Anda di halaman 1dari 21

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


JALAN NENAS KECICANG AMLAPURA 80861
TELEPON (0363) 21007 FAKS. 21757

SPESIFIKASI TEKNIS

OPD : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN


RUANG KABUPATEN KARANGASEM
NAMA PPK : I MADE WIGUNA,ST.,MT
NAMA PEKERJAAN : REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I.
NAGASUNGSANG TEMPEK BABI TUNU

TAHUN ANGGARAN 2021


A. SPESIFIKASI UMUM

SUB KEGIATAN : REHABILITASI JARINGAN IRIGASI PERMUKAAN

NAMA PEKERJAAN :
I : Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Nagasungsang Tempek Babi Tunu

II : LOKASI :
Lokasi Pekerjaan yang akan dilaksanakan terletak di Kecamatan Bebandem
Kabupaten Karangasem.

III MAKSUD DAN TUJUAN :


: Maksud dari pekerjaan ini adalah pembuatan dokumen untuk melakukan
rehabilitasi maupun peningkatan terhadap jaringan irigasi yang berada di
wilayah Kabupaten Karangasem
Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mempertahankan dan
meningkatkan fungsi jaringan irigasi sehingga dapat menunjang produktivitas
pangan.
IV JENIS PEKERJAAN :
: Ruang lingkup pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Nagasungsang
Tempek Babi Tunu adalah melaksanakan rehabilitasi jaringan irigasi berupa
saluran irigasi sesuai dengan gambar rencana dengan spesifikasi teknis
sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi umum dan spesifikasi
khusus.
Pedoman, kriteria dan standar yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan ini
adalah pedoman, kriteria dan standar yang berlaku di Indonesia saat ini.
Dalam penerapannya harus dipertimbangkan untung rugi, perubahan atau
penggantian bangunan yang telah ada, kemudian sistem operasi dan
pemeliharaan, tepat guna dan biaya konstruksi yang paling menguntungkan.
Apabila diperlukan perubahan pedoman, kriteria dan standar tersebut di atas
berdasarkan pertimbangan penyesuaian terhadap kondisi di lapangan,
kemudahan operasional dan pemeliharaan serta biaya yang paling
menguntungkan, perubahan tersebut harus dibahas dan disetujui oleh direksi
pekerjaan.
V : KLASIFIKASI BIDANG USAHA PEKERJAAN :
Penyedia harus memiliki SBU dengan Klasifikasi Bangunan Sipil, Sub
Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam, dan
Prasarana Sumber Daya Air Lainnya (SI001), Kualifikasi Usaha Kecil.

VI KONTRAK PEKERJAAN :
: Jenis Kontrak Harga Satuan.

VII : JANGKA WAKTU PELAKSANAAN :


Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Pembuatan Dokumen Pengadaan Langsung
Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Kabupaten Karangasem : D.I. Nagasungsang
Tempek Babi Tunu adalah selama 60 (enam puluh) hari kalender termasuk
mobilisasi dan demobilisasi, terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK), yang dilanjutkan dengan masa pemeliharaan selama 180
hari kalender.
VIII : NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/ JASA
OPD : Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten
Karangasem
KPA/PPK : Kepala Bidang Sumber Daya Air / I Made Wiguna, ST.,MT

IX : SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


a. Sumber pendanaan dari kegiatan ini adalah APBD Kabupaten
Karangasem Tahun Anggaran 2021.
Perkiraan biaya yang diperlukan untuk paket pekerjaan Pembuatan Dokumen
Pengadaan Langsung Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Kabupaten Karangasem :
Subak Nagasungsang Tempek Denumah adalah Rp. 147.902.994,00 (Seratus
Empat Puluh Tujuh Juta Sembilan Ratus Dua Ribu Sembilan Ratus Sembilan
Puluh Empat Rupiah).

X : PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Kontraktor wajib menyediakan medan / tempat kerja dan daerah kerja


termasuk sewa tanah yang diperlukan dan pembersihan medan kerja dari
tanaman / tumbuhan agar siap digunakan.

2. Sebelum kegiatan fisik dimulai Kontraktor harus :


- Melaksanakan Uitzet, pengukuran dengan pesawat ukur/
selang air, sesuai dengan kebutuhan pekerjaan untuk
mendapatkan gambar Mutual Check Awal (MC. 0)
- Memasang patok-patok tetap, bouwplank profil yang peil-
peilnya diambil untuk peil pokok
- Memasang Patok As Bangunan dan saluran
- Patok titik tetap bangunan harus dipasang di tempat yang
aman tidak terusik oleh pelaksanaan pekerjaan.

3. Patok As, Profil, bouwplank yang dipasang harus kokoh, tidak mudah
berubah.

4. Untuk kontrol peil sehubungan besarnya beda tinggi maka harus dibuat
bouwplank untuk peil-peil bantu.

5. Setelah uitzet selesai dikerjakan, Kontraktor harus segera meminta Direksi


untuk mengeceknya.

JALAN KERJA

XI : 1. Jalan atau jembatan yang digunakan untuk kegiatan pelaksanaan harus


disiapkan oleh Kontraktor sendiri, lebar dan kondisi jalan kerja harus
memenuhi syarat untuk lalu lintas angkutan bahan/lalu lintas tenaga kerja
dengan aman.

2. Pihak Kontraktor wajib memelihara dan memperbaiki semua fasilitas kerja


yang rusak akibat penggunaan untuk lalu lintas dan kegiatan pekerjaan.
PAPAN NAMA PEKERJAAN

1. Kontraktor harus membuat papan nama pekerjaan ukuran 0,80 m x 1,20


XII : m, dengan bentuk standar pada Pekerjaan yang ditangani Dinas PUPR
Kabupaten Karangasem, dipasang di tepi jalan masuk pekerjaan sesuai
petunjuk Direksi.

2. Papan nama pekerjaan harus sudah dipasang sebelum fisik pekerjaan


dimulai.
UITZET, PROFIL DAN BOUWPLANK
XIII : 1. Umum
a. Uitzet dilakukan dengan menggunakan Pesawat Ukur
b. Duga ketinggian (Peil) diambil dari titik tetap yang telah ditetapkan .

2. Profil
Profil dibuat sesuai dengan rencana bentuk konstruksi dan terpasang
kokoh, dari bahan kayu yang cukup baik, dan untuk pekerjaan saluran
dipasang tiap jarak minimum 10 m.

3. Bouwplank
Bouwplank dibuat dengan bahan kayu dan papan dengan kwalitas yang
baik.
a. Tiang bouwplank dibuat dari patok kayu dengan ukuran sekurang-
kurangnya 5/7 cm terpasang kokoh atau dari pipa besi.
b. Papan bouwplank sekurang-kurangnya ukuran 2/20 cm dilengkapi
dengan notasi As serta angka duga tinggi peil yang ditulis dengan
cat.
c. Bouwplank dipasang dengan Peil yang diambil dari Titik Tetap. Pada
Bouwplank harus ditegaskan posisi as dan angka Peilnya.
PEKERJAAN KISTDAM DAN PENGERINGAN

XIV : 1. Yang dimaksud dengan kistdam disini adalah konstruksi penunjang yang
memberikan perlindungan / pengamanan langsung bagi daerah kegiatan
pelaksanaan terhadap aliran air.

2. Kistdam sesuai dengan lokasi pekerjaan dapat dibuat dari:


a. Karung plastik diisi pasir
b. Konstruksi kayu
c. Timbunan tanah
d. Kombinasi
e. Dll

3. Bentuk, ukuran Konstruksi kistdam yang diperlukan dibuat sendiri oleh


Kontraktor dengan persetujuan/saran Direksi dan dibuat sebelum
dimulainya kegiatan fisik.

4. Arah dan tinggi kistdam yang harus memenuhi syarat untuk pelaksanaan,
untuk ini Kontraktor wajib berkonsultasi dengan Direksi.

5. Kistdam harus mampu untuk mengendalikan air yang terjadi selama


pelaksanaan.
6. Untuk keperlukan pengeringan medan kerja, Kontraktor harus
menyediakan pompa air sesuai keperluan.

7. Biaya kistdam adalah pembuatan Kistdam termasuk pemeliharaan dan


perbaikan-perbaikannya dari awal kegiatan sampai dengan berakhirnya
pekerjaan di tempat yang diperlukan.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

XV : 1. Kontraktor wajib menjaga kebersihan agar menjamin kesehatan


lingkungan.

2. Sehubungan dengan kesehatan lingkungan Kontraktor wajib membuat jamban


yang memenuhi syarat.

3. Kontraktor wajib menyediakan kotak obat lengkap dengan obat-obatan untuk


memberi pertolongan darurat bila ada petugas/pekerja yang sakit.
4. Penginapan untuk petugas/pekerja harus layak dan memenuhi syarat
kesehatan.

Uraian Pekerjaan dan Identifikasi Bahaya

TINGKAT
NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
RISIKO

Pekerja Terkena Cangkul dan


1 Pekerjaan Galian Tanah 4
terjatuh ke dalam

Pekerjaan Timbunan Tanah Bekas


2 Pekerja Terkena cangkul / sekop 4
galian

Pekerjaan pasangan batu kali /


3 Pekerja tertimpa batu 3
mortar

Pekerja Tertimpa campuran


4 Pekerjaan Plesteran 2
plesteran

5 Pekerjaan Beton Cor - Pekerja keracunan zat kimia 2


- pekerja terkena campuran
4
beton pada mata

6 Pekerjaan Besi Tulangan Pekerja tertimpa besi 4

Pekerja terkena gerinda/alat


4
potong besi

Pekerjaan Bekisting dan Bongkaran Kaki Pekerja terjepit dan


7 2
Bekisting tertimpa kayu
Pekerja terkena paku

KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN

GAMBAR RENCANA PELAKSANAAN & GAMBAR DETAIL


XVI : 1. Pelaksanaan fisik konstruksi harus dikerjakan sesuai dengan gambar rencana
pelaksanaan (gambar bestek) dan gambar detail yang telah disetujui Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan dan KPA/PPK.

2. Gambar detail yang belum ada harus dibuat Kontraktor sendiri dan dimintakan
persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan KPA/PPK melalui
Pengawas dan Direksi.

3. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara gambar pelaksanaan (gambar


bestek) dengan gambar detail pada point XVI.2 maka gambar detail XVI.2 yang
telah mendapat persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan KPA/PPK
lebih mengikat.
4. Apabila terdapat ketidaksamaan antara gambar dengan keadaan di lapangan,
Kontraktor harus menberitahukannya kepada Pengawas untuk penentuan lebih
lanjut.

5. Disamping gambar konstruksi yang telah ada, gambar


revisi/perubahan/penyempurnaan selama pelaksanaan apabila sudah disetujui
oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan KPA/PPK, mengikat untuk
penyelesaian pekerjaan.

6. Pekerjaan yang dilaksanakan tidak berdasarkan gambar yang telah disetujui


oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan KPA/PPK menjadi tanggungan
Kontraktor sendiri. Terhadap hal ini Direksi berhak agar pekerjaan tersebut
dibongkar dan Kontraktor wajib membetulkannya. Dalam hal Kontraktor
melaksanakan pekerjaan di luar ketentuan tanpa persetujuan Pemimpin
Kegiatan maka hasil fisik pekerjaan tidak dapat diperhitungkan dalam
pembayaran pekerjaan. Hal ini menjadi tanggungan Kontraktor sendiri.

7. Gambar Terbangun/As Built Drawing :


a. Setiap selesainya satu bagian pekerjaan, terutama yang berkaitan dengan
pengajuan permintaan pembayaran termyn atas hasil fisik pekerjaan,
Kontraktor wajib membuat gambar terbangun (As Built Drawing) yang
mendapat persetujuan oleh Direksi/Pemimpin Kegiatan.
b. Gambar tersebut butir a. Berkelanjutan sampai pekerjaan selesai 100 %.

PEIL/DUGA KETINGGIAN

XVII : 1. Peil/duga ketinggian pokok ditetapkan oleh Proyek dan akan ditunjukkan oleh
Direksi.

2. Atas dasar duga ketinggian pokok tersebut Kontraktor harus mengadakan


pengukuran & Uitzet untuk penentuan bentuk & tinggi bangunan yang akan
dikerjakan.

3. Untuk memperlancar pelaksanaan, Kontraktor dapat membuat patok bantu dari


beton/kayu dengan duga ketinggian “diambil” dari Peil Pokok/Titik tetap yang
ditetapkan. Patok bantu dibuat dari beton bertulang campuran 1 Pc : 3 Ps : 5Kr
berukuran 20 x 20 x 50 dengan diberi baut/paku pada bidang atasnya.
4. Patok bantu dibuat secukupnya dan ditempatkan sedemikian agar aman
selama dan sampai selesainya pekerjaan.

UKURAN

XVIII : 1. Ukuran-ukuran pokok dapat dilihat pada gambar Pelaksanaan. Ukuran-ukuran


yang belum tercantum atau kurang jelas dapat ditanyakan pada Direksi.

2. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara Spesifikasi Teknis dengan gambar


rencana maka Spesifikasi teknis yang lebih mengikat.

3. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara skala gambar dengan angka ukuran


yang tercantum maka ukuran yang mengikat dengan urutan :
a. Ukuran tertulis.
b. Ukuran skala gambar.

4. Apabila ukuran dalam gambar pelaksanaan tidak sesuai dengan keadaan di


lapangan, Kontraktor harus memberitahukannya kepada Direksi untuk
penentuan selanjutnya.

IJIN KERJA

XIX : 1. Untuk memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor memperoleh Surat Perintah


Mulai Kerja (SPMK) dari Kuasa Pengguna Anggaran/PPK.

2. Kontraktor wajib memberitahukan/melaporkan kepada Pemerintah/penguasa


setempat dan organisasi tradisional (subak) tentang rencana kegiatan
pelaksanaan Pekerjaan.

RENCANA KERJA

XX : 1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender terhitung dari tanggal


penunjukkan/penetapan pemenang pelelangan Kontraktor harus sudah
menyerahkan program/rencana kerja terperinci untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Rencana kerja berupa Time Schedule yang dilengkapi dengan volume kegiatan
bagian – bagian pekerjaan

3. Rencana kerja di atas dibuat oleh Kontraktor dan dimintakan persetujuan


Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan KPA/PPK. Persetujuan terhadap
rencana kerja ini tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya.

4. Apabila diperlukan, Kontraktor wajib mengadakan penyempurnaan atas


rencana kerja tersebut atau sehubungan dengan adanya keterlambatan,
perubahan-perubahan pelaksanaan, dengan persetujuan Direksi, Kontraktor
dapat menyusun kembali rencana kerjanya.

GAMBAR & GRAFIK KEMAJUAN PELAKSANAAN


XXI : 1. Kontraktor harus membuat :
- Gambar - gambar yang menunjukkan bagian-bagian kegiatan yang
sudah dilaksanakan/diselesaikan dan yang di kerjakan.
- Grafik-grafik kemajuan pekerjaan.
- Data hujan dan lain-lain.

2. Gambar kegiatan & grafik-grafik di atas harus diplot setiap Minggu.

3. Semua hal di atas harus sudah ditempel di Kantor Lapangan selambat-


lambatnya 20 hari kalender terhitung dari penunjukkan pekerjaan.

PERSONALIA DAN TENAGA KERJA

XXII : 1. Kontraktor selaku pelaksana pekerjaan ini wajib menugaskan personalia yang
cakap dan berpengalaman dalam bidang tugasnya untuk menyelesaikan tugas-
tugas lapangan.
Kebutuhan tenaga minimal pada pekerjaan ini adalah :
No Posisi Jumlah Sertifikat Pengalaman
.
1 Pelaksana 1 SKT pelaksana saluran 0 Tahun
irigasi/bangunan
irigasi/pelaksana
jaringan irigasi
2 Petugas K3 1 Sertifikat K3 0 Tahun
Konstruksi

2. Tenaga kerja dari Instansi manapun yang diperbantukan pada pelaksanaan


pekerjaan, seperti Operator, mekanik, Driver (Pengemudi) menjadi tanggungan
Kontraktor.
3. Tenaga kerja yang dikerahkan untuk pelaksanaan pekerjaann ini diusahakan
menggunakan tenaga kerja setempat. Dalam hal tenaga kerja setempat
kurang/tidak mencukupi kebutuhan tenaga , dapat mendatangkan tenaga kerja
dari luar daerah.

JAM KERJA

XXIII : 1. Kontraktor menentukan sendiri jam kerja bagi petugas & pekerja yang
dikerahkan untuk melaksanakan pekerja ini, dengan mengingat peraturan
perubahan yang berlaku.

2. Dalam rangka mempercepat penyelesaian pekerjaan agar dapat mencapai


target pelaksanaan fisik/tepat pada waktunya ataupun karena sifat/syarat
pelaksanaan pekerjaan tidak boleh terputus maka Kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja/lembur bila perlu sampai malam hari.

3. Dalam hal Kontraktor akan bekerja di luar jam kerja/lembur maka Kontraktor
harus memberitahukan kepada Direksi pekerjaan secara tertulis sekurang-
kurangnya 24 jam sebelumnya.
BAHAN/ MATERIAL BANGUNAN UNTUK PELAKSANAAN PEKERJAAN.

XXIV : 1. Mendatangkan bahan-bahan ke lokasi pekerjaan :

a. Kontraktor wajib mendatangkan bahan material (termasuk kawat


bronjong jika ada dalam item pekerjaan) ke lokasi kegiatan sesuai
dengan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dengan biaya
di tanggung oleh kontraktor.

b. Dalam mendatangkan bahan-bahan guna pelaksanaan pekerjaan


Kontraktor harus melaporkannya kepada Direksi untuk diperiksa.

c. Bahan-bahan yang setelah diperiksa Direksi dapat diterima/disetujui,


maka bahan tersebut masuk di Gudang Job Site dan di bawah
pengawasan Direksi pekerjaan, tidak boleh ditarik keluar guna
pekerjaan Kontraktor yang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari
Direksi.

d. Bahan-bahan yang didatangkan di lokasi pekerjaan tetapi tidak


memenuhi persyaratan dan ditolak oleh Direksi, harus dibawa keluar
lokasi pekerjaan dengan batas waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung
dari keputusan penolakan oleh Direksi. Biaya pengeluaran bahan
tersebut menjadi beban Kontraktor. Bila Kontraktor dengan sengaja
membiarkan bahan-bahan afkir tersebut di lokasi pekerjaan maka
Kontraktor dikenakan denda kelalaian.

e. Penggantian merk/kwalitas Bahan Bangunan harus seijin Pengawas


dan disetujui Direksi

2. Pemeriksaan Bahan Bangunan & Kualitas Pekerjaan :

a. Pemeriksaan bahan oleh Direksi didasarkan atas syarat-syarat bahan


seperti tersebut dalam Point XXIV.1 Spesifikasi Teknis ini.

b. Apabila dipandang perlu, pemimpin Proyek berhak meminta kepada


Kontraktor untuk memeriksakan kualitas pekerjaan ke Laboratorium
dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor.

c. Direksi/petugas berhak mengadakan pemeriksaan ulang terhadap


bahan-bahan yang sudah diterima. Dan bila dari hasil pemeriksaan
ulang ternyata memang tidak memenuhi syarat, maka barang tersebut
dinyatakan tidak memenuhi syarat dan harus dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan.

3. Penggunaan bahan-bahan yang belum diperiksa :


Apabila Kontraktor menggunakan/memasang bahan-bahan yang belum
diperiksa oleh Direksi, dan apabila Direksi meragukan kualitas bahan
tersebut, Direksi berhak memerintahkan untuk membongkar pasangan
tersebut. Biaya akibat Pembongkaran ini menjadi tanggungan Kontraktor.
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

XXV : 1. Kontraktor wajib minta kepada Direksi/Petugas Proyek untuk memeriksa


pekerjaan yang telah dikerjakan sebelum mulai pelaksanaan selanjutnya.

2. Bila Direksi pekerjaan, Petugas Proyek menganggap perlu untuk memeriksa


pekerjaan, atau bila Kontraktor memintanya secara tertulis untuk penyerahan
seluruh pekerjaan, sebagai pekerjaan atau guna permintaan pembayaran,
maka Kontraktor, Wakil Kontraktor atau Pelaksana harus hadir di tempat
pekerjaan selama waktu pemeriksaan.

3. Hasil pemeriksaan tertulis pada laporan hasil pemeriksaan yang ditandatangani


oleh kedua belah pihak yang memeriksa.

LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN

XXVI : 1. Kontraktor wajib menyediakan 2 (dua) buah buku besar yang digunakan untuk :
a. Mencatat semua instruksi dan koreksi direksi.
b. Mencatat semua saran tamu (jika ada).

2. Laporan Harian dibuat/ diisi setiap hari untuk mencatat hal-hal sebagai berikut :
a. Catatan tenaga kerja yang terdiri dari : jumlah pekerja, mandor,
tukang, kepala tukang serta tenaga personalia dari Kontraktor sendiri.
b. Catatan bahan meliputi : Stock bahan yang datang, bahan yang
ditolak dan bahan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
c. Jenis kegiatan bagian konstruksi yang dilaksanakan pada hari
tersebut.
d. Hasil fisik pekerjaan yang dicapai.
e. Peil galian, timbunan, pasangan batu yang dicapai pada hari itu.
f. Jumlah alat baik yang dioperasikan maupun yang tidak.
g. Keadaan cuaca (hujan, banjir, dan lain-lain).

3. Pencatatan dalam Laporan Harian dibuat oleh Pelaksana dan


diperiksa/diketahui kebenarannya oleh Direksi

4. Kontraktor wajib membuat laporan harian, mingguan dan laporan bulanan


dalam rangkap 3 (tiga) yaitu untuk :
i. 1 (satu) lembar untuk PPK
ii. 1 (satu) lembar untuk arsip Kontraktor
iii. 1 (satu) lembar untuk Direksi
Laporan harus ditandatangani oleh Kontraktor dan Direksi. Laporan
Mingguan yang dilampiri Laporan Harian diserahkan selambat-lambatnya 3
(tiga) hari sesudah akhir minggu yang bersangkutan, dan Laporan Bulanan
diserahkan selambat-lambatnya pada tanggal 5 bulan berikutnya.

5. Kemajuan pekerjaan harus didokumentasikan dengan foto sekurang-


kurangnya:
i. Kemajuan fisik 0 %
ii. Kemajuan fisik 50 %
iii. Kemajuan fisik 100 %
Setiap pengambilan foto dibidik dari posisi dengan titik pengambilan yang
tetap.
Foto dicetak rangkap 3 (tiga) dengan ukuran 3R dan disusun rapi.
6. Di samping foto-foto kemajuan pekerjaan, Kontraktor wajib mengambil foto
pada keadaan tertentu misalnya banjir besar, kerusakan konstruksi yang sudah
dikerjakan dan lain-lain yang perlu termasuk galian sudah peil dan pada
pekerjaan selesai 100 % menyerahkan foto dan album foto rangkap 2 ( dua ).

PEKERJAAN YANG TIDAK LANCAR


XXVII
: 1. Bagi pekerjaan yang tidak lancar yaitu sesuai dengan rencana kerja, terlalu
lambat atau terhenti sama sekali, maka Direksi Pekerjaan akan memberikan
peringatan-peringatan/teguran-teguran secara tertulis kepada Kontraktor.

2. Apabila Kontraktor ternyata dengan sengaja tidak mengindahkan peringatan-


peringatan XXVII.1 di atas dan telah cukup diberi peringatan dan teguran-
teguran tertulis 3 kali berturut-turut, maka KPA/PPK berhak melakukan
pemutusan kontrak secara sepihak.

PEKERJAAN TAMBAH KURANG


XXVIII
: 1. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dilakukan oleh Kontraktor atas
perintah tertulis Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
2. Pekerjaan tambah yang dilakukan oleh Kontraktor di luar ketentuan ayat
XXVIII.1. ini sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

ALAT DAN PERALATAN KERJA KONTRAKTOR


1. Kontraktor harus dan wajib menyediakan sendiri semua jenis alat peralatan
XXIX : maupun perlengkapan kerja yang diperlukan untuk kegiatan pelaksanaan
pekerjaan.

2. Alat peralatan dimaksud harus dalam keadaan siap dipakai, kerusakan yang
terjadi selama pelaksanaan agar segera diperbaiki atau dicarikan
penggantinya.

3. Biaya angkutan, pengadaan maupun biaya operasional semua peralatan


menjadi tanggungan Kontraktor.

4. Kontraktor wajib menyediakan tambahan peralatan jika peralatan yang ada


dinilai tidak mencukupi.

5. Keamanan alat selama pelaksanaan menjadi tanggung jawab Kontraktor


sendiri.
ALAT BANTU DARI PROYEK

XXX : 1. Dalam hal Kontraktor memerlukan peralatan yang kebetulan tidak dimiliki dan
pengguna jasa mempunyai, maka Kontraktor dapat menggunakan alat
pengguna jasa.
2. Untuk hal di atas Kontraktor dapat mengajukan permohonan secara tertulis
kepada PPK.

3. Apabila alat peralatan pengguna jasa yang diperbantukan kepada Kontraktor


maka penggunaannya mengikuti ketentuan dari Keputusan yang berlaku.

4. Biaya Operasi & Exploitasi alat Proyek yang diperbantukan sepenuhnya


menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5. Yang dimaksud dengan biaya Operasi & Exploitasi di sini ialah :


a. Biaya untuk bahan bakar & pelumas
b. Biaya untuk service, perbaikan secara perawatan harian.
c. Honorarium Mekanik, Operator/Pengemudi.
d. Biaya mobilisasi
BAHAN BAKAR & PELUMAS ALAT-ALAT PROYEK

XXXI : 1. Kontraktor harus menyediakan sendiri semua kebutuhan bahan bakar dan
pelumas bagi peralatan.

2. Jenis pelumas yang digunakan harus sesuai jenis yang telah ditetapkan.
B. SPESIFIKASI KHUSUS

PEMBUATAN DOKUMEN PENGADAAN LANGSUNG REHABILITASI JARINGAN IRIGASI DI


KABUPATEN KARANGASEM : D.I. NAGASUNGSANG TEMPEK BABI TUNU

URAIAN UMUM

I : Dalam uraian disebutkan detail dari Spesifikasi Teknis untuk pekerjaan di


Kabupaten Karangasem

PEKERJAAN TANAH

II : 1. Galian tanah / pasir / batu/ lumpur :

a. Sebelum pekerjaan galian tanah di mulai, Kontraktor wajib mengadakan


check bersama Pengawas Pekerjaan atas duga tinggi / peil awal
permukaan tanah, sehingga apabila terdapat perbedaan yang menjolok
dengan gambar rencana dapat segera diketahui secara dini dan
melaporkannya kepada Direksi. Pengajuan claim atas perbedaan
setelah Kontraktor melakukan pekerjaan galian, tidak dapat diterima.

b. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksanaan,


kecuali ditetapkan lain oleh Direksi berhubung keadaan setempat.

c. Galian yang diperlukan untuk pondasi konstruksi di buat dengan ukuran


yang sesuai untuk keperluan pengerjaannya.

d. Kemiringan galian di buat secukupnya untuk amannya terhadap


longsoran. Bila terpaksa dibuat tegak harus diadakan tindakan
pengamanannya.

e. Dalam hal galian tanah tertimbun kembali sebagai akibat dari adanya :
- Longsoran tebing galian dan sejenisnya,
- Adanya rembesan,
- Kistdam yang kurang sempurna,
Untuk pengerjaan kembali tidak dapat diperhitungkan sebagai
tambahan pekerjaan/volume pekerjaan

f. Teknis pelaksanaan galian yang dilakukan dengan maksud untuk


memperbesar volume pekerjaan tanah tidak dapat dibenarkan.
Tambahan volume pekerjaan tanah oleh hal tersebut diatas tidak dapat
diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah.

g. Galian yang telah sampai pada kedalaman yang ditentukan harus


segera dilaporkan kepada Direksi untuk di adakan pemeriksaan.
Sebelum ada persetujuan Direksi atas kebenaran kedalaman galian
tersebut. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pasangan
pondasi.Dalam hal ini rawan banjir pemeriksaan agar dilakukan
sekurang-kurangnya satu hari sekali.
h. Tanah yang digali itu bilamana nantinya tidak akan dipergunakan untuk
meninggikan atau menimbun daerah lain, maka tanah galian tersebut
harus disingkirkan dari tempat pekerjaan menurut petunjuk Direksi.

2. Timbunan tanah
a. Material tanah yang dimanfaatkan untuk penimbunan harus sesuai
kondisi / keadaan tanah ditempat pekerjaan.
b. Bentuk dan metode penimbunan tanah harus sesuai dengan gambar
rencana atau petunjuk Pengawas atas persetujuan Direksi.
c. Pemadatan dengan tenaga manusia :
1. Tanah yang memenuhi syarat untuk ditimbun dihampar setebal 10
cm merata.
2. Sesuai dengan keadaan yang diperlukan untuk pemadatan maka
hamparan tanah tersebut disiram air.
3. Setelah disiram, baru dimulai pemadatannya dengan menimbris
tanah tersebut dengan alat yang beratnya 15-20 kg dan tinggi jatuh
alat timbris +/- 30 cm.
4. Setelah padat betul baru dihampar dengan lapisan tanah
berikutnya setebal 20 cm, disiram air dipadatkan begitu seterusnya
sampai selesai.

PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

III : 1. Bahan untuk spesi harus ditakar dengan menggunakan ukuran takaran yang
sama dengan dicampur dalam keadaan kering dengan Molen sebelum
ditambahkan air.
2. Pencampuran bahan sesuai dengan perbandingan campuran yang
ditetapkan harus diaduk sampai homogen.
3. Adukan dengan PC harus sudah digunakan selambat-lambatnya satu jam
setelah dicampur dengan air.
4. Spesi yang sudah dicampur lebih dari satu jam dan atau telah pernah
mengering tidak boleh digunakan kembali.
5. Pemasangan diusahakan terlindung dari hujan atau air, demikian pula
pasangan yang masih baru/belum mengeras diusahakan dilindungi dari
hujan/air.
6. Batu kali yang digunakan harus batu belah dan pemasangannya tidak boleh
ada rongga-rongga yang tidak berisi jarak pasangan batu yang satu dengan
yang lainnya bersinggungan.
7. Pelaksanaan pasangan harus padat, di antara batu satu dengan batu
lainnya harus berisi spesi.
8. Permukaan/bidang muka pasangan harus rata mengikuti garis profil.
9. Pekerjaan pasangan harus memberikan bentuk akhir sebagaimana gambar
konstruksi yang ditetapkan.
10. Dalam pemasangan batu kali supaya dibuatkan profil yang sesuai dengan
bentuk konstruksi dan untuk pekerjaan saluran dipasang setiap 10 m.
PEKERJAAN BETON

IV 1. Pekerjaan beton terdiri dari beton mutu f'c = 9,8 Mpa (K125), slump (12 ±2)
cm, w/c = 0,78 dengan pembesian jaring kawat (wiremesh) dengan diameter
sesuai gambar rencana.
: 2. Untuk Beton struktur lebih besar dari 5 m3 harus dibuat “Lab Mix Formula”
dengan test yang diperlukan.
3. Syarat-syarat Bahan
A. Portland Cement (PC)
a. PC yang digunakan adalah sesuai dengan standar yang
berlaku
b. Dalam keadaan yang sangat terpaksa, PC berlainan merk
dapat digunakan dengan syarat mendapat persetujuan dari
pengawas dan direksi.
B. Pasir
a. Pasir yang digunakan untuk spesi/beton tidak boleh :
- Mengandung lumpur lebih dari 5%
- Mengandung Garam
b. Bila dipandang perlu, gunakan sepenuhnya persyaratan PBI
1971
c. Pasir laut tidak diijinkan untuk pekerjaan beton, pekerjaan
pasangan dan spesi lainnya.
C. Kerikil
a. Kerikil yang digunakan harus diperoleh dari hasil ayakan dan
tidak berlumpur
b. Kerikil keropos/berpori tidak boleh digunakan
c. Untuk campuran beton, ukuran kerikil harus beraneka ragam
besarnya dengan ukuran  0,50 – 4 cm
D. Air
a. Air untuk konstruksi bebas garam, bahan kimia, kotoran dan
zat terlarut lain serta berwarna jernih
b. Kontraktor wajib menyediakan air yang sehat untuk keperluan
harian.
E. Tulangan/Baja Beton
a. Besi Beton yang digunakan harus memenuhi standar PBI 1971
b. Besi Beton yang telah karatan tidak boleh dipakai/digunakan
sebagai tulangan beton
F. Bekisting
Bekisting dinding beton dengan menggunakan multiflex 9 mm

PEKERJAAN PENYELESAIAN

V 1. Yang di maksud dengan pekerjaan penyelesaian adalah :


a. Perbaikan-perbaikan kecil terhadap bagian dari bangunan yang kurang
sempurna dengan nilai pekerjaan setinggi-tingginya 1% harga jenis
pekerjaannya dan bukan pekerjaan pokok.
b. Pembersihan kembali lapangan kerja dari sisa-sisa bahan bangunan serta
meratakan timbunan-timbunan / sisa-sisa tanah menjadi rata.

: 2. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor diwajibkan untuk :


a. Membongkar barak kerja/gudang bahan dan membersihkannya.
b. Memperbaiki bangunan-bangunan setempat yang rusak sehubungan
dengan pelaksanaan/kegiatan pekerjaan. Termasuk lenning jembatan,
duiker yang rusak akibat kendaraan-kendaraan Kontraktor selama
pelaksanaan pekerjaan.
c. Semua alat bantu milik Negara yang dipinjamkan/diperbantukan
dikembalikan setelah diservice/diperbaiki sebagaimana keadaan pada
waktu pengambilan pada awal proyek.

SYARAT-SYARAT BAHAN

VI : Semua bahan yang digunakan untuk pelaksanaan harus hasil/produksi Dalam


Negeri, demikian juga perlengkapan kerja. Apabila produksi Dalam Negeri tidak ada
maka digunakan barang yang sebesar mungkin komponennya adalah produksi
Dalam Negeri.

1. PC :
a. PC. Yang digunakan adalah keluaran pabrik semen dalam Negeri.

b. Dalam keadaan yang sangat terpaksa, PC berlainan merk dapat


digunakan dengan syarat mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan PPK.

c. PC. Yang dipakai untuk beton harus memenuhi ketentuan-ketentuan


dalam syarat-syarat untuk ditentukan dalam NI-8.

2. PASIR:

a. Pasir tidak boleh mengandung lumpur atau garam.

b. Untuk pekerjaan pasangan batu kali, siar, plester, beton, pasir harus
diayak dengan menggunakan saringan kawat/ayakan.

c. Bila dipandang perlu, digunakan sepenuhnya persyaratan PBI 1971.

d. Pasir laut tidak diijinkan untuk pekerjaan Pasangan dan Beton.

e. Untuk pekerjaan siar dan plesteran pasir harus diayak dengan saringan
kawat.

3. BATU KALI :

a. Untuk pekerjaan pasangan harus menggunakan batu belah, kecuali


ditetapkan lain.

b. Batu berongga/berpori tidak boleh digunakan.

c. Ukuran batu harus memenuhi syarat :


- Untuk pasangan diameter 15 cm-20 cm.

4. KERIKIL:

a. Kerikil yang digunakan harus diperoleh


dari hasil ayakan dan tidak berlumpur.

b. Kerikil keropos tidak boleh digunakan.

b. Penempatan kerikil (berbeda ukuran) dilakukan secara terpisah dan


pada pencampurannya menggunakan ukuran takar yang sama.

5. AIR:

a. Untuk pekerjaan pasangan dan beton


harus menggunakan air yang memenuhi syarat.

b. Kontraktor wajib menyediakan air yang


sehat untuk keperluan harian bagi karyawan/pekerjanya.

VOLUME PEKERJAAN

VII : 1. Volume pekerjaan yang akan diperhitungkan sebagai pengurangan apabila:


a. Atas instruksi tertulis dari KPA/PPK mengingat pertimbangan
teknis/konstruksi, bagian pekerjaan/jenis pekerjaan.

b. Dijumpai kondisi lapangan yang menyebabkan/diperlukan


penyesuaian/perubahan konstruksi sehingga menimbulkan
pengurangan volume pelaksanaan pekerjaan sebagaimana persetujuan
tertulis dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pelaksana Teknis
Kegiatan.

2. Volume pekerjaan akan diperhitungkan sebagai penambahan apabila


a. Atas instruksi dari KPA/PPK. Kegiatan secara tertulis, mengingat
pertimbangan teknis/konstruksi dipandang perlu dilaksanakan suatu
tambahan pekerjaan.

b. Dijumpai kondisi lapangan yang memerlukan penyesuaian/perubahan


konstruksi dan akan menimbulkan penambahan biaya, dengan instruksi
tertulis dari KPA/PPK.

3. Terhadap hal tersebut di atas akan diperhitungkan sebagai biaya


kurang/tambahan perhitungan biayanya didasarkan pada Harga Satuan
yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya Penawaran atau rencana
Anggaran Biaya Negosiasi yang ada.

4. Dalam hal di dalam Rencana Anggaran Biaya tidak tercantum Harga


Satuannya, akan dihitung berdasarkan Harga Bahan dan Upah yang
terlampir pada Surat Penawaran dan dihitung dengan analisa pekerjaan
sesuai standar yang berlaku.

5. Sehubungan dengan adanya banjir besar, adanya kemungkinan terjadi :


- Galian tertimbun kembali, bahan hanyut.
- Pekerjaan pasangan rusak.
- Peralatan hanyut atau tertimbun.

PEKERJAAN KURANG SEMPURNA

VIII : Pekerjaan yang kurang sempurna berdasarkan pemeriksaan Direksi/Tim Pemeriksa


Pekerjaan, Kontraktor harus memperbaiki ataupun mengulangi pekerjaan tersebut
hingga memenuhi syarat. Biaya Perbaikan/pengulangan pekerjaan ini menjadi
tanggungan Kontraktor.

PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN

IX : Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan diselesaikan adalah yang terdiri dari
pasangan batu dan beton dengan bentuk, ukuran dimensi sebagaimana gambar
pelaksanaan (gambar bestek) terlampir meliputi kegiatan-kegiatan :

1. Pekerjaan persiapan :
a. Pembersihan tempat/daerah kerja.
b. Uitzet, pembuatan profil, bouwplank, pasang patok-patok As bangunan.
c. Penyiapan daerah kerja.

2. Pekerjaan Tanah :
Pekerjaan berupa timbunan tanah dipadatkan seperti tergambar pada
gambar pelaksanaan.

3. Pekerjaan Konstruksi
Pekerjaan terdiri dari pasangan batu kali, plesteran dan siaran, pekerjaan
beton sesuai gambar pelaksanaan. Untuk pekerjaan senderan dilengkapi
dengan drainase pipa PVC diameter 2 inch dengan dimensi sesuai dengan
gambar rencana atau atas petunjuk direksi.

4. Pekerjaan pengeringan
Kistdam adalah kontruksi penunjang yang diperlukan untuk melindungi
tempat kegiatan, di samping untuk mengarahkan aliran sungai.
Pekerjaan pengeringan dilakukan menjamin tempat kerja yang memenuhi
syarat teknis untuk pengerjaan pasangan batu kali, dapat dilakukan
dengan cara pemompaan.

5. Pekerjaan Penunjang
Mencakup seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menunjang
terlaksananya kelancaran kegiatan fisik antara lain :
a. Administratif.
b. Dokumentasi.
c. Penjagaan dan Pengamanan lainnya.
d. Mobilisasi

URAIAN PEKERJAAN

X : 1. Spesifikasi Teknis
Untuk pekerjaan ini jenis kegiatan/pekerjaan terdiri atas :
a. Pekerjaan galian batu.
b. Pasangan batu kali dengan dengan mortar tipe N (setara campuran 1
PC : 4 PS).
c. Beton mutu f'c = 9,8 Mpa (K125), slump (12 ±2) cm, w/c = 0,78
d. Pembesian dengan jaring kawat (wiremesh) M5
e. Bekisting dinding beton biasa dengan multiflex 9 mm
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar konstruksi.

2. Volume Pekerjaan
Volume pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti daftar pada daftar
kuantitas

3. Peil/ketinggian konstruksi yang akan diselesaikan selengkapnya adalah


sebagaimana gambar pelaksanaan terlampir.

DIREKSI KEET
XI

1. Kantor Direksi.
Kontraktor sebelum mulai kegiatan fisik harus sudah menyiapkan kantor
pelaksana.

2. Kelengkapan Kantor Direksi.


a. Gambar konstruksi rencana.
b. Gambar Konstruksi shop drawing.
c. Time schedule, barchart lengkap dengan kurve S.
d. Data pekerja, cuaca dan lain-lain.
e. Meja dan kursi secukupnya.
f. Alat tulis dan alat-alat gambar.
g. Papan tulis dan papan tempel gambar-gambar pelaksanaan dan grafik-
grafik.
f. Buku Direksi, buku tamu, buku harian pelaksanaan.
g. Kotak P3K.
h. Persediaan APD untuk kunjungan Direksi.

BANGUNAN UKUR DAN PAPAN DUGA AIR

XII : Kontraktor wajib membuat bangunan ukur dan Papan Duga Air dengan type
gambar bangunan ukur yang sudah terlampir pada gambar desain atau mengikuti
petunjuk Direksi khusus untuk bangunan bendung.

PENUTUP DAN LAIN – LAIN

XIII : Apabila ada perubahan karena kekurangan dalam penjelasan pada pasal – pasal
tersebut di atas dan dianggap perlu penambahan / pengurangan penjelasan
pekerjaan setelah diadakan Rapat Aanwijzyng Kantor dan Aanwijzyng Lapangan,
maka akan diatur dalam Rizalah Aanwizyng.

Mengetahui, Mengetahui,
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Kepala Dinas
Ruang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kab. Karangasem/PA Kab. Karangasem/PA

I NYOMAN SUTIRTAYASA I NYOMAN SUTIRTAYASA


Pembina Utama Muda Pembina Utama Muda
NIP. 19670805 199703 1 00 NIP. 19670805 199703 1 00

Mengetahui,
Kepala Dinas Pekerjaan Umum da
Kab. Karangasem

I NYOMAN SUTIRTAYA
Pembina Utama M
NIP. 19670805 19970

Anda mungkin juga menyukai