan
jembatan. Pada rangkaian Gambar 8-6 kita peroleh bahwa
Z1 = R1 – (j/ωC1) ; Z2 = R2 ; Z3 = R3; Zx = Rx +jωLx
Dengan memasukkan nilai-nilai ini ke dalam persamaan diperoleh
( R1 – (j/ωC1))(Rx + jωLx) = R2R3
Yang akan berubah menjadi
R1Rx + (Lx/C1) – (jRx/ωC1) + jωLxR1 = R2R3
Pemisahan bagian nyata dan bagian khayal menghasilkan
R1Rx + (Lx/C1) = R2R3
(Rx/ωC1) = ωLxR1
Dan
Lx = (R2R3C1 / 1 + ω2 C2 1 R21)
Kedua persamaan mengandung Lx dan Rx dan kita harus menyelesaikan
persamaan-persamaan ini secara simultan. Ini memberikan
Kedua bentuk matematis untuk induktansi dan tahanan yang tidak diketahui ini
mengandung kecepatan sudut dan dari sini kelihatan bahwa frekuensi sumber
tegangan harus diketahui secara tepat. Bahwa ini tidak benar bila yang diukur adalah
sebuah kumparan Q tinggi dapat diikuti dari pertimbangan-pertimbangan berikut :
dengan mengingat bahwa penjumlahan pasangan sudut fasa yang berhadapan harus
sama, kita perolh bahwa sudut fasa induktif harus sama dengan sudut fasa kapasitif
karena sudut-sudut resistif adalah nol. Gambar 8-7 menunjukkan bahwa tangent sudut
fasa induktif sama dengan
Tan θl = Xl / R = ωLx / Rx = Q
Dan tangent sudut fasa kapasitif adalah
Tan θc = Xc / R = (1/ωC1R1)
Bila kedua sudut fasa tersebut sama, tangennya juga adalah sama dan dapat
dituliskan
Tan θl = tan θc atau Q = (1/ωC1R1)
Dengan memperhatikan kembali suku () yang muncul dalam persamaan, kita
peroleh bahwa setelah memasukkan persamaan lain ke dalam betuk Lx, maka akan
didapatkan
Lx = (R2R3C1/ 1 + (1/Q)2)
Untuk nilai Q yang lebih besar dari sepuluh, suku () akan menjadi lebih kecil dari
1/100 dan dapat diabaikan. Karena itu persamaan akan berubah menjadi bentuk yang
diturunkan untuk jembatan Maxwell, yaitu :
Lx = R2R3C1
Jembatan Hay cocok untuk pengukuran inductor Q tinggi, terutama yang
mempunyai Q yang lebih besar dari sepuluh. Untuk nilai Q yang lebih kecil dari
sepuluh, suku (1/Q)2 menjadi penting dan tidak dapat diabaikan. Dalam hal ini
jembatan Maxwell adalah lebih sesuai.
5. JEMBATAN SCHERING
Jembatan Schering, salah satu jembatan arus bolak-balik yang paling penting, di
pakai secara luas untuk pengukuran kapasitor. Dia memberikan beberapa keuntungan
nyata atas jembatan pembanding kapasitansi yang telah dibahas dalam Bab 8-2-1.
Walaupun jembatan Schering digunakan untuk pengukuran kapasitansi dalam
pengertian yang umum, dia terutama sangat bermanfaat guna mengukur sifat-sifat
isolasi yakni pada sudut-sudut fasa yang sangat mendekati 90◦.
Zx = Z2Z3Y1
Rx – j/ωCx = R2(-j/ωC3)(1/R1+jωC1)
Atau
Dengan menyamakan bagian nyata dari bagian khayal kita peroleh bahwa
Rx = R2C1/C3 (8-31)
Cx = C3R1/R2 (8-32)
Factor daya (power factor, PF) dari sebuah kombinasi seri RC didefinisikan
sebagai cosinus sudut fasa rangkaian. Denga demikian factor daya yang tidak
diketahui sama dengan PF =Rx/Zx. Untuk sudut-sudut fasa yang sangat mendekati
90◦, reaktansi hamper sama dengan impedansi dan kita dapat mendekati factor daya
menjadi :
D = ωR1C1 (8-35)
Jika tahanan R1 dalam jembatan Schering pada gambar diatas mempunyai suatu
nilai yang tetap, piringan (dial) kapasitor C1 dapat dikalibrasi langsung dalam factor
disipasi D. ini merupakan hal yang biasa didalam sebuah jembatan Schering.
Perhatikan bahwa suku ω muncul dalam pernyataan factor disipasi (persamaan 8-35).
Tentunya ini berarti bahwa kalibrasi piringan C1 hanya berlaku untuk satu frekuensi
tertentu pada mana piringan di kalibrasi. Frekuensi yang berbeda dapat digunakan
asalkan dilakukan suatu koreksi, yakni dengan mengalikan pembacaan piringan C1
terhadap perbandingan dari kedua frekuensi tersebut
.
6. KONDISI TIDAK SETIMBANG
Gambar 8-9 Sebuah Jembatan arus bolak-balik yang tidak dapat setimbang.
Jadi, pengaturan R3 ke nilai 300 Ω akan memenuhi syarat pertama.
Tinjauan terhadap syarat setimbang kedua (sudut-sudut fasa) menghasilkan
situasi berikut :
θ1 + θ4 = +60o + 30o = +90o
θ2 + θ3 = +60o + 30o = +90o
Jelas, θ1 + θ4 ≠ θ2 + θ3, dan persyaratan kedua tidak terpenuhi. Dalam hal ini
kesetimbangan jembatan tidak dapat dicapai.
Sebuah ilustrasi menarik mengenai masalah menyetimbangkan sebuah
jembatan, dimana pengaturan kecil terhadap satu atau lebih lengan-lengan jembatan
menghasilkan suatu situasi dimana kesetimbangan dapat diperoleh.
Perhatikan rangkaian gambar 8-10(a), anggap lengan jembatan 4 adalah yang
tidak diketahui yang tidak dapat diubah. Pemeriksaan rangkaian menunjukan bahwa
syarat pertama kesetimbangan (kebesar-kebesaran) dengan mudah dapat dipenuhi
dengan sedikit memperbesar tahanan R3. Syarat setimbang kedua menginginkan
bahwa θ1 + θ4 = θ2 + θ3.
dimana θ1 = -90o (kapasitansi murni)
θ2 = θ3 = 0o (tahanan murni)
θ4< +90o (impedansi induktif)
Jelas, kesetimbangan tidak mungkin dicapai dengan konfigurasi Gambar 8-10(a)
sebab penjumlahan θ1 dan θ4 akan sedikit negatif sedangkan θ2 + θ3 akan persis0o.
Kesetimbangan ini dapat dipulihkan kembali dengan pengubahan rangkaian
sedemikian rupa sehingga persyaratan sudut fasa terpenuhi, pada dasarnya terdapat
dua metoda untuk melakukan hal ini :
1. Mengubah Z1 sehingga sudut fasanya berkurang menjadi
lebih kecil dari o (sama dengan 0) dengan menghubungkan sebuah tahanan paralel
terhadap kapasitor. Pengubahan ini menghasilkan konfigurasi jembatan maxwell
seperti ditunjukan pada gambar 8-10(b). Tahanan R1 dapat ditentukan melalui
pendekatan standar dari Bab 8-3 dengan menggunakan admitansi lengan 1, dan
dapat dituliskan :
Y1 = Z4 / Z2Z3
dimana Y1 = 1/R1 + j/1000
Dalam hal ini kebesaran Z3 telah bertambah sehingga syarat setimbang pertama
telah berubah. Suatu pengaturan kecil terhadap R3 diperlukan kembali untuk
memulihkan kesetimbangan.
7. JEMBATAN WIEN
Jembatan Wien berfungsi sebagai jembatan arus bolak balik guna mengukur
frekuensi dan juga rangkaian lainnya. Salah satunya contohnya adalah pada alat
penganalisa distorsi harmonic (harmonic distortion analyzer), dimana dia digunakan
sebagai sringan pencatat (notch filter) yang membedakan terhadap satu frekuensi
tertentu. Dalam bab ini, kita akan membahas dalam bentuk dasarnya yang
direncanakan untuk mengukur frekuensi.
Jembatan wien memiliki sebuah kombinasi seri RC dalam satu lengan dan sebuah
kombinasi pararel RC dalam lengan di sebelahnya (gambar).
R1 R2
E C1
Detektor
R3 R4
C3
Pada gambar tersebut menunjukan skema penguat dc yang menggunakan transistor efek
medan serta penguat jembatan yang menggunakan BJT, dan dua buah FET untuk stabilitas
termal yang membentuk lengan-lengan sebuah jembatan. Tahanan sumber R1,R2 dan tahanan
pengatur nol R3membentuk lengan jembatan bagian bawah. Tanpa ada sinya masukan,
terminal-terminal gerbang dari FET berada pada potensional tanah dan transistor bekerja
pada titik kerja yang identik. Jembatan disetimbangkan dan penunjuk alat ukur nol.
10-4-3 Desible
Pemakaian skala desible bisa sangat efektif dalam pengukuran yang mencakup
rangkuman tegangan yang lebar. Sebagai contoh, pengukuran jenis ini ditemukan dalam
kurva respons frekuensi sebuah penguat atau filter. Di mana tegangan keluaran diukur
sebagai fungsi dari frekuensi teganagan masukan yang dimasukan.
10-4-4 Sensitivitas versus lebar bidang frekuensi
Derau adalah fungsi lebar bidang frekuensi. Sebuah voltmeter dengan bidang yang
lebar akan mengambila dan mengakibatkan lebih banyak derau daripada voltmeter yang
beroprasi pada rangkuman frekuensi yang sempit. Umumnya, sebuah instrument dengan
lebar bidang sebesar 10 Hz sampai 10 m=MHz mempunyai sensitivitas sebesar 1 mV.
Sebuah voltmeter dengan cakupan lebar bidang hanya sampai 5 MHz dapat mempunyai
sensitivitas sebesar 100 mikrovolt.
Pengukuran klasik tegangan selisih ditunjukkan dalam bentuk dasar pada rangkaian 10-12.
Dalam rangkaian ini, alat penunjuk nol dihubungkan di antara sumber tegangan yang tidak
diketahui dan terminal-terminal keluaran dari sebuah pembagi tegangan presisi; sehingga
menunjukkan selisih antara keduanya. Pembagi tegangan ini dihubungkan ke sumber
tegangan referensi dan dapat diatur agar memberikan perbandingan yang diketahui secara
tepat terhadap tegangan referensi.
Untuk pengukuran tegangan tinggi, sebuah sumber daya referensi egangan tinggi dapat
digunakkan. Akan tetapi, dalam hal yang lazim, sebuah pembagi tegangan ditempatkan di
antara sumber yang tidak diketahui guna menurunkan tegangan pada nilai yang cukup
rendah untuk membandingkan langsung terhadap standar dc tegangan rendah yang biasa.
Kekurangan utama sisem ini adalah sebuah voltmeter selisih yang dilengkapi dengan
pembagi tegangan masukan mempunyai tahanan masukan yang relative rendah,terutama
pada tegangan yang tidak diketahui yang jauh lebih besar dari referensi. Tahanan masukan
yang rendah ini tidak diinginkan sebab efek pembebanannya. Sebuah voltmeter selisih
memberikan tahanan masukan yang mendekati tak berhingga hanya pada kondisi nol dan
selanjutnya hanya pembagi tegangan masukan tidak digunakan.
Voltmeter selisih arus bolak-balik merupakan modifikasi dari instrument arus searah
dan berisi sebuah rangkaian penyearah yang presisi. Tegangan ac yang tidak diketahui
dimasukan ke penyearah guna pengubahan ke tegangan dc yang sama dengan nilai rata-
rata ac. Kemudian dc yang dihasilkan dimasukan ke voltmeter potensimetrik dalam cara
yang biasa. Diagram balok yang disederhanakan bagi sebuah voltmeter selisih ditunjukan
pada gambar 10-13 telah cukup member penjelasan.
10-5-2 standar dc/voltmeter selisih
Voltmeter selisih membutuhkan sumber referensi untuk melakukan pengukuran dan
sebuah rangkaian alat pencatat untuk mendeteksi ketidakseimbangan antara tegangan yang
tidak diketahui dan tegangan yang diketahui. Diagram balok 10-14 menggambarkan
modus operandi standar, di mana instrument membangkitkan tegangan keluaran presisi
dari 0 V sampai 1000 V sebagai referensi untuk berbagai pakaian labolatorium.sebuah
referensi yang temperaturnya terkontrol membangkitkan tegangan yang sangat stabil
sebesar +1 Vdc, yang dihubungkan ke sebuah jaringan pembagi tegangan decimal.
Perbandingan pembagi tegangan dikontrol oleh satu pasang sakelar panel depan yang
memungkinkan pengaturan sumber referensi daro 0 V sampai 1 V dengan pertambahan
setiap 1μ.
Penguat dc terdiri dari beberapa tingkatan dalam bentuk air terjun, memberikan
penguat lup terbuka sebesar atau lebih. Jaringan umpan balik memonitor tegangan
keluaran actual dan mengumpankan kembali sebagai keluaran yang terkontrol ke masukan
penguat. Penguat lup tertutup dari penguat umpan balik dapat dinyatakan oleh hubungan:
G=
Yang menunjukan bahwa penguatan penguat hanya bergantung pada banyaknya umpan balik
degenerative. Dengan demikian ketelitian penguatan lup tertutup hanya bergantung pada
ketelitian pembsagi tegangan yang menentukan . Pembagi tegangan umpan balik yang
ditunjukan pada diagram blok pada gambar 10-14 dibuat dari tahanan kawat gulung presisi
yang stabil, memungkinkan penguat mempunyai karakteristik penguatan lup tertutup yang
terkontrol secara cermat. Terminal keluaran dari instrument dalam modus operandi standar
memberikan rangkuman-rangkuman tegangan presisi sebagai berikut:
0 – 1 V dengan langkah 1 V
0 – 10 V dengan langkah 10 V
0 – 100 V dengan langkah 100 V
0 – 1000 V dengan langkah 1mV
Dalam modus operandi ketiga, instrument dihubungkan sebagai voltmeter dan penguat dc
berfungsi sebagai suatu tingkatan penyangga guna menyediakan impedansi masukan yang
tinggi ke sumber tegangan yang tidak diketahui. Tegangan masukan diperkuat, dan tegangan
keluaran dc dihubungkan langsung ke rangkaian alat pencatat. Rangkaian alat pencatat berisi
sebuah penguat dengan umpan balik terkontrol dan memperbolehkan pemilihan
sensitivitasnya dengan pengatur lup umpan balik melalui alat control pada panel depan yang
diberi tenda sensitivitas. Ciri ini melengkapi sensitivitas rangkaian alat pencatat yang ekstrim,
kerapkali dalam 1 V defleksi penuh. Akan tetapi pengukuran yang berarti pada sensitivitas
yang sangat tinggi sulit dilakukan sebab kesulitan dalam pembangkitan derau dan
pengambilan derau.
Sebuah pengubah ac ke dc dapat disertakan di dalam instrument guna melengkapi
kemampuan metoda potensiometer untuk mengukur tegangan bolak-balik.
DVM merupakan suatu instrumen yang terandalkan dan teliti yang dapat digunakan
dalam banyak pengukuran di laboratorium. Kualitas DVM yang menonjol dapat digambarkan
dengan mengemukakan sebagian karakteristik operasi dan karakteristik prestasi yang khas.
Spesifikasi berikut tidak semua berlaku pada satu instrumen tertentu, teteapi mereka betul-
betul menyatakan informasi yang absah mengenai keadaan sekarang ini:
a. Rangkuman masukan : dari ± 1,000000 V sampai ± 1000,000 V, dengan pemilihan
rangkuman secara otomatis dan indikasi beban lebih.
b. Ketelitian mutlak sebesar ± 0,005 persen dari pembacaan.
c. Stabilitas : jangka pendek 0,002 persen dari pembacaan untuk periode 24 jam; jangka
panjang 0,008 persen pembacaan untuk perioda 6 bulan.
d. Resolusi : 1 bagian dalam 106 (1 µuV dapat dibaca pada rangkuman masuka 1V).
e. Karakteristik masukan : tahanan masukan khas adalah 10MΩ; kapasitas masukan
khas adalah 40 pF.
f. Kalibrasi : standar kalibrasi internal yang memungkinkan kalibrasi tidak bergantung
pada rangkaian ukur diperoleh dari sumber referensi yang distabilkan.
g. Sinyal-sinyal keluaran : perintah mencetak memungkinkan keluaran menuju unit
pencetak (printer) keluaran BCD (Binary Code Decimal = bilangan desimal yang
masing-masing angka dinyatakan oleh empat bit) untuk pengolahan atau pencatatan
digital.
Voltmeter digital dapat dikelompokan sesuai dengan kategori berikut:
a. Voltmeter digital jenis tanjak (ramp type DVM).
b. Voltmeter digital jenis penggabungan/integrasi (integrating DVM).
c. Voltmeter digital setimbang kontinu (continuous balance DVM).
d. Voltmeter digital dengan pendekatan berturut-turut (successive approximation DVM).
Penguat integrasi menghasilkan suatu tegangan keluaran yang sebanding dengan tegangan
masukan yang dikaitkan ke elemen masukan dan elemen umpan balik oleh persamaan,
Vout = - 1/C ∫ i dt
= - 1/RC ∫ Vin dt
jika tegangan masukan adalah konstan, keluaran adalah sebuah tegangan tanjak linear yang
memenuhi persamaan,
Vout = - Vin t/RC
Bila tegangan tanjak mencapai suatu level tegangan negatif tertentu, alat deteksi level
memicu generator pulsa, yang memasukkan suatu langkah tegangan negatif ke titik
penjumlahan dari penguat integrasi. Hasil penjumlahan tegangan masukan dan tegangan
pulsa adalah negatif, menyebabkan tegangan tanjak mengubah (membalik) arahnya. Laju
pembangkitan pulsa diatur oleh besarnya tagangan masukan DC. Keuntungan utama dari
sistem sistem pengubahan analog ke digital adalah kemampuannya mengukur adanya
campuran derau yang besar secara cermat disebabkan masukan yang digabungkan.
Jika impedansi yang tidak diketahui dihubungkan kerangkaian dan kapasitor disetalakan agar
beresonansi, maka
XL= , yang berubah menjadi Xp=
Atau = – atau RP = =
Cd =
Contoh 10-3: kapasitansi diri sebuah kumparan aktif diukur dengan menggunakan prosedur
yang baru diuraikan. Pengukuran pertama adalah pada f1=2MHz dan C1= 460 pf. Pengukuran
kedua pada f2=4MHz memberikan suatu nilai yang baru bagi kapasitor penyetalaan,
C2=100pf. Tentukan kapasitansi terbagi Cd.
Jawab: Cd= = = 20 pf
Contoh 10-4: tentukan nilai kapasitansi diri dari sebuah kumparan dengan melakukan
pengukuran: pada frekuensi f1=2 MHz, kapasitor penyetalaan 450pf. Bila frekuensi
diperbesar menjadi 5MHz, kapasitor penyetalaan 60pf.
Jawab: f2= 2,5 f1
=
=
Cd = = = 14,3 pf
Q efektif sebuah kumparan dengan kapasitansi terbagi lebih kecil dari Q sebenarnya.
Qsebenarnya= Qe( ) dengan Qe= efektif dari kumparan
C= kapasitansi penggetar
Cd= kapasitansi terbagi
Pada pengukuran, tahanan residua tau tahanan sisipan (RsH) dari rangkaian alat ukur Q cukup
kecil dan dianggap diabaikan. Efek tahanan sisipan terhadap pengukuran bergantung pada
besarnya impedansi yang tidak diketahui, dan tentunya pada ukuran tahanan sisipan tersebut.
Contoh 10-5: sebuah kumparan dengan tahanan 10Ω dihubaungkan dalam “ modus
pengukuran langsung”. Resonansi terjadi bila frekuensi osilator adalah 1MHz dan kapasitor
penggetar 65pf. Tentukan persentase kesalahan yang dihasilkan dalam nilai Q yang dihitung
dengan penyisipan tahanan sebesar 0,02Ω.
Jawab:
Qe= = = 245
BAB XI
Keluaran
Umpan Balik
GAMBAR 11-2 Osilator Hartley
Keluaran
Umpan Balik
GAMBAR li-3 Osilator Colpitts
Penguat pada gambar 4 ini akan berosilasi bila dua persyaratan dasar yang dikenal
sebagai kriteria Barkhausen untuk osilasi dipenuhi. Adapun kedua persyaratan dasar tersebut
adalah :
1. Penguatan tegangan sekitar penguat dan simpul umpan balik (feedback loop) yang
disebut penguatan simpal (loop gain) harus sama dengan satu, atau Avβ = 1.
2. Pergeseran fasa antara tegangan masukan v dan tegangan umpan balik vf yang disebut
pergeseran fasa simpal (loop phase shift) harus nol.
Jika persyaratan-persyaratan ini dipenuhi, penguat umpan balik pada Gambar 11-4 akan
membangkitkan suatu gelombang keluaran berbentuk sinus. Pada gambar 5, ditunjukkan
rangkaian jembatan Wien dimana dapat dilihat bahwa rangkaian terdiri dari gabungan RC
seri dalam satu lengan dan gabungan RC parallel dalam lengan sebelahnya, sedangkan
lengan-lengan lainnya adalah tahanan murni.
Gambar 6
Impedansi lengan-lengan reaktif pada frekuensi resonansi, f = 1 / (2 R C) dapat
dituliskan :
Z1 = R – j/ωC = (1 – j)R (11-10)
Z2 = 1/(1/R + jωC) = (1-j)R/2 (11-11)
Maka penurunan tegangan va pada Z2 adalah
va = (Z2/Z1+Z2) vi = vi/3 (11-12)
dan penurunan tegangan pada R2, adalah
vb = (R4/R3+R4)vi (11-13)
Tegangan keluaran dari jembatan adalah
Vo = va - vb (11-14)
Jika diinginkan suatu harga nol, tegangan keluaran harus nol dan va = vb. Untuk
mencapai hasil ini R3 dan R4 harus dipilih sedemikian sehingga vb = 1/3 vi. Berarti
R4/(R3+R4) = 1/3 atau R3 = 2 R4. Akan tetapi dalam hal yang dibicarakan, tegangan
keluaran tidak harus nol dan oleh karena itu perbandingan R4/(R3 + R4) harus lebih kecil
dari 1/3. Ambil sebagai contoh,
Vb/va = R4/R3+R4 = (1/ 3) – 1/δ (11-15)
dimana δ adalah sebuah bilangan yang lebih besar dari 3. Maka
β = vo/vi = va-vb/vi = va/vi – {(1/3) – (1/δ)} (11-16)
Untuk menghasilkan suatu tegangan keluaran pada frekuensi resonansi jembatan (fa)
dan dengan demikian memberikan tegangan umpan balik yang diperlukan bagi osilasi va/vi =
1/3 dan β = 1/δ. Maka kriteria Barkhausen untuk osilasi yaitu penguantan lup sebesar satu
atau Aβ = 1, dipenuhi dengan membuat penguatan penguat A =δ.
Dalam keadaan ini dua pengamatan penting dapat dilakukan :
1. Frekuensi osilasi persis sama dengan frekuensi nol dari jembatan setimbang, yaitu fo
= 1/2Πrc.
2. Pada setiap frekuensi lainnya, va tidak sefasa dengan vi dan berarti vo tidak sefasa
dengan vi, sehingga persyaratan penguatan lup sebesar satu hanya dipenuhi pada
frekuensi resonansi.
Pada gambar 7, ditunjukkan diagram rangkaian sebuah osilator jembatan Wien yang
sederhana tetapi praktis (osilator jembatan Wien dua tingkatan).
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa waktu naik ( rise time, tr ) adalah waktu
yang dibutuhkan pulsa agar bertambah dari 10% menjadi 90%dari amplitude normalnya.
Sedankan waktu jatuh (fall time, tf ) adalah waktu yang diperlukan oleh pulsa agar turun dari
90 menjadi 10 persen dari amplitudo maksimalnya. Umumnya waktu naik dan waktu jatuh
pulsa akan lebih cepat dari rangkaian atau komponen yang diuji.Bila kenaikan amplitudo
awal melebihi nilai sebenarnya, terjadi lonjakan (overshoot) atau ringing. Lonjakan ini
mungkin dapat dilihat sebagai pip tunggal. Bila amplitudo maksimal dari pulsa tidak konstan
tetapi berkurang secara pelan-pelan, pulsa disebut droop atau melengkung ke bawah (sag).
Setiap lonjakan, ringing, atau pelengkungan ke bawah di dalam pulsa uji harus diketahui
untuk menghindari keragu-raguan fenomena yang disebabkan oleh rangkaian uji. Amplitudo
pulsa maksimal menuntut perhatian paling penting jika rangkaian yang diuji memerlukan
daya masukan yang sesuai, seperti halnya sebuah unit magnetic care memory. Pada waktu
yang sama rangkuman pelemahan instrumen harus sesuai guna mencegah pengemudian lebih
terhadap rangkaian uji maupun dalam mensimulir persyaratan-persyaratan operasi yang
aktual.Rangkuman pengontrolan frekuensi atau laju pengulangan pulsa (PPR, pulse
refretition rate) diperhatikan jika rangkaian yang diuji hanya dapat beroperasi di dalam suatu
rangkuman laju pulsa atau jika variasi laju kecepatan tersebut diperlukan.
Beberapa generator pulsa dapat dipicu oleh sinyal-sinyal yang dimasukkan dari luar. Sama
seperti pemicu yang ditemukan pada laboratorium CRO. Sebaliknya keluaran generator pulsa
atau generator gelombang persegi bisa digunakan untuk melengkapi pulsa-pulsa pemicu guna
mengoperasikan rangkaian-rangkaian luar. Dengan demikian, rangkaian pemicu keluaran dari
generator pulsa memperbolehkan terjadinya pulsa pemicu sebelum ataupun sesudah pulsa
keluaran utama.
Generator yang memiliki impedansi sumber yang sepadan dengan kabel penghubung akan
menyerap pantulan yang dihasilkan oleh ketidaksepadanan impedansi di dalam rangkaian
luar. Tanpa kesepadanan generator terhadap kabel ini, pantulan-pantulan akan dipantulkan
oleh generator yang memperlihatkan pulsa-pulsa yang palsu atau gangguan terhadap pulsa
utama.
Rangkaian-rangkaian yang digunakan di dalam pembangkitan pulsa umumnya dibagi dalam
dua kategori, yaitu pasif dan aktif. Dalam rangkaian jenis pasif, sebuah osilator gelombang
sinus digunakan sebagi generator basis dan keluarannya dilewatkan melalui sebuah rangkaian
pembentuk pulsa guna mendapatkan bentuk gelombang yang diinginkan. Generator-generator
aktif biasanya dari jenis rileksasi. Osilator rileksasi menggunakan tindakan pengisian dan
pengosongan sebuah kapasitor guna mengontrol konduksi sebuah transistor. Beberapa bentuk
yang umum dari osilator rileksasi adalah multivibrator dan osilator blok.
Analisis kualitatif yang lazim terhadap rangkain ini dilakukan sebagai berikut:
Bila mula-mula daya dimasukkan ke rangkaian, kedua transistor mulai konduksi.
Karena perbedaan karakteristik operasi antara keduanya adalah kecil, salah satu transistor
akan mengonduksi sedikit lebih cepat dari yang lain. Ini memulai sederetan kejadian.
Misalkan bahwa Q1 mula-mula mengonduksi lebih dulu dari Q2. Ini berarti bahwa tegangan
kolektor dari Q1 (yaitu ec1) turun lebih cepat dari tegangan kolektor Q2 (yaitu ec2). Penurunan
dari ec1 dihubungkan ke jaringan R2 C2, dan karena muatan pada C2 tidak dapat berubah
secara seketika, perubahan penuh menuju negatif terjadi pada R2. Ini mengurangi forward
bias pada Q2 yang pada gilirannya menurunkan arus kolektor Q2 (yaitu ec2), dan
menyebabkan kenaikan pada tegangan kolektor Q2. Kenaikan dalam tegangan kolektor Q2 ini
dihubungkan melalui jaringan R1 C1 menuju basis Q1, memperbesar catu majunya. Dengan
demikian Q1 mengonduksi malah lebih berat dan tegangan kolektornya turun masih lebih
cepat. Perubahan yang menuju negatif ini digandengkan ke basis Q2 yang selanjutnya
menurunkan arus kolektornya. Proses keseluruhan adalah komutatif sampai Q2 dihentikan (
cut off ) seluruhnya dan Q1 mengonduksi secara berat.
Dengan Q2 cut off, tegangan kolektornya praktis sama dengan tegangan suplai Vcc
dan kapasitor C1 mengisi dengan cepat menuju Vcc melalui lintasan yang tahanannya rendah
dari emiter menuju basis transistor pembuat konduksi (Q1). Bila tindakan rangkaian membuat
Q1 bekerja penuh, potensial kolektornya turun mendekati 0 V, dan karena muatan pada C2
tidak bisa berubah seketika, basis Q2 berada pada potensial Vcc, mengemudikan Q2 lebih jauh
menuju cut off.
Sekarang tindakan penyaklaran dimulai. C2 mulai mengosongkan muatan secara
eksponensial melalui R2. Bila muatan pada C2 mencapai 0 V, C2 berusaha mengisi sampai
nilai +VBB yaitu tegangan suplai bagi basis. Tetapi tinfdakan ini secara cepat menem[patkan
suatu catu maju pada Q2 dan transistor ini mulai konduksi. Begitu Q2 mulai konduksi, arus
kolektornya menyebabkan penurunan tegangan kolektor ec2. Perubahan yang menuju negatif
ini digandengkan terhadap basis Q1 yang mulai mengonduksi lebih pelan, yakni dia keluar
dari saturasi. Tindakan kumulatif ini berulang sampai akhirnya Q1 menjadi cut off dan Q2
mengonduksi secara berat. Pada saat ini tegangan kolektor dari Q1 mencapai nilai
maksimalnya sebesar Vcc. Kapasitor C2 mengisi ke nilai penuh sebesar Vcc, dan siklus operasi
lengkap telah selesai.
Frekuensi pembawa dibangkitkan oleh sebuah osilator LC yang sangat stabil, menghasilkan
sebuah bentuk gelombang sinus yang baik dan tidak memiliki dengung yang cukup besar atau
modulasi derau. Frekuensi osilasi dipilih melalui sebuah pengontrol rangkuman frekuensi dan
sebuah cakera penyetel nonius. Rangkaian LC dirancang agar memberikan suatu keluaran
yang tetap konstan sepanjang setiap satu rangkuman frekuensi.
Stabilitas frekuensi dari instrumen dasar dibatasi oleh konstruksi rangkaian LC dari master
oscillator. Karena penyaklaran rangkuman biasanya dilakukan dengan memilih elemen-
elemen kapasitif yang sesuai di dalam rangkaian osilator, setiap perubahan dalam rangkaian
frekuensi mengganggu rangkaian sampai tingkat tertentu dan pemakaian harus menunggu
sampai rangkaian tersebut telah distabilkan pada nilai frekuensi dan resonansinya yang baru.
11.3.2 Generator Penyapu Frekuensi
Generator penyapu frekuensi (sweep frequency generator) merupakan suatu
pengembangan logis dari generator sinyal standar. Dia menghasilkan suatu tegangan keluaran
berbentuk sinus (biasanya dalam rangkuman RF)
Proses modulasi frekuensi (FM) dapat dilakukan secara mekanik dan elektronik. Cara
elektronik untuk mengubah frekuensi osilator majikan dilakukan berdasarkan pembahasan
generator sinyal standar. Metoda ini digunakan agar menguntungkan dalam beberapa
instrumen laboratorium dan menghasilkan ketepatan serta kestabilan generator sinyal
konvensional yang disetarakan secara manual untuk pengukuran frekuensi tersapu. Salah satu
perkembangan yang menuntun konstruksi osilator disetalakan secara elektronik adalah
tabung isolator gelombang mundur (backward wave oscilator tube) yang mengatasi kerugian
karena penyapuan yang panjang dan keausan mekanis yang disebabkan oleh alat penyetalaan.
Jantung instrumen generator penyapu adalah osilator majikan yang rangkuman frekuensinya
dapat diatur melalui sakelar rangkuman. Penyapu frekuensi dianggap berupa peralatan
mekanis yang memutar kapasitor penyetalaan didalam osilator majikan LC, mengakibatkan
penyapuan berulang sepanjang keseluruhan rangkuman frekuensi. Penyapu frekuensi juga
menyediakan tegangan penyapu yang berubah secara sinkron dan dapat digunakan untuk
mengemudikan pelat-pelat defleksi horisontal CRO atau sumbu x dari alat pencatat X Y ( X
Y recorder) dan respon amplitudo dapat diperagakan secara otomatis pada osiloskop atau unit
pencatat X-Y
Untuk mengenali frekuensi frekuensi, sebuah generator pembuat tanda (marker generator)
menyediakan bentuk bentuk gelombang setengan sinus pada setiap frekuensi dalam batas
batas rangkuman penyapuan. Tegangan pemberi tanda (marker voltage) ditambahkan ke garis
basis dari jejak CRO sebagai suatu tanda pengenalan yang ditindihkan diatas kurva respons
dari alat yang di uji.
Rangkaian pengontrol level otomatis pada dasarnya adalah sebuah sistem umpan balik lup
tertutup yang memonitir level RF pada suatu titik didalam sistem pengukuran. Rangkaian ini
mempertahankan daya maju konstant terhadap variasi frekuensi dan impedansi beban. Suatu
level daya yang konstan secara ideal mencegah setiap ketidaksepadanan sumber dan juga
memberikan suatu penunjukan kalibrasi yang konstant terhadap frekuensi.
11.3.3 Generator Derau Acak
Generator derau acak (random noise generator) adalah sebuah alat yang menghasilkan
sebuah sinyal amplitudo sesaatnya ditentukan sembarangan dan dengan demikian tidak dapat
diramalkan. Pengukuran derau acak digunakan dalam banyak lapangan pengukuran.
Derau paling efektif digunakan untuk menguji berbagai cara deteksi dan untuk
menemukan sinyal yang mengandung derau, seperti dalam radio, telemetri, radar dan sistem
sonar. Kegunaan derau lainnya antara lain :
1. Dalam pengukuran listrik derau dapat digunakan sebagai sinyal uji bagi dirinya
sendiri.
2. Pengukuran distorsi intermodulasi (IM) dan percakapan silang (crostalk) dalam
sistem komunikasi
3. Pengujian penguat-penguat servo dan studi mengenai komputer analog.
Cara pembangkitan derau acak biasanya adalah dengan dioda derau (noise diode)
semikonduktor yang mengirimkan frekuensi didalam suatu ban dari sekitar 80 Khz sampai
220 Khz.
Jaringan pengontrol frekuensi diatur oleh cakera frekuensi atau oleh sebuah tegangan
kontrol yang dimasukan dari luar. Tegangan pengontrol frekuensi mengontrol dua sumber
arus. Yaitu sumber arus atas yang mensuplai suatu arus yang konstan ke integrator segitiga
yang tegangan keluarannya bertambah secara linier terhadap waktu.Multivibrator
pembanding tegangan berubah keadaan pada suatu level yang telah ditentukan sebelumnya
pada kemiringan tegangan keluar integrator yang positif. Sumber arus bawah mensuplai suatu
arus balik menuju integrator sehingga keluarannya berkurang secara linier terhadap waktu.
Jaringan tahanan dioda membentuk sebuah gelombang sinus yang dibuat dari gelombang
segitiga serta merupakan gelombang keluaran ketiga. Rangkaian keluaran dari generator
fungsi terdiri dari dua penguat keluaran.
Sinyal masukan memasuki instrumen melalui sebuah sambungan jarum penduga yang
berisi sebuah penguat isolasi dengan penguatan satu. Setelah pelemahan yang tepat , sinyal
masukan di heterodinkan didalam tingkat pencampur bersama sinyal dari osilator lokal.
Keluran pencampur ini menghasilkan sebuah frekuensi tengah yang diperkuat secara seragam
oleh penguat IF 30 MHz. Kemudian sinyal ini dicampur dengan suatu sinyal osilator kristal
30 MHz yang mempelihatkan informasi yang terpusat pada frekuensi nol. Kemudian sebuah
filter aktif melewatkan komponen yang dipilih tersebut ke penguat oleh pencatat dari
rangkaian detektor. Keluarannya dapat dibaca dalam skala desibel atau dimasukan ke sebuah
alat pencatat.
11.5.3 Pemakaian
Pemakaian alat analisi gelombang ditemukan dalam pengukuran listrik dan analisis
bunyi dan getaran. Alat analisis gelombang digunakan dalam industri untuk mengurangi
bunyi dan getaran yang dibangkitkan oleh sebuah mesin. Gelombng tersebut harus dikenali
terlebih dahulu sebelum dihilangkan. Suatu analisis spektrumyang peka beserta alat akan
memperlihatkan bebrbagai frekuensi dan dan resonansi diskrit yang selanjutnya dapat
dikaitkan terhadap getaran di mesin.
D= dan seterusnya
Pencacah elektronik (electronic counter) adalah sebuah instrumen yang dirancang untuk
mengukur frekuensi atau selang waktu yang tidak diketahui dengan membandingkannya
terhadap frekuensi atau selang waktu yang diketahui.
Peralatan tambahan paling penting dari pencacah adalah sebagai berikut:
(a) Peralatan pencacah kelipatan sepuluh (decade counting assembly), biasanya
beserta sebuah peraga numerik terpadu untuk menjumlahkan dan memperagakan pencacahan.
(b) Gerbang sinyal (signal gate), untuk mengontrol lamanya pencacahan aktual.
(c) Basis waktu (time base), untuk memberikan pertambahan waktu yang tepat pada
pengukuran frekuensi atau waktu.
Peralatan pencacah kelipatan sepuluh adalah sebuah rangkaian yang menghasilkan satu pulsa
keluaran tunggal pada setiap sepuluh pulsa masukan yang dimasukkan ke rangkaian. Sebuah
peralatan pencacah menggunakan multivibrator dengan dengan dua keadaan stabil (bistable
multivibrator) atu flip-flop. Bentuk multivibrator terkenal dengan dua keadaan stabil adalah
rangkaian emitter tergandeng. Rangkaian membentuk sebuah susunan simetri dua transistor
beserta komponen-komponen resistif dan kapasitif yang diperlukan.
12.2.2 Pencacah Biner
Empat angka biner yang dinyatakan oleh simbol-simbol logika dihubungkan secara kaskade.
Prinsip kerjanya flipflop kaskade:
Untuk membentuk sebuah pencacah yang memberikan satu pulsa keluaran pada setiap
sepuluh pemicu masukan, dimulai dengan susunan kaskade yang terdiri dari empat flip-flop.
Umpan balik diperlihatkan dari tingktan-tingkatan terakhir menuju tingkatan depan sehingga
pencacahan akan bertambah dengan enam pencacahan pada sejumlah waktu selama sepuluh
hitungan pertama. Penambahan enam pencacahan ini bisa dilakukan dalam satu atau beberapa
tahapan.
12.2.4 Pencacah dekade dengan peragaan digital
Biasanya DCA memerlukan sebuah sistem peragaan digital untuk menunjukkan keadaan
masing-masing biner dalam barisan. Indikator sederhana yang bisa digunakan untuk maksud
ini adalah sebuah lampu neon yang dihubungkan seri dengan sebuah tahanan. Kemudian
indikator ini dihubungkan di dalam rangkaian kolektor transistor dari masing-masing biner.
Susunan yang jauh lebih bagus terdiri dari suatu penunjukkan elektris dari DCA ditambah
peraga digital. Dalam hal ini penunjukkan elektris terdiri dari sebuah tegangan keluaran BCD
empat baris dimana tegangan yang menyatakan keadaan masing-masing biner di dalam DCA
diambil dari kolektor masing-masing transistor Y.
12.3 BASIS WAKTU DAN RANGKAIAN YANG DIPERLUKAN
Basis waktu sebuah pencacah elektronik tanpa terkecuali terdiri dari sebuah isolator kristal
dan peralatan pembagi dekade yang menurunkan frekuensi keluaran isolator dalam tahapan
sepuluh. Pencacah elektronik pada umumnya adalah generator basis waktu. Generator basis
waktu mengandung tiga pokok bagian utama yaitu
(a) Oven kristal : terdiri dari sebuah rongga/bilik yang diisolasi secara termal dan
mengandung kristal piezoelektrik yang frekuensinya dipertahankan secara tepat, sebuah
elemen pemanas oven dan sebuah termistor sebagai pengindra temperatur
(b) Pengontrol Oven : untuk mengontrol temperator oven
(c) Osilator : susunannya mencakup rangkaian osilator yang frekuensinya dikontrol oleh
kristal di dalam oven.
Rangkaian logika melakukan berbagai fungsi penyakelaran yang menghubungkan unit – unit
pembentuk cacah elektronik ke konfigurasi yang diperlukan untuk melakukan pencacahan
yang dikehendaki.
12.4.1 Gerbang OR
Adalah rangkaian dengan masukan ganda dengan hanya satu keluaran. Rangkaian ini
memenuhi definisi :
Keluaran sebuah gerbang OR memikul keadaan 1 jika satu masukan atau lebih memikul
keadaaan 1.
N masukan pada sebuah rangkaian logika biasanya dinyatakan oleh A,B,...,N dan keluaran
dinyatakan oleh Y. Operasi sebuah gerbang OR dapat dijelaskan oleh bentuk Boolean
Y=A+B+...+N, yang dibaca sebagai “Y sama dengan A atau B atau C... atau N”
Rangkaian aktual sering mengandung dioda – dioda semikonduktor dalam suatu susunan
seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah.
D1
A A
D2 B
Y
B Y C
OR
R D
N V(0) Y=A+B+...+N
DN
Simbol logika
Rangkaian untuk logika negatif
Masukan Keluaran
A B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
Tabel Kebenaran
Rangkaian tersebut menyatakan logika negatif, dimana tegangan untuk keadaan 1 adalah
negatif terhadap tegangan untuk keadaan 0. Jika semua masukan berada dalam keadaan 0,
tegangan pada masing – masing dioda adalah sama dengan V(0) – V(0). Agar sebuah dioda
konduksi dia harus dicatu maju; dan selanjutnya dalam hal ini tidak satupun dioda akan
konduksi. Dengan demikian tegangan keluaran sama dengan V (0) dan Y berada dalam
keadaan 0. Jika masukan A berubah ke keadaan 1, dioda D1 akan konduksi sebab sekarang
dia tercatu maju(forward biased), dan tegangan keluaran menjadi,
Dengan demikian, Y berada pada keadaan 1, dan tiap dioda kecuali D1 adalah tercatu balik.
Jika dua masukan atau lebih dalam keadaan 1, maka dioda – dioda yang dihubungkan ke
masukan – masukan tersebut konduksi dan semua dioda yang lain tetap tercatu balik. Jika
karena sesuatu alasan level tegangan V(1) tidak identik untuk semua masukan, maka nilai V(1)
yang paling negatif akan muncul pada keluaran dan semua dioda yang satu tersebut tidak
konduksi.
12.4.2 Gerbang AND
Memiliki dua masukan atau lebih masukan. Dia bekerja agar memenuhi definisi berikut :
Keluaran sebuah gerbang AND memikul keadaan 1 hanya jika semua memikul keadaan 1.
Simbol logika IEEE untuk gerbang AND ditunjukkan pada gambar di bawah, beserta
pernyataan Boolean Y=AB...N yang dibaca sebagai “Y sama dengan A dan B ... dan N”.
B A Y
C
Masukan Keluaran
A B Y
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Tabel Kebenaran
Untuk memahami bekerjanya rangkaian AND, anggap bahwa dioda – dioda adalah ideal
(tahanan maju nol dan tahanan balik tak berhingga) dan bahwa tahanan dalam dari sumber –
sumber tegangan masukan adalah nol. Jika sekarang masukan gerbang AND berada pada
level 0 yakni V(0), dioda yang dihubungkan ke masukan tersebut adalah tercatu maju dan
konduksi, menjepit tegangan keluaran pada V(0). Dengan demikian Y berada pada 0. Jika
semua masukan berada pada keadaan 1 pada waktu yang sama, semua dioda adalah tercatu
balik dan tegangan keluaran sama dengan V(1), atau Y berada pada 1. Gerbang AND sering
disebut “coincidence gate” (sebuah rangkaian yang mampu menghasilkan sebuah keluaran
yang bergantung pada masukan yang ditetapkan).
Disebut juga pembalik fasa (INVERTER) mempunyai satu masukan dan satu keluaran. Dia
melakukan fungsi logika pengingkaran (negation), sesuai dengan definisi berikut: Keluaran
sebuah rangkaian NOT memiliki keadaan 1 hanya bila masukan tidak memiliki keadaan 1.
Simbol logika IEEE untuk rangkaian NOT adalah sebuah lingkaran kecil yang digambarkan
pada titik dimana garis sinyal bersatu dengan simbol logika, boleh pada masukan ataupun
pada keluaran. Ini diperlihatkan pada gambar di bawah, dimana pernyataan Boolean Y=A
dibaca sebagai “ Y sama dengan bukan A”.
Rangkaian transistor untuk rangkaian NOT dengan logika positif ditunjukkan pada gambar di
atas. Jika masukan rendah, yakni V(1)= V(0), maka parameter rangkaian di pilih sedemikian
agar transistor tidak konduksi, sehingga tegangan kolektornya tinggi, yaitu v0=VCC= V(1). Jika
masukan tinggi, yakni vt= V(i), parameter rangkaian dipilih agar transistor saturasi dan
tegangan kolektornya rendah, yakni v0=VEE= V(0). Dengan demikian, rangkaian melakukan
suatu pengingkaran logika dalam pengertian bahwa keluarannya terbalik berkenaan dengan
masukan. Kapasitor C1 yang diparalel terhadap tahanan masukan R1 berfungsi untuk
memperbaiki respons transien dari rangkaian.
Rangkaian penghambat (INHIBIT) adalah modifikasi gerbang AND, di mana salah satu dari
terminal gerbang AND didahului oleh sebuah pembalik fasa (inverter) atau rangkaian NOT.
Rangkaian AND yang dimodifikasi ini bekerja agar memenuhi definisi berikut: Keluaran
sebuah gerbang INHIBIT memiliki keadaan 1 jika semua masukan kecuali masukan
pengingkaran (negation) memiliki keadaan 1. Simbol logika IEEE dan tabel kebenaran
terdapat pada gambar di bawah. Tabel kebenaran ini berlaku untuk sebuah gerbang AND tiga
masukan dengan satu terminal inhibit (C). Pernyataan Boolean dibaca sebagai “Y
sama dengan A dan B dan bukan C”, memenuhi tabel kebenaran
Rangkaian bekerja sebagai berikut : Jika salah satu masukan A atau B atau keduanya berada
dalam keadaan 0 dimana V(0)=0 V, maka paling tidak salah satu dioda konduksi dan keluaran
dijepit (clamped) pada 0 V. Jika terjadi suatu kebetulan, sehingga kedua masukan A dan B
berada pada keadaan 1 [(V(1)= + 12 V)], maka kedua dioda D1 dan D2 adalah tercatu balik
dan tidak konduksi. Jika pada waktu yang sama masukan C juga pada level 1 sebesar + 12 V,
transistor Q di dalam rangkaian pembalik akan konduksi, dan terminal pengingkar C akan
berada pada level 0 yakni sebesar 0 V. Ini membuat dioda D3 tercatu maju yang menjepit
pada 0 V sehingga terminal keluaran Y adalah dalam keadaan 0. Di pihak lain, jika terminal
masukan C dalam keadaan 0, maka C adalah pada + 12 V dan dioda D3 tercatu balik. Maka
keluaran pada terminal Y akan berada pada +12 V dan Y pada keadaan 1. Tabel kebenaran
pada gambar di atas membuktikan kondisi – kondisi anti kebetulan dari rangkaian INHIBIT.
INHIBIT yang hanya memiliki dua terminal masukan biasanya melewatkan sinyal masukan.
Pemasukan sinyal masukan kedua level logika yang sama mencegah sinyal lewat melalui
gerbang.
12.5 PENCACAH UNIVERSAL
Diagram blok pencacah diperlihatkan pada gambar di bawah. Balok – balok utama rangkaian
ini dikenali sebagai :
Frekuensi dapat diukur dengan mencacah jumlah getaran sinyal yang tidak diketahui selama
selang waktu yang terkontrol secara tepat. Ada dua sinyal yang perlu ditelusuri yaitu sinyal
masukan dan sinyal gerbang. Kedua sinyal ini dimasukkan ke yang disebut gerbang utama,
yang dapat berupa sebuah gerbang dua masukan yang biasa.
Sinyal masukan yang frekuensinya akan diukur mula-mula dimasukkan ke sebuah penguat
dan kemudian ke sebuah rangkaian pemicu Schmitt. Selanjutnya sinyal ini didefferensier agar
tiba di gerbang utama berupa pulsa tajam yang dipisahkan oleh periode sinyal masukan mula-
mula.
Sinyal gerbang diperoleh dari osilator kristal, keluaran basis waktu dibentuk oleh sebuah
rangkaian pemicu Schmitt sehingga “spikes” positif yang jaraknya 1µS masuk ke dalam
pembagi-pembagi dekade.
Karena frekuensi dapat didefinisikan sebagai jumlah dari terjadinya suatu fenomena tertentu
dalam waktu yang ditetapkan, peragaan pencacah berkaitan dengan frekuensi. Biasanya
sakelar basis waktu memindahkan titik desimal pada permukaan peragaan, sehingga
frekuensi dapat dibaca langsung dalam hertz, kilohertz atau megahertz.
Pengukuran rasio adalah suatu pengukuran perioda pada frekuensi rendah dari kedua
frekuensi sebagai sinyal gerbang, dan frekuensi tinggi sebagai sinyal yang dicacah. Suatu
pengukuran rasio berganda memperbesar jumlah periode sinyal frekuensi rendah dengan
suatu faktor sebesar 10; 100 dan seterusnya.
Pengukuran time-interval dapat dilakukan oleh unit-unit dasar yang sama seperti pengukuran
rasio. Pengukuran ini sangat bermanfaat dalam menentukan lebar pulsa suatu bentuk
gelombang tertentu.
Pengukuran frekuensi dan waktu yang dilakukan oleh pencacah elektronik di pengaruhi oleh
beberapa ketidaktelitian yang melekat dalam instrument itu sendiri. Salah satu kesalahan
instrument yang paling umum adalah kesalahan gerbang (gating error).
Gerbang terbuka
Pada gambar di atas interval gerbang ditunjukkan oleh bentuk gelombang (c). Bentuk-bentuk
gelombang (a) dan (b) menyatakan sinyal masukan dalam hubungan fasa yang berbeda diacu
terhadap sinyal gerbang
Pengukuran perioda lebih diinginkan daripada pengukuran frekuensi pada frekuensi rendah.
Batas pemisah antara pengukuran frekuensi dan periodadapat ditentukan sebagai berikut;
Dengan demikian sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari fo seharusnya diukur dalam
modus “perioda”, sedang sinyal dengan frekuensi diatas f0 diukur dalam modus “frekuensi”
guna memperkecil efek kesalahan penggerbangan sebesar 1 “pencacahan”.
Ketidaktelitian dalam basis waktu juga menyebabkan kesalahan dalam pengukuran. Pada
pengukuran frekuensi, basis waktu menentukan pembukaan dan penutupan gerbang sinyal,
dan menyediakan pulsa yang akan dicacah. Kesalahan basis waktu terdiri dari kesalahan
kalibrasi osilator, kesalahan stabilitas Kristal jangka pendek dan kesalahan stabilitas Kristal
jangka panjang
Terdapat beberapa metoda yang umum untuk mengalibrasi Kristal. Salah satu teknik kalibrasi
yang paling sederhana adalah membuat pelayangan (beat) osilator Kristal terhadap frekuensi
standar yang ditransmisikan oleh sebuah stasiun radio standar adalah nol.
Kesalahan stabilitas Kristal jangka pendek diakibatkan oleh variasi frekuensi seketika yang
disebabkan oleh gejala peralihan tegangan, goncangan dan getaran, pendauran oven Kristal,
interferensi elektris, dan lain-lain. Kesalahan ini dapat diperkecil dengan mengambil alih
pengukuran frekuensi gerbang dalam waktu gerbang yang lama (10 S sampai 100 S) dan
menggunakan pengukuran nilai rata-rata perioda berganda
Kesalahan fasa
atau waktu
Pengali
frekuen Detektor
penerima
fasa
si
To recorder
Sumber
Frekuensi
setempat
Servomotor atau
pengaturan secara
manual
Kesalahan-kesalahan stabilitas jangka panjang merupakan kontribusi yang lebih halus
terhadap ketidaktelitian pengukuran frekuensi atau waktu. Stabilitas jangka panjang adalah
fungsi dari umur dan kemrosotan Kristal. Bila temperature Kristal didaur dan dipertahankan
pada osilasi kontinu, tarikan-tarikan internal yang diindusir selama pembuatan dihilangkan,
dan partikel-partikel kecil yang melekat pada permukaan terlepas sehingga mengurangi
ketebalannya. Umumnya, fenomena ini akan menyebabkan kenaikan frekuensi osilator.
Gambar ini menunjukkan efek stabilitas jangka panjang terhadap ketelitian absolut dari
pengukuran.
Dalam pengukuran selang waktu dan perioda, gerbang sinyal dibuka dan ditutup oleh sinyal
masukan. Ketelitian dengan mana gerbang membuka dan menutup adalah fungsi dari
kesalahan level pemicu (trigger level error). Dalam pemakaian yang lazim sinyal masukan
diperkuat dan dibentuk, dan kemudian dimasukkan ke sebuah rangkaian pemicu Schmitt yang
menyalurkan pulsa pengontrol bagi gerbang. Biasanya sinyal masukan berisi sejumlah
komponen yang tidak diinginkan atau derau, yang diperkuat bersama-sama dengan sinyal.
Waktu pada mana pemicuan Schmitt terjadi adalah fungsi dari penguatan sinyal masukan dan
dari S/N. Secara umum dapat dikatakan bahwa kesalahan waktu pemicu diperkecil dengan
menggunakan amplitude sinyal yang besar dan waktu naik yang cepat.
Ketelitian maksimal dapat diperoleh jika saran-saran berikut dipenuhi;
1. Efek kesalahan gerbang dari suatu pencacahan dapat diperkeil dengan melakukan
pengukuran frekuensi di atas dan pengukuran perioda di bawah , dimana fc adalah
frekuensi lonceng dari pencacah;
2. Karena kestabilan jangka panjang memiliki efek yang kumulatif, ketelitian pengukuran
terutama dalah fungsi dari waktu sebab kalibrasi terakhir berlawanan dengan sebuah
standar primer atau sekunder
3. Ketelitian pengukuran waktu sangat dipengaruhi oleh kemiringan sinyal masuk yang
mengontrol gerbang sinyal. Amplitudo sinyal yang besar dan waktu naik yang cepat
menjamin ketelitian yang paling besar.
12.8 APLIKASI PENGUKURAN
Peralatan pembagi dekade (DDA) dalam rangkaian osilator mencacah frekuensi basis waktu
1 MHz turun jadi 1 Hz, memiliki perioda sebesar 1s. keuntungan 1s menununjukan digital
frekuensi adalah getaran per sekon. Jika basis waktu yang berbeda dipilih dengan
menempatkan alas control “basis waktu” pada panel yang tepat titik decimal penujuk digital
biasanya ditempatkan sehingga menunjuk getaran per sekon.
Sebagai contoh, jika teromol-lir mempunyai keliling 100 cm, kecepatan (v) dalam cm per
sekon adalah 100 kali kecepatan sudut drum (R) dalam putaran per sekon, yang berarti
v=100R. kecepatan tali dibaca cm per sekon jika pencacah mencacah 100 pulsa setiap putaran
selama 1 sekon. Jika kecepatan tali diinginkan dalam cm/menit. Pencacah diatur agar
mencacah 100 pulsa setiap putaran 60s dengan memiliki 10 hubungan pada drum.
12.8.2 Pengukuran selang waktu
Dalam pengukuran gerbang waktu sinyal yang dibuka dan ditutup oleh sinyal masukan
memungkinkan pencacah frekuensi basis waktu. Pemicu perioda melengkapi pulsa
pembukaan bagi gerbang utama sedang pemicu perioda berganda menyalurkan pulsa penutup
ke gerbang utama. Kedua pulsa ini diperoleh dari bentuk gelombang masukan yang sama,
tetapi salah satu pemicu. Schimitt memberi respon terhadap sinyal yang menuju positif
sedang pemicu shimitt lainya member respon kepada bentuk gelombang yang menuju negatif.
Sebuah pengontrol memperbolehkan pemilihan titik pada bentuk gelombang yang dating baik
dalam bentuk positif atau negative.
Gambar 12-24. Fungsi relay adalah untuk mengontrol pembukaan atau penutupan gerbang
sinyal dan mengontrol basis waktu yang dicacah oleh DCA. Berbagai jenis waktu respon
yang diukur sebagai berikut. :
Waktu keterlambatan (Delay) : Gerbang terbuka dengan pemasangan tegangan ke kumparan.
Gerbang ditutup oleh kontak kontak kontak yang membuka, yang secara normal adalah
tertutup.
Waktu alih (Transfer) : gerbang dibuka oleh kontak-kontakyang membuka yang secara
normal adalah terbuka.
Waktu keluar (drop-out) : gerbang tertutup dengan menentukan tegangan kumparan. Gerbang
ditutup oleh kontak-kontak secara normal terbuka bila kembali normal adalah terbuka pada
waktu memutus tegangan kumparan.
Sebuah rangkain pengisi RC mengontrol kompator yang menghasilkan sebuah pulsa keluaran
dengan laju sebanding dengan tegangan masukan konstan (v1), kapasitor x mengisi dari 0v
menuju tegangan masukan. Bila level pemicu tercapai, sebuah pulsa keluaran dibangkitkan.
Pulsa ini mengosongkan kapasitor dan siklus pengisian keluaran dimulai lagi. Makin besar
tegangan masukan, tagangan kapasitor untuk mencapai tegangan pemicu makin cepat dan
laju pulsa keluaran makin tinggi. Laju pulsa keluaran sebanding dengan tegangan masukan.
Yang lazim digunakan adalah 100 Hz frekuensi untuk tegangan masukan 100 mV. Jika waktu
gerbang adalah 1 ms, penunjukan akan langsung dalam milivolt.
12.8.4 Instrumen penjumlah(totalizer)
Penjumlahan (totalizer) mencacah dan memberikan suatu penunjukan jumlah pulsa total yang
diterima DCA tanpa menggunakan waktu gerbang tertentu. Penskala adalah penjumlah
dengan suatu jenis factor skala didepan penunjukan (pencatatan). Secara khusus penskala
sangat bermanfaat untuk mengubah satuan. Sebagai contoh, jika kita memperoleh satu pulsa
untuk tiap tiaop telor yang meluncur di sebuah tempat dan kita inginkan berapa lusin telor
yang dilewatkan, sebuah factor skala terbesar 12 digunakan sehingga setiap pencacah dalam
penunjukan menyatakan 1 lusin telor.
Pada alat pengukur putaran (tachometer) diperlukan jumlah total putaran. Factor skala adalah
jumlah pulsa dari generator tachometer setiap putaran. Pensklaan mudah dilakukan teknik
dalam pembangunan basis waktu yakni, menggunakan pembagi biner, pembagi dekade, atau
jenis lain dari umpan balik.
Penggunaan penjumlahan adalah pencacah untuk penyetelan kembali (preset-counter sebuah
penskala khusus) yang sesuai untuk pengontrolan proses. Bila bilangan total dalam
penunjukan membaca sama seperti angka yang disetel kembali, sebuah pulsa dibangkitkan
dan unit ini berhenti mencacah sampai nol (reset). Sebagai contoh sebuah kumparan kawat
mempunyai jarum yang diberikan pulsa setiap gulungannya. Jika diperlukan 50 , maka
kontak penutup disetel 50 gulungan. Fungsi yang sama berguna untuk program pengendalian
mutu yang dibutuhkan sebuah sampel dari unit yang diketahui.
BAB XIII
TRANSDUCER SEBAGAI ELEMEN MASUKAN BAGI SISTEM INTRUMENTASI
Sistem instrumentasi elektronik terdiri dari sejumlah komponen yang secara bersama-
sama digunakan untuk melakukan suatu pengukuran dan mencatat hasilnya.Sebuah sistem
instrumentasi umumnya terdiri dari tiga elemen utama,yaitu : peralatan masukan ,pengkondisi
sinyal (signal couditioning) atau peralatan pengolah, dan peralatan keluaran
(output).Peralatan masukan menerima besaran yang akan diukur dan menghasilkan sebuah
sinyal elektris yang sebanding dengan peralatan pengkondisi sinyal.Di sini sinyal tersebut
diperkuat,ditapis atau jika tidak,dimodifikasi menjadi sebuah format yang cocok bagi
peralatan keluaran.Peralatan keluaran bisa berupa sebuah alat penunjuk sederhana,sebuah
CRO, atau sebuah kart pencatat untuk peragaan visual.Dia juga bisa berupa sebuah alat
pencatat pita maknetik untuk penyimpanan data masukan secara sementara atau
permanen;atau bisa berupa sebuah komputer digital untuk manipulasi data atau pengontrolan
proses.Jenis sistem bergantung pada apa yang akan diukur dan bagaimana hasil pengukuran
tersebut disajikan.
Besaran masukan pada kebanyakan sistem instrumentasi bukan besaran listrik.Untuk
menggunakan metoda dan teknik listrik pada pengukuran,manipulasi atau
pengontrolan,besaran yang bukan listrik ini diubah menjadi suatu sinyal listrik oleh sebuah
alat yang disebut transcuder. Suatu definisi mengatakan “ transcuder adalah sebuah alat yang
bila digerakkan oleh energi di dalam sebuah sistem transmisi, menyalurkan energi dalam
bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi kedua”.Transmisi
energi ini bisa listrik,mekanik,kimia,optik (radiasi) atau termal (panas).
Sebagai contoh,definisi transcuder yang luas ini mencakup alat-alat yang mengubah
gaya atau perpindahan mekanis menjadi sinyal listrik.Alat-alat ini membentuk kelompok
transcducer yang sangat besar dan sangat penting yang lazim ditemukan dalam instrumentasi
industri; dan ahli instrumentasi terutama berurusan dengan jenis pengubahan energi
ini.Banyak parameter fisis lainnya (seperti panas, intensitas cahaya, kelembaman) juga dapat
diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan transducer.Transducer-transducer ini
memberikan sebuah sinyal keluaran bila dirangsang oleh sebuah masukan yang bukan
mekanis ; sebuah termistor bersaksi terhadap variasi temperatur; sebuah fotosel bereaksi
terhadap perubahan intensitas cahaya; sebuah berkas elektron terhadap efek-efek maknetik,
dan lain-lain.Namun dalam semua hal,keluaran elektris yang diukur menurut metoda standar
memberikan besarnya besaran masukan dalam bentuk ukuran elektris analog.
Transcuder dapat dikelompokkan berdasarkan pemakaiannya,metoda pengubahan
energi,sifat dasar dari sinyal keluaran dan lain-lain.Semua pengelompokan ini biasanya
memperlihatkan daerah yang saling melengkapi.
13-2 PEMILIHAN TRANSCUDER
Dalam sistem pengukuran, transcuder merupakan elemen masukan yang fungsi
kritisnya adalah mengubah sebuah besaran fisis menjadi sinyal listrik yang sebanding.Dengan
demikian pemilihan transcuder yang sesuai merupakan langkah pertama dan mungkin yang
paling penting dalam mendapatkan hasil-hasil teliti.Sejumlah pertanyaan dasar perlu dijawab
sebelum memilih sebuah transcuder.
Persyaratan ketelitian bagisistem keseluruhan menentukan derajat terhadap mana
masing-masing faktor yang berkontribusi terhadap ketelitian harus dipertimbangkan.Sebagian
dari faktor-faktor ini adalah:
Kategori (a) dan (b) merupakan karakteristik dasar elektris dan mekanis
transcuder.Ketelitian transcuder,sebagai sebuah komponen terpisah, terkandung dalam
kategori (c) dan (d).Kategori (e) memperhatikan kesesuaian transcuder terhadap peralatan
sistemnya yang tergabung.
Kesalahan total pengukuran di dalam sebuah sistem yang diaktifkan oleh transcuder
dapat diperkecil agar berada dalam rangkuman ketelitian yang diinginkan melalui teknik-
teknik berikut:
Menggunakan sistem kalibrasi pada tempatnya beserta koreksi dalam reduksi data.
Secara Simultan memonitor lingkungan dan mengoreksi data secara tepat.
Mengontrol lingkungan secara buatan guna memperkecil kesalahan-kesalahan yang
mungkin.
Beberapa kesalahan individual bisa diramalkan dan dapat dikalibrasi di luar
sistem.Jika seluruh sistem dikalibrasi, data kalibrasi ini kemudian dapat digunakan untuk
mengoreksi data yang dicatat.Kesalahan lingkungan dapat diperbaiki melalui reduksi data
jika efek-efek lingkungan dicatat secara bersamaan bersama data aktual.Kemudian data
tersebut diperbaiki dengan menggunakan karakteristik-karakteristik lingkungan dari
transcuder yang diketahui.Kedua teknik ini dapat memberikan pertambahan berarti bagi
ketelitian sistem.
Metoda lain untuk memperbaiki ketelitian sistem keseluruhan adalah mengontrol
lingkungan transcuder secara buatan.Jika lingkungan transcuder dapat dipertahankan tidak
berubah, kesalahan diturunkan menjadi nol.Jenis pengontrolan ini bisa memerlukan salah satu
dari : menggerakan transcuder secara fisik kemposisi yang lebih menyenangkan atau
melengkapi isolasi yang diperlukan terhadap lingkungan dengan sebuah penutup
pemanas,isolasi getaran,atau cara-cara yang serupa.
13-3 STRANGE GAGE
13-3-1 Factor gage
Strain gage adalah sebuah control tranducer pasif yang mengubah suatu pergeseran
mekanis menjadi perubahan tahanan. Sensitivitas sebuah strain gage disebut factor gage (K),
yang didefinisikan sebagai perubahan satuan tahanan dibagi dengan perubahan satuan
panjang.
K = factor gage
R = tahanan gage nominal
∆R = perubahan tahanan gage
L = panjang normal (kondisi tidak regang)
∆l = perubahan panjang
σ = regangan dalam arah lateral
Perubahan tahanan dan perubahan panjang dapat dinyatakan dalam factor gage K
Penggunaan strain gage dibutuhkan sensitivitas tinggi. Fakor gage yang besar berarti
perubahan tahanan yang relative besar. Hokum hooke memberikan hubungan antara tegangan
geser dan regangan untuk sebuah kurva tegangan geser-regangan ( stress-strain curve) yang
linear, dinyatakan dalam modulus elastisitas.
temperature kerja .
Nichrome V adalah perpaduan nikel-chrome yang digunakan untuk pengukuran
Rosette , memberikan resolusi sudut yang lebih besar dan biasanya digunakan
bila arah regangan utama diketahui.
13.5.2 Termokopel
e= At + ½ Bt2+ 1/3 Ct3
dimana t = temperatur titik indera
A,B,C = konstanta –konstanta bahan termokopal.
Sebuah termokopel terdiri dari sepasang kawat logam yang tidak sama dihubungkan
bersama-sama pada satu ujung (ujung pengindera atau ujung panas) dan terakhir pada ujung
lain (titik referensi atau ujung dingin). Bila antara ujung pengindera dan titik referensi
terdapat perbedaan temperatur, suatu ggl yang menyebabkan arus di dalam rangkaian
dihasilkan.
MULTIPLEKSING
Proses penggabungan beberapa pengukuran untuk ditransmisikan melalui lintasan sinyal
yang sama
Multipleksing digital ke analog
Alat ini sering digunakan untuk menggabungkana atau memultipleksikan sejumlah sinyal
analog menjadi satu aliran digital atau sebaliknya sebuah saluran digital tunggal menjadi
sejumlah saluran analog. Tegangan digital maupun analog dapan dimultipleksi.
Multipleksing yang paling umum dapat kita jumpai dalam teknologi komputer, dimana
informasi digital dapat dating secara berurutan dari komputer lalu didistribusikan ke sejumlah
alat analaog seperti halnya CRO,unit pencatat pena,unit pencatat pita analog, dan sebagainya.
Terdapat 2 cara untuk multipleksing :
- Metoda pertama menggunakan pengubah D/A yang terpisah untuk masing masing
saluran
- Metoda kedua menggunakan satu pengubah D/A bersama sama dengan satu perangkat
sakelar multipleksing analog dan rangkaian rangkaian cuplik.
Dalam sistem tersebut infomasi digital dimasukkan secara bersamaan ke semua saluran dan
pemilihan saluran dilakukan dengan membuka lonceng lonceng ke saluran keluaran yang
sesuai. Untuk setiap saluran dibutuhkan satu pengubah (D/A) sehingga biaya permulaan
sedikit lebih tinggi daripada sistem kedua akan tetapi keuntunganya adalah bahwa informasi
analog tersedia pada keluaran DAC untuk jangka waktu yang tidak terbatas (selama isi
register flip flop DAC dibukakan ke DAC).
Multipleksing analog ke digital
Dalam pengubahan analog kedigital lebih menguntungkan untuk memultipleksi masukan
analog daripada memultipleksi keluaran digital. Sebuah sistem yang mungkin diperlihatkan
pada gambar – dimana sakelar sakelar, baik semikonduktor ataupun rilei , digunakan untuk
menghubungkan masukan masukan analog ke sebuah bus bersama (common bus : satu
kumpulan data , alamat, saluran saluran pengontrol yang tersedia bagi semua masukan analog
). Kemudian bus ini menuju sebuah pengubah A/D tunggal yang digunakan untuk semua
saluran.
*Gambar multiplekser D/A menggunakan satu pengubah dan beberapa rangkaian cuplik dan
tahan
*Gambar sistem pengubahan A/D termultipleksi
Masukan analog disakelarkan secara berurutan ke bus oleh rangkaian pengontrol selector.
Jika diperlukan cuplikan cuplikan dari semua saluran, sebua rangkaian cuplik dan tahan dapat
digunakan di depan tiap tiap sakelar multiplekser. Dalam cara ini, semua saluran akan
dicuplik secara bersamaan dan kemudian disakelarkan ke pegubah secara berurutan.
ENCODER RUANG
Encoder ruang (spatial encoder) adalah sebuah pengubah mekanis yang mengubah posisi
sudut dari sebuah poros menjadi bilingan digital. Oleh karena itu merupakan sebuah
pengubah analog ke digital, dimana besaran analog bukan besaran listrik.
Encoder berisi sebuah piringan silindris beserta pola pola pembentuk kode yang tersusun
didalam cincin cincin konsentris pada satu sisi piringan.
Encoder ruang dapat dibuat agar menghasilkan sistem bilingan digital yang diinginkan.
Encoder yang ditunjukan digambar merupakan sebuah pengubah BCD dimana ke delapan
komutator yang diberi kode menghasilkan pembacaa dari 0 sampai 99. Dalam posisi seperti
dilihatkan pada gambar, segmen-segmen komutator melakukan kontak dengan sikat-sikat
yang dihubungkan ke rangkaian-rangkaian pembacaan 20, 4, 1 memberikan penunjukan total
sebesar 25 pada panel pembacaan. Seandainya piringan akan diputar searah jarum jam untuk
satu bagian (divisi) cincin terluar , komutator akan melakukan kontak dengan rangkaian
pembacaan 20, 4, 2 sehingga peragaan total adalah 26.
Cara yang lazim dalam sistem bilangan biner menggunakan dua kumpulan sikat, yang
disusun dalam pola berbentuk Vo. Jenis encoder ini disebut encoder biner sikat V ( V- brush
binary encoder). Operasinya didasarkan pada gerak maju alamiah dari angka-angka didalam
sisem bilangan biner. Perhatikan bahwa bila angka didalam kolom “satuan” berubah dari 0 ke
1, tidak ada angka yang berubah didsalam kolom- kolom lainya. Selanjutnya, bila angka
didalam kolom satuan tersebut berubah dari 0 ke 1, angka didalam duaan berubah. Dengan
cara sama bila angka didalam kolom duaan berubah dari 0 ke 1 , angka-angka didalam
kolom-kolom yang lebih berarti tidak berubah ; dan bila angka didalam kolom duaan berubah
berubah dari 0 ke 1, angka didalam kolom empatan berubah. Hubungan ini adalah benar
untuk suatu perubahan angka didalam setiap kolom.
*Gambar encoder biner sikat V mencacah dalam sistem bilangan biner
Pada gambar diatas satu sikat ditempatkan pada komutator angka yang paling kurang berarti
atau komutator satuan . pada komutator berikutnya, ditempatkan dua sikat : satu sikat
mendahului atau menuntun (leading) dan sikat yang lain meyusul (lagging). Seanjutnya
berlaku sifat tunggal pada cincin pertama dapat digunakan untuk mengontrol sebagian
rangkaian logika yang memilih sikat penuntun atau sikat pengikat pada segmen-segmen
komutasi lainya. Sistem logika seperti ini dapat dilengkapi oleh rilei rilei elektromekanis
sebgaimana halnya ditunjukan pada gambar atau oleh rangkaian transistor.
Jika sebuah sinyal pemulai diberikan, semua flip-flop pencacah dikosongkan dan start-stop
flip-flop bernilai nol (reset). Flip-flop ini melengkapi sebuah level gerbang logika positif ke
gerbang sinyal. Flip-flop menjadi set ketika keluaran pembagi tegangan sama dengan
masukan analog.
Untuk pengubah A/D jenis pencacah, waktu pengubahan bergantung pada besarnya tegangan
analog. Ketidaktentuan pengukuran waktu pengubahan ini disebut waktu celah, atau jendela,
atau waktu cuplik
*Gambar diagram bentuk gelombang dari masukan analog dan keluaran pembagi tegangan
menunjukkan titik potong bila pembacaan terjadi
Metode untuk mengurangi waktu pengubahan adalah membagi pencacah menjadi bagian-
bagian. Pada permulaan pengubahan, semua bagian pencacah disetel ke satu dan pencacah
hanya disisipkan ke bagian yang paling berarti. Pulsa disisipkan ke bagian yg paling tidak
berarti sampai tercapai nilai yang tepat. Teknik membagi pencacah sering digunakan dalam
voltmeter digital, dimana keluaran dalam notasi decimal.
*Gambar diagram balok yang disederhanakan untuk pengubahan A/D jenis pendekatan
berturut
Pada pengubahan jenis berturut-turut, keluaran digital berhubungan dengan nilai masukan
analog. Jadi waktu celah sama dengan waktu pengubahan total. Ini dijelaskan dalam
rekonstruksi gelombang berikut.