Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di era globalisasi yang semakin berkembang dan modern serta
seiring perubahan kemajuan zaman dan teknologi, pola kehidupan manusia jugamengalami
perubahan. Begitu juga terjadi pada kasus - kasus penyakit yang dialamimanusia. Ketika dahulu
kasus-kasus yang banyak ditemui adalah oleh karena faktor lingkungan yang kurang higienis
seperti penyakit disentri, diare, infeksi dan lain-lain. Namun pada saat ini kasus yang banyak
ditemui adalah kasus yang berhubungan dengan faktor degenerative yaitu antara lain
penyakit osteoatritis, penyakit jantung dan stroke yang dipengaruhi sebagian besar oleh karena g
aya hidup, pola makan, jarang olah raga dan sebagainya.Beban global penyakit bergeser dari
penyakit menular ke penyakit tidakmenular, dengan kondisi kronis seperti penyakit jantung dan
stroke sekarang menjadi penyebab utama kematian global. Penyakit stroke telah menjadi
masalah kesehatan yang menjadi penyebab utama kecacatan pada usia dewasa dan merupakan
salah satu penyebab terbanyak di dunia. Stroke menduduki urutan ketiga sebagai penyebab
utama kematian setelah penyakit jantung koroner dan kanker di negara berkembang. Negara
yang berkembang juga menyumbang 85,5%dari total kematian akibat stroke di seluruh dunia.
Dua pertiga penderita stroke terjadi di negara yang sedang berkembang. Terdapat sekitar 13
juta korban baru setiap tahun, dimana sekitar 4,4 juta diantaranya meninggal dalam 12 bulan
(WHO,2010).
Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas) tahun
2013 sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatanatau gejala sebesar 12,1 per mil.
Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis nakestertinggi di Sulawesi Utara (10,8%), diikuti DI
Yogyakarta (10,3%), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7%. Prevalensi Stroke
berdasarkanterdiagnosis nakes dan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%),
DIYogyakarta (16,9%), Sulawesi Tengah (16,6%, diikuti Jawa Timur sebesar 16%).Prevalensi
penyakit stroke pada kelompok yang didiagnosis nakes berdasarkan gejala meningkat seiring
dengan bertambahnya umur, tertinggi pada umur ≥ 75 tahun (43,1%) dan (67%).7 Di provinsi
Sulawesi Utara sendiri, prevalensi strokesebesar 10,4%. Pada tahun 2011 stroke kembali
menempati posisi pertama penyakit terbanyak (kasus baru) dengan jumlah kasus sebanyak 228
kasus.
Stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak dimana terjadi gangguan
fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan aliran darah oleh karena
sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak sehingga menyebabkan sel-sel otak
kekurangan darah, oksigen atau zat - zatmakanan dan akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel
tersebut dalam waktu relatif singkat (Yayasan Stroke Indonesia 2009). Stroke bukan merupakan
penyakit tunggal tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala dari beberapa penyakitdiantaranya
; hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah, diabetes mellitus, dan penyakit
vaskuler perifer (Markus,2011).

Peningkatan angka stroke di Indonesia diperkirakan berhubungan


dengan peningkatan angka kejadian faktor risiko stroke. Faktor risiko stroke adalah diabetes
mellitus, gangguan kesehatan mental, merokok, obesitas dan hipertensi.Penyebab stroke
mencakup emboli (terbentuknya bekuan darah yang menyumbatarteri) atau thrombosis
(terbentuknya bekuan darah pada arteriarteriotak yangsebelumnya sudah mengalami
penyempitan oleh deposit lemak). Pecahnya arterisering kali diakibatkan hipertensi (MIMS
Indonesia, 2012). Dimana faktor resikoutama stroke adalah hipertensi kronik yang lebih dikenal
oleh orang awam dengan tekanan darah tinggi dan sebagian besar kasus hipertensi dapat
diobati,sehingga penurunan tekanan darah ke tingkat normal akan mencegah stroke (Sylvia &Lor
raine, 2015).
Hipertensi adalah masalah yang sering dijumpai pada pasien stroke, danmenetap setelah
serangan stroke. Hipertensi adalah faktor risiko stroke yang utama(Ikawati, 2011). Pasien
hipertensi yang tekanan darah >140/90 mmHg sebanyak 60-80% mengalami risiko stroke.
Hipertensi dikaitkan dengan stroke iskemik danstroke hemoragik (Donovan dkk., 2012).
Hipertensi pada stroke hemoragik bilatekanan darah tidak diturunkan dengan segera akan terjadi
hematoma (Qureshi dan Palesch, 2011). Hematoma apabila tidak ditangani dengan segera
akanmenyebabkan gejala yang tidak nyaman antara lain: sakit
kepala,kebingungan, pusing, mual dan muntah, ngantuk berlebihan, kelemahan, apatis, kejang,ke
hilangan kesadaran bahkan sampai koma. Hematoma yang semakin besar menyebabkan gejala
yang tidak nyaman juga akan meningkat (aminoff dan josephsonn,2014).
Oleh karena angka kejadian yang semakin meningkat setiap tahunnya. Makalah ini menjadi
perhatian serius bagi pemerintah indonesia terutama Departemen Kesehatan dan instansi lain
yang terkait, begitupun peran dunia Pendidikan.

B.TUJUAN
1.Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke hemoragik di
ruang azalea Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
2.Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan yang meliputi Pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, Implementasi dan evaluasi pada pasien dengan stroke hemoragik di
Ruangan Azalea Rumah sakit Hasan Sadikin Bandung.

Daftar pustaka

Soepardjo. 2019. Sekilas Tentang Stroke.Yayasan stroke Indonesia. Edisi November 2009.

Sudoyo, A. W dkk. 2016. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. FK-UI.Jakarta.
Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam FK-UI.Susilo.

Hendro, 2012, Simposium Stroke, Patofisiologi Dan Penanganan Stroke, SuatuPendekatan Baru
Millenium III, Bangkalan.

Utami, I. M. 2014. Gambaran Faktor - Faktor Risiko Yang Terdapat Pada Penderita Stroke Di
Rsud Kabupaten Kudus Tahun 2012. (http: //skripsifkm.undip.ac.id/index.php

Anda mungkin juga menyukai