ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar materi Garis dan Sudut siswa
yang diajar menggunakan kolaborasi antara Google Classroom dan Google Meet dan siswa yang diajar
menggunakan Google Classroom. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment. Rancangan (Design)
penelitian menggunakan Posttest Only Control Group Design. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1
Remboken pada Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021 dengan subyek penelitian adalah seluruh
siswa kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VII-B sebagai kelas kontrol. Pada kelas
eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan kolaborasi antara Google Classroom dan Google
Meet, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan Google Classroom. Variabel dalam penelitian ini
adalah hasil belajar materi Garis dan Sudut siswa yang diajar menggunakan kolaborasi antara Google
Classroom dan Google Meet dan hasil belajar materi Garis dan Sudut siswa yang diajar menggunakan
Google Classroom. Data dikumpulkan dengan teknik pemberian tes akhir (post-test). Instrumen tes
yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk uraian dan objektif untuk mengukur hasil belajar
materi Garis dan Sudut siswa. Data dianalisis dengan menggunakan Uji Perbedaan Rata-rata Dua
Kelompok Tidak Berpasangan, yaitu Statistik Uji-t dengan varians kedua kelompok yang homogen. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa hasil belajar materi Garis dan Sudut siswa yang diajar menggunakan
kolaborasi antara Google Classroom dan Google Meet lebih dari siswa yang diajar menggunakan Google
Classroom.
Kata kunci: hasil belajar siswa, google classroom, google meet, garis dan sudut
ABSTRACT
Abstrak memuat uraian singkat mengenai masalah dan tujuan penelitian, metode yang digunakan, dan
hasil penelitian. Tekanan penulisan abstrak terutama pada hasil penelitian. Abstrak ditulis dalam
Bahasa Inggris. Pengetikan abstrak dilakukan dengan spasi tunggal dengan margin yang lebih sempit
dari margin kanan dan kiri teks utama. Panjang abstrak dibatasi hanya sampai 250 kata. Kata kunci
perlu dicantumkan untuk menggambarkan ranah masalah yang diteliti dan istilah-istilah pokok yang
mendasari pelaksanaan penelitian. Kata-kata kunci dapat berupa kata tunggal atau gabungan kata.
Jumlah kata-kata kunci 3-5 kata. Kata-kata kunci ini diperlukan untuk komputerisasi. Pencarian judul
penelitian dan abstraknya dipermudah dengan kata-kata kunci tersebut.
Keywords: Each word/phrase is separated by comma (,)
PENDAHULUAN
Ketika pandemi Coronavirus Disease Tahun 2019 (COVID-19) melanda Indonesia mulai Maret
2020, seluruh proses kegiatan pembelajaran tatap muka di kelas dalam lingkungan sekolah tidak bisa
dilaksanakan. Hal ini telah dilakukan beberapa penyesuaian proses pembelajaran. Penyesuaian ini
dijelaskan dalam Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan COVID-19 di
lingkungan Kemdikbud, serta dalam Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan COVID-19
pada satuan pendidikan.
Kenyataan yang terjadi di sekolah, guru mengalami kesulitan dalam pelaksanaan PJJ atau
Pembelajaran Daring, di antaranya ialah kesulitan mengelola pembelajaran. Hal ini disebabkan karena
waktu pembelajaran berkurang, serta fasilitas internet dan gadget yang tidak dimiliki siswa. Guru
kesulitan berkomunikasi dengan siswa di rumah. Guru masih cenderung fokus pada penuntasan
kurikulum.
Dalam kondisi pandemi seperti ini, PJJ memang harus dilakukan demi mengurangi penyebaran
COVID-19. Kesulitan-kesulitan yang dialami guru dan siswa dalam pelaksanaan PJJ, diduga dapat diatasi
Info Artikel: Diterima 00 April 2020 ▪ Disetujui 00 April 2020 ▪ Diterbitkan 00 April 2020
Paila, D., Mangobi, J. & Sulistyaningsih, M., 2021
dengan mengolaborasikan aplikasi Google Meet dan Google Classroom. Kolaborasi kedua aplikasi
buatan Google ini memungkinkan siswa untuk mengulang materi yang telah diajarkan guru.
Untuk setiap materi ajar, telah dibuatkan video pembelajarannya. Video tersebut kemudian
diunggah (upload) ke dalam virtual kelas yang ada di Google Classroom sebelum pembelajaran
dilaksanakan. Selanjutnya, siswa mengunduh (download) materi yang berbentuk video tersebut untuk
dipelajari. Jika siswa ingin bertanya terkait dengan matei tersebut, siswa dapat menulis pertanyaannya
melalui kolom komentar yang telah disiapkan. Guru selanjutnya menjelaskan materi ajar yang telah
diunduh dan dipelajari siswa secara virtual dengan menggunakan aplikasi Google Meet.
Proses pembelajaran dengan menggunakan kedua aplikasi ini diharapkan menjadi efektif karena
mempelajari materi ajar, mengerjakan soal latihan dan soal tes dapat dilakukan kapan dan di mana saja.
Google Classroom digunakan sebagai media penyalur konten belajar dan berdiskusi, sedangkan Google
Meet dijadikan sebagai media diskusi dan pengulangan materi.
Rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah hasil belajar materi Garis dan Sudut siswa yang
diajar menggunakan kolaborasi antara Google Classroom dan Google Meet lebih dari siswa yang diajar
menggunakan Google Classroom? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar materi Garis dan Sudut siswa yang diajar menggunakan kolaborasi antara Google Classroom dan
Google Meet dan siswa yang diajar menggunakan Google Classroom.
Google Classroom adalah bagian dari G Suite for Education yang juga hadir dalam versi aplikasi
seluler. Untuk menggunakannya, guru dan siswa wajib memiliki akun Google agar saling terhubung
(Azis, 2020). Google classroom merupakan salah satu fitur pendidikan yang disediakan oleh Google
Apps For Education (GAFE) yang dirilis ke publik pada tanggal 12 Agustus 2014, namun Google
Classroom baru banyak digunakan pada pertengahan tahun 2015 (Pradana dan Harimurti, 2017).
Google Meet (Hangouts Meet/Meet) adalah salah satu aplikasi atau software yang dapat
dimanfaatkan untuk tetap produktif dalam bekerja meski dilakukan dari rumah (Samudro, 2020).
Google Meet merupakan salah satu dari sekian banyak aplikasi video telekonferensi. Layanan ini
mampu menampung sekitar 100 orang dalam satu sesi rapat virtual. Menariknya, pengguna bisa
menggunakan layanan Meet secara cuma-cuma baik melalui aplikasi desktop (PC/laptop) maupun
mobile (smartphone). Syarat untuk menggunakan layanan ini pun mudah yaitu cukup dengan akun
google (Yunus, 2020).
Jhon (2016) mengemukakan bahwa menurut Benyamin S. Bloom, terdapat tiga ranah (domain)
hasil belajar, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif (berpikir) berkenaan dengan hasil
belajar intelektual (olah pikir) dari sederhana sampai yang kompleks. Bloom mengklasifikasikan tujuan
kognitif dalam enam jenjang, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi
(apply), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Sudjana mengemukakan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya (Zakky, 2020). Dengan mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat menentukan
kedudukannya dalam kelas, apakah siswa tersebut termasuk ke dalam kategori siswa yang pandai,
sedang atau kurang.
METODE
Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dan rancangan (Design) penelitian menggunakan
Posttest Only Control Group Design. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Remboken pada Semester
Genap Tahun Ajaran 2020/2021. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-A sebagai kelas
eksperimen dan siswa kelas VII-B sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan
dengan menggunakan kolaborasi antara Google Classroom dan Google Meet, sedangkan pada kelas
kontrol menggunakan Google Classroom.
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik pemberian tes akhir (post-
test). Tes ini diberikan sesudah kegiatan pembelajaran materi Garis dan Sudut. Dalam pemberian tes,
siswa di kelas kontrol dan di kelas eksperimen dikumpulkan dalam beberapa kelas dengan menerapkan
Protokol Kesehatan dan seijin pihak sekolah, dengan maksud agar data yang dihasilkan bisa sesuai yang
diharapkan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk uraian dan
objektif untuk mengukur hasil belajar materi Garis dan Sudut siswa. Isi tes akan mengacu pada
indikator yang ingin dicapai sesuai kurikulum sekolah.
Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Uji Perbedaan Rata-rata Dua Kelompok Tidak
Berpasangan. Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis,
yaitu Uji Normalitas Data dan Uji Homogenitas Varians. Normalitas Data diuji dengan mengunakan
Shapiro-Wilk’s Test dan Homogenitas Varians menggunakan Levene's Test (Lolombulan, 2017).
Pada Tabel 1 terlihat bahwa data pada kelompok eksperimen menyebar dari 60,00 sampai
dengan 85,00 dengan rata-rata ( x́ ) adalah 73,80, simpangan baku ( s ) adalah 7,54 dan varians ( s2 )
dengan nilai 56,83. Ini berarti bahwa rata-rata jarak penyimpangan titik-titik data adalah 7,54
yang diukur dari nilai rata-rata ( x́ )yaitu 73,80. Untuk data pada kelompok kontrol menyebar dari
45,00 sampai dengan 70,00 dengan rata-rata ( x́ ) adalah 56,20, simpangan baku ( s )adalah 7,20
dan varians ( s2 ) dengan nilai 51,83. Ini berarti bahwa rata-rata jarak penyimpangan titik-titik
data adalah 7,20 yang diukur dari nilai rata-rata ( x́ )yaitu 58,20.
Sebelum dilakukan uji hipotesis, perlu dilakukan pengujian prasyarat analisis. Pengujian
prasyarat analisis ialah Uji Normalitas Data dan Uji Homogenitas Varians yang diuraikan berikut
ini. Normalitas Data diuji dengan mengunakan Shapiro-Wilk’s Test dan Homogenitas Varians
menggunakan Levene's Test. Proses perhitungan dalam pengujian prasyarat analisis dibantu
oleh aplikasi SPSS.
Pada Tabel 2, data post-test siswa kelompok eksperimen berasal dari populasi yang
menyebar normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai 0,123 = Sig. > α = 0,05. Begitu pula, data
post-test siswa kelompok kontrol berasal dari populasi yang menyebar normal. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai 0.084 = Sig. > α = 0.05.
Pada Tabel 3, varians data post-test siswa kelompok eksperimen dan varians data post-test
siswa kelompok kontrol adalah homogen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai 0,910 = Sig. > α =
0.05.
Diketahui bahwa data kedua kelompok berdistribusi normal dan kedua varians adalah
homogen, maka pengujian hipotesis dapat dilanjutkan dengan menggunakan Statistik Uji-t.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar materi Garis dan Sudut siswa yang diajar menggunakan
kolaborasi antara Google Classroom dan Google Meet lebih dari siswa yang diajar menggunakan
Google Classroom.
DAFTAR PUSTAKA
Azis, I. (2020) Mengenal Google Classroom: Fungsi dan Cara Menggunakannya, tirto.id. Available
at: https://tirto.id/mengenal-google-classroom-fungsi-dan-cara-menggunakannya-eG7S
(Accessed: 6 February 2021).
Jhon, D. (2016) Hasil Belajar. Available at: https://www.silabus.web.id/hasil-belajar/ (Accessed:
6 February 2021).
Lolombulan, J. (2017) Statistiika bagi Peneliti Pendidikan. Edited by R. Indah. Penerbit ANDI.
Pradana, D. and Harimurti, R. (2017) ‘Pengaruh Penerapan Tools Google Classroom Pada Model
Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa’, Jurnal mahasiswa
universitas negeri surabaya, 02.
Samudro, A. (2020) Mengenal Google Meet: Cara Kerja hingga Fitur, tirto.id. Available at:
https://tirto.id/mengenal-google-meet-cara-kerja-hingga-fitur-eFtx (Accessed: 6 February
2021).
Yunus, M. (2020) Cara Menggunakan Google Meet di Laptop Tanpa Instal Aplikasi,
suarasulsel.id.
Zakky (2020) Pengertian Hasil Belajar : Definisi, Fungsi, Tujuan, Faktor [Lengkap], 23 februari.
Available at: https://www.zonareferensi.com/pengertian-hasil-belajar/ (Accessed: 6
February 2021).