Anda di halaman 1dari 7

PERBEDAAN PANDANGAN ISLAM DAN BARAT

TENTANG ILMU PENGETAHUAN


MULTI SARI (2020501044)
WIRA ADITYATAMA (2020501058)

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Sumatera Selatan

Multisarii27@gmail.com

ABSTRAK

Ilmu merupakan suatu yang sangat mendasar daalam kehidupan manusia. Namun, dalam
pemahaman mengenai sumber dan cara memperoeh ilmu itu tedapat perbedaan, sehingga
nantinya mmenimbulkan ilmu yang bersifat agama dan bersifat duniawi. Perbedaan ini
disebabkan oleh substansi dari ilmu pengetahuan duniawi, yang diidentikan dengan ilmu yang
bermanfaat, namun disadari atau tidak ilmu ini juga menyebabkan kerusakan dalam kehiduppan
manusia kususnya dalam keyakinan umat islam. Menanggapi persoalan mengenai sumber
epistimologi ilmu pengetahuan (sains), antara islam dan barat terjadi perbedaan yang sanga amat
signifikan, hal ini dapat kita ketahui melalui berbagai macam sumber-sumber yang menjadi ciri
khas. Baik sumber epistimologi menurut islam yang meliputi: al-qur‟an sebagai sumber utama
dan didukung dengan ijtihad sebagai sebagai dasar pelengkapnya. Sedangkan sumber
epistimologi menurut barat hanya terdapat pada akal (rasio) saja, yang kemudian dari teori
tersebut menimbulkan tiga aliran utama dalam barat yakni Rasionalisme, Empirisme, dan
Kritisisme.

Kata kunci : Ilmu pengetahuan, Islam dan Barat.

PENDAHULUAN

Tak dapat dipungkiri, ilmu memiliki kontribusi yang amat penting bagi kehidupan
manusia. Rasa ingin tahu manusia menjadi titik-titik perjalanan manusia untuk mengembangkan
pengetahuan. Hal inilah yang melatarbelakangi beragam penelitian dan hipotesa awal manusia
terhadap inti dari keanekaragaman realitas. Ilmu pengetahuan merupakan salah satu hal penting
yang harus dimiliki dalam kehidupan manusia. Kajian terhadap ilmu pengetahuan telah menjadi
bagian terpenting dari kehidupan sosial manusia. Maju mundurnya suatu bangsa atau masyarakat
tertentu sangat dipengaruhi oleh sejauh mana bangsa atau masyarakat itu menguasai ilmu
pengetahuan. Semakin sempurna ilmu pengetahuan yang dimiliki, maka semakin modern pula
kehidupan masyarakat yang bersangkutan, baik modernisasi ekonomi, politik, agama, ilmu
pengetahuan dan teknologi, maupun sosial budaya.

Dunia Islam mencapai kemajuan atau menciptakan peradaban karena ilmupengetahuan


mendapatkan apresiasi yang tinggi dari umat Islam. Hal itu disemangatioleh ajaran Islam sendiri
sebagaimana yang termuat di dalam kitab suci al-Qur’an.Ayat pertama kali yang diturunkan
kepada Muhammad di Gua Hira’ yaitu iqra’ ataubacalah, mengandung inti pesan bahwa ilmu
pengetahuan hendaklah mendapat tempatyang tinggi bagi orang-orang Muslim. Dalam ayat lain
al-Qur’an menegaskan bahwa orang yang memiliki ilmu penegetahuan akan mendapatkan
derajat yang tinggi di dalam kehidupan.

Melalui kemajuan ilmu pengetahuan ini umat Islam pernah mengalami kejayaan
peradaban beberapa abad pada masa yang lalu. Memang Islam sebagai sebuah agama mengatur
kehidupan manusia untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Untu kmencapai
kesejahteraan itu manusia selain dibekali Allah dengan akal pikiran jugadiberikan wahyu yang
berfungsi untuk membimbing perjalanan hidupnya. Akal pikiran adalah anugerah Tuhan yang
paling tinggi kepada manusia. Akalpikiran yang dimiliki manusia inilah yang membedakan
dengan makhluk-makhluk lain.Dengan akal pikiran yang dimiliki ini pulalah manusia menempati
tempat tertinggi diantara makhluk-makhluk lain baik malaikat, jin, binatang dan
sebagainya.Islam memberikan penghargaan tertinggi terhadap akal. Tidak sedikit al-Qur’andan
hadis Nabi yang menganjurkan dan mendorong manusia untuk mempergunakanakalnya dan
banyak berpikir guna mengembangkan intelektualnya. Dengan penggunaanakal itulah manusia
dapat mengasah intelek untuk kemudian menimbulkan sikapkecendikiawanan dan kearifan baik
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkunganmaupun terhadap Tuhan.

PEMBAHASAN

Perbedaan barat dengan islam tentang ilmu pengetahuan menjadi hal yang manarik untuk
dipelajari. Karena ilmu barat-sekuler, tidak dibangun diatas wahyu dan kepercayaan agama,
namun berdasarkan tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan
kehidupan sekuler yang memusatkan manusia sebagai makhluk rasional. 1

Menurut konsep Barat, antara ilmu pengetahuan dengan agama pada dasarnya merupakan
dua hal yang sangat berbeda (kontras), dan malah bertentangan (konflik). Kontras maksud-nya
antara keduanya tidak ada hubungan, masing-masing berjalan sendiri. Ilmu berhubungan dengan
kehidupan duniawi, sedangkan agama sekaligus menyangkut kehidupan duniawi dan kehidupan
akhirat. Menurut konsep Barat yang ada adalah kehidupan duniawi sedangkan kehidupan akhirat
itu hanyalah ilusi, sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Konflik maksudnya bahwa keberadaan
agama akan menghambat kemajuan ilmu pengetahuan. Keduanya bertetangan dan keduanya
dipandang tidak bisa dirujukkan. Banyak ilmuan Barat yang sangat yakin bahwa agama tidak
akan pernah bisa didamaikan dengan ilmu. Alasan utama mereka ialah bahwa agama jelas-jelas
tidak dapat membuktikan kebenaran ajaran-ajarannya dengan tegas, pada hal sains bisa
melakukan hal itu (Haught, 2004:2). 2

Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan konsep ilmuyang berdasarkan agama,
khususnya agama islam. Agama islam merupakan agama yang sangat menghargai ilmu
pengetahuan. Yang telah banyak dalam Al-quran dan hadis nabi yang memuji dan memuliakan
ilmu serta mengajarkan umatnya untuk menuntut ilmu ke mana saja ia mampu melakukannya
dan kapan saja selama hidup didunia. Seluruh bidang keilmuan boleh dijamah dan diekplorasi,
kecuali zat Tuhan sendiri yang tidak mungkin dijangkau oleh kemampuan manusia, dalam
pandangan islam semua ciptaan Tuhan patut diteliti dan dikaji secara seksama karena ciptaan
Tuhan adalah tanda-tanda (ayat) Tuhan sendiri. Sehingga diharapkan dengan mengkaji ayat
Tuhan tersebut seorang ilmuan muslim akan bertambah keyakinan dan ketakwaannya kepada
Allah SWT. (Mulyadhi Kartanegara. (2003). Pengantar Epistemologi Islam. Bandung : Mizan.
Hal 132.

Islam menngalami puncak kemajuan keilmuan pada masa dinasti Abbasiyah, pada masa
nabi Muhammad SAW. Dimana tujuan ilmu pada islam adalah untuk mengenal Allah SWT.

1
Adrian Husaini, dkk, (2013). Filsafat Ilmu Peespektif Barat dan Islam. Jakarta: Gema Insani. Hal 1)

2
(Filsafat ilmu pengetahuan perspektif barat dan Islam, Darwis A Soelaiman, Bandar publishing, 2019, hal 14-15)
Inilah yang menjadikan perbedaan antara ilmu islam dan ilmu barat. Kemajuan yang dialami
mencakup seluruh bidang keilmuan yang sifatnya agama seperti ilmu fiqh, ilmu tafsir, ilmu
hadist, dsb. Serta ilmu yang sifatnya duniawi seperti lmu filsafat, ilmu kedokteran, matematika,
geografi, sejarah, dll. Kemajuan ilmu ini sebagian bukti bahwa islam tidak hanya menekankan
pada aspek ilmu keagamaan tapi juga ilmu keduniaan.

Kemajuan ilmu yang dialami umat islam ini juatru berbandinng balik dengan kondisi
bangsa barat. Dimana kondisi keilmuan mereka tertinggal jauh dari umat isllam, dikarenakan
segala aspek kkehidupan manusia diatur oleh piihak gereja atau kaum keagamaan, sehingga
penemuan-penemuan dalam ilmu pengetahuan yang bertolak belakang dengan doktrin gereja
diannggap sebagai sesuatu yang menyimpang.

Kondisi ini disebut sebagai masa the dark ages of Europe pada abad pertengahan, setelah
masa ini berkahir para ilmuan kemudian mempperkenalkan filsafat ilmu sekuler yang menolak
keberadaan dan kehadiran Tuhan. Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan dipandang sebagai
sesuatu yang mengganggu menusia untuk berfikir. Dengan konsep seperti ini bangsa barat justru
mengalami kemajuan yang pesat, dan tentu konsep seperti ini tidak diterima oleh kalangan umat
islam.

Sumber utama ilmu pengetahuaan dalam islam adalah Al-quran, karena kebenaran al-
quran itu mutlak tidak dapat diragukan lagi. Dalam islam diajarkan bahwa Allah SWT,
merupakan sumber darii segala sesuatu. Ilmu dan kekuasaaanya meliputi bumi dan langit, yang
nyata maupun yang gaaib, dan tidak ada segala sesuatupun yang luput dari pengawasaannya.
Dengan mengkaji ilmu pengetahuan maka akan mampu untuk mengenal Allah SWT. Adapun
sumber-sumber dalam epistemology ilmu pengetahuan islam oleh Al-Ghazali:

a. Al-quran , merupakan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad SAW. Al-quran


memiliki keistimewaan dari pada kitab sebelumnya yang dimana dengan kieistimewaan
itu al-quran mampu memecahkan masalah kemanusiaan dalam berbagai segi kehidupan
yaitu rohani dan jasmani, sosial, ekonomi,dsb. 3
b. Hadist adalah segalla sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW baik ucapan, perbuatan,
maupun ketetapan yang berhubungan dengan hokum atau ketentuan-ketentuan Allah

3
(adrian Husaini, dkk, (2013). Filsafat Ilmu Peespektif Barat dan Islam. Jakarta: Gema Insani. Hal 93)
yang disyariatkan kepada manusia. Al-quran dan Hadist adalah pedoman hidup, sumber
hokum, ilmu dan ajaran islam dan stu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Al-quran
adalah sumber primer tentang pokok-pokok ajaran islam, hadist merupakan penjeelas
bagi keumuman isi Al-quran. 4
c. Panca indra, manusia dibekali Allah dengan panca indra yaitu mata, hidung, telingam
lidah, kulit. Disebut ilmu indrawi dan empiris, dihasilkan dengan cara persentuhan
indera-indra dengan rangsangan yang datang dari alam sehingga dapat menghasilkan
ilmu. Namun masih memiliki keterbatasan sehingga menyebabkan timbulnya persepsi
manusia mengenai sesuatu objek.
d. Akal adalah allat yang dimiliki manusia untuk memperoleh ilmu. Jika pengetahuan
melalui pancaindra belum memadai untuk dijadikan acuan mengenai sesuatu, maka
diperlukan sumber lain untuk pengetahuan kita yaitu akal. Akal menurut al-ghazali
diciptakan Allah SWT dalam keadaan yang sempurna dan mulia, sehingga membawa
derajat manusia yang tinggi. 5
e. Qalbu (hati) dalam pandangan al-ghazali sebagai penunjukan esensi manusia serta
sebagai salah satu alat dalam jiwa mannusia yang befungsi memperoleh ilmu, lebih
mendekati ilmu tentang hakikat memperoleh ilham. 6

Barat menganggap kebenaran itu hanya berpusat pada manusia sebagai makhluk mandiri
yang menentuka kebenaran. Sumber utama ilmu pengetahuan dalam barat ada tiga aliran
yaitu:
a. Aliran rasionalisme, paham ini menyatakan bahwapada hakikatnya ilmu itu bersumber
dari akal budi manusia. menurut aliran ini sumber ilmu adalah akal melalui dedukasi
ketat seraya mengabaikan pengalaman, karena ilmu adalah sesuatu yang sudah built iin
dalam jiwa manusia dan tugas kita mencapainya dengan dedukasi. Karenanya ilmu yang
dihasilkan dalam aliran ini bersifat universal.

4
(adrian Husaini, dkk, (2013). Filsafat Ilmu Peespektif Barat dan Islam. Jakarta: Gema Insani. Hal 99)
5
(Mulyadhi Kartanegara. (2003). Pengantar Epistemologi Islam. Bandung : Mizan. Hal 21)
6
( M. Solihin. (2007). Perkembangan pemikiran Filsafat Dari Klasik Hingga Modern. Bandung: Pustaka Setia. Hal
46)
b. Aliran empirisme yaitu pentingnya pengalaman sebagai sarana pencapaian pengetahuan.
Pandangan aliran ini bahwa seluruh isi pemikiran manusia berasal dari pengalaman, yang
kemudian diistilahkan sebagai persepsi.
c. Aliran Kritisisme merupakan usaha untuk mensintesa antara rasionalisme dan empirisme.
Immanuel kant menunjukkan ilmu mana saja pikiran manusia yang berasall dari
pengalaman dan unsure mana saja yang berasal dari akal. Kant mengawali manusia
sebagai subjek yang berpikir. Kesimpulannya suumber ilmu menurut ilmuwan barat
hanya terbatas pada rasio (akal) dan panca inndra. Hasilnya ilmu terbatas ppada objek
nyata. Sedangkan berita shahih yang datang dari wahyu mereka nafikan, dan tidak
memasukkannnya dalam definisi ilmu. Akibatnya, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai etika
moral, yang diatur oleh rasio manusia, terus berubah. 7

KESIMPULAN

Sumber utama ilmu pengetahuaan dalam islam adalah Al-quran dan Hadist, sedangkan
sumber ilmu pengetahuan barat berpusat pada rasio (akal) dengan tiga aliran utama yaitu
rasionalisme, empirisme, dan kritisisme. Dalam islam Agama itu sendiri tidak pernah
bermusuhan dengan ilmu pengetahuan, malah antara keduanya tidak bisa dipisahkan. tanpa
didasari dengan nilai-nilai agama maka ilmu yang dimiliki oleh seseorang tidak jelas akan
digunakan untuk apa, dan tanpa dibimbing oleh ilmu maka nilai-nilai agama yang dimiliki oleh
seseorang akan salah ketika diamalkannya.

Kaum Muslimin terutama generasi awal perkembangan Islam telah menorehkan tinta mas
dalam sejarah dunia dan para ahli Barat telah mengakui hal itu. Kejayaan masa lalu tidak cukup
hanya disebut tetapi harus pula direbut kembali. Apalagi hal itu sebagai pengejawantahan dari
doktrin Islam seperti banyak telah dikemukakan di atas dan juga sebagai pembuktian kebenaran
ayat al-Qur’an, bahwa umat adalah umat yang terbaik yang menyeru kepada kebaikan dan
menyuruh untuk meninggalkan perbuatan munkar. Umat terbaik dan berwibawa itu tentu saja
harus memiliki keunggulan sehingga dapat menjadi contoh bagi umat yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
7
(Dedi Supriyadi. (2003). Pengantar Filsafat Islam. Bandung: CV. Pustaka setia. Hal 15)
Adrian Husaini, dkk, Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam. Jakarta: Gema Insani. 2013.

Darwis A Soelaiman, Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam. Bandar publishing,
2019.

Mulyadhi Kartanegara. Pengantar Epistemologi Islam. Bandung : Mizan. 2003.

M. Solihin. Perkembangan pemikiran Filsafat Dari Klasik Hingga Modern. Bandung: Pustaka
Setia. 2007.

Dedi Supriyadi. Pengantar Filsafat Islam. Bandung: CV. Pustaka setia. 2003.

Anda mungkin juga menyukai